Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nur fauziyah

NIM : 2381130262

Kelas : A7

Tugas Ilmu hadist petemuan ke 6

1.Jelaskan pengertian Jarh wa Ta’dil!


2.Uraikan sejarah dan perkembangan ilmu Jarh wa ta’dil!
3.Sebutkan syarat ulama Jarh wa ta’dil!
4.Sebutkan tata tertib ulama Jarh wa ta’dil!

5.Sebutkan lafazh-lafazh sesuai tingkatannya dalam Jarh wa Ta’dil!

6.Berikan contoh nama kitab yang mengkaji ilmu Jarh wa Ta’dilbeserta pengarang nya.

Jawaban

1. ✓Secara etimologis, al-Jarh , merupakan bentuk mashdar, dari kata ‫يجرحه جرح‬yang berarti “melukai. ,

✓Jarh secara terminologis yakni munculnya suatu sifat dalam diri perawi yang menodai sifat adilnya
atau mencacatkan hafalan dan kekuatan ingatannya, yang mengakibatkan gugur riwayatnya atau lemah
riwayatnya atau bahkan tertolak riwayatnya.

✓Ta'dīl secara etimologis adalah mashdar dari kata kerja‘addala, artinya mengemukakan sifat-sifat adil
yang dimiliki oleh seseorang.

✓Sedangkan secara terminologis ta'dil adalah mengungkap sifat-sifat bersih yang ada pada diri periwayat,
sehingga dengan demikian tampak jelas keadilan pribadi periwayat itu dan karenanya riwayat yang
disampaikannya dapat diterima.

2. Ilmu Jarh Wa Ta'dil adalah Ilmu yang menerangkan tentang hal catatan-catatan yang dihadapkan
kepada para perawi dan tentang penta'dilanya (memandang adilpara perawi) dengan memakai kata-
kata yang khusus dan tentang martabat kata-kata itu.(Hasbi AshShidiqi). Ilmu ini merupakan salah satu
bagian dari ilmu rijal al Hadis dan ilmu ini dipandang sebagai bagian terpenting dalam ilmuHadis dan
suatu ilmu yang berdiri sendiri. Ilmu ini tumbuh seiring dengan tumbuhnya periwayatan Hadis. Dan
berkembangnya lebih nyata sejak terjadinya al fitnah al Kubraatau pembunuhan terhadap Khalifah
Utsman bin Affan tahun 36 H. Pada waktu itu, umat muslimin telah terkotak-kotak ke dalam berbagai
kelompok, masing-masing mencari legitimasi dengan mengutip Hadis Rasul. Jika tidak ditemukan
mereka membuat Hadis palsu. Sejak itulah para ulama Hadis menyeleksi Hadis Rasul baik dari segi
matan maupun kritik sanadnya.

MenurutIbnu Adi ilmu ini telah ada sejak zaman sahabat. Menurut Muhammad ‘Ajjaj al Khatib,
perkembangan ilmu Jarh dan ta’dil sejalandengan perkembangan periwayatan dalam Islam.
Pada masa tabi'in muncul beberapa ulama yang membahas masalah Jarh Wa Ta'dil, diantaranya Asy
Sya'bi, Ibnu Sirin, dan Sa'id bin al Musyayyab. Pada abad 2 H, perkembangan ilmu Jarh wa Tadil
mengalami kemajuan dengan bukti aktivitas para ahli semakin giat men-tajdid dan men-ta'wil para rawi,
diantaranya Yahya bin Saiid Qaththan dan Abdurrahman bin Mahdi.

Pada abad 3 H, baru dilakukan penyusunan kitab Jarh wa Ta'dil, diantaranya Yahya bin Ma'in, Ahmad bin
Hambal, Muhammad bin Sa'ad, Ali bin Madini, Abu Bakar bin Abi Syaibah, dan Ishaq bin Rahawaih.
3.Seorang ulama al-jarh wa ta'dil harus memenuhi kriteria-kriteria yang menjadikannya objektif dalam
upaya menguak karakteristik para periwayat. Syarat-syaratnya sebagai berikut:

1.Berilmu, bertakwa, wara’dan jujur.

2.Ia mengetahui sebab-sebab al-jarh wa ta'dil.

3.Ia mengetahui penggunaan kalimat-kalimat bahasa Arab.

4. 1.Bersikap objektif dalam tazkiyah, sehingga ia tidak meninggikan seorang rawi dari martabat yang
sebenarnya atau merendahkannya.

2.Tidak boleh men-jarhmelebihi kebutuhan.

3.Tidak boleh hanya mengutip jarhsaja sehubungan dengan orang yang dinilai jarh oleh sebagian kritikus
tetapi dinilai adil oleh sebagian yang lainnya.

4.Tidak boleh jarhterhadap rawi yang tidak perlu di jarhkarena hukumnya disyariatkan lantaran darurat.

5.✓Tingkatan-tingkatan lafazh al-ta'dil

1.kata-kata yang menunjukkan mubalaghah dalam hal ta'dil dengan bentuk af'al at-tafhdil dan jenisnya.
seperti ,(yang paling tsiqat) ‫الىاس‬ ّ ‫ َأ ْو ُث‬, ‫الىاس‬
ّ ‫( َأ ْض َب ُط‬yang paling dhabit) ,‫( َل ْي َس َل ُه َهظ ْي‬tiada bandingannya).
ِ
َ َُ ٌََُ
2.Misalnya pernyataanُ ‫( فلنل ُي ْسألغ ْىه‬fulan tidak dipertanyakan).

3.Kata-kata yang mengukuhkan kualitas tsiqatdengan salah satu sifat di antara sekian sifat adil dan
َ ٌ ٌَُْ ٌ َ َ ٌ َ
tsiqat, baik dengan kata yang sama atau kata yang searti. misalnya ‫ثق ٌه َح ِافظ‬,ِ ‫ى‬‫ثقةمأم‬,‫ة‬
ِ ‫ِثقة ِثق‬

.4. Kata-kata yang menunjukkan sifat adil dengan kata yang menyiratkan ke-
ٌ َ ُْ ّ ُ َ ٌَْ َ َْ
dhabittan . Misal nya ‫ث َبت‬,‫مت ِق ٌن‬,‫ة‬ ‫غد ٌِلمامحج‬,‫غدلض ِابط‬.

5.Kata-kata yang menunjukkan sifat adil, tetapi menggunakan kata yang tidak menyiratkan ke-dhabittan .
ٌ ُ َ ٌ َُْ ْ َ
Misalnya ‫صد ْوق‬,‫مأمى‬,‫ل َبأ َس ِب ِه‬
َ ٌ ُ
6.Kata-kata yang sedikit menyiratkan makna tajrih. Misalnya ‫َصدوق ِا ْوشا َءهللا‬

‫صىَاب‬ َ ‫لَ ْي‬


ّ ‫س ِببَ ِػ ْيدٍمِ نَال‬

✓. Tingkatan-tingkatam lafadz al-jarh:


ّ ‫أ ْك َذ ُب‬,َ ‫ُر ْك ُنالك ْذب‬
1.dengan kata-kata yang menunjukkan mubalaghahdalam hal jarh. Misalnya: ‫الىاس‬ ِ ِ
ٌ ‫ك ّذ‬,
2. Jarh dengan kedustaan atau kepalsuan. Misalnya ‫اب‬
َ ٌ َ
‫ِوضاع‬
ْ ٌ َُّ ْ َ ٌ َُّ
3.Kata-kata yang menunjukkan ketertuduhan perawi sebagai pendusta. Misalnya: ‫الكذ ِب‬
ِ ‫متهم ِب‬,‫متهم ِبالىض ِؼ‬

4. Dengan kata-kata yang menunjukkan kedha’ifan yang sangat. Misalnya ‫ حديثه رد‬، ‫جدا ضعيف‬

5.Kata-kata yang menunjukkan penilaian dha’ifatas perawi atau kerancuan hafalannya. Misalnya
ْ َ َ َ
‫طزبالح ِد ْيث‬
َ ‫مض‬,ُ ‫ل َي ْحت ّج ِب ِه‬,‫ض ِػ ْيف‬
َ ‫كالقى َل ْي‬
6.Menyifati perawi dengan sifat-sifat yang menunjukkan kedha’ifannya. Misalnya. ‫س‬
َ َ ّ ُ َ َْ
ِ ِ ‫بذ ِل‬,‫ة‬
ِ ‫ليس ِبحج‬

7. 1. Al Jarh wa AtTa'dil karya Abdurrahman bin Abi Hatim arRazi, terdiri dari 4 jilid dan memuat
10.050perawi.
2.Mizan al-i'tidal karya Imam Syamsuddin Muhammad adz-Dzahabi,terdiri dari 3 jilid dan memuat
10.907rijalal Sanad.
3.Lisan alMizan karya AlHafizh Ibnu Hajaral Asqalani,yang mencakup isi Mizan ali'tidal, terdiri dari 6 jilid
dan memuat 14.343 perawi.

4. Ma'rifat alRijal karyaYahya ibn Ma'in.


5. At Thabaqat karya Muhammad ibn Sa'ad al Zuhri al Bashri
6.Al Kamil fi at Tarikh karya Ibnu Katsir.

Anda mungkin juga menyukai