PISCES
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN ANALITIK DATA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
MORFOLOGI LUAR
Ikan mujair (Oreochromis mossambicus)
Terakhir, bagian caudal ikan melibatkan area dari permulaan sirip anal hingga ujung sirip ekor bagian
belakang. Bagian ini mencakup berbagai elemen seperti anus, anal fin, sirip ekor, scute (sisi keras pada
tubuh ikan), dan finlet (sirip kecil di dekat ekor). Sirip ekor khususnya memiliki peran penting dalam
memberikan dorongan ikan saat berenang dan dalam manuvering. Keseluruhan morfologi ikan ini
sangat penting dalam memahami adaptasi dan kebutuhan spesies ikan yang berbeda di berbagai
lingkungan air di seluruh dunia (Burhanuddin,2018).
BENTUK-BENTUK SISIK
Nama Ciri Contoh Spesies (Nama
Latin)
Ikan, atau pisces, adalah makhluk vertebrata yang mendiami lingkungan air. Integumen mereka
terdiri dari kulit dan derivatif kulit yang memiliki peran penting dalam struktur dermis ikan. Sisik ikan
memiliki variasi bentuk yang mencerminkan kebutuhan spesifik ikan tersebut. Ikan yang cenderung
berenang secara aktif sering memiliki sisik kuat untuk melindungi tubuh mereka, sementara ikan yang
hidup di perairan tenang dan berenang dengan kecepatan rendah cenderung memiliki sisik yang lebih
kasar. Sisik ikan modern umumnya lebih fleksibel dibandingkan dengan ikan primitif yang memiliki
sisik yang keras.
Sisik ikan dapat diklasifikasikan menjadi lima tipe utama, yaitu cosmoid, placoid, ganoid, cycloid, dan
ctenoid. Sisik cosmoid hanya dimiliki oleh ikan primitif yang telah punah. Sisik placoid memiliki
tonjolan kulit dan berbentuk seperti pasak, sering ditemukan pada ikan hiu dan pari. Sisik ganoid terdiri
dari garam-garam ganoid yang sangat keras dan hanya dimiliki oleh ikan alligator dan sturgeon. Sisik
cycloid berbentuk oval, tidak bergerigi, dan sering ditemukan pada ikan seperti mas dan koki.
Sementara sisik ctenoid memiliki tekstur yang lebih kasar dibandingkan sisik cycloid dan biasanya
ditemukan pada ikan kakap dan ikan duri (Pandit,2022).
Dari hasil pengamatan, ikan mujair termasuk dalam kategori ikan yang memiliki sisik ctenoid, yang
merupakan tipe sisik yang umumnya dimiliki oleh ikan bertulang sejati, seperti yang telah dijelaskan
dalam deskripsi sebelumnya.
SISTEM PENCERNAAN
Sistem pencernaan pada ikan, termasuk ikan bertulang seperti pisces, memiliki karakteristik
unik yang sesuai dengan lingkungan hidup mereka. Pencernaan dalam pisces dimulai di mulut, di mana
makanan pertama kali diserap. Ikan, terutama yang hidup di perairan beragak, memiliki beragam
bentuk mulut yang sesuai dengan pola makanan mereka. Ada ikan yang memiliki mulut yang cocok
untuk mengunyah makanan tumbuhan, sementara yang lain memiliki mulut yang dirancang untuk
menangkap mangsa dengan cepat. Setelah melewati mulut, makanan bergerak ke kerongkongan dan
kemudian ke lambung. Pencernaan makanan terjadi di lambung, di mana asam lambung dan enzim
pencernaan membantu mencerna makanan menjadi bentuk yang lebih sederhana. Ikan tidak memiliki
gigi seperti manusia, jadi mereka bergantung pada perut mereka yang kuat dan enzim pencernaan untuk
mengatasi makanan. Usus halus adalah tempat utama di mana penyerapan nutrisi terjadi pada ikan.
Nutrien-nutrien seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral diserap oleh dinding usus
halus dan masuk ke dalam aliran darah untuk digunakan sebagai sumber energi dan untuk mendukung
pertumbuhan dan fungsi tubuh.
Kemudian, makanan yang tidak tercerna dan sisa-sisa pencernaan bergerak ke usus besar dan akhirnya
dikeluarkan melalui anus. Pada beberapa ikan, seperti herbivora, usus besar dapat lebih panjang karena
diperlukan untuk mencerna bahan tumbuhan yang lebih sulit dicerna (Sari,2022).
SISTEM PERNAFASAN
Sistem pernafasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang digunakan dalam proses
pertukaran gas. Sedangkan respirasi itu sendiri adalah proses pengikatan oksigen O2 dan pengeluaran
karbondioksida CO2 oleh darah melalui alat pernafasan. Proses pengikatan oksigen dipengaruhi oleh
struktur alat pernafasan dan perbedaan tekanan parsial oksigen antara perairan dengan darah, difusi gas
ke dalam darah atau keluar melaluialat pernafasan (Aliza, 2013). Bagi tubuh sistem pernafasan
berfungsi sebagai penjamin ketersediaan oksigen bagi kelangsungan metabolism sel sel tubuh serta
mengeluarkan karbondioksida hasil metabolism (Somantri, 2008).
Ikan bernafas menggunakan insang, insang berbentuk lembaran – lembaran tipis berwarna
merah muda dan selalu lembab. Bagian luar dari insang terpapar langsung dengan air, sedangkan bagian
dalam berhubungan erat dengan kapiler – kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang
filamen yang mengandung banyak lamella. Filamen terdiri atas pembuluh darah yang memiliki banyak
kapiler sehingga memungkinkan O2 berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Berdasarkan tulangnya
ikan terbagi menjadi ikan bertulang sejati (Osteichthyes) dan ikan bertulang rawan (Chondrichthyes).
Pada ikan bertulang sejati insang ikan dilengkapi dengan tutup insang (Operkulum) sedangkan pada
ikan bertulang rawan insang tidak dilengkapi dengan penutup. Selain dengan menggunakan insang
terdapat beberapa jenis ikan yang bernafas selain dengan insang, yaitu ikan paru – paru yang bernafas
dengan menggunakan gelembung udara. Insang ikan disusun oleh gill arch, gill raker, dan gill filamen.
Gill Arch merupakan tempat melekatnya filamen dan gill rakers dan gill filament. Kemudian gill
filament adalah bagian yang melekat pada gill arch serta banyak mengandung kapiler – kapiler darah
sebagai cabang arteri branchialis. Terakhir gill rakers yang merupakan sepasang batang tulnag rawan
pendek yang melekat pada bagian depan dari gill arch yang berfungsi untuk menyaring air pernafasan
(Zatz, 2019).
SISTEM OTOT
Gambar Literature Otot Ikan Tongkol Keterangan Sistem Otot Ikan Tongkol
(Euthynnus affinis) (Euthynnus affinis)
DESKRIPSI
Sistem gerak adalah suatu sistem yang dapat menghasilkan gerakan yang terdiri dari tulang
dan otot serta dibantu oleh persendian tulang sebagai alat gerak pasif karena tidak dapat bergerak
sendiri dan otot sebagai alat gerak aktif karena dapat berkontraksi dan berelaksasi. Selain memberikan
kemampuan pada tubuh untuk bergerak, sistem gerak juga berfungsi sebagai pembentuk postur tubuh,
penahan berat badan, dan menjaga stabilitas pergerakan tubuh. Namun pada sistem geraknya ikan
melibatkan kombinasi gerakan otot dan rangka dengan gerakan ekor. Banyak ikan berenang
menggunakan gerakan menyamping pada ekor, renang bergelombang. Ikan berenang menggunakan
sirip, fungsi lain dari sirip adalah sebagai alat manuver, stabilitas, tampilan, perlindungan, dan
reproduksi (Susanto, 2019).
Terdapat dua organ pada ikan yang mendorong sistem geraknya. Pertama adalah otot, otot
merupakan urat daging yang membentuk daging ikan. Berdasarkan struktur dan fungsinya otot ikan
terbagai menjadi otot polos, otot rangka, dan rangka jantung. Kemudian berdasarkan responnya
terhadap rangsangan otot dibagi menjadi otot yang dapat mengontrol sinyal dari sistem saraf pusat dan
tidak. Lalu berdasarkan perlekatannya otot dibedakan menjadi otot yang berada dalam rangka dan otot
yang tidak melekat pada rangka. Lalu organ lainnya yang mendukung pergerakan ikan adalah rangka,
yang mana rangka merupakan struktur yang mendukung geraknya tubuh. Otot dan rangka
berkombinasi yang kemudian memberikan bentuk tubuh. Rangka berfungsi melindungi organ tubuh,
menunjang tubuh, dan sebagai alat gerak pasif. Sistem rangka meliputi tulang punggung, jaringan ikat,
tulnag baik, tulang rawan, sisik, sirip, dan sel – sel pendukung sistem saraf (Pandit,2011). Rangka
ikan terbagi 3, yaitu pusat aksial yang merupakan yang memeberikan bentuk utama punggung, tulang
visceral yang terdiri dari semua bagian tulang lengkung insang, dan kerangka apendikular yang
merupakan penopang sirip dan pelekatnya (Rahardjo, 2010)
DAFTAR PUSTAKA
Aliza, D., Winaruddin., Sipahutar, L. W. 2013. Efek Peningkatan Suhu Air Terhadap Perubahan
Perilaku, Patalogi Anatomi, dan Histopalogi Insang Ikan Nila (Oreochromis Niloticus). Jurnal
Medika Veterinaria. Vol.7(2): 142-145
Hickman, C. P., Roberts, L. S., Allan, L. 1998. Zoology 10th Edition. San Francisco California: W. C
Brown Mc Graw Hill Publishers
Muchlisin, Z. A. 2017. Pengantar Iktiologi. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala Press
Pertiwi, S. L., Zainuddin, Rahmi, E. 2017. Gambaran Histologi Sistem Respirasi Ikan Gabus (Channa
striata) Histological Respiratory System of Snakehead (Channa striata). JIMVET. Vol.1(3): 219-298
Rahardjo, M. F. 2020. Bagaimana Membedakan Jantan dan Betina Ikan?. Warta Iktiologi. Vol.4(3): 1-
10
Sari, L. N. 2022. Konsep Sistem Pencernaan Pada Manusia Berdasarkan Alquran dan Hadist. Jurnal
Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran. Vol.3(3): 244-251
Sukmono, T., Margaretha, M. 2017. Ikan Air TAwar di Ekosistem Bukit Tiga Puluh. Jambi: Yayasan
Konservasi Ekosistem Hutan Sumatera dan Frankurt Zoological Society
Susanto, G. N. 2019. Struktur Tulang dan Otot Sirip Kaudal Kompleks Andamia Heteroptera Bleeker
(Ikan Amfibi). Jurnal Ilmu – Ilmu Hayati. Vol 18(1): 71-76
Somantri, I. 2008. Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan
Sistem Pernafasan. Jakarta: Salemba Medik