Anda di halaman 1dari 10

METABOLISME

Metabolisme tubuh adalah sistem terpadu yang mencakup metabolisme


karbohidrat, lipid, dan protein. Dalam kondisi puasa, tubuh menggabungkan
metabolisme ini untuk menghasilkan energi. Karbohidrat pertama kali digunakan
setelah sahur, kemudian glikogen disimpan di hati dan otot. Saat glikogen habis,
tubuh beralih ke lemak dan, dalam keadaan kelaparan yang parah, protein otot
digunakan sebagai sumber energi. Hormon seperti insulin dan glukagon mengatur
jalur metabolisme berdasarkan kebutuhan tubuh.

Metabolisme adalah serangkaian reaksi kimia dalam sel yang menghasilkan


energi dan mendukung fungsi organ tubuh, termasuk pencernaan, pernapasan, dan
perbaikan sel. Tingkat metabolisme berpengaruh pada pembakaran kalori dan
berat badan. Semakin cepat metabolisme, semakin cepat pembakaran kalori.

A. Katabolisme
Katabolisme adalah proses pemecahan nutrisi dari makanan menjadi gula,
asam amino, dan asam lemak, yang kemudian digunakan sebagai sumber
energi oleh tubuh melalui glikolisis.
B. Anabolisme
Anabolisme adalah proses tubuh memperbarui sel dan memperbaiki
dengan menggunakan energi dari katabolisme. Kelebihan kalori disimpan
sebagai lemak jika asupan melebihi kebutuhan.

Keseimbangan energi terjadi saat asupan energi dari makanan sebanding dengan
penggunaan energi melalui aktivitas fisik. Asupan energi berlebihan menyebabkan
penumpukan lemak dan obesitas, sedangkan penggunaan energi berlebihan dapat
menyebabkan kekurangan berat badan. Faktor-faktor yang memengaruhi
keseimbangan energi termasuk intensitas dan durasi aktivitas fisik.

Kalori adalah energi yang dibutuhkan tubuh untuk beraktivitas. Tubuh


memerlukan kalori untuk berfungsi dengan baik. Terlalu banyak karbohidrat,
khususnya nasi, dapat meningkatkan kadar gula darah dan berisiko diabetes.
Karbohidrat terbagi menjadi gula, pati, dan serat. Laki-laki biasanya memerlukan
2.000-3.000 kalori per hari, sedangkan perempuan membutuhkan sekitar 1.600-
2.400 kalori per hari. Karbohidrat seharusnya menjadi 45-65% dari total asupan
kalori harian. Anda perlu membaca label pada kemasan makanan untuk
memahami komposisi kalori dalam karbohidrat, protein, dan lemak. Misalnya, 1
gram karbohidrat mengandung 4 kalori, 1 gram protein mengandung 4 kalori, dan
1 gram lemak mengandung 9 kalori.

Karbohidrat adalah sumber energi utama untuk tubuh, menghasilkan 4 kalori per
gram. Kebutuhan kalori manusia rata-rata adalah 1.200-2.000 kalori, dan 45-60%
kalori tersebut seharusnya berasal dari karbohidrat. Namun, di Indonesia, rata-rata
konsumsi karbohidrat mencapai 70-80%, yang dapat menyebabkan penimbunan
lemak. Karbohidrat memiliki Indeks Glikemik (IG) yang menunjukkan
pengaruhnya terhadap gula darah. Karbohidrat dengan IG tinggi, seperti roti,
jagung, dan kentang, dapat meningkatkan gula darah lebih cepat. Sebaliknya,
karbohidrat dengan IG rendah, seperti gandum dan beras merah, memberi rasa
kenyang lebih lama dan dapat membantu mengontrol nafsu makan.

Protein penting untuk pertumbuhan, penyembuhan luka, regenerasi sel, produksi


enzim, hormon, dan sumber energi. Ada protein hewani dari daging, susu, dan
telur, serta protein nabati dari kacang-kacangan. Protein hewani mengandung
lebih banyak asam amino esensial daripada protein nabati. Berat protein dalam
tubuh manusia sekitar 1/6 dari berat badan, merupakan komponen terbesar kedua
setelah air. Manusia membutuhkan sekitar 1 gram kalori untuk setiap 1 kg berat
badan per hari, dengan 1 gram protein menghasilkan 4 kalori. Untuk
memaksimalkan asupan protein, sebaiknya hindari memasak dengan suhu tinggi
dan minyak berlebihan, serta pilih metode memanggang atau mengukus makanan
berprotein.

Lemak adalah cadangan energi, melindungi organ, menjaga kesehatan kulit,


rambut, suhu tubuh, melarutkan vitamin A, D, E, K, dan mendukung metabolisme.
Satu gram lemak menghasilkan sekitar 90 kalori. Kebutuhan lemak sekitar 20%-
30% dari total kalori. Lemak baik (unsaturated fat) ditemukan pada kacang, ikan
salmon, kenari, dan alpukat, sementara lemak jahat (saturated dan trans fat) ada
dalam daging dan makanan digoreng. Konsumsi lemak sehari tidak boleh
melebihi 35% dari total kalori, dan lemak yang baik perlu diutamakan untuk
menjaga kesehatan.

BMR (Basal Metabolic Rate) adalah kebutuhan energi minimum tubuh untuk
fungsi vital. BMR berbeda untuk setiap orang, dipengaruhi oleh faktor fisik dan
lingkungan. Pada wanita hamil, BMR bisa meningkat 15-20% terutama pada
triwulan terakhir. Selama kehamilan, terjadi perubahan dalam keseimbangan asam
basa dan peningkatan kebutuhan protein untuk pertumbuhan janin dan persiapan
laktasi.

KESEIMBANGAN CAIRAN ELEKTROLIT

Tubuh manusia terdiri sebagian besar dari air, dengan komposisi air dalam tubuh
dewasa sekitar 60%. Bayi dan anak-anak memiliki lebih tinggi, 70-80%.
Keseimbangan cairan dan elektrolit sangat penting untuk menjaga kesehatan
tubuh. Cairan dan elektrolit masuk ke tubuh melalui makanan, minuman, dan
cairan intravena. Gangguan keseimbangan cairan atau elektrolit bisa
mengakibatkan masalah seperti dehidrasi, gangguan natrium, kalium, atau
kalsium. Ini adalah bagian vital dari fisiologi homeostasis.

Keseimbangan Cairan Tubuh


Tubuh manusia terdiri sebagian besar dari air, dan keberadaan air dalam tubuh
sangat penting untuk mempertahankan keseimbangan dan fungsi normal sel.
Jumlah air dalam tubuh bervariasi berdasarkan jenis kelamin, usia, dan komposisi
tubuh, tetapi pada orang dewasa, sekitar 60% berat badan adalah air. Sebagian
besar air terdapat dalam sel-sel otot dan organ-organ dalam tubuh. Wanita
cenderung memiliki lebih sedikit air dalam tubuh dibandingkan dengan laki-laki
karena lebih banyak lemak dalam tubuh mereka, yang memiliki sedikit air. Bayi
baru lahir memiliki persentase tertinggi air dalam tubuh, sekitar 75% dari berat
badan total mereka, yang kemudian turun menjadi sekitar 60% ketika mereka
tumbuh dewasa.

Cairan Tubuh
Total body water (TBW) dalam tubuh bergantung pada faktor usia, berat badan,
jenis kelamin, dan tingkat obesitas. Bayi memiliki sekitar 80% berat badan dalam
bentuk air karena pertumbuhan cepat dan tingginya metabolisme mereka. Pada
orang dewasa, TBW adalah sekitar 60% berat badan untuk laki-laki muda dan
50% untuk perempuan muda. Total body water pada perempuan cenderung lebih
sedikit karena lemak subkutannya memiliki sedikit air. Obesitas dapat mengurangi
TBW menjadi sekitar 25-30% dari berat badan. Pada orang di atas 65 tahun, TBW
mungkin mencapai 40-50% berat badan. TBW terdistribusi di sebagian besar
dalam otot, kulit, organ, dan darah. Bayi, lansia, dan orang obesitas lebih rentan
terhadap kehilangan air seperti melalui berkeringat, demam, diare, dan muntah.

Komposisi Kompartemen Cairan


Cairan ekstrasel (CES) adalah cairan di antara sel yang mendukung fungsi sel
dengan menyediakan oksigen dan nutrisi serta menghilangkan sisa metabolisme.
Cairan ini bergerak melalui darah dan jaringan tubuh. Plasma darah dan cairan
interstisial dalam CES memiliki komposisi ion yang mirip, tetapi plasma
mengandung lebih banyak protein.

Cairan intrasel (CIS) adalah cairan yang ada di dalam sel. Perubahan volume
cairan intraselular dikendalikan oleh membran sel yang permeabel terhadap air
dan molekul tertentu. Pompa natrium-kalium yang bergantung pada ATP
menghasilkan gradien ion natrium dan kalium, sehingga ion kalium
berkonsentrasi tinggi dalam sel. Selain itu, konsentrasi protein dalam sel juga
tinggi.

Pergerakan cairan antar kompartemen tubuh melibatkan distribusi air dalam dan
di luar sel. Tekanan osmotik, yang terkait dengan konsentrasi zat terlarut total,
memengaruhi pergerakan air antara sel dan cairan ekstrasel (CES). Pergerakan air
normalnya terjadi tanpa penarikan atau pengeluaran yang signifikan.

Antara plasma dan cairan interstisial, pergerakan cairan terjadi melalui kapiler,
diatur oleh tekanan hidrostatik dan osmotik, seperti yang dijelaskan dalam
hipotesis Starling-Landis. Perbedaan tekanan ini membantu menjaga volume
plasma dan sirkulasi cairan jaringan secara kontinu.

Protein dalam plasma memiliki berat molekul yang besar, sehingga mereka tidak
dapat meninggalkan ruang intravaskular, menciptakan tekanan osmotik efektif
yang menjaga pergerakan cairan antara plasma dan cairan ekstraselular
interstisial.

Pergerakan air dan elektrolit terjadi di daerah arteriola-kapiler-venula, di mana


pertukaran zat dinamis terjadi melalui kapiler. Sistem pembuluh darah berfungsi
untuk mengangkut zat yang diperlukan oleh sel dan mengeluarkan zat sisa
metabolisme dari tubuh. Ini merupakan proses dinamis yang melibatkan berbagai
zat.

Tubuh memiliki dua kompartemen utama untuk cairan:

1. Cairan intraselular (CIS) adalah cairan yang berada di dalam sel tubuh. Ini
sekitar 40% dari total cairan tubuh dan ada di dalam miliaran sel tubuh.

2. Cairan ekstraselular (CES) terdiri dari seluruh cairan tubuh di luar sel. Ini
mencakup:
- Cairan interstisial, yang berada di antara sel-sel jaringan.
- Plasma, yang ada dalam pembuluh darah.
- Cairan limfe, yang ada dalam sistem limfatik.
- Cairan transselular, yang berada di tempat-tempat seperti cairan
serebrospinalis atau cairan dalam mata.
Cairan ekstraseluler juga disebut sebagai lingkungan internal tubuh, dan
komposisinya diatur dengan cermat untuk mendukung fungsi sel. Sel mengambil
nutrisi dan oksigen serta membuang sisa metabolisme mereka melalui cairan
ekstraseluler. Homeostasis adalah mekanisme yang menjaga kestabilan
lingkungan ini agar sel-sel tetap hidup dengan baik.

Homeostasis cairan tubuh adalah upaya tubuh untuk menjaga keseimbangan


lingkungan sel dengan mengatur masukan dan keluaran air. Air dapat diperoleh
melalui minum dan makanan, serta proses kehilangan air terjadi melalui empat
cara: urin, ekspirasi udara dari paru-paru, feses, dan keringat.

Pusat minum di otak mengatur rasa haus dan kebiasaan minum. Tubuh kehilangan
air melalui urine, pernapasan, feses, dan keringat, dengan ginjal memiliki
kehilangan air terbesar. Hormon antidiuretik (ADH) mengatur reabsorpsi air dari
ginjal dan jumlah urin yang diekskresikan, membantu menjaga keseimbangan
cairan.

Keseimbangan elektrolit adalah penting dalam mengatur keseimbangan cairan


tubuh. Beberapa elektrolit utama dalam tubuh termasuk natrium, kalium, kalsium,
magnesium, fosfor, klorida, dan bikarbonat. Keseimbangan elektrolit
memengaruhi fungsi sel, regulasi asam basa, dan berperan dalam perpindahan
cairan.

1. Natrium (Na) adalah kation utama dalam cairan ekstraseluler dan berperan
dalam keseimbangan air, hantaran impuls saraf, dan kontraksi otot. Konsentrasi
normal natrium adalah 135-148 mEq/L.

2. Kalium (K) utamanya ada dalam cairan intrasel dan memengaruhi fungsi sel.
Konsentrasi normal kalium adalah 3,5-5,5 mEq/L.
3. Kalsium (Ca) berperan dalam pembentukan tulang dan gigi, serta terlibat dalam
regulasi neuro-muskular dan fungsi jantung. Konsentrasi normal kalsium adalah
8,5-10,5 mg/dL.

4. Magnesium (Mg) berperan dalam metabolisme sel, sintesis DNA, dan fungsi
jantung. Sumber magnesium adalah makanan seperti sayuran hijau. Konsentrasi
magnesium dipengaruhi oleh vitamin D dan hormon paratiroid.

5. Fosfor (PO) penting dalam metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat, serta
berhubungan dengan regulasi asam basa dan kalsium. Konsentrasi fosfor
berkaitan dengan kadar kalsium dan pengaturan oleh hormon paratiroid.

6. Klorida (Cl) adalah anion utama dalam cairan ekstraseluler dan berperan dalam
regulasi asam basa, volume darah, dan bufer pertukaran oksigen.

7. Bikarbonat (HCO3) hadir di cairan intrasel dan ekstrasel, berperan dalam


regulasi asam basa. Bikarbonat juga diatur oleh ginjal.

Osmosis adalah pergerakan molekul pelarut melalui membran ke daerah dengan


konsentrasi zat pelarut yang lebih tinggi, disebabkan oleh tekanan osmotik.
Tekanan osmotik adalah daya dorong air yang dihasilkan oleh partikel-partikel zat
terlarut di dalam larutan. Gerakan pelarut ini tidak melalui membran. Osmolitas
mengukur konsentrasi berdasarkan jumlah partikel, bukan massa, dan
memengaruhi kompartemen cairan dalam tubuh, seperti intraseluler dan
ekstraseluler. Tekanan osmotik membantu mengatur volume kalium, natrium, dan
protein plasma dalam berbagai kompartemen tubuh. Gerakan air terjadi secara
difusi dari daerah dengan konsentrasi zat terlarut rendah ke daerah dengan
konsentrasi tinggi. Tekanan osmotik adalah tekanan yang diperlukan untuk
menghentikan aliran air dalam osmosis.

1. Osmosis dan Tekanan Osmotik: Osmosis adalah gerakan air dari daerah dengan
konsentrasi zat terlarut rendah ke daerah dengan konsentrasi zat terlarut tinggi
melalui membran semipermeabel. Tekanan osmotik adalah tekanan yang
ditimbulkan oleh partikel zat terlarut dalam larutan. Keseimbangan osmotik
penting dalam menjaga volume sel.

2. Difusi: Difusi adalah pergerakan molekul atau ion dari daerah berkonsentrasi
tinggi ke daerah berkonsentrasi rendah, mengikuti gradien konsentrasi. Difusi
melalui membran sel dapat terjadi secara sederhana tanpa melibatkan protein
pembawa atau dengan bantuan protein pembawa.

3. Filtrasi: Filtrasi adalah peristiwa dimana cairan melewati membran atau


penyekat karena perbedaan tekanan hidrostatik di kedua sisinya. Molekul kecil
dapat melewati pori-pori membran, sedangkan yang lebih besar akan tertahan.

4. Kohesi Pelarut: Kohesi pelarut adalah gaya yang membuat pelarut menarik
molekul zat terlarut ketika bergerak dalam satu arah. Ini terjadi dalam aliran
massa cairan.

5. Kelainan Keseimbangan Cairan Elektrolit: Kelainan termasuk dehidrasi


(kehilangan terlalu banyak air dan elektrolit), overhidrasi (kelebihan cairan), dan
edema (bengkak) yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti tekanan
hidrostatik, permeabilitas kapiler, dan retensi natrium dan air oleh ginjal.

Edema adalah penumpukan cairan di dalam cairan interstitiel di atas jumlah yang
biasa, dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:

1. Tekanan darah kapiler yang meningkat: Ini bisa terjadi karena vena terbendung
atau arteriola berdilatasi, yang mengakibatkan darah diperas ke dalam jaringan
interstisial.

2. Berkurangnya jumlah protein plasma: Jika jumlah protein plasma berkurang,


tekanan osmotik koloid plasma juga menurun, yang menggeser keseimbangan
cairan ke arah jaringan.
3. Bendungan aliran limfe: Ketika aliran limfe terhambat, molekul besar seperti
protein yang lolos ke jaringan tidak dapat kembali dengan efisien, menyebabkan
penumpukan.

4. Pemeabilitas kapiler yang meningkat: Jika dinding kapiler menjadi sangat


permeabel, cairan dan molekul dapat bocor ke dalam jaringan dengan mudah.

5. Ginjal gagal membuang air: Gagal ginjal bisa menyebabkan penumpukan air
dalam tubuh karena ginjal tidak dapat membuang air dengan baik.

Edema dapat memiliki efek klinis, seperti pembengkakan di area yang terkena.
Edema paru juga bisa terjadi jika cairan terkumpul di paru-paru, yang bisa sangat
berbahaya. Terapi diuretik (obat yang meningkatkan pengeluaran air) bisa
digunakan untuk mengatasi edema tergantung pada penyebabnya.

Keseimbangan asam-basa adalah upaya tubuh untuk menjaga kadar ion hidrogen
pada tingkat yang tepat. Asam dapat dihasilkan dalam metabolisme normal, dan
keseimbangan asam-basa adalah penting untuk fungsi seluler yang sehat.

Ada dua kondisi utama dalam gangguan keseimbangan asam-basa:


1. Asidosis: Ini terjadi ketika pH darah menurun karena peningkatan ion hidrogen
dalam darah. Asidosis dapat bersifat metabolik (terkait dengan masalah
metabolisme tubuh) atau respiratorik (terkait dengan pernapasan yang tidak
memadai).

2. Alkalosis: Ini terjadi ketika pH darah meningkat karena penurunan ion hidrogen
dalam darah. Alkalosis juga bisa bersifat metabolik atau respiratorik.

Keseimbangan asam-basa adalah kunci untuk menjaga fungsi tubuh yang optimal,
dan gangguan dalam keseimbangan ini dapat memiliki konsekuensi klinis yang
signifikan. Dalam beberapa kasus, terapi medis mungkin diperlukan untuk
mengatasi masalah keseimbangan asam-basa.

Anda mungkin juga menyukai