Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Guru merupakan tenaga pendidik yang memiliki pengaruh penting bagi

peningkatan proses perkembangan generasi penerus bangsa. Guru juga menggunakan

pendidikan yang professional yang mempunyai tugas utama mendidik, mengajar,

mengarahkan, membimbing, melatih serta mengevaluasi peserta didik. Guru juga

menjadi sumber belajar yang berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang

kreatif dan juga kondusif, menjadi guru yang kreatif dan menyenangkan di tuntut

untuk memiliki kemampuan metode pembelajaran yang sesuai dengan keadaan

pembelajaran dan juga mampu menggunakan metode pembelajaran bervariasi.

Pada dasarnya semua pihak baik itu dari sekolah guru orang tua maupun

peserta didik menginginkan pencapaian dalam tujuan pembelajaran . Idealnya dalam

proses pembelajaran seorang guru harus mampu mengajak peserta didik untuk aktif

dalam proses pembelajaran berlangsung, dengan cara guru bisa memakai metode atau

media pembelajaran yang bervariasi. Dengan menggunakan metode atau media

pembelajaran yang bervariasi akan membuat siswa aktif , termotivasi dalam

pembelajaran yang sedang berlangsung, sehingga peserta didik akan semangat dan

rasa ingin tahu terhadap pembelajaran itu meningkat yang akan berdampak

tercapainya tujuan pembelajaran.

Akan tetapi yang saya lihat setelah melakukan observasi ke sekolah di SMP

Negeri 6 masih tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh semua pihak . Saya

melihat di SMP Negeri 6 khususnya di kelas VIII-1 guru belum menggunakan metode

atau media pembelajaran yang bervariasi saat proses pembelajaran , melainkan guru

menggunakan metode ceramah dimana yang seperti kita ketahui bahwa metode
ceramah merupakan metode yang sangat membosankan Karena guru hanya duduk dan

menjelaskan materi pembelajaran secara monoton, sehingga peserta didik merasa

bosan dan jenuh terhadap pembelajaran khususnya pembelajaran PAI di kelas VIII-1 .

Jika guru menerapkan metode dan media yang bervariasi dalam pembelajaran

di kelas akan membuat peserta didik semakin semangat antusias, aktif, sehingga dapat

meningkatkan motivasi belajar peserta didik khususnya mata pelajaran pendidikan

agama islam di kelas VIII-1 di SMP Negeri 6 apabila guru tidak menggunakan

metode atau media pembelajaran yang bervariasi akan menyebabkan motivasi belajar

siswa menurun tidak ada rasa semangat dan rasa ingin tahu terhadap materi yang

ingin di sampaikan dalam kelas mengakibatkan akan berdampak pada hasil belajar

peserta didik tidak mencapai tujuan pembelajaran sebagaimana yang diinginkan

pembelajaran.

Dengan adanya masalah yang terdapat di SMP Negeri 6 khususnya di kelas

VIII-1 peneliti memberikan Argumen atau solusi terhadap masalah yaitu menerapkan

metode bervariasi dengan menggunakan media audio visual dalam proses

pembelajaran di kelas, contoh metode bervariasi itu seperti metode proyek, metode

eksperimen, metode tugas dan resitasi, metode diskusi, metode sosiodrama, metode

demonstrasi, metode problem solving, metode karya wisata, metode Tanya jawab,

metode latihan (drill) . Adapun media memiliki beberapa jenis yang dapat digunakan

dalam pembelajaran misalnya slide ppt, media gambar, media audio visual dan yang

lain-lain, dalam media pembelajaran ini peneliti menyarankan menggunakan media

audio visual.

Media Audio Visual adalah media yang mempunyai unsur suara beserta

gambar dan jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih kuat karena meliputi
kedua jenis media yaitu media audio dan media visual. Media ini dibagi kepada dua

bentuk yaitu media audio visual diam dan audio visual gerak. 1 Pembelajaran dengan

menggunakan media audio visual berkaitan dengan indera penglihatan dan

pendengaran sehingga dapat mengefektifkan kemampuan alat indera anak dan anak

juga mudah menangkap sebuah materi yang diangkat dalam video tersebut.

Tujuannya untuk mengembangkan kemampuan kognitif dengan memberikan

rangsangan berupa gambar bergerak dan suara, serta menyampaikan pesan untuk

mempengaruhi sikap dan emosional siswa.

Seperti yang dikutip Oleh Arif S. Sadirman dan Rahardjo dalam buku media

adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan peserta didik yang dapat

merangsangnya untuk belajar. sementara itu dalam kutipan Arif S. Sadiman dan

Rahardjo, Bringgs berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat

menyajikan pesan serta merangsang peserta didik untuk belajar.2

Dengan guru menggunakan metode bervariasi serta menggunakan media audio

visual seperti yang sudh di bahas di atas maka akan dapat meningkatkan motivasi

belajar peserta didik terhadap pendidikan agama islam khususnya di kelas VIII-1

karena motivasi belajar merupakan salah satu komponen yang terpenting dalam

pembelajaran pendidikan agama islam (PAI). Istilah motivasi berasal dari Bahasa

latin yang berarti bergerak. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai

proses internal yang mengaktifkan, menuntun, dan memperhatikan perilaku dari

waktu ke waktu.3 motivasi belajar merupakan kekuatan (power motivation), daya

pendorong (draving force), atau alat pembangunkesediaan dan keinginan yang kuat

dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, afektif, inovatif, dan
1
Syaiful Bahri Djamarah, Srategi Belajar Mengajar , (Jakarta : Rineka Cipta, 1995), hlm.124.
2
Arief S. Sadiman dan Rahardjo , Media Pendidikan, (Jakarta : Rajawali Pers, 2010), hlm. 7.
3
Thahroni Taher , Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers,
2013),hlm. 64.
menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku baik dalam aspek kognitif, afektif

dan psikomotor.

Penyampaian materi pendidikan agama islam dari guru kepada peserta didik

saat proses mengajar selalu menggunakan metode. Adapun beberapa jenis metode

yang biasa digunakan dalam pembelajaran yaitu: metode proyek, metode eksperimen,

metode tugas dan resitasi, metode diskusi, metode sosiodrama, metode demonstrasi,

metode problem solving, metode karya wisata, metode Tanya jawab, metode latihan

(drill) dan metode ceramah.4 Allah meninggikan derajat orang yang berilmu seperti

yang terdapat dalam Al-quran surah Al-Mujadalah ayat 11:

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا ِاَذ ا ِقْيَل َلُك ْم َتَفَّس ُحْو ا ِفى اْلَم ٰج ِلِس َفاْفَس ُحْو ا َيْفَس ِح ُهّٰللا َلُك ْۚم َو ِاَذ ا ِقْيَل‬

‫اْنُشُز ْو ا َفاْنُشُز ْو ا َيْر َفِع ُهّٰللا اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا ِم ْنُك ْۙم َو اَّلِذ ْيَن ُاْو ُتوا اْلِع ْلَم َد َر ٰج ٍۗت َو ُهّٰللا ِبَم ا‬

‫َتْع َم ُلْو َن َخ ِبْيٌر‬

Artinya:

Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah


kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka
berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti
apa yang kamu kerjakan. (Al-Mujadalah:11).5
Dari observasi yang dilakukan peneliti pada bulan Maret di SMP Negeri 6

Padangsidimpuan, pada mata pelajaran pendidikan agama islam belum menggunakan media

pembelajaran yang bervarisi diantaranya media audio visual dalam penyampaian materi

pelajaran.

4
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2006), hlm. 83-87.
5
Departemen Agama RI , Al-Quran dan Terjemahnya , (Bandung: PT. Syamil Cipta Media, 2005),
hlm. 543.
Penggunaan media pembelajaran tersebut disesuaikan dengan materi pelajaran yang

akan diajarkan, penyesuaian penggunaan media audio visual tersebut dapat meningkatkan

perhatian siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung sehingga siswa tidak bosan

ketika proses pembelajaran berlangsung. Penerapan metode bervriasi secara tidak langsung

akan memotivasi siswa dalam belajar, siswa yang termotivasi untuk belajar berarti dalam diri

siswa tersebut telah ada keinginan untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Adanya motivasi

siswa tersebut terlihat saat melakukan pembelajaran siswa juga aktif dalam menjawab

pertanyaan yang diajukan guru, mengerjakan tugas, dan mau memperhatikan guru saat dalam

menjelaskan materi. Motivasi siswa dalam pembelajaran agam islam juga tidak terlalu

tertarik karena gurunya selalu berceramah sehingga peserta didik malas, bosan dan

mengantuk saat belajar.6

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti tertarik dengan melakukan

penelitian dengan sejauh mana penerapan metode bervariasi dalam meningkatkan motivasi

belajar pendidikan agama islam terhadap perserta didik, dan juga bangaimana cara

menggunakan media audio visual yang baik dalam proses pembelajaran berlangsung. Apakah

penerapaan metode bervariasi dalam metode audio visual dapat memberikan kemampuan

yang bisa dituangkan dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan juga guru bisa

memberikan movitasi belajar yang baik kepada peserta didik agar bisa lebih memahami

mereka tentang bagaimana menyikapi pembelajaran yang dberikan guru saat mengajar,

penerapan metode bervariasi dengan saling bertukar informasi dan pendapat dengan unsur

unssur yang teratur dapat mengurangi sedikit potensi siswa untuk tidak ikut serta dalam

kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Selain itu, metode pembelajaran bagi peserta didik kurang konsisten dengan kesadaran

sebagai fasilitor proses pembelajaran, karena kurang terlibat aktif untuk bisa lebih kreatif ,

6
Observasi, di SMP Negeri 6 Padangsidimpuan, Maret 2023
sehingga metode ini jarang diterapkan secara konsisten. karena dari hasil pengamatan atau

observasi peneliti , siswa SMP Negeri 6 Padangsidimpuan memiliki kekurangan dalam

menerapkan metode sebagai tolak ukur untuk menentukan kadar pengetahuan peserta didik

dalam pembelajaran PAI. Oleh karena itu peneliti merasa perlu melakukan penelitian dengan

judul “ Penerapan Metode Bervariasi Dengan Menggunakan Media Audio Visual Untuk

Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam kelas VIII Di SMP Negeri 6

Padangsidimpuan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, berikut ini adalah beberapa permasalahan yang

berhubungan dengan penerapan metode bervariasi dengan menggunakan media audio visual

untuk meningkatkan motivasi belajar pendidikan Agama Islam kelas VIII DI SMP Negeri 6

Padangsidimpuan.

1. Metode yang digunakan guru kurang optimal dalam pembelajaran di kelas VIII.

2. Rendahnya motivasi peserta didik dalam menyikapi pembelajaran Pendidikan

Agama Islam di kelas VIII

3. Rendahnya media atau peralatan yang digunakan oleh guru di kelas VIII.

C. Batasan Masalah

Permasalahan yang akan diteliti terlebih dahulu dirumuskan ruang lingkupnya

agar memiliki sasaran penelitian yang jelas. Maka peneliti memberikan pembatasan

masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Metode bervariasi dengan menggunakan media audio visual untuk

meningkatkan motivasi belajar pendidikan Agama Islam kelas VIII DI

SMP Negeri 6 Padangsidimpuan.


2. Peningkatkan motivasi belajar pendidikan Agama Islam kelas VIII DI

SMP Negeri 6 Padangsidimpuan dengan peerapan metode bervariasi

dengan menggunakan media audio visual.

D. Batasan Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman dan kekeliruan dalam memahami ini,

maka penulis perlu menjelaskan istlah-istilah sebagai berikut:

1. Metode bervariasi dapat didefinisikan sebagai cara penyajian pelajaran oleh

seorang guru kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu yang dilakukan secara

variatif dari suatu cara ke cara lainnya . Guru dapat menggabungkan berbagai

metode yang karena sifatnya yang variatif dapat pula disebut metode bervariasi.7

2. Media Audio Visual adalah kombinasi audio dan visual atau bisa disebut media

pandang-dengar. Audio visual akan menjadi penyajian bahan ajar kepada siswa

semakin lengkap dan optimal. Selain itu, media ini dalam batas-batas tertentu juga

dapat menggantikan peran serta tugas guru. Karena penyajian materi bisa diganti

oleh media, yaitu memberikan kemudahan bagi para siswa untuk belajar.8

3. Motivasi belajar adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar

atau tidak umtuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Serta usaha

yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak

melakukan suatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau

mendapat kepuasan dengan perbuatannya.9

7
Falah Yunus , Metode Mengajar Bervariasi dan Menyenangkan, (Samarinda : Balai Pustaka, 2020),
hlm. 3.
8
Hamdani, Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
(Bandung, Pustaka Setia, 2011), hlm. 185.
9
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka, 2003), hlm. 500.
E. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan peneliti ini dapat dirumuskan

sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan metode bervariasi dalam pembelajaran pendidikan agama

islam di SMP Negeri 6 Padangsidimpuan?

2. Bagaimana penerapan media audio visual dalam pembelajaran pendidikan agama

islam di SMP Negeri 6 Padangsidimpuan?

3. Bagaimana peningkatan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran

pendidikan agama islam di SMP Negeri 6 Padangsidimpuan?

F. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode bervariasi dalam Pembelajaran

pendidikan agama islam di SMP Negeri 6 Padangsidimpuan.

2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan media audio visual terhadap pendidikan

agama islam di SMP Negeri 6 Padangsidimpuan.

3. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan motivasi belajar peserta didik dalam

pembelajaran pendidikan agama islam di SMP Negeri 6 Padangsidimpuan.

G. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan masukan kepada guru pendidikan agama islam untuk lebih

memperhatikan penggunaan metode yang bervariasi, yang sesuai dengan materi

yang diajarkan

2. Bagi peneliti, menambah pengetahuan, wawasan serta informasi atau bahan

masukan bagi pembaca mahasiswa pendidikan agama islam tentang media audio

visual.

3. Bagi guru, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman afektif, serta kognitif

serta psikomotor peserta didik terhadap mata pelajaran pendidikan agama islam.
H. Indikator Keberhasilan Tindakan

Indikator keberhasilan tindakan dalam penelitian ini didasarkan pada

penerapan audio visual daalam pembelajaran pendidikan agama islam mencapai

KKM (Kriteria ketuntasan minimal). dengan nilai 75 pada mata pelajaran pendidikan

agama islam di kels VIII. penelitian ini berhasil jika 75 siswa mencapai KKM.

I. Sistematika Pembahasan

Untuk memudahkan Pembahasan Skripsi ini maka dibuat sistematika

pembahasan sebagai berikut:

Bab I merupakan pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah,

identifikasi masalah, batasan masalah, batasan istilah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, kegunaan penelitian, indikator keberhasilan tindakan dan sistematika

pembahasan.

Bab II merupakan kajian teori, penelitian yang relevan, kerangka berfikir dan

hipotesis tindakan.

Bab III merupakan metodologi penelitian yang terdiri dari waktu dan lokasi

penelitian, jenis dan metode penelitian , latar dan subjek penelitian, prosedur

penelitian, sumber data , instrumen pengumpulan data, tehnik pemeriksaan keabsahan

data dan tehnik analisis data

Bab VI merupakan deskripsi data hasil penelitian yang terdiri dari kondisi

awal, siklus I, siklus II, siklus III, pembahasan, keterbatasan penelitian.

Bab V merupakan penutup, kesimpulan, saran-saran, daftar pustaka ,lampiran

dan juga daftar wirayat hidup

BAB II

KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori

1. Pengertian metode bervariasi

Sebelum mendefenisikan tentang metode bervariasi terlebih dahulu

diungkapkan maksud dari metode dan variasi yakni metode adalah “cara yang

digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam

kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun mencapai secara optimal. Ini

berarti , metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang ditetapkan”. 10

Sedangkan Variasi menurut kamus ilmiah popular adalah selingan atau

pergantian , Sedangkan kata bervariasi diartikan “selingan,pertukaran perubahan

(ganti-ganti, tidak itu-ituan saja)”. Dan menurut Udin S Winartaputra dalam

bukunya pupuh fathurahman dan M. Sobry Sutikno mengartikan variasi sebagai

“keanekaan yang membuat suatu tidak monoton”. 11

Berdasakan pengertian tersebut dapat dipaami bahwa metode bervariasi

pada hakikatnya adalah metode guru secara bergantian atau seling-seling atau

ubah-ubah dalam proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran yang

dirumuskan bisa tercapai.

a. Macam-Macam metode pembelajaran

metode pengajaran sangat banyak jenisnya akan tetapi yang dijelaskan dalam

pembahasan ini ada beberapa macam metode pengajaran, antara lain:

1. Metode Drill dan Resitasi

Metode drill dan resitasi atau yang biasa dikenal dengan metode

penugaasan, metode ini biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa


10
Sanjana, Strategi Pembelajaran, (Jakarta Kencana, 2007), hlm. 147.
11
Pupuh Fathurahman dan M. Sobry sutikno , Starategi Belajar Mengajar, (Bandung:PT. Refika
Aditama, 2007), hlm.71.
memilki hasil belajar yang lebih bagus, karena siswa melaksanakan

latihan-latihan mengerjakan soal selama disekolah maupun dirumah,

sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu yang dapat

dicapai. Metode drill dan resitasi merupakan suatu cara dari guru untuk

melihat hasil belajar siswa dalam poses belajar mengajar, baik disekolah

maupun dirumah kemudian dipertanggung jawabkan oleh siswa kepada

guru.12

2. Metode Tugas

Metode penugasan adalah suatu metode mengajar yang dierapkan

dalam proses belajar mengajar, yang biasa disebut dengan metode

pemberian tugas. Biasanya guru memberikan tugas itu sebagai

pekerjaan rumah. Akan tetapi sebenarnya ada perbedaan antara

pekerjaan rumah dan pemberian tugas13. Dalam memberikan tugas

kepada siswa, guru harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. bentuk pelaksaan tugas

2. manfaat tugas

3. temmpat waktu penyelesaikan tugas

4. memberikan penilaian

5. memberikan bimbingan dan dorongan

3. Metode Diskusi

Metode Diskusi adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang

membincangkan suatu topik atau masalah yang dilakukan dua orang atau

12
Rudi Hartono, Metode Pembelajaran Guru Etnis dalam Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2015), hlm. 22
13
Roestiyah, Metode Pembelajaran Bervariasi, (Jakarta: januari 2007). hlm. 12
lebih.14 Penerapan metode dalam menyampaikan materi pelajaran bisa

lebih dari satu macam (variasi), karena dalam prakteknya metode

pembelajaran tidak digunakan sendiri tetapi merupakan kondisi dari

berbagai metode pembelajaran, dalam satu pertemuan dapat dipadukan

berbagai metode seperti:

a. Ceramah, Tanya jawab dan tugas

b. Ceramah, sosiodrama dan diskusi

c. Ceramah, problem solving dan tugas

d. Ceramah, demonstrasi dan latihan.

Guru harus memperhatikan penerapan metode pembelajaran

bervariasi sebab metode pembelajaran yang bervariasi merupakan salah

satu upaya peningkatan mutu pelajaran menjadi lebih baik.

2. Pengertian Media

Kata media berasal dari Bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

“tengah”, “Perantara”. Dalam Bahasa Arab media adalah perantara atau pengantar

besar dari pengirim kepada penerima pesan. Dalam kamus Bahasa Indonesia

menyebutkan bahwa media adalah suatu alat, sarana atau pengbung untuk

menyampaikan berita serta informasi kepada masyarakat luas. 15

Seperti yang dikutip oleh azhar Arsyad, Gerlach & Ely mengatakan bahwa

media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia , materi , atau kejadian

yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,

keterampilan, atau sikap.16 Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media adalah

14
Desak Putu Parmiti dan Ni Nyoman rediani, Mengajar Menyenangkan Di Sekolah Dasar, (Depok:
PT. Raja Grafindo persada, 2020), hlm. 13.
15
Tim Pustaka Phoenix , Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru, (Jakarta Barat: Media Pustaka
Phoenix, 2010), hlm. 571.
16
Azhar Arsyad , Media Pembelajaran , (Jakarta: Raja grafindo Persada, 2013), hlm. 3.
suatu alat atau saran yang berfungsi sebagai perantara , saluran dan jembatan ,

dalam kegiatan komunikasi, anatara komunikator (penyampaian pesan) dan

komunikasi (penerima pesan) untuk menyampaikan informasi dalam situasi

belajar mengajar.

Peserta didik memiliki berbagai keunikan dan keragaman dalam

menangkap informasi atau materi pembelajaran yang diberikan oleh guru di dalam

kegiatan pembelajaran. Ada tiga bentuk penerimaan informasi pembelajaran yang

diberikan guru oleh peserta didik.

Pertama, auditif yaitu peserta didik senang mendengarkan penjelasan dari

guru, untuk tipe ini tanpa menggunakan media pembelajaran apapun peserta didik

tersebut dapat menangkap informasi atau materi pembelajaran yang disampaikan

oleh guru.

Kedua, visual yaitu peserta didik lebih senang melihat ketimbang

mendengarkan untuk tipe ini , peserta didik akan berakibat kurang optimal

menyerap informasi atau materi pembelajaran bila guru hanya menggunakan

simbol atau ceramah. penggunaan media pembelajaran adalah solusi yang sangat

tepat untuk peserta didik visual. karena dengan media pembelajaran , informasi

yang disampaikan menjadi lebih konkret.

Ketiga, kinestatik yaitu peserta didik yang senangnya melakukan (learning

bg doing). Untuk tipe ini penggunaan media pembelajaran dapat membantu

keterserapan materi pembelajaran yang diberikan guru, terutama berkenaan

dengan demonstrasi yang difasilitasi oleh penggunaan media pembelajaran.

Media pembelajaran juga memiliki fungsi yang dapat membuat suatu

media dipergunakan dalam pembelajaran, adapun beberapa fungsi yang dimaksud

dalam media pembelajaran ini:


a. Mengubah titik berat pendidikan formal, artinya bahwa dengan

menggunakan media, pembelajaran yang pada awalnya abstrak bisa

konkret

b. Membangkitkan motivasi belajar, dalam hal ini penggunaan media

menjadi lebih menarik dan memusatkan perhatian belajar.

c. Memberikan kejelasan, agar pengetahuan dan pegalaman pembelajaran

dapat lebih jelas dan mudah dimengerti

d. Memberikan stimulasi belajar.17 yaitu dapat meningkatkan daya ingat

atau berfikir cepat pada peserta didik.

Dari keempat fungsi di atas dapat disimpulkan bahwasanya

media pembelajaran sangatlah penting digunakan untuk meningkatkat

proses belajar dan mengajar baik oleh peserta didik dan pendidik.

1. Prinsip-Prinsip Penggunaan Media

Prinsip utama yang harus di perhatikan dalam penggunaan media pada setiap

kegiatan belajar mengajar adalah bahwa media digunakan untuk mengarahkan untuk

mempermudah peserta didik belajar dalam upaya memahami materi pembelajaran.

Dengan demikian, penggunaan media harus dipandang dari sudut kebutuhan peserta

didik. Agar media pembelajaran benr-benar digunakan untuk membelajarkan peserta

didik, maka ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan , di antaranya:

a. Media yang digunakan oleh guru harus sesuai dengan apa yang telah

direncanakan agar tercapainya suatu tujuan pembelajaran.

b. Media pembelajaran harus sesuai dengan materi pembelajaran.

c. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi

peserta didik.
17
Masnur Muslich, “Melaksanakan PTK Itu Mudah ( Classroom Action Resech) Pedoman Praktis Bagi
Guru Professional”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm. 133.
d. Media yang akan digunakan harus memerhatikan efektivitas dan efesien.

e. Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam

mengoprasikannya.18

2. Jenis-Jenis Media

Secara umum, dalam media pembelajaran memiliki beberapa jenis media yang

digunakan, maka mengelompokkan jenis-jenis media banyak dismapaikan oleh para

ahli media pembelajaran, di antaranya adalah:

a. Media Visual yaitu media yang dapat dilihat seperti gambar, foto dan

poster.

b. Media Audio yaitu media yang hanya dapat mendengarsaja seperti kaset

audio, MP3 dan radio.

c. Media Audio Visual yaitu media yang dapat melihat sekaligus mendengar

seperti film suara, video, televise.

d. Multimedia adalah media yang dapat menyajikan unsur media secara

lengkap sera suara, animasi, video, grafis serta film.

e. Media Realita yaitu media nyata yang adanya dilingkungan alam, seperti

tumbuhan, buruan,air,sawah dan sebagainya.

3. Karekteristik Media Audio Visual

Pembelajaran menggunakan teknologi Audio Visual adalah salah satu

penyampaian materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dann elektronik

untuk menyajikan pesan-pesan Audio Visual. Media Audio Visual memiliki

karakteristik sebagai berikut:

a. Mereka biasanya bersifat linear

b. Mereka biasanya menyajikan Visual dinamis


18
Wina Sanjana , Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: kencana,
2012), hlm. 173-174.
c. Mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh

perencang atau pembuatnya

d. Mereka merupakan gambaran fisik dari gagasan real atau abstrak

e. Mereka dikembangkan menurut prinsip psikologi behaviorisme dan

kognitif

f. Umumnya mereka berorientasi pada guru dengan tingkatan perlibatan

interaktif murid yang rendah.19

Keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada penggunaan media

yang dipilih. Jika media pembelajaran yang dipilih dan disiapkan dengan baik,

oleh karena itu dapat memenuhi tujuan pembelajaran antara lain motivasi peserta

didik dengan menarik perhatian pada mata pelajaran tersebut.20

4. Pengertian motivasi

Kata “Motif”, sering diartikan dengan sebagai daya upaya yang

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. dikatakan sebagai daya

penggerak dari dalamnya dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas

tertentu demi mencapai suatu tujuan. bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu

kondisi inter (kesiapsagaan). Berawal dari kata “motf” itu, maka motivasi dapat

diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia bahwasanya motivasi berasal dari

kata “motif” yang berarti sebab-sebab yang menjadi pendorong tindakan

seseorang atau dasar pikiran atau pendapat sesuatu yang menjadi pokok.21

Menurut MC. Donald seperti yang dikutifp oleh saerdiman A.M., Motivasi

adalah perubahan energy dengan diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
19
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 45.
20
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep Strategi dan Implementasinya Dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 88.
21
Tim Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 582.
“feeling” dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan. Dalam hal belajar
22
motivasi sangat dibutuhkan, hasil belajar akan optimal dengan adanya motivasi.

Motivasi juga dapat dijelaskan sebagai tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku

tertentu, Oleh karena itu jika seseorang melihat suatu manfaat dan keuntungan

yang diperoleh, maka ia akan berusaha keras untuk mencapai tujuan tersebut.

Gambar 2.1

Motif Perilaku Tujuan


u

Berdasarkan gambar 2.1 di atas, Motivasi dapat dijadikan sebagai dasar

penjelasan. Motif timbul karena adanya kebutuhan yang mendorong. individu

untuk melakukan tindakan yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan. dalam

bentuk yang sederhana.

Perlu diingat bahwa kerangka ini tidak sederhana yang digambarkan,

karena dalam kenyataanya motivasi itu merupakan suatu proses yang kompleks,

sesuai dengan kompleksnya kondisi perlaku manusia dengan segala aspek-aspek

yang terkait , baik eksternal maupun internal.

Berdasarkan pengertian dan analisis tentang motivasi maka pada pokoknya

motivasi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:

a. Motivasi Intristik

Motivasi ini yang tercakup dalam situasi belajar dan menemui

kebutuhan dan tujuan murid. Motivasi ini sering juga disebut sebagai

motivasi murni. Motivasi yang sebenarnya yang timbul dalam diri peserta

didik sendiri, misalnya keinginan untuk mendapatkan keterampilan

22
Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012),
hlm. 73-74.
tertentu, memperoleh informasi dan pengertian, mengembangkan sikap

untuk berhasil dan lain-lain. jadi motivasi ini timbul tanpa pengaruh dari

luar.

Motivasi Intrisik adalah motivasi yang hidup dalam diri peserta

didik dan berguna dalam situasi belajar tyang fungsional. Dalam hal ini

pujian atau hadiah dan sejenisnya tidak diperlukan oleh karena tidak akan

menyebabkan siswa bekerja atau belajar untuk mendapatkan pujian atau

hadiah itu.

b. Motivasi ektrinsik

Motivasi ini disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar,

seperti angka kredit, ijazah, tingkatan hadiah, mendali pertentangan dan

lain-lain. Motivasi ini tetap diperlukan disekolah, sebab pengajaran

disekolah tidak semuanya menarik minat peserta didik atau sesuai dengan

kebutuhan peserta didik. lagi pula sering kali para siswa belum memahami

untuk apa ia belajar hal-hal yang diberikan oleh sekolah. Karena itulah

motivasi terhadap pelajaran itu perlu dibangkitkan oleh guru sehingga para

peserta didik ingin belajar.23

Penggunaan media Audio visual dapat menyerap materi

pembelajaran dengan mudah. Hal ini bisa dilihat dari sikap dan hasil

belajar peserta didik. Hasil belajar merupakan sebuah sikap dan upaya fikir

para peserta didik setelah menerima penjelasan materi yang terjadi peserta

didik, setelah menerima penjelasan materi pembelajaran yang disampaikan

oleh pendidik.

23
Oemar Hamalik, Proses Belajar mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm. 162-163.
Dalam pembelajaran pendidikan agama islam , hasil belajar juga

dinilai berdasarkan 3 Aspek tersebut. Aspek koognitif, yang berfungsi

sebagai untuk mengetahui kemampuan penguasaan materi oleh siswa.

Aspek afektif untuk mengetahui kesadaran mental dan moral siswa. aspek

psikomotorik sebagai ukuran penilaian keterampilan peserta didik. 24 yang

termasuk kedalam aspek koognitif adalaah peserta didik dapat menguasai

materi pembelajaran yang disampaikan oleh pendidik, sedangkan afektif

merupakan untuk mengukur keberanian, kesopanan, dan akhlak peserta

didik, dan psikomotorik yaitu mengukur keterampilan dan keaktifan

peserta didik dalam ruangan.

Dalam proses pembelajaran, selain kajian teori belajar dan teori

pembelajaran , ada hal lain yang juga penting untuk dikaji dengan proses

pembelajaran, yaitu berkenaan dengan motivasi. Motivasi dianggap sangat

penting dalam upaya pembelajaran dilihat dari segi fungsi dan nilainya

atau manfaatnya. Uraian diatas menunjukkan,bahwa motivasi mendorong

timbulnya tikah laku dan mempengaruhi serta mengubah tingkah laku.

5. Pendidikan Agama Islam

a. pengertian Pendidikan Agama Islam

pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan. Menurut Ki Hajar

Dewantara, pendidikan merupakan upaya untuk menuntun kekuatan kodrat

pada diri setiap anak agar mereka mampu tumbuh dan berkembang sebagai

manusia maupun sebagai anggota masyarakat yang bisa mencapai keselamatan

dan kebahagiaan hidup mereka.25

24
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Roesta Karya, 2005),
hlm. 22.
25
Ki Hajar Dewantara, Menuju Manusia Merdeka, (Yogyakarta: Leutika, 2009). hlm. 23.
Jadi pendidikan itu adalah pengetahuan yang kita dapatkan agar bisa

menjadi alat sebagai untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup.

Pendidikan ini bisa membuat siswa agar lebih berkembang lagi dan tumbuh

sebagai siswa yang sangat diharapkan.

pendidikan agama islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,

mengimani, bertakwa berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama islam dari

sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadist melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran latihan serta penggunaan pengalaman.26

Jadi pendidikan agama islam itu harus melalui upaya sadar diri terlebih

dahulu , karena dengan adanya sadar diri dari seseorang itu maka dia akan

mudah memahami dan mengamalkan kitab suci Al-Quran dan Hadist yang

telah ia pelajari dari pendidikan agama islam.

b. Tujuan pendidikan agama islam

Pendidikan agama islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan,

pemahaman, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang agama islam

sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah

SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

Dalam kurikulum 2013 pendidikan agama islam di sekolah bertujuan

untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman,penghayatan, dan pengalaman

peserta didik tantang agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang

beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam

26
Asfiati, Visualisasi dan Virtualisasi Pembelajaran pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kencana,
2020), hlm.48.
kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk

melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.

c. Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang Bertakwa

1. Puasa Ramadan

Puasa Ramadan adalah puasa yang dilaksanakan di bulan Ramadan

yang merupakan rukun islam yang keempat. Puasa wajib ini mulai perintahkan

pada tahun kedua hijrah, setelah Nabi Muhammad Saw hijrah ke Madinah.

Hukumnya adalah Fardhu ‘ain. Oleh karena itu janganlah sesekali

meninggalkan puasa Ramadan tanpa adanya halangan yang dibenarkan

menurut syariat. Apabila berhalangan pastinya kita diwajibkan menggantinya

pada hari lain. 27

Agar puasa menjadi lebih sempurna dan bermakna , marilah kita

pahami ketentuannya sebagai berikut:

a. Syarat wajib puasa

Orang islam mewajibkan kita melaksanakan puasa apabila

memenuhi syarat yaitu 1) berakal, 2) baligh, 3) mampu berpuasa.

b. Syarat Sah Puasa

Disamping adanya starat wajib puasa ada syarat lain agar puasa

kita menjadi sah yaitu: 1) Beragama Islam, 2) Mumayyiz (dapat

membedakan yang baik dan juga buruk), 3) suci dari darah haid

dan nifas dan, 4) dalam waktu yang diperbolehkan untuk puasa.

c. Rukun Puasa

27
Muhammad Ahsan dan Sumiyati, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Kelas VIII,
( Pusat Kurikulum dan Perbukuan , Balitbag, Kemendikbud. hal. 194-205.
orang yang melaksanakan puasa harus memenuhi rukun puasa

yaitu:

1. Niat Puasa

Ketika hendak puasa di bulan Ramadan, lakukan niat di dalam

hati dengan ikhlas. Apabila diucapkan, maka niat puasa

tersebut adalah

‫َن َو ْي ُت َص ْو َم َغ ٍد َع ْن َأَداِء َفْر ِض َش ْه ِر َر َمَض اِن هِذِه‬

‫الَّس َن ِة ِهلِل َت َع اَلى‬


Artinya:

“Saya berniat puasa Ramadan esok hari untuk

menjalankan kewajiban di bulan Ramadan tahun ini karena

mentaati perintah Allah ta’ala”.

Niat untuk menjalankan puasa dilakukan pada malam

hari sebelum memulai puasa dan selambat lambatnya sebelum

terbit fajar. untuk menjaga agar niat puasa ini tidak dilewatkan,

kita boleh mengucapkan niat puasa ini setelah selesai shalat

tarawih.

2. Menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa dari

terbit fajar sampai terbenamnya matahari.

d. Hal-hal yang membatalkan puasa

1. Makan dan minum

Membatalkan puasa apabila dilakukan dengan sengaja. kalau

makan minum dilakukan dengan tidak sengaja atau lupa tidak

membatalkan puasa.
2. Muntah yang disengaja atau dibuat-buat

3. Berhubungan suami istri

4. Keluar darah haid atau nifas bagi perempuan

5. Gila atau sakit jiwa

6. Keluar cairan mani dengan sengaja

e. Hal-hal yang disunnahkan dalam puasa

1. Berdoa ketika buka puasa

2. Memperbanyak sedekah

3. Salat malam, termasuk shalat tarawih dan

4. Tadarus atau membaca al-quran

f. Hal-hal yang mengurangi puasa

hal yang dapat mengurangi bahkan menghilangkan pahala

puasa adalah semua perbuatan yang dilarang oleh islam .

contohnya membicarakan kejelakan orang lain, berbohong,

mencaci maki orang lain, dan sebagainya.

g. Orang-orang yang boleh berbuka puasa pada bulan Ramadan

1. orang yang sedang sakit dan tidak kuat berpuasa atau apabila

puasa sakitnya semakin parah. Namun ia harus menggantinya

di hari lain apabila sudah sembuh.

2. Orang yang sedang perjalanan jauh. ia pun wajib mengqada

puasa di hari lain.

3. Orang tua yang sudah melemah sehingga tidak kuat lagi

berpuasa. Ia wajib membayar fidyah, yakni bersedekah tiap hari

¾ liter beras atau yang sama dengan itu kepada fakir miskin.
4. Orang yang hamil dan menyusui anak. kedua perempuan ini

kalau khawatir akan menjadi mudarat kepada dirinya sendiri

atau beserta anaknya mereka wajib mengqada puasanya

sebagaimana orang yang sedang sakit dan membayar fidyah

kepada fakir miskin.

2. Puasa Nazar

Puasa Nazar adalah puasa yang dilakukan karena mempunyai

nazar (janji kebaikan yang pernah diucapkan). puasa ini wajib

dilaksanakan ketika keinginannya atau cita-citanya terpenuhi.

Nazar merupakan amal kebaikan . kita tidak boleh bernazar

dengan amal buruk atau maksiat. jika seorang kelepasan bernazar

untuk berbuat maksiat kepada Allah Swt, maka hal tersebut tidak

wajib bahkan tidak boleh dilakukan, bahkan ia harus beristigfar

memohon ampun kepada allah atas nazar yang berbuat maksiat

tadi.

Adapun hukum puasa nazar adalah wajib dilaksanakan

bagaimana firman Allah swt sebagai berikut:

‫يُوُفوَن ِبٱلَّن ۡذ ِر َو َي َخ اُفوَن َي ۡو ٗم ا َك اَن َش ُّر ُهۥ ُم ۡس َت ِط يٗر ا‬

Artinya:

“Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari

yang azabnya merata di mana-mana” (QS. Ad-Dahr

[76]: 7).

3. Puasa Qada
Puasa qada adalah Puasa yang kita niatkan untuk mengganti

kewajiban sesudah lewat waktunya. Sebagai contoh orang yang

meninggalkan puasa karena sedang haid, berkewajiban mengganti puasa

tersebut di bulan yang lainnya. Apabila meninggalkan puasanya 6 hari wajib

baginya mengqada enam hari atau sebanyak yang ia tinggalkan.

4. Puasa Kifarat

puasa kifarat adalah puasa yang wajib dikerjakan karena melanggar

suatu aturan yang telah ditentukan. Puasa kifarat wajib dilaksanakan apabila

terjadi hal-hal berikut:

a. Tidak mampu memenuhi nazar

b. Berkumpul dengan istri pada siang hari di bulan Ramadan

c. membunuh secara tidak sengaj

d. melakukan zihar kepada istrinya ( menyamakan istri dengan

ibunya)

e. Mencukur rambut ketika ihram

f. Berburu ketika ihram

g. Mengerjakan haji dan umrah dengan tamattu’ atau qiran

4. Puasa Sunnah

Berikut ini diuraikan puasa yang disunnahkan untuk dilaksanakan

selain puasa wajib yaitu:

a. Puasa Syawal

b. Puasa Arafah ( 9 zulhijjah)

c. Puasa hari senin dan kamis


5. Waktu yang diharamkan ketika berpuasa

a. Hari raya idul fitri dan idul adha

b. Hari tasyrik yaitu tanggal 11,12 dan 13 zulhijjah

c. Hari yang diragukan ( apakah sudah tanggal satu Ramadan atau belum)

6. Hikmah Berpuasa

a. meningkatkan iman dan takwa serta mendorong seseorang untuk

rajin bersyukur

b. Menumbuhkan rasa solidaritas terhadap sesama terutama kasih

saying terhadap fakir miskin.

c. melatih dan mendidik kesabaran dalam kehidupan sehari-hari

Karena orang yang berpuasa terdidik menahan kelaparan, kehausan,

dan keinginan. tentulah dengan sabar ia dapat menahan segala

kesulitan tersebut.

d. Dapat mengendalikan hawa nafsunya dari makan minum dan

segala dan segala yang membatalkan puasa dari terbit fajar sampai

terbenam matahari.

e. Mendidik diri sendiri untuk bersifat siddik karena dengan berpuasa

dapat menjaga diri dari sifat pendusta. Sifat ini dapat menghilangkan

pahala puasa.

f. Dengan berpuasa kita juga memberikan waktu istirahat bagi orang-

orang yang ada di tubuh kita. Sehingga tidak mengherankan bahwa

orang yang berpuasa akan menjadi lebih sehat.

B. Penelitian yang relevan


1. Penelitian ini dilakukan oleh Solikun Mahasiswa Jurusan Tadris IPS fakultas

Tarbiyah Institut Agama Islam negeri Syekh Nurjati Cirebon tahun 2015 yang

berjudul “Pengaruh Penerapan Metode Bervariasi untuk Meningkatkan Motivasi

belajar siswa pada PembBeti Setiowati mahasiswi Program Studi Pendidikan guru

Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negri Syari Hidayatullah tahun 2014. VIII di MTSN 2 kota Cirebon dengan rata-

rata 67,98%, maka dapat dikategorikan cukup baik. Motivasi belajar sswa kelas

VIII pada pembelajaran IPS di MTSN 2 kota Cirebon dengan rata-rata 68,82%,
28
maka dapat dikategorikan cukup baik. Perbedaannya adalah pengaruh

penerapan metode yang terletak pada metode penelitian dan juga objeknya,

sedangkan penelitian d atas menjelaskan skripsi penelitian. Persamaannya adalah

sama-sama membahas tentang penerapan metode bervariasi pada mata pelajaran

pendidikan agama islam.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ftrianingsih Liana yang berjudul, “ penerapan

Metode Bervariasi Pembelajaran Akidah Akhlak di kelas VIII B putri Mts Darul

Musthofa NW Repot Atas Kec. Narmada Lombok Barat”. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa metode bervariasi dilakukan guru akidah akhlak dengan

menggabungkan tiga metode dalam satu pertemuan , adapun metode bervariasi

adalah metode ceramah, drill dan demonstrasi . Metode bervariasi suatu tujuan

pembelajaran yang efektif dan efesien. Dengan penerapan in siswa lebih aktif

pada saat proses belajar mengajar berlangsung sehingga tujuan pembelajaran

tercapai. Pembentukan sikap dan prilaku dalam kehidupan sehari-hari dapat

ditandai dengan karakteristik pendidikan yaitu tidak hanya mengajarkan atau

mentransformasikan ilmu dan keterampilan serta kepekaaan rasa (Budaya) atau


28
Solikun, Pengaruh Penerapan Metode bervariasi untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada
Pembelajaran IPS Kelas VII di MTSN 2 kota Cirebon, skripsi jurusan tadris IPS Fakults Tarbiyah Institut
Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon tahun 2015.
agama, melainkan pendidikan yang memberi perlengkapan kepada anak didik

untuk memecahkan persoalan yang sudah tampak sekarang maupun tampak


29
dimasa yang akan datang. Perbedaannya adalah menggunakan metode kualitatif

dengan ptk (penelitian tindakan kelas). Persamaannya adalah sama-sama

membahas tentang metode bervariasi.

3. Penelitian ini dilakukan oleh Khairoton Nisa pada tahun 2015 beliau adalah

mahasiswi dari UIN Maulana malik Ibrahim Malang dengan judul “Penggunaan

Media Audio Visual pada Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di madrasah

Tsanawiyah Putra putri Lamongan” . Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana

seorang guru menggunakan Media Audio Visual yang digunakan oleh guru mata

pelajaran sejarah kebudayaan islam (SKI).30

4. Penelitian ini dilakukan oleh Uswatun Hasanah pada tahun 2015 beliau adalah

mahasiswi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

yang berjudul “ Penggunaan Media Audio sebagai sumber Belajar PAI dan Buudi

Pekerti dalam meningkatkan Nilai keislaman siswa di kelas X3 SMan 3 bantul” ,

penelitian ini mengkaji tentang proses pembelajaran PAI dengan Budi pekerti

dengan menggunakan media video di SMAN 3 Bantul, serta kaitannya dengan

nilai keislaman yang terdapat dalam pembelajaran video ini.31

C. Kerangka Berfikir

Dalam menciptakan situasi dan kondisi nyaman sangat diperlukan dalam

proses pembelajaran, seorang pendidik harus mampu mengelola kelas dengan baik

yaitu dengan cara memilih metode dalam melakukan pembelajaran harus baik dengan

29
Liani Fitriangsih , Penerapan Metode Bervariasi Akidah Akhlak di Kelas VII B Putri Mts Darul
Musthofa NW Repot Atas Kec. Narmada Lombok Barat, (Mataram: Skripsi, 2019)
30
Khairoton Nisa’, Penggunaan Media Audio visual Pada Mata pelajaran sejarah Kebudayaan Islam
di Madrasah Tsanawiyah Putra Putri Lamongan, (Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim, 2015), hlm. 5.
31
Uswatun Hasanah, Penggunaan media video sebagai sumber belajar PAI dan Budi Pekerti dalam
meningkatkan Nilai keislaman siswa di kelas X 3 SMAN 3 Bantul, ( Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2015),
hlm. 10.
tujuan pembelajaran harus baik dengan tujuan pembelajaran dan juga keadaan kelas.

Permasalahan yang terjadi di kelas adalah ketika guru kurang kreatif dalam

mengembangkan dan menerapkan meode yang telah ditentukan dalam pembelajaran

sehingga menimbulkan kurangnya motivasi siswa atau perhatian siswa dalam

menerima pelajaran.

Yang menjadi indicator dalam variable metode pembelajaran ini yaitu metode

ceramah, diskusi, Tanya jawab, serta demonstrasi. dari indicator tersebut dapat

diuraikan, Metode ceramah disini menjelaskan bahwa seorang guru harus

menyampaikan materi terlebih dahulu dan meminta perhatian siswa untuk

mendengarkan materi yang dijelaskan. Metode diskusi, dengan metode ini setelah

guru menjelaskan maka meminta siswa untuk berdiskusi dan saling menukar pendapat

tenang materi yang dibahas. Tanya jawab, terkait dengan ini ketika guru menjelaskan

ada beberapa siswa yang kurang konsentrasi dalam menerima pelajaran, sebagai guru

harus memancing siswa dengan cara melemparkan sebuah pertanyaan agar perhatian

siswa terfokus kembali. metode demonstrasi, jika pembelajaran terkait langsung

dengan praktek atau contoh nyata maka guru harus memperjelaskan langsung dengan

menggunakan contoh atau praktek langsung.

Untuk mencapai hasil yang diinginkn maka seorang guru harus mampu

meningkatkan motivasi belajar siswanya agar siswa memiliki niat dalam menerima

dan mencermati pelajaran yang disampaikan. Ada beberapa indicator yang terdapat

pada motivasi yaitu kuatnya kemauan untuk berbuat, jumlah waktu yang disediakan

untuk belajar, kerelaan meninggalkan kewajiban atau tugas lainnya, serta ketekunan

dalam mengerjakan tugas.

Keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan oleh kemampuan seorang guru

dalam membangkitkan motivasi belajar siswa agar mencapai tujuan pembelajaran.


Maka Variabel yang akan diteliti dapat digambarkan dalam skema gambar 1.

SISWA SMP NEGERI 6 PADANGSIDIMPUAN

Mertode Pembelajaran Motivasi Belajar

1) Metode Ceramah 1) Kemauan

2) Metode Diskusi 2) Waktu

3) Metode Tanya 3) Kewajiban

jawab 4) Ketekunan

4) metode Demonstrasi

Gambar 1. Skema kerangka berfikir

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian,

sampai terbukti melalui data yang terkumpul . hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai

jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian yang diajukan. Adapun

hipotesis dalam penelitian ini adalah diduga terdapat Penerapan Metode Bervariasi

Dengan Menggunakan Media Audio Visual Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar

Pendidikan Agama Islam Kelas VIII Padangsidimpuan.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Peneliti ini dilakukan di SMP Negeri 6 Padangsidimpuan terletak di JL

KENANGA NO 66, Ujung Padang, Kota Padangsidimpuan. Adapun alasan saya

meneliti di SMP Negeri 6 Padangsidimpuan adalah supaya mengetahui bagaimana

penerapan metode bervariasi dengan menggunakan media audio visual dalam


meninkatkan motivasi pendidikan agama islam siswa kelas VIII di SMP Negeri 6

Padangsidimpuan.

2. Waktu Penelitian

Peneliti melakukan penelitian pada tahun ajaran 2023/2024 tepatnya dilakukan

di bulan Maret-Mei 2023.

Tabel 3.1

Time Schedule

No Jenis Kegiatan Maret April Mei Juni Juli

2023 2023 2023 2023 2023

1 Menyusun Proposal

2 Menyusun Instrumen

3 Mengumpul Data

4 Mengolah Data

5 Menyusun Laporan

B. Jenis dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Research). Hal ini focus penelitian terletak pada tindakan guru di kelas. Penelitian

tindakan kelas adalah penelitian tentang bagaimana guru mengubah pola perilaku

pengajaran untuk memberikan dampak yang baik kepada peserta didik. 32 Penelitan

tindakan kelas berperan dikelas yang artinya dilaksanakan oleh guru untuk

32
Barnawi dan M. Arifin, Pengembangan Keprofessional Berkelanjutan Bagi Guru , (Yogyakarta:
Gava Media, 2014), hlm. 58.
memecahkan masalah-msalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru serta

memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran. 33

Rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) yang digunakan dalam penelitian

ini terdiri dari empat langkah, yakni. (1) merencanakan (planning), (2) melaksanakan

tindakan (acting), (3) mengamati (observasing), (4) merefleksi (reflecting).34

C. Latar dan Subjek Penelitian

Latar dan Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 6

Padangsidimpuan dengan jumlah 34 peserta didik. pemilihan subjek dilakukan secara

purposive, yaitu subjek penelitian ditentukan dengan tujuan meningkatkan kualitas

pembelajaran dan pemahaman yang dilakukan masih secara konvensional. sasaran

penelitian ini adalah motivasi belajar peserta didik terhadap pembelajaran pendidikan

agama islam dengan menggunakan media audio visual.

D. Prosedur penelitian

Penelitian tindakan kelas ini didasarkan pada metode penelitian tindakan kelas

yang dikembangkan oleh Suharsini Arikunto, yaitu tiap siklus terdiri ada empat tahap

yaitu 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Pengamatan, 4) Refleksi.35

Gambar 1

Siklus yang dikembangkan oleh Suharsini Arikunto dalam Penelitian

Tindakan Kelas
33
Wayan Dasna, Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran, (Malang: Pusat Penelitian Pendidikan Universitas Negeri Malang, 2008), hlm. 2.
34
Hamzah B. Uno, Menjadi Penelitian PTK yang Professional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 71.
35
Suharsini Arikunto, Penelitia Tindakan Kelas, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 16.
Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar Pelaksanaan PTK Model Arikunto


?
Masing-masing langkah dalam gambar 1 dapat dijelaskan sebagai berikut :

Siklus I

1. Perencanaan (planning)

Perencanaan (Planning) yaitu rencana tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki ,

meningkatkan atau perubahan prilaku dan sikap solusi .

2. Tindakan (Action)

Tindakan merupakan kegiatan yang dilaksanakannya scenario pelaksanaan

pembelajaran pendidikan agama islam yang telah direncanakan sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Tahap ini terwujud dalam bentuk proses belajar

mengajar dengan menggunakan media audio visual yang dilakukan guru dengan

menggunakan media film yang telah dipersiapkan oleh guru kepada peserta didik.

3. Pengamatan (Observasing)

pada tahap ini peniliti mengamati kondisi peserta didik dan guru selama pelaksanaan

pembelajaran pendidikan agama islam yang berlangsung dikelas untuk mengetahui

sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap materi pendidikan agama islam.

4. Refleksi

mengingat kembali tindakan yang telah direkam melalui pengamatan. Refleksi

mengkaji ulang dan mempertimbangkan proses, permasalahan, isu, dan kekurangan

yang ada dalam strategi tindakan. Hal ini dilakukan dengan memberikan variasi

perspektiff yang mungkin dari situasi sosial dan memahami keadaan dan isu dimana

hal tersebut muncul. Refleksi menjadi dasar untuk meninjau kembali rencana

tindakan. Refleksi mempunyai aspek evaluatif bagi peneliti untuk menimbang atau

menilai dampaktindakan yang timbul sedah sesuai dengan yang diinginkan dan

membuat perencanaan kembali (replanning).36

Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka pada pembelajaran siklus II dapat diperbaiki

kekurangan yang ada pada siklus I . pada siklus II disajikan tahapan-tahapan yang sama pada

siklus I, dengan melanjutkan materi pembelajaran yang sesuai kompetensi dasar atau

indikatornya, hasil refleksi siklus II akan dijadikan acuan perbaikan pembelajaran pada siklus

selanjutnya.

E. Sumber Data

36
Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Rajawali Press, 2008), hlm. 70.
Sumber data yang dilakukan patut menggunakan sumber primer dan sumber

sekunder. Sumber primer adalah sumber yang diperoleh dari subjek langsung sebagai

informasi yang dicari. Sedangkan sumber data sekunder yaitu data dalam bentuk jadi

seperti dokumen-dokumen dan publikasi yang ada . adapun data penelitian yang

diperoleh melalui.37

1. Sumber Data Primer adalah petunjuk yang dapat dari sumber yang diamati

adapun data sumber data primer adalah keterangan langsung dari guru

pendidikan agama islam di SMP Negeri 6 Padangsidimpuan.

2. Sumber Data Sekunder adalah data pelengkap yang diperoleh dari kepala

sekolah dan informasi dari guru-guru SMP Negeri 6 Padangsidimpuan.

F. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data ada dua yaitu lembar

observasi, dan skala sikap.

Peneliti melakukan observasi menggunakan lembar observasi yang berisi

pedoman dalam melaksanakan pengamatan selama proses pembelajaran. pedoman

pengamatan yang diamati yaitu pengamatan bagi guru.

penelitian ini menggunakan skala sikap motivasi yang bertujuan untuk

mengetahui tanggapan peserta didik terhadap mata pelajaran pendidikan agama islam

dengan menerapkan media audio visual.

G. Tehnik Pemeriksaan keabsahan Data

37
Sudaryono, Metodologi Penelitian pendidikan, (Jakarta: PT. Karisma Putra Utama, 2016), hlm. 87.
Dalam penelitian ini menggunakan tehnik keabsahan data dengan beberapa

langkah yaitu:

1. Ketentuan pengamatan yaitu menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi

yang sangat relevan dengan persoalan yang sedang dicari dan kemudian dipusatkan

diri pada hal-hal tersebut secara rinci, ketentuan ini dilakukan untuk memahami

dan mendapatkan data secara mendalam.38

2. Tehnik analisis keabsahan data adalah tehnik analisis keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau

digunakan sebagai perbandingan terhadap data tersebut.

Dalam hal ini triangulasi yang dimaksud yaitu membandingkan data dalam

penelitian dengan di luar penelitian tersebut, dapat disebut juga mencari

perbandingan

H. Tehnik Analisis Data

Analisis data pada dasarnya adalah upaya memilih, memilah, membuang dan
39
mengolongkan data untuk menjawab dua hal pokok. Proses pencarian dan

pengaturan secara sistematik hasil, catatan-catatan, dan bahan-bahan yang

dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap semua hal yang dikumpulkan

dan memungkinkan menyajikan apa yang ditemukan.

Setelah semua kegiatan pengumpulan data selesai dilakukan, maka langkah

selanjutnya dalam penelitian ini ialah melakukan analisis terhadap semua data yang

diperoleh selama penelitian. Tujuan analisis adalah untuk menjawab permasalahan

penelitian yang telah dirumuskan. Adapun data ynang dianalisis yaitu:

1. Analisis Data Observasi Guru


38
Lexy J Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatf, (Jakarta: Rosda,2017), hlm. 329.
39
Masnur Muslich, Melaksanakan PTK Penelitian Tindakan Kelas tu Mudah Classroom Action
Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm. 91.
Data aktivitas guru diperoleh dari lembar pengamatan yang diisi

selama proses pembelajaran berlangsung. Data ini dianalisis dengan

menggunakan rumus dibawah ini :

Skor Hasil = skor yang dicapai X 100


skor maksimum
Kriteria penilaian aktivitas guru:40

a. 91-100 = Amat Baik

b. 81-90 = Baik

c. 71-80 = Cukup

d. 60-70 = Kurang

e. < 60 = Sangat Kurang

2. Analisis Data Respon Skala Motivasi Peserta Didik

Dalam menganalisis data pengamatan respon peserta didik, peneliti

menggunakan skala dalam penilaian respon motivasi peserta didik. Skala

ini disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh empat respons

yang menunjukkan tingkatan. Seperti pernyataan di bawah ini.

Sangat Setuju (SS) =4

Setuju (S) =3

Tidak Setuju (TS) =2

Sangat Tidak Setuju (STS) =1

Selama proses kegiatan pembelajaran yang berlangsung di

dalam kelas dengan menggunakan media audio visual, maka dianalisis

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

40
Kunandar, Penelitian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum
2013), Suatu Pendekatan praktis disertai dengan contoh Edisi Revisi, (Jakarta: Rajawali Press, 2008), hlm. 151.
P = F X 100%
N
P = Angka persentasi

F = Frekuensi yang diperoleh

N = Jumlah responden yang di bagi

100% = Bilangan tetap.

Kriteria penilaian respon skala motivasi:

a. 0% - 20% = Sangat rendah

b. 21% - 40% = Rendah

c. 41% - 60% = Cukup

d. 61% - 80% = Tinggi

e. 81% - 100% = Sangat tinggi.41

Pada penelitian ini, untuk mengetahui berhasil atau tidaknya

tindakan yang telah dilaksanakan berdasarkan rencana tindakan yang

telah ditetapkan , maka kriteria yang digunakan adalah sesuai dengan

tujuan tindakan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk

memperbaiki atau meningkatkan minat peserta didik terhadap mata

pelajaran pendidikan agama islam dengan penerapan metode bervariasi

dengan menggunakan media audio visual dalam meningkatkan

motivasi belajar pendidikan agama islam kelas VIII DI SMP Negeri 6

Padangsidimpuan.

41
Ridwan dan Akdon, Rumus dan Data dalam Analisis Statistik, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 18.
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, Metode-Metode Mengajar Perspektif Al-Quran Hadist dan Aplikasinya
Dalam Pembelajaran PAI, Yogyakarta: CV Budi Utama, 2023
Arief S.Sadiman dan Rahardjo, Media Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers,2010.
Aswan Zain dan Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006.
Arsyad Azhar, Media Pembelajaran , Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2013.
Arikunto Suharsini, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Akdon dan Ridwan, Rumus dan Data Dalam Analisis Statistik, Bandung: 2010.
A.M, Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo
Persada ,2012.
Basyaruddin M. Usman, Prosiding Webinar Nasional Prodi PGMI IAIN
Padangsidimpuan, 2021.
Barnawi dan M. Arifin, Pengembangan Keprofessinal Berkelanjutan Bagi Guru,
Yogyakarta: Gava Media, 2014.
Departemen Agama RI, Al-Quran Dan Terjemahnya, Bandung: PT. Syamil Cipta
Media, 2005.
Dasna Wayan, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Sebagai Upaya Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran, Malang: Pusat Penelitian Pendidikan Universitas Negeri Malang,
2008.
E. Mulyas , Menjadi Guru Professional Menciptakan Pembelajaran Yang Kreatif dan
Menyenangkan, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya,2007
Fathurahman Pupuh dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, Bandung : PT.
Refika Aditama, 2007.
Hamdani, Pengaruh Media Audio Visual Terhadap pembelajaran pendidikan Agama
Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2011.
Hamalik Oemar , Proses Belajar mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2013.
Kunandar , Penelitian Autentik ( Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013), Suatu Pendekatan Praktis disertai Dengan Contoh Edisi revisi, Jakarta:
Rajawali Press, 2008.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2003.
Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: rajawali Press, 2008.
Majid Abdul , Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru, Bandung: Remaja Rosda karya, 2017.
Munandar Aris dan Ode Sofyan Hardi, Perencanaan Pengajaran Dalam Geografi
Sesuai Dengan Kurikulum, Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2023.
Muslich Masnur , Melaksanakan PTK Itu Mudah (Classroom Action Resech)
Pedoman Praktis Bagi Guru Professional, Jakarta: Bumi Aksara, 2013.
Parmiti Putu Desak dan Nyi Nyoman Rediani, Mengajar Menyenangkan Di Sekolah
Dasar, Depok: PT. Raja Grafindo Persada, 2020.
Sobry M. Sutikno, Strategi Pembelajaran, Lombok : Penerbit Adab, 2021.
Sanjana Wina , Strategi Pembelajaran Beriontasi Standar Proses Pendidikan ,
Jakarta: Kencana, 2012.
Sanjana, Strategi Pembelajaran, Jakarta: kencana , 2007.
Sudjana Nana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Roesta Karya,
2005.
Solikun , Pengaruh Penerapan Metode Bervariasi Untuk Meningkatkan motivasi
Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Kelas vii di MTSN 2 Kota Cirebon, skripsi Jurusan
Tadris IpS fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon, 2015.
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1995.
Sudaryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Kharisma Putra Utama,
2016.
Sumiyati dan Muhammad Ahsan, Pendidikan Agama Islam kelas VIII, Solo: PT. Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri,2017.
Taher Thahroni, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006.
Tim Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru, Jakarta Barat:
Media Pustaka Phoenix, 2010.
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep Strategi dan Implementasinya Dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Yunus Falah , Metode Mengajar Bervariasi dan Menyenangkan, Samaarinda : Balai
Pustaka, 2020.
Yogica Relsas, dkk, Metodologi pembelajaran Strategi Pendekatan Model-Model
Pembelajaran, Malang: CV IRDH,2020.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Sekolah : SMP Negeri 6 Padangsidimpuan Kelas/Semester : VIII
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam (PAI) Alokasi Waktu : 40 menit
Materi pokok : Ibadah Puasa Membentuk Pribadi yang Bertaqwa
 TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
a. Menyebutkan ketentuan puasa dengan benar
b. Menjelaskan hikmah puasa ramadan
c. mengetahui hikmah puasa Ramadan yang dapat membentuk akhlak mulia
d. menyebutkan amalan-amalan bulan ramadan
 Media/Alat, Bahan & Sumber Belajar
a. Media/Alat : Worksheet atau lembar kerja (siswa), Lembar penilaian, Al-
Quran
b. Bahan : Penggaris,Spidol,Papan tulis,laptop & Infokus
c. Sumber Belajar: Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi pekerti
 KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Melakukan Pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran, memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
2. Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya serta
mengajukan pertanyaan untuk mengingat dan menghubungkan dengan materi
selanjutnya.
3. Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan & manfaat)
dengan mempelajari materi : Ibadah puasa membentuk Pribadi yang
bertqwa..
4. Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta
metode belajar mengajar yang akan ditempuh
 Kegiatan Inti
a. Kegiatan Literasi
Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat , mengamati,
membaca dan menuliskannya kembali. Mereka diberi tayangan dan bahan
bacaan terkait materi Ibadah Puasa membentuk pribadi Yang Bertaqwa.
b. Berpikir Kritik
Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal
yang belum dipahami , dimulai dari pertanyaan factual sampai ke pertanyaan
yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi
Ibadah Puasa membentuk Pribadi yang bertaqwa.
c. Kerja Sama
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan ,
mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulng, dan saling bertukar
informasi mengenai Ibadah Puasa Membentuk pribadi yang Bertaqwa.
d. Berkomunikasi
Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara
klasikal, mengemukakan pendapat diatas presentasi yang dilakukan kemudian
ditanggapi kembali oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan
e. Kreativitas
Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah
dipelajari terkait Ibadah Puasa Membentuk Pribadi yang bertaqwa.
Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal
yang belum dipahami.
 Penutup
1. Peserta didik membuat rangkuman/kesimpulan pelajaran tentang point-
point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan.
2. Guru membuat rangkuman/kesimpulan pelajaran tentang point-point
penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
 PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
a. Penilaian Skala Sikap
b. Penilaian “Membaca dengan Tartil”
c. Penilaian Diskusi
Mengetahui,
Peneliti

Cahaya Laila Hapni


Rangkuti
1920100127

Lampiran
Pedoman Wawacara dengan Guru
1. Penerapan apa saja yang ibu gunakan dalam metode bervariasi?
2. Metode bervariasi apa saja yang ibu gunakan dalam pembelajaran PAI?
3. Apa saja materi yang ibu gunakan dalam pelajaran agama islam?
4. Media apa saja yang ibu gunakan dalam proses pembelajaran?
5. Bagaimana motivasi siswa dalam pembelajaran berlangsung?
6. Apakah siswa aktif dalam proses pembelajaran?
7. Berapa jumlah siswa-siswi di dalam kelas?
8. Bagaimana respon siswa waktu ibu mengajar?
9. Apakah ada kendala siswa dalam belajar?
10. Berapakah nilai kkm pembelajaran pendidikan agama islam?
11. Apa yang membuat siswa gk aktif dalam belajar?
12. Apakah dalam pembelajaran pendidikan agama islam itu menyenangkan bagi siswa?

Lampiran
Wawacara dengan siswa
Lampiran
Soal
1. Jelaskan Pengertian Puasa !
2. Bagaimana hukum puasa bagi orang yang sudah sangat tua?
3. Tuliskan ayat yang menerangkan tentang kewajiban melaksanakan puasa setiap
muslim?
4. Jelaskan hikmah puasa dalam kehidupan sehari-hari?
5. Sebutkan macam-macam puasa Sunnah?
6. Puasa Sunnah yang dilaksanakan enam hari setelah hari raya idul fitri adalah puasa?
7. Berapakah puasa Ramadan dilaksanakan oleh umat islam?
8. Tuliskan niat ketika mau berpuasa?
9. Jelaskan mengenai waktu yang diharamkan puasa?
10. Jelaskan hal-hal yang membatalkan puasa?
Lampiran
Jawaban
1. Puasa adalah menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang
bisa membatalkannya, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari, dengan
syarat tertentu, untuk meningkatkan ketaqwaan seorang muslim.
2. Hukum puasa bagi orang yang sudah sangat tua adalah boleh tidak dikerjakan
tanpa ada qodho atau puasa ganti karena orang yang sudah sangat tua dan tidak
dapat menunaikan puasa perlu menggantinya puasa tersebut dengan membayar
fidyah.
3. ‫َي ا َأُّي َه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا ُك ِتَب َع َلْي ُك ُم الِّص َي اُم َك َم ا ُك ِتَب َع َلى اَّلِذيَن ِمْن َق ْبِلُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َّتُقوَن‬
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
4. Menahan hawa nafsu, Melatih menahan amarah, mensucikan diri, sedekah , saling
berbagi dan lain-lain.
5. 1.Puasa Ramadhan. Puasa Ramadhan adalah puasa yang diwajibkan untuk seluruh
umat muslim baik laki-laki maupun perempuan yang dikerjakan selama satu bulan
penuh pada bulan Ramadhan, 2.Puasa Qadha Ramadhan,3.Puasa Kafarat, 4.
Puasa Nazar
6. puasa syawal
7. Puasa Ramadhan dilaksanakan oleh umat islam selama satu bulan penuh.

8. ‫َن َو ْي ُت َص ْو َم َغٍد َع ْن َأَد اِء َفْر ِض َش ْه ِر َر َمَض اِن هِذِه الَّس َن ِة ِهلِل َت َع اَلى‬
Artinya: "Aku berniat puasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan
Ramadhan tahun ini, karena Allah ta'ala."

9. Ibnu Abbas RA juga meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW mengirim seseorang


untuk mengumumkan, "Janganlah kalian berpuasa pada hari-hari ini, karena hari-hari
ini adalah untuk makan, minum dan bersetubuh." Tanggal 11, 12, dan 13
Zulhijah biasa disebut dengan hari tasyrik
10. Makan dan Minum, Memasukan Obat atau Benda Melalui Dua Jalan, Muntah
dengan Sengaja, Berjimak di Siang Hari, Keluarnya Air Mani, Haid an nifas, gila dan
murtad.

Anda mungkin juga menyukai