Anda di halaman 1dari 60

Standar Profesional

Akuntan Publik

Kelompok 6
Abdhi Mulya
Alvis Rizky
Nanda
Table Of Contents
1 SA 540 : Audit Atas Estimasi Akuntansi,
Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan
Pengungkapan yang Bersangkutan

SA 550 : Pihak Berelasi 2

3 SA 560 : Peristiwa Kemudian

SA 570 : Kelangsungan Usaha 4


SA 540 :
Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk
Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan
Pengungkapan yang Bersangkutan
SA 540 : Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi
Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan

Ruang lingkup : Berkaitan dengan tanggung jawab auditor atas


estimasi akuntansi, termasuk nilai wajar dan pengungkapan yang
bersangkutan dalam suatu audit atas laporan keuangan.

SA 315
SA 330 SA 540

Pengindentifikasian dan Penilaian


Respons Auditor Risiko Kesalahan Penyajian Material
terhadap Risiko yang Melalui Pemahaman atas Entitas
Telah Dinilai dan Lingkungannya
SA 540 : Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi
Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan

1 Sifat Estimasi Akuntansi

2 Tujuan Auditor

3 Prosedur Penilaian Resiko dan Kegiatan yang


Berkaitan
SA 540 : Sifat Estimasi Akuntansi
Beberapa unsur laporan keuangan Sifat dan keandalan informasi yang
1 tidak dapat diukur secara tepat,
3 tersedia bagi manajemen untuk
mendukung pembuatan estimasi
namun hanya dapat diestimasi
bervariasi secara luas, oleh karena itu
berdampak terhadap derajat
ketidakpastian

Tujuan pengukuran estimasi ini 4 Perbedaan antara hasil suatu


2 bervariasi tergantung pada estimasi akuntansi dan jumlah yang
kerangka pelaporan keuangan semula diakui atau diungkapkan
yang berlaku dan unsur keuangan dalam laporan keuangan tidak selalu
yang dilaporkan merupakan kesalahan penyajian
SA 540 : Tujuan
Memperoleh bukti yang cukup dan tepat tentang apakah :
1. Estimasi akuntansi, termasuk estimasi nilai wajar baik yang
diungkapkan atau diakui adalah wajar,
1. Pengungkapan yang bersangkutan dalam laporan keuangan
adalah memadai dalam konteks kerangka laporan keuangan
yang berlaku
SA 540: Prosedur Penilaian Risiko dan Kegiatan
yang Berkaitan
Auditor harus memperoleh suatu pemahaman atas hal-hal dibawah ini
untuk menyediakan suatu dasar untuk mengidentifikasi dan menentukan
estimasi akuntansi

1 Ketentuan kerangka 2 Bagaimana manajemen mengidentifikasi

pelaporan keuangan yang transaksi, peristiwa dan kondisi yang mungkin

berlaku yang relevan menimbulkan perlunya estimasi


akuntansi diakui atau diungkapkan

3 Bagaimana manajemen membuat estimasi akuntansi dan suatu pemahaman


atas data yang dipakai sebagai dasar
a. Apakah manajemen telah menggunakan pakar
b. Asumsi yang mendasar dan apakah sudah terjadi atau seharusnya terjadi
SA 540: Prosedur Penilaian Risiko dan Kegiatan
yang Berkaitan
1 a. Menetapkan kondisi tertentu untuk suatu penentuan atau pengakuan estimasi
b. Menyebutkan pengungkapan yang diperbolehkan atau diharuskan

2 a. Manajeman harus memahami tentang bisnis operasi


b. Manajeman harus memahami strategi bisnis yang akan dijalankan
c. Auditor harus memahami bukti audit yang diperoleh untuk membantu mengidentifikasi
kebutuhan perlunya estimasi nilai akuntansi

3 a. Auditor harus memahami dan menetapkan kerangka metode estimasi akutansi yang digunakan
dalam proses pemeriksaan
b. Auditor harus memperoleh pemahaman pengendalian yang relevan atas estimasi akuntasi
tersebut
c. Dalam hal entitas berskala kecil, pemilihan pakar diperlukan dengan kondisi entitas dapat
memahami sifat estimasi akuntansi, kelengkapan estimasi yang diperlukan dan kecukupan proses
akuntasi
SA 540: PENGIDENTIFIKASIAN DAN PENILAIAN RISIKO KESALAHAN
PENYAJIAN MATERIAL
Auditor harus memperoleh suatu pemahaman atas hal-hal dibawah ini
untuk menyediakan suatu dasar untuk mengidentifikasi dan menentukan
resiko salah saji material

1 Mengevaluasi derajat ketidakpastian estimasi yang


bersangkutan dengan estimasi akuntansi

2 Menentukan apakah, menurut pertimbangan auditor,


estimasi akuntansi yang telah diidentifikasi mempunyai
ketidakpastian yang tinggi yang dapat menimbulkan risiko
signifikan
SA 540: PENGIDENTIFIKASIAN DAN PENILAIAN RISIKO KESALAHAN
PENYAJIAN MATERIAL

1 a. Panjangnya periode perkiraan dan data yang relevan yang ditarik pada periode masa
lalu
b. Ketersediaan data yang andal dari sumber eksternal
c. Luasnya masukan yang dipakai sebagai dasar estimasi, apakah dapat diobservasi
atau tidak

2 a. Jumlah aktual yang diharpakan dari estimasi akuntansi


b. jumlah estimasi akuntansi yang dicatat dalam hubungannya dengan jumlah yang diharapkan
c. Apakah manajeman telah menggunakan seorang pakar dalam membuat estimasi akuntansi
SA 540: RESPON TERHADAP RISIKO KESALAHAN PENYAJIAN
MATERIAL YANG TELAH DINILAI
Dalam menentukan resiko salah saji, auditor harus menentukan :

1 Apakah manajemen telah secara tepat menerapkan ketentuan


kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, yang relevan terhadap
estimasi akuntansi

2 Apakah metode untuk membuat estimasi akuntansi adalah


tepat dan telah diterapkan secara konsisten
SA 540: RESPON TERHADAP RISIKO KESALAHAN PENYAJIAN
MATERIAL YANG TELAH DINILAI

1 a. Auditor harus memahami penetuan kerangka pelaporan yang berlaku,


seperti contoh penentuan aset tak berwujud dalam kombinasi bisnis dapat
melibatkan sifat entitas dan operasinya

2 a. Auditor harus dapat mempertimbangkan perubahan atas estimasi akuntansi pada masa lampau
berdasarkan relevansi kondisi ekonomi dan perubahan operasi bisnis perusahaan
SA 540: RESPON TERHADAP RISIKO KESALAHAN PENYAJIAN
MATERIAL YANG TELAH DINILAI
Dalam merespon salah saji estimasi penilaian, auditor harus menentukan :

1 Menentukan apakah peristiwa yang terjadi menyediakan bukti audit


tentang estimasi akuntansi
2 Menguji bagaimana manajemen membuat estimasi akuntansi

3 Menguji efektivitas operasi atas pengendalian

4 Mengembangkan estimasi tunggal atau suatu kisar angka untuk


mengevaluasi estimasi tunggal yang dibuat manajemen

Auditor harus mempertimbangkan apakah keahlian atau pengetahuan


khusus yang berkaitan dengan satu atau lebih aspek estimasi akuntansi
diperlukan untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
SA 540: RESPON TERHADAP RISIKO KESALAHAN PENYAJIAN
MATERIAL YANG TELAH DINILAI
1 a. Penentuan apakah peristiwa yang terjadi sampai dengan tanggal laporan menyediakan bukti
estimasi yang relevan, seperti penjualan persediaan pada akhir periode yang telah diganti segara
setelah akhir periode tidak perlu menggunakan prosedur audit tambahan selama bukti audit tentang
peristiwa itu dapat diperoleh auditor

2 Evaluasi yang harus dilakukan auditor diantaranya:


a. Apakah estimasi akuntansi yang dipakai telah ditentukan dengan menggunakan data dan asumsi
manajemen yang tepat
b. Keandalan data yang diterima dari pihak eksternal yang ditunjuk oleh pihak manajemen
3 Pengujian efektivitas operasi yang perlu dilakukan oleh auditor:
a. Pemerolehan dan pemahaman atas data oleh sistem akuntansi entitas
b. Menilai tingkat salah saji atas asersi yang mencakup pengendalian atas proses operasi yang
efektif
SA 540: RESPON TERHADAP RISIKO KESALAHAN PENYAJIAN
MATERIAL YANG TELAH DINILAI
Representasi tertulis :

1 Auditor harus memperoleh representasi tertulis dari manajemen dan, jika relevan,
pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola apakah mereka yakin bahwa
asumsi signifikan yang digunakan adalah wajar

Dokumentasi Tertulis :

1 Dasar kesimpulan tentang kewajaran estimasi akuntansi dan pengungkapannya

2 Indikator kemungkinan keberpihakan manajemen


SA 540 : DOKUMENTASI
1 Dasar kesimpulan auditor tentang kewajaran estimasi
akuntansi dan pengungkapannya yang menimbulkan
resiko signifikan

2 Indikator kemungkinan keberpihakan pihak


manajemen
SA 540 : DOKUMENTASI
Indikator dari kemungkinan keberpihakan dari manajemen yang teridentifikasi dapat
menyimpulkan apakah keputusan atas resiko tersebut telah dinilai tepat oleh auditor
Contoh :
a. Penggunaan asumsi sendiri untuk estimasi nilai wajar tidak konsisten dengan
asumsi nilai pasar yang dapat dinilai objektif
b. pemilihan suatu asumsi signifikan yang bertujuan untuk menguntungkan
manajemen mencapai tujuan
c. Pemilihan estimasi tunggal yang menunjukkan suatu pola optimis atau pesimis
SA 540: PENERAPAN DAN IMPLEMENTASI
Tambahan estimasi akuntansi selain penentuan nilai wajar :
1. Penyisihan piutang tak tertagih
2. Persediaan yang usang
3. Kewajiban jaminan
4. Depresiasi atau umur ekonomis aset
5. Cadangan terhadap nilai tercatat investasi dimana terdapat
ketidakpastian tentang nilai yang dapat dipulihkan
6. Beban yang timbul dari penyelesaian atau
7. Keputusan perkara pengadilan
SA 550 : Pihak Berelasi
Memperoleh pemahaman tentang hubungan dan
transaksi pihak berelasi untuk dapat:

•Mengindentifikasi faktor-faktor risiko kecurangan, jika


ada, yang timbul dari hubungan dan transaksi pihak
berelasi yang relevan dengan pengidentifikasikan dan
penilaian risiko kesalahan penyajian material karena
kecurangan; dan
•Menyimpulkan, berdasarkan bukti audit yang diperoleh,
apakah laporan keuangan, sejauh ini dipengaruhi oleh
hubungan dan transaksi pihak berelasi tersebut:
❖Mencapai penyajian wajar (untuk kerangka
penyajian wajar); atau
❖Tidak menyesatkan (untuk kerangka kepatuhan)
OVERVIEW
KETENTUAN

Pengiden-
Pengeva- Komunikasi
tifikasian Respons
luasian dengan
Penilaian dan terhadap
terhadap pihak yang
risiko dan penilaian risiko Represen-
akuntansi bertanggun Dokumenta
aktivitas risiko kesalahan tasi tertulis
dan g jawab si
terkait kesalahan penyajian
pengung- atas tata
penyajian material
kapan kelola
material
PENILAIAN RISIKO DAN AKTIVITAS
TERKAIT

1. Memperoleh pemahaman atas 2. Menjaga kewaspadaan terhadap


3. Berbagi infomasi dengan perikatan.
hubungan dan transaksi pihak informasi pihak berelasi pada waktu
mereviu catatan atau dokumen (para 17)
berelasi
PENGIDENTIFIKASIAN DAN PENILAIAN RISIKO KESALAHAN PENYAJIAN MATERIAL

1 Auditor harus memperlakukan transaksi signifikan pihak berelasi di


luar kegiatan normal bisnis entitas menimbulkan risiko signifikan.

2 Mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material,


dan menentukan apakah merupakan risiko signifikan. (para 18)

3 Mempertimbangkan faktor-faktor risiko kecurangan (termasuk


keadaan berkaitan pihak berelasi dengan pengaruh dominan) pada
waktu mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian
material. (para 19)
RESPON TERHADAP KESALAHAN PENYAJIAN MATERIAL

Prosedur audit lanjutan harus dirancang dan dilaksanakan sebagai respons


atas risiko kesalahan penyajian material yang telah dinilai.

Pengidentifikasian pihak berelasi yang sebelumnya tidak teridentifikasi atau


1
tidak diungkapkan atau transaksi pihak berelasi yang signifikan (para 21 - 22)

2 Transaksi di luar kegiatan normal bisnis. (para 23)

3 Asersi bahwa transaksi pihak berelasi dilaksanakan dengan syarat


yang sama dengan transaksi wajar (para 24)
PENGEVALUASIAN TERHADAP AKUNTANSI DAN PENGUNGKAPAN

Apakah hubungan dan transaksi pihak berelasi yang teridentifikasi telah dicatat dan
diungkapkan sesuai kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

Dalam merumuskan opini auditor harus mengevaluasi:

Apakah dampak hubungan dan transaksi pihak berelasi:


• Mencegah laporan keuangan dari pencapaian penyajian wajar (kerangka penyajian wajar); atau
• Menyebabkan laporan keuangan menyesatkan (kerangka kepatuhan)
KOMUNIKASI DENGAN PIHAK YANG
BERTANGGUNG JAWAB ATAS TATA
KELOLA

Kecuali semua yang bertanggung jawab atas tata


kelola terlibat dalam pengelolaan entitas, auditor
harus mengomunikasikan hal-hal signifikan yang
timbul selama audit yang berkaitan dengan pihak
berelasi entitas kepada pihak yang bertanggung
jawab atas tata kelola.
KETENTUAN LAINNYA

Harus didokumentasikan nama


pihak berelasi yang
diidentifikasi
dan sifat hubungan
REPRESENTASI
pihak berelasi tersebut.
TERTULIS:
(Para 28)
Harus diperoleh yang memuat
mengenai identitas pihak
berelasi dan kelengkapan DOKUMENTAS
hubungan dan I:
transaksi; dan kesesuaian
pencatatan dan pengungkapan
dengan kerangka pelaporan
keuangan. (Para 26)
SA 560 : Peristiwa Kemudian
Tujuan

Auditor

• Memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang apakah peristiwa yang
terjadi antara tanggal laporan keuangan dan tanggal laporan auditor
mengharuskan penyesuaian atau pengungkapan dalam laporan keuangan,
dana secara tepat telah digambarkan dalam laporan keuangan sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
• Merespons secara tepat fakta yang diketahui oleh auditor setelah tanggal
laporan auditor, yang mana jika diketahui oleh auditor pada tanggal tersebut,
kemungkinan menyebabkan auditor mengubah laporan auditnya
Tujuan SA 560

• Tanggal Laporan Keuangan : tanggal akhir dari periode terakhir yang


dicakup oleh laporan keuangan
• Tanggal Pengesahan Laporan Keuangan: tanggal yang pada saat itu
semua laporan yang membentuk laporan keuangan telah disusun

Tanggal Laporan Auditor: tanggal yang dicantumkan oleh auditor dalam
laporannya atas laporan keuangan (SA 700 Pembentukan Opini atas
• Pelaporan Keuangan)
Tanggal Diterbitkannya Laporan Keuangan: tanggal tersedianya
laporan auditor dan laporan keuangan auditan bagi pihak ketiga
• Peristiwa Kemudian: peristiwa yang terjadi antara tanggal laporan keuangan
dan tanggal laporan auditor dan fakta yang diketahui setelah tanggal laporan
auditor
KETENTUAN PERISTIWA KEMUDIAN

1
1 Auditor melaksanakan prosedur audit yang dirancang untuk memperoleh bukti audit yang cukup
dan tepat serta menyediakan kesimpulan yang memadai

Penilaian risiko dalam menetapkan sifat dan luas prosedur audit:


2
• Memperoleh suatu pemahaman tentang prosedur yang telah ditetapkan manajemen untuk
memastikan bahwa peristiwa kemudian teridentifikasi
Meminta keterangan dari manajemen dan jika relevan pihak yang bertanggungjawab atas
2 •
tata kelola, tentang peristiwa kemudian yang telah terjadi yang mungkin memengaruhi
laporan keuangan
• Membaca risalah rapat
• Membaca laporan keuangan interim terakhir entitas
• Meminta Representasi tertulis
Fakta yang diketahui oleh Auditor setelah Tanggal Laporan Auditor namun sebelum dan
setelah Tanggal Laporan Keuangan diterbitkan

• Membahas hal tersebut dengan pihak yang


bertanggungjawab atas tata kelola
• Menentukan apakah laporan keuangan tersebut
memerlukan perubahan dan jika demikian, Meminta
• keterangan bagaimana manajemen akan
memperlakukan hal tersebut dalam laporan keuangan
Jika manajemen mengubah laporan keuangan,
maka auditor harus:
• Melaksanakan prosedur audit yang diperlukan
dalam kondisi atas perubahan tersebut
• Memperluas prosedur audit sampai pada tanggal
laporan auditor baru
• Menyediakan laporan auditor baru atas laporan
keuangan yang telah diubah. Laporan auditor yang
baru tidak dapat diberi tanggal lebih awal daripada
tanggal persetujuan atas perubahan laporan
keuangan
Jika tidak dilarang untuk membatasi perubahan laporan keuangan yang disebabkan oleh
peristiwa kemudian, Maka auditor diizinkan untuk membatasi prosedur audit atas peristiwa
kemudian
Auditor harus:
• Mengubah laporan auditor dengan memasukkan suatu tanggal tambahan yang dibatasi
sampai dengan perubahan tersebut
• Menyajikan suatu laporan auditor baru yang diubah meliputi suatu pernyataan dalam suatu
paragraf penekanan suatu hal/hal lain berisi prosedur audit atas peristiwa kemudian hanya
terbatas untuk perubahan pada laporan keuangan seperti yang dijelaskan dalam catatan atas
laporan keuangan yang relevan

Jika manajemen tidak mengubah laporan keuangan dalam kondisi auditor yakin bahwa laporan
keuangan tersebut perlu diubah, maka:
- Jika belum diserahkan kepada entitas, auditor harus memodifikasi opini (SA 705), dan
kemudian menyerahkan laporan auditor tersebut
- Jika sudah diserahkan, maka auditor harus memberitahu pihak penanggungjawab tata kelola,
agar tidak menerbitkan laporan keuangan kepada pihak ketiga sebelum perubahan yang
diperlukan dibuat.
SA 570 : kelangsungan Usaha
Pendahuluan
• Ruang Lingkup: Tanggung jawab auditor dalam audit atas laporan keuangan yang berkaitan dengan
penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen dalam penyusunan laporan keuangan
• Asumsi Kelangsungan Usaha: Suatu entitas dipandang bertahan dalam bisnis untuk masa depan yang
dapat diprediksi. Laporan keuangan bertujuan umum disusun atas suatu basis kelangsungan usaha,
kecuali manajemen bermaksud untuk melikuidasi entitas atau menghentikan operasinya. Ketika
penggunaan asumsi kelangsungan usaha tidak tepat, asset dan liabilitas dicatat atas dasar entitas akan
mampu untuk merealisasikan asetnya dan melunasi liabilitasnya dalam kegiatan normal bisnisnya

• Tanggung Jawab Penilaian atas Kemampuan Entitas untuk Mempertahankan


Kelangsungan Usahanya: PSAK 1 (Penyajian Keuangan) mensyaratkan
Laporan
manajemen untuk membuat suatu penilaian atas kemampuan entitas dalam mempertahankan
kelangsungan usahanya. Penilaian manajemen mempertahankan kelangsungan usaha melibatkan
pertimbangan, pada suatu waktu tertentu
Pendahuluan
• Tanggung Jawab Penilaian atas Kemampuan Entitas untuk Mempertahankan
Kelangsungan Usahanya: Tanggung jawab auditor adalah untuk memperoleh
bukti audit yang cukup dan tepat tentang ketepatan penggunaan asumsi
kelangsungan usaha oleh manajemen dalam penyusunan dan penyajian laporan
keuangan, dan untuk menyimpulkan apakah terdapat suatu ketidakpastian
material tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan
usahanya
• SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang
dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari 2013 (untuk Emiten), atau (ii) 1
Januari 2014 (untuk entitas selain Emiten). Penerapan dini dianjurkan untuk
entitas selain Emiten

SA 570
Tujuan Auditor
• Untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang
ketepatan penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen
dalam penyusunan laporan keuangan
• Untuk menyimpulkan, berdasarkan bukti audit yang diperoleh,
apakah terdapat suatu ketidakpastian material yang terkait dengan
peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan
atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan
usahanya
• Untuk menentukan dampak terhadap laporan auditor

SA 570
Ketentuan
1. Prosedur Penilaian Risiko dan Aktivitas Terkait
2. Pengevaluasian atas Penilaian Manajemen
3. Periode setelah Penilaian Manajemen
4. Prosedur Audit Tambahan ketika Peristiwa atau
Kondisi Teridentifikasi
5. Kesimpulan Audit dan Pelaporan
6. Penggunaan Asumsi Kelangsungan Usaha sudah Tepat,
tetapi Terdapat suatu Ketidakpastian Material
7. Penggunaan Asumsi Kelangsungan Usaha yang tidak Tepat
SA 570
Ketentuan
8. Keengganan Manajemen untuk Membuat atau
Memperluas Penilaiannya
9. Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata
Kelola
10. Penundaan Signifikan dalam Persetujuan atas Laporan Keuangan

SA 570
Ketentuan
1. Prosedur Penilaian Risiko dan Aktivitas Terkait
Jika penilaian belum
dilakukan, maka auditor
harus mendiskusikan
Mempertimbangkan Jika penilaian telah dengan manajemen basis
Apakah terdapat dilakukan, maka penggunaan asumsi
peristiwa atau kondisi Menentukan apakah auditor harus kelangsungan usaha yang
manajemen telah dimaksudkan, dan
yang dapat mendiskusikan meminta keterangan
menyebabkan melakukan suatu penilaian tersebut kepada manajemen
keraguan signifikan? penilaian awal atas dengan apakah terdapat peristiwa
atas kemampuan kemampuan entitas manajemen dan atau kondisi yang, baik
entitas untuk untuk menentukan secara individual atau
mempertahankan mempertahankan apakah secara kolektif, dapat
kelangsungan kelangsungan manajemen telah
menyebabkan keraguan
usahanya signifikan atas
usahanya membuat rencana kemampuan entitas untuk
untuk mempertahankan
menghadapinya kelangsungan usahanya.

SA 570
Ketentuan
2. Pengevaluasian atas Penilaian
Manajemen
• Auditor harus mengevaluasi penilaian manajemen atas
kemampuan
entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya
• Penilaian harus mencakup periode yang sama seperti yang
digunakan oleh manajemen dan periode sekurang-kurangnya dua
belas bulan dari tanggal laporan keuangannya
• Dalam mengevaluasi penilaian manajemen, auditor harus
mempertimbangkan apakah penilaian manajemen mencakup
seluruh informasi relevan yang diketahui oleh auditor berdasarkan
hasil audit yang dilakukannya SA 570
Ketentuan
3. Periode setelah Penilaian
Manajemen
Auditor harus menanyakan kepada manajemen tentang
pengetahuan manajemen atas peristiwa atau kondisi setelah periode
penilaian manajemen yang dapat menyebabkan keraguan
signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan
kelangsungan usahanya

SA 570
Ketentuan
4.Prosedur Audit Tambahan ketika Peristiwa atau
Kondisi Teridentifikasi
• Meminta manajemen melakukan penilaian atas ketidakmampuan mempertahankan
kelangsungan usahanya, jika belum dilakukan
• Mengevaluasi rencana manajemen, apakah memperbaiki usaha entitas layak
dilaksanakan?
• Mengevaluasi prakiraan arus kas, jika dibuat dan merupakan faktor signifikan dalam
mempertimbangkan hasil masa depan
• Mempertimbangkan apakah setiap fakta atau informasi tambahan tersedia? Sejak
tanggal dilakukan penilaian oleh manajemen
• Meminta representasi tertulis (SA 580), yaitu representasi dari manajemen (jika
relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola) tentang rencana mereka
untuk tindakan masa depan dan kelayakan rencana tersebut
SA 570
Ketentuan
5. Kesimpulan Audit dan Pelaporan
• Berdasarkan bukti audit yang diperoleh, auditor harus menyimpulkan
apakah terdapat suatu ketidakpastian material yang menyebabkan
keraguan signifikan atas kemampuan entitas dalam mempertahankan
kelangsungan usahanya
• Suatu ketidakpastian material terjadi ketika signifikansi dampak
potensialnya dan kemungkinan terjadinya adalah sedemikian rupa yang,
menurut pertimbangan auditor, pengungkapan yang tepat atas sifat dan
implikasi ketidakpastian tersebut diperlukan untuk: Penyajian yang wajar
atas laporan keuangan (kerangka penyajian laporan keuangan), atau
Laporan keuangan tidak menyesatkan (kerangka kepatuhan)

SA 570
Ketentuan
6.Penggunaan Asumsi Kelangsungan Usaha sudah Tepat, tetapi
Terdapat suatu Ketidakpastian Material
Auditor harus melakukan:
• Memberikan opini tanpa modifikasian dan mencantumkan
paragraph penekanan atas suatu hal, apabila pengungkapan
memadai dicantumkan dalam laporan keuangan
• Memberikan opini wajar dengan pengecualian atau opini tidak
wajar sesuai dengan kondisinya, apabila pengungkapan memadai
tidak dicantumkan dalam laporan keuangan

SA 570
Ketentuan
7. Penggunaan Asumsi Kelangsungan Usaha yang tidak Tepat
Jika laporan keuangan telah disusun berdasarkan suatu basis
kelangsungan usaha, tetapi menurut pertimbangan auditor, penggunaan asumsi
kelangsungan usaha dalam laporan keuangan oleh manajemen adalah tidak tepat,
maka auditor harus menyatakan suatu opini tidak wajar.

SA 570
Ketentuan
8.Keengganan Manajemen untuk Membuat atau
Memperluas Penilaiannya
• Jika manajemen tidak mau membuat atau memperluas penilaiannya,
auditor harus mempertimbangkan implikasinya terhadap laporan auditor
• Jika manajemen tidak bersedia untuk melakukan hal tersebut
(memperluas penilaian), auditor dapat menyatakan suatu opini wajar
dengan pengecualian atau opini tidak menyatakan pendapat dalam
laporan auditor. Karena tidak mungkin bagi auditor untuk memperoleh
bukti audit yang cukup dan tepat tentang penggunaan asumsi
kelangsungan usaha dalam penyusunan laporan keuangan, seperti bukti
audit tentang adanya rencana yang telah disiapkan manajemen atau
adanya faktor-faktor mitigasi lainnya
SA 570
Ketentuan
9. Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola
Auditor harus mengkomunikasikan dengan pihak yang bertanggung
jawab atas tata kelola, peristiwa atau kondisi yang mungkin
menimbulkan keraguan signifikan terhadap kemampuan entitas dalam
mempertahankan kelangsungan usahanya:
• Apakah peristiwa atau kondisi merupakan suatu ketidakpastian
material?
• Apakah penggunaan asumsi kelangsungan usaha sudah tepat dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan?
• Apakah sudah cukup pengungkapan terkait dalam laporan keuangan?

SA 570
Ketentuan
10.Penundaan Signifikan dalam Persetujuan atas
Laporan Keuangan

• Jika terjadi penundaan signifikan dalam persetujuan atas laporan


keuangan oleh manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola setelah tanggal laporan keuangan, maka auditor harus
menanyakan alasan penundaan tersebut
• Jika auditor meyakini bahwa penundaan tersebut mungkin terkait dengan
peristiwa atau kondisi yang berkaitan dengan penilaian kelangsungan
usaha, maka auditor harus melakukan prosedur audit tambahan, serta
mempertimbangkan pengaruhnya terhadap kesimpulan auditor tentang
keberadaan suatu ketidakpastian material

SA 570
Contoh Kasus

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan pencabutan izin usaha PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha
(Wanaartha Life/PT WAL). Pencabutan ini dilakukan karena PT WAL tidak dapat memenuhi rasio solvabilitas (risk
based capital) yang ditetapkan oleh OJK sesuai ketentuan yang berlaku. Pada tahun 2019 laporan keuangan
Wanaartha Life tercatat seolah-olah normal. Saat itu kewajiban perusahaan tercatat sebanyak Rp 3,7 triliun
sedangkan asetnya Rp 4,712 triliun, dan ekuitas tercatat positif Rp 977 miliar. Namun ketika laporan keuangan
tahun 2020 diaudit oleh auditor independen lain terdapat temuan yaitu terdapat polis yang tidak tercatat pada
pembukuan perusahaan. Ketika dimasukkan ke dalam laporan keuangan perusahaan maka kewajiban PT WAL
tahun 2020 meningkat kewajibannya menjadi Rp 15,84 triliun, naik Rp 12,1 triliun kenaikan kewajibannya.
Kemudian asetnya naik sedikit Rp 5,68 triliun sehingga ekuitas Rp 10,8 triliun. laporan keuangan hasil audit
tersebut menunjukkan kewajiban jauh dari aset dan tidak bisa disanggupi oleh pemegang saham untuk melakukan
penambahan modal atau investasi baru.
Berdasarkan catatan OJK, salah satu awal mula permasalahan di dalam internal Wanaartha Life karena produk
sejenis saving plan. Saving plan adalah salah satu jenis produk asuransi tradisional yang memberikan perlindungan
selama jangka waktu tertentu, disertai oleh manfaat tabungan (nilai tunai) yang bisa dicairkan apabila tertanggung
hidup hingga masa periode asuransi berakhir. Saving plan merupakan produk yang berbeda dengan unit link.
Ketika seseorang membeli unit link, maka premi yang dibayarkan secara rutin akan dibagi ke dua bagian yaitu
untuk proteksi dan investasi. Namun saving plan merupakan produk endowment, yang artinya keuntungan dari
tabungan di asuransi jiwa itu sifatnya adalah dijamin.
Contoh Kasus

Pada 2018 OJK telah memerintahkan penghentian pemasaran produk tersebut. Dikarenakan produk sejenis saving
plan memiliki imbal hasil pasti yang tidak diimbangi kemampuan perusahaan mendapatkan hasil dari pengelolaan
investasinya. Kondisi ini kemudian direkayasa oleh perusahaan, sehingga laporan keuangan yang disampaikan
kepada OJK maupun laporan keuangan publikasi tidak sesuai kondisi sebenarnya.
Kemudian OJK juga memberi sanksi berupa surat keputusan pembatalan surat tanda terdaftar kepada dua
Akuntan Publik (AP) dan satu Kantor Akuntan Publik (KAP) yang memberikan jasa audit atas laporan keuangan
tahunan PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha atau Wanaartha Life.
Rinciannya, yaitu untuk Akuntan Publik atas nama Nunu Nurdiyaman, serta Akuntan Publik atas nama Jenly
Hendrawan. Sementara itu, OJK juga menjatuhkan sanksi kepada Kantor Akuntan Publik (KAP) Kosasih,
Nurdiyaman, Mulyadi Tjahjo & Rekan atau Crowe Indonesia yang merupakan bagian dari anggota dari Crowe
Horwath International. Sanksi tersebut berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisioner nomor KEP-5/NB.1/2023,
KEP- 3/NB.1/2023, dan KEP-4/NB.1/2023 tanggal 24 Februari 2023. Sanksi tersebut dikenakan setelah dilakukan
pemeriksaan terhadap AP dan KAP yang memberikan jasa audit atas laporan keuangan tahunan Wanaartha Life
dari tahun 2014 – 2019. Sanksi pembatalan surat tanda terdaftar di OJK dikenakan kepada AP atas nama Nunu
Nurdiyaman dan KAP Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi Tjahjo & Rekan karena dinilai telah melakukan pelanggaran
berat. Hal itu sebagaimana dimaksud Pasal 39 huruf b POJK nomor 13/POJK.03/2017 tentang Penggunaan Jasa
Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik dalam Kegiatan Jasa Keuangan.
Contoh Kasus

Jenly Hendrawan (Akuntan Publik) dinilai tidak memiliki kompetensi dan pengetahuan yang dibutuhkan sebagai
syarat untuk menjadi Akuntan Publik yang memberikan jasa di sektor jasa keuangan, yakni sebagaimana dimaksud
Pasal 3 POJK 13 Tahun 2017 karena turut menjadi pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran yang dilakukan
oleh AP Nunu Nurdiyaman. AP dan KAP tersebut tidak dapat menemukan adanya indikasi manipulasi laporan
keuangan, terutama tidak melaporkan peningkatan produksi dari produk asuransi sejenis saving plan yang berisiko
tinggi yang dilakukan oleh pemegang saham, direksi, dan dewan Komisaris Wanaartha Life.
Hal tersebut membuat seolah-olah kondisi keuangan dan tingkat kesehatan Wanaartha Life masih memenuhi
tingkat kesehatan yang berlaku, sehingga pemegang polis tetap membeli produk Wanaartha Life yang menjanjikan
return yang cukup tinggi tanpa memperhatikan tingkat risikonya.
Pembahasan

SA 540 “Audit atas estimasi akuntansi dan pengungkapan terkait” menekankan bahwa prosedur audit
lanjutan yang dilaksanakan oleh auditor (termasuk, jika relevan, pengujian pengendalian) harus responsif
terhadap alasan risiko kesalahan penyajian material yang telah dinilai pada tingkat asersi, dengan
mempertimbangkan dampak satu atau lebih faktor risiko inheren dan penilaian auditor atas risiko
pengendalian.
Penerapan skeptisisme profesional dalam kaitannya dengan estimasi akuntansi dipengaruhi oleh
pertimbangan auditor atas faktor risiko inheren, dan signifikansinya meningkat ketika estimasi akuntansi
bergantung pada suatu tingkat ketidakpastian estimasi yang lebih besar atau dipengaruhi secara
signifikan oleh kompleksitas, subjektivitas, atau faktor risiko inheren lainnya. Sama halnya, penerapan
skeptisisme profesional adalah penting ketika terdapat kerentanan terhadap kesalahan penyajian yang
lebih besar yang disebabkan oleh bias manajemen atau kecurangan. (Ref: 4 Para. A11)
Pembahasan

SA ini mengharuskan auditor untuk mengevaluasi, berdasarkan prosedur audit yang dilaksanakan dan
bukti audit yang diperoleh, apakah estimasi akuntansi dan pengungkapan terkait wajar dalam konteks
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, atau mengandung kesalahan penyajian. Untuk tujuan SA
ini, kewajaran dalam konteks kerangka pelaporan keuangan yang berlaku berarti bahwa ketentuan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku yang relevan telah diterapkan dengan tepat, temasuk hal-hal
yang mengatur: (Ref: Para. A12-A13, A139-A144)
● Pembuatan estimasi akuntansi, termasuk pemilihan metode, asumsi, dan data sifat estimasi
akuntansi, serta fakta dan kondisi entitas;
● Pemilihan estimasi poin manajemen; dan
● Pengungkapan tentang estimasi akuntansi, termasuk pengungkapan tentang bagaimana estimasi
akuntansi dikembangkan dan yang menjelaskan sifat, luas, dan sumber ketidakpastian estimasi.
Pembahasan

Kemudian, Auditor bertanggung jawab untuk melaksanakan prosedur audit untuk mengidentifikasi,
menilai, dan merespons risiko kesalahan penyajian material yang muncul dari kegagalan entitas untuk
secara tepat mencatat atau mengungkapkan hubungan, transaksi, atau saldo pihak berelasi sesuai
dengan ketentuan kerangka pelaporan.

Dalam konteks pihak berelasi, dampak potensial keterbatasan inheren terhadap kemampuan auditor
untuk mendeteksi kesalahan penyajian material adalah lebih besar berdasarkan alasan berikut:
● Manajemen mungkin tidak menyadari adanya semua hubungan dan transaksi pihak berelasi,
khususnya jika kerangka pelaporan keuangan yang berlaku tidak menetapkan ketentuan pihak
berelasi.
● Hubungan pihak berelasi kemungkinan menyediakan peluang lebih besar untuk kolusi,
penyembunyian, atau manipulasi oleh manajemen.
Pembahasan

Perencanaan dan pelaksanaan audit dengan skeptisisme profesional diharuskan, terutama penting dalam
konteks ini, jika terdapat hubungan dan transaksi pihak berelasi yang tidak diungkapkan. Ketentuan
dalam SA 550 “pihak berelasi” didesain untuk membantu auditor dalam mengidentifikasi dan menilai
risiko kesalahan penyajian material terkait dengan hubungan dan transaksi pihak berelasi, dan dalam
mendesain prosedur audit untuk merespons risiko yang telah ditentukan tersebut.
Laporan keuangan dapat dipengaruhi oleh peristiwa tertentu yang terjadi setelah tanggal laporan
keuangan. Banyak kerangka pelaporan keuangan secara khusus merujuk pada peristiwa tersebut.
Kerangka pelaporan keuangan tersebut biasanya mengidentifikasi dua jenis peristiwa, yaitu:
a) Peristiwa yang menyediakan bukti tentang kondisi yang ada pada tanggal laporan keuangan; dan
b) Peristiwa yang menyediakan bukti tentang kondisi yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan.
Pembahasan

SA 700 (Revisi 2021) menjelaskan bahwa tanggal laporan auditor menginformasikan kepada pembaca
bahwa auditor telah mempertimbangkan pengaruh atas peristiwa dan transaksi yang diketahui oleh
auditor dan yang terjadi sampai pada tanggal tersebut.
Berdarkan SA 570 “ Kelangsungan usaha”, Tanggung jawab auditor adalah untuk memeroleh bukti audit
yang cukup dan tepat mengenai, serta menyimpulkan bahwa, ketepatan penggunaan basis akuntansi
kelangsungan usaha oleh manajemen dalam penyusunan laporan keuangan, dan untuk menyimpulkan,
berdasarkan bukti audit yang diperoleh, apakah terdapat suatu ketidakpastian material tentang
kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Tanggung jawab tersebut tetap
ada bahkan ketika kerangka pelaporan keuangan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan
tidak mencakup secara eksplisit adanya ketentuan bagi manajemen untuk membuat suatu penilaian
spesifik atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.
Auditor tidak dapat memprediksi peristiwa atau kondisi di masa depan tersebut. Oleh karena itu,
ketiadaan pengacuan pada suatu ketidakpastian material tentang kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelangsungan usahanya dalam suatu laporan auditor tidak dapat dipandang sebagai
suatu jaminan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.
Kesimpulan

Sebagaimana yang dijelaskan dalam SA 200 (Revisi 2021), Dalam hal asersi atau hal pokok tertentu, dampak potensial dari
keterbatasan inheren atas kemampuan auditor untuk mendeteksi kesalahan penyajian material adalah signifikan. Asersi atau
hal pokok tersebut mencakup:

● Kecurangan, khususnya kecurangan yang melibatkan manajemen senior atau kolusi. SA 240 (Revisi 2021)
● Eksistensi dan kelengkapan hubungan dan transaksi pihak berelasi. SA 550 (Revisi 2021)
● Keterjadian atas ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. SA 250 (Revisi 2021)
● Peristiwa atau kondisi masa depan yang dapat menyebabkan suatu entitas tidak dapat mempertahankan kelangsungan
usahanya. SA 570 (Revisi 2021)

SA yang relevan mengidentifikasi prosedur audit spesifik untuk membantu dalam mitigasi dampak keterbatasan inheren.

Oleh karena keterbatasan inheren dalam audit, terdapat risiko yang tidak dapat dihindari bahwa beberapa kesalahan
penyajian material dalam laporan keuangan belum tentu dapat terdeteksi, meskipun audit telah direncanakan dan
dilaksanakan berdasarkan SA secara tepat. Oleh karena itu, penemuan kemudian atas suatu kesalahan penyajian material
dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan tidak dengan sendirinya mengindikasikan
adanya suatu kegagalan dalam pelaksanaan audit berdasarkan SA. Namun, keterbatasan inheren suatu audit bukan
merupakan suatu justifikasi bagi auditor untuk menerima bukti audit yang kurang persuasif. Apakah auditor telah
melaksanakan suatu audit berdasarkan SA, ditentukan oleh prosedur audit yang dilaksanakan sesuai dengan kondisinya,
kecukupan dan ketepatan bukti audit yang diperoleh, dan kesesuaian laporan auditor berdasarkan suatu pengevaluasian
atas bukti audit sehubungan dengan tujuan keseluruhan auditor.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai