Anda di halaman 1dari 2

NAMA : IDA AYU DIAH JENAKI

NIM : 2102541004

LECTURE 3 : GANGGUAN KULIT OLEH KARENA INFEKSI


Self Assessment
1. Jelaskan lebih rinci mengenai efloresensi kulit yang terjadi pada masing-masing
penyakit tersebut (Cellulitis)
2. Jelaskan gejala penyerta apa yang mungkin terjadi pada penyakit tersebut dan apa peran
fisioterapis dalam penatalaksanaannya (pada kasus 1) (Kusta)

Jawaban
1. Cellulitis merupakan inflamasi akut dari dermis dan jaringan subcutaneous yang
bernanah, menyebar luas melalui space jaringan. Selulitis biasanya muncul sebagai
daerah eritematosa yang tdk berbatas tegas, hangat, disertai edema dan nyeri tekan pada
palpasi. Selulitis relatif umum, dan paling sering terjadi pada orang dewasa paruh baya
dan lebih tua.

Gejala khas termasuk eritema akut tdk berbatas dan menyebar bersama dengan rasa
sakit, bengkak, dan hangat pada ekstremitas tetapi dapat terjadi pada area kulit atau
jaringan subkutan. Ditandai juga dengan nyeri tekan serta kadang-kadang muncul
nodul. Gejala dapat berupa demam, mual, muntah, dan rasa kaku. Gambaran lain
termasuk dilatasi proksimal dan edema limfatik kulit dan pembentukan bula. Selulitis
terutama memiliki presentasi unilateral, paling sering di ekstremitas bawah.

2. Berdasarkan kasus pasien mengalami penyakit kusta adalah penyakit kronik yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium Leprae yang pertama kali menyerang susunan
saraf tepi, selanjutnya dapat menyerang kulit, mukosa (mulut), saluran pernafasan
bagian atas, sistem retikuloendotelial, mata, otot, tulang dan testis. Reaksi kusta adalah
episode akut dari penyakit kusta dengan gejala konstitusi, aktivasi dan atau timbul
efloresensi baru di kulit.
Gejala penyerta
Gejala yang timbul yaitu, adanya bercak pada kulit, berwarna putih dan tidak
terasa atau berbenjol-benjol, bila saraf terserang, maka akan hilanglah rasa nyeri, panas,
dingin, jika terjadi luka maka penderita tidak akan terasa sakit sehingga dapat
berkelanjutan menyerang tulang sehingga terjadi pelepasan, terjadi gangguan
vaskularisasi (gangguan dalam peredaran darah), gerakan anggota bahan, lengan dan
kaki terganggu, dapat menimbulkan kecacatan, dan lepra juga dapat menyerang mata,
sehingga menimbulkan kebutaan.
Pemeriksaan Fisioterapis
• Peran fisioterapi yaitu melihat apakah terdapat gangguan motor function dan
sensory integration yang berkaitan dengan leprosy, dan juga melihat dari hasil
assesment dari dampak yang ditimbulkan oleh Leprosy. Selain itu perlu
mendiagnosis sensation, luka, kontraktur, amputasi-mutilasi, gangguan gait-jalan.
• Loss sensation :
o Sepatu khusus – Total contact
• Luka
o Steril – UV
o Merangsang granulasi – US
• Kontraktur
o Exercise
o Splinting
• Amputasi
o Prothese – seluruh permukaan stump tersanggah
• Gait
o Gait analysis
o Gait training
• ADL

Anda mungkin juga menyukai