Anda di halaman 1dari 2

Reaksi kusta tipe II (Erythema Nodosum Leprosum / ENL)

Reaksi kusta tipe II sering terjadi pada penderita kusta tipe MB dan merupakan respon
imun humoral karena tingginya respons imun humoral penderita. Pada kusta tipe MB, reaksi
kusta banyak terjadi setelah pengobatan. Kompleks imun dapat beredar dalam sirkulasi darah
dan mengendap pada organ kulit, saraf, limfonodus dan testis. Diagnosis ENL diperoleh
dengan pemeriksaan klinik maupun histologi. Secara mikroskopis spesimen ENL
digolongkan menjadi 3 bagian mengikuti lokasi peradangan utama yaitu : klasikal (subkutis),
kulit dalam, dan permukaan.
Gejala ENL bisa dilihat pada perubahan lesi kulit berupa nodul kemerahan yang
multiple, mengkilap, tampak berupa nodul atau plakat, ukurannya pada umumnya kecil,
terdistribusi bilateral dan simetris, terutama di daerah tungkai bawah, wajah, lengan dan paha,
serta dapat pula muncul di hampir seluruh bagian tubuh kecuali daerah kepala yang
berambut, aksila, lipatan paha dan daerah perineum. Selain itu didapatkan nyeri, pustulasi dan
ulserasi juga disertai gejala sistematik seperti demam, malaise, nyeri sendi, nyeri otot dan
mata, neuritis, gangguan fungsi saraf, gangguan konstitusi dan komplikasi pada organ tubuh
lainnya. Bila mengenai organ lain dapat menimbulkan gejala seperti iridosiklitis, neuritis
akut, limfadenitis, arthritis, orkitis, dan nefritis yang akut dengan adanya proteinuria. Ia juga dapat disertai
gejala konstitusi dari ringan sampai berat yang dapat diterangkan secara imunologik pula. Lama perjalanan
ENL dapat berlangsung 3 minggu atau lebih, kadang lebih lama.

Gambar contoh-contoh reaksi ENL


Menurut beratnya reaksi Beratnya reaksi tipe II dapat dibedakan menjadi reaksi
ringan dan berat Perbedaan reaksi tipe II ringan dan berat dapat dilihat pada tabel berikut

Nyeri neuritik yang hebat dan perubahan yang cepat dari kerusakan saraf perifer yang
menghasilkan claw hand atau drop foot. Kerusakan mata pada kusta dapat primer dan sekunder.
Primer mengakibatkan alopesia pada alis mata dan bulu mata, juga dapat mendesak jaringan
mata lainnya. Sekunder disebabkan oleh rusaknya N.fasialis yang dapat membuat paralisis
N.orbitkularis palpebrarum sebagian atau seluruhnya, mengakibatkan lagoftalmus
yang selanjutnya, menyebabkan kerusakan bagian bagian mata lainnya. Secara
sendirian atau bersama sama akan menyebabkan kebutaan.
Fenomena lucio merupakan reaksi kusta yang sangat berat yang terjadi pada kusta tipe
lepromatosa non nodular difus. Gambaran klinis berupa plak atau infiltrate difus, berwarna
merah muda, bentuk tidak teratur dan terasa nyeri. Lesi terutama di ekstermitas, kemudian
meluas keseluruh tubuh. Lesi yang berat tampak lebih eritematous disertai purpur, bula
kemudian dengan cepat terjadi nekrosis serta ulserasi yang nyeri. Lesi lambat menyembuh
dan akhirnya terbentuk jaringan parut.

Anda mungkin juga menyukai