Anda di halaman 1dari 12

Leporan Pendahuluan

A. Konsep Tentang Gangguan Aktivitas


1. Definisi
Aktivitas merupakan suatu kebutuhan dasar individu yang dimana
setiap individu memiliki kebiasaan melakukan aktivitas yang berbeda-
beda. Kita dapat melihat indikasi individu dikatakan sehat jika
dikatakan individu mampu dalam menjalankan aktivitas seperti bekerja,
personal hygiene, rekreasi, makan minum dan sebagainya (Maulydia,
2022).

Aktivitas merupakan suatu respon tubuh untuk melakukan suatu


kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pasien
yang mengalami gangguan aktifitas akan kesulitan dalam memenuhi
kebutuhan sehari-harinya. untuk memenuhi kebutuhanya, pasien yang
mengalami gangguan aktivitas memerlukan bantuan untuk mencukupi
kebutuhanya (Miming & Sri, 2020).

2. Etiologi
Aktivitas sendiri memiliki beberapa factor yang mempengaruhi
terjadinya gangguan aktivitas atau gangguan mobilisasi (Putri tiara
salsabila eka, 2022)

a. Penyakit
Penyakit dalam tubuh yang dapat menyebabkan perubahan
pemenuhan kebutuhan,secara fisiologis maupun psikologis,karena
beberapa fungsi organ tubuh memerlukan pemenuhan kebutuhan
lebih besar dari yang lainnya.

b. Hubungan Keluarga
Hubungan keluarga yang baik dapat menaikan pemenuhan
kebutuhan dasar karena saling percaya,merasakan kesenangan
hidup, tidak ada rasa curiga dan lain-lain.
c. Konsep Diri
Dalam pemenuhan kebutuhan dasar konsep diri manusia memiliki
peran yang positif memberikan makna dan keutuhan (wholeness)
bagi seseorang.konsep diri yang sehat menghasilkan perasaan
postifif tentang diri. Orang yang mempunyai jiwa postif terhadap
dirinya akan mudah berubah,mudah mengenali kebutuhan dan
mengembangkan cara hidup yang sehat, sehingga mudah
memenuhi kebutuhan dasarnya.

d. Tahap Perkembangan
Dengan bertambahnya usia, manusia mengalami perkembangan.
Setiap tahap perkembangan tersebut memiliki kebutuhan dasar
yang berbeda, baik kebutuhan psikologis,biologis,sosial,maupun
spiritual, lalu berbagai fungsi organ tubuh mengalami proses
kematangan dengan aktivitas yang berbeda.

3. Patofisiologi
Proses terjadinya gangguan aktivitas tergantung dari penyebabnya.
Menurut (Maulydia, 2022) ada tiga hal yang dapat menjadi penyebab
utama gangguan aktivitas, diantaranya yaitu:

a. Kerusakan otot

Kerusakan otot meliputi kerusakan anatomis maupun fisiolgis


otot. Otot dapat rusak karena beberapa hal seperti trauma
langsung oleh benda tajam, keruskan tendon atau ligamen,
radang, dan lain-lain.

b. Gangguan pada sistem muskuloskeletal,

Tulang sebagi rangka yang menjadi penopang sekaligus


poros pergerakan dapat terganggu pada kondisi tertentu seperti
fraktur, radang sendi, dan kekakuan sendi.
c. Gangguan pada sistem persyarafan,

Syaraf berperan penting dalam menyampaikan impuls ke


otak, impuls tersebut merupakan perintah dan koordinasi antara
otak dan anggota gerak, jadi jika syaraf terganggu maka akan
terjadi gangguan. penyampaian impuls yang mengakibatkan
gangguan mobilisasi
4. Pemeriksaan penunjang
Adapun pemeriksaan yang bisa dilakukan pada pasien dengan
gangguan aktivitas adalah:
a. Foto rotgen, untuk mengetahui kepadatan tulang, tekstur, erosi,
dan perubahan hubungan tulang.
b. CT scan tylang untuk mengidentifikasi lokasi dan panjangnya
patah tlang di daerah yang sulit untuk dievaluasi.
c. MR1 untuk melihat abnormalitas seperti adanya tumor dan
penyempitan jalur jaringan lunak melalui tulang.
d. Pemeriksaan laboratorium
e. Pemeriksaan darah dan urine
f. Pemeriksaan HB
5. Penatalaksanaan
Menurut (Maulydia, 2022), dalam pelaksanaan terapi yang dapat
dilakukan pada pasien gangguan mobilitas fisik yaitu:

a. Pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien, misalnya


dengan miring kanan atau miring kiri, posisi sims, fowler,
litotomi, dorsal recumbent, genupectoral ataupun
trendelenburg.

b. Melakukan kegiatan sehari-hari untuk melatih ketahanan,


kekuatan, serta kemampuan sendi supaya mudah bergerak, serta
meningkatkan fungsi kardiovaskular

c. Ambulasi dini, dapat bermanfaat untuk meningkatkan


ketahanan dan kekuatan otot dan meningkatkan fungsi dari
sistem kardiovaskular.

d. Latihan rentang gerak atau Range of Motion/ROM


6. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala yang dapat muncul pada pasien yang mengalami
gangguan mobilitas fisik berdasarkan buku SDKI yaitu:

a. Gejala dan tanda mayor

Subjektif:

Mengeluh sulit menggerakan ekstremitas

Objektif:

1) kekuatan otot menurun,

2) rentang gerak (ROM) menurun

b. Gejala dan Tanda Minor

Subjektif:

1) nyeri saat bergerak,

2) enggan melakukan pergerakan,

3) merasa cemas saat bergerak

Objektif:

1) sendi kaku,

2) gerakan tidak terkoordinasi,

3) gerakan terbatas

4) fisik lemah
7. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan
gangguan aktivitas adalah :

a. Gangguan mobilitas fisik

b. Intoleransi aktivitas

c. Gangguan Kebutuhan Aktivitas


8. Rencana Tindakan dan rasional
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan Rasional
Keperawatan Hasil
1 Gangguan mobilitas Setelah dilakukan SIKI : Dukungan mobilisasi
1. Untuk memberikan intervensi yang
fisik b.d penurunan tindakan keperawatan (I.05173)
tepat
kekuatan otot maka, diharapkan Observasi :
2. Supaya dapat melatih pergerakan
mobilitas fisik 1. Identifikasi adanya nyeri dan
yang bisa dilakukan klien
meningkat keluhan fisik lainnya
3. Mencegah terjadinya kelelahanyang
SLKI : Mobilitas fisik 2. Identifikasi toleransi fisik
berlebih
- Dipertahankan pada mealkukan gerakan
4. Untuk melihan keadaan umum
- Ditingkatkan pada 3. Monitor frekuensi jantung dan
kondisi klien yang memungkinkan
(5) tekanan darah sebelum memulai
untuk diberikan latihan
1 = meningkat mobilisasi
2 = cukup meningkat 4. Monitor kondisi umum selama
5. Agar klien bisa memnuhi kebutuhan
3 = sedang melakukan mobilisasi
ADL secara mandiri
4 = cukup menurun Terapeutik :
6. Mencegah terjadinya kekakuan pada
5 = menurun 5. Fasilitasi aktivitas mobilisasi
sendi
Dengan kriteria hasil: dengan alat bantu (mis. Pagar
1/2/3/4/5 tempat tidur)
1. Nyeri (5) 6. Fasilitasi melakukan pergerakan, 7. Dukungan dari keluarga dapat
2. Kaku sendi (5) jika perlu memberi semangat pada klien dalam
3. Gerakan terbatas (5) 7. Libatkan keluarga Untuk melakukan latihanpergerakan
4. Kelemahan fisik (5) membantu pasien dalam 8. Agar klien dapat mengerti tindakan
meningkatkan pergerakan yang akan dilakukan dapat
Edukasi : berdampak positif.
8. Jelaskan tujuan da prosedur 9. Untuk mencegah kekakuan sendi
mobilisasi 10. Agar klien dapat lebih rileks
9. Anjurkan melakukan mobilisasi dengan mengganti posisi
dini
10. Ajarkan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan (mis. Duduk di
tempat tidur, dudu di sisi tempat
tidur, pindah dari tempat tidur ke
kursi
Kolaborasi : 11. Untuk mempercepat proses
11. Kolaborasi dengan fisioterapi penyembuhan.
dalam program latihan
2 Intoleransi Aktivitas Setelah dilakukan SIKI : Manajemen energi (I.05178) 1. Untuk mengetahui gangguan
b.d kelemahan tindakan keperawatan Observasi : fungsi tubuh yang dialami pasien
maka, toleransi aktivitas 1. Identifikasi Gangguan fungsi akibat kelelahan
meningkat dengan tubuh yang mengakibatkan 2. Untuk mengetahui tingkat
kriteria hasil : kelelahan kelelahan fisik dan emoisonal
1. Kemudahan dalam 2. Monitor kelelahan fisik dan pasien
melakukan aktivitas emosional 3. Untuk mengetahui pola tidur
sehari- hari dari 3. Monitor pola dan jam tidur pasien apakah ada gangguan atau
menurun menjadi 4. Monitor lokasi Dan tidak.
cukup meningkat ketidaknyamanan selama 4. Untuk mengetahui lokasi dan
2. Kekuatan tubuh melakukan aktivitas tingkat ketidaknyamanan pasien
bagian atas dan Terapuetik : selama melakukan aktivitas
bawah dari menurun 5. Sediakan lingkungan nyaman dan 5. Untuk memberi rasa nyaman bagi
menjadi cukup rendah stimulus(mis. Cahaya, pasien
meningkat suara, lingkungan) 6. Untuk meningkatkan dan melatih
3. Keluhan lelah dari 6. Lakukan latihan rentang gerak massa otot dan gerak ekstermitas
meningkat menjadi pasif dan aktif pada pasien
cukup menurun 7. Fasilitasi duduk di tempat tidur, 7. Untuk mengalihkan rasa
4. Perasaan lemah dari jika tidak dapat berpindah atau ketidaknyamanan yang dialmi
meningkat menjadi berjalan pasien
cukup menurun Edukasi : 8. Untuk memberikan kenyamanan
5. Tekanan darah dari 8. Anjuran tirah baring pasien saat beristirahat
memburuk menjadi 9. Anjurkan melakukan aktivitas 9. Untuk menunjnag proses
cukup membaik bertahap kesembuhan pasien secara
10. Anjurkan menghubungi perawat bertahap
jika tanda dan gejala kelelahan 10. Agar perawat bisa segeramengkaji
tidak berkurang dan merencanakan kembali
Kolaborasi : tindakan keperawatan yang bisa
11. Kolaborasi dengan ahli gizi diberikan
tentang cara meningkatkan asupan 11. Untuk memaksimalkan proses
makanan. penyembuhan pasien
3 Gangguan kebutuhan Setelah dilakukan SIKI : Terapi aktivitas (I.05186) 1. Untuk mengetahui tingkataktivitas
aktivitas b.d keperawatan 1x24 Observasi: pasien
ketidakmampuan jam selama 1 hari 1. Identifikasi deficit tingkat aktivitas 2. Untuk mengetahui kemampuan
keluarga merawat diharapkan masalah 2. Identifikasi kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas
anggota keluarga yang resiko hambatan berpartisipas dalam aktivitastertentu tertentu
sakit fisik dapat teratasi 3. Identifikasi sumber daya untuk 3. Untuk mengetahui aktivitas yang
dengan kriteria hasil : ingin dilakukan oleh pasien
1. Mampu melakukan aktivitas yang diinginkan 4. Untuk mengetahui strategi yang
aktifitas mandiri 4. Identifikasi strategi untuk akan dilakukan untuk
2. Tidak ada meningkatkan partisipasi dalam meningkatkan partisipasi dalam
Kelemahan aktivitas aktivitas
3. Nyeri sendi 5. Identifikasi makna aktivitas rutin 5. Untuk mengetahui bagaimana
berkurang atau (mis. Bekerja) dan waktu luang pasien memaknai aktivitas yang
hilang 6. Monitor respon emosional, fisik, rutin dilakukannya.
sosial, dan spiritual terhadap 6. Untuk mengetahui respon
aktifitas emosional, fisik, dan spiritual
Traupetik : pasien terhadap aktivitas
7. Sepakati komitmen untuk 7. Untuk meningkatkan frekuensi
meningkatkan frekuensi dan rentan latihan dan rentan aktivitas
aktivitas 8. Untuk mengetahui aktivitas yang
8. Koordinasi pemilihan aktivitas sesuai dengan usia pasien
sesuai dengan usia 9. Agar pasien merasa senang dalam
9. Fasilitasi makna aktivitas yang melakukan latihan aktivitas yang
dipilih dipilih
10. Fasilitasi aktivitas pengganti saat 10. Untuk memberi latihan aktivitas
mengalami keterbatasan waktu, pada pasien dengan keterbatasan
energy dan gerak waktu, energy, dan gerak
11. Tingkatkan aktivitas fisik untuk 11. Untuk meningkatkan aktivitas
memelihara berat badan jika fisik sebagai bentuk menjaga berat
sesuai badan
12. Ajarkan aktivitas motorik untuk 12. Untuk merelaksasikan otot pasie
merelaksasikan otot agar tidak kaku
13. Libatkan keluarga dalamaktivitas, 13. Agar pasien semangat dalam
jka perlu menjalankan latihan aktivitas
14. Anjurkan pasien dan keluaga 14. Agar pasien dan keluarga mampu
memantau kemajuannya sendiri memantau kemajuan aktivitas
untuk mencapai tujuan 15. Agar pasien mengetahui metode
Edukasi : yang bisa digunakan untuk
15. Jelaskan metode aktivitas fisik aktivitas fisik sehari-hari
sehari-hari, jika perlu 16. Agar pasien bisa melakukan
16. Ajarkan cara melakukan aktivitas aktivitas secara mandiri
yang dipilih 17. Untuk menjaga fungsi tubuh dan
17. Anjurkan melakukan aktivitas kesehatan pasien
fisik, sosial, spiritual dan kognitif 18. Untuk meningkatkan aktivitas
dalam menjaga fungsi dan kelompok dan terapi pasien
kesehatan 19. Agar pasien semangat dalam
18. Anjurkan terlibat dalam aktivitas menjalani terapi aktivitas
kelompok atau terapi, jika sesuai 20. Untuk memonitor program
19. Anjurkan keluarga untuk aktivitas dengan terapi okupasi
membrikan penguatan positif 21. Untuk meningkatkan aktivitas
atas partisipasi dalam aktivitas. komunitas pasien
Kolaborasi:
20. Kolaborasi dengan terapi okupasi
dalam merencanakan dan
memonitor program aktivitas,jika
sesuai
21. Rujuk pada pusat atau program
aktivitas komunitas jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
Maulydia, M. (2022). Asuhan Keperawatan Gangguan Kebutuhan Aktivitas dan
Istirahat pada Tn. M diruang sawit di RSUP. Dr. Wahidin Sudiro Husodo
Makassar. Repositori Uin Alauddin, 3, 1–143. http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/21487/1/MIA MAULYDIA_70900112012.pdf

Miming, O., & Sri, utami anggun. (2020). Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas da
Latihan ROM (Range of Motion) pada Asuhan Keperawatan pasien Stroke
Non Hemoragik Miming. 10(1), 25–37. https://jurnal.stik-
sitikhadijah.ac.id/index.php/multiscience/issue/view/20

Putri tiara salsabila eka. (2022). Asuhan Keperawatan Gangguan Kebutuhan


Aktivitas dan Istirahat pada Pasien Anemia diruang kelas 1 Rumah Sakit
Bhayangkara Polda Lampung Tahun 2022 2022. 6–31.
https://repository.poltekkes-tjk.ac.id/id/eprint/3062/

Anda mungkin juga menyukai