Anda di halaman 1dari 137

i

Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

MODUL
Pembelajaran Literasi Sosial Budaya
Tindak Lanjut Pemaknaan Hasil
Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia
Capaian Kompetensi 1-5
2023

ii
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

DAFTAR ISI

MODUL ....................................................................................ii
DAFTAR ISI ..............................................................................iii

PENDAHULUAN ......................................................................1
A. Pengantar ........................................................................1
B. Tindak Lanjut Hasil AKMI ...............................................3
C. Modul Pembelajaran Literasi Tindak Lanjut Hasil AKMI ..4
D. Sasaran Modul Pembelajaran Literasi Tindak Lanjut Hasil
AKMI...............................................................................7

DESKRIPSI ISI MODUL ..........................................................11


A. Modul Pembelajaran Literasi Sosial Budaya ..................11

PEMBELAJARAN LITERASI SOSIAL BUDAYA .........................13


A. Mengembangkan Indikator Kompetensi yang
Ditargetkan ...................................................................13
B. Merumuskan Tujuan Pembelajaran ...............................24
C. Mengembangkan Materi Pembelajaran .........................41
D. Mengembangkan Media Pembelajaran..........................51
E. Menjabarkan Skenario dan Aktivitas Pembelajaran .......52
F. Mengembangkan Instrumen Penilaian Pembelajaran.....93
G. Merancang Pendalaman dan Pengayaan
Pembelajaran ..............................................................108
H. Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP+LKPD) ................................................................115
I. Referensi .....................................................................130

iii
PENDAHULUAN
Pengantar Modul Tindak Lanjut

A. Pengantar
AKMI bertujuan untuk mengukur capaian kompetensi
peserta didik atau memetakan tingkat kompetensi peserta
didik dari hasil belajar kognitif yang berupa kemampuan
literasi yang mencakup literasi membaca, literasi numerasi,
literasi sains, dan literasi sosial budaya. Tingkat kompetensi
ini dapat dimanfaatkan oleh guru untuk menyusun strategi
pembelajaran yang efektif dan berkualitas. AKMI akan
mendukung “Teaching at the right point”. Selain itu, AKMI
merupakan asesmen diagnostik untuk menghasilkan
informasi akurat yang dapat menjadi pondasi untuk
memperbaiki kualitas belajar-mengajar yang berdampak
pada perbaikan mutu pembelajaran dan hasil belajar peserta
didik. Karena itu, program AKMI pada hakikatnya bertujuan
untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran.
Dalam konteks pembelajaran, hasil AKMI memberikan
bahan dasar yang dapat digunakan sebagai acuan bagi guru
untuk memperoleh informasi tentang kompetensi peserta
didik dalam literasi membaca, literasi numerasi, literasi
sains, dan literasi sosial-budaya. Hasil AKMI menunjukkan
seberapa tinggi tingkat penguasaan peserta didik dalam
keempat literasi tersebut. Dari hasil AKMI tersebut, guru
dapat mengetahui dan memahami secara objektif
kompetensi peserta didik dalam literasi membaca, literasi
numerasi, literasi sains, dan literasi sosial-budaya.

1
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Pemahaman ini penting bagi guru agar dapat melaksanakan


pembelajaran secara inovatif dan kreatif serta mengantisipasi
dan meminimalkan problema belajar peserta didik yang
kemungkinan terjadi dalam aktivitas pembelajaran. Selain
itu, guru dapat meningkatkan kualitas pengajaran, yang pada
gilirannya akan meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Hasil AKMI tahun 2021, secara generik,
mengelompokkan tingkat penguasaan peserta didik dalam
literasi membaca, literasi numerasi, literasi sains, dan literasi
sosial-budaya ke dalam 2 kategori tingkat kemahiran.
Kategori pertama adalah tingkat kemahiran belum
memenuhi standar, yakni tingkat kemahiran yang
menunjukkan bahwa peserta didik masih berada pada level
sangat minimum dan perlu mendapatkan perhatian serius
dari guru dan/atau pemangku kepentingan. Sementara, hasil
AKMI tahun 2022 mengelompokkan peserta didik ke dalam
5 tingkat kemahiran, yakni perlu pendampingan, dasar,
cakap, terampil, dan perlu ruang kreasi.
Orientasi AKMI 2023 berbeda dengan orientasi AKMI
dua tahun sebelumnya. AKMI pada tahun 2023 lebih
menekankan pada upaya untuk memotret kompetensi
peserta didik pada tingkat capaian kompetensi yang mana
dari 9 (Sembilan) capaian kompetensi yang digariskan oleh
AKMI. Sembilan tingkat capaian kompetensi tersebut
bergradasi yang menggambarkan bahwa semakin tinggi
tingkat capaian kompetensi menunjukkan semakin tinggi
tingkat kompetensi yang dapat dicapai oleh peserta didik.
Asesmen AKMI tahun 2023 memberikan peluang untuk
mengetahui kekurangan dan kelebihan kompetensi peserta
didik dalam mencapai CK tersebut. Karena itu, melalui
diagnosis hasil AKMI tersebut, ada kemungkinan peserta
didik Madrasah Ibtidaiyah (MI) dapat mencapai CK-4 atau
CK-5 meskipun standar capaian kompetensinya untuk MI
adalah CK1—CK3. Peserta didik Madrasah Tsanawiyah

2
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

(MTs) juga demikian, ada yang kemungkinan mencapai CK-


7 atau CK-8, atau sebaliknya, baru menguasai CK-3
meskipun standar capaian kompetensi yang digariskan
dalam AKMI untuk MTs adalah CK-4—CK-6. Demikian juga,
untuk peserta didik Madrasah Aliyah (MA), ada
kemungkinan mereka baru mencapai CK-6 meskipun
standar capaian yang ditetapkan untuk MA adalah CK7—
CK-9.

B. Tindak Lanjut Hasil AKMI


Data asesmen dari AKMI tidak akan memberikan
dampak secara optimal pada mutu proses dan hasil
pembelajaran apabila tidak dimanfaatkan dengan baik oleh
guru dalam perbaikan sistem pembelajaran. Data hasil AKMI
merupakan data objektif-empiris tentang kondisi kompetensi
peserta didik dalam pembelajaran. Data tersebut memiliki
makna penting dalam merancang system pembelajaran agar
proses pembelajaran menjadi semakin berkualitas sehingga
mampu menjangkau kebutuhan peserta didik dalam belajar.
Perbaikan proses belajar akan berdampak secara positif pada
capaian kompetensi peserta didik dalam belajar. Karena itu,
data hasil AKMI akan bermakna apabila digunakan secara
benar, konkret, dan operasional dalam perencanaan,
pengembangan, dan pelaksanaan pembelajaran.
Untuk memberikan makna pada hasil AKMI,
diperlukan mekanisme dan aktivitas konkret untuk
mengawal proses pembelajaran yang sesuai dengan visi,
misi, dan tujuan AKMI. Tanpa pengawalan yang terprogram
secara sistemis dan sistematis, kualitas proses dan hasil
pembelajaran tidak akan tercapai secara optimal
sebagaimana yang diprogramkan oleh AKMI. Karena itu,
guru sebagai ujung tombak dalam proses pendidikan dan
pembelajaran perlu diberi bekal pemahaman yang memadai
agar mampu mengembangkan perencanaan pembelajaran

3
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

yang berkualitas baik, berwawasan ke depan, dan dapat


diterapkan dalam pembelajaran. Berdasarkan perencanaan
tersebut, guru diharapkan dapat melaksanakan
pembelajaran secara kreatif dan inovatif sesuai dengan
karakteristik peserta didik sehingga mampu
mengembangkan karakter peserta didik yang mandiri,
kreatif, dan mampu memecahkan masalah dalam
kehidupannya.
Model pembelajaran yang diharapkan sebagai tindak
lanjut dari pemaknaan hasil AKMI adalah pembelajaran
yang mengintegrasikan aspek kognitif, psikomotorik, dan
afektif. Dalam pembelajaran, peserta didik sebagai subjek
belajar diarahkan agar terlibat aktif dalam pencapaian
kompetensi literasi sehingga terbentuk sikap peserta didik
yang mandiri, kreatif, dan mampu memecahkan masalah.
Melalui pembelajaran literasi, peserta didik akan
mendapatkan pengalaman belajar bermakna yang
menjadikan mereka cerdas secara intelektual, emosional,
dan spiritual. Untuk itu, guru harus memiliki wawasan,
pemahaman, keterampilan, dan pengalaman yang memadai
dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran yang
dapat dikembangkan melalui bimtek pembelajaran. Sejalan
dengan kebutuhan bimtek bagi guru, diperlukan perangkat
materi yang andal untuk mendukung kelancaran kegiatan
bimtek tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
dilakukan langkah strategis, yakni pengembangan modul
pembelajaran literasi tindak lanjut hasil AKMI.

C. Modul Pembelajaran Literasi Tindak Lanjut Hasil AKMI


Hasil AKMI telah tersusun menjadi dokumen resmi
yang menyediakan rujukan secara memadai untuk
mereformasi mutu pembelajaran yang mengarah pada
capaian kompetensi literasi peserta didik di madrasah secara
optimal. Dokumen hasil AKMI merupakan laporan hasil tes

4
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

diagnostik yang menganalisis kondisi kompetensi dan


kebutuhan belajar peserta didik. Sebagai dokumen resmi
yang didasarkan pada hasil kajian teoritis-empiris, hasil
AKMI dapat menjadi panduan yang memberikan dasar, arah,
dan strategi dalam mendesain perubahan mekanisme
pembelajaran dan mengimplementasikannya untuk
perbaikan mutu proses dan hasil belajar peserta didik.
Dalam proses pembelajaran, peserta didik dikatakan
memiliki kemampuan literasi apabila mereka memiliki
kemampuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan,
berpikir kritis dalam memecahkan masalah, serta
kemampuan berkomunikasi secara efektif yang dapat
mengembangkan potensi dan berpartisipasi dalam
kehidupan masyarakat. Kemampuan literasi tersebut
mencakup makna melek teknologi, berpikiran kritis, peka
terhadap lingkungan sekitar, serta mampu mengaplikasikan
apa yang dipelajari. Literasi tersebut dapat dicapai melalui
belajar, mengalami, berlatih memecahkan masalah, dan
berusaha secara sungguh-sungguh dalam menghadapi
tantangan kehidupan.
Desain pembelajaran dikatakan berkualitas apabila
dirancang berdasarkan kondisi objektif dan kebutuhan
peserta didik yang dibelajarkan (Wagner, 2021). Desain
pembelajaran yang berkualitas akan menuntun dan
membimbing guru dalam menjalankan aktivitas
pembelajaran dan mengurangi resiko terjadinya problema
dalam pembelajaran. Guru dapat menjalankan aktivitas
pembelajaran sesuai dengan mekanisme dan prosedur
pembelajaran yang telah dirancang sehingga guru memiliki
kesempatan yang cukup untuk memantau perkembangan
belajar peserta didik (Garreta-Domingo et al., 2017).
Dengan memanfaatkan desain tersebut, guru tidak lagi
terbebani oleh pemikiran tentang apa yang harus dilakukan
dan bagaimana melakukannya, tetapi mereka dapat

5
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

berkonsentrasi pada apa persoalan yang dihadapi oleh


peserta didik dalam belajar. Dengan demikian, resiko yang
dihadapi peserta didik dalam belajar dapat diantisipasi dan
diminimalisasi.
Implementasi tindak lanjut hasil AKMI dalam
pembelajaran perlu dirancang secara sistematis dan cermat
agar mampu merealisasikan harapan yang menjadi tujuan
dan target AKMI. Perencanaan yang matang akan membawa
dampak positif pada pelaksanaan dan hasil yang dicapai
(Waqar, 2013). Pertimbangan aspek visibilitas, akuntabilitas,
keefektifan, efisiensi, praktikabilitas, valuabilitas, dan
kontinuitas menjadi aspek penting untuk mendukung
pemahaman, persebaran, dan keberterapan tindak lanjut
hasil AKMI tersebut secara luas dan merata di seluruh
madrasah Indonesia. Atas dasar pertimbangan aspek-aspek
di atas, hasil AKMI perlu ditindaklanjuti dan disosialisasikan
kepada para pemegang kebijakan, pemangku kepentingan,
dan para guru di lapangan. Karena itu, keberadaan bahan
sosialisasi yang berupa modul pembelajaran literasi dan
bimtek untuk para guru menjadi bagian penting dalam
pelaksanaan tindak lanjut hasil AKMI.
Pengembangan modul pembelajaran literasi
merupakan langkah operasional untuk merealisasikan tindak
lanjut hasil AKMI tersebut ke dalam pembelajaran.
Pengembangan modul tersebut melibatkan para penulis
modul dan tim pakar untuk menerjemahkan framework dan
rekomendasi hasil AKMI tersebut ke dalam desain
pembelajaran yang dipandang mampu mewujudkan tujuan
AKMI. Modul pembelajaran tersebut merupakan sumber
bahan yang dapat dijadikan sebagai panduan guru dalam
melakukan manajemen pembelajaran yang lebih inovatif.
Dalam konteks AKMI, pengembangan modul ini
merujuk pada 6 (enam) kata kunci di dalam visi Kementerian
Agama, yaitu profesional, andal, saleh, moderat, cerdas, dan

6
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

unggul. Visi tersebut mengarah pada upaya membangun


masyarakat yang saleh, moderat, dan cerdas, dan unggul.
Penddikan diharapkan dapat menghasilkan produk yang
berupa masyarakat yang taat dan sungguh-sungguh
menjalankan ibadah, selalu menghindarkan perilaku atau
pengungkapan yang ekstrem dan berkecenderungan ke arah
dimensi atau jalan tengah, sempurna perkembangan akal
budinya (untuk berpikir, mengerti, dan sebagainya) dan
tajam pikiran, serta lebih pandai dan cakap.
Modul pembelajaran literasi tindak lanjut hasil AKMI
disusun berdasarkan acuan yang dikembangkan dalam
kerangka kerja AKMI, yang meliputi konten dan konteks,
kompetensi dan subkompetensi, dan capaian kompetensi
yang diharapkan dapat diperoleh oleh peserta didik. Modul
pembelajaran tersebut terdiri atas sembilan modul
pembelajaran literasi membaca. Sembilan modul tersebut
mengembangkan sembilan capaian kompetensi secara
berjenjang tingkat cakupan isi ataupun kompleksitas
materinya. Setiap modul berisi materi untuk
mengembangkan 3 kompetensi yang harus dicapai oleh
peserta didik, yaitu (1) menemukan dan mengakses, (2)
menginterpretasi dan mengintergrasi, (3) dan mengevaluasi
dan merefleksi.

D. Sasaran Modul Pembelajaran Literasi Tindak Lanjut Hasil


AKMI
Modul pembelajaran literasi merupakan modul
pembelajaran yang digunakan sebagai acuan dan panduan
dalam bimtek tindak lanjut hasil AKMI. Modul tersebut
ditujukan untuk membekali dan memperkaya wawasan serta
mengembangkan kreativitas guru dalam melaksanakan
pembelajaran sehingga guru mampu meningkatkan
kompetensi literasi peserta didik sesuai dengan tujuan AKMI.
Dalam konteks tersebut, modul pembelajaran literasi ini

7
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

tidak berisi materi tentang pendalaman materi ajar bagi


peserta didik, tetapi berisi model dan langkah-langkah
pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam
merencanakan dan melaksanakan proses belajar-mengajar.
Karena itu, modul pembelajaran literasi ini dirancang dan
dikembangkan secara praktis dan prosedural sehingga dapat
menjadi panduan dan dapat diterapkan oleh guru dalam
pelaksanaan pembelajaran, Melalui modul tersebut, guru
dapat memperoleh pemahaman tentang pembelajaran
literasi dan mampu menerapkan pemahamannya itu dalam
pembelajaran yang kreatif dan efektif serta pemilihan strategi
pembelajaran inovatif,
Modul pembelajaran literasi tindak lanjut hasil AKMI
ini dikhususkan bagi para instruktur bimtek dan guru yang
mengajar di Madrasah. Modul ini dimaksudkan untuk
membantu dan memberikan wawasan tambahan kepada
para guru dalam mengajarkan literasi. Melalui pemahaman
secara seksama isi modul ini, para instruktur dapat
memberikan pelatihan kepada para guru dalam
mengajarkan literasi kepada para peserta didiknya.
Berdasarkan hasil bimtek tersebut, para guru diharapkan
memiliki pemahaman secara memadai sehingga dapat
menerapkan pemahamannya dalam aktivitas pembelajaran
di madrasah.
Modul tersebut digunakan sebagai perangkat
pendukung dan acuan dalam aktivitas bimtek . Sebagai
perangkat pendukung, paparan isi dan contoh yang
dikembangkan dalam modul ini tidak menjabarkan seluruh
kompetensi yang tercakup dalam framework AKMI, tetapi
hanya menyajikan sebagian dari kompetensi tersebut
sebagai contoh dan pemantik bagi peserta bimtek . Sebagian
kompetensi lainnya yang belum dijabarkan dalam modul ini
digunakan sebagai materi bimtek yang harus diselesaikan
oleh peserta bimtek . Dengan demikian, peserta bimtek dan

8
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

para guru yang menggunakan modul ini dapat berlatih


mengembangkan kreativitasnya dalam merancang
pembelajaran yang lebih inovatif untuk memperbaiki proses
pembelajaran dan meningkatkan kualitas hasil belajar secara
optimal pada peserta didik. Karena itu, melalui modul ini,
diharapkan guru dapat meningkatkan wawasan,
pemahaman, dan keterampilan guru dalam pembelajaran
yang lebih kritis, kreatif, dan inovatif.
Melalui pemahaman modul ini dan pendalaman
melalui kegiatan bimtek , guru diharapkan memiliki
kemampuan akademis yang mencakup keterampilan dan
sikap dalam mengembangkan perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran. Secara lebih terperinci, tujuan
tersebut meliputi (1) membiasakan untuk melakukan
aktivitas belajar melalui stimulus (bahan bacaan) yang
komprehensif dan kompleksitas relatif tinggi, (2)
menanamkan karakter baik kepada peserta didik melalui
pendidikan dan pembelajaran sehingga mereka tumbuh
menjadi generasi yang saleh, moderat, cerdas, dan unggul
melalui pemahaman stimulus (bahan bacaan) yang beragam
dan moderat, (3) melaksanakan pembelajaran yang lebih
kritis, kreatif, dan inivatif untuk meningkatkan kemampuan
literasi peserta didik sehingga terwujud generasi yang kreatif,
produktif, inovatif, dan kolaboratif berlandaskan keimanan,
ketakwaan, dan akhlak mulia, (4) melaksanakan
pembelajaran secara aktif dan terprogram untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengolah,
memahami, dan memanfaatkan informasi secara cerdas dan
bertanggung jawab di era literasi global, (5) melaksanakan
pembelajaran secara kreatif dan menantang untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam merespons
dan membuat narasi yang menyejukkan di dunia maya serta
tidak mudah terpengaruh informasi negatif atau hoaks, dan
(6) melatih dan membiasakan peserta didik untuk

9
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

memanfaatkan teks bacaan atau fenomena yang ada


dilingkungannya dengan memahami ciri-ciri dan kunci-
kunci penanda makna untuk memprediksi,
menginterpretasi, dan merekonfirmasi makna secara tepat.

10
DESKRIPSI ISI MODUL
Pembelajaran Literasi di Asesmen Kompetensi
Madrasah Indonesia

A. Modul Pembelajaran Literasi Sosial Budaya


Modul pembelajaran tindak lanjut literasi sosial budaya
ini terdiri dari sembilan ragam. Setiap modul disesuaikan
dengan capaian kompetensi (CK) yang ada pada literasi
sosial budaya di AKMI.
Merujuk pada definisi literasi sosial budaya
sebagaimana diuraikan pada bagian sebelumnya, wacana
atau teks yang dijadikan bahan kegiatan disusun dan
disajikan dengan mempertimbangkan tiga aspek, yaitu
konten, konteks, dan tema.

Tabel 2.7 Konten, Kompetensi dan Konteks Literasi Sosial


Budaya
Konten Kompetensi Konteks
• Komitmen • Menemukan dan • Lokal
kebangsaan menjelaskan • Nasional
• Toleransi • Menerapkan • Global
• Akomodatif • Menganalisis,
dan inklusif mengevaluasi, dan
mengkreasi

Modul pembelajaran tindak lanjut hasil AKMI untuk


literasi sosial budaya jenjang MI mencakup Capaikan
Kompetensi sebagai berikut.

11
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Tabel 2.8. Capaian Kompetensi Modul Literasi Sosial Budaya


CK Deskripsi Capaian Kompetensi
1 Siswa mampu menyebutkan, menunjukkan, dan
mengidentifikasi pengetahuan yang terkait nilai-nilai
dalam moderasi beragama serta kehidupan berbangsa
dan bernegara dengan satu problematika
(permasalahan) pada konteks lokal
2 Siswa mampu menjelaskan, membedakan, dan
menemukan pengetahuan yang terkait nilai-nilai dalam
moderasi beragama serta kehidupan berbangsa dan
bernegara dengan satu problematika (permasalahan)
konteks nasional
3 Siswa mampu memberi contoh, menerapkan, dan
mengkategorikan pengetahuan yang terkait nilai-nilai
dalam moderasi beragama serta kehidupan berbangsa
dan bernegara dengan satu problematika
(permasalahan) pada konteks global.
4 Siswa mampu menganalisis, mendeteksi, dan
mengaitkan pengetahuan yang terkait nilai-nilai dalam
moderasi beragama serta kehidupan berbangsa dan
bernegara dengan dua problematika (permasalahan)
pada konteks lokal
5 Siswa mampu menghubungkan, memilih, dan mencari
alternatif pengetahuan yang terkait nilai-nilai dalam
moderasi beragama serta kehidupan berbangsa dan
bernegara dengan dua problematika (permasalahan)
pada konteks nasional

12
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

PEMBELAJARAN
LITERASI SOSIAL BUDAYA

Bapak/Ibu Guru, pada bagian ini akan dipaparkan


strategi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik pada literasi Sosial Budaya yang memiliki
kemampuan pada tahap capaian kompetensi 1 (CK-1).
Paparan berikut berisi wawasan teoritis dan praktis yang
dapat Bapak/Ibu gunakan sebagai acuan dan pengayaan
dalam melaksanakan pembelajaran untuk meningkatkan
kompetensi literasi Sosial Budaya peserta didik dengan
kemampuan capaian kompetensi 1 (CK-1). Melalui
pemahaman pada paparan modul ini, Bapak/Ibu guru dapat
menggunakan, mengembangkan atau mengkreasikan
pembelajaran sesuai dengan konteks lingkungan dan kondisi
di sekitar madrasah masing- masing.

A. Mengembangkan Indikator Kompetensi yang Ditargetkan


Bapak/Ibu guru, setelah menganalisis CK hasil diagnostik
AKMI yang akan disusun desain pembelajarannya, langkah
selanjutnya adalah menyusun indikator pencapaian
kompetensi. Indikator dirumuskan dengan menggunakan kata
kerja operasional dalam bentuk kalimat. Kata kerja
operasional yang dimaksud adalah sebuah aktivitas yang
dilakukan peserta didik dalam menunjukkan kompetensinya.
Perumusan indikator minimal disusun dengan
memperhatikan dua hal, yakni: (1) kompetensi yang akan
dicapai; dan (2) materi ajar yang menjadi media pencapaian
kompetensi (Akhmad & Eka, 2019: 32).
Bapak/Ibu guru dapat merumuskan indikator
berdasarkan deskripsi Capaikan Kompetensi. Perumusan

13
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

indikator pada literasi sosial budaya harus memperhatikan


beberapa hal yang terdapat dalam CK, yakni: 1) kompetensi
yang akan dicapai; 2) konten; 3) kompleksitas problematika;
dan 4) konteks.
Mari kita sama-sama mempelajari bagaimana cara
menyusun indikator melalui beberapa contoh indikator
berdasarkan analisis Capaian Kompetensi untuk penguatan
CK-1.

Tabel 6.1 Perumusan Indikator Penguatan CK-1


Deskripsi CK-1 Kompetensi
Peserta didik mampu menyebutkan, Menyebutkan
menunjukkan, dan mengidentifikasi
pengetahuan yang terkait nilai-nilai dalam Menunjukkan
moderasi beragama serta kehidupan Mengidentifikasi
berbangsa dan bernegara dengan satu
problematika (permasalahan) pada konteks
lokal.
Konten: Komitmen Kebangsaan.
subkonten: Menghargai dan menindaklanjuti perjuangan para pahlawan.
Indikator:
1. Menyebutkan bentuk penghargaan dan tindak lanjut individu
terhadap perjuangan para pahlawan dengan satu problematika pada
konteks lokal.
2. Menunjukkan bentuk penghargaan dan tindak lanjut masyarakat
terhadap perjuangan para pahlawan dengan satu problematika pada
konteks lokal.
3. Mengidentifikasi cara individu dalam menghargai dan menindaklanjuti
perjuangan para pahlawan dengan satu problematika dalam
konteks lokal.
Konten: Toleransi
subkonten: Terbuka dan Mengapresiasi Kesetaraan Gender
Indikator:
1. Menyebutkan bentuk keterbukaan/apresiasi individu terhadap
kesetaraan gender dengan satu problematika pada konteks lokal.
2. Menunjukkan bentuk keterbukaan/apresiasi masyarakat
terhadap kesetaraan gender dengan satu problematika pada
konteks lokal.
3. Mengidentifikasi cara keterbukaan/apresiasi individu terhadap
kesetaraan gender dengan satu problematika dalam konteks lokal.

14
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Konten: Akomodatif dan Inklusif.


subkonten: Komitmen Mempertahankan Kearifan Lokal.
Indikator:
1. Menyebutkan bentuk komitmen individu dalam mempertahankan
kearifan lokal dengan satu problematika pada konteks lokal.
2. Menunjukkan bentuk komitmen masyarakat dalam
mempertahankan kearifan lokal dengan satu problematika pada
konteks lokal.
3. Mengidentifikasi cara komitmen individu dalam mempertahankan
kearifan lokal dengan satu problematika dalam konteks lokal.

Tabel 6.2 Perumusan Indikator Penguatan CK-2


Deskripsi CK-2 Kompetensi
Siswa mampu menjelaskan, membedakan, dan Menjelaskan
menemukan pengetahuan yang terkait nilai-nilai Membedakan
dalam moderasi beragama serta kehidupan berbangsa Menemukan
dan bernegara dengan satu problematik
(permasalahan) konteks nasional
Konten: Komitmen Kebangsaan
Subkonten: Menghargai dan menjiwai identitas nasional
Indikator:
1. Menjelaskan cara menghargai dan menjiwai identitas nasional dengan satu
problematika (permasalahan) pada konteks lokal.
2. Membedakan cara menghargai dan menjiwai identitas nasional dengan
satu problematika (permasalahan) pada konteks lokal.
3. Menemukan bentuk-bentuk menghargai dan menjiwai identitas nasional
dengan satu problematika (permasalahan) pada konteks lokal.
Konten: Toleransi
Subkonten: Menghargai dan mengapresiasi perbedaan agama, ras, suku,
budaya, dan golongan
Indikator:
1. Menjelaskan bentuk dan cara menghargai dan mengapresiasi perbedaan
agama, ras, suku, budaya, dan golongan
2. Membedakan bentuk dan cara menghargai dan mengapresiasi perbedaan
agama, ras, suku, budaya, dan golongan
3. Menemukan bentuk dan cara menghargai dan mengapresiasi perbedaan
agama, ras, suku, budaya, dan golongan
Konten: Akomodatif dan Inklusif
Subkonten: Komitmen untuk menyempurnakan diri dengan mengadopsi ide-
ide baru yang positif

15
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Indikator:
1. Menjelaskan bentuk berkomitmen untuk menyempurnakan diri dengan
mengadopsi ide-ide baru yang positif
2. Membedakan bentuk berkomitmen untuk menyempurnakan diri dengan
mengadopsi ide-ide baru yang positif
3. Menemukan bentuk berkomitmen untuk menyempurnakan diri dengan
mengadopsi ide-ide baru yang positif

Tabel 6.3. Perumusan Indikator Penguatan CK-3 dan Peningkatan


ke CK-4 dan CK-5 Konten Komitmen Kebangsaan
Penguatan CK-3 Konten
Deskripsi CK-3 Kompetensi Komitmen
Siswa mampu memberi Memberi contoh Kebangsaan
contoh,menerapkan, dan Menerapkan
mengkategorikan Mengkategorikan
pengetahuanyang terkait
nilai-nilai dalam moderasi
beragama serta kehidupan
berbangsa dan bernegara
dengan 1 problematika
pada konteks global
Peningkatan CK-3 ke CK- 4
Deskripsi CK- 4 Kompetensi
Siswa mampu menganalisis, Menganalisis
mendeteksi, dan mengaitkan Mendeteksi
pengetahuan yang terkait nilai- Mengaitkan
nilaidalam moderasi beragama
serta kehidupan berbangsa dan
bernegara dengan 2 problematika
pada konteks lokal
Peningkatan CK-3 ke CK- 5
Deskripsi CK- 5 Kompetensi
Siswa mampu menghubungkan, Menghubungkan
memilih, dan mencari alternatif
pengetahuan yang terkait nilai- Memilih
nilaidalam moderasi beragama
Mencari
serta kehidupan berbangsa dan
alternative
bernegara dengan 2problematika
pada konteks nasional
Sub Konten:
Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan

16
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Indikator:
1. Memberi contoh bentuk mengutamakan kepentingan bangsa di atas
kepentingan pribadi dan golongan dengan 1 problematika pada konteks global.
2. Menerapkan cara mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan
pribadi dan golongan dengan 1 problematika pada konteks global.
3. Mengkategorikan bentuk mengutamakan kepentingan bangsa di atas
kepentingan pribadi dan golongan dengan 1 problematika pada konteks global
4. Menganalisis bentuk mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan
pribadi dan golongan dengan 2 problematika pada konteks lokal
5. Mendeteksi bentuk mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan
pribadi dan golongan 2 problematika pada konteks lokal
6. Mengaitkan bentuk mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan
pribadi dan golongan dengan 2 problematika pada konteks lokal
7. Menghubungkan bentuk mengutamakan kepentingan bangsa di atas
kepentingan pribadi dan golongan dengan 2 problematika pada konteks
nasional.
8. Memilih bentuk mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan
pribadi dan golongan dengan 2 problematika pada konteks nasional.
9. Mencari alternatif cara mengutamakan kepentingan bangsa di atas
10. kepentingan pribadi dan golongan dengan 2 problematika pada konteks
nasional.

Tabel 6.4. Perumusan Indikator penguatan CK-4


Deskripsi CK-4 Kompetensi Konten
Peserta didik mampu menganalisis, Menganalisis Komitmen
mendeteksi, dan mengaitkan Mendeteksi Kebangsaan
pengetahuan yang terkait nilai-nilai Mengaitkan
dalam moderasi beragama serta
kehidupan berbangsa dan
bernegara dengan dua
problematika (permasalahan) pada
konteks lokal.
Subkonten:
Menghargai dan menjiwai identitas nasional.
Indikator:
1. Menganalisis bentuk menghargai dan menjiwai identitas nasional dengan
dua problematika (permasalahan) pada konteks lokal.
2. Mendeteksi bentuk menghargai dan menjiwai identitas nasional dengan
dua problematika (permasalahan) pada konteks lokal.
3. Mengaitkan pengetahuan yang terkait nilai-nilai dalam moderasi
beragama serta kehidupan berbangsa dan bernegara dengan dua
problematika (permasalahan) pada konteks lokal.

17
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Tabel 6.5: Perumusan Indikator Penguatan CK-5


Deskripsi CK-5 Kompetensi Konten

Siswa mampu menghubungkan, Menghubungkan - Komitmen


memilih, dan mencari alternatif Memilih Kebangsaan
pengetahuan yang terkait nilai- Mencari Alternatif
nilai dalam moderasi beragama
serta kehidupan berbangsa dan
bernegara dengan dua
problematika (permasalahan)
pada konteks nasional.
Sub Konten:
Menghargai dan menjiwai identitas nasional
Indikator:
1. Menghubungkan tindakan individu dengan sikap menghargai dan
menjiwai identitas nasional dengan dua problematika (permasalahan)
pada konteks nasional.
2. Memilih cara masyarakat dalam menghargai dan menjiwai identitas
nasional dengan dua problematika (permasalahan) pada konteks nasional.
3. Mencari alternatif tindakan masyarakat dalam menghargai dan menjiwai
identitas nasional dengan dua problematika (permasalahan) pada konteks
nasional.

Berikut disajikan contoh indikator peningkatan dari


Capaian Kometensi. Peningkatan yang dimaksud
adalah upaya untuk meningkatkan kompetensi
peserta didik yang memiliki hasil raport AKMI
melalui pencapaian dalam proses pembelajaran
yang dirumuskan dalam indikator pembelajaran.

Tabel 6.6 Contoh Perumusan Indikator peningkatan CK-1 ke CK 2


Deskripsi CK-1 Deskripsi CK-2 Kompetensi
Peserta didik Peserta didik Menjelaskan
mampu mampu
menyebutkan, menjelaskan, Membedakan
menunjukkan, dan membedakan, dan Menemukan
mengidentifikasi menemukan
pengetahuan yang pengetahuan yang
terkait nilai-nilai terkait nilai-nilai

18
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

dalam moderasi dalam moderasi


beragama serta beragama serta
kehidupan kehidupan
berbangsa dan berbangsa dan
bernegara dengan bernegara dengan
satu problematika satu problematika
(permasalahan) (permasalahan)
pada konteks lokal. konteks nasional.
Konten: Komitmen Kebangsaan
Subkonten: Menghargai dan menindaklanjuti perjuangan para pahlawan.
Indikator:
1. Menjelaskan bentuk penghargaan dan tindak lanjut individu
terhadap perjuangan para pahlawan dengan satu problematika
pada konteks nasional.
2. Membedakan bentuk penghargaan dan tindak lanjut individu
terhadap perjuangan para pahlawan dengan satu problematika
pada konteks nasional.
3. Menemukan cara individu dalam menghargai dan
menindaklanjuti perjuangan para pahlawan dengan satu
problematika pada konteks nasional.
Konten: Toleransi
Subkonten: Terbuka dan Mengapresiasi Kesetaraan Gender.
Indikator:
1. Memberi contoh bentuk keterbukaan/apresiasi individu
terhadap kesetaraan gender dengan satu problematika pada
konteks global.
2. Menerapkan bentuk keterbukaan/apresiasi masyarakat
terhadap kesetaraan gender dengan satu problematika pada
konteks global.
3. mengkategorikan cara keterbukaan/apresiasi individu
terhadap kesetaraan gender dengan satu problematika dalam
konteks global.
Konten: Akomodatif dan Inklusif.
Subkonten: Komitmen untuk Mempertahankan Kearifan Lokal.
Indikator:
1. Menjelaskan bentuk nilai-nilai dalam kearifan lokal
dengan satu problematika pada konteks nasional.
2. Membandingkan bentuk komitmen masyarakat dalam
mempertahankan kearifan lokal dengan satu problematika
pada konteks nasional.
3. Menemukan cara komitmen individu dalam
mempertahankan kearifan lokal dengan satu problematika
dalam konteks nasional.

19
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Tabel 6.7. Contoh Perumusan Indikator Peningkatan dari CK-2 ke


CK-3
Deskripsi CK-2 Deskripsi CK-3 Kompetensi
Siswa mampu menjelaskan, Siswa mampu Memberi contoh
membedakan, dan memberi contoh, Menerapkan
menemukan pengetahuan menerapkan, dan Mengategorikan
yang terkait nilai-nilai dalam mengategorikan
moderasi beragama serta pengetahuan yang
kehidupan berbangsa dan terkait nilai-nilai
bernegara dengan satu dalam moderasi
problematika (permasalahan) beragama serta
konteks nasional kehidupan berbangsa
dan bernegara
dengan satu
problematika
(permasalahan) pada
konteks global
Konten: Komitmen Kebangsaan
Subkonten: Menghargai dan menjiwai identitas nasional
Indikator:
1. Memberi contoh bentuk dan cara menghargai dan menjiwai identitas
nasional dengan satu problematika (permasalahan) pada konteks lokal.
2. Menerapkan bentuk dan cara menghargai dan menjiwai identitas
nasional dengan satu problematika (permasalahan) pada konteks lokal.
3. Mengategorikan bentuk dan cara menghargai dan menjiwai identitas
nasional dengan satu problematika (permasalahan) pada konteks lokal.
Konten: Toleransi
Subkonten: Menghargai dan mengapresiasi perbedaan agama, ras, suku,
budaya, dan golongan
Indikator:
1. Memberi contoh bentuk dan cara menghargai dan mengapresiasi
perbedaan agama, ras, suku, budaya, dan golongan
2. Menerapkan bentuk dan cara menghargai dan mengapresiasi perbedaan
agama, ras, suku, budaya, dan golongan
3. Mengategorikan bentuk dan cara menghargai dan mengapresiasi
perbedaan agama, ras, suku, budaya, dan golongan
Konten: Akomodatif dan Inklusif
Subkonten: Komitmen untuk menyempurnakan diri dengan mengadopsi ide-ide
baru yang positif
Indikator:

20
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

1. Memberi contoh bentuk berkomitmen untuk menyempurnakan diri


dengan mengadopsi ide-ide baru yang positif
2. Menerapkan bentuk berkomitmen untuk menyempurnakan diri dengan
mengadopsi ide-ide baru yang positif
3. Mengategorikan bentuk berkomitmen untuk menyempurnakan diri dengan
mengadopsi ide-ide baru yang positif

Tabel 6.8. Contoh Perumusan Indikator Penguatan CK-3 dan


Peningkatan ke CK-4 dan CK-5 Konten Toleransi
Penguatan CK-3 Konten
Deskripsi CK-3 Kompetensi Toleransi
Siswa mampu memberi Memberi contoh
contoh,menerapkan, dan Menerapkan
mengkategorikan Mengkategorikan
pengetahuanyang terkait
nilai-nilai dalam moderasi
beragama serta kehidupan
berbangsa dan
bernegara dengan satu
problematika
(permasalahan) pada
konteks global

Peningkatan CK-3 ke CK-4


Deskripsi CK- 4 Kompetensi
Siswa mampu menganalisis, Menganalisis
mendeteksi, dan mengaitkan
pengetahuan yang terkait nilai- Mendeteksi
nilaidalam moderasi beragama Mengaitkan
serta kehidupan berbangsa dan
bernegara dengan dua
problematika (permasalahan)
pada konteks lokal
Peningkatan CK- 3 ke CK – 5
Deskripsi CK- 5 Kompetensi
Siswa mampu menghubungkan, Menghubungkan
memilih, dan mencari alternatif Memilih

21
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

pengetahuan yang terkait nilai- Mencari alternatif


nilaidalam moderasi beragama
serta kehidupan berbangsa dan
bernegara dengan dua
problematika (permasalahan)
pada konteks nasional

Sub Konten:
Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan
Indikator:
1. Memberi contoh bentuk mengusung spirit perubahan secara baik
dengan1 problematika pada konteks global.
2. Menerapkan cara mengusung spirit perubahan secara baik
dengan 1 problematika pada konteks global.
3. Mengkategorikan bentuk mengusung spirit perubahan secara baik
dengan1 problematika pada konteks global.
4. Menganalisis cara mengusung spirit perubahan secara baik dengan
2 problematka pada konteks lokal
5. Mendeteksi bentuk mengusung spirit perubahan secara baik dengan
2
problematika dalam konteks lokal.
6. Mengaitkan cara mengusung spirit perubahan secara baik
dengan 2problematika dalam konteks lokal.
7. Menghubungkan bentuk mengusung spirit perubahan secara baik dengan
2 problematika dalam konteks nasional.
8. Memilih cara mengusung spirit perubahan secara baik dengan 2
problematika pada konteks nasional
9. Mencari alternatif cara mengusung spirit perubahan secara baik
dengan 2problematika pada konteks nasional

Tabel 6.9. Contoh Perumusan Indikator peningkatan CK-4 ke CK-


5
Deskripsi CK Kompetensi Konten
CK-4 Menganalisis Toleransi
Peserta didik mampu menganalisis,
mendeteksi, dan mengaitkan Mendeteksi
pengetahuan yang terkait nilai-nilai
dalam moderasi beragama serta Mengaitkan

22
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

kehidupan berbangsa dan


bernegara dengan dua
problematika (permasalahan) pada
konteks lokal.
CK-5 Menghubungkan
Peserta didik mampu Memilih
menghubungkan, memilih, dan Mencari
mencari alternatif pengetahuan alternatif
yang terkait nilai-nilai dalam
moderasi beragama serta
kehidupan berbangsa dan
bernegara dengan dua
problematika (permasalahan) pada
konteks nasional.
Subkonten:
Mengusung spirit perubahan secara baik.
Indikator:
1. Menganalisis cara mengusung ide-ide perubahan dengan spirit
perdamaian dan anti kekerasan dengan dua problematika (permasalahan)
dalam konteks lokal.
2. Mendeteksi cara mengusung spirit perubahan secara baik dan tidak
menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan dalam kehidupan
masyarakat berdasarkan dua problematika (permasalahan) yang terjadi
dalam konteks lokal.
3. Mengaitkan bentuk mengusung ide-ide perubahan dengan spirit
perdamaian dan anti kekerasan dengan dua problematika (permasalahan)
dalam konteks lokal.
4. Menghubungkan cara mengusung ide-ide perubahan dengan spirit
perdamaian dan anti kekerasan dalam kehidupan masyarakat dengan
dua problematika (permasalahan) yang terjadi dalam lingkup wilayah
nasional.
5. Memilih cara mengusung spirit perubahan secara baik dan tidak
menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan dalam kehidupan
masyarakat dalam dua problematika (permasalahan) yang terjadi dalam
lingkup wilayah nasional.
6. Mencari alternatif bentuk mengusung ide-ide perubahan dengan spirit
perdamaian dan anti kekerasan dalam kehidupan masyarakat dalam dua
problematika (permasalahan) yang terjadi dalam lingkup wilayah
nasional.

23
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Tabel 6.10 Contoh Perumusan Indikator Peningkatan CK-5 ke


CK-6
Deskripsi Kompetensi Konten
CK-5 Menghubungkan - Komitmen
Siswa mampu menghubungkan, Kebangsaan
memilih, dan mencari alternatif Memilih
pengetahuan yang terkait nilai-
nilai dalam moderasi beragama Mencari
serta kehidupan berbangsa dan alternatif
bernegara dengan dua
problematika (permasalahan)
pada konteks nasional.
CK-6 Menelaah - Toleransi
Siswa mampu menelaah, Membandingkan
membandingkan, dan mencari Mencari Solusi
solusi pengetahuan yang terkait
nilai-nilai dalam moderasi
beragama serta kehidupan
berbangsa dan bernegara dengan
dua problematika (permasalahan)
pada konteks global.
Subkonten:
Terbuka dan mengapresiasi kesetaraan gender
Indikator:
1. Menelaah respon masyarakat yang mencerminkan sikap terbuka dan
mengapresiasi kesetaraan gender dengan dua problematika (permasalahan)
pada konteks global.
2. Membandingkan tindakan individu dalam merespon tindakan yang
mencerminkan sikap terbuka dan mengapresiasi kesetaraan gender dengan
dua problematika (permasalahan) pada konteks global.
3. Mencari solusi tindakan yang mencerminkan sikap terbuka dan
mengapresiasi kesetaraan gender dengan dua problematika (permasalahan)
pada konteks global.

B. Merumuskan Tujuan Pembelajaran


Bapak/Ibu guru, langkah selanjutnya adalah merumuskan
tujuan pembelajaran berdasarkan indikator yang telah tersusun.
Tujuan pembelajaran yang dibuat di subbab ini bukan
dimaksud menggantikan tujuan pembelajaran yang ada pada
kurikulum, tapi sebagai suplemen dalam penyusunan tujuan

24
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

pembelajaran pada mata pelajaran yang dapat diintegrasikan


dengan literasi sosial budaya.
Perumusan tujuan pembelajaran berfungsi sebagai petunjuk
untuk memilih materi, media, model, metode, dan strategi
pembelajaran yang akan digunakan ketika pembelajaran
berlangsung. Unsur-unsur yang terdapat dalam tujuan
pembelajaran dirumuskan dengan rumus A-B-C-D, yakni:
audience, behaviour, condition, dan degree (Ina & Aldiansyah,
2020: 447). Berikut penjelasan mengenai rumusan A-B-C-D.

Condition
(kegiatan Degree
Audience yang (keberhasilan
(subjek sekaligus Behavior ditunjukkan
(tingkah laku pencapaian
objek dalam peserta didik belajar;
atau aktivitas melalui model,
pembelajaran/ kecepatan
peserta didik metode, dan ketepatan, dan
strategi)
kualitas.)

Gambar 3.2 Rumusan A-B-C-D

Mari kita sama-sama mempelajari bagaimana cara menyusun


tujuan pembelajaran melalui beberapa contoh tujuan
pembelajaran berdasarkan rumusan A-B-C-D berikut ini.

Tujuan Peserta didik dapat menyebutkan bentuk


Pembelajaran: komitmen individu dalam mempertahankan
kearifan lokal dengan satu problematika pada
konteks lokal melalui pemahaman teks
informasi dengan cermat.

Berikut contoh tujuan pembelajaran Literasi Sosial Budaya CK-1


berdasarkan indikator yang telah disusun.

25
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Tabel 6.11 Tujuan Pembelajaran Komitmen Kebangsaan untuk


CK-1
Indikator dari Tujuan Pembelajaran
Kompetensi yang
Diajarkan
Menyebutkan bentuk Peserta didik dapat menyebutkan
penghargaan dan tindak lanjut bentuk penghargaan dan tindak lanjut
individu terhadap perjuangan individu terhadap perjuangan para
para pahlawan dengan satu pahlawan dengan satu problematika
problematika pada konteks pada konteks lokal melalui
lokal. pemahaman teks informasi dengan
cermat.
Menunjukkan bentuk Peserta didik dapat Menunjukkan
penghargaan dan tindak lanjut bentuk penghargaan dan tindak
masyarakat terhadap lanjut masyarakat terhadap
perjuangan para pahlawan perjuangan para pahlawan dengan
dengan satu problematika pada satu problematika pada konteks lokal
konteks lokal. melalui pemahaman teks informasi
dengan cermat.
Mengidentifikasi cara individu Peserta didik dapat
dalam menghargai dan mengidentifikasi cara individu
menindaklanjuti perjuangan dalam menghargai dan
para pahlawan dengan satu menindaklanjuti perjuangan para
problematika dalam konteks pahlawan dengan satu
lokal. problematika dalam konteks lokal
melalui diskusi kelompok dengan
komunikatif.
Menjelaskan bentuk Peserta didik dapat menjelaskan
penghargaan dan tindak lanjut bentuk penghargaan dan tindak lanjut
individu terhadap perjuangan individu terhadap perjuangan para
para pahlawan dengan satu pahlawan dengan satu problematika
problematika pada konteks pada konteks nasional melalui
nasional. pemahaman teks informasi dengan
Cermat.
Peserta didik dapat Peserta didik dapat membedakan
membedakan bentuk bentuk penghargaan dan tindak lanjut
penghargaan dan tindak individu terhadap perjuangan para
lanjut individu terhadap pahlawan dengan satu problematika
perjuangan para pahlawan pada konteks nasional melalui
dengan satu problematika pemahaman teks informasi dengan
pada konteks nasional. Cermat.

26
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Peserta didik dapat Peserta didik dapat menemukan cara


menemukan cara individu individu dalam menghargai dan
dalam menghargai dan menindaklanjuti perjuangan para
menindaklanjuti perjuangan pahlawan dengan satu problematika
para pahlawan dengan satu pada konteks nasional melalui diskusi
problematika pada konteks kelompok dengan komunikatif.
nasional.
Memberi contoh bentuk Peserta didik dapat memberi contoh
penghargaan dan tindak bentuk penghargaan dan tindak lanjut
lanjut individu terhadap individu terhadap perjuangan para
perjuangan para pahlawan pahlawan dengan satu problematika
dengan satu problematika pada konteks global melalui
pada konteks global. pemahaman teks informasi dengan
cermat.

Menerapkan bentuk Peserta didik dapat menerapkan


penghargaan dan tindak lanjut bentuk penghargaan dan tindak
masyarakat terhadap lanjut individu terhadap perjuangan
perjuangan para pahlawan para pahlawan dengan satu
dengan satu problematika pada problematika pada konteks global
konteks global. melalui pemahaman teks informasi
dengan Cermat.
Mengkategorikan cara Peserta didik dapat
menghargai dan menindaklanjuti mengkategorikan cara individu
individu terhadap perjuangan dalam menghargai dan
para pahlawan dengan satu menindaklanjuti perjuangan para
problematika pada konteks pahlawan dengan satu problematika
global. pada konteks global melalui diskusi
kelompok dengan komunikatif.

Tabel 6.12 Tujuan Pembelajaran Toleransi untuk CK 1


Indikator dari kompetensi yang Tujuan Pembelajaran
Diajarkan
Menyebutkan bentuk Peserta didik dapat menyebutkan
keterbukaan/ apresiasi bentuk keterbukaan/apresiasi
individu terhadap kesetaraan individu dengan satu problematika
gender dengan satu terhadap kesetaraan gender pada
problematika pada konteks konteks lokal melalui pemahaman
lokal. teks cerita
dengan cermat.

27
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Menunjukkan bentuk Peserta didik dapat Menunjukkan


keterbukaan/ apresiasi bentuk keterbukaan/apresiasi
masyarakat terhadap masyarakat terhadap kesetaraan
kesetaraan gender dengan gender pada konteks lokal melalui
satu problematika pada pemahaman teks cerita dengan
konteks lokal. satu problematika pada konteks
lokal melalui pemahaman teks
informasi
dengan cermat.
Mengidentifikasi cara Peserta didik dapat
keterbukaan/ apresiasi individu mengidentifikasi cara bentuk
terhadap kesetaraan gender keterbukaan/apresiasi individu
dengan satu problematika terhadap kesetaraan gender
dalam konteks Nasional. dengan satu problematika pada
konteks lokal melalui diskusi
kelompok dengan komunikatif.

Menjelaskan bentuk Peserta didik dapat menjelaskan


keterbukaan/ apresiasi bentuk keterbukaan/apresiasi
individu terhadap kesetaraan individu dengan satu problematika
gender dengan satu terhadap kesetaraan gender pada
problematika pada konteks konteks nasional melalui
Nasional. pemahaman teks cerita dengan
cermat.
Membandingkan bentuk Peserta didik dapat membandingkan
keterbukaan/apresiasi masyarakat bentuk keterbukaan/apresiasi
terhadap kesetaraan gender dengan masyarakat terhadap kesetaraan gender
satu problematika pada konteks pada konteks nasional melalui
Nasional. pemahaman teks cerita dengan satu
problematika pada konteks local
melalui pemahaman teks informasi
dengan cermat.
menemukan cara keterbukaan/ Peserta didik dapat menemukan cara
apresiasi individu terhadap keterbukaan/apresiasi individu terhadap
kesetaraan gender dengan satu kesetaraan gender dengan satu
problematika dalam konteks problematika pada konteks nasional
global, melalui diskusi kelompok dengan
komunikatif.
Memberi contoh bentuk Peserta didik dapat memberi contoh
keterbukaan/ apresiasi individu bentuk keterbukaan/apresiasi individu
terhadap kesetaraan gender dengan dengan satu problematika terhadap
satu problematika pada konteks kesetaraan gender pada konteks global

28
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

global. melalui pemahaman teks cerita


dengan cermat.

Menerapkan bentuk keterbukaan/ Peserta didik dapat menerapkan bentuk


apresiasi masyarakat terhadap keterbukaan/apresiasi masyarakat
kesetaraan gender dengan satu terhadap kesetaraan gender pada
problematika pada konteks global. konteks nasional melalui pemahaman
teks cerita dengan satu problematika
pada konteks global melalui
pemahaman teks informasi
dengan cermat.
Mengkategorikan cara keterbukaan/ Peserta didik dapat mengkategorikan
apresiasi individu terhadap cara bentuk keterbukaan/apresiasi
kesetaraan gender dengan satu individu terhadap kesetaraan gender
problematika dalam konteks global. dengan satu problematika pada konteks
global melalui diskusi
kelompok dengan komunikatif.

Tabel 6.13. Tujuan Pembelajaran Akomodatif & Inklusif


Indikator dari Kompetensi Tujuan Pembelajaran
yang Diajarkan
Menyebutkan bentuk komitmen Peserta didik dapat menyebutkan
individu dalam bentuk komitmen individu
mempertahankan kearifan lokal dalam mempertahankan
dengan satu problematika pada kearifan lokal dengan satu
konteks lokal. problematika pada
konteks lokal melalui
pemahaman teks informasi
dengan cermat.
Menunjukkan bentuk Peserta didik dapat
komitmen masyarakat dalam Menunjukkan bentuk
mempertahankan kearifan lokal komitmen masyarakat dalam
dengan satu problematika pada mempertahankan kearifan lokal
konteks lokal. dengan satu problematika pada
konteks lokal melalui
pemahaman teks informatif
dengan cermat.

29
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Mengidentifikasi cara komitmen Peserta didik dapat


individu dalam mengidentifikasi cara komitmen
mempertahankan kearifan lokal masyarakat dalam
dengan satu problematika mempertahankan kearifan lokal
dalam konteks lokal. dengan satu problematika pada
konteks lokal melalui diskusi
kelompok dengan komunikatif.
menjelaskan bentuk nilai-nilai Peserta didik dapat menjelaskan
dalam kearifan lokal dengan bentuk nilai-nilai dalam kearifan
satu problematika pada konteks lokal dengan satu problematika
nasional. pada konteks nasional melalui
pemahaman
teks informasi dengan cermat.

Membandingkan bentuk Peserta didik dapat


komitmen masyarakat dalam membandingkan bentuk
mempertahankan kearifan lokal komitmen masyarakat dalam
dengan satu problematika pada mempertahankan kearifan lokal
konteks nasional. dengan satu problematika pada
konteks nasional melalui
pemahaman teks informatif.
Menemukan cara komitmen Peserta didik dapat menemukan
individu dalam mempertahankan cara komitmen individu dalam
kearifan lokal dengan satu mempertahankan kearifan lokal
problematika dalam konteks dengan satu problematika pada
nasional. konteks nasional melalui diskusi
kelompok dengan komunikatif.
Memberi contoh bentuk Peserta didik dapat memberi
komitmen individu dalam contoh bentuk komitmen
mempertahankan kearifan individu dalam
lokal dengan satu mempertahankan kearifan lokal
problematika pada konteks dengan satu problematika pada
global. konteks global melalui
pemahaman
teks informasi dengan cermat.
Menerapkan bentuk komitmen Peserta didik dapat menerapkan
masyarakat dalam bentuk komitmen masyarakat
mempertahankan kearifan lokal dalam mempertahankan
dengan satu problematika pada kearifan lokal dengan satu
konteks global. problematika pada konteks
global melalui pemahaman teks
informatif dengan cermat.
mengkategorikan cara Peserta didik dapat

30
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

komitmen individu dalam mengategorikan cara komitmen


mempertahankan kearifan individu dalam mempertahankan
lokal dengan satu kearifan lokal dengan satu
problematika dalam konteks problematika pada konteks
global. global melalui diskusi
kelompok dengan komunikatif.

Tabel 6.14. Rumusan Tujuan Pembelajaran untuk CK-2


Indikator dari Kompetensi Tujuan Pembelajaran
yang Diajarkan
Memberi contoh cara menghargai dan Siswa dapat memberi contoh cara
menjiwai identitas nasional dengan menghargai dan menjiwai identitas
satu problematika (permasalahan) nasional dengan satu problematika
pada konteks global. (permasalahan) pada konteks global
melalui memaknai teks informatif
dengan tepat.
Menerapkan cara menghargai dan Siswa dapat menerapkan cara
menjiwai identitas nasional dengan satu menghargai dan menjiwai identitas
problematika (permasalahan) pada nasional dengan satu problematika
konteks global. (permasalahan) pada konteks global
melalui proses pencarian informasi
dengan benar.
Mengategorikan bentuk-bentuk Siswa dapat mengategorikan bentuk-
menghargai dan menjiwai identitas bentuk menghargai dan menjiwai
nasional dengan satu problematika identitas nasional dengan satu
(permasalahan) pada konteks global. problematika (permasalahan) pada
konteks global melalui investigasi
lingkungan dengan tepat.

Tabel 6.15 Tujuan Pembelajaran Komitmen Kebangsaan untuk


CK-2
Indikator dari Kompetensi yang Tujuan Pembelajaran
Diajarkan
Menganalisis bentuk dan cara Siswa dapat menganalisis cara
menghargai dan mengapresiasi menghargai dan mengapresiasi
perbedaan agama, ras, suku, perbedaan agama, ras, suku, budaya,
budaya, dan golongan dan golongan melalui teks narasi
dengan tepat
Mendeteksi bentuk dan cara Siswa dapat mendeteksi bentuk
menghargai dan mengapresiasi menghargai dan mengapresiasi
perbedaan agama, ras, suku, budaya,

31
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

perbedaan agama, ras, suku, budaya, dan golongan melalui kegiatan


dan golongan diskusi dengan benar.

Mengaitkan bentuk dan cara Siswa dapat mengaitkan bentuk dan


menghargai dan mengapresiasi cara menghargai dan mengapresiasi
perbedaan agama, ras, suku, perbedaan agama, ras, suku, budaya,
budaya, dan golongan dan golongan melalui kegiatan
presentasi dengan benar.

Tabel 6.16 Tujuan Pembelajaran Konten Toleransi untuk CK-2


Indikator dari Kompetensi yang Tujuan Pembelajaran
Diajarkan
Menganalisis bentuk dan cara Siswa dapat menganalisis cara
berkomitmen untuk berkomitmen untuk menyempurnakan
menyempurnakan diri dengan diri dengan mengadopsi ide-ide baru
mengadopsi ide-ide baru yang yang positif melalui teks narasi dengan
positif tepat
Mendeteksi bentuk dan cara Siswa dapat mendeteksi bentuk
berkomitmen untuk berkomitmen untuk menyempurnakan
menyempurnakan diri dengan diri dengan mengadopsi ide-ide baru
mengadopsi ide-ide baru yang yang positif melalui kegiatan diskusi
positif dengan benar.
Mengaitkan bentuk dan cara Siswa dapat mengaitkan bentuk dan cara
berkomitmen untuk berkomitmen untuk menyempurnakan
menyempurnakan diri dengan diri dengan mengadopsi ide-ide baru
mengadopsi ide-ide baru yang yang positif melalui kegiatan presentasi
positif dengan benar.

Tabel 6.17 Tujuan Pembelajaran Konten Komitmen Kebangsaan


untuk CK-3
Indikator dari Kompetensi yang Tujuan Pembelajaran
Diajarkan
Memberi contoh bentuk mengutamakan Siswa dapat memberi contoh bentuk
kepentingan bangsa di atas kepentingan mengutamakan kepentingan bangsa di
pribadi dan golongan dengan satu atas kepentingan pribadi dan golongan
problematika (permasalahan) pada dengan satu problematika
konteks global. (permasalahan) pada konteks global
melalui pemahaman teks naratif dengan
tepat

32
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Menerapkan cara mengutamakan Siswa dapat menerapkan cara


kepentingan bangsa di atas kepentingan mengutamakan kepentingan bangsa di
pribadi dan golongan dengan satu atas kepentingan pribadi dan golongan
problematika (permasalahan) pada dengan satu problematika
konteks global. (permasalahan) pada konteks global
melalui diskusi dengan benar
Mengkategorikan bentuk mengutamakan Siswa dapat mengategorikan bentuk
kepentingan bangsa di atas kepentingan mengutamakan kepentingan bangsa di
pribadi dan golongan dengan satu atas kepentingan pribadi dan golongan
problematika (permasalahan) pada dengan satu problematika
konteks global (permasalahan) pada konteks global
melalui
Menganalisis cara mengutamakan Siswa dapat menganalisis cara
kepentingan bangsa di atas kepentingan mengutamakan kepentingan bangsa di
pribadi dan golongan dengan 2 (dua) atas kepentingan pribadi dan golongan
problematika pada konteks lokal. dengan 2 (dua) problematika pada
konteks lokal melalui pemahaman teks
narasi dengan benar.
Mendeteksi bentuk mengutamakan Siswa dapat mendeteksi bentuk
kepentingan bangsa di atas kepentingan mengutamakan kepentingan bangsa di
pribadi dan golongan dengan 2 (dua) atas kepentingan pribadi dan golongan
problematika dalam konteks lokal. dengan 2 (dua) problematika dalam
konteks lokal melalui pengerjaan LKPD
dengan tepat.
Mengaitkan bentuk mengutamakan Siswa dapat mengaitkan bentuk
kepentingan bangsa di atas kepentingan mengutamakan kepentingan bangsa di
pribadi dan golongan dengan 2 (dua) atas kepentingan pribadi dan golongan
problematika dalam konteks lokal. dengan 2 (dua) problematika dalam
konteks lokal melalui kegiatan diskusi
dengan baik.
Menghubungkan bentuk Siswa dapat menghubungkan bentuk
mengutamakan kepentingan bangsa di mengutamakan kepentingan bangsa di
atas kepentingan pribadi dan golongan atas kepentingan pribadi dan golongan
dengan satu problematika dengan satu problematika
(permasalahan) pada konteks global (permasalahan) pada konteks global
melalui pemahaman teks naratif dengan
tepat.
Memilih bentuk mengutamakan Siswa dapat memilih bentuk
kepentingan bangsa di atas kepentingan mengutamakan kepentingan bangsa di
pribadi dan golongan dengan satu atas kepentingan pribadi dan golongan
problematika (permasalahan) pada dengan satu problematika
konteks global (permasalahan) pada konteks global
melalui pengerjaan LKPD dengan tepat

33
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Mencari alternatif bentuk mengutamakan Siswa dapat mencari alternatif bentuk


kepentingan bangsa di atas kepentingan mengutamakan kepentingan bangsa di
pribadi dan golongan dengan satu atas kepentingan pribadi dan golongan
problematika (permasalahan) pada dengan satu problematika
konteks global (permasalahan) pada konteks global
melalui kegiatan diskusi dengan teliti.

Tabel 6.18 Tujuan Pembelajaran Konten Toleransi untuk CK-3


Indikator dari Kompetensi yang Tujuan Pembelajaran
Diajarkan
Memberi contoh bentuk mengusung Siswa dapat memberi contoh bentuk
spirit perubahan secara baik dengan satu mengusung spirit perubahan secara
problematika (permasalahan) pada baik dengan satu problematika
konteks global. (permasalahan) pada konteks global
melalui pemahaman teks naratif dengan
baik.
Menerapkan cara mengusung spirit Siswa dapat menerapkan cara
perubahan secara baik dengan satu mengusung spirit perubahan secara
problematika (permasalahan) pada baik dengan satu problematika
konteks global. (permasalahan) pada konteks global
melalui pengerjaan LKPD dengan baik.
Mengkategorikan bentuk mengusung Siswa dapat mengategorikan bentuk
spirit perubahan secara baik dengan satu mengusung spirit perubahan secara
problematika (permasalahan) baik dengan satu problematika
pada konteks global. (permasalahan) pada konteks global

melalui kegiatan diskusi dengan


benar.
Menganalisis cara mengusung spirit Siswa dapat menganalisis cara
perubahan secara baik dengan dua mengusung spirit perubahan secara
problematika (permasalahan) pada baik dengan dua problematika
konteks lokal (permasalahan) pada konteks lokal
dengan baik melalui kegiatan diskusi.
Mendeteksi bentuk mengusung spirit Siswa dapat mendeteksi bentuk
perubahan secara baik dengan 2 mengusung spirit perubahan secara
problematika dalam konteks lokal. baik dengan 2 problematika dalam
konteks lokal dengan teliti melalui
pengerjaan LKPD.
Mengaitkan cara mengusung spirit Siswa dapat mengaitkan cara
perubahan secara baik dengan 2 mengusung spirit perubahan secara
problematika dalam konteks lokal. baik dengan 2 problematika dalam
konteks lokal dengan tepat melalui

34
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

pengerjaan LKPD.
Menghubungkan bentuk mengusung Siswa dapat menghubungkan bentuk
spirit perubahan secara baik dengan 2 mengusung spirit perubahan secara
(dua) problematika dalam konteks baik dengan 2 (dua) problematika
nasional. dalam konteks nasional dengan tepat
melalui pengerjaan LKPD.
Memilih cara mengusung spirit Siswa dapat memilih cara mengusung
perubahan secara baik dengan 2 (dua) spirit perubahan secara baik dengan 2
problematika (permasalahan) pada (dua) problematika (permasalahan)
konteks nasional pada konteks nasional dengan tepat
melalui kegiatan berdiskusi.
Mencari alternatif cara mengusung spirit Siswa mencari alternatif cara
perubahan secara baik dengan 2 (dua) mengusung spirit perubahan secara
problematika (permasalahan) pada baik dengan 2 (dua) problematika
konteks nasional (permasalahan) pada konteks nasional
dengan benar melalui kegiatan diskusi.

Tabel 6.19 Tujuan Pembelajaran Konten Akomodatif dan Inklusif


untuk CK-3
Indikator dari Kompetensi yang Tujuan Pembelajaran
Diajarkan
Memberi contoh bentuk mengutamakan Siswa dapat memberi contoh bentuk
kepentingan bangsa di atas kepentingan keterbukaan dan cara apresiatif
pribadi dan golongan dengan satu terhadap amaliyah keagamaan berbeda
problematika (permasalahan) pada dengan satu problematika
konteks global. (permasalahan) pada konteks global
melalui pemahaman teks naratif dengan
baik.
Menerapkan cara mengutamakan Siswa dapat menerapkan bentuk
kepentingan bangsa di atas kepentingan keterbukaan dan cara apresiatif
pribadi dan golongan dengan satu terhadap amaliyah keagamaan berbeda
problematika (permasalahan) pada dengan satu problematika
konteks global. (permasalahan) pada konteks global
melalui kegiatan diskusi dengan benar
Mengkategorikan bentuk mengutamakan Siswa mampu mengkategorikan bentuk
kepentingan bangsa di atas kepentingan keterbukaan dan cara apresiatif
pribadi dan golongan dengan satu terhadap amaliyah keagaman berbeda
problematika (permasalahan) pada dengan satu problematika
konteks global (permasalahan) pada konteks global
melalui pengerjaan LKPD dengan baik.

35
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Menganalisis cara mengutamakan Siswa mampu menganalisis bentuk


kepentingan bangsa di atas kepentingan keterbukaan dan cara apresiatif
pribadi dan golongan dengan 2 (dua) terhadap amaliyah keagamaan berbeda
problematika pada konteks lokal. dengan dua problematika
(permasalahan) pada konteks local
melalui pemahaman teks naratif dengan
baik.
Mendeteksi bentuk mengutamakan Siswa mampu mendeteksi bentuk
kepentingan bangsa di atas kepentingan keterbukaan dan cara apresiatif
pribadi dan golongan dengan 2 (dua) terhadap amaliyah keagamaan berbeda
problematika dalam konteks lokal. dengan 2 problematika dalam konteks
local melalui kegiatan berkolaborasi
dengan baik.
Mengaitkan bentuk mengutamakan Siswa mampu mengaitkan bentuk
kepentingan bangsa di atas keterbukaan dan cara apresiatif
kepentingan pribadi dan golongan terhadap amaliyah keagamaan berbeda
dengan 2 (dua) problematika dalam dengan 2 problematika
konteks lokal. dalam konteks lokal melalui
pengerjaan LKPD dengan tepat.
Menghubungkan bentuk mengutamakan Siswa mampu menghubungkan bentuk
kepentingan bangsa di atas kepentingan keterbukaan dan cara apresiatif
pribadi dan golongan dengan satu terhadap amaliyah keagamaan berbeda
problematika (permasalahan) pada dengan 2 (dua) problematika dalam
konteks global konteks nasional melalui pemahaman
teks naratif dengan baik.
Memilih bentuk mengutamakan Siswa mampu memilih bentuk
kepentingan bangsa di atas kepentingan keterbukaan dan cara apresiatif
pribadi dan golongan dengan satu terhadap amaliyah keagamaan berbeda
problematika (permasalahan) pada dengan 2 (dua) problematika
konteks global (permasalahan) pada konteks nasional
melalui kegiatan diskusi dengan tepat.
Mencari alternatif bentuk mengutamakan Siswa mampu mencari alternatif bentuk
kepentingan bangsa di atas kepentingan keterbukaan dan cara apresiatif
pribadi dan golongan dengan satu terhadap amaliyah keagamaan berbeda
problematika (permasalahan) pada dengan 2 (dua) problematika
konteks global (permasalahan) pada konteks nasional
melalui pengerjaan LKPD dengan teliti.

36
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Tabel 6.20 Tujuan Pembelajaran untuk CK-4


Indikator dari Kompetensi
CK Tujuan Pembelajaran
yang Diajarkan
CK-4 Konten : Komitmen Kebangsaan
Subkonten : Menghargai dan menjiwai identitas nasional
Menganalisis bentuk menghargai Peserta didik dapat menganalisis
dan menjiwai identitas nasional bentuk menghargai dan menjiwai
dengan dua problematika identitas nasional dengan dua
(permasalahan) pada konteks lokal. problematika (permasalahan) pada
konteks lokal melalui pencermatan
teks bacaan dengan baik.
Mendeteksi bentuk menghargai Peserta didik dapat mendeteksi
dan menjiwai identitas nasional bentuk menghargai dan menjiwai
dengan dua problematika identitas nasional dengan dua
(permasalahan) pada konteks lokal. problematika (permasalahan) pada
konteks lokal melalui kegiatan
pengembangan ide dengan tepat.
Mengaitkan pengetahuan yang Peserta didik dapat mengaitkan
terkait nilai-nilai dalam moderasi pengetahuan yang terkait nilai-nilai
beragama serta kehidupan dalam moderasi beragama serta
berbangsa dan bernegara dengan kehidupan berbangsa dan bernegara
dua problematika (permasalahan) dengan dua problematika
pada konteks lokal. (permasalahan) pada konteks lokal
melalui kegiatan diskusi dengan
cermat.
Konten : Toleransi
Subkonten : Mengusung spirit perubahan secara baik
Menganalisis cara Peserta didik dapat menganalisis cara
mempertahankan dan mempertahankan dan melestarikan
melestarikan kearifan lokal dengan kearifan lokal dengan dua
dua problematika (permasalahan) problematika (permasalahan) dalam
dalam konteks lokal lingkungan konteks lokal lingkungan tetangga
tetangga. melalui memaknai teks infografis
dengan tepat.
Mendeteksi bentuk Peserta didik dapat mendeteksi
mempertahankan dan bentuk mempertahankan dan
melestarikan kearifan lokal dengan melestarikan kearifan lokal dengan
dua problematika (permasalahan) dua problematika (permasalahan)
dalam konteks lokal lingkungan dalam konteks lokal lingkungan
tetangga. tetangga melalui proses pencarian
informasi dengan benar.
Mengaitkan cara mempertahankan Peserta didik dapat Mengaitkan cara
dan melestarikan kearifan lokal mempertahankan dan melestarikan
dengan dua problematika kearifan lokal dengan dua
problematika (permasalahan) dalam

37
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Indikator dari Kompetensi


CK Tujuan Pembelajaran
yang Diajarkan
(permasalahan) dalam lingkup lingkup wilayah nasional melalui
wilayah nasional. investigasi dengan teliti.
CK-5 Konten : Toleransi
Subkonten : Mengusung spirit perubahan secara baik
Menghubungkan cara mengusung Peserta didik mampu
ide-ide perubahan dengan spirit menghubungkan cara mengusung
perdamaian dan anti kekerasan ide-ide perubahan dengan spirit
dalam kehidupan masyarakat perdamaian dan anti kekerasan dalam
dengan dua problematika kehidupan masyarakat dengan dua
(permasalahan) yang terjadi dalam problematika (permasalahan) yang
lingkup wilayah nasional. terjadi dalam lingkup wilayah
nasional melalui telaah bacaan
dengan tepat.
Memilih cara mengusung spirit Peserta didik mampu memilih cara
perubahan secara baik dan tidak mengusung spirit perubahan secara
menghalalkan segala cara dalam baik dan tidak menghalalkan segala
mencapai tujuan dalam kehidupan cara dalam mencapai tujuan dalam
masyarakat dalam dua kehidupan masyarakat dalam dua
problematika (permasalahan) yang problematika (permasalahan) yang
terjadi dalam lingkup wilayah terjadi dalam lingkup wilayah
nasional. nasional melalui telaah bacaan
dengan tepat.
Mencari alternatif bentuk Peserta didik mampu mencari
mengusung ide-ide perubahan alternatif bentuk mengusung ide-ide
dengan spirit perdamaian dan anti perubahan dengan spirit perdamaian
kekerasan dalam kehidupan dan anti kekerasan dalam kehidupan
masyarakat dalam dua masyarakat dalam dua problematika
problematika (permasalahan) yang (permasalahan) yang terjadi dalam
terjadi dalam lingkup wilayah lingkup wilayah nasional melalui
nasional. telaah bacaan dengan tepat.
CK-6 Konten: Akomodatif dan Inklusif
Subkonten : Komitmen untuk mempertahankan kearifan lokal (local
wisdom)
Menelaah cara individu Peserta didik dapat menelaah cara
mempertahankan dan individu mempertahankan dan
melestarikan kearifan lokal di melestarikan kearifan lokal di tengah
tengah perubahan pola hidup yang perubahan pola hidup yang anomali
anomali nilai budaya dan nilai budaya dan individualistik
individualistik dengan dua dengan dua problematika
problematika (permasalahan). (permasalahan) melalui kegiatan
pemecahan masalah pada konteks
global dengan benar.
Membandingkan bentuk individu Peserta didik dapat Membandingkan
mempertahankan dan bentuk individu mempertahankan

38
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Indikator dari Kompetensi


CK Tujuan Pembelajaran
yang Diajarkan
melestarikan kearifan lokal di dan melestarikan kearifan lokal di
tengah perubahan pola hidup yang tengah perubahan pola hidup yang
anomali nilai budaya dan anomali nilai budaya dan
individualistik dengan dua individualistik dengan dua
problematika (permasalahan). problematika (permasalahan) melalui
penelusuran informasi pada konteks
global dengan tepat.
Mencari solusi cara individu Peserta didik dapat mencari solusi
mempertahankan dan cara mencari solusi cara individu
melestarikan kearifan lokal di mempertahankan dan melestarikan
tengah perubahan pola hidup yang kearifan lokal di tengah perubahan
anomali nilai budaya dan pola hidup yang anomali nilai budaya
individualistik dengan dua dan individualistik dengan dua
problematika (permasalahan). problematika (permasalahan) melalui
kegiatan pemecahan masalah pada
konteks global yang sesuai.

Tabel 6.21: Contoh Perumusan Tujuan Pembelajaran untuk CK 5


Konten : Komitmen Kebangsaan
Subkonten : Menghargai dan menjiwai identitas nasional
Indikator dari Kompetensi
Tujuan Pembelajaran
yang Diajarkan
1. Menghubungkan tindakan Siswa dapat menghubungkan tindakan
individu dengan sikap individu dengan sikap menghargai dan
menghargai dan menjiwai menjiwai identitas nasional dengan dua
identitas nasional dengan problematika (permasalahan) pada konteks
dua problematika nasional melalui membaca teks narasi,
(permasalahan) pada infografis, dan diskusi dengan benar.
konteks nasional.
2. Memilih cara masyarakat Siswa dapat memilih cara masyarakat
dalam menghargai dan dalam menghargai dan menjiwai identitas
menjiwai identitas nasional dengan dua problematika
nasional dengan dua (permasalahan) pada konteks nasional
problematika melalui membaca teks narasi, infografis,
(permasalahan) pada dan diskusi dengan benar.
konteks nasional.
3. Mencari alternatif Siswa dapat mencari alternatif tindakan
tindakan masyarakat masyarakat dalam menghargai dan
dalam menghargai dan menjiwai identitas nasional dengan dua
menjiwai identitas problematika (permasalahan) pada konteks
nasional dengan dua

39
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

problematika nasional melalui membaca teks narasi,


(permasalahan) pada infografis, dan diskusi dengan benar.
konteks nasional.
Konten : Terbuka dan mengapresiasi kesetaraan gender
Subkonten : Toleransi
Indikator dari Kompetensi yang Tujuan Pembelajaran
Diajarkan
4. Menelaah respon Siswa dapat menelaah respon masyarakat
masyarakat yang yang mencerminkan sikap terbuka dan
mencerminkan sikap mengapresiasi kesetaraan gender dengan
terbuka dan dua problematika (permasalahan) pada
mengapresiasi kesetaraan konteks global melalui membaca teks
gender dengan dua narasi, infografis, dan diskusi dengan
problematika benar.
(permasalahan) pada
konteks global.
5. Membandingkan tindakan Siswa dapat membandingkan tindakan
individu dalam merespon individu dalam merespon tindakan yang
tindakan yang mencerminkan sikap terbuka dan
mencerminkan sikap mengapresiasi kesetaraan gender dengan
terbuka dan dua problematika (permasalahan) pada
mengapresiasi kesetaraan konteks global melalui membaca teks
gender dengan dua narasi, infografis, dan diskusi dengan
problematika benar.
(permasalahan) pada
konteks global.
6. Mencari solusi tindakan Siswa dapat mencari solusi tindakan yang
yang mencerminkan sikap mencerminkan sikap terbuka dan
terbuka dan mengapresiasi kesetaraan gender dengan
mengapresiasi kesetaraan dua problematika (permasalahan) pada
gender dengan dua konteks global melalui membaca teks
problematika narasi, infografis, dan diskusi dengan
(permasalahan) pada benar.
konteks global.
Konten : Akomodatif & Inklusif
Subkonten : Komitmen untuk mempertahankan kearifan lokal (local
wisdom)
Indikator dari Kompetensi yang Tujuan Pembelajaran
Diajarkan
7. Menyimpulkan bentuk Siswa dapat menyimpulkan bentuk
tindakan masyarakat yang tindakan masyarakat yang mencerminkan
mencerminkan komitmen komitmen untuk mempertahankan kearifan
untuk mempertahankan lokal (local wisdom) dengan tiga

40
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

kearifan lokal (local problematika (permasalahan) pada konteks


wisdom) dengan tiga lokal melalui membaca teks narasi dan
problematika diskusi dengan benar.
(permasalahan) pada
konteks lokal.
8. Memprediksi dampak Siswa dapat memprediksi dampak tindakan
tindakan individu dalam individu dalam merespon komitmen untuk
merespon komitmen mempertahankan kearifan lokal (local
untuk mempertahankan wisdom) dengan tiga problematika
kearifan lokal (local (permasalahan) pada konteks lokal melalui
wisdom) dengan tiga membaca teks narasi dan diskusi dengan
problematika benar.
(permasalahan) pada
konteks lokal.
9. Mengkritisi tindakan Siswa dapat mengkritisi tindakan
masyarakat dalam masyarakat dalam merespon komitmen
merespon komitmen untuk mempertahankan kearifan lokal
untuk mempertahankan (local wisdom) dengan tiga problematika
kearifan lokal (local (permasalahan) pada konteks lokal melalui
wisdom) dengan tiga membaca teks narasi dan diskusi dengan
problematika benar.
(permasalahan) pada
konteks lokal.

C. Mengembangkan Materi Pembelajaran


Bapak/Ibu Guru, langkah selanjutnya adalah
menentukan materi pembelajaran. Materi pembelajaran
dikembangkan setelah guru merancang indikator kompetensi
dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam
pembelajaran. Materi pembelajaran merupakan salah satu
komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan
penting dalam membantu peserta didik mencapai
kompetensi pembelajaran yang diharapkan. Materi
pembelajaran berisikan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap atau nilai yang harus dipelajari peserta didik. Guru
diharapkan mampu memilih dan mengembangkan materi
pembelajaran dengan tepat agar dapat membantu peserta
didik dalam mencapai kompetensi seoptimal mungkin.
Penyusunan materi pembelajaran dalam literasi sosial

41
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

budaya dilakukan melalui analisis capaian kompetensi (CK)


yang terdiri dari kompetensi, konten, sub konten,
kompleksitas problematika, dan konteks yang harus dicapai
oleh peserta didik. Beberapa aspek tersebut harus dijadikan
acuan mengingat setiap CK memiliki kompetensi, konten,
dan sub konten dengan karakteristik yang berbeda-beda.
Materi pembelajaran dalam literasi sosial budaya dapat
disusun melalui enam ragam stimulus, yakni; (1) narasi, (2)
dialog, (3) infografik, (4) komik/poster, (5) artikel ilmiah, dan
(6) multi teks. Bapak/Ibu guru dipersilahkan untuk memilih
sesuai dengan kecocokan dengan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai.
Mari kita sama-sama mempelajari bagaimana cara
menyusun materi pembelajaran literasi sosial budaya melalui
beberapa contoh materi berikut ini.

Contoh 1
Konten : Komitmen Kebangsaan
Subkonten : Menghargai dan menindaklanjuti
perjuangan para pahlawan
Bentuk stimulus : Teks Cerita

Pahlawan di Daerahku

Gambar 3.4 Makam Pahlawan di Kampung Bantarpayung-Tasikmalaya

42
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Reni berkumpul bersama teman-teman sepermainannya di alun-alun


Kecamatan sambil ngabuburit (menunggu waktu maghrib). Mereka membahas
penjelasan ibu guru tentang pahlawan yang ada di daerah mereka.
“Teman-teman, tadi ibu guru menjelaskan bahwa di kampung kita juga ada
pahlawan, lho!” Reni berkata dengan antusias.
“Iya, aku seneng banget. Ternyata nggak perlu jauh-jauh ya, kita mempelajari
jejak sejarah bangsa.” Sinta menanggapi tak kalah semangat.
“Memangnya di mana ada jejak sejarah tentang pahlawan di kampung kita?
Aku tadi nggak sekolah jadi nggak tau,” timpal Tini penasaran.
“Itu lho, di Bantarpayung. Eyang Sepuh Bantarpayung dengan ketiga putranya
dan satu orang cucunya yang meninggal karena serangan gerakan yang
menamakan diri DII/TII., beliau pejuang yang religius, cinta tanah air, dan rela
berkorban demi keutuhan NKRI.” jawab Reni.
“Ceritakan dong, bagaimana serangan itu terjadi hingga mengakibatkan beliau-
beliau wafat,” rengek Tini penasaran.
“Penyerangan itu terjadi pada malam hari, tepatnya pada hari Rabu, tanggal 11
Februari 1953. Sekitar pukul 23.00 tiba-tiba dari setiap penjuru datang ratusan
pasukan DI/TII menyerang pondok pesantren Bantarpayung yang berada di
Kecamatan Padakembang-Kabupaten Tasikmalaya. Serangan yang mendadak
itu membuat pihak pesantren tidak memiliki kesiapan untuk melakukan
perlawanan. Alhasil, perlawanan tidak seimbang itu mengakibatkan gugurnya
sebelas orang syuhada yang terdiri dari enam orang santri, Eyang Sepuh beserta
tiga putra dan satu orang cucunya. Adapun penyebab terjadinya penyerangan
itu karena Eyang Sepuh tidak mau diajak menjadi pemimpin negara yang
ditawarkan oleh DI/TII.” Sinta menceritakan inti cerita yang disampaikan bu
guru.
“Wah, luar biasa perjuangannya! Bangga ya, kita punya pahlawan dari daerah
sendiri. Nggak kebayang bagaimana cara beberapa orang santri melawan
pasukan bersenjata yang begitu banyak,” komentar Tini sambil memberenggut
seolah sedang membayangkan perjuangan malam itu.
“Tentunya bangga sekali, apalagi serangan ini merupakan serangan ke-39
kalinya. Kebayang kan betapa tangguhnya kyai dan pahlawan kita ini, tapi tidak
perlu dibayangkan bagaimana caranya mereka melakukan perlawanan.
Pikirkanlah bagaimana cara kita menghargai dan meneruskan perjuangan
mereka dalam mempertahankan kesatuan dan persatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia,” potong Reni.
“Betul itu. Sekarang, tugas kalian belajar yang rajin, bulatkan tekad untuk
menggapai cita-cita tanpa mengenal lelah dan putus asa. Besok lagi ceritanya
di madrasah, sekarang waktunya pulang sebentar lagi maghrib,” timpal bu guru
yang tiba-tiba telah berada di tengah keseruan mereka.
“Bu Guru? Assalamualaikum!” Sontak anak-anak berteriak dan bangkit sambil
menyodorkan tangan untuk mencium tangan bu guru.
“Waalaikumussalam. Pulanglah sudah mau maghrib.” Bu guru menjawab

43
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

sambil menjabat tangan mereka satu persatu.


“Baik, bu. Kami pulang. Assalamualaikum.”
Mereka pun pulang ke rumah masing-masing untuk berbuka puasa.

Bapak/Ibu Guru, beberapa pertanyaan tersebut hanya contoh yang


dapat dikembangkan untuk peserta didik pada CK-1. Pada
pelaksanaannya pertanyaan tersebut dimodifikasi dengan mata
pelajaran yang diampu. Beberapa pertanyaan tersebut bertujuan
untuk memperkuat kemampuan pada CK-1 dan meningkatkan
kemampuan pada CK-2.

Contoh 2
Konten : Toleransi
Subkonten : Menghargai dan mengapresiasi perbedaan
agama, ras, suku, budaya, dan golongan
Bentuk Stimulus : Artikel Ilmiah

Merawat Toleransi Tumbuhkan Kedamaian

Gambar 3.6 Keragaman Indonesia

44
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Konflik, perpecahan, serta tidak saling menghargai dapat terjadi


karena perbedaan antarindividu dalam berinteraksi. Apalagi
Indonesia merupakan negara besar dengan keragaman suku,
budaya, bahasa, adat-istiadat, dan agama. Untuk itu, sikap
terpenting yang harus dimiliki oleh masyarakat Indonesia adalah
berjiwa toleransi.
Salah satu pengaruh penting dalam upaya menciptakan kerukunan
adalah adanya toleransi beragama. Sebab, perbedaan agama
sangat rawan menimbukan ketidakseimbangan sehingga muncul
beberapa konflik antarumat beragama. Tentunya hal itu akan
mengakibatkan perpecahan bangsa karena Indonesia memiliki
beberapa agama.
Sebagaimana yang dilakukan para siswa SD swasta yang berasal
dari berbagai agama menyediakan tempat untuk berbuka puasa
bagi para siswa MI di Jombang. Mereka bermain bersama sambil
menunggu waktu buka puasa. Waktu azan Maghrib tiba, Siswa MI
Islamiyah berbuka bersama para siswa SD. Bahkan, setelah
berbuka sejumlah siswa SD yang berbeda agama membantu para
guru menyiapkan tempat wudu dan salat bagi siswa MI. Setelah
berbuka, para guru dan murid melakukan salat berjemaah.
Begitu juga yang dilakukan para pemuda lintas agama di Papua,
mereka ikut mengamankan pelaksanaan salat Idulfitri 1440 Hijriah
di Timika. Ketua FKUB Mimika Ignastius Adi mengatakan,
sejumlah 65 pemuda dari berbagai agama ikut serta mengamankan
Shalat Idulfitri di Timika. Ia juga mengatakan bahwa toleransi umat
beragama di Kabupaten Mimika terjalin dengan baik.
Kedua contoh di atas menunjukkan bahwa Indonesia memiliki
berbagai bentuk keragaman. Mulai dari keragaman suku, budaya,
agama, ras, dan anggota golongan. Kita harus mensyukuri
perbedaan dalam keragaman itu sebagai keindahan yang dimiliki
bangsa. Sebagai warga negara yang baik, kita harus mampu
menciptakan kedamaian dengan menjaga persatuan dan kesatuan
dengan memiliki sikap toleransi.
Toleransi dapat menyatukan keragaman suku bangsa dan budaya

45
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

yang dimiliki bangsa Indonesia. Toleransi akan menumbuhkan


rasa saling menghormati dan menghargai, serta saling memahami.
Toleransi juga dapat membentuk seseorang mampu berpikir secara
luas, mandiri, dan tidak merasa paling benar. Jangan sampai kita
mudah dipecah-belah akibat isu-isu negatif. Sebagaimana pepatah
mengatakan, “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.”

Materi dan beberapa pertanyaan di atas merupakan contoh yang


dapat dikembangkan untuk siswa pada CK-2, di mana siswa telah
mampu menjelaskan, membedakan, dan menemukan
pengetahuan. Dengan demikian, skenario pembelajaran yang
akan dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa
dari CK-2 ke CK-3, serta menuju CK-4.

Contoh Materi 3
Konten : Komitmen Kebangsaan
Subkonten : Mengutamakan kepentingan umum di atas
kepentingan pribadi / golongan.

Biar Tak Memiliki Tas Cantik

Sepulang dari berbelanja di Supermarket, Intan merasa senang


karena semua barang-barang yang diinginkannya telah dibelikan
oleh bundanya. Namun, setelah ia dan bundanya mengecek daftar
belanjaannya, ternyata ada satu barang yang belum dibeli.
Padahal Intan tidak sabar ingin memiliki barang yang sudah
direncanakan untuk dibeli tersebut. Barang itu adalah sebuah tas
cantik yang harganya lumayan mahal. Di sela-sela ia berpikir
untuk segera memiliki barang tersebut, tiba-tiba ia mendengar
pemberitaan di televisi.
Diberitakan pada pagi itu bahwa telah terjadi Gempa Magnetudo
7,8 mengguncang Turki yang berbatasan dengan Suriah. Gempa
tersebut menghancurkan bangunan di Turki Selatan hingga Suriah.
Orang-orang kehilangan tempat tinggal. Pemberitaan diakhiri

46
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

dengan penggalangan dana untuk menyalurkan bantuan terhadap


korban gempa.
Mendengar berita ini, intan mengurungkan rencananya membeli
tas kesukaannya dan menyisihkan uangnya untuk membantu
korban gempa. Intan meminta bantuan ibunya untuk pengurusan
pembayaran dana bantuan untuk korban gempa di Turki.
Intan merasa bahwa dirinya belum bisa memberikan bantuan
terhadap korban gempa di Turki secara maksimal. Intan memiliki
ide untuk mengajak teman-temannya turut menyisihkan sebagian
belanjanya untuk membantu para korban. Intan bertanya kepada
Ibunya bagaimana caranya agar ia bisa mengajak teman-
temannya. Ibu memiliki ide agar Intan agar menyampaikan
keinginannya kepada teman-teman melalui Bu Guru.
Sesampai di sekolah, Intan menemui Bu Guru dan menyampaikan
niatnya untuk mengajak teman-temannya turut berbelasungkawa
dan berempati dengan bencana gempa yang menimpa banyak
orang di Turki. Ada juga di antara para korban adalah anak- anak
yang kehilangan orang tuanya. Ibu guru turut terenyuh
mendengarkan berita tentang korban gempa Turki. Jam 09.20,
sepuluh menit sebelum bel keluar main berbunyi, Bu guru
mengumumkan tentang donasi bantuan korban gempa Turki di
depan kelas. Teman-teman Intan pun menyisihkan sebagian
belanja mereka untuk membantu meringankan beban para korban
bencana di Turki. Tidak hanya kelas Intan, namun juga seluruh
kelas di sekolah tersebut, ikut memberikan bantuan kepada korban
gempa Turki. Bu guru bangga dengan Intan dan teman-temannya
yang mau berkorban untuk membantu sesama yang sedang
dirudung oleh musibah bencana alam.

Contoh di atas merupakan contoh materi yang berorientasi pada


penguatan capaian kompetensi CK 3 (memberi contoh,
menerapkan dan mengkategorikan) atau bahkan dapat
meningkatkan dari CK-3 menuju CK-4 (menganalisis, mendeteksi
dan mengaitkan ) dan CK-5 (menghubungkan, memilih dan

47
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

mencari alternatif )

Contoh Materi 4
Konten : Akomodatif dan Inklusif
Subkonten : Komitmen untuk mempertahankan kearifan
lokal (local wisdom)
Bentuk Stimulus : Teks narasi

Tetabuhan Ul-Daul makin Gaul

Madura memiliki tradisi lokal yang kini menjadi unggulan


pertunjukkan yakni “Tetabuhan Ul-Daul”. Seni pertunjukan tersebut
dikemas dalam bentuk perkusi pada rangka mobil berjalan dengan
hiasan bentuk kepala barong bermahkota. Seni pertunjukan tersebut
berupa iringan musik yang menggunakan alat dari barang bekas,
seperti tong, jerigen besar, gamelan, dll. yang terdengar dinamis.
Selain itu, di depan rangkaian mobil berjalan tersebut terdapat
beberapa penari yang gemulai mengikuti irama musik yang
digaungkan.

Gambar 1
Tetabuhan Ul-Daul

Sebagai tradisi yang berkembang luas di masyarakat Madura,


pemerintah setempat mengakomodasi kekayaan budaya dalam bentuk
"Festival Musik Daul" yang rutin digelar setiap tahun bertepatan
dengan hari jadi daerah atau berbagai undangan untuk
menyemarakkan suatu acara. Pertunjukkan tersebut bermula dari

48
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

tradisi membangunkan sahur ketika bulan ramadan. Seiring


berjalannya waktu, pecinta tradisi tersebut semakin meningkat bahkan
generasi muda saat ini bersedia mempelajarinya dan membuat grup
pertunjukkan seni tradisi lokal tersebut. Seni yang ditunjukkan
menggambarkan ciri khas Madura secara menyeluruh meliputi bunyi,
senandung, bahasa, ibadah dan hati seluruh masyarakat yang melekat
pada simbol ke-Madura-an.
Bagi generasi muda khususnya di Madura, pelestarian kearifan lokal
khususnya tradisi pertunjukkan Ul-Daul telah menunjukkan komitmen
yang baik untuk menjaga tradisi agar tetap berlangsung secara turun
temurun. Hal lain yang dapat dilakukan dengan mendorong budaya
lokal agar dapat diakui oleh dunia seperti 5 budaya Indonesia berikut;
(1) Bambu Angklung; dinobatkan sebagai bagian dari World Heritage;
(2) Seni Wayang; tercatat dalam UNESCO sejak tahun 2003; (3) Batik;
telah masuk ke dalam daftar UNESCO; (4) Gamelan; New Zealand
School of Music mengangkat gamelan sebagai kurikulum tetap. Selain
itu, di salah satu ruang pameran museum musik, Amerika Serikat juga
memajang satu set gamelan; dan (5) Tari Saman; telah diakui masuk
dalam daftar warisan budaya UNESCO.
Berbagai budaya nusantara yang telah diakui dunia itu dapat menjadi
pengingat kepada generasi muda secara umum bahwa tradisi lokal
yang dimilikinya tidak kalah jika dibandingkan tradisi budaya populer
yang sekarang sedang digandrungi banyak generasi. Melalui
pelestarian antargenerasi dan penyesuaian dengan kondisi zaman,
maka tradisi yang ada akan lestari sepanjang masa.
Setelah membaca dan memahami teks “Tetabuhan Ul-Daul makin
Gaul”, untuk melatih kemampuan siswa terkait literasi sosial budaya
dapat diberi pertanyaan sebagai berikut;

Pertanyaan
1. Teladan apa yang dapat kamu peroleh setelah membaca teks
tentang “Tetabuhan Ul-Daul makin Gaul”?
2. Sebutkan nilai yang menjadi tradisi “Tetabuhan Ul-Daul” diminati
oleh generasi muda?
3. Bagaimana kamu menjaga tradisi lokal yang ada di lingkunganmu
masing-masing?
4. Berikan tiga contoh sikap kamu terhadap tradisi lokal yang ada di
daerahmu supaya bisa dikenal ke seluruh penjuru dunia!

49
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

5. Bagaimana sikapmu agar menjadi orang di sekitarmu memiliki


komitmen melestarikan tradisi lokal yang ada di lingkunganmu?

CONTOH MATERI 5
Konten : Komitmen Kebangsaan
Subkonten : Menghargai dan menjiwai identitas nasional

Ayo, Hormat pada Bendera!

Ghani seorang siswa baru di MTs Berdikari. Ghani ragu dengan sikap
menghormati bendera saat upacara. Selama belajar di SD, Ghani
belum pernah mengikuti upacara bendera. Pihak sekolah menganggap
menghormati bendera merupakan perbuatan syirik. Gerakan hormat
bendera disamakan dengan gerakan iktidal dalam salat. Bendera
merupakan benda mati yang tidak perlu dihormati.

Kasus Ghani merupakan salah satu fenomena gunung es tentang


lembaga pendidikan yang melarang siswanya menghormati bendera.
Jika ditelusuri lebih jauh, masih banyak “Ghani-Ghani” lain yang
menganggap menghormati bendera termasuk perbuatan syirik.

Saat ini masih ada sekolah yang melarang siswanya untuk


menghormati bendera. Pemerintah telah memberikan peringatan
bahkan ancaman ketika sekolah tersebut tidak menyelenggarakan
upacara dan tetap menganggap menghormati bendera sebagai
perbuatan haram.

Padahal penghormatan pada bendera dan atau simbol negara lainnya


tidak bisa dianggap sebagai bentuk penyembahan kepada makhluk.
Penghormatan tersebut merupakan bentuk ungkapan rasa cinta dan
semangat menjaga tanah air. Penghormatan dilakukan bukan karena
bendera itu sendiri, tetapi lebih pada mengenang mereka yang
berkorban untuk kedaulatan negeri. Oleh karena itulah, lembaga
pendidikan yang ada di Indonesia wajib melaksanakan upacara
bendera.

50
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI


(Kemendikbud) Nomor 22/2018 tentang Pedoman Upacara Bendera
di Sekolah, tujuan upacara bendera antara lain 1) memperkuat
persatuan serta kesatuan bangsa, dan juga Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI); 2) membiasakan siswa untuk selalu bersikap tertib
serta disiplin; 3) meningkatkan kemampuan leadership atau
kepemimpinan para siswa; 4) membiasakan kekompakan serta kerja
sama; 5) menumbuhkan suatu rasa tanggung jawab; 6) mempertebal
semangat dan rasa cinta kepada tanah air.

Menanggapi pelarangan penghormatan bendera, Majelis Ulama


Indonesia (MUI) berpendapat bahwa hormat kepada bendera
bukanlah menyembah. Menghormat bendera sama dengan
menghormati orang, pemimpin, dan juga ulama. Hormat bendera
bukan persoalan ibadah. Menghormati bendera bukan berarti
menyembah. Bendera melambangkan negara yang harus dihormati.

D. Mengembangkan Media Pembelajaran


Bapak/ibu guru, untuk menunjang ketercapaian materi
yang telah disusun, sebaiknya Bapak/Ibu dapat menciptakan
media pembelajaran. Karena proses pembelajaran akan
berdampak lebih baik jika dilengkapi dengan media
pembelajaran.
Media pembelajaran sangat beragam sehingga guru
harus mampu memilih dalam pembuatan dan penggunaan
media pembelajaran berdasarkan kebutuhan dan
kemampuan peserta didik, kelas, dan madrasah sesuai tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Media pembelajaran
berfungsi untuk mempermudah proses pembelajaran dan
akan menciptakan kegiatan pembelajaran lebih efektif dan
efisien sehingga materi yang disampaikan oleh guru bisa
diserap secara optimal (Sapriyah, 2019).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat
media pembelajaran Literasi Sosial budaya, yaitu: 1) Relevan
dengan konten atau sub-konten yang dibahas; 2) Bebas dari
SARAPPPEK (Suku, Agama, Ras, Antargolongan, Pornografi,

51
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Politik, Produk, Erotis, Kekerasan); 3) Mudah digunakan


untuk setiap guru madrasah; 4) Kebermaknaan yang dalam
untuk pembelajaran literasi sosial budaya; 5) Dapat
mengeksplorasi atau merangsang keingintahuan peserta
didik. Beberapa media pembelajaran yang dapat digunakan
dalam pembelajaran Literasi Sosial Budaya:
A. Video
B. Teks
C. Gambar
D. Poster
E. Infografik

E. Menjabarkan Skenario dan Aktivitas Pembelajaran


Bapak/Ibu guru, tahukah anda, mengapa skenario
pembelajaran harus direncanakan? Ternyata, skenario
pembelajaran berfungsi sebagai panduan teknis operasional
bagi guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di
dalam dan di luar kelas. Penyusunan skenario pembelajaran
juga dapat menumbuhkan pengembangan kreativitas guru
dalam memberdayakan potensi yang dimiliki peserta didik
dengan pemanfaatan berbagai sumber belajar yang tersedia
di lingkungan madrasah.
Bagaimana penyusunan skenario pembelajaran dan apa
saja yang harus ada dalam skenario pembelajaran?
Penyusunan skenario pembelajaran mengacu pada model
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai. Skenario pembelajaran terdiri dari kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Yuk, kita bahas bersama-sama cara menyusun skenario
pembelajaran melalui contoh skenario pembelajaran dengan
model LOK-R! Tujuan skenario yang akan disajikan adalah
untuk mengajarkan peningkatan kompetensi CK-1 ke CK-2
pada pembelajaran literasi sosial budaya.

52
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Contoh Skenario 1

Konten : Komitmen Kebangsaan


Subkonten : Menghargai dan Menindaklanjuti Perjuangan Pahlawan
Tujuan : 1. Peserta didik dapat menyebutkan bentuk
penghargaan dan tindak lanjut individu terhadap
perjuangan para pahlawan dengan satu
problematika pada konteks lokal melalui
pemahaman teks informasi dengan cermat.
2. Peserta didik dapat menunjukkan bentuk
penghargaan dan tindak lanjut masyarakat terhadap
perjuangan para pahlawan dengan satu
problematika pada konteks lokal melalui
pemahaman teks informasi dengan cermat.
3. Peserta didik dapat mengidentifikasi cara individu
dalam menghargai dan menindaklanjuti perjuangan
para pahlawan dengan satu problematika dalam
konteks lokal melalui diskusi kelompok dengan
komunikatif.
4. Peserta didik dapat menjelaskan bentuk
penghargaan dan tindak lanjut individu terhadap
perjuangan para pahlawan dengan satu
problematika pada konteks nasional melalui
pemahaman teks informasi dengan cermat.
5. Peserta didik dapat membedakan bentuk
penghargaan dan tindak lanjut individu terhadap
perjuangan para pahlawan dengan satu
problematika pada konteks nasional melalui
pemahaman teks informasi dengan cermat.
6. Peserta didik dapat menemukan cara individu dan
masyarakat dalam menghargai dan menindaklanjuti
perjuangan para pahlawan dengan satu
problematika pada konteks nasional melalui diskusi
kelompok dengan komunikatif.

53
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Tabel 6.22 Skenario Pembelajaran Komitmen Kebangsaan


Tahap Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
Awal
Pembelajaran
• Peserta didik menjawab salam yang
diucapkan oleh guru.
• Salah satu peserta didik memimpin doa
sebelum belajar di depan kelas.
• Guru mengecek kesiapan belajar peserta
didik
• Peserta didik menjawab pertanyaan
pemantik yang diberikan guru (Apa yang
akan terjadi jika tidak ada pahlawan di
negara kita?).
Inti Fase Literasi
Pembelajaran
● Peserta didik membaca teks dialog tentang
“Pahlawan di Daerahku” secara
berpasangan.
● Peserta didik menyusun pertanyaan
berdasarkan teks tentang “Pahlawan di
Daerahku”.
● Peserta didik menjawab pertanyaan yang
telah disusun oleh pasangannya.
● Peserta didik mempresentasikan hasil tanya
jawab yang telah dikerjakan.
● Peserta didik menjawab pertanyaan yang
diberikan guru berdasarkan teks dialog yang
sudah dibaca.
Fase 2: Orientasi
● Peserta didik mengamati video perjuangan
pahlawan
● Peserta didik membandingkan bentuk
komitmen kebangsaan antara pahlawan yang
terdapat dalam teks dialog dengan video.
● Peserta didik menuliskan hasil perbandingan
kedua pahlawan dalam tabel yang telah
disediakan dalam LKPD.
● Peserta didik menyampaikan hasil kinerja

54
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

kepada guru.

Fase 3: Kolaborasi
● Peserta didik mendiskusikan cara individu
dan masyarakat dalam menindaklanjuti
perjuangan pahlawan dalam lingkup wilayah
nasional.
● Peserta didik mendiskusikan dampak dari
individu dan masyarakat dalam
menindaklanjuti perjuangan pahlawan
dalam lingkup wilayah nasional terhadap
stabilitas nasional.
● Peserta didik menuliskan hasil diskusi pada
lembar kerja yang telah disediakan guru.
● Peserta didik mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelompok lainnya.
● Kelompok lainnya menanggapi hasil
presentasi.
● Peserta didik menempelkan hasil diskusi di
papan karya kelas.
● Peserta didik mendapatkan apresiasi hasil kerja
berupa bintang berwarna dari guru.
Fase 4: Refleksi
● Peserta didik melakukan refleksi
pembelajaran melalui penilaian diri di
lembar kerja yang sudah disediakan guru
● Peserta didik menyimpulkan pembelajaran
yang telah dipelajari
Akhir
Pembelajaran
● Peserta didik mendengarkan penguatan
pengalaman belajar dengan menyimpulkan
hasil diskusi dan pembahasan yang telah
dilakukan.
● Salah satu peserta didik memimpin doa
setelah belajar di depan kelas.
● Peserta didik menjawab salam yang
disampaikan oleh guru.

55
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Berikut ini disajikan contoh scenario pembelajaran model


problem based learning (PBL) untuk mengajarkan
peningkatan kompetensi CK-2 ke CK-3.

Contoh Skenario 2
Konten: Komitmen Kebangsaan
Subkonten: Menghargai dan Menjiwai Identitas Nasional
Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat memberi contoh cara menghargai dan
menjiwai identitas nasional dengan satu problematika
(permasalahan) pada konteks global melalui memaknai
teks informatif dengan tepat.
2. Siswa dapat menerapkan cara menghargai dan menjiwai
identitas nasional dengan satu problematika
(permasalahan) pada konteks global melalui proses
pencarian informasi dengan benar.
3. Siswa dapat mengategorikan bentuk-bentuk menghargai
dan menjiwai identitas nasional dengan satu
problematika (permasalahan) pada konteks global
melalui investigasi lingkungan dengan tepat.

Tabel 6.23. Skenario Pembelajaran Komitmen Kebangsaan


Tahap
Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
Awal a. Salam Pembuka: Siswa menjawab salam
Pembelajaran b. Siswa berdoa mengawali pembelajaran
“Sebelum kita mulai kegiatan pembelajaran pada
kesempatan hari ini, marilah kita berdoa bersama
terlebih dahulu! Silakan ketua kelas memimpin
berdoa!”
c. Siswa dicek kesiapan belajarnya oleh guru
“Siapakah anak yang tidak hadir hari ini?”
“Siapakah juara kedisiplinan kehadiran hari ini?”
d. Apersepsi:
Siswa mendengarkan cerita dari guru sebagai
prawacana tentang topik menghargai dan menjiwai
identitas nasional yaitu gotong royong

56
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

e. Siswa menjawab pertanyaan pemantik dari guru


sebagai berikut, “Apa ciri khas budaya bangsa
Indonesia sehingga berbeda dengan bangsa lain?”
f. Siswa diberikan motivasi oleh guru
g. Siswa mendapatkan penjelasan dari guru tentang
langkah-langkah pembelajaran yang akan diikuti
Inti Fase 1: Mengorientasikan siswa pada masalah
Pembelajaran a. Guru memberikan suatu masalah melalui
pengamatan gambar, kemudian siswa menjawab
beberapa pertanyaan.
b. Tujuan penyampaian masalah ini agar peserta didik
mengetahui masalah apa yang akan dibahas dan
diteliti siswa, yaitu tentang identitas nasional
“Gotong Royong”.
c. Siswa dibentuk kelompok agar dapat saling
berdiskusi mengenai masalah yang akan dibahas.
Setelah itu, siswa diberikan narasi bacaan kepada
siswa serta sumber belajar (baik itu buku,
lingkungan atau internet) untuk bahan siswa
mencari informasi.
Fase 2: Mengorganisasikan siswa untuk belajar
a. Guru menampilkan beberapa gambar agar siswa
mampu mengidentifikasi pekerjaan yang dapat
diselesaikan dengan gotong royong atau mandiri.
b. Setelah memahami masalah yang diangkat, guru
memberikan teks berjudul “Aksi Habibi” agar siswa
memahami apa yang sebenarnya menjadi pokok
utama permasalahan yang dihadirkan.
c. Siswa membaca teks dalam kelompok masing-masing
dan diarahkan untuk mengenal pokok masalah yang
diangkat sehingga mampu memahami masalah utama
yang dihadirkan.
d. Setelah membaca teks, siswa berdiskusi bersama
kelompoknya untuk menjawab pertanyaan dari guru.
e. Siswa diberi waktu 30 menit untuk berdiskusi soal di
atas dalam kelompok sehingga siswa percaya diri
menyampaikan argumentasinya.
Fase 3: Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok
a. Siswa bersama kelompoknya berdiskusi untuk
menganalisis penyebab atau dampak dari
permasalahan yang diangkat.
b. Siswa diminta mencari informasi dari berbagai sumber
dengan LKPD yang telah disediakan.

57
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

c. Guru mengelilingi siswa yang sedang berdiskusi.


Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan artifak (hasil
karya) dan memamerkannya
a. Siswa menempelkan hasil diskusi kelompok pada
papan pajangan atau tempat yang sudah disediakan
b. Siswa mempresentasikan hasil diskusi melalui Teknik
kunjung karya dengan cara sebagai berikut:
1) Dua orang bertugas sebagai presentator dan
penerima kunjungan dari kelompok lain yang
berada di tempat pajangan hasil diskusi.
2) Anggota kelompok yang lain bertugas sebagai
tamu untuk berkunjung ke kelompok lain untuk
mendengar dan menanggapi presentasi hasil
diskusi kelompok lain.
Fase 5: Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah
a. Siswa bersama guru menganalisis bersama
berdasarkan materi dan mengambil nilai yang dapat
dipelajari pada pembahasan mengenai teks bacaan
dan tugas yang telah dikerjakan.
b. Siswa mengerjakan lembar evaluasi
Akhir a. Siswa diberikan penguatan pengalaman belajar
Pembelajaran dengan menyimpulkan hasil diskusi dan
pembahasan yang telah dilakukan.
b. Siswa bersama guru membuat
kesimpulan/rangkuman hasil belajar selama sehari
c. Siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-
hal yang belum jelas tentang materi yang baru saja
disampaikan.
d. Siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan
pendapatnya tentang pembelajaran yang telah
diikuti/refleksi melalui pertanyaan.
e. Siswa dan guru merencanakan pembelajaran
berikutnya.
f. Siswa bersama guru mengakhiri pelajaran dengan
berdoa.
g. Siswa menjawab salam penutup dari guru.

Berdasarkan skenario pembelajaran di atas, pelaksanaan


pembelajaran secara rinci penulis uraikan penjelasannya
sebagai berikut:

58
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

1. Kegiatan Pendahuluan
Pada tahap apersepsi ini, siswa perlu memiliki
pengetahuan awal tentang materi yang akan dibahas
dan wawasan tentang komitmen kebangsaan, yaitu
menghargai dan menjiwai identitas nasional. Untuk
menarik perhatian siswa, guru dapat memberikan
pertanyaan pemantik, “Apa ciri khas budaya bangsa
Indonesia sehingga berbeda dengan bangsa lain?”
Guru meminta siswa untuk memberikan tanggapan
terhadap pertanyaan di atas. Guru menampung
pendapat siswa sebagai bahan untuk menyampaikan
materi yang akan disajikan. Selanjutnya guru
menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang
akan diikuti siswa.
Selanjutnya guru memberikan motivasi kepada siswa,
misalnya dengan mengungkapkan kalimat berikut:
“Barokallah, anak-anak sungguh hebat karena sudah
bisa dan berani mengungkapkan pendapat kalian
terkait identitas nasional bangsa kita. Bahkan, kalian
bisa menjelaskan tentang ciri khas budaya bagsa
Indonesia yang menunjukkan identitas nasional.
Anak-anakku, pertemuan kali ini kita akan belajar
bagaimana menghargai dan menjiwai identitas
nasional dari setiap permasalahan yang tersedia
dalam teks berkaitan dengan identitas nasional.”
2. Kegiatan Inti
Dalam pembelajaran ini, dicontohkan dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL), singkatnya PBL yaitu pembelajaran di
mana peserta didik dihadapkan pada berbagai
permasalahan-permasalahan yang digunakan untuk
kegiataan stimulus dalam aktivitas belajar di kelas.
Dalam mengembangkan literasi sosial budaya,
langkah-langkah operasional dalam proses

59
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

pembelajaran yang dikonsepkan oleh Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan adalah sebagai berikut.
a. Fase 1: Mengorientasikan siswa pada masalah
Pada tahap ini, guru dapat memberikan suatu
masalah yang sesuai dengan usia perkembangan
siswa agar siswa memahami masalah yang akan
dibahas dan diteliti. Masalah dapat disampaikan
dengan pertanyaan.

Perhatikan gambar berikut!

Gambar 3.8 Dampak Tanah Longsor

Gambar 3.9 Dampak Banjir

Sumber Gambar: https://bnpb.go.id

60
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Setelah ditampilkan kedua gambar di atas,


siswa diberikan pertanyaan pemantik agar siswa
memahami masalah yang akan dibahas. Berikut
adalah contoh pertanyaan yang dapat
disampaikan berdasarkan kedua gambar di atas.
1. Bagaimana pendapat kalian mengenai gambar
tersebut?
2. Bagaimana peristiwa dalam gambar bisa
terjadi?
3. Apa yang harus kita lakukan sehingga mampu
menunjukkan ciri khas sebagai warga negara
Indonesia?
Selanjutnya, guru memberikan petunjuk kepada
siswa agar terbagi menjadi beberapa kelompok
untuk berdiskusi mengenai masalah yang akan
dibahas. Setelah itu, siswa diberikan teks bacaan
serta sumber belajar sebagai bahan mencari
informasi.
b. Fase 2: Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Pada tahap ini, siswa diarahkan untuk mengenal
pokok masalah yang diangkat sehingga mampu
memahami masalah utama yang dihadirkan.
Siswa dihadapkan pada beberapa pilihan gambar
untuk diidentifikasi.

Gambar 3.10 Siswa Mengerjakan Ulangan

61
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Gambar 3.11 Masyarakat Melaksanakan Kerja Bakti

Gambar 3.12 Antre Membeli Tiket

Gambar 3.13 Anak Bermain Catur

62
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Setelah mengamati beberapa gambar di atas, guru


dapat memberikan pertanyaan dengan contoh
sebagai berikut.
1) Gambar manakah yang dapat diselesaikan
melalui gotong royong? Jelaskan alasannya!
2) Gambar manakah yang tidak dapat
diselesaikan dengan gotong royong?
Jelaskan alasannya!
3) Mengapa gotong royong sangat penting kita
jaga?
Selanjutnya, siswa diberikan sebuah bacaan yang
berjudul “Aksi Habibi” yang mengangkat suatu
masalah. Setelah membaca teks, siswa diskusi
bersama kelompok untuk menjawab pertanyaan
berikut!
1) Apa yang menyebabkan Habibi merasa miris
hatinya?
2) Apa saja upaya yang dilakukan Habibi dan
untuk mendirikan perpustakaan desa?
3) Apakah kamu setuju dengan apa yang
dilakukan oleh Kepala Desa? Berikan
alasanmu!
4) Jika kamu menjadi kepada desa, kegiatan apa
yang akan kamu lakukan agar budaya gotong
royong tetap terjaga di masyarakat?
Siswa diberi waktu 30 menit untuk berdiskusi soal
di atas dalam kelompok sehingga siswa percaya
diri menyampaikan argumentasinya.
c. Fase 3: Membantu penyelidikan mandiri dan
kelompok
Pada tahap ketiga ini, guru membimbing siswa
untuk menganalisis penyebab atau dampak dari
permasalahan yang diangkat. Guru bisa meminta

63
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

siswa mencari informasi dari berbagai sumber


dengan LKPD yang telah disediakan.
d. Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan artifak
(hasil karya) dan memamerkannya
Pada tahap ini, manfaat atau dampak dari
masalah yang sudah berhasil dianalisis dapat
dikembangkan oleh siswa menjadi sebuah karya.
Selanjutnya siswa melakukan kunjung karya
tentang hasil diskusi dan kemudian disajikan atau
dipajang di papan pajangan kelas untuk
dikunjungi kelompok lain.
e. Fase 5: Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan
Masalah
Pada tahap ini hasil yang sudah disajikan
kemudian dianalisis dan dievaluasi secara
bersama-sama dalam forum kelas sehingga terjadi
peningkatan kualitas karya yang disajikan. Pada
tahap ini, guru melakukan penilaian dengan
menggabungkan tiga aspek yaitu pengetahuan,
keterampilan, dan sikap.

3. Kegiatan Penutup
a. Guru memberikan penguatan pengalaman
belajar siswa dengan menyimpulkan hasil diskusi
dan pembahasan yang telah dilakukan.
b. Guru melakukan kegiatan merumuskan
kesimpulan bersama siswa berkenaan dengan
kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir.
Sebagai bahan tindak lanjut, yaitu guru bisa
meminta siswa menuliskan pengetahuannya yang
sudah didapatkan selama mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan kata-
katanya sendiri.
c. Refleksi merupakan kegiatan yang bertujuan

64
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

untuk memunculkan sikap memperbaiki diri, baik


gagasan, sikap, maupun hasil karya. Tahapan ini
dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan
seperti:
1) Apa yang telah dipelajari hari ini?
2) Apa kesulitan-kesulitan yang kamu temui
selama pembelajaran?
3) Sikap apa yang harus dikembangkan setelah
mengikuti pembelajaran ini?

Berikut ini disajikan contoh scenario untuk mengajarkan


peningkatan kompetensi CK-3 ke CK-4.

Contoh Skenario 3

Konten : Komitmen Kebangsaan


Sub konten : Mengutamakan kepentingan bangsadi atas kepentingan
pribadi dan golongan
Tujuan : Siswa dapat memberi contoh bentuk mengutamakan
kepentingan bangsadi atas kepentingan pribadi dan golongan
dengan 1 problematika (permasalahan) pada konteks global
melalui pemahaman teks naratif dengan tepat
Siswa mampu menerapkan cara mengutamakan kepentingan
bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan dengan 1
problematika pada konteks global melalui pemahaman teks
naratif dengan benar
Siswa mampu mengategorikan bentuk mengutamakan
kepentingan bangsadi atas kepentingan pribadi dan golongan
dengan 1 problematika (permasalahan) pada konteks global
melalui meringkas teks naratif dengan teliti
Siswa mampu menganalisis cara mengutamakan kepentingan
bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan dengan 2
(dua) problematika pada konteks lokal melalui meringkas teks
naratif dengan baik
Siswa mampu mendeteksi bentuk mengutamakan
kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan
dengan 2 (dua) problematika dalam konteks lokal melalui
pengerjaan LKPD dengan tepat.

65
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Siswa mampu mengaitkan bentuk mengutamakan


kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan
dengan 2 (dua) problematika dalam konteks lokal melalui
kegiatan kembali membaca rangkuman secara tepat

Tabel 6.24. Skenario Pembelajaran Komitmen Kebangsaan


Tahap
Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
Awal
Pembelajaran
• Siswa menjawab salam yang diucapkan oleh
guru.
• Salah satu peserta didik memimpin do’a
sebelum belajar didepan kelas.
• Siswa menyiapkan diri secara fisik dan psikis
untuk belajar
• Siswa menyimak dan merespon appersepsi
dari guru
• Siswa menjawab pertanyaan pemantik yang
diberikan guru.
Inti Pembelajaran Fase 1: Pengorganisasian Siswa secara Berpasangan
• Siswa dibagi menjadi berpasangan
Fase 2: Membaca Materi dan Merangkum
• Siswa membaca wacana tentang Biar Tak
Memiliki Tas Cantik yang diberikan olehguru
melalui LKPD
• Siswa secara individu membuat
rangkuman terhadap wacana tentang Biar
Tak Memiliki Tas Cantik

Fase 3: Penetapan Peran


• Satu orang siswa dalam
kelompok menjadipembicara
• Satu orang lagi dalam kelompok menjadi
pendengar
Fase 4: Menjalankan Peran

66
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

• Siswa sebagai pembicara menyampaikan hasil


rangkuman yang telah dibuatnya secara
individu
• Satu siswa lain berperan sebagai pendengar
aktif
Fase 4: Berganti Peran
• Siswa yang semula adalah pendengar,
berganti peran menjadi pembicara yang juga
membacakan rangkuman yang telah
ditulisnya.
• Siswa yang semula menjadi pembicara, juga
berganti peran menjadi pendengar aktif
terhadap rangkuman yang telah ditulis
temannya
Fase 6: Membaca Kembali Rangkuman
• Siswa membaca hasil rangkuman secara
bersama di dalam kelompok
• Kelompok siswa yang ditunjuk oleh guru
membacakan rangkumannya
• Siswa mengerjakan pertanyaan pada LKPD
sambilberdiskusi

Akhir
Pembelajaran
• Peserta didik mendengarkan penguatan
pengalaman belajar dengan menyimpulkan
hasil diskusi dan pembahasan yang telah
dilakukan.
• Siswa memberikan refleksi terhadap
pembelajaran
• Siswa menyimak tindak lanjut pembelajaran
yang diberikan oleh guru.
• Salah satu peserta didik memimpin do’a
setelah belajar di depan kelas.
• Peserta didik menjawab salam yang
disampaikan oleh guru.

67
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Berdasarkan skenario pembelajaran di atas, aktivitas


pelaksanaan pembelajaran secara rinci pada kegiatan inti
dapat diuraikan melalui penjelasan sebagai berikut:

Pengorganisasian kelompok berpasangan


Setelah diberikan appersepsi dan pertanyaan pemantik,
siswa dibagi secara berpasangan. Siswa dibagi
berkelompok sebagai salah satu karakteristik dari model
pembelajaran kooperatif. Sementara pada model
pembelajaran kooperatif tipe script, kelompok yang
dibentuk adalah berpasangan (2 orang 1 kelompok)

Membaca dan merangkum materi


Pada tahap ini, siswa diinstruksikan untuk membaca
materi teks narasi tentang Biar Tidak Memiliki Tas
Cantik. disertai dengan menjawab pertanyaan sederhana
yang akan melengkapi hasil rangkuman siswa.
Melalui merangkum ini, siswa dapat memberi contoh dan
menerapkan pengetahuan yang terkait dengan bentuk
sikap mengutamakan kepentingan bangsa di atas
kepentingan pribadi dalam konteks global.

Menetapkan peran
Guru menetapkan peran peserta didik pada setiap
kelompok. Ada seorang yang menjadi pembicara dan
satu orang lainnya menjadi pendengar.

68
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Menjalankan Peran

Pembicara menyampaikan ringkasan selengkap-


lengkapnya dan ide-ide pokok yang berkaitan dengan teks
narasi Biar Tak Memiliki Tas Cantik sekaligus jawaban
terhadap 2 pertanyaan terkait teks. Sementara pendengar
menyimak, mengoreksi dan menambahkan ide-ide yang
kurang lengkap.
Melalui kegiatan ini siswa dapat mengkategorikan dan
menganalisis bentuk sikap mengutamakan kepentingan
bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan.

Koreksi dan Tambahan Ide dari Pendengar

______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________

69
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Berganti giliran
Pada kegiatan ini, siswa melakukan hal yang sama
seperti penjelasan di atas. Hanya saja, pada tahap ini,
siswa berganti peran dalam melaksanakan tugasnya. Si A
yang pada tahap sebelumnya menjadi pembicara, pada
tahap ini berganti peran menjadi pendengar dan
sebaliknya.

Membaca kembali ringkasan


Siswa diminta untuk membaca kembali secara bersama-
sama dalam kelompoknya terkait hasil ringkasan tentang
Biar Tak Memiliki Tas Cantik. Kemudian beberapa
kelompok diminta oleh guru untuk mempresentasikannya.
Selanjutnya siswa berdiskusi sambil menjawab
pertanyaan berikutnya yang ada pada LKPD. Kegiatan
dilanjutkan dengan mengerjakan tugas pada LKPD
berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan terhadap
teks narasi tentang “Biar Tak Memiliki Tas Cantik”
a. Pada wacana peduli sesama, mengapa Intan
mengurungkan rencananya untuk membeli tas cantik
kesukaannya?
b. Apakah upaya yang dilakukan intan tersebut bisa
membantu meringankan korban gempa?
c. Apakah intan lebih mengutamakan kepentingan
pribadi dibanding kepentingan umum? Mengapa?
d. Kita hendaknya lebih mementingkan kepentingan
umum di atas kepentingan pribadi. Carilah bentuk-
bentuk lain dari cara kita mengutamakan
kepentingan umum di atas kepentingan pribadi!

Kegiatan pada LKPD dilanjutkan dengan mengamati


poster tentang Open Donasi untuk Bencana Banjir di
Jawa Barat dan menjawab pertanyaan yang diberikan
sehubungan dengan poster tersebut:

70
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

a. Apa informasi yang anda peroleh dari poster di atas?


b. Apa yang akan ananda lakukan jika membaca
poster seperti poster di atas
Melalui kegiatan ini, siswa diajak agar mampu
meningkatkan kompetensinya dari CK-3 ke CK 4 dan
lingkupnya ditarik dari lingkup global menuju lingkup
nasional. Dengan adanya kegiatan ini siswa dapat
meningkatkan kompetensinya dari CK 3 menuju CK 4
yaitu siswa mampu menganalisis, mendeteksi dan
mengaitkan pengetahuan tentang bentuk sikap
mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan
golongan.

Perhatikan gambar berikut!


Tugas Pendalaman
Silakan Bapak Ibu mengembangkan skenario pembelajaran
yang sesuai dengan sintak-sintak model pembelajaran.

71
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Berikut ini disajikan contoh skenario pembelajaran


Konstruktivisme - Metode Stay Away untuk mengajarkan
kompetensi CK-4. Model pembelajaran konstruktivisme
mengajarkan peserta didik untuk membangun pengetahuannya
secara mandiri. Kelas sebagai tempat belajar dianggap sebagai
sarana untuk merekonstruksi atau memahami pengetahuan yang
telah dimiliki sebelumnya. Kali ini, sintak pembelajaran
konstruktivisme dilakukan dengan persepsi, eksplorasi, diskusi,
dan aplikasi (Horsley, 1990; Hamzah, 2001).

Contoh Skenario 4
Konten : Komitmen Kebangsaan dan Toleransi
Subkonten : Menghargai dan menjiwai identitas nasional
Tujuan:
1. Peserta didik dapat menganalisis bentuk menghargai dan
menjiwai identitas nasional dengan dua problematika
(permasalahan) pada konteks lokal melalui pencermatan teks
bacaan dengan baik.
2. Peserta didik dapat mendeteksi bentuk menghargai dan
menjiwai identitas nasional dengan dua problematika
(permasalahan) pada konteks lokal melalui kegiatan
pengembangan ide dengan tepat.
3. Peserta didik dapat mengaitkan pengetahuan yang terkait
nilai-nilai dalam moderasi beragama serta kehidupan
berbangsa dan bernegara dengan dua problematika
(permasalahan) pada konteks lokal melalui kegiatan diskusi
dengan cermat.

72
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Tabel 6.25. Contoh Skenario


Tahap Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
Awal ● Peserta didik dan guru saling mengucap dan
Pembelajaran membalas salam.
● Peserta didik menyiapkan kondisi agar siap
melakukan pembelajaran kemudian dilanjutkan
dengan doa bersama.
● Peserta didik menjawab pertanyaan pemantik dari
guru tentang peristiwa mempertahankan kemerdekaan
RI.
● Peserta didik menyimak kisah heroik perjuangan
bangsa Indonesia pada awal kemerdekaan sebagai
prawacana tentang topik yang akan dipelajari.
Inti Persepsi
Pembelajaran ● Peserta didik mencermati stimulus berupa teks dengan
(Sintaks judul “Baju Bekas dan Ancaman Kemerdekaan RI”.
Konstruktivisme ● Peserta didik menyusun pertanyaan berdasarkan teks
- Metode Stay bacaan
Away) ● Secara berpasangan, peserta didik saling bertanya dan
menjawab atas pertanyaan berdasar teks bacaan.
● Secara bersama dalam satu kelas, peserta didik
menjawab pertanyaan guru terkait bacaan
Eksplorasi
● Peserta didik mencermati permasalahan yang diterima
terkait teks dengan judul “Baju Bekas dan Ancaman
Kemerdekaan RI”.
● Peserta didik menggali ide cara menghargai dan
menjiwai identitas nasional berdasarkan
permasalahan yang telah dituliskan
● Peserta didik menuliskan jawaban ide yang dimiliki
pada kolom isian yang telah tersedia
Diskusi
● Peserta didik secara berkelompok dengan anggota
lima orang melakukan diskusi untuk melakukan
klarifikasi ide dengan cara mengontraskan ide-idenya
dengan ide teman kelompoknya.
● Melalui kegiatan eksplorasi ide gagasan yang dimiliki
anggota kelompok masing-masing, kemudian
menyepakati ide bersama terkait jawaban
permasalahan dan gagasan tentang cara menghargai
dan menjiwai identitas nasional

73
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

● Peserta didik menuliskan jawaban ide yang telah


disepakati satu kelompok pada kolom isian yang telah
tersedia
Aplikasi
● Setelah masing-masing kelompok memiliki ide
tentang cara menghargai dan menjiwai identitas
nasional, berikutnya adalah melakukan kunjungan
kepada kelompok lain untuk menguatkan idenya atau
mengonstruksi ide yang lebih aplikatif dengan metode
stay-away.
● Peserta didik menyebar kepada kelompok lain dengan
meninggalkan 1 teman yang tetap di posisi dengan
tugas menjelaskan hasil diskusinya kepada kelompok
lain yang datang.
● Setelah waktu dirasa cukup, seluruh peserta didik
kembali kepada kelompok asal untuk mendiskusikan
hasil silang pendapat yang telah dilakukan untuk
menyamakan persepsi dan merekonstruksi atau
meyakini ide yang telah dimiliki.
Akhir ● Peserta didik mereview proses pembelajaran dan
Pembelajaran mengonfirmasi terkait sikap menghargai dan menjiwai
identitas nasional dan cara mengusung spirit
perubahan secara baik
● Peserta didik memperoleh penguatan dari hasil belajar
melalui penarikan kesimpulan hasil diskusi dan
pembahasan yang telah dilakukan.
● Peserta didik memberikan saran perbaikan proses
pembelajaran.

Untuk memperjelas sintak pembelajaran literasi sosial budaya


dalam CK-4 dengan pendekatan konstruktivisme melalui metode
stay away, berikut diuraikan secara rinci tahap pembelajaran dan
lembar kegiatan yang dapat digunakan pada masing-masing tahap;

a. Tahap Persepsi
Kegiatan ini dilakukan untuk mengenalkan peserta didik pada
materi dengan mengaitkan pengetahuan yang telah dimiliki
peserta didik dengan kondisi nyata yang ada pada masyarakat,
kegiatan ini dilakukan dengan mencermati teks bacaan bertema
“Baju Bekas dan Ancaman Kemerdekaan RI” secara berpasangan

74
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

dengan teman di dekatnya. Kegiatan mencermati teks bacaan


dilanjutkan dengan diskusi persamaan pemahaman teks. Setelah
itu, masing-masing peserta didik diminta untuk membuat enam
daftar pertanyaan tentang bacaan, apabila peserta didik
mengalami kesulitan dalam merumuskan pertanyaan, maka guru
dapat memberi daftar pertanyaan yang telah disusun dalam LKPD.
Beberapa pertanyaan yang dimunculkan berkaitan dengan literasi
sosial budaya dan LKPD yang digunakan untuk menulis jawaban
sebagai berikut;

Tabel 6.26. Tahap Persepsi


Aktivitas Peserta didik Pertanyaan dan Jawaban Teks Bacaan
No. Pertanyaan
Identifikasi dua masalah yang terkait dengan komitmen sebagai warga
1.
negara Indonesia berdasar bacaan di atas?
2. Mengapa masyarakat Indonesia mulai konsumtif dan individualistik?
3. Jelaskan keterkaitan antara perilaku konsumtif dan individualistik?
Apakah perilaku konsumtif pada produk pakaian impor dapat
4.
mengancam produksi pakaian lokal? Jelaskan!
Jika kamu dihadapkan pada pilihan membeli baju bekas impor bermerek
5. dibandingkan dengan produk UMKM asli Indonesia, apakah pilihanmu?
Jelaskan mengapa kamu memilih membeli produk tersebut?
Bagaimana sikap kamu dalam menjaga keberlangsungan produk lokal
6. ditengah maraknya produk pakaian impor bekas yang harganya lebih
murah?

No. Jawaban
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Setelah peserta didik selesai menulis gagasan awal jawaban


pertanyaan pada LK di atas, berikutnya secara bergantian dengan
pasangan di dekatnya saling bergantian menyampaikan
gagasannya terkait pertanyaan yang telah diberikan. Kegiatan ini

75
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

kemudian dilanjutkan dengan mengembangkan gagasan yang


telah dimiliki setelah melakukan tanya jawab berpasangan.

b. Tahap Eksplorasi
Tahap ini bertujuan agar peserta didik memiliki ide yang lebih
matang tentang cara menghargai dan menjiwai identitas nasional
setelah melakukan tanya jawab berpasangan. Pada bagian ini
peserta didik menuliskan ide yang dia miliki pada LK yang
disediakan dengan tahapan sebagai berikut;
● Setelah berdiskusi dengan pasangannya, peserta didik
memilih ide yang tepat terkait pertanyaan stimulus yang
sudah diberikan.
● Ide yang dituliskan dapat berasal dari ide pasangannya atau
pengembangan ide yang dia miliki pada tahap sebelumnya.
● Ide ditulis pada kolom jawaban berikut;

Tabel 6.27. Tahap Eksplorasi


Jawablah pertanyaan berikut!
No. Pertanyaan Jawaban
Identifikasi dua masalah yang
terkait dengan komitmen
1. sebagai warga negara
Indonesia berdasar bacaan di
atas?
Mengapa masyarakat
2. Indonesia mulai konsumtif dan
individualistik?
Jelaskan keterkaitan antara
3. perilaku konsumtif dan
individualistik?
Apakah perilaku konsumtif
pada produk pakaian impor
4.
dapat mengancam produksi
pakaian lokal? Jelaskan!
Jika kamu dihadapkan pada
pilihan membeli baju bekas
5. impor bermerek dibandingkan
dengan produk UMKM asli
Indonesia, apakah pilihanmu?

76
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Jelaskan mengapa kamu


memilih membeli produk
tersebut?
Bagaimana sikap kamu dalam
menjaga keberlangsungan
produk lokal ditengah
6.
maraknya produk pakaian
impor bekas yang harganya
lebih murah?

● Hasil yang telah ditulis disampaikan kepada teman


berpasangannya kemudian saling mengonfirmasi gagasan
yang dimiliki.

c. Tahap Diskusi
Tahap ini dilakukan dengan tujuan peserta didik menjawab rasa
ingin tahunya serta merekonstruksi pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan peserta didik dengan
menyebar menjadi lima kelompok. Masing-masing kelompok
dibentuk dengan mengambil nomor undian. Setelah menjadi lima
kelompok, peserta didik diberikan LK yang digunakan sebagai
panduan mendalami topik. Berikut LK yang digunakan oleh
peserta didik;

Tabel 6.28. Tahap Diskusi


Aktivitas Peserta didik

Berikut lengkapi bentuk aksi nyata dalam membeli produk yang dapat dilakukan
pada masing-masing lingkup!

Topik: Cara mengajak menghargai dan menjiwai identitas nasional


berdasarkan masalah pilihan membeli produk bekas bermerek hasil impor atau
membeli produk lokal
No. Lingkup Bentuknya
1. Pribadi
2. Keluarga
3. Tetangga
4. Madrasah

77
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

5. Negara
6. Dunia

d. Tahap Aplikasi
Tahap aplikasi dilakukan untuk mendalami topik yang telah
didiskusikan di dalam kelompok melalui diskusi dengan kelompok
lain dan juga saling bertukar pendapat atas penelusuran topik
masing-masing. Pada tahap ini dilakukan dengan cara satu
anggota tetap tinggal di kelompok bertugas untuk menerima
kunjungan dan menjelaskan pada kelompok yang datang. Anggota
kelompok yang lain bertugas untuk mendiskusikan gagasan idenya
pada kelompok lain. Tahap ini dilakukan oleh peserta didik
dengan panduan LK berikut;

Tabel 6.29. Tahap Aplikasi


Aktivitas Peserta didik
No. Lingkup Apa kesamaan atau perbedaannya?
Kelompok 1:
Kelompok 2:
1. Pribadi
Kelompok 3:
Kelompok 4:
Kelompok 1:
Kelompok 2:
2. Keluarga
Kelompok 3:
Kelompok 4:
Kelompok 1:
Kelompok 2:
3. Tetangga
Kelompok 3:
Kelompok 4:
Kelompok 1:
Kelompok 2:
4. Madrasah
Kelompok 3:
Kelompok 4:
Kelompok 1:
Kelompok 2:
5. Negara
Kelompok 3:
Kelompok 4:
Kelompok 1:
6. Dunia
Kelompok 2:

78
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Kelompok 3:
Kelompok 4:

Setelah kegiatan penggalian informasi maupun bertukar gagasan


antara satu kelompok ke kelompok lain telah dilakukan, kemudian
dilanjutkan dengan pemaparan hasilnya di depan kelas. Masing-
masing kelompok menilai kesesuaian ide dari kelompok yang
memaparkan hasilnya.

e. Penutup
Tahap penutup digunakan untuk mereviu atau menilai proses
pembelajaran dan memberikan respon atas kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan. Tujuan tahap ini adalah guru memahami
respon peserta didik setelah melaksanakan pembelajaran agar
dapat ditingkatkan atau diperbaiki. Berikut lembar kegiatan yang
dapat dilakukan peserta didik pada tahap reviu;

Tabel 6.30. Tahap Penutup


Sudah Masih Perlu
No Deskripsi
Bisa Belajar Lagi
1. Saya mampu mengidentifikasi dua masalah
yang terkait dengan komitmen sebagai
warga negara Indonesia berdasar bacaan.
2. Saya mampu mendeteksi mengapa
masyarakat Indonesia mulai konsumtif dan
individualistik
3 Saya mampu mengaitkan antara perilaku
konsumtif dan individualistik.
4 Saya mampu menghubungkan perilaku
konsumtif dapat mengancam produksi
pakaian lokal.
5 Saya mampu memilih sikap dalam menjaga
integrasi sosial pada pilihan membeli baju
bekas impor bermerek dibandingkan dengan
produk UMKM asli Indonesia.
6 Saya mampu mencari alternatif solusi sikap
dalam menjaga keberlangsungan produk
lokal ditengah maraknya produk pakaian
impor bekas

79
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Setelah melaksanakan pembelajaran ini, kegiatan yang akan saya lakukan untuk
mengajak menghargai dan menjiwai identitas nasional berdasarkan masalah
pilihan membeli produk bekas bermerek hasil impor atau membeli produk lokal
adalah;

Berikut ini disajikan contoh skenario pembelajaran Problem Based


Learning untuk mengajarkan peningkatan kompetensi CK-4 ke CK-
5. Model pembelajaran PBL memiliki salah satu karakteristik yakni
diawali dengan masalah. Melalui model tersebut, peserta didik
targetkan memiliki gagasan dalam menyelesaikan masalah yang
ada. Terkait salah satu tujuan literasi sosial budaya yang memiliki
lingkup kehidupan sehari-hari yang cenderung memiliki
bermacam problematika, maka PBL dapat menjadi alternatif dalam
mengajarkan peserta didik untuk tangkas dalam memberikan
sumbangan pemikiran maupun aksi nyata bagi lingkungannya
apabila terjadi suatu permasalahan. Dalam skenario ini, model
PBL dilakukan dalam lima tahap, yakni; orientasi pada masalah,
mengorganisasikan untuk belajar, membimbing penyelidikan,
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan menganalisis
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah (Johnson, 2007).

Contoh Skenario 5
Konten : Toleransi
Subkonten : Mengusung spirit perubahan secara baik
Tujuan:
1. Peserta didik mampu menghubungkan cara mengusung ide-
ide perubahan dengan spirit perdamaian dan anti kekerasan
dalam kehidupan masyarakat dengan dua problematika
(permasalahan) yang terjadi dalam lingkup wilayah nasional
melalui telaah bacaan dengan tepat.
2. Peserta didik mampu memilih cara mengusung spirit
perubahan secara baik dan tidak menghalalkan segala cara
dalam mencapai tujuan dalam kehidupan masyarakat dalam
dua problematika (permasalahan) yang terjadi dalam lingkup

80
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

wilayah nasional melalui telaah bacaan dengan tepat.


3. Peserta didik mampu mencari alternatif bentuk mengusung
ide-ide perubahan dengan spirit perdamaian dan anti
kekerasan dalam kehidupan masyarakat dalam dua
problematika (permasalahan) yang terjadi dalam lingkup
wilayah nasional melalui telaah bacaan dengan tepat.

Tabel 6.31. Contoh Skenario 5


Tahap Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
Awal ● Peserta didik dan guru saling mengucap dan
Pembelajaran membalas salam.
● Peserta didik menyiapkan kondisi agar siap
melakukan pembelajaran kemudian dilanjutkan
dengan doa bersama.
● Peserta didik menjawab pertanyaan pemantik dari
guru tentang bahan pangan yang datang dari luar
negeri.
● Peserta didik menyimak sekilas cerita swasembada
pangan yang pernah dialami Indonesia.
Inti 1) Orientasi pada masalah
Pembelajaran ● Peserta didik mencermati teks bacaan tentang “Impor
(Sintaks PBL) vs Ekspor Produk Lokal”
● Peserta didik merumuskan masalah yang dia dapatkan
setelah mencermati teks bacaan
● Peserta didik disajikan lembar kerja yang berisi konten
toleransi, untuk diisi, kemudian masing-masing
peserta didik memberikan penilaian terhadap hasil
kerja teman sebangkunya.
● Secara berpasangan, peserta didik menyampaikan
pertanyaan tentang masalah yang ditemukannya,
kemudian saling menyepakati masalah yang dianggap
paling penting untuk dikaji
2) Mengorganisasikan untuk belajar
● Peserta didik menyebar menjadi beberapa
kelompok kecil heterogen masing-masing terdiri 4-
5 orang
● Peserta didik bertukar pemahaman tentang masalah
yang penting dari bacaan “Impor vs Ekspor Produk
Lokal”.
● Peserta didik merumuskan permasalahan yang

81
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

ditetapkan
● Dalam kegiatan diskusi kelompok, masing-masing
anggota berbagi peran untuk menentukan
permasalahan yang kemudian menjadi tanggung
jawabnya untuk menemukan jawaban
3) Membimbing penyelidikan
● Peserta didik mengonfirmasi kepada guru terkait
ketepatan proses pengumpulan informasi
● Peserta didik secara bersama saling bertukar saran
atau arahan dalam kelompoknya terkait proses
pemecahan masalah
● Ide dalam menyelesaikan masalah yang telah
dimiliki masing-masing peserta didik
dikonfirmasikan kepada anggota kelompok yang
lain terkait ketepatan dan kesesuaiannya.
● Hasil penelusuran yang telah dilakukan dikaitkan
dengan sikap mengusung spirit perubahan secara
baik
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
● Peserta didik menyajikan hasil penelusurannya
dalam bentuk mind mapping yang menunjukkan
solusi atas permasalahan
● Peserta didik menempel hasil karyanya di dinding
● Masing-masing kelompok berkeliling memberi
penilaian atau saran pada pekerjaan kelompok lain
untuk kemudian diperbaiki oleh kelompok
penyusun.
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah
● Peserta didik dan guru memberikan apresiasi
kepada kelompok yang paling baik dalam
menyelesaikan masalah
● Peserta didik dan guru menarik kesimpulan dari
hasil belajar
● Peserta didik melakukan refleksi dengan mengisi LK
yang telah disediakan guru terkait proses
penyelesaian masalah ekspor dan impor
● Peserta didik dan guru menyimpulkan bersama nilai
yang dapat dipelajari dan diterapkan setelah
menyelesaikan masalah.

82
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Akhir ● Peserta didik memperoleh penguatan dari hasil


Pembelajaran belajar melalui penarikan kesimpulan hasil diskusi
dan pembahasan yang telah dilakukan.
● Peserta didik memberikan saran perbaikan proses
pembelajaran.

Orientasi pada masalah


Kegiatan pembelajaran diawali dengan pemberian stimulus
kepada peserta didik oleh guru dengan tujuan untuk
memunculkan motivasi peserta didik pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Kemudian peserta didik disajikan
sebuah teks bacaan mengenai kondisi impor dan ekspor yang
terjadi di provinsi DIY. Peserta didik diminta merumuskan
permasalahan yang terdapat dalam teks bacaan dan menentukan
gagasan awal terkait masalah tersebut melalui tanya jawab dengan
teman sebangku. Berikut pertanyaan tanya jawab antar peserta
didik;

Manfaat Kelemahan
Banyak Impor 1 1
2 2

Manfaat Kelemahan
Banyak Ekspor 1 1
2 2

Gambar 3.4. LK Orientasi


1)
Mengorganisasikan untuk belajar
Peserta didik menyebar menjadi beberapa kelompok kecil
heterogen yang akan mendiskusikan beberapa pertanyaan dari
data Ekspor dan Impor Bahan Pangan Provinsi DIY berikut.
Permasalahan dapat dirumuskan seperti beberapa pertanyaan
berikut;

83
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

1. Informasi apa yang kamu pahami dari tabel yang diuraikan


pada bacaan di atas?
2. Dari uraian tentang Impor vs Ekspor Produk Lokal di atas, apa
yang dapat kamu lakukan untuk melakukan perubahan
secara baik agar jumlah ekspor lebih tinggi?
3. Apakah yang terjadi pada lingkungan sekitar kita apabila
mayoritas produk impor lebih banyak diminati di pasaran?
4. Sebutkan sikap masyarakat sekitar kamu dalam
mengkonsumsi barang lokal atau impor?
5. Uraikan alternatif yang dapat kamu lakukan dalam menjaga
agar produk lokal dapat bersaing dengan produk impor?
2)
Membimbing penyelidikan
Proses membimbing penyelidikan dilakukan oleh peserta didik
dengan mengonfirmasi ketepatan kepada guru terkait proses
penyelesaian yang telah dilakukan. Kemudian sesama anggota
kelompok juga saling konfirmasi terkait ketepatan dan kesesuaian
alternatif solusi yang ditemukannya. Hasil penelusuran yang telah
dilakukan dikaitkan dengan sikap mengusung spirit perubahan
secara baik dalam bentuk berikut;

alternatif yang dapat kamu lakukan


dalam menjaga agar produk lokal dapat
bersaing dengan produk impor

agar jumlah ekspor menjadi Cara mengurangi pembelian


lebih banyak dibanding produk impor di lingkup
jumlah impor keluarga

Gambar 3.5. LK Membimbing Penyelidikan

84
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

3)
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Peserta didik dapat menyajikan hasil penelusurannya dalam
bentuk mind mapping dari hasil diskusi kemudian dipajang di
dinding agar sesama peserta didik dapat saling melihat,
mengapresiasi maupun memberi saran hasil kegiatan belajarnya.

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah


Peserta didik melakukan refleksi serta evaluasi terhadap
penyelidikan dan langkah-langkah yang telah dilakukan. Langkah
ini dilakukan dengan menggunakan rubrik evaluasi pembelajaran
berdiferensiasi berikut;

Tabel 6.32. Menganalisis dan mengevaluasi proses


No Pernyataan Ya Tidak Alasan
1. Saya lebih memilih membeli produk
lokal daripada produk impor.
0. Proses penyelesaian masalah dapat
meningkatkan rasa cinta produk
Indonesia
0. Saya ingin senantiasa ingin mengajak
teman dan saudara membeli produk
lokal
0. Saya mendapat kesempatan untuk
menyampaikan ide/gagasan baru terkait
spirit perubahan yang baik dalam
menjaga toleransi di Indonesia
0. Saya merasa nyaman dan senang dalam
berdiskusi secara berkelompok dengan
teman-teman yang lain

Tugas Pendalaman
Carilah salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan dalam
pembelajaran literasi sosial budaya!
Uraikan tahapan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik sesuai
dengan sintak pendekatan pembelajaran yang telah anda tentukan!

85
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Berikut ini disajikan contoh skenario pembelajaran untuk


mengajarkan kompetensi CK-5.

Contoh Skenario 1
Model Pembelajaran: Eksplorasi, Elaborasi, Komunikasi, dan
Konfirmasi (E2K2)
Model pembelajaran ini merupakan pengembangan dari
pembelajaran Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi yang menjadi
trend pada kurikulum 2013 yang ditambahkan dengan kegiatan
komunikasi sehingga menjadi Eksplorasi, Elaborasi, Komunikasi,
dan Konfirmasi (E2K2). Model ini merupakan bagian dari
pembelajaran konstruktivisme. Dalam kegiatan eksplorasi peserta
didik mencari informasi melalui berbagai sumber untuk
mendapatkan informasi baru. Saat kegiatan elaborasi, siswa mulai
mengolah informasi dengan berdiskusi secara berkelompok untuk
mengolah informasi yang diperoleh saat elaborasi. Hasil diskusi
disampaikan siswa dalam tahapan komunikasi yang dilakukan
dengan presentasi atau memajang hasil diskusi. Pada tahap
konfirmasi, siswa saling memberikan umpan balik terhadap hasil
diskusi kelompok yang dipresentasikan.

Konten : Komitmen Kebangsaan


Subkonten : Menghargai dan menjiwai identitas nasional
Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat menghubungkan tindakan individu dengan sikap
menghargai dan menjiwai identitas nasional dengan dua
problematika (permasalahan) pada konteks nasional melalui
membaca teks narasi, infografis, dan diskusi dengan benar.
2. Siswa dapat memilih cara masyarakat dalam menghargai dan
menjiwai identitas nasional dengan dua problematika
(permasalahan) pada konteks nasional melalui membaca teks
narasi, infografis, dan diskusi dengan benar.
3. Siswa dapat mencari alternatif tindakan masyarakat dalam

86
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

menghargai dan menjiwai identitas nasional dengan dua


problematika (permasalahan) pada konteks nasional melalui
membaca teks narasi, infografis, dan diskusi dengan benar.

Tahap
Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
Awal ● Siswa menjawab salam dari guru
Pembelajaran ● Siswa mempersiapkan diri secara fisik dan psikis
untuk mengikuti pembelajaran
● Siswa menyimak pengantar guru tentang topik yang
akan dipelajari.
● Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
tujuan dan alur pembelajaran.
● Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
manfaat mempelajari materi pembelajaran.
Inti Pembelajaran Fase 1: Eksplorasi
1. Siswa menerima Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) tentang identifikasi permasalahan tentang
menghargai dan menjiwai identitas nasional terkait
bendera.
2. Siswa memahami petunjuk mengerjakan Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD) tentang menghargai
dan menjiwai identitas nasional terkait bendera.
3. Siswa berdiskusi dengan teman dekatnya untuk
menemukan masalah pokok tentang menghargai
dan menjiwai identitas nasional terkait bendera
melalui LKPD.
Fase 2: Elaborasi
1. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok.
2. Siswa berdiskusi membentuk ketua, sekretaris, dan
anggota kelompok.
3. Secara berkelompok siswa mengerjakan LKPD2
untuk mendukung pendapatnya tentang
menghargai dan menjiwai identitas nasional terkait
bendera.
4. Siswa dalam kelompok berbagi tugas dalam
mengumpulkan data dan informasi untuk
menyelesaikan masalah dan menguatkan
pendapatnya menggunakan LKPD.
5. Siswa secara berkelompok menyusun hasil diskusi
dalam bentuk mind map, skema pikiran, infografis,
atau gambar tentang pro dan kontra terkait

87
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Tahap
Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
kepemimpinan wanita.
Fase 3: Komunikasi dan Konfirmasi
1. Masing-masing kelompok memasang hasil
diskusinya pada papan yang telah disediakan.
2. Setiap kelompok berbagi tugas sebagai penjaga
stand dan pengunjung pameran. Penjaga stand
bertugas menjelaskan kepada pengunjung dan
mencatat kritik saran dari pengunjung.
3. Searah jarum jam, peserta didik mengunjungi
stand pameran kelompok lain dan memberikan
kritik atau saran sesuai temuan.
4. Selesai pameran, setiap kelompok memperbaiki
hasil diskusinya sesuai kritik dan saran dari
pengunjung.
5. Siswa bersama-sama guru melakukan evaluasi
proses dan hasil pembelajaran.
6. Siswa mendapatkan tanggapan dari guru terkait
hasil kerja setiap kelompok.
Akhir ● Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran.
Pembelajaran ● Siswa di bawah bimbingan guru melakukan refleksi
pembelajaran dengan mengidentifikasi kelebihan
dan kekurangan pembelajaran.
● Siswa dan guru merayakan hasil pembelajaran
dalam bentuk yel-yel dan foto dengan membawa
hasil karya masing-masing.

Skenario pembelajaran tersebut masih bersifat umum. Oleh karena


itu, langkah-langkah operasional pembelajaran yang
implementatif dijelaskan dalam uraian berikut:
1. Fase 1: Eksplorasi
Pada tahap ini siswa mencermati gambar yang berkaitan
dengan penghormatan kepada bendera. Dari gambar
tersebut, siswa menyampaikan pendapatnya terkait cara
menghormati bendera sesuai gambar yang ada sebagaimana
terdapat pada LKPD berikut.
Tulislah pendapat kalian terkait peristiwa berikut ini!

88
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Setelah LKPD selesai dikerjakan, beberapa siswa


membacakan hasil diskusi dengan temannya dan siswa
lain memberikan tanggapan atau umpan balik. Kegiatan
ini bertujuan untuk melatih siswa agar mampu menerima
perbedaan pendapat dan mampu memberikan argumen
terkait pendapatnya.

89
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

2. Fase 2: Elaborasi
Pada tahap ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok
yang terdiri dari 5 – 7 siswa. Setiap kelompok berdiskusi
untuk mengerjakan LKPD secara bersama-sama dengan
membaca teks narasi tentang “Ayo, Hormat pada Bendera”
dan menjawab pertanyaan yang ada.

Ayo, Hormat pada Bendera!

Ghani seorang siswa baru di MTs Berdikari. Ghani ragu dengan sikap
menghormati bendera saat upacara. Selama belajar di SD, Ghani belum
pernah mengikuti upacara bendera. Pihak sekolah menganggap menghormati
bendera merupakan perbuatan syirik. Gerakan hormat bendera disamakan
dengan gerakan iktidal dalam salat. Bendera merupakan benda mati yang
tidak perlu dihormati.

Kasus Ghani merupakan salah satu fenomena gunung es tentang lembaga


pendidikan yang melarang siswanya menghormati bendera. Jika ditelusuri
lebih jauh, masih banyak “Ghani-Ghani” lain yang menganggap menghormati
bendera termasuk perbuatan syirik.

Banyak sekolah di Indonesia yang melarang siswanya untuk menghormati


bendera. Pemerintah telah memberikan peringatan bahkan ancaman ketika
sekolah tersebut tidak menyelenggarakan upacara dan tetap menganggap
menghormati bendera sebagai perbuatan haram.

Padahal penghormatan pada bendera dan atau simbol negara lainnya tidak
bisa dianggap sebagai bentuk penyembahan kepada makhluk. Penghormatan
tersebut merupakan bentuk ungkapan rasa cinta dan semangat menjaga tanah
air. Penghormatan dilakukan bukan karena bendera itu sendiri, tetapi lebih
pada mengenang mereka yang berkorban untuk kedaulatan negeri. Oleh
karena itulah, lembaga pendidikan yang ada di Indonesia wajib melaksanakan
upacara bendera.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI


(Kemendikbud) Nomor 22/2018 tentang Pedoman Upacara Bendera di
Sekolah, tujuan upacara bendera antara lain 1) memperkuat persatuan serta
kesatuan bangsa, dan juga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI); 2)
membiasakan siswa untuk selalu bersikap tertib serta disiplin; 3)
meningkatkan kemampuan leadership atau kepemimpinan para siswa; 4)

90
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

membiasakan kekompakan serta kerja sama; 5) menumbuhkan suatu rasa


tanggung jawab; 6) mempertebal semangat dan rasa cinta kepada tanah air.

Menanggapi pelarangan penghormatan bendera, Majelis Ulama Indonesia


(MUI) berpendapat bahwa hormat kepada bendera bukanlah menyembah.
Menghormat bendera sama dengan menghormati orang, pemimpin, dan juga
ulama. Hormat bendera bukan persoalan ibadah. Menghormati bendera
bukan berarti menyembah. Bendera melambangkan negara yang harus
dihormati.
Dari narasi tersebut, dapat disusun pertanyaan-pertanyaan konstruktif untuk
meningkatkan kompetensi, penguatan, pendalaman konten, serta ketajaman
kemampuan berpikir literasi sosial budaya. Berikut beberapa contoh
pertanyaan yang sesuai dengan literasi budaya:
1. Bagaimana sejarah penetapan bendera merah putih sebagai lambang
negara?
2. Sebutkan cara menghormati bendera merah putih?
3. Sebutkan sikap yang mencerminkan perilaku sesuai warna merah dan
putih pada bendera?
4. Apakah menghormati bendera merah putih termasuk perbuatan syirik?
5. Apa yang seharusnya dilakukan oleh Ghani saat upacara bendera?
6. Jika kamu menjadi teman Ghani, apa yang akan kamu lakukan?
7. Apa yang seharusnya dilakukan oleh siswa jika ada larangan
menghormati bendera dari lembaga pendidikan tempatnya belajar?
8. Apa yang seharusnya dilakukan masyarakat terhadap lembaga
pendidikan yang melarang siswanya menghormati bendera?
9. Apa yang seharusnya dilakukan masyarakat ketika terlanjur
menyekolahkan anaknya pada lembaga pendidikan yang melarang
siswanya menghormati bendera?
10. Bagaimana upaya pemerintah dalam menyikapi lembaga pendidikan
yang mengharamkan menghormati bendera?

Teks informatif berfungsi sebagai stimulus bagi siswa


untuk memahami permasalahan tentang menghormati
bendera. Stimulus diperkuat dengan kegiatan menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan membaca beberapa
sumber. Setelah itu, siswa mengerjakan LKPD yang
menghubungkan permasalahan gambar dan teks narasi
dengan format sebagai berikut:

91
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Tulislah jawaban pada kolom berikut ini!


Masalah pada gambar Masalah pada teks Keterkaiatan

1.

2.

3.

4.

Hasil diskusi kelompok pada LKPD tersebut dapat


disusun dalam bentuk tabel, infografis, mind map, atau
bentuk sejenisnya sesuai dengan kreativitas siswa. Setiap
kelompok diberi kebebasan dalam menyusun hasil
diskusinya dalam bentuk apapun.

92
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

3. Fase 2: Komunikasi dan Konfirmasi


Pada tahap ini, siswa memasang hasil diskusi kelompoknya
pada papan yang telah disediakan. Setiap kelompok berbagi
tugas sebagai penjaga stand dan pengunjung pameran.
Penjaga stand bertugas menjelaskan kepada pengunjung dan
mencatat kritik saran dari pengunjung.
Setelah semuanya siap, searah jarum jam, siswa
mengunjungi stand pameran kelompok lain dan memberikan
kritik atau saran sesuai temuan. Penjaga stand menjawab dan
menjelaskan pertanyaan yang disampaikan pengunjung.
Berdasarkan masukan dari kelompok lain, setiap kelompok
memperbaiki hasil diskusinya.

F. Mengembangkan Instrumen Penilaian Pembelajaran


Penilaian dilakukan dengan tujuan dapat memberikan
umpan balik bagi guru agar mampu menghargai peserta
didik yang memiliki perbedaan tingkat kemampuan dan
pemahaman antara satu dan lainnya. Dalam melakukan
penilaian, perlu diperhatikan prinsip-prinsip penilaian
seperti penilaian yang harus bersifat valid, bisa dipercaya,
konsisten, informasi penilaian bisa diakses, bersifat
transparan, mendukung proses belajar yang efektif dan
efisien, serta hasilnya mampu digunakan sebagai bahan
perbaikan di depannya.
Bapak/Ibu guru, dalam menyusun instrumen penilaian
hendaknya memperhatikan langkah-langkah yang harus
ditempuh, yakni: (1) menentukan indikator penilaian
berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah disusun; (2)
menentukan tekhnik penilaian yang tepat; (3) merumuskan
instrumen penilaian berdasarkan indikator penilaian yang
telah dibuat; dan (4) menyusun rubrik penilaian.
Pada bagian ini akan disajikan contoh-contoh dalam
melakukan proses penilaian. Pendekatan penilaian yang

93
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

dominan dan direkomendasikan adalah Assessment as


Learning, meskipun tanpa mengesampingkan pendekatan
penilaian yang lainnya. Penggunaan pendekatan AsL
menitikberatkan pada peran penilaian merupakan bagian
dari proses belajar. Penilaian yang dicontohkan fokus pada
penilaian formatif meliputi proses pembelajaran, produk,
unjuk kerja yang tertuang dalam LKPD, atau penilaian yang
dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Rubrik
penilaian yang lengkap dengan kriteria atau aspek
penilaiannya menjadi salah satu yang ditonjolkan dalam
penulisan modul ini.
Kendatipun demikian, disediakan juga beberapa contoh
penilaian sumatif. Contoh-contoh penilaian sumatif dibuat
dengan menggunakan model-model soal asesmen AKMI
yang terdiri dari PG biasa, PG kompleks, benar-salah, dan
menjodohkan.
Yuk, kita sama-sama mempelajari bagaimana penyusunan
asesmen pembelajaran literasi sosial budaya melalui
beberapa contoh penilaian pembelajaran berikut.
1. Penilaian Formatif
Contoh-contoh untuk penilaian formatif terlampir
dalam LKPD dan terdapat pada penjelasan aktivitas
pembelajaran di tiap-tiap tahapnya berdasarkan sintaks
dari model pembelajaran yang digunakan. Pembahasan
pada subjudul di sini, hanya menampilkan beberapa
contoh rubrik penilaian pada penilaian formatif yang
terdiri dari penilaian proses pembelajaran dan produk.
Berikut rubrik penilaian untuk penilaian formatif.
a. Komitmen Kebangsaan
Bapak/Ibu guru, rubrik penilaian berikut dibuat
sebagai acuan penilaian bagi guru ketika peserta
didik melakukan kegiatan pada tahap orientasi
dengan aktivitas mengidentifikasi persamaan dan
perbedaan tokoh pahlawan dalam teks dan tokoh

94
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

pahlawan dalam video.

Tabel 6.33 Rubrik Penilaian Produk Komitmen Kebangsaan


Aspek
Yang Sangat Baik (3) Baik (2) Cukup (1)
No
Dinilai
1 Persamaan Jika persamaan Jika persamaan Jika persamaan tidak
yang dituliskan hanya berdasarkan sesuai dengan hasil
berdasarkan hasil analisis teks tetapi analisis teks dan realita
analisis dan tidak berdasarkan dalam video.
realitastokoh hasil analisis tokoh
“pahlawan” di “pahlawan” di
video serta video.
berdasarkan hasil
analisis teks.

2 Perbedaan Jika perbedaan Jika perbedaan Jika perbedaan tidak


yang dituliskan hanya berdasarkan sesuai dengan hasil
berdasarkan hasil analisisteks tetapi analisis teks dan realitas
analisis dan realitas tidak berdasarkan dalam video.
tokoh “pahlawan” hasil analisa tokoh
di video serta “pahlawan” di
berdasarkan hasil video.
analisis teks.

Rubrik penilaian tersebut sebagai acuan pada


penilaian tahap orientasi dalam mengidentifikasi
persamaan dan perbedaan tokoh “pahlawan” dalam
teks dan tokoh “pahlawan” dalam video. Rubrik
tersebut hanya sekedar contoh panduan penilaian
yang dilakukan dalam proses pembelajaran.
Berikutnya disajikan contoh rubrik penilaian proses
ketika berdiskusi.

95
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Tabel 6.34 Rubrik Penilaian Proses Diskusi Komitmen


Kebangsaan
N Aspek Sangat Baik (3) Baik (2) Cukup (1)
o Yang
Dinilai
1 Kerjasa Jika memenuhi 3 Jika memenuhi 2 Jika memenuhi 1
ma unsur: unsur: unsur:
1. membantu 1. membantu 1. membantu
teman dalam teman dalam teman
kegiatan kegiatan dalam
kelompok. kelompok. kegiatan
2. menghargai 2. menghargai kelompok.
perbedaan perbedaan 2. menghargai
pendapat pendapat perbedaan
3. menerima 3. menerima pendapat
hasil kerja hasil kerja 3. menerima
kelompok kelompok hasil kerja
kelompok
2 Percaya Jika memenuhi 3 Jika memenuhi 2 Jika memenuhi 1
diri unsur: unsur: unsur:
1. Berani 1. Berani 1. Berani
menyampaika menyampaika menyampaik
n pendapat n pendapat an pendapat
2. Berani 2. Berani 2. Berani
menyanggah menyanggah menyanggah
pendapat pendapat pendapat
yang tidak yang tidak yang tidak
logis logis logis
3. Berani tampil 3. Berani 3. Berani tampil
mempertangg tampil mempertang
ung-jawabkan mempertang gung
hasil diskusi gung jawabkan
jawabkan hasil diskusi
hasil diskusi

96
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

3 Berna Jika memenuhi 3 Jika memenuhi 2 Jika memenuhi 1


lar unsur: unsur: unsur:
Kritis 1. Mengkritisi 1. Mengkritisi 1. Mengkritisi
pendapatyan pendapat pendapat
g tidak logis yang tidak yang tidak
2. Mampu logis logis
mengambil 2. Mampu 2. Mampu
keputusan mengambil mengambi
3. Menyamp keputusan l
aikan 3. Menyamp keputusan
reasoning aikan 3. Menyamp
dengan reasoning aikan
argumenta dengan reasoning
si argument dengan
asi argumenta
si

Rubrik penilaian tersebut sebagai acuan pada


penilaian tahap kolaborasi dalam aktivitas
mendiskusikan bentuk individu/masyarakat dalam
menindaklanjuti perjuangan pahlawan. Rubrik
tersebut hanya sekedar contoh panduan penilaian
yang dilakukan dalam proses pembelajaran.
Berikutnya disajikan contoh rubrik penilaian pada
konten toleransi.

b. Toleransi
Rubrik penilaian berikut dibuat sebagai acuan
penilaian bagi guru ketika peserta didik melakukan
kegiatan pada tahap Experiencing dengan aktivitas
mengidentifikasi persamaan dan perbedaan tokoh
ibu dalam teks dan tokoh ibu di rumah.

97
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Tabel 6.35 Rubrik Penilaian Produk Toleransi


Aspek
No Yang Sangat Baik (3) Baik (2) Cukup (1)
Dinilai
1 Persamaan Jika persamaan Jika persamaan Jika persamaan
yang dituliskan hanya tidak sesuai
berdasarkan berdasarkan dengan hasil
hasil analisis analisis teks analisis teks dan
dan realitas tetapi tidak realita di
tokoh “ibu” di berdasarkan rumahnya.
rumah serta hasil analisis
berdasarkan tokoh “ibu” di
hasil analisis rumah.
teks.
2 Perbedaan Jika perbedaan Jika perbedaan Jika perbedaan
yang dituliskan hanya tidak sesuai
berdasarkan berdasarkan dengan hasil
hasil analisis analisis teks analisis teks dan
dan realita tetapi tidak realitas di
tokoh “ibu” di berdasarkan rumahnya.
rumah serta hasil analisis
berdasarkan tokoh “ibu” di
hasil analisis rumah.
teks.

Rubrik penilaian tersebut sebagai acuan pada


penilaian tahap Experiencing (pengalaman
langsung) dalam mengidentifikasi persamaan dan
perbedaan tokoh “ibu” dalam teks dan tokoh “ibu”
di rumah. Rubrik tersebut hanya sekedar contoh
panduan penilaian yang dilakukan dalam proses
pembelajaran. Berikutnya disajikan contoh rubrik
penilaian produk pada tahap Cooperating
(Kerjasama).

98
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Tabel 6.36 Rubrik Penilaian Produk Hasil Diskusi Toleransi


Aspek
No Yang Sangat Baik (3) Baik (2) Cukup (1)
Dinilai
1 Penemuan Jika masalah Jika masalah Jika masalah yang
Masalah yang yang ditemukan 25%
ditemukan ditemukan sesuai dengan
75% sesuai 50% sesuai fakta yang terdapat
dengan fakta dengan fakta pada infografik.
yang terdapat yang terdapat
pada pada
infografik. infografik.
2 Kesesuaian Jika ide yang Jika ide yang Jika ide yang
ide dengan dihasilkan dihasilkan dihasilkan 25%
masalah 75% sesuai 50% sesuai sesuai dengan
yang dengan dengan masalah yang
ditemukan masalah yang masalah yang ditemukan.
ditemukan. ditemukan.
3 Originalitas Jika ide yang Jika ide yang Jika ide yang
Ide dihasilkan dihasilkan dihasilkan 25%
75% hasil 50% hasil hasil pemikiran
pemikiran pemikiran (bukan plagiat).
(bukan (bukan
plagiat). plagiat).

Rubrik penilaian tersebut sebagai acuan pada


penilaian tahap Cooperating (Kerjasama) dalam
mendiskusikan bentuk/Cara Individu dan
masyarakat mengapresiasi kesetaraan gender
dalam konteks nasional dan global. Rubrik tersebut
hanya sekedar contoh panduan penilaian yang
dilakukan dalam proses pembelajaran. Berikutnya
disajikan contoh rubrik penilaian produk pada
konten Akomodatif & Inklusif.

c. Akomodatif dan Inklusif


Penilaian formatif untuk konten Akomodatif dan
Inklusif dilakukan melalui penilaian proses ketika

99
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

berdiskusi. Berikut contoh rubrik penilaian pada


tahap kolaborasi sebagai acuan penilaian bagi
Bapak/Ibu guru ketika peserta didik melakukan
diskusi.

Tabel 6.37 Rubrik Penilaian Proses Diskusi Akomodatif & Inklusif


Aspek Sangat Baik (3) Baik (2) Cukup (1)
N Yang
o Dinilai
1 Kerjas Jika memenuhi 3 Jika memenuhi 2 Jika memenuhi 1
ama unsur: unsur: unsur:
1. membantu 1. membantu 1. membantu
teman dalam teman dalam teman
kegiatan kegiatan dalam
kelompok. kelompok. kegiatan
2. menghargai 2. menghargai kelompok.
perbedaan perbedaan 2. menghargai
pendapat pendapat perbedaan
3. menerima 3. menerima pendapat
hasil kerja hasil kerja 3. menerima
kelompok kelompok hasil kerja
kelompok
2 Perca Jika memenuhi 3 Jika memenuhi 2 Jika memenuhi 1
ya unsur: unsur: unsur:
diri 1. Berani 1. Berani 1. Berani
menyamp menyampai menyampaika
aikan kan n pendapat
pendapat pendapat 2. Berani
2. Berani 2. Berani menyanggah
menyanggah menyanggah pendapat
pendapatyan pendapat yang tidak
g tidak logis logis
3. Berani tampil yang tidak 3. Berani tampil
mempertangg logis mem-
ungjawabkan 3. Berani tampil mempertangg
hasil diskusi mempertangg ungjawabkan
ungjawabkan hasil diskusi
hasil diskusi

100
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

3 Bernalar Jika memenuhi3 Jika memenuhi 2 Jika memenuhi 1


Kritis unsur: unsur: unsur:
1. Mengkritisi 1. Mengkritisi 1. Mengkritisi
pendapat pendapat pendapat
yang tidak
yang tidak yang tidak logis
logis logis 2. Mampu
2. Mampu 2. Mampu mengambil
mengambil mengambil keputusan
keputusan keputusan 3. Menyampaik
3. Menyampa 3. Menyampaik an reasoning
ikan an reasoning dengan
reasonin dengan. argumentasi
dengan argumentasi
argumentas
i

Rubrik penilaian tersebut sebagai acuan pada


penilaian tahap Cooperating (Kerjasama) dalam
mendiskusikan bentuk/Cara Individu dan masyarakat
mempertahankan kearifan lokal dalam konteks
nasional dan global. Rubrik tersebut hanya sekedar
contoh panduan penilaian yang dilakukan dalam
proses pembelajaran.

Tugas Pendalaman

Setelah Bapak/Ibu guru mempelajari asesmen formatif


di atas, tentunya pemahaman Bapak/Ibu guru semakin
hebat. Oleh karena itu, yuk, kita kembangkan dua
model penilaian formatif (produk dan proses) sesuai
dengan indikator kompetensi yang telah Bapak/Ibu
guru kembangkan dan dilengkapi dengan rubrik
penilaian!

Setelah Bapak/Ibu guru mempelajari dan mampu mempraktekkan

101
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

penulisan soal asesmen formatif, yuk kita sama-sama mempelajari


penulisan soal asesmen sumatif melalui beberapa contoh soal
AKMI!

2. Penilaian Hasil Belajar


a. Komitmen Kebangsaan

Perhatikan gambar berikut!

Gambar 3.12 Sang Jenderal

1. Bentuk penghargaan masyarakat terhadap perjuangan


pahlawan adalah …
A. meneladani sikapnya dengan gigih meraih cita-cita.
B. melanjutkan perjuangannya dengan menjaga
kerukunan.
C. mengenal nama dan sejarahnya kalau ada tugas dari

102
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

guru.
D. menerapkan kerja keras dalam belajar ketika diperintah
ibu.

2. Contoh sikap sebagai individu masyarakat dalam menghargai


pahlawan tersebut adalah ….
Pilihlah dua jawaban yang paling benar!
A. pantang menyerah dalam meraih cita-cita.
B. rela membantu adik dalam mengerjakan PR.
C. kerja keras dengan mengutamakan kepentingan pribadi.
D. saling menjaga kerukunan antar warga pada waktu
tertentu.

3. Pilihlah benar atau salah untuk setiap pernyataan berikut


dalam menghargai perjuangan pahlawan tersebut!
Pernyataan Benar Salah
Ayah menceritakan perjuangan kisah Jendral
Sudirman dengan senang.
Kakak bersemangat melihat perjuangan
Jenderal Sudirman di televisi.
Ibu mengenalkan gambar Jenderal Sudirman
jika dibutuhkan.

4. Pasangkanlah pernyataan tentang menindaklanjuti


perjuangan pahlawan dengan manfaatnya!
Bentuk menindaklanjuti Manfaat
perjuangan pahlawan
1. Adik semangat belajar meski A. Melatih sikap kemandirian
tanpa didampingi ibu (…). dalam belajar.
2. Kakak rela membantu ibu B. Melatih pribadi yang
menjaga adik walau tidak bertanggung jawab.
disuruh (…). C. Membentuk pribadi yang
taat bila diperintah.

103
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

b. Toleransi
Perhatikan infografik berikut!

Gambar 3.13 Infografik Perkembangan Tenaga Medis Wanita


2019

1. Salah satu persamaan hak perempuan terhadap laki-laki


berdasarkan infografik tersebut adalah ….
A. perempuan dapat menduduki sektor kesehatan global.
B. perempuan mendominasi kesehatan ahli gizi Indonesia.
C. dokter spesialis perempuan melebihi spesialis laki-laki.
D. pekerjaan rumah dapat dilakukan oleh dokter
perempuan.
2. Bentuk keterbukaan warga terhadap kesamaan hak antara
laki-laki dan perempuan berdasarkan infografik adalah ….

104
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Pilihlah dua jawaban yang benar!


A. menghargai laki-laki dan perempuan sebagai dokter
spesialis.
B. mengakui laki-laki sebagai dokter spesialis melebihi
perempuan.
C. menyukai dokter spesialis laki-laki daripada spesialis
perempuan.
D. berobat kepada dokter spesialis laki-laki dan spesialis
perempuan
3. Pilih benar atau salah untuk setiap pernyataan cara
masyarakat menghargai perbedaan gender

Pernyataan Benar Salah


Memberi dukungan kepada perempuan
untuk bekerja sebagai dokter.
Memberi jalan dokter spesialis
perempuan hanya mengobati
perempuan.
Membolehkan keluarga untuk berobat
kepada dokter perempuan.

105
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

4. Pasangkan pernyataan yang sesuai dengan bentuk


keterbukaan masyarakat terhadap kesetaraan gender dan
pengaruhnya!

Bentuk keterbukaan Pengaruhnya


1. Masyarakat mempercayakan A. Dokter perempuan akan
dirinya berobat kepada semakin termotivasi
dokter perempuan. menjadi dokter spesialis
2. Memperkenalkan jenis (…)
layanan kesehatan dokter B. Dokter spesialis
spesialis perempuan dan laki- perempuan akan semakin
laki. dikenal masyarakat luas
3. Mengijinkan dokter spesialis (…)
perempuan dan laki-laki
hanya menerima pasien
perempuan.

c. Akomodatif dan Inklusif


Perhatikan teks berikut!

Menjaga Bahasa Daerah

Budi tanpa sengaja mendengarkan beberapa peserta didik di


madrasahnya sedang bercakap-cakap. Mereka dengan fasih
dan merasa banggaberbicara menggunakan Jawa. Budi tidak
memahami satu kata pun dari pembicaraan mereka, ia
terdiam dan merasa bahasa daerah itu unik. Awalnya ia
berpikir di tempat umum seharusnya mereka berbicara
menggunakan bahasa Indonesia, karena semua orang akan
paham yang dibicarakan apabila menggunakan bahasa
nasional.
Setelah ia pelajari ternyata setiap orang mempunyai
kebebasan untuk berbicara dengan bahasa daerahnya
masing-masing. Sejak saat itu Budi menikmati dan senang
mendengarkan orang lain berbahasa daerah. Semakin

106
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

banyak orang bertutur kata dengan bahasa daerah, maka


bahasa daerah tersebut akan terjaga dengan baik.
Menurutnya Bahasa Jawa memiliki tata bahasa yang halus,
rumit dan dipenuhi sopan santun. Hal tersebut merupakan
suatu kebanggaan daerah.

1. Sebagai anak, sikap Budi terhadap bahasa daerah


dalam narasi tersebut adalah ….
Pilihlah satu jawaban yang paling benar!
A. senang mendengarkan orang lain berbahasa daerah
B. marah apabila orang lain berbicara berbahasa daerah
C. terganggu mendengarkan orang lain berbahasa daerah
D. menjauh apabila orang lain berbicara berbahasa daerah
2. Sikap kamu terhadap pemikiran Budi dalam
paragraf pertama narasi tersebut adalah ….
Pilihlah dua jawaban yang paling benar!
A. menyalahkannya karena mau mendengarkan percakapan
orang lain
B. mendukungnya mempelajari bahasa daerah sebagai
modal berbahasa
C. menyarankannya untuk menjauhi orang yang berbicara
bahasa daerah
D. menghargainya karena belum memahami pentingnya
berbahasa
3. Pilihlah benar atau salah pada setiap pernyataan
berikut mengenai sikap keluarga dalam
mempertahankan bahasa daerah sesuai narasi
tersebut.

Pernyataan Benar Salah


Menghargai orang lain berbahasa daerah.
Menggunakan bahasa daerah hanya di
Rumah.
Bangga menggunakan bahasa daerah
kapanpun.

107
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

4. Pasangkan pernyataan berikut yang sesuai


mengenai sikap keluarga dalam
mempertahankan bahasa daerah sesuai narasi
tersebut!
Sikap Keluarga Manfaat
1. Mempelajari A. Menambah pengetahuan bahasa daerah sebagai
bahasa daerah kearifan lokal.
dengan baik
(...)
2. Menggunakan B. Memastikan bahasa daerah dikuasai oleh
bahasa daerah keluarga di rumah.
di rumah (...)
C. Menggunakan bahasa asing untuk melupakan
bahasa daerah.

Tugas Pendalaman

Setelah membaca dan memahami uraian di atas, Bapak/Ibu guru dapat


memahami ragam model soal yang digunakan sebagai instrumen
penilaian AKMI. Untuk memperdalam wawasan Bapak/Ibu guru dalam
penyusunan tes, yuk, kita kembangkan empat model soal AKMI (masing-
masing satu butir soal) sesuai dengan indikator kompetensi yang telah
Bapak/Ibu guru kembangkan!

G. Merancang Pendalaman dan Pengayaan Pembelajaran


Setelah pembelajaran selesai dilaksanakan dan hasil
evaluasi pembelajaran telah diketahui, guru dapat
memberikan rekomendasi kepada peserta didik apa yang
harus dilakukan. Guru dapat memberikan beberapa soal
atau tugas kepada peserta didik untuk pendalaman
pengalaman belajarnya, atau memberikan tugas di luar apa
yang telah dipelajari untuk pengayaan pengalaman

108
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

belajarnya.
Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah
melampaui tujuan pembelajaran yang dikehendaki,
sedangkan pendalaman diberikan kepada peserta didik yang
belum mampu menuntaskan tujuan pembelajaran yang
dikehendaki. Berikut disajikan beberapa contoh pendalaman
dan pengayaan pembelajaran literasi sosial budaya.
Contoh Upaya Pendalaman Konten Komitmen
Kebangsaan: Petunjuk:
1. Carilah tokoh pahlawan idolamu!
2. Tuliskan bentuk komitmen kebangsaan (perjuangan) dan
manfaatnya bagi negara!
3. Tuliskan keteladanan yang bisa kamu lakukan dan
masyarakat di lingkunganmu!
4. Tuliskan hasil kerjamu pada bagan berikut!

Bentuk 1.
Komitmen 2.

Manfaat
1.
Pahlawan Bagi
Negara 2.
ku:

Bentuk
Komitmen
ku

Bentuk 1.
Komitmen
warga 2.

Gambar 3.13 Contoh Pendalaman Konten Komitmen Kebangsaan

109
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Contoh Upaya Pendalaman Konten Toleransi:

Petunjuk:
1. Carilah tokoh perempuan Indonesia yang
mendunia!
2. Tuliskan bentuk dan cara tokoh tersebut dalam
mengapresiasi kesetaraan gender!
3. Tuliskan keteladanan yang bisa kamu dan
masyarakat lakukan di lingkungan agar perempuan-
perempuan di lingkunganmu dapat mendapatkan
kesempatan yang sama untuk berkontribusi dalam
pembangunan daerah!
4. Tuliskan hasil kerjamu pada bagan berikut!

Bentuk:

Bentuk dan Cara


Mengapresiasi
Kesetaraan Gender Cara:

Nama Tokoh:
Individu:

Keteladanan Individu
dan Masyarakat
Masyarakat:

Gambar 3.14. Contoh Pendalaman Konten Toleransi

Contoh Upaya Pengayaan Konten Komitmen Kebangsaan

Petunjuk:
1. Amatilah berita-berita nasional yang ada di berbagai

110
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

media!
2. Tuliskan peristiwa yang menunjukkan perilaku
individu dan masyarakat yang menghargai dan
Pen
menindaklanjuti perjuangan
garuh pahlawan!
terhad
3. Tuliskan juga bagaimanaap pengaruh perilaku tersebut
kehidu
terhadap kehidupan berbangsa
pan dan bernegara!
berban
4. Hasil pengamatanmu gsa
ditulis
dan pada bagan berikut!
berneg
ara

Individu Perilaku Masyarakat


menghar-
gai dan
menindak-
lanjuti
perjuangan
pahlawan

Pengaruh
terhadap
kehidupan
berbangsa
dan
bernegara

Gambar 3.15 Contoh Pengayaan Konten Komitmen Kebangsaan

Contoh Upaya Pengayaan Konten Toleransi


Petunjuk:
1. Amatilah lingkungan di sekitarmu!
2. Temukan satu contoh yang berkaitan dengan perilaku
yang tidak mengapresiasi kesetaraan gender dan satu
contoh perilaku yang mengapresiasi kesetaraan
gender!
3. Tuliskan akibat dari perilaku perilaku yang tidak
mengapresiasi kesetaraan gender terhadap kontribusi
Negara di dunia internasional!
4. Tuliskan manfaat dari perilaku yang mengapresiasi

111
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

kesetaraan gender terhadap kontribusi Negara di dunia


internasional!
5. Hasil pengamatanmu ditulis pada bagan berikut!

Bukan Contoh
Contoh Perilaku
Perilaku Kesetaraan
Kesetaraan Gender
Gender

Pengaruh Kontribusi Pengaruh Kontribusi


Negara di Dunia Negara di Dunia
Internasional Internasional

Gambar 3.16 Contoh Pengayaan Konten Toleransi

Contoh Upaya Pendalaman Materi

Konten : Komitmen Kebangsaan


Sub Konten : Mengutamakan Kepentingan Umum di atas
Kepentingan Pribadi
Pendalaman CK 3
Jawablah pertanyaan berikut:
1. Apakah yang akan ananda lakukan jika terdapat kegiatan
gotong royong di lingkungan sekitar ananda, sementara
ananda memiliki tugas dari sekolah yang harus diselesaikan
untuk esok hari?
2. Apakah yang akan ananda lakukan jika ada yang
membutuhkan dana bantuan korban bencana?

112
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Contoh Upaya Pengayaan: CK-3 ke CK- 4


Carilah poster dengan tema mengutamakan kepentingan umum
di atas kepentingan pribadi. Kemudian hubungkanlah poster
tersebut dengan sikap mengutamakan kepentingan umum di
atas kepentingan pribadi dan analisislah manfaat sikap tersebut
bagi kehidupan!

Konten : Akomodatif dan Inklusif


Sub Konten : Terbuka dan apresiatif terhadap amaliyah
keagamaan yang berbeda
Pendalaman CK 3
Tugas pendalaman materi berupa menuliskan pengalaman
pribadi dalam melaksanakan shalat tarawih atau shalat idul fitri
siswa dan mengaitkannya dengan menghargai perbedaan.

Pengayaan: CK – 3 ke CK – 5
Pada pengayaan siswa diminta untuk menjawab persoalan
berikut:
1. Mahya dan Nafa berteman baik. Mereka sering bermain
bersama. Ketika itu adalah Kamis, 2 hari sebelum hari raya
idul fitri bagi Mahya. Sementara bagi Nafa, Kamis
merupakan 1 hari menjelang Idul Fitri. Beberapa hari
menjelang idul fitri, Mahya ingin mengajak Nafa bermain.
Oleh karena itu, Mahya menelpon Nafa dan mengajaknya
bermain esok hari. Mahya sangat ingin bermain dengan
Nafa. Namun ternyata Nafa merayakan idul fitri esok hari
yaitu Jumat dan berencana shalat idul fitri di pagi harinya.
Jika kamu sebagai Mahya, apa yang akan kamu lakukan?
2. Arkan dan keluarganya sedang dalam perjalanan. Ketika
isya, ia dan keluarga singgah di mesjid untuk shalat isya.
Setelah shalat isya, dilanjutkan dengan tarawih. Ketika
sebelum melaksanakan tarawih, Arkan mendapat
informasi bahwa pelaksanaan tarawih di mesjid tersebut

113
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

adalah dengan jumlah rakaat yang berbeda dengan jumlah


rakaat yang biasa ia kerjakan. Apakah yang sebaiknya
dilakukan oleh Arkan?

Konten : Toleransi
Sub Konten : Mengusung spririt perubahan dengan cara
damai
Pendalaman
Ceritakanlah kepada keluargamu (ayah/ibu/kakak/adik) tentang
teks narasi ADDARAS untuk Ica dan mintalah pandangan
mereka tentang pemanfaatan teknologi saat ini!.

Pengayaan
Ceritakanlah pemanfaatan teknologi dengan positif di rumah
atau lingkungan sekitarmu!

114
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

H. Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(RPP+LKPD)
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sangat
penting dibuat oleh Bapak/Ibu guru sebelum melaksanakan
proses pembelajaran. Mengapa demikian? Karena RPP
berfungsi sebagai panduan bagi guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran di dalam kelas sehingga pembelajaran
bisa berlangsung secara sistematis, interaktif, inspiratif, dan
sesuai dengan karakteristik peserta didik.
Pada bagian ini disajikan dua contoh Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) literasi sosial budaya,
dilengkapi dengan contoh Lembar Kerja Peserta didik (LKPD)
sebagai acuan proses pembelajaran yang dilakukan di dalam
kelas dan atau di luar kelas. Yuk, kita sama-sama
mempelajarinya agar dapat mengintegrasikannya dengan
mata pelajaran yang kita ampu di madrasah!

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Literasi Sosial Budaya


Kompetensi Peserta didik mampu menyebutkan,
menunjukkan, dan mengidentifikasi
pengetahuan yang terkait nilai- nilai
moderasi beragama serta kehidupan
berbangsa dan bernegara dengan satu
problematika (permasalahan) pada konteks
lokal.
Tema Pembelajaran Aku yang Unik
Konten Komitmen Kebangsaan
Konteks Lokal
Model Pembelajaran LOKR

Indikator Kompetensi
1. Menyebutkan bentuk penghargaan dan tindak lanjut
individu terhadap perjuangan para pahlawan
dengan satu problematika pada konteks lokal.
2. Menunjukkan bentuk penghargaan dan tindak lanjut

115
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

masyarakat terhadap perjuangan para pahlawan


dengan satu problematika pada konteks lokal.
3. Mengidentifikasi cara individu dalam menghargai
dan menindaklanjuti perjuangan para pahlawan
dengan satu problematika dalam konteks lokal.
4. Menjelaskan bentuk penghargaan dan tindak lanjut
individu terhadap perjuangan para pahlawan
dengan satu problematika pada konteks nasional.
5. Membedakan bentuk penghargaan dan tindak lanjut
individu terhadap perjuangan para pahlawan
dengan satu problematika pada konteks nasional
6. Peserta didik dapat menemukan cara individu dalam
menghargai dan menindaklanjuti perjuangan para
pahlawan dengan satu problematika pada konteks
nasional.

Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menyebutkan bentuk
penghargaan dan tindak lanjut individu terhadap
perjuangan para pahlawan dengan satu
problematika pada konteks lokal melalui
pemahaman teks informasi dengan cermat.
2. Peserta didik dapat Menunjukkan bentuk
penghargaan dan tindak lanjut masyarakat terhadap
perjuangan para pahlawan dengan satu
problematika pada konteks lokal melalui
pemahaman teks informasi dengan cermat.
3. Peserta didik dapat mengidentifikasi cara individu
dalam menghargai dan menindaklanjuti perjuangan
para pahlawan dengan satu problematika dalam
konteks lokal melalui diskusi kelompok dengan
komunikatif.
4. Peserta didik dapat menjelaskan bentuk
penghargaan dan tindak lanjut individu terhadap

116
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

perjuangan para pahlawan dengan satu


problematika pada konteks nasional melalui
pemahaman teks informasi dengan cermat.
5. Peserta didik dapat membedakan bentuk
penghargaan dan tindak lanjut individu terhadap
perjuangan para pahlawan dengan satu
problematika pada konteks nasional melalui
pemahaman teks informasi dengan cermat.
6. Peserta didik dapat menemukan cara individu dalam
menghargai dan menindaklanjuti perjuangan para
pahlawan dengan satu problematika pada konteks
nasional melalui diskusi kelompok dengan
komunikatif.

Materi Pembelajaran
Teks dialog tentang “Pahlawan di Daerahku”.

Media Pembelajaran
Teks dialog tentang “Pahlawan di Daerahku” .Video
perjuangan pahlawan.
Poster tentang menghargai perjuangan pahlawan.

Skenario Pembelajaran
Kegiatan
Pendahuluan
● Peserta didik menjawab salam yang diucapkan oleh guru.
(5 menit) ● Salah satu peserta didik memimpin do’a sebelum belajar
di depan kelas.
● Guru mengecek kesiapan belajar peserta didik.
● Peserta didik menjawab pertanyaan pemantik yang
diberikan guru
Kegiatan Inti Literasi
(60 menit)
● Peserta didik membaca teks dialog tentang “Pahlawan
di Daerahku” secara berpasangan dengan cara saling
mendengarkan secara bergantian.
● Peserta didik menyusun pertanyaan berdasarkan teks
dialog tentang “Pahlawan di Daerahku” secara

117
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

berpasangan.
● Peserta didik menjawab pertanyaan yang sudah dibuat
pasangannya.
● Peserta didik mempresentasikan hasil tanya jawab
bersama pasangannya.
● Peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan teks
dialog yang sudah dibaca.
Orientasi
● Peserta didik mengamati video perjuangan pahlawan.
● Peserta didik membandingkan bentuk komitmen
kebangsaan antara pahlawan yang terdapat dalam teks
dialog dengan video.
● Peserta didik menuliskan hasil perbandingan kedua
pahlawan dalam table yang telah disediakan dalam
LKPD.
● Peserta didik menyampaikan hasil kinerja kepada guru.

118
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Kolaborasi
● Peserta didik mendiskusikan cara individu dan
masyarakat dalam menindaklanjuti perjuangan
pahlawan dalam lingkup wilayah nasional.
● Peserta didik mendiskusikan dampak dari individu dan
masyarakat dalam menindaklanjuti perjuangan
pahlawan dalam lingkup wilayah nasional terhadap
stabilitas nasional.
● Peserta didik menuliskan hasil diskusi pada lembar kerja
yang telah disediakan guru.
● Peserta didik mempresentasikan hasil diskusinya di
depan kelompok lainnya.
● Kelompok lainnya menanggapi hasil presentasi.
● Peserta didik menempelkan hasil diskusi di papan karya
kelas.
● Peserta didik mendapatkan apresiasi hasil kerja berupa
bintang berwarna dari guru.
Refleksi
● Peserta didik melakukan refleksi pembelajaran
melalui penilaian diri di lembar kerja yang sudah
disediakan guru
● Peserta didik menyimpulkan pembelajaran yang telah
dipelajari
Kegiatan
Penutup
● Guru memberikan penguatan pengalaman belajar
peserta didik dengan menyimpulkan hasil diskusi
(5 menit) dan pembahasan yang telah dilakukan.
● Salah satu peserta didik memimpin do’a setelah belajar di
depan kelas.
● Peserta didik menjawab salam yang disampaikan oleh
guru.

Penilaian Pembelajaran
Tekhnik Penilaian: Proses dan Hasil (terlampir dalam
LKPD)

119
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Pendalaman dan Pengayaan Materi Pembelajaran


Pendalaman dilakukan dengan memberikan tugas
kepada peserta didik untuk mencari tokoh pahlawan
nasional idola, kemudian menuliskan bentuk komitmen
kebangsaan yang dimiliki pahlawan tersebut, dan
menuliskan cara meneladaninya dalam bagan yang
sudah disiapkan guru.
Pengayaan dilakukan dengan memberikan tugas
untuk mengidentifikasi perilaku menghargai dan
menindaklanjuti perjuangan pahlawan serta pengaruhnya
terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara dalam
bagan yang sudah disiapkan oleh guru.

LKPD
Capaian : Peserta didik mampu menyebutkan,
Kompetensi menunjukkan, dan mengidentifikasi
pengetahuan yang terkait nilai- nilai
moderasi beragama serta kehidupan
berbangsa dan bernegara dengan satu
problematika (permasalahan) pada
konteks lokal.
Konten : Komitmen Kebangsaan
Model : LOK-R
Pembelajaran

: 1. Menyebutkan bentuk penghargaan


dan tindak lanjut individu terhadap
perjuangan para pahlawan dengan
satu problematika pada konteks
lokal.
Indikator 2. Menunjukkan bentuk penghargaan
dan tindak lanjut masyarakat
terhadap perjuangan para
pahlawan dengan satu
problematika pada konteks lokal.
3. Mengidentifikasi cara individu
dalam menghargai dan
menindaklanjuti perjuangan para
pahlawan dengan satu

120
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

problematika dalam konteks lokal.


4. Menjelaskan bentuk penghargaan
dan tindak lanjut individu terhadap
perjuangan para pahlawan dengan
satu problematika pada konteks
nasional.
5. Peserta didik dapat membedakan
bentuk penghargaan dan tindak
lanjut individu terhadap
perjuangan para pahlawan dengan
satu problematika pada konteks
nasional.
6. Peserta didik dapat menemukan
cara individu dalam menghargai
dan menindaklanjuti perjuangan
para pahlawan dengan satu
problematika pada konteks
nasional.

Literasi
Anak-anak hebat, di bawah ini ada teks cerita
tentang “Pahlawan di Daerahku”, bacalah teks dengan
cermat supaya kamu bisa memahami isi yang
terkandung di dalamnya. Jangan lupa baca basmalah
terlebih dahulu sebelum membaca dan tuliskan
identitasmu di kolom identitas.

121
Pahlawan di Daerahku

Gambar Makam Pahlawan di Kampung Bantarpayung-


Tasikmalaya

Reni berkumpul bersama teman-teman sepermainannya di alun-


alun Kecamatan sambil ngabuburit (menunggu waktu maghrib).
Mereka membahas penjelasan ibu guru tentang pahlawan yang
ada di daerah mereka.
“Teman-teman, tadi ibu guru menjelaskan bahwa di kampung
kita juga ada pahlawan, lho!” Reni berkata dengan antusias.
“Iya, aku seneng banget. Ternyata nggak perlu jauh-jauh ya, kita
mempelajari jejak sejarah bangsa.” Sinta menanggapi tak kalah
semangat.
“Memangnya di mana ada jejak sejarah tentang pahlawan di
kampung kita? Aku tadi nggak sekolah jadi nggak tau,” timpal Tini
penasaran.
“Itu lho, di Bantarpayung. Eyang Sepuh Bantarpayung dengan
ketiga putranya dan satu orang cucunya yang meninggal karena
serangan gerakan yang
menamakan diri DII/TII.” jawab Reni.
“Ceritakan dong, bagaimana serangan itu terjadi hingga

122
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

mengakibatkan beliau-beliau wafat,” rengek Tini penasaran.


“Penyerangan itu terjadi pada malam hari, tepatnya pada hari
Rabu, tanggal 11 Februari 1953. Sekitar pukul 23.00 tiba-tiba dari
setiap penjuru datang ratusan pasukan DI/TII menyerang pondok
pesantren Bantarpayung yang berada di Kecamatan
Padakembang-Kabupaten Tasikmalaya.
Serangan yang mendadak itu membuat pihak pesantren tidak
memiliki kesiapan untuk melakukan perlawanan. Alhasil,
perlawanan tidak seimbang itu mengakibatkan gugurnya sebelas
orang syuhada yang terdiri dari enam orang santri, Eyang Sepuh
beserta tiga putra dan satu orang cucunya. Adapun penyebab
terjadinya penyerangan itu karena Eyang Sepuh tidak mau diajak
menjadi pemimpin negara yang ditawarkan oleh DI/TII.” Sinta
menceritakan inti cerita yang disampaikan bu guru.
“Wah, luar biasa perjuangannya! Bangga ya, kita punya
pahlawan dari daerah sendiri. Nggak kebayang bagaimana cara
beberapa orang santri melawan pasukan bersenjata yang begitu
banyak,” komentar Tini sambil memberenggut seolah sedang
membayangkan perjuangan malam itu.
“Tentunya bangga sekali, apalagi serangan ini merupakan
serangan ke-39 kalinya. Kebayang kan betapa tangguhnya kyai
dan pahlawan kita ini, tapi tidak perlu dibayangkan bagaimana
caranya mereka melakukan perlawanan. Pikirkanlah bagaimana
cara kita menghargai dan meneruskan perjuangan mereka dalam
mempertahankan kesatuan dan persatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia,” potong Reni.
“Betul itu. Sekarang, tugas kalian belajar yang rajin, bulatkan
tekad untuk menggapai cita-cita tanpa mengenal lelah dan putus
asa. Besok lagi ceritanya di madrasah, sekarang waktunya pulang
sebentar lagi maghrib,” timpal bu guru yang tiba-tiba telah berada
di tengah keseruan mereka.
“Bu Guru? Assalamualaikum!” Sontak anak-anak berteriak dan
bangkit sambil menyodorkan tangan untuk mencium tangan bu
guru.

123
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

“Waalaikumussalam. Pulanglah sudah mau maghrib.” Bu guru


menjawab sambil menjabat tangan mereka satu persatu.
Mereka pun pulang dengan gembira menyambut waktu berbuka
puasa bersama keluarga.

Literasi
iterasi

Nama: Tanggal:

Jawablah pertanyaan berikut dengan cermat!

1.Sebutkan bentuk komitmen kebangsaan KH. Muhammad


1. Syarifuddin dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik
Indonesia?

1.Tuliskan contoh sikap kamu dalam menghargai dan


2. menindaklanjuti perjuangan pahlawan tersebut di lingkungan
madrasah!

1.Jelaskan perilaku yang mencerminkan meneruskan perjuangan


3. pahlawan tersebut dalam lingkup nasional!

124
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Orientasi

125
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Kolaborasi

126
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Refleksi

127
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Pendalaman

128
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Pengayaan

Nama: Tanggal:

Petunjuk:
Amatilah berita-berita nasional yang ada di berbagai media,
tuliskan peristiwa yang menunjukkanPen
garuh
perilaku individu dan
masyarakat yang menghargai dan menindaklanjuti perjuangan
terhad
ap
pahlawan, dan tuliskan juga kehidu
bagaimana pengaruh perilaku
tersebut terhadap kehidupan berbangsa
pan
berban
dan bernegara!
Hasil pengamatanmu ditulis pada bagan
gsa dan berikut!
berneg
ara

Individu Perilaku Masyarakat


menghar-
gai dan
menindak-
lanjuti
perjuangan
pahlawan

Pengaruh
terhadap
kehidupan
berbangsa
dan
bernegara

129
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

I. Referensi

Ahmad & Eka. 2019. Cara Mudah Merumuskan Indikator


Pembelajaran. Pustaka Bina Putera.
Amin & Sumendap, L. Y. S., 164 Model
Pembelajaran Kontemporer. (2022). (n.p.): Pusat
Penerbitan LPPM.
Asmin. 2006. Pengaruh Ragam Bentuk Tes Objektif dan
Gaya Berpikir terhadap Fungsi Informasi Tes
Penelitian Quasi Eksperimental dengan Analisis
Item Response Theory di SMU DKI Jakarta. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan. 062 (12):633—655.
Batubara, U. N., & Siregar, R., Mengembangkan
Kemampuan Higher Order Thinking Skill Siswa
dalam Pembelajaran Sejarah. (2022). (n.p.):
Penerbit NEM.
Dessiane, S. T., & Kristin, F. (2021). Pengembangan
Instrumen Penilaian Sikap Sosial Pembelajaran
Tematik Kelas 4 SD. Jurnal PIPSI (Jurnal Pendidikan
IPS Indonesia), 6(1), 21–26.
https://doi.org/10.26737/JPIPSI.V6I1.2310
Dhesita, S. J. (2022). Analisis Penerapan Model
Pembelajaran LOK-R terhadap Kemampuan
Literasi Siswa dalam Pembelajaran Sejarah. Jurnal
Ilmiah WUNY, 4(2).
Dodih, Oka, Widiya. 2022. Nilai-Nilai Pendidikan Religius
dalam Tradisi Nyangku Masyarakat Panjalu
Kabupaten Ciamis. Jurnal Educatio ISSN: 2459-
9522 (Print), 2548-6756 (Online) Vol. 8, No. 4,
2022, pp. 1504-1513.
Fahmi, Z. (2013). Indikator Pembelajaran Aktif Dalam
Konteks Pengimplementasian Pendekatan

130
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Dan


Menyenangkan (PAKEM). Al-Ta Lim Journal, 20(1),
278–284. https://doi.org/10.15548/JT.V20I1.24
Ginting, D. A., Fatimah, A. E., & Syafirna, A. (2022).
Sosialisasi Model Pembelajaran Literasi Orientasi
Kolaborasi Refleksi (LOK-R) pada Guru MIN 12
Langkat. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat,
3(2), 9- 14.
Hamzah, Strategi Pembelajaran Guru Edukatif. (2022). (n.p.):
CV. AZKA PUSTAKA.
Hendratmoko, T., Kuswandi, D., & Setyosari, P. (2018).
Tujuan Pembelajaran Berlandaskan Konsep
Pendidikan Jiwa Merdeka Ki Hajar Dewantara.
Jurnal Inovasi Dan Teknologi Pembelajaran, 3(2),
152–157.
https://doi.org/10.17977/UM031V3I22017P152
Hikmah, S. (2022). Analisis Kesulitan Menulis Ringkasan
Bacaan Pada Tema 8 Subtema 2 Siswa Kelas IV
Madrasah Ibtidaiyah. INOPENDAS: Jurnal Ilmiah
Kependidikan, 5(1), 36-43.
Ina, Aldiansyah, & Della. 2020. Meningkatkan Kualitas
Mengajar Guru Dengan Memperhatikan Tujuan
Pembelajarannya di SD Bina Bangsa Kalideres
Jakarta Barat. Nusantara: Jurnal Pendidikan dan
Ilmu Sosial Volume 2, Nomor 3, November 2020;
473-486 https://ejournal.stitpn.ac.id
Kadir, A. (2018). Merawat Kerukunan Toleransi di Era
Demokrasi. Asketik: Jurnal Agama dan Perubahan
Sosial, 2(2), 103-109.
Kaif, et. al., Strategi Pembelajaran (Macam-Macam Strategi
Pembelajaran yang Dapat Diterapkan Guru).
(2022). (n.p.): Inoffast Publishing Indonesia.
Mirna, Richi. 2018. Nyangku : Implementasi Nilai-Nilai
Sosial Melalui Ritual Upacara Adat Desa Panjalu

131
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Ciamis Jawa Barat. Jurnal Studi Masyarakat dan


Pendidikan (E-ISSN 2599-3259) Volume I, Nomor
2, Juni 2018 (1-7) DOI: 10.29408/se.v2i1.991.
Muth'im, A., Jumariati, J., Al Arief, Y., & Jannah, N. (2021).
Pelatihan Perumusan Tujuan Pembelajaran dan
Indikator Pencapaian Kompetensi bagi Guru-Guru
Bahasa Inggris di Kabupaten Banjar. Bubungan
Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(2), 120-
129.
Nurseto, T. (2011). Membuat Media Pembelajaran yang
Menarik. Jurnal Ekonomi Dan Pendidikan, 8(1).
https://doi.org/10.21831/JEP.V8I1.706
Parhan, M. P., & Parhan, M. P. (2019). KONTEKSTUALISASI
MATERI DALAM PEMBELAJARAN. Adi Widya:
Jurnal Pendidikan Dasar, 3(1), 7–18.
https://doi.org/10.25078/aw.v3i1.901
Pasongli, H., Marthinu, E., La Taju, J., Adjam, S., Djumati,
F., & Ikhsan, M. (2022). Aktivitas Belajar Peserta
Didik dengan Pembelajaran Literasi, Orientasi,
Colaborasi dan Refleksi (Loc-R) di SMP Negeri 7
Kota Ternate. EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran, 3(3), 579-588.
Pramusinta, Y., dan Faizah, Silviana Nur, Belajar dan
Pembelajaran Abad 21 di Sekolah Dasar. (2022).
(n.p.): Nawa Litera Publishing.
Rahmah, Vivid. 2022. Modul 1 Pembelajaran Literasi Sosial
Budaya Tindak Lanjut Pemaknaan Hasil Diagnosis
Capaian Kompetensi I-III. Direktorat KSKK
Madrasah Ditjen Pendidikan Islam Kementerian
Agama RI.
Reza, Gugu, & Dede. 2017. Fungsi dan Mitos Upacara Adat
Nyangku di Desa Panjalu Kecamatan Panjalu
Kabupaten Ciamis. Panggung Vol. 27 No. 2.
ROHANI, R., & FATIMAH, F. (2022). PENERAPAN MODEL

132
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRIPT


DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS
GURU DAN SISWA SERTA HASIL BELAJAR PPKN
SISWA SD NEGERI
Rufiana, I. S., Harianto, A., & Arifin, S. (2023). Penguatan
Kompetensi Pedagogik Guru Madrasah Pada
Kurikulum Merdeka: Bimtek Pelatihan Tindak Lanjut
Hasil Akmi Tingkat Madrasah. Jurnal GEMBIRA
(Pengabdian Kepada Masyarakat), 1(2), 304–308.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran
(Mengembangkan Profesionalisme Guru), Jakarta.
Grafindo Persada.
Sabarudin. 2018. Materi Pembelajaran Dalam Kurikulum
2013. Jurnal An-Nur, Vol. 04 No. 01 Januari Juni
2018.
Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran.
Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
Prenada Media.
Santika, I. G. N., Rindawan, I. K., & Sujana, I. G. (2019,
December). Memperkuat Pancasila Melalui Pergub
No. 79 Tahun 2018 Dalam Menanggulangi
Pengikisan Budaya Di Era Revolusi Industri 4.0.
In Seminar Nasional Inovasi Dalam Penelitian Sains,
Teknologi Dan Humaniora-InoBali (pp. 981-990).
Sapriyah. 2019. Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar
Mengajar. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Vol. 2,
No.1, 2019, hal. 470 - 477 p-ISSN 2620-9047, e-
ISSN 2620-9071
Siti Mayang Sari. 2022. “Manfaat Pembelajaran Eksplorasi,
Elaborasi, Dan Konfirmasi Pada Tanggung Jawab

133
Modul 1 s/d 5 – Literasi Sosial Budaya

Guru.” Educate: Jurnal Teknologi Pendidikan. Vol. 7


No. 1 Tahun 2022
Soesana, Abigail, Pengembangan Media Pembelajaran
di Era Society 5.0. (2022). (n.p.):
Yayasan Kita Menulis.
Sunhaji, PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH /
MADRASAH: Studi Teoritik dan Praktik di Sekolah
/ Madrasah. (2022). (n.p.): Zahira Media Publisher.
Suryadi, A., Desain Pembelajaran: Sebuah Pengantar.
(2022). (n.p.): CV Jejak (Jejak Publisher)
Supardan, Dadang. 2016. “Teori dan Praktik Pendekatan
Konstruktivisme Dalam Pembelajaran.” Edunomic
Vol 4, No. 1, 1–12.
Syarifuddin & Utari, Eka Dwi, MEDIA PEMBELAJARAN
(DARI MASA KONVENSIONAL HINGGA MASA
DIGITAL). (2022). (n.p.): Bening Media Publishing.
Tentang
Winarno, M.E. 2004. Evaluasi dalam Pendidikan Jasmani
dan Olahraga. Jakarta: Center Human Capacity
Development.
Wulandari, E. (2019). Profil Kemampuan Menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Saintifik oleh
Calon Guru Matematika. Jurnal Pengembangan
Pembelajaran Matematika (JPPM), 1 (2), 30–37.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.14421/jppm.20
19.12.30-37.

134

Anda mungkin juga menyukai