Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan meningkatnya pendapatan masyarakat kota Ambon, beberapa
masyarakat memilih untuk membeli kendaraan pribadi. Beberapa alasan masyarakat
untuk mempunyai kendaraan pribadi, yaitu karena masalah kenyamanan dan privasi.
Tetapi kepemilikan kendaraan pribadi yang terlalu banyak juga menimbulkan kepadatan
lalu lintas serta masalah tempat parkir sehingga menyebabkan kemacetan lalu lintas.
Besarnya biaya sebagai modal untuk membeli kendaraan pribadi mengakibatkan tidak
semua orang dapat membeli kendaraan pribadi. namun apabila kendaraan tersebut
digunakan dan dirawat sebaik mungkin dalam jangka panjang maka pengguna lebih
diuntungkan dari transportasi umum. Waktu tempuh yang singkat serta kebebasan
menentukan tujuan dan harga relatif murah keamanan dan privasi cukup terjamin
apabila kita mengetahui batas dalam mengendara.

Efek buruk dari banyaknya kepemilikan kendaraan pribadi adalah semakin


banyaknya jumlah kendaraan maka dibutuhkan ruas jalan yang lebih besar sehingga
apabila ruas jalan tidak terpenuhi mengakibatkan kemacetan. Peralihan dari kendaraan
pribadi ke kendaraan umum merupakan salah satu solusi dalam mengurangi kemacetan
Transportasi umum konvensional adalah salah satu media transportasi yang digunakan
masyarakat secara bersama-sama dengan membayar tarif. Penggunaan transportasi
umum konvensional lebih menguntungkan karena harganya yang relatif murah. Di
samping itu, penggunaan transportasi umum konvensional membutuhkan waktu lebih
lama untuk sampai tujuan dan terkadang harus berdesakan dengan penumpang lain.
dalam penggunaan kendaraan umum masyarakat dihadapkan oleh berbagai keluhan
seperti semakin tidak nyamannya di dalam angkutan masih ada yang merokok,
membuang sampah sembarangan dan waktu menunggu penumpang lain untuk
kendaraan jalan masih sangat lama serta tidak amannya kendaraan umum terjadinya
penjambretan atau pencurian di dalam kendaraan umum. Kondisi ini mendorong
masyarakat memilih alternatif lain, salah satunya menggunakan transportasi online.
Transportasi umum konvesional dan transportasi umum online memilki keunggulan dan
kelemahan masing-masing.

1
Transportasi umum online adalah transportasi yang menggunakan aplikasi sebagai
penghubung antara pengguna dan pengemudi. Transportasi umum online memberikan
kemudahan kepada pelanggan karena supir akan menjemput pelanggan di tempat yang
telah ditetapkan tanpa harus berjalan di saat panas hujan. Pelanggan juga langsung
diantar sampai ke tempat tujuan. Di samping itu, penggunaan transportasi umum online
sangat bergantung pada jaringan internet, sehingga bila jaringan bermasalah pengguna
tidak bisa memesan jasa transportasi umum online.
Kriteria-kriteria yang mengalihkan penggunaan kendaraan umum perlu diketahui,
seperti keamanan, kenyamanan, biaya, waktu perjalanan, dan kemudahan. Hal ini akan
memengaruhi seseorang dalam memilih moda transportasi. Dari permasalahan yang
terjadi, maka penulis ingin mmengetahui kriteria-kriteria yang memengaruhi pemilihan
moda, berbagai alternatif dan kebijakan dapat dipertimbangkan untuk mengoptimalkan
sistem transportasi umum sehingga diambil judul penulisan yaitu “ Analisis Pemilihan
Moda Transportasi Umum Konvensional Dan Online Di Kelurahan Karang Panjang
Kota Ambon ”

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa saja kriteria pemilihan moda transportasi umum masyarakat karang panjang
kota Ambon

2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi masyarakat karang panjang kota Ambon


dalam memilih moda Transportasi umum

3. Faktor-faktor apa yang paling dominan dalam memilih moda Transportasi


umum di karang panjang kota Ambon

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui


1. Untuk mengetahui kriteria pemilihan moda transportasi umum masyarakat
karang panjang kota Ambon
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi masyarakat
karang panjang kota Ambon dalam memilih moda Transportasi umum

2
3. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang paling dominan dalam memilih
moda Transportasi umum di karang panjang kota Ambon
1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada peneliti


dan juga kepada pembaca mengenai kriteria yang mempengaruhi pemilihan moda
transportasi umum di kota Ambon serta bermanfaat untuk mengetahui
perkembangan yang ada dan nyata.

I.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti


berupa fakta- fakta temuan di lapangan dan meningkatkan daya, kritis dan analisis
penelitian sehingga memperoleh pengetahuan tambahan dari penelitian tersebut.
Khususnya penelitian ini dapat menjadi referensi penunjang yang diharapkan dan
dapat berguna bagi peneliti berikutnya.

1.5 Batasan Masalah

Agar penelitian lebih terarah, mudah dipahami dan topik yang dibahas tidak
meluas, maka perlu dilakukan pemabatasan lingkup penelitian. Adapun batas lingkup
penelitian ini yaitu :

1. penellitian dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang


mempengaruhi masyarakat karang panjang kota Ambon dalam memilih
moda Transportasi umum

2. Penelitian dilakukan untuk Mengetahui transportasi apa yang dipilih


berdasarkan beberapa kriteria, yaitu kriteria aman, nyaman, biaya, waktu,
dan kemudahan

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam mempelajari tuga akhir ini maka diperlukan


sistematika penulisan sebagai berikut:

3
BAB I : PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan


penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan yang diharapkan dapat memberikan gambaran secara umum
tentang tugas akhir ini.

BAB II : LANDASAN TEORI

Berisi tentang konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang digunakan


oleh peneliti sebelumnya untuk memecahkan masalah yang dirumuskan
dalam penelitiaan yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan acuan
bagi penelitian ini.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini mejelaskan tentang metodologi yangdigunakan dalam penelitian


yang meliputi : jenis penelitian, waktu dan lokasi penelitian.

4
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Minat

2.1.1. Pengertian Minat

Menurut Crow and Crow dikutip oleh Sulasih (2016: 84), menyatakan bahwa
minat bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong seseorang untuk
menghadapi atau berurusan dengan orang lain, benda, atau kegiatan itu sendiri.

Menurut Hurlock (2004:114), minat merupakan sumber motivasi yang


mendorong orang untuk melakukan sesuatu yang mereka inginkan bila mereka
bebas memilih. Bila mereka melihat bahwa sesuatu menguntungkan, mereka
merasa berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan
berkurang, minat pun berkurang. Setiap minat memuaskan suatu kebutuhan dalam
kehidupan anak, walaupun kebutuhan ini tidak segera tampak bagi orang dewasa.
Semakin kuat kebutuhan ini, semakin kuat dan bertahan pada minat tersebut.
Selanjutnya, semakin sering minat di ekspresikan dalam kegiatan semakin kuatlah
ia. Sebaliknya, minat akan padam bila tidak disalurkan. Dari beberapa definisi
diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah sumber motivasi yang mendorong
seseorang untuk melakukan sebuah aktivitas yang mereka inginkan.

2.1.2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Minat

Terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi minat manusia, baik dari
dalam individu maupun dari lingkungan masyarakat. Menurut Crow & Crow
dikutip oleh Soraya (2015:12) faktor- faktor yang mempengaruhi timbulnya minat
antara lain :

1). Faktor Kebutuhan Dari Dalam, timbul minat dalam diri seseorang dapat
didorong oleh kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang berhubungan
dengan jasmani dan kejiwaan.

5
2). Faktor Motif Sosial, timbulnya minat dalam diri seseorang dapat didorong
oleh motif sosial yaitu kebutuhan mendapatkan pengakuan, penghargaan
dari lingkungan dimana ia berada.

3). Faktor Emosional, faktor yang merupakan ukuran intensitas seseorang


dalam menaruh perhatian terhadap suatu kegiatan atau objek tertentu.
Selain itu menurut Reber dalam Soraya (2015:12)

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat adalah :

1). Faktor Internal, faktor internl adalah sesuatu yang membuat berminat yang
datangnya dari dalam diri seseorang. Faktor internal adalah pemusatan
perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan.

2). Faktor Eksternal, faktor eksternal adalah sesuatu yang membuat berminat
yang datangnya dari luar diri, seperti keluarga, rekan, tersedia prasarana
dan sarana atau fasilitas dan keadaan. Jadi berdasarkan pendapat yang
telah dipaparkan diatas faktor-faktor yang dapat mendorong minat
masyarakat adalah faktor dari dalam (Internal), faktor dari luar (Eksternal),
dan faktor emosional dari serang individu.

2.2 Pemilihan moda transportasi

Pemilihan moda transportasi Jika interaksi terjadi antara dua tata guna lahan di
suatu kota, seseorang akan memutuskan bagaimana interaksi tersebut harus
dilakukan. Dalam kebanyakan kasus, pilihan pertama adalah dengan menggunakan
telepon (atau pos) karena hal ini akan dapat menghindari terjadinya perjalanan. Akan
tetapi, sering interaksi mengharuskan terjadinya perjalanan. Dalam kasus
ini,keputusan harus ditentukan dalam hal pemilihan moda. Secara sederhana moda
berkaitan dengan jenis transportasi yang digunakan. Pilihan pertama biasanya
berjalan kaki atau menggunakan kendaraan. Jika menggunakan kendaraan,
pilihannya adalah kendaraan pribadi (sepeda, sepeda motor, mobil) atau angkutan
umum (bus, becak dan lain-lain). Jika angkutan umum yang digunakan, jenisnya
bermacam-macam − oplet, kereta api, becak, dan lain-lain. Dalam beberapa kasus,
mungkin terdapat sedikit pilihan atau tidak ada pilihan sama sekali. Orang miskin

6
mungkin tidak mampu membeli sepeda atau membayar biaya transportasi sehingga
mereka biasanya berjalan kaki. Sementara itu, keluarga berpenghasilan kecil yang
tidak mempunyai mobil atau sepeda motor biasanya menggunakan angkutan umum.
Selanjutnya, seandainya keluarga tersebut mempunyai sepeda, jika harus berpergian
jauh tentu menggunakan angkutan umum. Orang yang hanya mempunyai satu pilihan
moda saja disebut dengan captive terhadap moda tersebut. Jika terdapat lebih dari
satu moda, moda yang dipilih biasanya yang mempunyai rute terpendek, tercepat,
atau termurah, atau kombinasi dari ketiganya. Faktor lain yang mempengaruhi adalah
ketidaknyamanan dan keselamatan. Hal seperti ini harus dipertimbangkan dalam
pemilihan moda.

2.3 Model Pemilihan Moda Transportasi

Menurut Tamin (2000:227) faktor- faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan


moda ini dapat dikelompokkan menjadi tiga, sebagaimana dijelasakan berikut ini :

1). Faktor Pengguna Jalan

a).Ketersediaan atau kepemilikan kendaraan pribadi

b). Kepemilikan Surat Ijin Mengemudi (SIM)

c). Struktur rumah tangga (pasangan muda, keluarga dengan anak, pensiun,
bujangan, dll).

d). Pendapatan, semakin tinggi pendapatan akan semakin besar peluang


menggunakan kendaraan pribadi.

e). Faktor lain seperti mengantar anak sekolah.

2). Faktor Pergerakan

a).Tujuan Pergerakan

Contohnya, pergerakan ke tempat kerja di negara maju biasanya lebih


mudah dengan memakai angkutan umum karena ketepatan waktu dan
tingkat pelayanannya sangat baik dan ongkosnya relative lebih murah
dibandingkan dengan angkutan pribadi (mobil). Akan tetapi, hal yang

7
sebaliknya terjadi di negara berkembang, orang masih tetap menggunakan
mobil pribadi ke tempat kerja, meskipun lebih mahal, karena ketepatan
waktu, kenyamanan,dan lainnya yang tidak dapat dipenuhi angkutan umum.

b).Waktu Terjadinya Pergerakan

Kalau kita ingin bergerak pada tengah malam, kita pasti membutuhkan
kendaraan pribadi karena pada saat itu angkutan umum tidak atau jarang
beroperasi.

c). Jarak Perjalanan

Semakin jauh perjalanan, kita semakin cenderung memilih angkutan umum


dibandingkan dengan angkutan pribadi.

3). Faktor Fasilitas Moda Transportasi

a). Faktor pertama bersifat kuantitatif

meliputi waktu perjalanan, yaitu waktu menunggu ditempat


pemberhentian bus, waktu berjalan kaki ke tempat pemberhentian bus,
waktu selama bergerak dan lain-lain ; Biaya transportasi ; Ketersediaan
ruang dan tarif parkir

b).Faktor kedua bersifat kualitatif

yang meliputi keamanan, kenyamanan, keandalan dan keteraturan.

4). Faktor Kota atau Zona

Beberapa ciri yang mempengaruhi pemilihan moda yaitu adalah jarak dari
pusat kota dan kepadatan penduduk.

2.4 Pengertian Transportasi

Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal
ke tempat tujuan. Sehingga dengan kegiatan tersebut maka terdapat tiga hal yaitu
adanya muatan yang diangkut, tersedianya kendaraan sebagai alat angkut, dan
terdapatnya jalan yang dapat dilalui. Proses pemindahan dari gerakan tempat asal,

8
dimana kegiatan pengangkutan dimulai dan ke tempat tujuan dimana kegiatan
diakhiri. Untuk itu dengan adanya pemindahan barang dan manusia tersebut, maka
transportasi merupakan salah satu sektor yang dapat menunjang kegiatan ekonomi
(the promoting sector) dan pemberi jasa (the servicing sector) bagi perkembangan
ekonomi (Nasution, 2004:15).

Transportasi sebagai dasar untuk pembangunan ekonomi dan perkembangan


masyarakat serta pertumbuhan industrialisasi. Dengan adanya transportasi
menyebabkan, adanya spesialisasi atau pembagian pekerjaan menurut keahlian sesuai
dengan budaya, adat istiadat, dan budaya suatu bangsa atau daerah.

Suatu barang atau komoditi mempunyai nilai menurut tempat dan waktu,
jika barang tersebut dipindahkan dari satu 13 tempat ke tempat lain. Dalam hal ini,
dengan menggunakan transportasi dapat menciptakan suatu barang atau komoditi
berguna menurut waktu dan tempat. Dalam transportasi terdapat dua kategori yaitu:

1. Pemindahan bahan-bahan dan hasil-hasil produksi dengan menggunakan alat


angkut.

2. Mengangkut penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. (Nasution, 2004:6)

Definisi transportasi menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

1. Menurut Morlock (1991), transportasi didefinisikan sebagai kegiatan


memindahkan atau mengangkut sesuatu dari suatu tempat ketempat lain.

2. Menurut Munawar (2005), transportasi adalah kegiatan pemindahan penumpang


dan barang dari satu tempat ke tempat lain.

3. Menurut Kamaluddin (2003), transportasi dapat diartikan sebagai suatu proses


kegiatan yang mengangkut atau membawa sesuatu dari suatu tempat ke tempat
lainnya.

4. Menurut Simbolon (2003), transportasi adalah suatu proses pemindahan manusia


atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan suatu alat
bantu kendaaraan.

9
5. Menurut Miro (2002), transportasi adalah proses pindah, gerak, mengangkut dan
mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, dimana objek menjadi
lebih bermanfaat dan hal ini tidak terlepas dari alat pendukung.

2.4.1 Unsur Transportasi

Secara umum, penggolongan dasar moda transportasi di dasarkan pada lima


unsur transportasi berikut yaitu:

1. Manusia, yang membutuhkan transportasi.

2. Barang, yang diperlukan manusia.

3. Kendaraan, sebagai sarana transportasi.

4. Jalan, sebagai prasarana transportasi.

5. Organisasi, sebagai pengelola transportasi.

Pada dasarnya, ke lima unsur di atas saling terkait untuk terlaksananya


transportasi, yaitu terjaminnya penumpang atau barang yang diangkut akan
sampai ke tempat tujuan dalam keadaan baik seperti pada saat awal diangkut.
Dalam hal ini perlu diketahui terlebih dulu ciri penumpang dan barang, kondisi
sarana dan konstruksi prasarana, serta pelaksanaan transportasi. (Sukarto, 2006).

2.4.2 Jenis Transportasi

Berdasarkan unsur-unsur transportasi maka dapat dibedakan


beberapa jenis transportasi sebegai berikut (Kamaluddin, 2003:18) :

1. Transportasi Darat (Land Transport) Transportasi darat ini terdiri atas


transportasi jalan raya (Road Transport) dan transportasi jalan rel (Rail
Transport).

a. Transportasi jalan raya

Dalam transportasi jalan raya, alat transportasi yang digunakan


berupa manusia, binatang, sepeda, sepeda motor, becak, bus, truk dan
kendaraan bermotor lainnya. Jalan yang digunakan berupa jalan setapat,

10
jalan tanah, jalan krikil dan jalan aspal. Tenaga penggerak yang
digunakan adalah tenaga manusia, tenaga binatang, tenaga uap, BBM dan
diesel.

b. Transportasi jalan rel

Sedangkan dalam transportasi jalan rel,alat angkut yang digunakan


berupa kereta api, jalan yang digunakan berupa rel baja. Tenaga
penggeraknya adalah berupa tenaga uap, diesel dan tenaga listrik.

2. Transportasi Air

Transportasi melalui air terdiri dari transportasi air di pedalaman (inland


transport) dan transportasi laut (ocean transport).

a. Transportasi air pedalaman

Alat angkutan yang digunakan pada transportasi air pedalaman berupa,


sampan, kano, motor boat dan kapal. Jalan yang dilalui adalah sungai,
kanal dan danau. Tenaga penggerak yang digunakan adalah pendayung,
layar, tenaga uap, BBM dan Diesel.

b. Transportasi Laut

Alat angkutan di dalam transportasi laut adalah perahu, kapal api/uap,


dan kapal mesin. Jalan yang di lalui adalah laut,samudera dan teluk.
Sedangkan tenaga penggerak yang digunakan antara lain adalah tenaga
uap, BBM dan diesel.

3. Transportasi Udara

Transportasi udara merupakan alat angkutan yang mutakhir dan tercepat.


Transportasi udara ini menggunakan pesawat udara (dengan segala jenisnya)
sebagai alat transportasi dan udara atau ruang angkasa sebagai jalannya.
Tenaga penggerak yang digunakan adalah BBM dengan berbagai rupa alat
yang digerakkan.

11
2.4.3 Peran dan manfaat transportasi Umum

Menurut Tamin (2000:5), prasarana transportasi mempunyai dua peran


utama, yaitu: Sebagai alat bantu untuk mengarahkan pembangunan di daerah
perkotaan; dan sebagai 17 prasarana bagi pergerakan manusia dan/atau barang
yang timbul akibat adanya kegiatan di daerah perkotaan tersebut dan untuk
mendukung pergerakan manusia dan barang.

Dengan melihat dua peran yang disampaikan di atas, peran pertama sering
digunakan oleh perencana pengembang wilayah untuk dapat mengembangkan
wilayahnya sesuai dengan rencana. Misalnya saja akan dikembangkan suatu
wilayah baru dimana pada wilayah tersebut tidak akan pernah ada peminatnya bila
wilayah tersebut tidak disediakan sistem prasarana transportasi. Sehingga pada
kondisi tersebut, parsarana transportasi akan menjadi penting untuk aksesibilitas
menuju wilayah tersebut dan akan berdampak pada tingginya minat masyarakat
untuk menjalankan kegiatan ekonomi.

Menurut Soesilo (1999:14), transportasi memiliki manfaat yang sangat besar


dalam mengatasi permasalahan suatu kota atau daerah. Beberapa manfaat yang
dapat disampaikan adalah:

1. Penghematan Biaya Operasi Penghematan ini akan sangat dirasakan bagi


perusahaan yang menggunakan alat pengangkutan, seperti bus dan truk.
Penghematan timbul karena bertambah baiknya keadaan sarana angkutan dan
besarnya berbeda-beda sesuai dengan jenis kendaraanya dan kondisi
sarananya. Dalam hal angkutan jalan raya, penghematan tersebut dihitung
untuk tiap jenis kendaraan per km, maupun untuk jenis jalan tertentu serta
dengan tingkat kecepatan tertentu. Biaya-biaya yang dapat diperhitungkan
untuk operasi kendaraan adalah sebagai berikut:

a.Penggunaan bahan bakar, yang dipengaruhi oleh jenis kendaraan,


kecepatan, naik-turunya jalan, tikungan dan jenis permukaan jalan.

b. Penggunaan pelumas

12
c. Penggunaan ban;

d. Pemeliharaan suku cadang;

e. Penyusutan dan bunga;

f. Waktu supir dan waktu penumpang.

2. Penghematan Waktu

Manfaat lainnya yang menjadi penting dengan adanya proyek transportasi


adalah penghematan waktu bagi penumpang dan barang. Bagi penumpang,
penghematan waktu dapat dikaitkan dengan banyaknya pekerjaan lain yang
dapat dilakukan oleh penumpang tersebut. Untuk menghitungnya dapat dihitung
dengan jumlah penumpang yang berpergian

3. Pengurangan Kecelakaan

Untuk proyek-proyek tertentu, pengurangan kecelakaan merupakan suatu


manfaat yang nyata dari keberadaan transportasi. Seperti perbaikan- perbaikan
sarana transportasi pelayaran, jalan kereta api dan sebagainya telah 19 dapat
mengurangi kecelakaan. Namun di Indonesia, masalah ini masih banyak belum
mendapat perhatian, sehingga sulit memperkirakan besarnya manfaat karena
pengurangan biaya kecelakaan. Jika kecelakaan meningkat dengan adanya
peningkatan sarana dan prasarana transportasi, hal ini menjadi tambahan biaya
atau bernilai manfaat negatif.

4. Manfaat Akibat Perkembangan Ekonomi

Pada umumnya kegiatan transportasi akan memberikan dampak terhadap


kegiatan ekonomi suatu daerah. Besarnya manfaat ini sangat bergantung pada
elastisitas produksi terhadap biaya angkutan. Tambahan output dari kegiatan
produksi tersebut dengan adanya jalan dikurangi dengan nilai sarana produksi
merupakan benefit dari proyek tersebut.

13
Berdasarkan teori yang mendekati fokus dalam penelitian ini adalah teori faktor-
faktor yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi bersumber dari Tamin
(2000:227) yang mempunyai 4 fokus, yaitu :

1. Faktor Pengguna Jalan

(1). Ketersediaan atau kepemilikan kendaraan pribadi

(2). Kepemilikan Surat Ijin Mengemudi (SIM)

(3). Struktur rumah tangga (pasangan muda, keluarga dengan anak, pensiun,
bujangan, dll).

(4). Pendapatan, semakin tinggi pendapatan akan semakin besar peluang


menggunakan kendaraan pribadi.

(5). Faktor lain seperti mengantar anak sekolah.

2. Faktor Pergerakan

(1). Tujuan Pergerakan

Contohnya, pergerakan ke tempat kerja di negara maju biasanya lebih mudah


dengan memakai angkutan umum karena ketepatan waktu dan tingkat
pelayanannya sangat baik dan ongkosnya relative lebih murah dibandingkan
dengan angkutan pribadi (mobil). Akan tetapi, hal yang sebaliknya terjadi di
negara berkembang, orang masih tetap menggunakan mobil pribadi ke tempat
kerja, meskipun lebih mahal, karena ketepatan waktu, kenyamanan, dan
lainnya yang tidak dapat dipenuhi angkutan umum.

(2). Waktu Terjadinya Pergerakan

Kalau kita ingin bergerak pada tengah malam, kita pasti membutuhkan
kendaraan pribadi karena pada saat itu angkutan umum tidak atau jarang
beroperasi.

(3). Jarak Perjalanan Semakin jauh perjalanan, kita semakin cenderung memilih
angkutan umum dibandingkan dengan angkutan pribadi.

14
3. Faktor Fasilitas Moda Transportasi

1) Faktor pertama bersifat kuantitatif meliputi waktu perjalanan, yaitu waktu


menunggu ditempat pemberhentian bus, waktu berjalan kaki ke tempat
pemberhentian bus, waktu selama bergerak dan lainlain ; Biaya transportasi;
Ketersediaan ruang dan tarif parkir.

2) Faktor kedua bersifat kualitatif yang meliputi keamanan, kenyamanan,


keandalan dan keteraturan.

4. Faktor Kota atau Zona

Beberapa ciri yang mempengaruhi pemilihan moda yaitu adalah jarak dari kota
dan kepadatan penduduk.

2.5 Kriteria Transportasi Publik

Miro. (2005) menyebutkan bahwa transportasi atau pengangkutan dapat


didefinisikan sebagai suatu proses pergerakan atau perpindahan orang/barang dari
suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan suatu teknik atau cara tertentu
untuk maksud dan tujuan tertentu. Transportasi umum di kota Ambon terbagi
menjadi 2, yaitu transportasi umum konvensional dan transportasi umum online.
Transportasi umum (Siswoyo, 2008) adalah seluruh Sebagai sarana alat transportasi
di mana penumpang tidak bepergian menggunakan kendaraannya sendiri.
transportasi publik, maka transportasi harus memenuhi kriteria pelayanan publik.
Dagun (2006:126) mengungkapkan bahwa transportasi yang baik bagi pelayanan
publik harus memenuhi tiga kriteria dasar, yaitu kenyamanan, keamanan, dan
kecepatan.

Ketentuan pertama adalah kenyamanan, yaitu aspek kenyamanan harus dapat


dirasakan oleh penumpang yang menggunakan jasa transportasi. Penumpang akan
merasa nyaman di dalam sarana transportasi bila di sarana tersebut 20 dilengkapi
dengan berbagai fasilitas yang memberikan kenyamanan bagi penumpangnya, salah
satunya adalah pendingin udara, kedap terhadap asap kendaraan bermotor, dan

15
proses yang dijalani calon penumpang sebelum dan setelah berada dalam sarana
transportasi.

Ketentuan kedua adalah keamanan, yaitu aspek rasa aman yang dirasakan oleh
penumpang selama mendapatkan pelayanan transportasi. Beberapa indikator yang
digunakan dalam mengukur rasa aman diantaranya adalah sistem tertutup dimana
sarana transportasi tidak mudah diakses oleh pihak lain yang bukan penumpang.
Pada kasus bus, termasuk di dalamnya adalah halte atau terminal yang hanya diakses
oleh penumpang yang sudah membayar. Selain itu, adalah sistem naik dan turun
penumpang. Untuk menjaga keamanan, penumpang harus naik dan turun hanya pada
halte dan terminal yang telah ditetapkan, dan penumpang tidak dapat naik dan turun
pada tempat selain halte dan terminal resmi. Dengan demikian, sistem tertutup ini
dapat memberikan rasa aman bagi penumpang dari ancaman pencurian, pencopetan,
perampokan, atau insiden-insiden lainnya yang mengancam keselamatan penumpang
dalam menggunakan jasa transportasi.

Ketentuan ketiga adalah kecepatan, yaitu ketentuan terpenuhinya waktu sampai


ke tempat tujuan dengan cepat dan atau tepat. Ketentuan ini hanya dapat terpenuhi
bila sarana transportasi didukung dengan pra sarana yang khusus, sebagai contoh
adalah secepat apa pengendara membawa penumpang dengan menggunakan mobil
atau motor

Ketentuan keempat adalah biaya adalah (Mulyadi), pengertian biaya adalah


pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi,
sedang terjadi, atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.

Ketentuan waktu adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau
keadaan berada atau berlangsung. Dalam hal ini, skala waktu merupakan interval
antara dua buah keadaan/kejadian, atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu
kejadian. Dalam hal ini waktu dihubungkan dengan kecepatan yaitu ketentuan
terpenuhinya waktu sampai ke tempat tujuan dengan cepat dan atau tepat

2.6 Transportasi Online

16
Transportasi online (Amajida, 2016) merupakan transportasi yang dapat diakses
melalui teknologi aplikasi Android dan menggunakan fitur Global Positioning
Systems (GPS) yang ada di smartphone. Menurut Prihatin, R. B. (2016) transportasi
online memberikan pilihan baru dalam bertransportasi dan memberikan kemudahan
bagi masyarakat. Konsumen diberikan keuntungan ekonomi karena transportasi
online memiliki tarif yang relatif lebih murah daripada transportasi umum. Kehadiran
transportasi online bagi masyarakat adalah masyarakat mempunyai akses mudah
dalam bertransportasi, yaitu masyarakat dapat mengatur tempat dan waktu sehingga
masyarakat tidak perlu menunggu/ mencari halte, namun untuk pengemudi
transportasi umum adalah masalah yang cukup serius karena rute perjalanan
transportasi umum yang terbatas, fasilitas transportasi umum yang tidak diperbarui,
dan penetapan tarif perjalanan yang tidak konsisten. Perubahan model transportasi
dari konvensional ke transportasi berbasis aplikasi sangat diminati masyarakat dan
ini merupakan suatu bentuk perubahan sosial masyarakat yang menghendaki
kemudahan dalam penggunaan moda transportasi. Perubahan-perubahan yang terjadi
pada masyarakat merupakan gejala yang normal. Pengaruhnya bisa menjalar dengan
cepat ke bagian-bagian dunia lain berkat adanya komunikasi modern (Soekanto
2009:259). Transportasi umum masih menggunakan model setoran sehingga tidak
memberikan keleluasaan bagi pengemudi transportasi umum. Perkembangan
teknologi internet yang cukup pesat memberikan perubahan sosial masyarakat.
Banyak bisnis mulai bermunculan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi
informasi tersebut, salah satunya adalah kemunculan bisnis penyedia layanan jasa
berbasis aplikasi. Salah satunya, adalah kemunculan moda transportasi berbasis
online yang ternyata dapat memberikan solusi dan menjawab berbagai kekhawatiran
masyarakat akan layanan transportasi umum. Kemacetan ibukota dan ketakutan
masyarakat dengan keamanan transportasi umum dijawab dengan kehadiran aplikasi
transprtasi online yang memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi penggunanya
(Chan, 2017). Beberapa tahun terakhir di Indonesia telah mengalami transformasi,
termasuk dalam bidang transportasi. dimana berbagai hal melalui ponsel pintar
(smartphone) membuat beberapa perusahaan menggunakan peluang ini untuk

17
mengembangkan aplikasi. Jika dibandingkan Uber, maka Grab dan Go-Jek, jauh
lebih ‘meledak’ digunakan oleh masyarakat di Kota Ambon.

Transportasi dapat diartikan sebagai perpindahan barang atau orang dari satu
tempat ke tempat lain dengan bantuan menggunakan kendaraan. Online adalah suatu
jaringan yang terhubung dengan internet. Transportasi online adalah alat angkut yang
menawarkan jasa melalui internet 22 dan pemesanan menggunakan sebuah aplikasi
yang dapat di download di playstore. Transportasi online sama memberikan jasa
antar yang sama dengan transportasi konvensional, perbedaannya adalah pada cara
pemesanan dan penentuan tarifnya. Transportasi online menggunakan sistem aplikasi
yang menghubungkan antara customer dengan driver. (Wijaya, 2016). Diantara
faktor penyebab dan penunjang perubahan sosial adalah teknologi dan masyarakat itu
sendiri. Beralihnya jasa pengguna transportasi konvensional ke transportasi online
dipengaruhi oleh faktor kecanggihan alat komunikasi (teknologi) dan keinginan
masyarakat yang senantiasa menghendaki kemudahan. Perilaku masyarakat dalam
menyikapi perubahan akan menerima jika perubahan itu memberikan keuntungan
(seperti dibutuhkan, dapat dipahami dan dikuasai, menguntungkan, tidak merusak
prestise, meningkatkan taraf hidup, tidak bertentangan dengan tata nilai di
masyarakat).

Saat customer melakukan pemesanan dengan menggunakan aplikasi, detail


pemesanan seperti jarak tempuh, harga, identitas pengemudi, lama waktu pengemudi
tiba ke lokasi konsumen, serta data perusahaan pengelolanya sudah langsung tersaji
pada layar smartphone konsumen. Seluruh identitas pengemudi sudah diketahui
secara pasti karena perusahaan pengelola telah melakukan proses verifikasi terlebih
dahulu sebelum melakukan kerja sama kemitraan dengan pengemudi.

Dengan adanya transportasi online, para penumpang kini tak perlu lagi
menghampiri pangkalan ojek ataupun tak perlu lagi menunggu di pinggir jalan untuk
mendapatkan taksi. Selain itu, para penumpang juga tidak harus terlibat dalam proses
tawar-menawar karena tarif yang sudah ditentukan berdasarkan jarak tempuh. Ketika
terjebak kemacetan di jalan, penumpang tidak perlu khawatir mengenai tarif yang
membengkak seperti pada saat menaiki transportasi berargometer, karena tarif yang

18
sudah ditentukan 23 diawal perjalanan dengan berdasarkan jarak tempuh. Perubahan
gaya hidup inilah yang dimanfaatkan oleh para pelaku usaha untuk memulai
persaingan usaha dalam bisnis transportasi online (Hangganararas, 2017).

Dalam hukum Islam transportasi online diperbolehkan. Karena, belum ada dalil
yang mengharamkannya, seperti kaidah Fiqih: “Pada dasarnya, semua bentuk
muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya”. Dari kaidah
tersebut dipahami bahwa dalam urusan dunia termasuk di dalam muamalah, Islam
memberikan kebebasan kepada manusia untuk mengaturnya sesuai dengan
kemaslahatan mereka. Oleh karena itu semua bentuk akad dan berbagai cara
transaksi yang dibuat oleh manusia hukumnya sah dan dibolehkan, asalkan tidak
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan umum yang ada dalam syara’ Selain itu
dijelaskan pula dalam (Q.S. Al-Baqarah [2]:198). Allah berfirman:

‫ت اَ فَ رَ ع نِ مُ مَ ضت ا َأف َذ ِ إَ ۚ فِّ ُ كم بَ ر نِ َ ضًال مُ وا ف غَ ت بَ ن ت َأٌ احَ نُ جُ كم‬


‫عَ ال مَ د ن ِعَ وا الَّل وُ اذ‬PP‫رَ ۚ و اِم َ رَ ِ ر اْ لَ ش‬PP‫َليَ عَ س َلي نِ مُ م ت نُ كنِ إَ وُ كم اَ َ د ا ىَ َ كمُ وهُ اذُ ك‬
‫﴾ِّ الَّ ضالَ ن َلِم ِ وِ ل بَ ق‬٨٩١﴿‫ُكرَ فَ ي‬

Artinya:“Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan)
dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari 'Arafah,
berdzikirlah kepada Allah di Masy'aril haram. Dan berdzikirlah (dengan
menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan
sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang
yang sesat.”

Dari ayat di atas dijelaskan bahwa dibolehkan dalam mencari rizki dengan
cara apapun, selama tidak bertentangan dengan syara’. Maka dari itu jasa
transportasi online merupakan upaya mencari rizki melalui akad musharakah.
Dalam mencari rizki, transportasi online juga bertujuan menolong penumpang
untuk mempermudah masyarakat dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Misalnya,
mengantarkan anak sekolah, mengantarkan dokumen, serta belanja harian dengan
menggunakan layanan fasilitas kurir (Sholikha, 2016) .

2.6.1 Keunggulan Transprtasi Online

19
Perkembangan teknologi secara pesat terutama dalam bidang telekomunikasi
di seluruh dunia menyebabkan tiap-tiap negara harus mampu bersaing dengan
pemanfaatan teknologi serta mengaplikasikannya di dalam beraktivitas. Dalam
bidang transportasi, beralihnya jasa transportasi konvensional ke jasa transportasi
online merupakan bagian dari kemajuan teknologi. Teknologi diciptakan dengan
tujuan untuk mempermudah berbagai aktivitas manusia sehari-hari. Berkaitan
dengan ini, kehadiran transportasi online ‘menjawab’ kebutuhan masyarakat dalam
kaitan dengan angkutan umum. Transportasi online—yang dalam konteks ini
adalah Grab dan Go-Jek—menjadi alternatif yang banyak digemari oleh
masyarakat karena beragam keunggulannya yang mencakup: kepraktisan,
transparansi, keterpercayaan, keamanan, kenyamanan, asuransi, ragam fitur, diskon
dan promosi (selanjutnya disebut promo), dan lahan kerja baru/sampingan.

Teknologi diciptakan dengan tujuan untuk mempermudah berbagai aktivitas


manusia sehari-hari. Berkaitan dengan ini, kehadiran transportasi online
‘menjawab’ kebutuhan masyarakat dalam kaitan dengan angkutan umum.
Transportasi online—yang dalam konteks ini adalah Grab dan Go-Jek—menjadi
alternatif yang banyak digemari oleh masyarakat karena beragam keunggulannya
yang mencakup: kepraktisan, transparansi, keterpercayaan, keamanan,
kenyamanan, asuransi, ragam fitur, diskon dan promosi (selanjutnya disebut
promo), dan lahan kerja baru/sampingan. Dari segi transparansi, jasa transportasi
Grab atau Go-Jek ini juga memungkinkan pelanggan mengetahui dengan pasti
setiap informasi jasa transportasi online secara detail, seperti nama pengemudi,
nomor kendaraan, posisi kendaraan yang akan dipakai, waktu perjalanan, lisensi
pengendara dan lain sebagainya. Fitri (35 tahun), salah seorang konsumen Go-Jek,
menjelaskan bahwa bila ia memesan Go-Car melalui aplikasi Go-Jek, pengemudi
dan plat nomor pengendara akan muncul di layar telfon pintar serta rute yang
dilalui oleh pengemudi. Sebelum Go-Car menjemput, pengemudi terlebih dahulu
menelfon untuk memastikan bahwa calon penumpang memesan Go-Car.
Pengemudi juga menelfon jika ia kebingungan mencari alamat konsumen.

20
Dari sisi keterpercayaan, pengemudi layanan transportasi online telah terdaftar
di perusahaan jasa transportasi online, yang berupa identitas lengkap dan
perlengkapan berkendara yang sesuai Standar National Indonesia (SNI), sehingga
ini dapat meminimalisir resiko kerugian terhadap pengguna jasa transportasi ini,
sebagaimana yang diungkapkan oleh Tamsil (39 tahun, pengemudi GrabBike)

2.7 Analytical Hierarchy Process

AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh


Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah
multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty
(1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan
yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah
tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah
hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks
dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi
suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan
sistematis.

AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan


metode yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut :

1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang dipilih, sampai
pada subkriteria yang paling dalam.

2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi


berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan.

3. Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan


keputusan.

2.7.1 Kelebihan dan Kelemahan AHP

21
Layaknya sebuah metode analisis, AHP pun memiliki kelebihan dan kelemahan
dalam system analisisnya. Kelebihan-kelebihan analisis ini adalah :

1. Kesatuan (Unity) AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak


terstruktur menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami.

2. Kompleksitas (Complexity) AHP memecahkan permasalahan yang kompleks


melalui pendekatan sistem dan pengintegrasian secara deduktif.

3. Saling ketergantungan (Inter Dependence) AHP dapat digunakan pada


elemen-elemen sistem yang saling bebas dan tidak memerlukan hubungan
linier.

4. Struktur Hirarki (Hierarchy Structuring) AHP mewakili pemikiran alamiah


yang cenderung mengelompokkan elemen sistem ke level-level yang
berbeda dari masing-masing level berisi elemen yang serupa.

5. Pengukuran (Measurement) AHP menyediakan skala pengukuran dan


metode untuk mendapatkan prioritas.

6. Konsistensi (Consistency) AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam


penilaian yang digunakan untuk menentukan prioritas.

7. Sintesis (Synthesis) AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai


seberapa diinginkannya masing-masing alternatif.

8. Trade Off AHP mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem


sehingga orang mampu memilih altenatif terbaik berdasarkan tujuan
mereka.

9. Penilaian dan Konsensus (Judgement and Consensus) AHP tidak


mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi menggabungkan hasil penilaian
yang berbeda.

10. Pengulangan Proses (Process Repetition) AHP mampu membuat orang


menyaring definisi dari suatu permasalahan dan mengembangkan penilaian
serta pengertian mereka melalui proses pengulangan.

22
Sedangkan kelemahan metode AHP adalah sebagai berikut:

1. Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa
persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang
ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan
penilaian yang keliru.

2. Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik
sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk

2.7.2 Tahapan AHP

Dalam metode AHP dilakukan langkah-langkah sebagai berikut (Kadarsyah


Suryadi dan Ali Ramdhani, 1998) :

1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan. Dalam


tahap ini kita berusaha menentukan masalah yang akan kita pecahkan secara
jelas, detail dan mudah dipahami. Dari masalah yang ada kita coba tentukan
solusi yang mungkin cocok bagi masalah tersebut. Solusi dari masalah
mungkin berjumlah lebih dari satu. Solusi tersebut nantinya kita
kembangkan lebih lanjut dalam tahap berikutnya.

2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan utama. Setelah


menyusun tujuan utama sebagai level teratas akan disusun level hirarki yang
berada di bawahnya yaitu kriteria-kriteria yang cocok untuk
mempertimbangkan atau menilai alternatif yang kita berikan dan
menentukan alternatif tersebut. Tiap kriteria mempunyai intensitas yang
berbeda-beda. Hirarki dilanjutkan dengan subkriteria (jika mungkin
diperlukan).

3. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi


relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang
setingkat di atasnya.

Matriks yang digunakan bersifat sederhana, memiliki kedudukan kuat untuk


kerangka konsistensi, mendapatkan informasi lain yang mungkin dibutuhkan

23
dengan semua perbandingan yang mungkin dan mampu menganalisis
kepekaan prioritas secara keseluruhan untuk perubahan pertimbangan.
Pendekatan dengan matriks mencerminkan aspek ganda dalam prioritas yaitu
mendominasi dan didominasi. Perbandingan dilakukan berdasarkan judgment
dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen
dibandingkan elemen lainnya. Untuk memulai proses perbandingan
berpasangan dipilih sebuah kriteria dari level paling atas hirarki misalnya K
dan kemudian dari level di bawahnya diambil elemen yang akan
dibandingkan misalnya E1,E2,E3,E4,E5.

4. Melakukan Mendefinisikan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh


jumlah penilaian seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah
banyaknya elemen yang dibandingkan.

Hasil perbandingan dari masing-masing elemen akan berupa angka dari 1


sampai 9 yang menunjukkan perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen.
Apabila suatu elemen dalam matriks dibandingkan dengan dirinya sendiri
maka hasil perbandingan diberi nilai 1. Skala 9 telah terbukti dapat diterima
dan bisa membedakan intensitas antar elemen. Hasil perbandingan tersebut
diisikan pada sel yang bersesuaian dengan elemen yang dibandingkan. Skala
perbandingan perbandingan berpasangan dan maknanya yang diperkenalkan
oleh Saaty bisa dilihat di bawah.

Intensitas Kepentingan

1 = Kedua elemen sama pentingnya, Dua elemen mempunyai pengaruh yang


sama besar

3 = Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yanga lainnya,
Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen dibandingkan
elemen yang lainnya

24
5 = Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya, Pengalaman dan
penilaian sangat kuat menyokong satu elemen dibandingkan elemen yang
lainnya

7 = Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya, Satu
elemen yang kuat disokong dan dominan terlihat dalam praktek.

9 = Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya, Bukti yang


mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memeliki tingkat
penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan.

2,4,6,8 = Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang


berdekatan, Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi di antara 2 pilihan

Kebalikan = Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka dibanding dengan


aktivitas j , maka j mempunyai nilai kebalikannya dibanding dengan i

5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya.

Jika tidak konsisten maka pengambilan data diulangi.

6. Mengulangi langkah 3,4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.

7. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan


yang merupakan bobot setiap elemen untuk penentuan prioritas elemen-
elemen pada tingkat hirarki terendah sampai mencapai tujuan. Penghitungan
dilakukan lewat cara menjumlahkan nilai setiap kolom dari matriks, membagi
setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk
memperoleh normalisasi matriks, dan menjumlahkan nilai-nilai dari setiap
baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan rata-rata.

8. Memeriksa konsistensi hirarki. Yang diukur dalam AHP adalah rasio


konsistensi dengan melihat index konsistensi. Konsistensi yang diharapkan
adalah yang mendekati sempurna agar menghasilkan keputusan yang
mendekati valid. Walaupun sulit

D. Prinsip Dasar dan Aksioma AHP

25
AHP didasarkan atas 3 prinsip dasar yaitu:

1. Dekomposisi

Dengan prinsip ini struktur masalah yang kompleks dibagi menjadi


bagian-bagian secara hierarki. Tujuan didefinisikan dari yang umum
sampai khusus. Dalam bentuk yang paling sederhana struktur akan
dibandingkan tujuan, kriteria dan level alternatif. Tiap himpunan alternatif
mungkin akan dibagi lebih jauh menjadi tingkatan yang lebih detail,
mencakup lebih banyak kriteria yang lain. Level paling atas dari hirarki
merupakan tujuan yang terdiri atas satu elemen. Level berikutnya
mungkin mengandung beberapa elemen, di mana elemen-elemen tersebut
bisa dibandingkan, memiliki kepentingan yang hampir sama dan tidak
memiliki perbedaan yang terlalu mencolok. Jika perbedaan terlalu besar
harus dibuatkan level yang baru. untuk mencapai yang sempurna, rasio
konsistensi diharapkan kurang dari atau sama dengan 10 %.

2. Perbandingan penilaian/pertimbangan (comparative judgments). Dengan


prinsip ini akan dibangun perbandingan berpasangan dari semua elemen
yang ada dengan tujuan menghasilkan skala kepentingan relatif dari
elemen. Penilaian menghasilkan skala penilaian yang berupa angka.
Perbandingan berpasangan dalam bentuk matriks jika dikombinasikan
akan menghasilkan prioritas.

3. Sintesa Prioritas

Sintesa prioritas dilakukan dengan mengalikan prioritas lokal dengan


prioritas dari kriteria bersangkutan di level atasnya dan menambahkannya
ke tiap elemen dalam level yang dipengaruhi kriteria. Hasilnya berupa
gabungan atau dikenal dengan prioritas global yang kemudian digunakan
untuk memboboti prioritas lokal dari elemen di level terendah sesuai
dengan kriterianya

26
BAB III

METEDOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang mencoba memahami fenomena


dalam setting dan konteks (bukan di dalam laboratorium) dimana peneliti tidak
berusaha untuk memanipulasi fenomena yang diamati pemilihan moda transportasi
umum konvensional dan online di Kota Ambon.

Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-


penemuan yang dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur
statistic atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran)

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi penelitian

Adapun lokasi penelitian yang peneliti Ada beberapa tempat yang diambil
yang akan menjadi objek dalam penelitian ini. yaitu kelurahan karang
panjang, Sirimau, Kota Ambon Waktu Penelitian yakni pada :

Hari/tanggal :

Pukul :

27
Cuaca :

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013:38). Pada penelitian ini
memeiliki 2 variabel yaitu :

3.3.1 Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang sering disebut sebagai variabel


stimulus, prediktor, dan antesenden variabel ini mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono,
2013: 39). Dalam penelitian ini adalah transportasi umum konvensional (x)
Tingkat kepentingan masing-masing orang

3.3.2 Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat sering disebut sebagai variable output,kriteria, dan


konsekuensi. Variabel terikat merupakan variable yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013: 39).
Urutan faktor yang dominan kepentingan dalam pemilihan moda (y)

3.4 Peralatan penelitian

3.4.1 Alat

Dalam penelitian ini digunakan beberapa alat untuk menunjang pelaksanaan


penelitian di lapangan sebagai berikut ini.

1. Tape recorder

Merupakan salah satu media audio elektronik yang terdiri atas hardware
dan software. Hardware berupa tape recorder, sementara itu softwarenya
adalah kaset yang berisi pesan (Hamidah 2003:14).

2. Kamera

28
Sebuah perangkat yang dapat merekam gambar yang dapat disimpan secara
langsung, dikirim ke perangkat lain, atau keduanya.

3. Notes
Biasanya ada beberapa pewawancara akan menanyakan apakah Anda
memiliki pertanyaan untuknya. Dengan adanya notes kecil, Anda bisa
menulis berbagai pertanyaan yang ingin diajukan supaya tidak lupa. Jika
pihak perusahaan menjelaskan sesuatu yang penting, Anda juga bisa
mencatatnya di notebook.

4. Pulpen
Dengan membawa notes tapi tidak membawa pulpen akan menjadi
percuma. Jadi sebaiknya Anda mempersiapkan pulpen atau pensil di
dalam tas untuk mempermudah Anda mencatat sesuatu jika memang
diperlukan.

3.4.2 Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa pengguna jalan
meliputi :

1. Kendaraan ringan (LV)

2. Sepeda motor (MC)

3.5 Data yang Diperlukan

Dalam suatu penelitian harus disebutkan darimana data diperoleh (Arikunto


20010:129). Dalam suatu penelitian harus memiliki dasar-dasar pembahasan dari
suatu objek yang akan diteliti, hal ini sanagat berkaitan dengan data-data yang
akan dikumpulkan untuk menunjang hasil penelitian tersebut.

29
Data-data yang diperlukan pada tugas akhir ini dengan judul “Analisis
Pemilihan Moda Transportasi Umum Konvensional Dan Online Di Kota Ambon”
terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut :

1. Data primer

2. Data sekunder

3.5.1 Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama
di lokasi penelitian atau objek penelitian (Bungin, 2005:132). Data primer
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu hasil dari wawancara dengan
responden yang terkait untuk dijadikan sampel dalam penelitian dan
keterangan-keterangan dari pihak pengendara dan Pengguna Transportasi
umum konvensional dan online.

3.5.2 Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2004:129) data sekunder adalah sumber data yang


diberikan secara tidak langsung kepada pengumpul data, misalnya lewat
orang lain atau dokumen. Dengan kata lain data sekunder diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui perantara atau diperoleh peneliti secara tidak
langsung, melalui perantara atau diperoleh dan dicatat dari pihak lain. Data
sekunder dapat diperoleh dari studi kepustakaan berupa data dan
dokumentasi.

Dalam hal ini peneliti mengambil data dari buku-buku yang berkaitan
dengan judul penelitian ini website, jurnal tentang moda pemilihan
transportasi konvensional dan online, maupun data dari website lainnya
yang masih ada hubungannya dengan judul penelitian ini.

30
3.6 Kerangka Penelitian
Sebelum memulai penelitian perlu dibuat langkah-langkah penelitian, dimana
langkah- langkah penelitian tersebut adalah :

MULAI

Rumusan Masalah

Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder


1 wawancara dengan 1. jurnal tentang moda
responden pemilihan transportasi
2. keterangan-keterangan konvensional dan online.
dari pihak pengendara dan
2. data dari website lainnya
Pengguna Transportasi
umum konvensional dan
online.
31
Metode Analisis Data
1. Metode AHP
( Analytical Hierarchy
Process )

Analisis Data Dan Perhitungan

Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

32

Anda mungkin juga menyukai