Refleksi-7 - MuhammadAuliaAdil - Google Dokumen

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

‭Refleksi Pekan 7‬

‭Muhammad Aulia Adil Murtito - 2306191791‬

‭Apa itu CT?‬


‭CT‬ ‭adalah‬ ‭sebuah‬ ‭keahlian‬ ‭kognitif‬ ‭untuk‬‭meningkatkan‬‭peluang‬‭berhasilnya‬‭suatu‬
‭ asil‬ ‭(Halpern,‬ ‭2001)‬‭.‬ ‭Sebagai‬ ‭contoh,‬ ‭kita‬ ‭ingin‬ ‭membuat‬ ‭sebuah‬ ‭gedung.‬ ‭Dengan‬
h
‭menggunakan‬ ‭CT,‬ ‭kita‬ ‭akan‬ ‭memikirkan‬ ‭bagaimana‬ ‭cara‬ ‭gedung‬ ‭itu‬ ‭harus‬ ‭dibuat,‬ ‭apa‬
‭akibat‬‭jika‬‭menggunakan‬‭suatu‬‭desain‬‭gedung,‬‭dan‬‭sebagainya.‬‭Oleh‬‭karena‬‭itu,‬‭CT‬‭dapat‬
‭membantu seseorang dalam merealisasikan suatu ide atau solusi.‬
‭Selain‬ ‭itu,‬ ‭CT‬ ‭juga‬ ‭dapat‬ ‭didefinisikan‬ ‭sebagai‬ ‭analisis‬ ‭dan‬ ‭evaluasi‬ ‭objektif‬ ‭untuk‬
‭membangun‬ ‭sebuah‬ ‭keputusan‬ ‭(Ahmed‬ ‭et‬ ‭al.,‬ ‭2018)‬‭.‬ ‭Dari‬ ‭definisi‬ ‭ini,‬ ‭kita‬ ‭dapat‬
‭menyimpulkan‬ ‭bahwa‬ ‭salah‬ ‭satu‬ ‭hal‬ ‭yang‬ ‭perlu‬ ‭dilakukan‬ ‭seorang‬ ‭critical‬ ‭thinker‬ ‭adalah‬
‭mengumpulkan‬ ‭informasi‬ ‭yang‬ ‭benar.‬ ‭Setelah‬‭itu,‬‭dia‬‭harus‬‭memproses‬‭informasi‬‭tersebut‬
‭tanpa mempertimbangkan biasnya sehingga hasil analisisnya tepat.‬
‭Seseorang‬ ‭yang‬ ‭menggunakan‬ ‭CT‬ ‭harus‬ ‭dapat‬ ‭menggunakan‬ ‭logical‬ ‭reasoning‬
‭dengan‬ ‭baik‬ ‭(Calderonello‬ ‭et‬ ‭al.,‬ ‭1990)‬‭.‬ ‭Hal‬ ‭ini‬ ‭diperlukan‬ ‭agar‬ ‭orang‬ ‭tersebut‬
‭mempertimbangkan‬ ‭validitas‬ ‭dari‬ ‭informasi‬ ‭yang‬ ‭dijadikan‬ ‭pertimbangan.‬ ‭Orang‬ ‭tersebut‬
‭juga‬ ‭perlu‬ ‭melihat‬ ‭makna‬ ‭dibalik‬ ‭setiap‬ ‭pernyataan‬ ‭(Calderonello‬ ‭et‬ ‭al.,‬ ‭1990)‬‭.‬ ‭Menurut‬
‭saya,‬‭alasan‬‭dibalik‬‭fakta‬‭ini‬‭adalah‬‭agar‬‭informasi‬‭yang‬‭dijadikan‬‭pertimbangan‬‭akan‬‭lebih‬
‭menyeluruh.‬

‭Mengapa CT itu penting?‬


‭ T‬ ‭merupakan‬ ‭keahlian‬ ‭yang‬ ‭penting‬ ‭dalam‬ ‭kehidupan‬‭seorang‬‭manusia.‬‭Sebagai‬
C
‭contoh,‬ ‭seorang‬ ‭manajer‬ ‭harus‬ ‭memiliki‬ ‭keahlian‬ ‭CT‬ ‭agar‬ ‭dapat‬ ‭melakukan‬ ‭analisis,‬
‭menggunakan‬‭intuisi,‬‭dan‬‭memecahkan‬‭masalah‬‭agar‬‭keputusannya‬‭tepat‬‭(Knap‑Stefaniuk‬
‭&‬ ‭Ambrozová,‬ ‭2021)‬‭.‬ ‭Contoh‬ ‭lain‬ ‭yang‬ ‭menunjukan‬ ‭pentingnya‬ ‭CT‬ ‭adalah‬ ‭dalam‬
‭pembelajaran‬ ‭sains‬ ‭karena‬ ‭hal‬ ‭ini‬ ‭diperlukan‬ ‭mengembangkan‬ ‭keahlian‬ ‭dan‬‭pengetahuan‬
‭individu tersebut‬‭(Halim & Mokhtar, 2015)‬‭.‬
‭Menurut‬ ‭saya‬ ‭sendiri,‬ ‭CT‬ ‭ini‬ ‭penting‬‭sebagai‬‭keahlian‬‭pekerjaan‬‭manusia‬‭terutama‬
‭di‬‭abad‬‭ini.‬‭Beberapa‬‭bukti‬‭mengapa‬‭ini‬‭benar‬‭karena‬‭komputer‬‭sudah‬‭dapat‬‭menggantikan‬
‭beberapa‬ ‭pekerjaan‬ ‭manusia.‬ ‭Bahkan‬ ‭alat-alat‬ ‭seperti‬ ‭ChatGPT‬ ‭dan‬ ‭Bard‬ ‭sudah‬ ‭dapat‬
‭menyaingi manusia dalam menyelesaikan masalah yang membutuhkan analisis.‬

‭Bagaimana Konsep Perkembangan CT?‬


‭ erdasarkan‬‭Gambrill‬‭dan‬‭Gibbs‬‭(2009)‬‭,‬‭mereka‬‭mengungkapkan‬‭bahwa‬‭terdapat‬‭5‬
B
‭karakteristik‬ ‭CT,‬ ‭yaitu‬ ‭clarity,‬ ‭accuracy,‬ ‭relevance,‬ ‭depth,‬ ‭dan‬ ‭breadth‬‭.‬ ‭Clarity‬ ‭memiliki‬
‭makna‬ ‭bahwa‬ ‭apa‬ ‭yang‬ ‭kita‬ ‭sampaikan‬ ‭harus‬ ‭bisa‬ ‭dimengerti‬ ‭dengan‬ ‭jelas‬ ‭oleh‬
‭pendengarnya.‬ ‭Accuracy‬ ‭bermakna‬ ‭bahwa‬ ‭apa‬ ‭yang‬ ‭kita‬ ‭sampaikan‬ ‭harus‬ ‭tepat‬ ‭sesuai‬
‭dengan‬ ‭yang‬ ‭dibutuhkan.‬ ‭Relevance‬ ‭bermakna‬ ‭bahwa‬ ‭apa‬ ‭yang‬ ‭kita‬ ‭sampaikan‬ ‭harus‬
‭relevan‬ ‭dengan‬ ‭masalah‬ ‭yang‬ ‭diangkat.‬ ‭Depth‬ ‭memiliki‬ ‭makna‬ ‭bahwa‬ ‭apa‬ ‭yang‬ ‭kita‬
‭sampaikan‬ ‭harus‬ ‭menyeluruh‬ ‭ke‬ ‭akar‬ ‭permasalahannya.‬ ‭Breadth‬ ‭memiliki‬ ‭makna‬ ‭bahwa‬
‭apa yang kita sampaikan harus melingkupi seluruh aspek dari masalah yang diangkat.‬
‭Janse‬‭Van‬‭Rensburg‬‭dan‬‭Rauscher‬‭(2022)‬‭mengungkapkan‬‭bahwa‬‭terdapat‬‭konsep‬
‭yang‬‭bernama‬‭CT‬‭skills‬‭(CTS)‬‭and‬‭CT‬‭dispositions‬‭(CTD).‬‭Perbedaan‬‭dari‬‭kedua‬‭konsep‬‭ini‬
‭ dalah‬ ‭CTS‬ ‭berfokus‬ ‭kepada‬ ‭kemampuan‬ ‭kognitif‬‭sedangkan‬‭CTD‬‭berfokus‬‭kepada‬‭sikap‬
a
‭dan‬ ‭watak‬ ‭seorang‬‭critical‬‭thinker‬‭.‬‭Kedua‬‭konsep‬‭ini‬‭sangat‬‭mempengaruhi‬‭satu‬‭sama‬‭lain‬
‭dan akan sangat bermanfaat bagi individu yang menguasainya.‬
‭Gambar‬ ‭1‬ ‭menjelaskan‬ ‭tentang‬ ‭aspek-aspek‬ ‭dalam‬ ‭kedua‬ ‭konsep‬ ‭tersebut.‬ ‭Pada‬
‭CTS,‬ ‭terdapat‬ ‭interpretation‬‭,‬ ‭analysis‬‭,‬ ‭evaluation,‬ ‭inference,‬ ‭explanation,‬ ‭self-regulation‬
‭sedangkan‬ ‭pada‬ ‭CTD,‬ ‭terdapat‬ ‭systematicity,‬ ‭analyticity,‬ ‭truth-seeking,‬ ‭open-mindedness,‬
‭CT self-confidence, maturity of judgment,‬‭dan‬‭inquisitiveness‬‭.‬
‭Berikut‬ ‭apa‬ ‭yang‬ ‭saya‬ ‭pahami‬ ‭dari‬ ‭tiap‬ ‭aspek‬ ‭di‬ ‭CTS.‬ ‭Interpretation‬ ‭bermaksud‬
‭kemampuan‬‭untuk‬‭memahami‬‭fakta‬‭yang‬‭dianalisis‬‭baik‬‭di‬‭permukaannya‬‭maupun‬‭makna‬‭di‬
‭baliknya.‬ ‭Analysis‬ ‭bermaksud‬ ‭kemampuan‬ ‭untuk‬ ‭menganalisis‬ ‭suatu‬ ‭masalah‬ ‭menjadi‬
‭bagian‬ ‭yang‬ ‭lebih‬ ‭kecil.‬ ‭Evaluation‬ ‭bermaksud‬‭kemampuan‬‭untuk‬‭mengevaluasi‬‭kelebihan‬
‭dan‬ ‭kekurangan‬ ‭suatu‬ ‭informasi.‬ ‭Inference‬ ‭bermaksud‬ ‭kemampuan‬ ‭untuk‬ ‭membuat‬
‭kesimpulan‬‭dari‬‭informasi‬‭yang‬‭ada.‬‭Self-regulation‬‭bermaksud‬‭kemampuan‬‭untuk‬‭menahan‬
‭diri‬ ‭dan‬ ‭menjadikan‬ ‭diri‬ ‭bersemangat.‬ ‭Explanation‬ ‭bermaksud‬ ‭kemampuan‬ ‭diri‬ ‭dalam‬
‭menjelaskan apa yang ingin disampaikan.‬
‭Berikut‬ ‭apa‬ ‭yang‬ ‭saya‬ ‭pahami‬ ‭dari‬ ‭tiap‬ ‭aspek‬ ‭di‬ ‭CTD.‬ ‭Inquisitiveness‬ ‭bermakna‬
‭individu‬ ‭tersebut‬ ‭harus‬ ‭memiliki‬ ‭sifat‬ ‭penasaran‬ ‭terhadap‬ ‭suatu‬ ‭hal‬ ‭dan‬ ‭ingin‬
‭mempelajarinya.‬ ‭Analyticity‬ ‭bermakna‬ ‭individu‬‭tersebut‬‭mampu‬‭melakukan‬‭reasoning‬‭yang‬
‭baik‬ ‭serta‬ ‭mempertimbangkan‬ ‭konsekuensi‬ ‭dari‬ ‭solusi‬ ‭yang‬ ‭diajukannya.‬ ‭Systematicity‬
‭bermakna‬ ‭bahwa‬‭orang‬‭dapat‬‭membuat‬‭solusi‬‭dari‬‭pemikiran‬‭yang‬‭sistematis.‬‭Hal‬‭ini‬‭perlu‬
‭dilakukan‬‭karena‬‭pemikiran‬‭sistematis‬‭cenderung‬‭lebih‬‭komprehensif‬‭dalam‬‭mengumpulkan‬
‭dan‬ ‭menyaring‬ ‭informasi‬ ‭serta‬ ‭bagaimana‬ ‭cara‬ ‭memproses‬ ‭informasi‬ ‭tersebut.‬ ‭Truth‬
‭seeking‬ ‭bermakna‬ ‭bahwa‬‭individu‬‭tersebut‬‭terbiasa‬‭mencari‬‭kebenaran.‬‭Open-mindedness‬
‭bermakna‬ ‭bahwa‬ ‭individu‬ ‭tersebut‬ ‭menghormati‬ ‭pandangan‬ ‭yang‬‭berbeda‬‭terhadap‬‭suatu‬
‭hal.‬‭CT‬‭self-confidence‬‭bermakna‬‭bahwa‬‭individu‬‭tersebut‬‭percaya‬‭diri‬‭terhadap‬‭keputusan‬
‭yang‬ ‭dia‬ ‭buat.‬ ‭Maturity‬ ‭of‬ ‭judgement‬ ‭bermakna‬ ‭bahwa‬ ‭individu‬ ‭tersebut‬ ‭bijak‬ ‭dalam‬
‭membuat dan mengevaluasi keputusannya.‬

‭Gambar 1. CTS dan CTD serta hubungannya.‬

‭Hubungan CT dan‬‭self-regulated learning‬


‭ T‬ ‭dan‬ ‭self-regulated‬ ‭learning‬ ‭(SRL)‬ ‭memiliki‬ ‭hubungan‬ ‭yang‬ ‭erat.‬ ‭Seseorang‬
C
‭dalam‬ ‭melakukan‬ ‭SRL‬ ‭membutuhkan‬ ‭CT‬ ‭karena‬ ‭individu‬ ‭tersebut‬ ‭harus‬ ‭mengkritisi‬ ‭dan‬
‭mengevaluasi‬ ‭cara‬ ‭belajarnya.‬ ‭Di‬ ‭sisi‬‭lain,‬‭individu‬‭tersebut‬‭juga‬‭dapat‬‭menggunakan‬‭SRL‬
‭untuk meningkatkan kemampuan CT-nya.‬
‭Hubungan CT dan demokrasi‬
‭Dalam‬ ‭demokrasi,‬ ‭maka‬ ‭rakyat‬ ‭diharuskan‬ ‭memilih‬ ‭pemimpin.‬ ‭Dalam‬ ‭memilih‬
‭ emimpin,‬‭rakyat‬‭harus‬‭cerdas‬‭dalam‬‭mempertimbangkan‬‭keputusannya.‬‭Bukan‬‭merupakan‬
p
‭hal‬ ‭yang‬ ‭baik‬ ‭jika‬ ‭rakyat‬ ‭tersebut‬ ‭memilih‬ ‭pemimpin‬ ‭yang‬ ‭memberikan‬ ‭kepuasan‬ ‭dalam‬
‭waktu‬ ‭dekat,‬ ‭tetapi‬ ‭kepuasan‬ ‭tersebut‬ ‭sebenarnya‬ ‭memiliki‬‭efek‬‭yang‬‭buruk‬‭dalam‬‭jangka‬
‭panjang.‬ ‭Sebagai‬‭contoh,‬‭di‬‭Korea,‬‭semakin‬‭banyak‬‭masyarkat‬‭lanjut‬‭usia.‬‭Karena‬‭mereka‬
‭lanjut‬ ‭usia,‬ ‭maka‬ ‭mereka‬ ‭memilih‬ ‭pemimpin‬ ‭yang‬ ‭memberikan‬ ‭banyak‬ ‭benefit‬ ‭kepada‬
‭orang-orang‬ ‭lanjut‬ ‭usia.‬ ‭Akan‬ ‭tetapi,‬ ‭benefit‬ ‭tersebut‬ ‭sebenarnya‬ ‭membahayakan‬
‭orang-orang muda yang mana akibat buruknya akan dirasakan beberapa dekade ke depan.‬
‭Dalam‬‭kasus‬‭ini,‬‭masyarakat‬‭memerlukan‬‭keahlian‬‭berpikir‬‭kritis‬‭untuk‬‭dapat‬‭memilih‬
‭pemimpin‬‭yang‬‭paling‬‭menguntungkan‬‭baik‬‭di‬‭jangka‬‭pendek‬‭maupun‬‭jangka‬‭panjang.‬‭Dari‬
‭keahlian‬ ‭CT‬ ‭tersebut,‬ ‭mereka‬ ‭dapat‬‭mengevaluasi‬‭janji-janji‬‭dari‬‭pemimpinnya‬‭dan‬‭menilai‬
‭apakah janji tersebut adalah hal yang baik atau akan dapat terlaksana.‬
‭Selain‬ ‭itu,‬ ‭keahlian‬ ‭CT‬ ‭ini‬ ‭juga‬ ‭mengharuskan‬ ‭orang‬ ‭tersebut‬ ‭untuk‬ ‭bersika‬
‭open-minded‬ ‭terhadap‬ ‭orang-orang‬ ‭yang‬ ‭memilih‬ ‭pemimpin‬ ‭yang‬ ‭berbeda.‬ ‭Mereka‬ ‭harus‬
‭memahami‬ ‭alasan‬ ‭dibalik‬ ‭keputusan‬ ‭orang‬ ‭lain‬ ‭dan‬‭tidak‬‭memaksa‬‭mereka‬‭untuk‬‭memilih‬
‭pemimpin‬ ‭yang‬ ‭sama‬ ‭apalagi‬ ‭membencinya.‬ ‭Sayangnya,‬ ‭hal‬ ‭ini‬ ‭masih‬ ‭banyak‬ ‭dilakukan‬
‭orang‬‭Indonesia‬‭seperti‬‭adanya‬‭istilah‬‭kampret‬‭atau‬‭cebong‬‭untuk‬‭para‬‭pendukung‬‭di‬‭salah‬
‭satu pihak calon presiden.‬

‭Hal-hal yang sudah dan belum diterapkan CT pada mata kuliah PBK‬
‭ erikut adalah hal-hal yang sudah diterapkan dalam mata kuliah PBK:‬
B
‭ .‬
1 ‭Presentasi materi‬
‭2.‬ ‭Sesi tanya jawab dan tanggapan‬
‭3.‬ ‭Refleksi mingguan‬
‭4.‬ ‭Forum diskusi‬
‭5.‬ ‭Tugas‬‭systematic literature review‬‭(SLR)‬
‭Semua‬ ‭tugas‬ ‭yang‬ ‭ada‬ ‭pada‬ ‭PBK‬ ‭menerapkan‬ ‭CT.‬ ‭Sebagai‬ ‭contoh,‬ ‭presentasi‬
‭materi‬ ‭membutuhkan‬ ‭CT‬ ‭seperti‬ ‭memeriksa‬ ‭kebenaran‬ ‭pernyataan‬ ‭dan‬ ‭mengambil‬
‭kesimpulan‬ ‭dari‬ ‭fakta‬‭yang‬‭ada.‬‭Kemudian‬‭sesi‬‭tanya‬‭jawab‬‭dan‬‭tanggapan‬‭membutuhkan‬
‭CT‬ ‭seperti‬ ‭mengkritisi‬ ‭maksud‬ ‭dari‬ ‭suatu‬ ‭konsep‬ ‭dan‬ ‭melakukan‬ ‭interpretasi‬ ‭dari‬ ‭suatu‬
‭pertanyaan.‬‭Refleksi‬‭mingguan‬‭sudah‬‭pasti‬‭melakukan‬‭CT‬‭karena‬‭saya‬‭harus‬‭mengevaluasi‬
‭ilmu‬‭yang‬‭saya‬‭miliki.‬‭Forum‬‭diskusi‬‭juga‬‭mengharuskan‬‭saya‬‭menganalisis‬‭informasi‬‭yang‬
‭ada‬ ‭untuk‬ ‭menjawab‬ ‭pertanyaan‬ ‭pemicunya.‬ ‭Tugas‬ ‭SLR‬ ‭mengharuskan‬ ‭saya‬ ‭untuk‬
‭melakukan‬ ‭tindakan‬ ‭sistematis‬ ‭dalam‬ ‭mengumpulkan‬ ‭informasi‬ ‭dan‬ ‭menarik‬ ‭kesimpulan‬
‭dari informasi tersebut.‬
‭Hal-hal‬ ‭yang‬ ‭belum‬ ‭diterapkan‬ ‭tentu‬ ‭juga‬ ‭sangat‬ ‭banyak.‬ ‭Akan‬ ‭tetapi,‬ ‭saya‬
‭memahami‬ ‭bahwa‬‭mahasiswa‬‭memiliki‬‭keterbatasan‬‭waktu‬‭jika‬‭ada‬‭semakin‬‭banyak‬‭tugas‬
‭yang‬‭membutuhkan‬‭CT.‬‭Contoh‬‭hal-hal‬‭yang‬‭bisa‬‭diterapkan‬‭adalah‬‭forum‬‭group‬‭discussion‬‭,‬
‭problem-based learning‬‭,‬‭Socratic Questioning assignment, think-pair share‬‭, dan lain-lain.‬

‭Bagaimana cara saya menerapkan CT?‬


‭ aya‬ ‭menggunakan‬ ‭CT‬ ‭dengan‬ ‭cara‬ ‭melakukan‬ ‭metakognisi.‬ ‭Saya‬ ‭sendiri‬
S
‭belakangan‬ ‭ini‬ ‭bertanya‬ ‭kepada‬ ‭diri‬ ‭sendiri,‬ ‭“bagaimana‬ ‭sih‬ ‭supaya‬ ‭saya‬ ‭dapat‬
‭memaksimalkan‬ ‭utilisasi‬ ‭dari‬ ‭metakoginisi?”.‬ ‭Kemudian‬ ‭setelah‬ ‭saya‬ ‭menganalisis‬ ‭kurang‬
l‭ebih‬ ‭15‬ ‭menit,‬ ‭saya‬ ‭menyadari‬ ‭bahwa‬ ‭sebenarnya‬ ‭hal‬ ‭terpenting‬‭dari‬‭metakognisi‬‭adalah‬
‭comprehensive‬ ‭questioning‬ ‭(CQ)‬ ‭atau‬ ‭dengan‬ ‭kata‬ ‭lain‬ ‭membuat‬ ‭pertanyaan‬ ‭yang‬
‭menyeluruh.‬
‭Cara‬ ‭kerja‬ ‭CQ‬ ‭adalah‬‭pertama-tama‬‭kita‬‭mengambil‬‭suatu‬‭masalah.‬‭Kemudian‬‭kita‬
‭pertanyakan‬ ‭terus-menerus‬ ‭sampai‬ ‭kita‬ ‭sudah‬ ‭tidak‬ ‭kepikiran‬ ‭pertanyaan‬ ‭lagi.‬ ‭Kemudian‬
‭setelah‬‭tidak‬‭kepikiran‬‭pertanyaan‬‭lagi,‬‭kita‬‭jawab‬‭pertanyaan‬‭yang‬‭ada.‬‭Dari‬‭jawaban‬‭yang‬
‭dikemukakan,‬‭diharapkan‬‭muncul‬‭(beberapa)‬‭pertanyaan‬‭lagi.‬‭Hal‬‭ini‬‭diulangi‬‭terus-menerus‬
‭hingga‬ ‭akhirnya‬ ‭pertanyaan‬ ‭yang‬ ‭kita‬ ‭buat‬ ‭komprehensif‬ ‭sehingga‬ ‭jawabannya‬ ‭pun‬ ‭juga‬
‭komprehensif.‬ ‭Setelah‬ ‭saya‬ ‭pikir-pikir,‬ ‭konsep‬ ‭ini‬ ‭mirip‬ ‭dengan‬ ‭algoritma‬ ‭breadth-first‬
‭search‬‭.‬
‭Dengan‬ ‭menggunakan‬ ‭cara‬‭ini,‬‭saya‬‭lebih‬‭bisa‬‭memikirkan‬‭hal‬‭yang‬‭lebih‬‭kritis‬‭lagi‬
‭terhadap‬ ‭suatu‬ ‭permasalahan.‬ ‭Saya‬ ‭ingin‬ ‭menerapkan‬ ‭hal‬ ‭ini‬ ‭dalam‬ ‭berbagai‬ ‭aspek‬
‭kehidupan saya. Saya yakin cara ini akan dapat membuat hidup saya lebih baik,‬‭Insyaallah‬‭.‬

‭Rujukan‬

‭Ahmed, T. F. A., Arja, S. B., Bala, S., Omer, A. K., & Fateh, R. (2018).‬‭Critical Thinking Idea‬

‭and Concept‬‭.‬‭02‬‭(03).‬

‭Calderonello, A. H., Siegel, M., & Carey, R. (1990). Critical Thinking: A Semiotic Perspective.‬

‭College Composition and Communication‬‭,‬‭41‬‭(3), 350. https://doi.org/10.2307/357670‬

‭Gambrill, E., & Gibbs, L. (2009).‬‭Critical thinking for helping professionals: A skills-related‬

‭workbook‬‭. New York: Oxford Press.‬

‭Halim, L., & Mokhtar, L. E. (2015).‬‭CRITICAL THINKING PROCESS IN SCIENCE‬

‭LEARNING‬‭.‬

‭Halpern, D. F. (2001). Critical Thinking, Cognitive Psychology of. In‬‭International‬

‭Encyclopedia of the Social & Behavioral Sciences‬‭(pp. 2990–2994). Elsevier.‬

‭https://doi.org/10.1016/B0-08-043076-7/01586-2‬

‭Janse Van Rensburg, J., & Rauscher, W. (2022). Strategies for fostering critical thinking‬

‭dispositions in the technology classroom.‬‭International Journal of Technology and‬

‭Design Education‬‭,‬‭32‬‭(4), 2151–2171. https://doi.org/10.1007/s10798-021-09690-6‬

‭Knap‑Stefaniuk, A., & Ambrozová, E. (2021). Critical Thinking – the Basic Competency for‬

‭Leadership in the 21st century.‬‭Perspektywy Kultury‬‭,‬‭33‬‭(2), 137–152.‬

‭https://doi.org/10.35765/pk.2021.3302.10‬

Anda mungkin juga menyukai