Anda di halaman 1dari 3

Nama : Bisma Harish Sofwan

NIM : 23040674277

Kelas : 2023F

Tugas : Resume Pengantar Administrasi Publik Pertemuan ke-6

Peran dan Karakteristik Normatif Serta Empris Administrasi Negara/Publik

• Robert Presthus (1975)

“Public Administration is concerned with the instutional framework of governmen, its


socio-economic and political milieu, and the behavior of individuals who man the bureaucratic
machine”

• Levine et al. (1990)

“Issues of public administration can be arrayed on a continuum that runs from macro to
micro”

→ Administrasi Negara yang Tradisional berdasarkan Asumsi:

• Bersikap netral, profesional, ditangani oleh pegawai negeri sipil yang kompeten dan spesialis

• Dibawah kendali chief executive

• Mematuhi kenginan badan legislatif

• Dibawah pengawasan badan legislatif

→ Siapa yang terlibat dalam proses administrasi publik?

Dalam administrasi publik (di dalam negara yang demokratis) yang terlibat tidak hanya
administratortetapi juga banyak pihak lain yang berpentingan baik secara langsung maupun
secara tidak langsung.

→ Karakteristik Normatif AN/AP


• Karakteristik normatif AP berfokus pada apa yang harus dilakukan oleh para praktisi dan yang
harus dipelajari oleh para teoritis administrasi publik

• Bertolak pada pemahaman tentang kausalitas tersebut maka secara normatif mencoba
mengembagkan tindakan-tindakan yang seharusnya dilakukan oleh para administrator/dipelajari
oleh para teoritis administrasi publik

• Karakteristik normatif dalam kajian AP dapat dibuktikan dari menguatnya teori normatif, atau
nilai-nilai yang menjadi tujuan AP, dimana teori normatif bertujuan menjelaskan situasi
administrasi masa mendatang secara prospektif.

• Termasuk dalam teori ini adalah pernataan atau penjelasan-penjelasan yang besifat utopia yaitu
suatu cita-cita yang sanagt idealistis

Karakteristik normatis AP menjadi alternatif keputusan yang seharusnya diambil oleh


penyelenggara administrasi negara dan yang apa seharusnya dikaji dan dianjurkan kepada para
pelaksana kebijakan

→ ASPEK normatif juga dapat dikembangkan dengan merumuskan kriteria-kriteria


normatif yang lebih spesifik seperti efisiensi, efektivitas, responsivitas, akutabilitas,
demokrasi, dan sebagainya.

• Sehingga memberi rekomendasi ke arah mana suatu realitas harus dikembangkan atau perlu
dirubah denan menawarkan kriteria-kriteria normatif tertentu.

• Kriteria-kriteria normatif dalam teori administrasi sering kali terkesan ambisius. Kontradikif
dan relatif (dibatasi ruang dan waktu). Namun teori normatif tetaplah penting karena kemajuan
adinistrasi negara akan lebih terarahbila terlebih dahulu ditentukan krieria yang tepat untuk
mengukur kemajuan tersebut.

→ Karakteristik empiris ilmu Administrasi negara/publik

Empiris adalah suatu doktrin filsafat yang menekankan peranan pengalaman dalam
memperoleh pengetahuan dan mengecilkan peranan akal. Istilah emperis di ambil bahasa Yunani
emperia yang berarti coba-coba atau pengalaman.
Empiris membicarakan tentang data-data yang diperoleh lewat observasi dengan
mengadakan analisis tentang data-data empiris yaitu dengan pendekatan teori dan metodologi,
yang mendatangkan atau menghasilkan temuan-temuan. Empirisme berpendapat bahwa
pengetahuan tentang kebenaran yang sempurna tidak diperoleh melalui akal, melainkan di
peroleh atau bersumber dari panca indera manusia, yaitu mata, lidah, telinga, kulit dan hidung.
Dengan kata lain, kebenaran adalah sesuatu yang sesuai dengan pengalaman manusia.

Ajaran-ajaran pokok empirisme yaitu:

1. Pandangan bahwa semua ide atau gagasan merupakan abstraksi yang dibentuk dengan
menggabungkan apa yang dialami.

2. Pengalaman inderawi adalah satu-satunya sumber pengetahuan, dan bukan akal atau
rasio.

3. Semua yang kita ketahui pada akhirnya bergantung pada data inderawi.

4. Semua pengetahuan turun secara langsung, atau di simpulkan secara tidak langsung
dari data inderawi (kecuali beberapa kebenaran difisional logika dan matematika)

5. Akal budi sendiri tidak dapat memberikan kita pengetahuan tentang realitas tanpa
acuan pada pengalaman inderawi dan penggunaan panca indera kita. Akal budi (normatif)
mendapat tugas untuk mengolah bahan-bahan yang diperoleh dari pengalaman

6. Empirisme sebagai filsafat pengalaman, mengakui bahwa pengalaman sebagai satu-


satunya sumber pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai