Dosen Pengampu
Dr. Kt Sukawati Lanang P Perbawa, S.H., M.Hum.
Ni Putu Noni Suharyanti, S.H., M.H.
Oleh
1
Ni’ Maitul Huda, Politik Hukum dan Pembangunan Sistem Hukum Nasional, Penerbit Sinar Grafika,
Jakarta, 2023, h. 73.
2
Tim Redaksi, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional dan Balai Pustaka, Jakarta, 2001, h.1076
3
I Gede Wisnu Murti, Melihat Berbagai Sistem Hukum di Dunia Dalam Kajian Pengantar Ilmu Hukum, e-
Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 3, Nomor 4, November 2021 h. 959
4
Ibid, h.960
5
Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 1994, h. 24.
2
bahwasanya sistem hukum adalah himpunan unsur-unsur yang ada dalam interaksi satu sama lain
sebagai satu kesatuan yang terorganisasi dan kerjasama ke arah kesatuan. Arti pentingnya tiap
bagian terletak dalam ikatan sistem sebagai satu kesatuan dengan hubungan yang sistematis
antara peraturan yang satu dengan peraturan lainnya. Oleh karena itu, fractionem diei non recipit
lex : hukum tidak memiliki kekurangan. 6
Sistem hukum tentu dapat memotivasi pemecahan hukum. Dalam rangka memecahkan
masalah-masalah hukum, penguasaan terhadap sistem hukum itu sendiri merupakan ketentuan
mutlak. Artinya, setelah mengetahui dan memahami sistem hukum yang ada, kemudian
dihubungkan dengan berbagai permasalahan untuk selanjutnya dicarikan pemecahan atau solusi
yang tepat atas permasalahan tersebut. 7
Sistem Hukum juga memungkinkan untuk menemukan dan mengisi kekosongan hukum
dengan sederhana. Sebagai suatu sistem yang terdiri dari subsistem- subsistem, kekurangan pada
suatu subsistem akan dilengkapi oleh subsistem lainnya. Demikian pula jika terjadi kelemahan
pada suatu subsistem akan disempurnakan oleh subsistem lainnya. Misal, aturan hukum tidak
mungkin mengatur kehidupan manusia secara detil dan terperinci. Jika terjadi problematika yang
mana tidak diatur oleh hukum, maka penyelesaiannya dapat merujuk pada suatu kebiasaan atau
suatu doktrin sebagai subsistem-subsistem dari sistem hukum secara keseluruhan. 8
Di dalam sistem hukum pastinya akan mengulas pengertian ataupun hakikat sistem hukum,
ciri-ciri sistem hukum, unsur sistem aturan hukum, fungsi sistem hukum dan berbagai sistem
hukum yang ada di dunia
6
I Gede Wisnu Murti, Op Cit, h.960
7
Ibid, h.960
8
Agus Riwanto, Sejarah Hukum: Konsep, Teori, dan Metodenya dalam Pembangunan Ilmu Hukum, Oase
Pustaka, Karanganyar, 2016, h.70
9
Peter Sein, Roman Law in European History, Cambridge University Press, Cambridge, 2009, h. 20.
3
namun dalam sejarah dan perkembangannya ada beberapa macam sistem hukum yang sangat
mempengaruhi sistem hukum yang diberlakukan di bergagai negara tersebut. 10
Adapun sistem hukum dunia yang dimaksud adalah yang terdiri dari sebagai berikut:11
1. Eropa Kontinental (Civil Law)
Eropa Kontinental atau sering dikenal juga sebagai sistem hukum civil law
dan tersebar ke seluruh benua Eropa dan seluruh dunia yang dimulai sejak abad ke-
5 masehi yaitu tahun 528-534 AD. Istilah civil law diambil dari hukum sipil pada
zaman kaisar Bizantium, yaitu Justinius yang berkuasa pada tahun 527-566) di
Roma yang terkodifikasi dalam Corpus Juris Civilis Justinian mula-mula terdiri
dari empat bagian. 12
a. Pertama, Code, kumpulan keputusan Kaisar Romawi yang dibuat
sebelum periode Justianus yang masih berlaku dan disusun secara
sistematis berdasarkan subjek dan hal terakhir.
b. Kedua, Digest, teks hukum Romawi klasik yang bersifat fragmental
yang dibuat oleh ahli hukum terkenal: Ulpian dan Paul yang disusun
sejak abad pertama sampai abad keempat terdiri dari 50 bukum dan
terbagi ke dalam beberapa judul.
10
Nandang Albian, Pengaruh Sistem Hukum Eropa Kontinental dan Sistem Hukum Islam Terhadap
Perkembangan Sistem Hukum Nasional, At-Tatbiq: JournalAhwal Al-Syakhsiyyah (JAS), Vol. 4, Nomor 1, 2019, h.
61
11
Ibid, h. 61
12
Ibid, h. 62
4
c. Ketiga, Institute, suatu pengantar Digest yang berupa penjelasan
disusun secara koheren berdasarkan karya-karya sebelumnya yang
mirip oleh ahli hukum Gaius.
d. Keempat, Vovellae, kumpulan atau kompilasi keputusan kaisar baru
yang dibuat oleh Justinianus sendiri.
Sistem ini mula-mula berkembang di Eropa dan terus berkembang di luar
Eropa dan terus berkembang di luar Eropa karena kolonialisasi. Perkembangan di
Eropa bermula di Perancis yang melakukan kodifikasi ala hukum civil pada tahun
1454 M, lalu berkembang di Jerman dengan dimulai berdirinya pengadilan
(Rechtkammergericht) di Speyer pada tahun 1495 M dan selanjutnya di Belanda
yang dipelopori oleh Hugo Grotius (1583-1645).13
Perkembangan Civil Law ini tidak dapat dilepaskan dari era kolonialisasi
bangsa-bangasa Eropa ke seluruh penjuru dunia. Melalui ikatan keyakinan
Cristianity (unified by Christianity) dengan tujuan untuk sebuah kepentingan
perdagangan dan perniagaan dan dipelopori oleh Inggris, Belanda dan Perancis
dengan membentuk aneka perusahaan profit ekonomi (profit making companies),
seperti British East India (Inggris) dan Vereenigde Oostindische Compagnie
(VOC) (Belanda) dimana perusahaan-perusahaan ini memiliki hakhak istimewa
dan dapat bertindak sebagaimana layaknya sebuah negara. 14
Perkembangan dan diseminasi konsep-konsep Corpus Juris Civilis
ditorehkan secara signifikan ketika Irnerius seorang pakar hukum Roma mulai
mengajar di University of Bologna. Pada akhir abad ke 11 di Eropa Tengah terjadi
perubahan politik dan ekonomi, sekaligus pada perang salib pertama tahun 1096
tela membuka kembali wilayah Mediterania dan wilayah pantai utara Benua Eropa
dengan cepat. Besar kemungkinan model Civil Law ini dan diterima di seluruh
dunia karena Eropa meyakini bahwa sistem hukum Romawi ini dapat memenuhi
kebutuhan atas perubahan yang sedang terjadi dan kebutuhan untuk masa yang
akan datang, selain karena faktor-faktor karena glamournya ide-ide budaya
Romawi.15
13
Agus Riwanto, Op Cit, h.73
14
Ibid, h. 73
15
Ibid, h. 74
5
Ciri sistem hukum ini adalah lebih mengutamakan Rehtsstaat, berkarakter
administratif yang menganggap hukum adalah yang tertulis. Kebenaran hukum
dan keadilan terletak pada ketentuan atau yang tertulis.
Ciri-ciri umum dalam sistem Hukum Eropa Kontinental (Civil Law) adalah
sebagai berikut :16
a. Prinsip utama atau prinsip dasar sistem hukum Eropa Kontinental
ialah bahwa hukum itu memperoleh kekuasaan mengikat karena
berupa peraturan yang berbentuk undang- undang yang tersusun
secara sistematis dalam kodifikasi.
b. Dalam civil law, kepastian hukumlah yang menjadi tujuan hukum.
Kepastian hukum dapat terwujud apabila segala tingkah laku
manusia dalam pergaulan hidup diatur dengan peraturan tertulis,
misalnya Undang-undang.
c. Dalam civil law adalah kodifikasi hukum itu sendiri yang tersusun
secara sistematis. Ada sebuah adagium terkenal yang berkaitan
dengan civil law, yaitu “tidak ada hukum selain undang-undang”.
Arti dari hal ini adalah hukum identik dengan undang-
undang/peraturan, sehingga peraturan perundang-undangan
menjadi sumber hukum pertama.
d. Sistem civil law adalah sumber hukum yang utama adalah undang-
undang atau biasa disebut code law. Dalam sistem civil law metode
pendekatan yang digunakan oleh ahli hukum dalam hal ini para
hakim yakni abstrak dan teoritis yakni dengan menggunakan
metode deduksi yaitu berangkat dari hal-hal yang umum menuju
kepada hal-hal yang khusus atau kongkret.
e. Sistem civil law memiliki tiga karakteristik, yaitu : 17
1) adanya kodifikasi;
2) hakim tidak terikat kepada preseden sehingga undang-
undang menjadi sumber hukum yang terutama; dan
3) sistem peradilan bersifat inkuisitorial. Inkuisitorial
maksudnya, bahwa dalam sistem itu, hakim mempunyai
16
Lukman Sanoso, Perbandingan Sistem Hukum Civil Law dan Hukum Islam Serta Interaksinya Dalam
Sistem Hukum, Estinbath: Jurnal Hukum, Vol. 13, Nomor 2, 2016, h. 194
17
Ibid, h. 194
6
peranan yang besar dalam mengarahkan dan memutus
perkara. Hakim aktif dalam menemukan fakta dan cermat
dalam menilaialat bukti. Hakim di dalam civil law berusaha
mendapatkan gambaran lengkap dari peristiwa yang
dihadapinya sejak awal.
Model ini yang kelak memengaruhi sistem-sistem hukum di dunia yang
melahirkan aneka kodifikasi peraturan perundangundangan sebagai landasan dasar
dalam memutus konflik hukum antara anggota masyarakat. Di kemudian hari telah
mendorong lahirnya aneka sistem peradilan administrasi dan hakim khusus
administrasi yang memiliki otoritas dalam memutus perkara-perkara di bidang
administrasi yang terpisah dengan sistem peradilan pidana dan perdata. 18
Sistem ini biasaya lebih mengutamakan kepastian hukum dan formalitas
karena itu kemudian menginspirasi lahirnya asas legalitas dalam sistem peradilan.
Asas legalitas merupakan ciri lain dari sistem ini yang antara lain ciri asas legalitas
adalah sesorang tidak dapat dihukum sepanjang tidak terdapat peraturan legal yang
tersurat ke dalam peraturan perundangan. Artinya peraturan harus tersedia terlebih
dahulu dari peristiwa hukum. Karena itu pula dalam sistem ini yang disebut
peristiwa hukum adalah jika tersedia peraturan legalnya.19
2. Anglo Saxon (Common Law)
Anglo Saxon mulai berkembang di Inggris pada abad 16 atau sering disebut
sebagai Common Law. Nama lain dari sistem hukum Anglo-Saxon adalah “Anglo
Amerika” atau “Common Law”. Merupakan sistem hukum yang berasal dari
Inggris yang kemudian menyebar ke Amerika Serikat dan negara-negara bekas
jajahannya. Kata “Anglo Saxon” berasal dari nama bangsa yaitu bangsa Angel-
Sakson yang pernah menyerang sekaligus menjajah Inggris yang kemudian
ditaklukkan oleh Hertog Normandia, William. William mempertahankan hukum
kebiasaan masyarakat pribumi dengan memasukkannya juga unsur-unsur hukum
yang berasal dari sistem hukum Eropa Kontinental. 20
Ciri utama sistem hukum ini adalah lebih mengutamakan pada hukum tak
tertulis (common law). Kebenaran hukum dan keadilan tidak ditentukan oleh
18
Ibid, h. 75
19
Ibid, h. 75
20
Praise Juninta W. Siregar, Perbandingan Sistem Hukum Civil Law dan Common Law Dalam Penerapan
Yurisprudensi Ditinjau Dari Politik Hukum, “Dharmasisya” Jurnal Program Magister Hukum Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, Vol. 2, Nomor 2, 2022, h. 1033
7
bunyi teks perundang-undanga nmelainkan pada kemampuan mengali alat bukti
dan peristiwa in case saat hakim mengadili perkara di pengadilan.21 adanya
putusan yang seragam karena sering dikemukakan bahwa hukum harus
mempunyai kebiasaan dari pada menonjolkan keadilan pada setiap kasus.Ciri-ciri
umum dari Sistem Hukum Anglo Saxon (common law) adalah sebagai berikut :
1. Sumber Hukum :
a. Putusan-putusan hakim/putusan pengadilan atau yurisprudensi
(judicial decisions). Putusan-putusan hakim mewujudkan kepastian
hukum, maka melalui putusan-putusanhakim itu prinsip-prinsip dan
kaidah-kaidah hukum dibentuk dan mengikat umum.
b. Kebiasaan-kebiasaan dan peraturan hukum tertulis yang berupa
undang-undang dan peraturan administrasi negara diakui juga, kerena
pada dasarnya terbentuknya kebiasaan dan peraturan tertulis tersebut
bersumber dari putusan pengadilan.
c. Putusan pengadilan, kebiasaan dan peraturan hukum tertulis tersebut
tidak tersusun secara sistematis dalam kodifikasi sebagaimana pada
sistem hukum Eropa Kontinental.
2. Peran Hakim :
a. Hakim berfungsi tidak hanya sebagai pihak yang bertugas menetapkan
dan menafsirkan peraturan-peraturan hukum saja. Hakim juga
berperan besar dalam menciptakan kaidah-kaidah hukum yang
mengatur tata kehidupan masyarakat.
b. Hakim mempunyai wewenang yang luas untuk menafsirkan
peraturan-peraturan hukum dan menciptakan prinsip-prinsip hukum
baru yang berguna sebagai pegangan bagi hakim-hakim lain dalam
memutuskan perkara sejenis. Oleh karena itu, hakim terikat pada
prinsip hukum dalam putusan pengadilan yang sudah ada dari
perkara- perkara sejenis (asas doctrine of precedent).
c. Namun, bila dalam putusan pengadilan terdahulu tidak ditemukan
prinsip hukum yangdicari, hakim berdasarkan prinsip kebenaran dan
akal sehat dapat memutuskan perkaradengan menggunakan metode
21
Ade Maman Suherman, Perbandingan Sistem Hukum, Civil Law, Common Law, dan Hukum Islam,
Rajawali Press Jakarta, 2004, h. 10.
8
penafsiran hukum. Sistem hukum Anglo-Amerika seringdisebut juga
dengan istilah Case Law.
Di dalam sistem Common Law, Hakim dalam memutus suatu perkara
dituntut membuat hukum-hukum atau dalil-dalilnya sendiri berdasarkan pada
kasus-kasus sebelumnya yang telah diputus oleh hakim terdahu yang telah
berkekuatan tetap (jurisprudensi) tanpa terikat bunyi teks suatu perundang-
undangan. Hakim dapat membuat putusan berdasarkan nilai keadilan yang digali
dari masyarakat. Sistem ini lebih mengutamakan rasa keadilan dibandingkan
kepastian hukum. Maka sistem hukum Anglo Saxon ini berciri utama pula kian
bertambah besar peran hakimnya dan berkurang peran peraturan perundang-
undangan. 22
Maka dalam sistem Common Law produk peraturan perundang-undangan
sangat sedikit. Sistem ini sangat kecil upaya untuk melakukan kodifikasi peraturan
perundang-undangan. Itulah sebabnya sistem ini telah mengilhami berkurangnya
peran administrasi. Maka dalam sistem ini tidak mengenal pembedaan pengadilan
dalam hal mengadili perkara hukum pidana, perdata dan administrasi dan biasanya
ketiganya dijadikan dalam satu atap sistem peradilannya. 23
3. Hukum Islam (Islamic Law)
Hukum Islam ini salah satu ciri yang paling kuat dan membedakan dari eropa
Kontinental (Civil Law) dan Anglo Saxon (Common Law) adalah pada dasar
hukum pelaksanaanya yang berlandaskan pada kitab sucinya dan ajaran sunnah
Nabi Muhammad Saw (al-Qur’an dan al-Hadits).24
Hukum Islam lebih menguatmakan pada ketaatan umatnya dalam
menjalankan perintah dan larangan hukum Islam ini (religious based). Karena
berdasarkan pada wahyu dan Sunnah maka hukum Islam maka dasar hukumnya
cenderung statis (law is static) dan tak mungkin dilakukan amandemen sebagai-
mana dalam proses pembaruan hukum dalam sistem Eropa dan aglo, perubahan
dalam hukum Islam dialkukan dengan metode penafsiran-penafsiran berdasarkan
pada kredo keilmuan dalam tradisi hukum Islam, mulai dai Fiqih, Ushul Fiqih,
22
Ibid, h. 13.
23
Praise Juninta W. Siregar, Op Cit, h.1035
24
Agus Riwanto, Op Cit, h.79
9
Ulumul Hadis melalui metode ijtihad dengan berbagai prsayarat yang telah
ditentukan oleh para ulama dan ahli fiqih (faqih). 25
Mayoritas para ahli sejarah hukum islam membagi perkembangan hukum
islam ke dalam 5 fase, yaitu : 26
1. Fase Rasulullah Muhammad SAW (610-632 M)
2. Fase Khulafaur Rasyidin (632-662 M)
3. Fase Pembinaan, Pengembangan dan Pembukuan (abad ke-VII
sampai X)
4. Fase Kelesuan Pemikiran (abad ke-X sampai XIX), dan
5. Fase Kebangkitan (abad ke-XIX sampai sekarang).
Fase awal perkembangan hukum islam dimulai dari lahirnya Muhammad di
kota Makkah. Muhammad merupakan nabi sekaligus rasul yang dipercaya oleh
Allah untuk menyampaikan kebenaran ajaran agama islam, induk dari system
hukum islam yang kini dianut oleh banyak bangsa dan Negara di dunia. 27
Sistem Hukum Islam bersumber dari Alqur’an yang merupakan kitab suci
Agama Islam yang terdiri dari 30 juz, 114 surat dan 6666 ayat. As-Sunnah, ialah
semua yang diriwayatkan dari Rassululah SAW baik itu ucapan, tindakan dan
pengakuan terhadap suatu perbuatan yang dilakukan para sahabat (qauliyyah,
fi’liyyah, atapun tagririyyah). Ijma, ialah kesepakatan para ulama besar terdahulu
mengenai suatu cara hidup yang ketentuannya belum dijelaskan secara detail oleh
Alquran dan As-sunnah. Qiyas, suatu analogi dalam menelusuri sebanyak
mungkin persamaan antara dua atau lebih kejadian untuk ditarik kesimpulan yang
melahirkan hukum baru. 28
Sistem hukum Islam menganut suatu keyakinan dan ajaran islam dengan
keimanan lahir batin secara individual. Negara-negara yang menganut sistem
hukum Islam dalam bernegara melaksanakan peraturan-peraturan hukumnya sesuai
dengan rasa keadilan berdasarkan peraturan perundangan yang bersumber dari
Qur’an. Dalam perkembangan hukum Islam, lahircabang hukum lainnya. Hukum
lainnya itu meliputi sebagai berikut: 29
25
I Gede Wisnu Murti, Melihat Berbagai Sistem Hukum di Dunia Dalam Kajian Pengantar Ilmu Hukum,
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 3, Nomor 4, November 2021 h. 964
26
Aulia Fahrihan et all, Perbandingan Sistem Hukum Common Law, Civil Law, dan Islamic Law Dalam
Perspektif Sejarah dan Karateristik Berpikir, Legality, Vol. 25, Nomor 1, 2017 h. 106
27
Ibid, h. 106.
28
I Gede Wisnu Murti, Op Cit, h.964
29
Albian, Nandang, Pengaruh sistem hukum eropa kontinental dan sistem hukum islam terhadap
pembangunan sistem hukum nasional, Jurnal Ahwal al-Syakhsiyyah (JAS), Vol. 04, Nomor 01, 2019, h. 106
10
1. Aqdiyah, ialah peraturan hukum pengadilan, meliputi kesopanan
hakim, saksi, beberapa hak peradilan, dan cara-cara memerdekakan
budak belian (kalau masih ada).
Selain sistem Hukum Eropa Kontinental (Civil Law), Sistem Hukum Anglo
Saxon (CommonLaw), Sistem Hukum Adat, dan Sistem Hukum Islam (Islamic
Law), terdapat beberapa tambahan sistem hukum dunia selain yang disebutkan
diatas, seperti :
4. Hukum Sosialis (Sosialist Law)
Pada dasarnya sistem hukum sosialis awalnya berkembang dari negara yang
dulunya disebutRepublik Sosialis Uni Soviet yang sekarang kita kenal dengan
nama Rusia yakni negara yang menganut paham komunis. 30
Dalam sistem hukum sosialis, hukum ditempatkan sebagai alat atau
instrumen untuk mencapai kebijakan sosialisme. Artinya hukum berada pada
posisi di bawah kebijakan- kebijakan sosialisme. Dalam konsep sistem hukum
sosialis hak kepemilikan pribadi atau privattidak diperkenankan atau dihilangkan,
dan diganti dengan kepemilikan bersama. Paham sistem hukum sosialis banyak
dipengaruhi oleh ajaran Marxis dan Lenin yakni ajaran yang paling dikenal dalam
paham komunis.
Menurut ajaran Marxis dan Lenin, menyebutkan sebuah masyarakat sosialis
tidak membutuhkan suatu perangkat hukum. Negara dan hukum hanya akan
ditentukan perkembangnnya oleh tujuan ekonomi. Dalam kondisi demikian
kedudkan pengadilan dalam sistem hukum sosialis hanya sebagai alat untuk
mendorong dan melaksanakan kebijakan negara dan pemerintah
30
Agus Riwanto, Op Cit, h.80
11
1.3 Kesimpulan
Sistem hukum merupakan suatu kumpulan unsur-unsur yang ada dalam interaksi satu sama
lain sebagai satu kesatuan yang terorganisasi dan kerjasama ke arah kesatuan. Arti pentingnya
tiap bagian terletak dalam ikatan sistem sebagai satu kesatuan dengan hubungan yang
sistematis antara peraturan yang satu dengan peraturan lainnya. Arti penting sistem hukum
yakni setelah memahami sistem hukum yang ada, kemudian dihubungkan dengan berbagai
permasalahan untuk kemudian dicarikan pemecahan atau solusi yang tepat atas permasalahan
tersebut. Ciri sistem hukum salah satunya tidak menghendaki adanya konflik antara unsur-
unsur atau bagian-bagian. Tegasnya, antara subsistem yang satu dengan subsistem yang lain
tidak boleh terjadi pertentangan. Hal ini didasarkan pada postulat non est certandum de regulis
juris : tidak ada hukum yang bertentangan antara satu dengan lainnya. Unsur hukum terdiri
dari Pertama, legal structure atau struktur hukum. Kedua, legal substance atau substansi
hukum dan ketiga adalah legal culture atau budaya hukum. Fungsi sistem hukum antara lain,
Pertama, menyelesaikan sengketa dan, memberi hukuman bagi perilaku yang menyimpang.
Kedua, pendorong perubahan sosial perilaku manusia. Ketiga atau yang terakhir adalah
sebagai pencatatan atau dokumentasi, ini penting ketika di kemudian hari terjadi sengketa.
Setidaknya ada empat sistem hukum di dunia antara lain, Civil Law sistem atau sistem hukum
sipil atau sistem Eropa Kontinental. Menurut sejarahnya, sistem hukum Eropa Kontinental
berasal dari hukum-hukum Romawi. Kodifikasi atau menyatukan berbagai aturan hukum
dalam suatu kitab undang-undang adalah salah satu ciri sistem ini. Kedua, Common Law
Sistem atau Anglo Saxon System adalah sebuah hukum pengadilan, yang di dalam
pembentukannya, proses pengadilan memegang peranan yang besar. Ketiga, Islamic Law
ialah aspek agama yang secara garis besar terdiri dari teologi sebagai dogma yang diyakini
kebenarannya oleh yang beragama Islam dan Syariat yang berisi hukum-hukum atau
ketentuan-ketentuan yang berisi perintah atau larangan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Buku-Buku
Ade Maman Suherman, Perbandingan Sistem Hukum, Civil Law, Common Law, dan Hukum
Islam, Rajawali Press, Jakarta, 2004
Agus Riwanto, Sejarah Hukum: Konsep, Teori, dan Metodenya dalam Pembangunan Ilmu
Hukum, Oase Pustaka, Karanganyar, 2016
Peter Sein, Roman Law in European History, Cambridge University Press, Cambridge, 2009
Ni’ Maitul Huda, Politik dan Pembangunan Sistem Hukum Nasional, Penerbit Sinar Grafika,
Jakarta, 2023
Jurnal
Albian, Nandang, Pengaruh sistem hukum eropa kontinental dan sistem hukum islam terhadap
pembangunan sistem hukum nasional, Legality, Vol. 25, Nomor 1, 2019
Aulia Farihan et all, Perbandingan Sistem Hukum Common Law, Civil Law, dan Islamic Law
Dalam Perspektif Sejarah dan Karateristik Berpikir, Jurnal Ahwal al-Syakhsiyyah
(JAS), Vol. 04, Nomor 01, 2017
I Gede Wisnu Murti, Melihat Berbagai Sistem Hukum di Dunia Dalam Kajian Pengantar Ilmu
Hukum e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha Vol.3, No. 4
2021
Lukman Santoso, Perbandingan sistem civil law dan hukum islam serta interaksinya dalam
sistem hukum Indonesia, Estinbath: Jurnal Hukum Vol. 13, No. 2 2016
Praise Juninta W, Perbandingan Sistem Hukum Civil Law dan Common Law Dalam Penerapan
Yurisprudensi Ditinjau Dari Politik Hukum,“Dharmasisya” Jurnal Program Magister
Hukum Fakultas Hukum Universitas Indonesia Vol.2, No. 2 2022
13