Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rossi Indrakorniawan

NIM : 151190040

Kelas : Asia Selatan A

REVIEW JURNAL

Nama Jurnal : Jai Maa Saraswati Gyandini

Judul Jurnal : Dalits In India – From Marginalisation To Inclusion

Penulis : V. Basil Hans

Tahun terbit: April 2016

Asia selatan adalah sebuah kawasan dunia yang memiliki keunikan tersendiri
dibandingkan dengan kawasan lainnya dimana kebudayaan dan peradaban yang ada merupakan
salah satu tertua di dunia. Kawasan Asia selatan juga menjadi sumber atau akar dari 2 agama
terbesar di dunia yakni Hindu dan Budha. Demikian keberadaan dari kawasan ini memiliki
implikasi yang signifikan bagi dunia. India merupakan salah satu negara yang tergabung dalam
kawasan Asia selatan bersama dengan beberapa negara lainnya seperti Pakistan, Bangladesh,
Nepal, Sri Lanka, Bhutan dan Maladewa. Seperti hal nya negara pada kawasan lainnya, negara –
negara dalam kawasan Asia selatan memiliki keterikatan dalam hal budaya, etnis, serta sejarah
yang hampir sama. Sebagian besar kebudayaan serta peradaban yang ada dalam kawasan berasal
dan bersumber dari negara India. Pengaruh India dalam kawasan Asia selatan sangatlah besar
dimana dinamika yang terjadi dalam kawasan selalu berkaitan dengan negara India.

Pada dasarnya negara India merupakan negara yang agamis dimana sebagian besar aspek
kehidupan masyarakat seperti sosial dan budaya sangat dipengaruhi erat oleh mekanisme agama.
Dalam kehidupan sosial, masyarakat India umumnya terbagi atas kasta – kasta berupa Brahmana,
Ksatria, Wesya dan Sudra. Dalam jurnal ini penulis berusaha menjelaskan mengenai isu dalit
yang merupakan kelompok masyarakat diluar dari kasta sosial yang ada dalam masyarakat India.
Keberadaan kasta menandakan mengenai status, derajat, tingkat pekerjaan, dan “kemurnian”
yang pada dasarnya membagi masyarakat menjadi tingkatan – tingkatan. Selain empat golongan
tersebut terdapat juga kelompok lain yang mana berada diluar sistem kasta atau tidak termasuk
dalam hierarki dimana dikenal dengan sebutan dalit. Akibat keberadaan sistem sosial tersebut
membuat dalit memiliki keterbatasan dalam mengakses pendidikan, ekonomi, politik bahkan
aktivitas keagamaan. Setidaknya 62 persen dari masyarakat dalit, mengalami buta huruf akibat
keterbatasan akses pendidikan dimana berimplikasi pada bidang lainnya. Dalam bidang ekonomi
misalnya, masyarakat dalit pada umumnya hanya menjadi pekerja kelas bawah seperti buruh
tani, penyapu jalan, serta penggali kuburan, yang mana membuat sebagian besar masyarakat
dalit hidup dibawah garis kemiskinan. Diskriminasi sosial juga dirasakan oleh dalit, dimana
mendapatkan kesulitan dalam mengakses tempat umum seperti tempat peribadahan, sumur atas
anggapan kerendahan yang dimiliki sehingga tidak pantas untuk mendapatkan akses tersebut.

Permasalahan mengenai diskriminasi di India merupakan hal yang banyak terjadi. Akar
dari problematika tersebut adalah budaya serta kehidupan masyarakat India sendiri yang
memang dikenal menolak kesetaraan. Hal ini terbukti dengan mengakar kuatnya sistem kasta
yang mana sudah ada sejak ribuan tahun. Perkembangan pemikiran modern dalam dunia
internasional juga belum mampu merubah cara pandang sebagian masyarakat mengenai konsepsi
kepemilikan hak yang sama diantara manusia. Demikian mengakibatkan isu – isu diskriminasi,
penindasan, kekerasan tidak bisa lepas dari masyarakat India. Seperti diketahui dalam sudut
pandang realisme, kepemilikan power merupakan hal yang penting dan mutlak karena melalui
power akan diperoleh sebuah rasa aman dan terlindungi. Dalam kasus diskriminasi yang terjadi
pada dalit, kelompok untouchables ini tidak memiliki power yang cukup untuk bersanding
dengan kelompok masyarakat India lainnya. Akibatnya dalit mengalami diskriminasi dan
penindasan terus menerus.

Dalam jurnal tersebut penulis juga menjelaskan mengenai upaya yang dapat dilakukan
untuk memberikan dalit kehidupan yang lebih layak. Sistem kasta dalam kehidupan masyarakat
India sudah lama eksis dan mengakar kuat bahkan hingga berpuluhan tahun setelah India
merdeka sistem tersebut masih ada. Seperti diketahui sistem kasta tersebut berasal dari ajaran
Hindu, meski begitu perubahan agama yang dianut juga bukan menjadi solusi “terlepasnya” dalit
terhadap penindasan dan pengucilan atas dasar sistem kasta. Adanya sistem tersebut menciptakan
kesenjangan sosial, ekonomi dan politik dalam masyarakat India. Akibatnya 16,23 persen dari
total populasi India pada 2011 menjadi korban yang mana mengalami pengucilan, penindasan
serta diabaikan dalam perolehan hak – hak dasar dan dalit menjadi bagian dari golongan
tersebut. Pada dasarnya dinamika sosial yang terjadi kepada dalit merupakan dampak dari
ketiadaan kesetaraan dan keadilan bagi seluruh elemen masyarakat India yang demikian
menyebabkan adanya penindasan. Dalam jurnal ini penulis menjelaskan keadilan dan kesetaraan
yang dimaksud adalah kemampuan dalam mengakses bidang sosial, ekonomi serta politik serta
adanya pemenuhan hak – hak dasar seperti memperoleh pendidikan, pekerjaan yang layak dan
perlindungan atas diskriminasi.

Lebih lanjut penulis berpendapat bahwa cara atau strategi yang paling awal untuk
memberikan kehidupan yang lebih baik bagi dalit adalah melalui pembentukan sudut pandang di
masyarakat India bahwa kesetaraan adalah hak semua orang. Kemudian langkah selanjutnya
adalah melakukan pemberdayaan dalit melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia
berupa pendidikan. Seperti diketahui di awal bahwa sebagian besar dalit tidak memiliki
kemampuan membaca. Melalui pemberdayaan pendidikan tersebut diharapkan dapat mendorong
perbaikan pada bidang lainnya seperti ekonomi dimana dalit dapat memperoleh pekerjaan yang
lebih baik. Pada dasarnya dalit India tidak memiliki peraturan yang meralang suatu kelompok
untuk bekerja diluar kasta yang ada, namun karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki
mengakibatkan pekerjaan yang dimiliki oleh dalit hanya terbatas dalam sektor pertanian dan
pekerjaan jalanan. Selain itu perubahan dalam bidang politik perlu dilakukan, kurangnya
kepedulian elit politik serta mekanisme kebijakan yang kurang memperhatikan hak dalit menjadi
faktor pemicu diskriminasi yang terus terjadi. Sehingga demikian perlu adanya keterwakilan
suara dalit dalam sistem pemerintahan yang mana dapat memberikan peluang besar bagi
perubahan kehidupan masyarakat dalit. Selain hal tersebut berbagai metode lain seperti hukum,
kesadaran mengenai hak, pergerakan masa, serta penyebaran pengaruh mengenai globalisasi juga
harus dilakukan karena sistem kasta tersebut bersifat multi dimensi dimana meliputi sosial,
budaya, ekonomi, serta politik.

Upaya yang ditawarkan oleh penulis dalam jurnal tersebut merupakan bentuk
pemberdayaan power masyarakat dalit. Keberadaan dari power dapat memberikan kapabilitas
dalit untuk memperoleh keamanan dan melindungi dirinya dari diskiriminasi serta penindasan.
Saya pribadi setuju mengenai pendapat akan kasta dan upaya apa saja yang diperlukan untuk
merubah kondisi dari dalit yang diungkapkan oleh penulis jurnal. Pembagian sosial atas kasta –
kasta menciptakan suatu kesenjangan antar masyarakat dimana terdapat kelompok yang memiliki
kekuatan besar dan kelompok berkekuatan kecil. Perbedaan kekuatan tersebut nantinya
mendorong terciptanya perlakukan sewenang – sewenang terhadap kelompok lainnya. Demikian
untuk menciptakan suatu kondisi masyarakat yang harmonis diperlukan adanya kesetaraan entah
melalui sedemikian pengaturan kebijakan, pembentukan pemahaman sosial dan lain sebagainya.
Pemberdayaan melalui penguatan dalam berbagai bidang sangatlah perlu diberikan bagi
masyarakat dalit. Hal tersebut dikarenakan sistem yang ada dalam masyarakat India terdapat
kesenjangan, dimana kasta rendah dapat “ditindas” oleh kasta diatasnya. Sehubungan dengan hal
itu dalit menjadi pihak yang paling rentan karena posisinya berada pada paling bawah struktur
sosial masyarakat. Sehingga pemberdayaan masyarakat adalah hal yang tepat untuk dilakukan
seiring melakukan pembatasan bagi kasta – kasta lainnya melalui serangkaian mekanisme.

Anda mungkin juga menyukai