Akuntan Publik
Kelompok 6
Abdhi Mulya
Alvis Rizky
Nanda
Table Of Contents
1 SA 540 : Audit Atas Estimasi Akuntansi,
Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan
Pengungkapan yang Bersangkutan
SA 315
SA 330 SA 540
2 Tujuan Auditor
3 a. Auditor harus memahami dan menetapkan kerangka metode estimasi akutansi yang digunakan
dalam proses pemeriksaan
b. Auditor harus memperoleh pemahaman pengendalian yang relevan atas estimasi akuntasi
tersebut
c. Dalam hal entitas berskala kecil, pemilihan pakar diperlukan dengan kondisi entitas dapat
memahami sifat estimasi akuntansi, kelengkapan estimasi yang diperlukan dan kecukupan proses
akuntasi
SA 540: PENGIDENTIFIKASIAN DAN PENILAIAN RISIKO KESALAHAN
PENYAJIAN MATERIAL
Auditor harus memperoleh suatu pemahaman atas hal-hal dibawah ini
untuk menyediakan suatu dasar untuk mengidentifikasi dan menentukan
resiko salah saji material
1 a. Panjangnya periode perkiraan dan data yang relevan yang ditarik pada periode masa
lalu
b. Ketersediaan data yang andal dari sumber eksternal
c. Luasnya masukan yang dipakai sebagai dasar estimasi, apakah dapat diobservasi
atau tidak
2 a. Auditor harus dapat mempertimbangkan perubahan atas estimasi akuntansi pada masa lampau
berdasarkan relevansi kondisi ekonomi dan perubahan operasi bisnis perusahaan
SA 540: RESPON TERHADAP RISIKO KESALAHAN PENYAJIAN
MATERIAL YANG TELAH DINILAI
Dalam merespon salah saji estimasi penilaian, auditor harus menentukan :
1 Auditor harus memperoleh representasi tertulis dari manajemen dan, jika relevan,
pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola apakah mereka yakin bahwa
asumsi signifikan yang digunakan adalah wajar
Dokumentasi Tertulis :
Pengiden-
Pengeva- Komunikasi
tifikasian Respons
luasian dengan
Penilaian dan terhadap
terhadap pihak yang
risiko dan penilaian risiko Represen-
akuntansi bertanggun Dokumenta
aktivitas risiko kesalahan tasi tertulis
dan g jawab si
terkait kesalahan penyajian
pengung- atas tata
penyajian material
kapan kelola
material
PENILAIAN RISIKO DAN AKTIVITAS
TERKAIT
Apakah hubungan dan transaksi pihak berelasi yang teridentifikasi telah dicatat dan
diungkapkan sesuai kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
Auditor
• Memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang apakah peristiwa yang
terjadi antara tanggal laporan keuangan dan tanggal laporan auditor
mengharuskan penyesuaian atau pengungkapan dalam laporan keuangan,
dana secara tepat telah digambarkan dalam laporan keuangan sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
• Merespons secara tepat fakta yang diketahui oleh auditor setelah tanggal
laporan auditor, yang mana jika diketahui oleh auditor pada tanggal tersebut,
kemungkinan menyebabkan auditor mengubah laporan auditnya
Tujuan SA 560
1
1 Auditor melaksanakan prosedur audit yang dirancang untuk memperoleh bukti audit yang cukup
dan tepat serta menyediakan kesimpulan yang memadai
Jika manajemen tidak mengubah laporan keuangan dalam kondisi auditor yakin bahwa laporan
keuangan tersebut perlu diubah, maka:
- Jika belum diserahkan kepada entitas, auditor harus memodifikasi opini (SA 705), dan
kemudian menyerahkan laporan auditor tersebut
- Jika sudah diserahkan, maka auditor harus memberitahu pihak penanggungjawab tata kelola,
agar tidak menerbitkan laporan keuangan kepada pihak ketiga sebelum perubahan yang
diperlukan dibuat.
SA 570 : kelangsungan Usaha
Pendahuluan
• Ruang Lingkup: Tanggung jawab auditor dalam audit atas laporan keuangan yang berkaitan dengan
penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen dalam penyusunan laporan keuangan
• Asumsi Kelangsungan Usaha: Suatu entitas dipandang bertahan dalam bisnis untuk masa depan yang
dapat diprediksi. Laporan keuangan bertujuan umum disusun atas suatu basis kelangsungan usaha,
kecuali manajemen bermaksud untuk melikuidasi entitas atau menghentikan operasinya. Ketika
penggunaan asumsi kelangsungan usaha tidak tepat, asset dan liabilitas dicatat atas dasar entitas akan
mampu untuk merealisasikan asetnya dan melunasi liabilitasnya dalam kegiatan normal bisnisnya
SA 570
Tujuan Auditor
• Untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang
ketepatan penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen
dalam penyusunan laporan keuangan
• Untuk menyimpulkan, berdasarkan bukti audit yang diperoleh,
apakah terdapat suatu ketidakpastian material yang terkait dengan
peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan
atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan
usahanya
• Untuk menentukan dampak terhadap laporan auditor
SA 570
Ketentuan
1. Prosedur Penilaian Risiko dan Aktivitas Terkait
2. Pengevaluasian atas Penilaian Manajemen
3. Periode setelah Penilaian Manajemen
4. Prosedur Audit Tambahan ketika Peristiwa atau
Kondisi Teridentifikasi
5. Kesimpulan Audit dan Pelaporan
6. Penggunaan Asumsi Kelangsungan Usaha sudah Tepat,
tetapi Terdapat suatu Ketidakpastian Material
7. Penggunaan Asumsi Kelangsungan Usaha yang tidak Tepat
SA 570
Ketentuan
8. Keengganan Manajemen untuk Membuat atau
Memperluas Penilaiannya
9. Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata
Kelola
10. Penundaan Signifikan dalam Persetujuan atas Laporan Keuangan
SA 570
Ketentuan
1. Prosedur Penilaian Risiko dan Aktivitas Terkait
Jika penilaian belum
dilakukan, maka auditor
harus mendiskusikan
Mempertimbangkan Jika penilaian telah dengan manajemen basis
Apakah terdapat dilakukan, maka penggunaan asumsi
peristiwa atau kondisi Menentukan apakah auditor harus kelangsungan usaha yang
manajemen telah dimaksudkan, dan
yang dapat mendiskusikan meminta keterangan
menyebabkan melakukan suatu penilaian tersebut kepada manajemen
keraguan signifikan? penilaian awal atas dengan apakah terdapat peristiwa
atas kemampuan kemampuan entitas manajemen dan atau kondisi yang, baik
entitas untuk untuk menentukan secara individual atau
mempertahankan mempertahankan apakah secara kolektif, dapat
kelangsungan kelangsungan manajemen telah
menyebabkan keraguan
usahanya signifikan atas
usahanya membuat rencana kemampuan entitas untuk
untuk mempertahankan
menghadapinya kelangsungan usahanya.
SA 570
Ketentuan
2. Pengevaluasian atas Penilaian
Manajemen
• Auditor harus mengevaluasi penilaian manajemen atas
kemampuan
entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya
• Penilaian harus mencakup periode yang sama seperti yang
digunakan oleh manajemen dan periode sekurang-kurangnya dua
belas bulan dari tanggal laporan keuangannya
• Dalam mengevaluasi penilaian manajemen, auditor harus
mempertimbangkan apakah penilaian manajemen mencakup
seluruh informasi relevan yang diketahui oleh auditor berdasarkan
hasil audit yang dilakukannya SA 570
Ketentuan
3. Periode setelah Penilaian
Manajemen
Auditor harus menanyakan kepada manajemen tentang
pengetahuan manajemen atas peristiwa atau kondisi setelah periode
penilaian manajemen yang dapat menyebabkan keraguan
signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan
kelangsungan usahanya
SA 570
Ketentuan
4.Prosedur Audit Tambahan ketika Peristiwa atau
Kondisi Teridentifikasi
• Meminta manajemen melakukan penilaian atas ketidakmampuan mempertahankan
kelangsungan usahanya, jika belum dilakukan
• Mengevaluasi rencana manajemen, apakah memperbaiki usaha entitas layak
dilaksanakan?
• Mengevaluasi prakiraan arus kas, jika dibuat dan merupakan faktor signifikan dalam
mempertimbangkan hasil masa depan
• Mempertimbangkan apakah setiap fakta atau informasi tambahan tersedia? Sejak
tanggal dilakukan penilaian oleh manajemen
• Meminta representasi tertulis (SA 580), yaitu representasi dari manajemen (jika
relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola) tentang rencana mereka
untuk tindakan masa depan dan kelayakan rencana tersebut
SA 570
Ketentuan
5. Kesimpulan Audit dan Pelaporan
• Berdasarkan bukti audit yang diperoleh, auditor harus menyimpulkan
apakah terdapat suatu ketidakpastian material yang menyebabkan
keraguan signifikan atas kemampuan entitas dalam mempertahankan
kelangsungan usahanya
• Suatu ketidakpastian material terjadi ketika signifikansi dampak
potensialnya dan kemungkinan terjadinya adalah sedemikian rupa yang,
menurut pertimbangan auditor, pengungkapan yang tepat atas sifat dan
implikasi ketidakpastian tersebut diperlukan untuk: Penyajian yang wajar
atas laporan keuangan (kerangka penyajian laporan keuangan), atau
Laporan keuangan tidak menyesatkan (kerangka kepatuhan)
SA 570
Ketentuan
6.Penggunaan Asumsi Kelangsungan Usaha sudah Tepat, tetapi
Terdapat suatu Ketidakpastian Material
Auditor harus melakukan:
• Memberikan opini tanpa modifikasian dan mencantumkan
paragraph penekanan atas suatu hal, apabila pengungkapan
memadai dicantumkan dalam laporan keuangan
• Memberikan opini wajar dengan pengecualian atau opini tidak
wajar sesuai dengan kondisinya, apabila pengungkapan memadai
tidak dicantumkan dalam laporan keuangan
SA 570
Ketentuan
7. Penggunaan Asumsi Kelangsungan Usaha yang tidak Tepat
Jika laporan keuangan telah disusun berdasarkan suatu basis
kelangsungan usaha, tetapi menurut pertimbangan auditor, penggunaan asumsi
kelangsungan usaha dalam laporan keuangan oleh manajemen adalah tidak tepat,
maka auditor harus menyatakan suatu opini tidak wajar.
SA 570
Ketentuan
8.Keengganan Manajemen untuk Membuat atau
Memperluas Penilaiannya
• Jika manajemen tidak mau membuat atau memperluas penilaiannya,
auditor harus mempertimbangkan implikasinya terhadap laporan auditor
• Jika manajemen tidak bersedia untuk melakukan hal tersebut
(memperluas penilaian), auditor dapat menyatakan suatu opini wajar
dengan pengecualian atau opini tidak menyatakan pendapat dalam
laporan auditor. Karena tidak mungkin bagi auditor untuk memperoleh
bukti audit yang cukup dan tepat tentang penggunaan asumsi
kelangsungan usaha dalam penyusunan laporan keuangan, seperti bukti
audit tentang adanya rencana yang telah disiapkan manajemen atau
adanya faktor-faktor mitigasi lainnya
SA 570
Ketentuan
9. Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola
Auditor harus mengkomunikasikan dengan pihak yang bertanggung
jawab atas tata kelola, peristiwa atau kondisi yang mungkin
menimbulkan keraguan signifikan terhadap kemampuan entitas dalam
mempertahankan kelangsungan usahanya:
• Apakah peristiwa atau kondisi merupakan suatu ketidakpastian
material?
• Apakah penggunaan asumsi kelangsungan usaha sudah tepat dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan?
• Apakah sudah cukup pengungkapan terkait dalam laporan keuangan?
SA 570
Ketentuan
10.Penundaan Signifikan dalam Persetujuan atas
Laporan Keuangan
SA 570
Contoh Kasus
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan pencabutan izin usaha PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha
(Wanaartha Life/PT WAL). Pencabutan ini dilakukan karena PT WAL tidak dapat memenuhi rasio solvabilitas (risk
based capital) yang ditetapkan oleh OJK sesuai ketentuan yang berlaku. Pada tahun 2019 laporan keuangan
Wanaartha Life tercatat seolah-olah normal. Saat itu kewajiban perusahaan tercatat sebanyak Rp 3,7 triliun
sedangkan asetnya Rp 4,712 triliun, dan ekuitas tercatat positif Rp 977 miliar. Namun ketika laporan keuangan
tahun 2020 diaudit oleh auditor independen lain terdapat temuan yaitu terdapat polis yang tidak tercatat pada
pembukuan perusahaan. Ketika dimasukkan ke dalam laporan keuangan perusahaan maka kewajiban PT WAL
tahun 2020 meningkat kewajibannya menjadi Rp 15,84 triliun, naik Rp 12,1 triliun kenaikan kewajibannya.
Kemudian asetnya naik sedikit Rp 5,68 triliun sehingga ekuitas Rp 10,8 triliun. laporan keuangan hasil audit
tersebut menunjukkan kewajiban jauh dari aset dan tidak bisa disanggupi oleh pemegang saham untuk melakukan
penambahan modal atau investasi baru.
Berdasarkan catatan OJK, salah satu awal mula permasalahan di dalam internal Wanaartha Life karena produk
sejenis saving plan. Saving plan adalah salah satu jenis produk asuransi tradisional yang memberikan perlindungan
selama jangka waktu tertentu, disertai oleh manfaat tabungan (nilai tunai) yang bisa dicairkan apabila tertanggung
hidup hingga masa periode asuransi berakhir. Saving plan merupakan produk yang berbeda dengan unit link.
Ketika seseorang membeli unit link, maka premi yang dibayarkan secara rutin akan dibagi ke dua bagian yaitu
untuk proteksi dan investasi. Namun saving plan merupakan produk endowment, yang artinya keuntungan dari
tabungan di asuransi jiwa itu sifatnya adalah dijamin.
Contoh Kasus
Pada 2018 OJK telah memerintahkan penghentian pemasaran produk tersebut. Dikarenakan produk sejenis saving
plan memiliki imbal hasil pasti yang tidak diimbangi kemampuan perusahaan mendapatkan hasil dari pengelolaan
investasinya. Kondisi ini kemudian direkayasa oleh perusahaan, sehingga laporan keuangan yang disampaikan
kepada OJK maupun laporan keuangan publikasi tidak sesuai kondisi sebenarnya.
Kemudian OJK juga memberi sanksi berupa surat keputusan pembatalan surat tanda terdaftar kepada dua
Akuntan Publik (AP) dan satu Kantor Akuntan Publik (KAP) yang memberikan jasa audit atas laporan keuangan
tahunan PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha atau Wanaartha Life.
Rinciannya, yaitu untuk Akuntan Publik atas nama Nunu Nurdiyaman, serta Akuntan Publik atas nama Jenly
Hendrawan. Sementara itu, OJK juga menjatuhkan sanksi kepada Kantor Akuntan Publik (KAP) Kosasih,
Nurdiyaman, Mulyadi Tjahjo & Rekan atau Crowe Indonesia yang merupakan bagian dari anggota dari Crowe
Horwath International. Sanksi tersebut berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisioner nomor KEP-5/NB.1/2023,
KEP- 3/NB.1/2023, dan KEP-4/NB.1/2023 tanggal 24 Februari 2023. Sanksi tersebut dikenakan setelah dilakukan
pemeriksaan terhadap AP dan KAP yang memberikan jasa audit atas laporan keuangan tahunan Wanaartha Life
dari tahun 2014 – 2019. Sanksi pembatalan surat tanda terdaftar di OJK dikenakan kepada AP atas nama Nunu
Nurdiyaman dan KAP Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi Tjahjo & Rekan karena dinilai telah melakukan pelanggaran
berat. Hal itu sebagaimana dimaksud Pasal 39 huruf b POJK nomor 13/POJK.03/2017 tentang Penggunaan Jasa
Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik dalam Kegiatan Jasa Keuangan.
Contoh Kasus
Jenly Hendrawan (Akuntan Publik) dinilai tidak memiliki kompetensi dan pengetahuan yang dibutuhkan sebagai
syarat untuk menjadi Akuntan Publik yang memberikan jasa di sektor jasa keuangan, yakni sebagaimana dimaksud
Pasal 3 POJK 13 Tahun 2017 karena turut menjadi pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran yang dilakukan
oleh AP Nunu Nurdiyaman. AP dan KAP tersebut tidak dapat menemukan adanya indikasi manipulasi laporan
keuangan, terutama tidak melaporkan peningkatan produksi dari produk asuransi sejenis saving plan yang berisiko
tinggi yang dilakukan oleh pemegang saham, direksi, dan dewan Komisaris Wanaartha Life.
Hal tersebut membuat seolah-olah kondisi keuangan dan tingkat kesehatan Wanaartha Life masih memenuhi
tingkat kesehatan yang berlaku, sehingga pemegang polis tetap membeli produk Wanaartha Life yang menjanjikan
return yang cukup tinggi tanpa memperhatikan tingkat risikonya.
Pembahasan
SA 540 “Audit atas estimasi akuntansi dan pengungkapan terkait” menekankan bahwa prosedur audit
lanjutan yang dilaksanakan oleh auditor (termasuk, jika relevan, pengujian pengendalian) harus responsif
terhadap alasan risiko kesalahan penyajian material yang telah dinilai pada tingkat asersi, dengan
mempertimbangkan dampak satu atau lebih faktor risiko inheren dan penilaian auditor atas risiko
pengendalian.
Penerapan skeptisisme profesional dalam kaitannya dengan estimasi akuntansi dipengaruhi oleh
pertimbangan auditor atas faktor risiko inheren, dan signifikansinya meningkat ketika estimasi akuntansi
bergantung pada suatu tingkat ketidakpastian estimasi yang lebih besar atau dipengaruhi secara
signifikan oleh kompleksitas, subjektivitas, atau faktor risiko inheren lainnya. Sama halnya, penerapan
skeptisisme profesional adalah penting ketika terdapat kerentanan terhadap kesalahan penyajian yang
lebih besar yang disebabkan oleh bias manajemen atau kecurangan. (Ref: 4 Para. A11)
Pembahasan
SA ini mengharuskan auditor untuk mengevaluasi, berdasarkan prosedur audit yang dilaksanakan dan
bukti audit yang diperoleh, apakah estimasi akuntansi dan pengungkapan terkait wajar dalam konteks
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, atau mengandung kesalahan penyajian. Untuk tujuan SA
ini, kewajaran dalam konteks kerangka pelaporan keuangan yang berlaku berarti bahwa ketentuan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku yang relevan telah diterapkan dengan tepat, temasuk hal-hal
yang mengatur: (Ref: Para. A12-A13, A139-A144)
● Pembuatan estimasi akuntansi, termasuk pemilihan metode, asumsi, dan data sifat estimasi
akuntansi, serta fakta dan kondisi entitas;
● Pemilihan estimasi poin manajemen; dan
● Pengungkapan tentang estimasi akuntansi, termasuk pengungkapan tentang bagaimana estimasi
akuntansi dikembangkan dan yang menjelaskan sifat, luas, dan sumber ketidakpastian estimasi.
Pembahasan
Kemudian, Auditor bertanggung jawab untuk melaksanakan prosedur audit untuk mengidentifikasi,
menilai, dan merespons risiko kesalahan penyajian material yang muncul dari kegagalan entitas untuk
secara tepat mencatat atau mengungkapkan hubungan, transaksi, atau saldo pihak berelasi sesuai
dengan ketentuan kerangka pelaporan.
Dalam konteks pihak berelasi, dampak potensial keterbatasan inheren terhadap kemampuan auditor
untuk mendeteksi kesalahan penyajian material adalah lebih besar berdasarkan alasan berikut:
● Manajemen mungkin tidak menyadari adanya semua hubungan dan transaksi pihak berelasi,
khususnya jika kerangka pelaporan keuangan yang berlaku tidak menetapkan ketentuan pihak
berelasi.
● Hubungan pihak berelasi kemungkinan menyediakan peluang lebih besar untuk kolusi,
penyembunyian, atau manipulasi oleh manajemen.
Pembahasan
Perencanaan dan pelaksanaan audit dengan skeptisisme profesional diharuskan, terutama penting dalam
konteks ini, jika terdapat hubungan dan transaksi pihak berelasi yang tidak diungkapkan. Ketentuan
dalam SA 550 “pihak berelasi” didesain untuk membantu auditor dalam mengidentifikasi dan menilai
risiko kesalahan penyajian material terkait dengan hubungan dan transaksi pihak berelasi, dan dalam
mendesain prosedur audit untuk merespons risiko yang telah ditentukan tersebut.
Laporan keuangan dapat dipengaruhi oleh peristiwa tertentu yang terjadi setelah tanggal laporan
keuangan. Banyak kerangka pelaporan keuangan secara khusus merujuk pada peristiwa tersebut.
Kerangka pelaporan keuangan tersebut biasanya mengidentifikasi dua jenis peristiwa, yaitu:
a) Peristiwa yang menyediakan bukti tentang kondisi yang ada pada tanggal laporan keuangan; dan
b) Peristiwa yang menyediakan bukti tentang kondisi yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan.
Pembahasan
SA 700 (Revisi 2021) menjelaskan bahwa tanggal laporan auditor menginformasikan kepada pembaca
bahwa auditor telah mempertimbangkan pengaruh atas peristiwa dan transaksi yang diketahui oleh
auditor dan yang terjadi sampai pada tanggal tersebut.
Berdarkan SA 570 “ Kelangsungan usaha”, Tanggung jawab auditor adalah untuk memeroleh bukti audit
yang cukup dan tepat mengenai, serta menyimpulkan bahwa, ketepatan penggunaan basis akuntansi
kelangsungan usaha oleh manajemen dalam penyusunan laporan keuangan, dan untuk menyimpulkan,
berdasarkan bukti audit yang diperoleh, apakah terdapat suatu ketidakpastian material tentang
kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Tanggung jawab tersebut tetap
ada bahkan ketika kerangka pelaporan keuangan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan
tidak mencakup secara eksplisit adanya ketentuan bagi manajemen untuk membuat suatu penilaian
spesifik atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.
Auditor tidak dapat memprediksi peristiwa atau kondisi di masa depan tersebut. Oleh karena itu,
ketiadaan pengacuan pada suatu ketidakpastian material tentang kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelangsungan usahanya dalam suatu laporan auditor tidak dapat dipandang sebagai
suatu jaminan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.
Kesimpulan
Sebagaimana yang dijelaskan dalam SA 200 (Revisi 2021), Dalam hal asersi atau hal pokok tertentu, dampak potensial dari
keterbatasan inheren atas kemampuan auditor untuk mendeteksi kesalahan penyajian material adalah signifikan. Asersi atau
hal pokok tersebut mencakup:
● Kecurangan, khususnya kecurangan yang melibatkan manajemen senior atau kolusi. SA 240 (Revisi 2021)
● Eksistensi dan kelengkapan hubungan dan transaksi pihak berelasi. SA 550 (Revisi 2021)
● Keterjadian atas ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. SA 250 (Revisi 2021)
● Peristiwa atau kondisi masa depan yang dapat menyebabkan suatu entitas tidak dapat mempertahankan kelangsungan
usahanya. SA 570 (Revisi 2021)
SA yang relevan mengidentifikasi prosedur audit spesifik untuk membantu dalam mitigasi dampak keterbatasan inheren.
Oleh karena keterbatasan inheren dalam audit, terdapat risiko yang tidak dapat dihindari bahwa beberapa kesalahan
penyajian material dalam laporan keuangan belum tentu dapat terdeteksi, meskipun audit telah direncanakan dan
dilaksanakan berdasarkan SA secara tepat. Oleh karena itu, penemuan kemudian atas suatu kesalahan penyajian material
dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan tidak dengan sendirinya mengindikasikan
adanya suatu kegagalan dalam pelaksanaan audit berdasarkan SA. Namun, keterbatasan inheren suatu audit bukan
merupakan suatu justifikasi bagi auditor untuk menerima bukti audit yang kurang persuasif. Apakah auditor telah
melaksanakan suatu audit berdasarkan SA, ditentukan oleh prosedur audit yang dilaksanakan sesuai dengan kondisinya,
kecukupan dan ketepatan bukti audit yang diperoleh, dan kesesuaian laporan auditor berdasarkan suatu pengevaluasian
atas bukti audit sehubungan dengan tujuan keseluruhan auditor.
TERIMA KASIH