LAELATUL AFIFAH
NIM.202202040035
LAELATUL AFIFAH
NIM.202202040035
ii
iii
iv
v
vi
PRAKATA
Alhamdulillah, segala dan puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT
atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya Ilmiah
Proses penyusunan Karya Ilmiah Akhir Ners ini tidak terlepas dari
Pekalongan
Pekalongan.
4. Emi Nurlalela, S.Kp., M.Kep., Sp Mat selaku Kepala Program Studi Sarjana
5. Aida Rusmariana, S.Kep., Ns., MAN selaku Dosen Pembimbing yang dengan
memberi arahan dan bimbingan selama pembuatan Karya Iilmiah Akhir Ners
ini.
vii
6. Ovin Sidi Pratomo, S.Kep., Ns selaku pembimbing klinik yang telah
7. Bapak dan Ibu tercinta, yang tak henti-hentinya selalu memberikan do’a dan
Peneliti menyadari penyusunan Karya Ilmiah Akhir Ners ini masih jauh
dari kesempurnaan, baik dari segi materi maupun teknik, yang disebabkan karena
keterbatasan kemampuan yang dimiliki peneliti. Oleh karena itu saran dan
wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penulis
Laelatul Afifah
NIM. 202202040035
viii
DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN JUDUL
PRAKATA ......................................................................................................... vi
2. Etiologi ...................................................................................... 8
3. Klasifikasi .................................................................................. 8
4. Patofisiologi ............................................................................... 9
5. Manifestasi Klinis..................................................................... 11
6. Komplikasi ............................................................................... 14
7. Pencegahan .............................................................................. 14
8. Penatalaksanaan ....................................................................... 17
ix
9. Pemeriksaan Penunjang ............................................................ 17
10. Patway...................................................................................... 19
G. Hasil Aktual..................................................................................... 40
A. Pembahasan ..................................................................................... 42
A. Simpulan ......................................................................................... 46
B. Saran ............................................................................................... 46
Jurnal Keperawatan............................................................................................ 78
x
Program Studi Profesi Ners
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Juli, 2023
Pendahuluan
Bronkopneumonia adalah jenis pneumonia yang paling umum terjadi pada anak-
anak dan menjadi penyebab utama kematian anak-anak dibawah lima tahun.
Penyakit bronkopneumonia sering terjadi dengan timbulnya sesak nafas
dikarenkan paru-paru yang kotor .Salah satu teknik untuk membantu mengurangi
sesak nafas serta mengencerkan dahak yaitu terapi inhalasi nebulizer yang
memiliki manfaat untuk mengurangi sesak nafas dan mengencerkan dahak pada
saluran pernapasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil penerapan
terapi inhalasi nebulizer pada anak dengan bronkopneumonia yang mengalami
bersihan jalan nafas tidak efektif.
Metode
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus evidence based practice (EBP).
Menggunakan 1 responden yang diteliti dengan masalah keperawatan bersihan
jalan nafas tidak efektif. Implementasi yang dilakukan dengan terapi inhalasi
nebulizer. Intervensi terapi inhalasi nebulizer dilakukan selama pasien dirawat
yaitu 4 hari berturut-turut dengan waktu kurang lebih 10-20 menit. Peneliti
mengamati adanya reaksi yang biasa timbul pada bayi atau anak akan sesak nafas
dan terbatuk-batuk disertai lendir
Hasil
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh terapi inhalasi nebulizer
terhadap bersihan jalan napas tidak efektif pada anak, setelah dilakukan
penerapan nebulizer pada anak bronkopneumonia, hasilnya keluhan sesak nafas,
batu-batuk disertai lendir,suara ronchi yang di alami klien dapat teratasi.
Simpulan
Penerapan terapi inhalasi nebulizer efektif untuk mengatasi keluhan yang dialami
klien yang menderita bronkopneumonia. Saran bagi pelayanan kesehatan,
harapkanpelayanan kesehatan dapat menjelaskan kepada pasien dan keluarga
selain dilakukan tindakan kolaborasi pemberian nebulizer bisa melakukan
tindakan mandiri keperawatan juga guna menurunkan sesak yang dialami oleh
pasien.
viii
Internship Program in Nursing
Faculty of Health Sciences
University of Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
ABSTRACT
Introduction
Bronchopneumonia is the most common type of pneumonia in children and
is the leading cause of death in children under five years of age.
Bronchopneumonia often occurs with shortness of breath due to dirty
lungs. One technique to help reduce shortness of breath and thin phlegm is
nebulizer inhalation therapy. It has the benefit of reducing shortness of
breath and thinning phlegm in the respiratory tract. This study aims to
determine the results of applying nebulizer inhalation therapy to children
withbronchopneumonia who experience ineffective airway clearance.
Method
This study used the evidence-based practice (EBP) case study method with
1 respondent with ineffective airway clearance nursing problems who was
being studied. The implementation was done with nebulizer inhalation
therapy. The intervention of nebulizer inhalation therapy was carried out
while the patient was being treated for 4 consecutive days with a time of
approximately 10-20 minutes. The researchers observed that the reaction
that usually occurs in infants or children would be shortness of breath and
coughing accompanied by mucus.
Results
The results of this study indicated that the effect of nebulizer inhalation
therapy on airway clearance was effective in children. After the
implementation of the nebulizer, the results showed that the shortness of
breath, coughing accompanied by mucus, and crackles experienced by
clients can be decreased.
Conclusion
The implementation of nebulizer inhalation therapy was effective to
overcome the complaints experienced by the patient who suffered from
bronchopneumonia. Hopefully, the health services can explain to patients
and families that, apart from collaborative actions in giving nebulizers,
they can carry out independent nursing actions to reduce shortness of
breath experienced by patients.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak yaitu individu yang berada dalam suatu rentang yang dapat
berubah mulai dari bayi, anak hingga remaja (Eka Adithia Pratiwi et al.,
2021), setiap anak berbeda satu dengan yang lainnya karena latar belakang
sosial dan pola koping (Yuniarti, 2015). Anak juga merupakan masa
merupakan Salah satu penyakit yang sering menyerang bayi dan anak.
2020, sekitar 820.823 sampai sekitar 2 juta anak meninggal dunia setiap
1
2
kematian palin utama pada anak balita, lebih dari penyakit yang lain lain
dengan insiden tahunan 150,7 juta kasus baru, di mana 11-20 juta (7-13%)
pada balita balita tertinggi adalah Papua Barat (129,1%), DKI Jakarta
tenaga kesehatan sebesar 1,80 % dan menurut diagnosis atau gejala yang
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, dan resiko tinggi kekurangan volume
cairan. Jika kondisi ini tidak segera ditangani maka dapat menimbulkan
utamanya yang sering terjadiyaitu bersihan jalan napas tidak efektif atau
napas . jika kondisi ini tidak segera ditangani dapat mengakibatkan pasien
inhalasi atau hirupan dalam bentuk aerosol ke dalam saluran napas. Terapi
inhalasi ini masih menjadi pilihan utama pemberian obat yang bekerja
Angraini & Relina, 2020). Tujuan dari terapi inhalasi untuk memberikan
ini lebih efektif diberikan karena Pemberian obat yang dilakukan dengan
langsung dalam saluran pernapasan, cara kerjanya cepat, dosis obat yang
obat yang bekerjadi dalam darah lebih rendah sehingga terapi ini aman dan
2014)
bisa dilakukan untuk mengatasi perbaikan jalan napas pada anak yaitu
dengan mengatur posisi kepala klien agar lebih tinggi dari posisi badan.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
RSUD Bendan.
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penelitian
Hasil dari karya tulis ini digunakan sebagai bahan masukan dan
pernafasan
TINJAUAN LITERATUR
1. Pengertin Bronkopneumonia
pola penyebaran berbecak, teratur pada satu area atau lebih yang
virus, jamur dan benda asing dengan gejala yang muncul seperti
7
8
2. Etiologi
bakteri pneumokokus dan virus. Sedangkan pada bayi dan anak kecil
paling serius dan sangat progresif dengan angka kematian yang tinggi,
peradangan pada jaringan paru atau alveoli yang biasnya di awali oleh
2017).
diantaranya adalah :
3. Klasifikasi
antibiotik.
9
f. Bronkopneumonia berat
diberikan antibiotik.
g. Bronkopneumonia
pernafasan cepat yaitu >60x/menit pada anak usia kurang dari dua
h. Bukan Bronkopneumonia
antibiotik.
4. Patofisiologi
penderita bronkopneumonia.
10
bakteri ini membuat flora normal dalam usus menjadi agen patogen
5. Manifestasi Klinis
(Waseem, 2020):
3) Orthopnea
inspirasi.
sekret jalan napas atau jalan napas yang kecil dan tiba-tiba
terbuka.
6. Komplikasi
bronkopneumonia yaitu :
pleura yang terdapat pada satu titik atau keseluruhan rongga pleura.
d. Infeksi Sistemik
e. Meningitis
7. Pencegahan
a. Pencegahan Primer
sehat agar tidak sakit. Secara garis besar, pencegahan ini berupa
dilakukan yaitu :
4 kali (pada usia 2-11 bulan), dan Campak satu kali (pada usia
9-11 bulan).
tubuh anak
diluar ruangan
b. Pencegahan Sekunder
demam.
16
mengi.
c. Pencegahan Tersie
tambahananak
anak
tenggorokan
8. Penatalaksanaan
a.Asuhan keperawatan
7) Kolaborasi pemberian O2
b. Medis
1) Farmakologi
9. Pemeriksaan Penunjang
sebagai berikut :
a. Foto thoraks
beberapa lobus.
18
b. Labolatorium
pergeseran ke kiri.
terlibat dan penyakit paru yang ada. Analisa gas darah arteri
d. LED meningkat.
e. WBC (white blood cell) biasanya kurang dari 20.000 cells mm3.
Erawati, 2016)
19
10. Patway
20
1. Pengertian
terutama pada kasus seperti asma dan PPOK. Terapi inhalasi adalah
aerosol berukuran antara 2-5 μ. Alat nebulizer ini terdiri dari beberapa
bagian yang terpisah. Yaitu terdiri dari generator aerosol, alat bantu
2. Tujuan
dikeluarkan
3. Indikasi
a. Asma Bronkialis
4. Kontraindikasi
a. Hipertensi
b. Takhikardia
d. Trakeostomii
5. Prosedur pemberian
bertanya bertanya
obatan)
obat yang berapa pada nebulizer kit Biarkan anak menghirup uap
j. Tekan tombol off pada main kit dan melepas masker, nebulizer,
6. Kriteria evaluasi.
a. Definisi
a) Batuk efektif
c) Mengi menurun
d) Wheezing menurun
e) Dispnea menurun
f) Ortopnea menurun
g) Gelisah menurun
3) Penyebab
a. Fisiologis
e) Proses infeksi
b. Situasional
a) Merokok aktif
b) Merokok pasif
c) Terpajan polutan
a) Subjektif : -
kering.
2) Sklerosis multiple
4) stroke
25
5) cedera kepala
4) Intervensi Keperawatan:
a. Observasi
b. Terapeutik
c. Edukasi
d. Kolaborasi
a. Definisi
ventilasi adekuat.
c) Dispnea menurun 40
3) Penyebab
d) Kecemasan
1) Subjektif : Dispnea
a) Subjektif : Ortopnea
27
4) Intervensi Keperawatan :
a. Observasi
b) Monitor sputum
upaya napas
b. Terapeutik
detik
i. Edukasi
28
kontraindikasi
j. Kolaborasi
ekspektoran, mukolitik
3. Hipertermia (D.0130)
a. Definisi
a) Menggigil menurun
c) Kejang menurun
d) Pucat menurun
e) Takikardi menurun
f) Takipnea menurun
g) Bradikardi menurun
h) Hipoksia menurun
3) Penyebab
29
b) Respon trauma
d) Dehidrasi
e) Penggunaaan incubator
f) Respon trauma
1) Subyektif : -
1) Subyektif : -
terasa hangat.
4) Intervensi keperawatan :
a. Observasi :
b. Terapeutik :
berlebih
d. Edukasi :
e. Kolaborasi :
1. Pengkajian
Ghofur, 2016)
sesak nafas
frekuensi pernapasan.
waktu Panjang.
c. Pemeriksaan fisik
samnolen
3) Tanda-tanda vital
f. Paru-paru:
gangguan
33
kelemahan.
2. Diagnose Keperawatan
upaya nafas
(PPNI, 2017)
34
1. Identifikasi Artikel
2019.
d. Pico/Picot :
1.) P (Problem)
2.) I (Intervensi)
antara 0.5-10 mikro (berbentuk asap). Partikel uap air atau obat-
obatan dibentuk oleh suatu alat yang disebut nebulizer atau aerosol
3.) C (Comparison)
4.) O (Outcome)
5.) T (Time)
e. Gap Of knowledge
anak. Pada anak biasanya terapi yang bisa dilakukan adalah dengan
pemberian terapi inhalasi nebulizer, batuk efektif dan fisio terapi dada
f. Justifikasi Intervensi
berdahak berkurang.
g. Hasil Penelitian
pernapasan 20 x/m, serta sudah tidak sesak napas, dan batuk berdahak
berkurang.
38
BAB III
GAMBARAN KASUS
A. Deskripsi Pasien
30 -10-2022 pada jam 21.00 dengan hasil anamnesa ibu pasien mengatakan
anaknya demam dan badannya panas sudah 2 hari, batuk pilek sudah 3 hari,
40x/menit, SPO2 = 96%. Pasien terpasang O2 jenis nasal kanul 3 lpm, Ibu
B. Riwayat Kasus
anaknya demam, batuk pilek, sesak napas, terlihat cuping hidung, terdengar
hidung, terdapat penggunaan alat bantu nafas, nasal kanul 3 lpm, terdengar
suara ronchi dan terdengar suara grok-grok, dengan hasil TTV, N = 120x
Foto Thrax Ap (posisi simetris), Kesan : Bentuk dan ledatk cor dalam batas
E. Rencana Pengobatan
Ventolin dan bisolvon 1 cc+ 10 tetes / 8 jam, injeksi PCT 200 mg / 6 jam.
tanda dan gejala infeksi saluran napas, monitor pola napas (frekuensi,
posisi semi fowler atau fowler, berikan minum hangat, lakukan fisioterapi
dada, jika perlu, dan berikan oksigen, jika perlu, edukasi : jelaskan tujuan
dan prosedur batuk efektif, ajarkan teknik batuk efektif, anjurkan batuk
dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam yang ke3, kolaborasi :
pola nafas tidak efektif, obsevasi : monitor bunyi napas, monitor sputum,
monitor tanda-tanda vital, monitor suhu tubuh anak tiap dua jam, jika perlu,
pakaian, basahi dan kipasi permukaan tubuh, tingkatkan asupan cairan dan
nutrisi yang adekuate) Berikan cairan oral, ganti linen setiap hari jika
dingin pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila, edukasi : anjurkan tirah
G. Hasil Aktual
Pada anak biasanya terapi yang bisa dilakukan adalah dengan pemberian
terapi inhalasi nebulizer, batuk efektif dan fisio terapi dada yang bertujuan
41
pasien anak.
H. Persetujuan (Concent)
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
yang ditegakkan pada pasien bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan
Didapatkan data pasien ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak sesak serta
batuk berdahak berkurang. Suhu: 36,6 ºC, Nadi: 92 x/menit, RR: 20x/menit,
tersebut. Terapi inhalasi nebulizer adalah pemberian obat dalam bentuk uap
cerobong yang bertujuan untuk mencairkan dahak / lendir dari paru-paru yang
bahwa skala nafas setelah diberikan terapi inhalasi nebulizer sebagian besar
42
43
keluarga pada tanggal 30 -10-2022 pada jam 21.00 dengan hasil anamnesa ibu
pasien mengatakan anaknya demam dan badannya panas sudah 2 hari, batuk
pilek sudah 3 hari, dirumah pasien sudah di kompres hangat sebelum masuk
pembedahan.
ibu pasien mengatakan An.m batuk pilek sudah berkurang, demam sudah
turun. : Pasien tampak tidak mampu batuk,batuk tidak efektif terdengar suara
ibu pasien mengatakan An.m batuk pilek sudah berkurang, demam sudah
turun. Pasien tampak tidak mampu batuk,batuk tidak efektif terdengar suara
semenjak batuk ibu pasien mengatakan bersedia untuk di ajarkan batuk efektif,
ibu pasien tampak siap, An.m tampak sedikit rewel saat di beri tindakan,
lendir tampak keluar. Hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal
didapatkan hasil Ibu pasien mengatakan An.m sudah tidak rewel, ibu pasien
mengatakan bersedia untuk di ajarkan batuk efektif, ibu pasien tampak siap,
Ibu pasien mengatakan An.m sudah tidak rewel, ibu pasien mengatakan,ibu
mengatakan anaknya sudah tidak sesak, ibu pasien tampak siap, An.m tampak
tenang saat di beri tindakan, lendir tampak keluar. Pasien tampak tidak sesak
Menurut (SDKI, 2016) bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
secret yang tertahan. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan
semi fowler atau fowler, lakukan fisioterapi dada, jika perlu, berikan oksigen,
45
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi dan Ajarkan
disertai dahak dan sudah tidak sesak nafas, Pasien sudah tampak tenang, tidak
gelisah, dan tidak lemas dan Masalah bersihan jalan napas tidak efektif teratasi
adalah data subjektif ibu pasien mengatakan pasien lebih nyaman dan tidak
sesak dan data objektif ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak batuk dan
tidak ada secret, Pasien telah melakukan Pemberian Terapi Inhalasi nebulizer
menurunkan sesak pada anak. Terapi nebulizer ini memiliki tujuan Melebarkan
BAB V
A. Simpulan
yang muncul pada pasien Bronkopneumonia yaitu bersihan jalan napas tidak
efektif berhubungan dengan secret yang tertahan. Hasil penerapan Pasien telah
B. Saran
Studi literature yang dilakukan oleh penelitian ini menjadi acuan bagi
Karya ilmiah akhir ini dapat digunakan sebagai tambahan literatur bagi
Hasil karya ilmiah akhir ini dapat menjadi acuan dalam pemberian asuhan
DAFTAR PUSTAKA
Bradley JS, Byington CL, Shah SS, Alverson B, Carter ER, Harrison C. 2011.
Executive summary: The management of community-acquired
pneumonia in infants and children older than 3 months of age: Clinical
practice guidelines by the Pediatric Infectious Diseases Society and the
Infectious Diseases Society of America. Clin Inf Dis. 53(7):617-630.
Kemenkes RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia 2020 [Indonesia Health Profile
2020]. http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatanindonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-
2020.pdf
Mulyani, P. (2018) ‘Penerapan Teknik Nafas Dalam Pada Anak Balita Dengan
Bronkopneumonia Di RSUD Wonosari Kabupaten Gunungkidul’, pp.
1–71.
Ridha N. 2014. Buku Ajar Keperawatan Pada Anak. Jakarta: Pustaka Pelajar
49
Riyadi, Sujono & Sukarmin. 2015. Asuhan Keperawatan Pada Anak, Yogyakarta-
. Graha Ilmu.
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth, edisi 8. Jakarta : EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Yuniarti, Sri. (2015). Asuhan Tumbuh Kembang Neonatus Bayi: Balita dan Anak
Prasekolah. Bandung : PT Refika Aditama.
50
Lampiran 1
ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
Riwayat Keperawatan
Tanggal masuk : 30 Oktober 2022
Jam masuk : 21.00 WIB
Ruang/kelas : Sekar Jagad/2
No. Register : 000288589
Tanggal pengkajian : 31 Oktober 2022
Jam pengkajian : 10.00 WIB
Diagnosis medis : Bronkopneumonia
A. Biodata
1. Biodata klien
Nama (Inisial) : An. M
Tempat tanggal lahir (TTL)/Umur : Pekalongan, 11 Desember 2017/ 5
tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : PAUD
Pekerjaan : Belum bekerja
Alamat : Simbang, Pekalongan
2. Biodata penanggung jawab
Bapak Ibu
Nama : Tn. A ; Ny. I
Umur : 34 tahun ; 30 tahun
Agama ; Islam ; Islam
Suku : Jawa ; Jawa
Pendidikan : SMA ; SMA
Pekerjaan : Wiraswasta ; IRT
Alamat : Simbang ; Simbang
Hubungan dengan klien : Orangtua
51
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Ibu pasien mengatakan An. M demam badannya panas
c. Riwayat alergi
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak mempunyai riwayat alergi
apapun.
e. Riwayat imunisasi
Ibu pasien mengatakan anaknya imunisasi lengkap yaitu, imunisasi
hepatitis, BCG, Polio, DPT, Polio 2, DPT 2, DPT 3, Polio 4.
g. Kebiasaan
Ibu pasien mengatakan An. M sangat aktif bermain
5. Riwayat psikososial
Ibu pasien mengatakan lingkungan rumahnya baik, bersih.
6. Riwayat seksual
Pasien berjenis kelamin perempuan.
7. Personal higiene
Sebelum sakit ; Selama sakit
Mandi : 2x/hari ; 2x/hari
Gosok gigi : 2x/hari ; 2x/ hari
Cuci rambut : 2hari sekali ; 2x/minggu
Potong kuku : 1x/minggu ; belum pernah
Ganti pakaian : 2x/hari ; 2-3x/hari
Masalah/keluhan:
53
9. Pola eliminasi
Sebelum sakit ; Selama sakit
BAK
Frekuensi : 4-7x/hari ; 5-9x/hari
Jumlah urine : tidak terkaji ; tidak terkaji
Warna : jernih ; jernih
Bau : bau khas urin ; bau khas urin
Masalah/keluhan:
BAB
Frekuensi : 1-2x/hari ; 1-2x/hari
Jumlah Feses : tidak terkaji ; tidak terkaji
Warna : kuning kecoklatan ; kuning kecoklatan
Konsistensi : lembek ; lembek
Masalah/keluhan: Tidak ada
C. Pemeriksaan Fisik
1. Parameter umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : - mmHg
Suhu tubuh : 38,8o C
Frekuensi denyut nadi : 107 x/mnt
Frekuensi pernafasan : 40 x/mnt
BB sebelum sakit : 18 kg
BB saat ini : 17,8 kg
TB/PB : 114 cm
IMT : 13,7
Status Gizi : baik
Kepaladan
rambut
Inspeksi : kepala simetris, rambut berwarna hitam, tidak rontok.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Wajah
Inspeksi : wajah simetris, tidak pucat
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Mata
Inspeksi : mata simetris, sklera putih, pupil isokor, konjungtiva berwarna ping
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Penglihatan : normal
Hidung
Inspeksi : hidung simetris, ada sekret, tidak terpasang nasal kanul
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Penciuman : normal
Telinga
Inspeksi : telinga bersih, tidak ada serumen
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Pendengaran : normal
Mulut, lidah dan
55
gigi
Inspeksi : mulut bersih dan lembab, tidak ada stomatitis, belum tumbuh gigi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Pengecapan : normal
Leher
Inspeksi : tidak ada benjolan di leher, tidak ada luka
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Dada
Inspeksi : dada simetris, pengembangan dada kanan dan kiri sama
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi paru : sonor
Perkusi jantung : pekak
Auskultasi paru : terdengar suara ronchi, terdengar suara grok-grok
Auskultasi jantung : terdengar suara lupdup
Payudara
Inspeksi : simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Abdomen
Inspeksi : perut simetris, tidak ada bekas jahitan
Auskultasi : bising usus 10x/menit
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : timpani
Genetalia dan
anus
Inspeksi : tidak terpasang kateter, normal
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas
Atas : bisa di gerakan, terpasang infus RL sebelah kanan
Bawah : tidak ada oedem bisa digerakan
Kulit
Inspeksi : teraba lembab tidak kering
Palpasi : CRT > 3 detik
56
B. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Hari/Tgl Nama Test Hasil Satuan Nilai
Rujukan
31 Oktober 2022 HEMATOLOGI
Darah Lengkap :
Hemoglobin 12.6 g/dL 13.2-17.3
Leukosit 9400 /mm3 3800-10600
Hematokrit 37.4 % 40-52
Trombosit 344.000 /mm3 150000-
400000
Eritrosit 4.82 Juta/mm3 4.4-5.9
MCV 77.6 Fl 80-100
MCH 26.1 Pg 26-34
MCHC 33.1 g/dL 32-36
RDW 14.5 % 11.5-14.5
MPV 9.2 Fl 7.0-11.0
Hitung Jenis (diff)
:
Eosinofil 1.1 % 2-4
Basofil 0.1 % 0-1
Neutrofil 25.6 % 50-70
Limfosit 66.0 % 25-40
Monosit 7.3 % 2-8
Foto Rontgen
Ts. Yth x foto thorax AP (simetris)
Kesan :
- Bentuk dan letak cor dalam batas normal
- Pulmo = bronkopneumonia (+)
- Limfadenopati (-)
57
C. Terapi
Laelatul Afifah
58
V. RENCANA KEPERAWATAN
Terapeutik Afifah
Atur
Interval
pemanta
uan
respirasi
sesuai
kondisi
pasien
Edukasi
Afifah
Jelaskan
tujuan
dan
prosedur
pemanta
uan
Informas
ikan
hasil
pemanta
uan, jika
perlu
Kolaborasi Afifah
Kolabora
si
pemberia
n
blonkodi
62
lator,
ekspekto
ran,
mukoliti
k
3. 31 Hipertermi b.d Setelah di Observasi Untuk Afifah
Okto Proses lakukan tindakan Identifik mengetahui apa
ber Penyakit keperawatan 3x24 asi penyebab
2022 jam, di harapkan penyeba hipertemi
termoregulasi b Untuk
membaik dengan hiperter mengetahui
kriteria hasil : mi perubahan suhu
1.Suhu tubuh Monitor tubuh
dalam batas suhu Untuk membantu
normal tubuh meningkatkan
2. Tidak Terapeutik sirkulasi udara Afifah
menggigil Longgar Untuk
kanatau menghindari
lepaskan dehidrasi
pakaian Untuk membantu
Berikan membuka pori-
cairan pori
oral
Lakukaa
nkompre
s hangat. Untuk
Edukasi merilekasikan
Anjurkan tubuh Afifah
tirah
baring Untuk membantu
Kolaborasi Afifah
menurunkan
Kolabora demam
63
si
dengan
dokter
pemberia
n obat
paraceta
mol
63
Tgl, No.
Jam Diagnosis Implementasi Respon Klien Paraf
31/10/2
2 Memonitor pola napas dan suhu
I,II,III DS : ibu pasien mengatakan An.m batuk pilek disertai
08 : 00 tubuh demam sudah dari 3 hari.
DO : Pasien tampak tidak mampu batuk,batuk tidak efektif
terdengar suara ronchi, sputum berlebih. Suhu 38,8◦c,
Rr 40 x/menit, N 107x/menit kulit teraba panas. An.m
tampak menangis.
08:15 III Melakukan kompres hangat. DS : Ibu pasien mengatakan bersedia untuk di ajarkan
kompres hangat
DO : Ibu pasien tampak siap
64
08:30 II Memonitor bunyi napas tambahan DS : Ibu pasien mengatakan An.m batuk grok-grok, saat
batuk An.m seperti sesak napas
DO : terdengar suara ronchi, Rr 40 x/menit, pasien tampak
rewel
08:35 I
Memonitor sputum DS : Ibu pasien mengatakan An.m batuk namun lendirnya
susah keluar
DO : Pasien tampak tidak mampu batuk,batuk tidak efektif
terdengar suara ronchi, sputum berlebih
08:45 I Melonggarkan atau lepaskan pakaian DS : Ibu pasien mengatakan An.m demam sudah minum
obat penurun demam namun yidak turun-turun
DO : Suhu 38◦c, kulit teraba panas
09:00 I,II Mengedukasi batuk efektif DS : Ibu pasien mengatakan An.m rewel semenjak batuk,
ibu pasien mengatakan bersedia untuk di ajarkan batuk
efektif
DO : ibu pasien tampak siap, An.m tampak menangis saat di
beri tindakan, lendir tampak keluar.
10:00 I,II
Mengajarkan terapi non farmakologi
DS : Ibu pasien mengatakan bersedia
batuk efektif DO : Ibu pasien tampak siap
1/11/22 Memonitor pola napas dan suhu DS : Ibu pasien mengatakan An.m masih batuk grok-grok,
08 : 00 I,II,III saat batuk An.m seperti sesak napas, panas tubuh
tubuh anaknya sudah sedikit berkurang
DO : terdengar suara ronchi, Rr 36 x/menit, pasien tampak
gelisah, S : 37,8
Mengidentifikasi penyebab DS : ibu pasien mengatakan An.m demam sudah dari 3 hari,
08:10 III
hipertermi di kompres hangat pada saat di rumah.
DO : suhu 37,8◦c, kulit teraba hangat, kulit kemerahan, An.
M tampak rewel
08:15 III Melakukaan kompres hangat. DS : Ibu pasien mengatakan bersedia untuk di ajarkan
kompres hangat
DO : Ibu pasien tampak siap
08:35 II Memonitor sputum DS : Ibu pasien mengatakan An.m batuk namun lendirnya
susah keluar
DO : Pasien tampak tidak mampu batuk,batuk tidak efektif
terdengar suara ronchi, sputum berlebih
08:40 I, II, III Mempertahankan kepatenan jalan DS : Ibu pasien mengatakan merasa nyaman
DO : An.m tampak anteng
napas
Melonggarkan atau lepaskan pakaian
Mengedukasi batuk efektif DS : Ibu pasien mengatakan An.m rewel semenjak batuk,
08:50 I
Mengajarkan terapi non farmakologi lendir sudah mau keluar, ibu pasien mengatakan
batuk efektif bersedia untuk di ajarkan fisioterapi dada
DO : ibu pasien tampak sudah paham cara melakukan
tindakan fisioterapi dada
09:00 II Mengevaluasi hasil setelah dilakukan DS : Ibu pasien mengatakan mengerti untuk memberikan
batuk efektif cairan
68
11:30 I,II Memberikan terapi inhalasi nebulizer DS : Ibu pasien mengatakan bersedia
DO : Ibu pasien tampak siap
12.00 I, II Memonitor pola napas setelah DS : Ibu pasien mengatakan lendir batuk anaknya sudah
dilakukan terapi inhalasi nebulizer keluar sedikit
DO : Lendir tampak keluar
69
2/11/22 I,II, III Memonitor pola napas dan suhu DS : ibu pasien mengatakan An.m batuk pilek sudah
tubuh berkurang, demam sudah turun.
08 : 00 DO : Pasien tampak tidak mampu batuk,batuk tidak efektif
terdengar suara ronchi berkurang, sputum berkurang.
Suhu 36,9◦c, Rr 36 x/menit, N 100 x/menit kulit teraba
hangat
Mengevaluasi hasil setelah dilakukan DS : Ibu pasien mengatakan anaknya sudah bisa batuk
09.15 II batuk efektif efektif
DO : Pasien tampak koorperatif
Memonitor pola napas setelah DS : Ibu pasien mengatakan lendir batuk anaknya sudah
12.00 I,II keluar sedikit
dilakukan terapi inhalasi nebulizer
DO : Lendir tampak keluar
71
I
3/11/22 Memonitor pola napas dan suhu DS : ibu pasien mengatakan An.m batuk pilek sudah
tubuh berkurang, demam sudah turun.
08:50 DO : Pasien tampak tidak mampu batuk,batuk tidak efektif
terdengar suara ronchi berkurang, sputum berkurang.
Suhu 36,2◦c, Rr 32 x/menit, N 89 x/menit kulit teraba
hangat
09:00 II Memonitor bunyi napas tambahan DS : Ibu pasien mengatakan An.m batuk grok-grok.
DO : terdengar suara ronchi, Rr 32 x/menit, pasien tampak
tenang
09.10 I,II Memonitor sputum DS : Ibu pasien mengatakan An.m batuk namun lendirnya
sudah mulai keluar
DO : Terdengar suara ronchi, sputum berlebih
tubuh
4/11/22
I,II,III Memonitor pola napas dan suhu DS : ibu pasien mengatakan An.m batuk pilek sudah
08.00 berkurang, demam sudah turun.
tubuh DO : Pasien tampak mampu batuk, terdengar suara ronchi
berkurang, sputum berkurang. Suhu 36,2◦c, Rr 30
x/menit, N 85 x/menit kulit teraba hangat
Pola nafas tidak efektif b/d S : Ibu pasien mengatakan An. M sudah tidak sesak nafas
09:00 hambatan upaya nafas O : Rr : 23x/menit, pasien terlihat sudah tidak sesak nafas, pasien sudah tidak terpasang
oksigen
A : Masalah pola nafas tidak efektif teratasi
P : Pertahankan Intervensi
76
Lampiran 2
Artikel
Jurnal Keperawatan
Volume 5, Nomor 2, Juli 2019
ABSTRAK