Anda di halaman 1dari 5

PELATIHAN DASAR CPNS ANGKATAN LXXX TAHUN 2022

AGENDA I
WAWASAN KEBANGSAAN

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
AULIA SARASWATY NIP. 198808112022032007
ELOK PERMATASARI NIP. 198707072022032009
KOHERISTA GRATIA LIUFETO NIP. 199011222022041003
PUTU AYI MULIANI NIP. 199306232022032016

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI
SEPTEMBER, 2022
EKSPLORASI VIDEO TENTANG WAWASAN KEBANGSAAN

1. KETERANGAN VIDEO
Judul Video : Sepeda Tolerasi
Durasi : 4 menit, 38 detik
Channel : Kanse Production
Link Video : https://youtu.be/cAbHLfUFpFU

2. RINGKASAN ISI VIDEO


Film pendek berjudul “Sepeda Toleransi” menceritakan tentang persahabatan dua anak
laki laki yang berbeda keyakinan. Mereka saling melengkapi dan menghargai keyakinan
masing-masing. Contohnya ketika si Novan (Islam) ingin melaksanakan sholat Jumat, si
Noval (Kristen) meminjamkan sepedanya kepada si Novan agar dapat sampai ke mesjid
tepat waktu. Sebaliknya, Ketika si anak Novan mengajak main Noval di hari Minggu, dia
memilih bermain di sore hari karena pada pagi hari Noval ke gereja untuk beribadah. Jadi,
film pendek ini mengajarkan bagaimana menanamkan toleransi sejak dini agar saling
menghargai yang namanya perbedaan.

3. KETERKAITAN ISI VIDEO DENGAN NILAI-NILAI WAWASAN KEBANGSAAN


Wawasan kebangsaan adalah konsepsi dan cara pandang yang dilandasi oleh
kesadaran diri sebagai warga dari suatu bangsa atau negara terhadap diri dan
lingkungannya dengan mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Cara pandang ini
juga termasuk dalam mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Setiap orang tentu memiliki rasa kebangsaan dan memiliki wawasan kebangsaan
dalam perasaan atau pikiran, paling tidak di dalam hati nuraninya. Rasa kebangsaan bisa
timbul dan terpendam secara berbeda dari orang perorang dengan naluri perjuangannya
masing-masing, tetapi bisa juga timbul dalam kelompok, yang berpotensi dahsyat dan
luar biasa dampaknya. Landasan munculnya rasa kebangsaan adalah pemahaman
terhadap seluruh konsensus dasar berbangsa dan bernegara, yaitu Pancasila, Undang-
Undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Keempat hal tersebut dapat melekat dalam setiap jiwa bangsa Indonesia yang memiliki
rasa cinta kepada bangsa dan negara Indonesia.
Film pendek yang bertajuk “Sepeda Toleransi”, mengimplementasi keempat
konsensus dasar berbangsa dan bernegara secara komprehensif dibalik video dengan
durasi singkat tersebut. Nilai-nilai Pancasila tercermin pada generasi bangsa sejak dini,
khususnya pada pengalaman sila 1 dalam Pancasila yang diwujudkan dengan Toleransi
antar umat beragama. Masyarakat Indonesia memiliki keragaman kepercayaan yang
dianut dan hal tersebut. Sebagaimana disebutkan dalam Sila 1, yaitu Ketuhanan yang
Maha Esa, bangsa Indonesia mengakui bahwa Tuhan yang Maha Esa adalah pencipta
alam semesta dan tidak memaksakan suatu agama kepada oranglain. Hal tersebut
sebagai wujud toleransi dalam beragama. Hal tersbut juga dijamin dalam UUD 45 pasal
29 yang menyatakan negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing, dan untuk beribadah menurut agamanya dan
kepercayaannya. Pada video pendek tersebut terlihat kedua anak yang saling memahami
bahwa sekalipun mereka berbeda kepercayaan dan agama yang dianut, bukan menjadi
penghalang untuk mereka tetap berteman dan bersama. Saling mendukung, menghargai
dan memberi kesempatan oranglain untuk beribadah menurut kepercayaannya
merupakan wujud pengamalan Pancasila dan UUD’45.
Selain itu, video tersebut juga sebagai cerminan nyata Bhinneka Tunggal Ika,
sekalipun berbeda, khususnya keyakinan dalam beragama, tidak menjadi penghalang
untuk tetap bersatu menjaga kerukunan dan tetap berpegangan tangan sebagai satu
jiwa, bangsa Indonesia. Anak-anak tersebut sudah memiliki wawasan kebangsaan dalam
diri mereka, hal ini timbul karena berada di lingkungan yang memiliki agama yang
beragam sehingga mereka saling memahami dan menghargai. Perilaku demikian yang
telah terpupuk sejak dini tentunya akan menjamin utuhnya Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Konsep kebangsaan yang akan membangun dan mengembangkan persatuan
dan kesatuan dapat dilakukan dengan cara merawat kemajemukan bangsa Indonesia
tercinta ini seperti yang terkandung dalan film“ Sepeda Toleransi”.

4. HIKMAH PEMBELAJARAN YANG DIPEROLEH


Setelah mereview video diatas, kami sebagai penulis bisa menyimpulkan bahwa
toleransi antar umat beragama sangatlah penting demi persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia. Saling menghargai dan menghormati perbedaan keyakinan setiap orang
sesuai dengan sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Perbedaan
keyakinan, ras, dan budaya sesungguhnya bukanlah halangan buat sesorang untuk
menjalin silaturahmi ataupun persahabatan dengan orang lain
Toleransi yang ditunjukkan Noval yaitu menolong Novan dengan memberikan
sepedanya agar tidak terlambat ke masjid untuk sholat jumat. Menolong teman tanpa
memandang perbedaan adalah hal yang sangat penting demi terjalinnya persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia. Selain itu, hal yang bisa kami petik dari video diatas ialah
menghargai waktu beribadah umat beragama lainnya. Terlihat dari anak yang beragama
Kristen (Noval) diajak main bola pada hari minggu pagi. Tetapi dia berhalangan karena
akan beribadah. Dengan berbesar hati Novan (Anak beragama islam) mengganti jadwal
bermain dari pagi ke sore hari agar Noval bisa beribadah dengan ibunya.
Kedua hal ini, sangat bermanfaat untuk ASN kedepannya. Karena dengan
menghargai dan menghormati perbedaan, diharapkan ASN dapat bekerja sama dengan
baik untuk mencapai tujuan bersama dari instansi dimana ASN bekerja.

5. HAL YANG DAPAT DITERAPKAN DALAM KEHIDUPAN DARI HIKMAH PEMBELAJARAN


YANG DIDAPATKAN
Berdasarkan hikmah pembelajaran tersebut, hal-hal yang dapat diterapkan dalam
kehidupan adalah sebisa mungkin mengajarkan sikap toleransi beragama sejak dini
kepada anak-anak yang ada di sekitar kita. Hal ini sangat diperlukan untuk memberantas
paham-paham radikalisme sejak dini karena akan lebih mudah menekan sifat-sifat radikal
ini jika kita tumbuhkan sikap toleransi dari usia anak-anak. Kita sebagai orang dewasa
juga harus dapat menerapkan sikap toleransi tersebut. Contohnya, berteman dengan
orang lain tanpa membedakan agama dan kepercayaan dan tidak menghalangi umat
agama lain untuk beribadah.
Selain menghargai perbedaan dalam agama, penerapan menghargai perbedaan ini
juga dapat diterapkan dalam menghargai perbedaan dalam berbagai hal, seperti
perbedaan pendapat, cara pandang, budaya, politik, dan lain sebagainya. Kita harus
selalu mengingat bahwa perbedaan akan selalu ada di dalam kehidupan kita. Maka dari
itu, sebisa mungkin kita harus dapat memupuk rasa menghargai perbedaan itu dalam diri
sendiri agar kehidupan kita menjadi lebih harmonis. Adanya sikap ini juga bisa
memberikan pembelajaran indahnya suatu perbedaan dalam kehidupan ini. Tentunya
adanya sikap ini antar sesama manusia dapat meminimalisir terjadinya perpecahan,
peperangan, permusuhan baik itu antar individu maupun antar kelompok.

SARAN
Indonesia dibangun diatas pondasi kemajemukan (ras, suku, bahasa, budaya,
agama maupun golongan yang sangat beragam), sehingga tidak heran jika bangsa
Indonesia termasuk salah satu negara yang sangat rentan terjadinya konflik yang terjadi
antar sesama warga negara Indonesia itu sendiri utamanya konflik yang membawa atas
dasar kepentingan suku, agama, ras dan antar golongan, yang biasanya kita kenal dengan
sebutan SARA. Jadi, setelah menonton video “Toleransi” maka kami dari kelompok 1
memberi beberapa saran untuk semua kalangan sebagai berikut:
a. Bagi seluruh orang tua di Indonesia sebaiknya mengajarkan nilai toleransi sejak
dini kepada anak anak;
b. Bagi ASN, sebaiknya menerapkan toleransi dan adil tanpa membeda-bedakan
agama, ras, budaya dan golongan tertentu dalam melakukan pelayanan publik.
c. Bagi masyarakat secara umum, sebaiknya bersama-sama menjaga persatuan
dan kesatuan bangsa Indonesia dengan cara menghormati perbedaan,
memelihara hak dan kewajiban beragama, mengutamakan NKRI, menggenggam
erat Bhineka Tunggal Ika (meskipun berbeda-beda tapi kita tetap satu).
Sehingga dengan mempertahankan dan meningkatkan toleransi antar umat beragama
sejak dini diharapkan dapat menumbuhkan generasi indonesia emas di tahun 2045.

Anda mungkin juga menyukai