MANAJEMEN PEMBELIAN
Diajukan guna untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen
Dosen Pengampu: Meftahudin., S.E., M.M.
Disusun Oleh:
Alfatamara Risqa
2020100021
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul
“Manajemen Pembelian” tepat pada waktunya. Shalawat serta salam selalu
tercurah kehadiran junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta sahabat dan
pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.
Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelian merupakan proses penemuan sumber dan pemesanan
bahan, jasa, dan perlengkapan. Kegiatan tersebut terkadang disebut
dengan Pengadaan barang. Tujuan utamanya adalah untuk memperoleh
bahan dengan biaya serendah mungkin yang konsisten dengan
kualitas dan jasa yang di per syaratkan. Terlepas dari memastikan
bahwa perusahaan mempunyai persediaan bahan tanpa henti, adalah
fungsi dari pembelian untuk memastikan bahwa ada keseimbangan
antara persediaan bahan dengan tingkat inventaris sehingga
perusahaan dapat mempertahankan posisi labanya sepanjang menyangkut
biaya bahan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pembelian?
2. Apa yang di maksud dengan Tugas Pembeli?
3. Bagaimana Siklus dalam Pembelian ?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk memenuhi tugas kuliah
2. Untuk mengetahui pengertian Pembelian
3. Untuk mengetahui Tugas Pembeli
4. Untuk mengetahui Siklus Pembelian
1
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi Pembelian Dalam kehidupan sehari hari Anda akan mengalami kejadian
atau transaksi pembelian, pembelian merupakan suatu tindakan untuk
mendapatkan barang atau jasa yang kemudian akan dipergunakan sendiri atau di
jual kembali, pembelian biasanya dilakukan minimal dua pihak atau lebih atau
yang sering disebut sebagai penjual dan pembelian, Pembelian dapat dibedakan
menjadi dua jenis yaitu pembelian secara Cash dan pembelian secara Credit
A. Pengertian Pembelian :
2
Barang yang dibeli kemungkinan dapat dijual kembali
Sebelum membeli lakukan periksalah harga pasar yang ada
Melakukan pembelian atas seluruh kebutuhan perusahaan untuk
membantu dan memenuhi kegiatan operasional.
Mencari dan menganalisis calon supplier sesuai dengan material
barang yang dibutuhkan.
Melakukan negosiasi harga sesuai standar kualitas.
Memastikan pengiriman material sesuai dengan tanggal yang
ditentukan.
Melakukan koordinasi kepada supplier mengenai kelengkapan
dokumen yang dibutuhkan.
Memastikan material atau barang yang dibeli sesuai dengan standar
kualitas yang berlaku.
Berkoordinasi dengan PPIC (Production Planning Inventory
Control) dan gudang tentang jadwal dan jumlah barang yang akan
dipesan.
Membuat laporan pembelian dan pengeluaran barang.
Melakukan pengelolaan pengadaan barang melalui perencanaan
yang sistematis dan terkontrol.
Memilih dan menyeleksi supplier sesuai kriteria perusahaan.
Bekerja sama dengan departemen terkait untuk memastikan
kegiatan operasional berjalan dengan lancar
Memastikan kesediaan barang melalui mekanisme audit, stok
kontrol, dan lain sebagainya.
C. Manfaat Pembelian :
Mendapatkan barang hasil pembelian
Dapat memenuhi kebutuhan melalui pembelian
Hasil Pembelian dapat bermanfaat
Penjual mendapatkan hasil dari penjualannya
D. Jenis-Jenis Pembelian :
1. Pembelian Secara Cash atau tunai adalah pembelian yang
dilakukan sekali transaksi dengan menerima barang yang di beli
dan memberikan uang sebagai alat tukar yang sesuai dengan
jumlah yang disepakati
2. Pembelian Credit atau Berkala adalah pembelian yang dilakukan
lebih dari satu kali transaksi, pada transaksi pertama pembeli
memberikan sejumlah uang sebagai uang muka dan penjual
memberikan barang yang di beli dengan catatan akan terjadi
pembayaran kedua
Ada 3 Cara yang bisa ditempuh dalam pengadaan barang ini sebagai
berikut :
3
a. Direct Purchase (Pembelian secara langsung atau Cash).
Biasanya dilakukan di pasar-pasar atau pemasok secara cash.
Pembelian seperti itu berisiko yaitu bila tidak sesuai dengan
permintaan makan barang tersebut tidak bisa dikembalikan.
Karena itu pada waktu membeli barang tersebut pihak
Requesting diberitahu atau diikutsertakan dengan orang-orang
yang mewakili requesting tersebut. Biasanya harga lebih
murah dibandingkan melalui pemasok secara kredit.
b. Indirect Purchase (Pembelian secara kredit atau melalui
pemasok). Dalam sistem pembelian seperti ini barang-barang
yang tidak sesuai bisa dikembalikan. Biasanya harga lebih
mahal karena kredit.
c. Tender (Kompetisi di antara beberapa pemasok dalam
memenangkan tender yang disetujui untuk dipakai). Pembelian
secara tender ini hanya khusus dalam pembelian barang-
barang yang digolongkan Capital Expenditure dan Operating
Assets. Barang-barang ini adalah barang-barang yang harus
diproses secara khusus, karena telah dianggarkan sebelumnya.
E. Proses Pembelian
Dalam proses pembelian, konsumen akan melalui sebuah proses, yaitu :
1) Menganalisis keinginan dan kebutuhan
2) Menilai beberapa sumber
3) Menetapkan tujuan pembelian
4) Mengidentifikasi alternatif pembelian
5) Mengambil keputusan untuk membeli
6) Perilaku sesudah pembelian
4
F. Kriteria, Tugas, Wewenang Dan Tanggung Jawab Manager
Purchasing
Salah satu divisi yang terlibat dalam kegiatan Supply Chain Management
(SCM) adalah divisi Purchasing. Dalam sebuah perusahaan peranan divisi
Purchasing cukup penting karena semua pembelian barang untuk
kepentingan perusahaan harus di lakukan oleh divisi ini. Tolak ukur
performa dari divisi Purchasing salah satunya adalah ketepatan delivery
barang dengan Purchase Order (PO), spesifikasi barang sesuai dengan
kebutuhan peminta barang, bisa membeli dan mendapatkan barang –
barang dengan harga yang kompetitif dan murah.
5
bagaimana harga, lebih untung beli dari luar negeri atau
dari dalam negeri. Karena sedikit saja selisih harga akan
menyebabkan penghematan yang besar, jika Pembelian
dilakukan dalam jumlah yang besar. Jadi, analisis-analisis
yang diperlukan sifatnya makro.
d. Mampu melakukan kalkulasi dan analisis biaya. Oleh
karena itu manajer purchasing harus mampu berhitung.
Tidak mungkin setiap saat meminta bantuan staff untuk
melakukan perhitungan. Dalam hal ini, diperlukan kalkulasi
tentang prakiraan harga bahan pada masa yang akan datang.
Prakiraan itu sangat berguna untuk membuat perencanaan
Pembelian untuk beberapa bulan ke depan. Masalah harga
bahan sangat dipengaruhi oleh nilai tukar mata uang. Nilai
tukar mata uang yang tidak stabil akan merepotkan
pengusaha untuk membuat perencanaan ke depan. Itulah
sebabnya, investor asing enggan masuk ke Indonesia,
akibat nilai tukar rupiah yang tidak menentu.
e. Mempunyai wawasan yang luas tentang sumber-sumber
bahan baku. Ada perusahaan di Cilacap yang mengelola
pabrik bubur pisang. Bahan baku bubur pisang tersebut
adalah pisang Cavendish yang pemasoknya tertentu.
Akibatnya, pasar ekspor korea tidak dapat dipenuhi karena
sumber-sumber bahan baku yang tidak memadai. Padahal,
untuk pendirian sebuah pabrik, diperlukan ketersediaan
bahan baku yang berkelanjutan. Sama halnya dengan pabrik
gula Madukismo di Yogyakarta yang dalam setahun
beroperasi dalam 6 bulan dan menganggur 6 bulan karena
tidak tersedianya bahan baku (tebu) yang memadai.
f. Menguasai informasi. Seorang manajer Pembelian harus
mengerti dan dapat menggunakan teknologi informasi.
6
Pertama kita berbicara tentang apakah tujuan jabatan dari seorang
Manager Purchasing ? Tujuannya adalah agar dapat mengelola kegiatan
operasional divisi purchasing secara profesional, efektif dan efisien untuk
mencapai target atau program kerja yang telah di tetapkan dengan
berpedoman kepada prosedur dan peraturan yang berlaku di perusahaan.
Kedua, jika kita berbicara tentang tanggung jawab, maka seorang Manager
purchasing tentu saja mempunyai tanggung jawab yang besar. Di antara
tanggung jawab tersebut antara lain sebagai berikut :
7
11. Membantu Head of Manufacturing dalam
menyusun target jangka panjang untuk 5 tahun ke
depan dan dituangkan dalam bentuk target jangka
pendek tahunan untuk departemen yang berada di
bawah kewenangannya sesuai dengan data-data
yang ada.
12. Bersama Head of Supply Manufacturing menyusun
strategi jangka panjang 5 tahun ke depan dan
dituangkan dalam strategi jangka pendek tahunan
untuk departemen yang berada di bawah
kewenangannya.
13. Membuat standar prosedur (SOP) yang terkait
dengan bagian yang berada di bawah
kewenangannya dan memastikan prosedur tersebut
mendukung pencapaian target organisasi yang
sudah ditetapkan sebelumnya.
14. Melakukan pengawasan dan pengendalian kinerja
divisi Purchasing sesuai dengan target yang sudah
ditentukan.
15. Melakukan koordinasi internal antar departemen
dan menjaga hubungan lintas divisi agar dapat
bekerja sama dalam mencapai target perusahaan
yang sudah ditetapkan.
16. Menjalin hubungan dengan pihak eksternal, seperti
pejabat pemerintahan yang terkait.
17. Menjalin hubungan dengan pihak eksternal,
misalnya pejabat swasta di kantor - kantor yang
berhubungan dengan bisnis perusahaan.
18. Membuat rencana kebutuhan biaya yang
dibutuhkan oleh bagian yang berada di bawah
kewenangannya dan dituangkan dalam budget
tahunan.
19. Membuat pengajuan biaya operasional, memastikan
efisiensi biaya, pemanfaatan biaya yang sudah
diberikan sesuai dengan kebijakan otorisasi dan
sistem budgeting.
20. Membuat proposal biaya yang di luar kebijakan
otorisasi dan budget dengan melampirkan evaluasi
pendukung.
21. Mengajukan usulan-usulan rotasi, promosi, mutasi
untuk level di bawah manager sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan untuk memenuhi
kebutuhan perusahaan.
22. Membuat usulan penambahan tenaga kerja di luar
standar yang ditetapkan sesuai dengan kebutuhan
pada bagian yang berada di bawah kewenangannya.
8
23. Membuat usulan pengembangan tenaga kerja di
departemen masing-masing sesuai dengan
kebijakan yang berlaku.
24. Memberikan pelatihan kepada karyawan yang
berada di bawah kewenangannya sesuai dengan
kompetensi yang mengacu pada kebutuhan
perusahaan.
G. Tahapan-tahapan pembelian
sebagai berikut :
a. Tahap pertama adalah Kesadaran akan kebutuhan suatu dan
ketersediaannya. Seorang konsumen harus tahu bahwa ada
kebutuhan atau ada kesempatan yang dapat dilakukan bila dia
membeli barang tertentu dan barang tertentu tersebut tersedia di
pasar.
b. Tahap kedua, seorang Konsumen akan mencari informasi
sebanyak-banyaknya tentang produk yang akan dibelinya.
Konsumen akan mencari informasi suatu produk tentang figur-
figurnya, harganya, penjualannya, dan juga jaminan dari
perusahaan.
c. Tahap ketiga, maka seorang Konsumen akan merasa suka dan
butuh terhadap produk itu secara umum.
d. Tahap keempat adalah preferensi. “Kenapa saya harus membeli
produk Merk A, bukan Merk B. Kenapa saya harus membeli tipe
yang seharga ini bukan seharga itu.” Ini adalah preferensi.
Konsumen akan mencocokkan produknya disesuaikan dengan
kesukaannya, seleranya, budgetnya dan lainnya. Di tahapan ini
9
konsumen sudah mulai mengerucutkan pada apa yang lebih disukai
dibandingkan yang lain.
e. Tahap kelima adalah membuat keyakinan atau konfirmasi. Setelah
konsumen mengerucutkan pada beberapa pilihan, dia akan tambah
mantap setelah mendengar penjelasan yang baik dari penjual
/salesman dan memutuskan untuk membeli.
f. Tahapan yang terakhir, keenam, akhirnya konsumen tersebut akan
merasa puas atas hasil pembelian yang telah dilakukannya, dan
setiap konsumen akan berbeda.
H. Prinsip Pembelian
Ibaratnya hubungan antara dua individu, saya dan Anda, maka buatlah
Anda menjadi bagian dari saya dan saya menjadi bagian dari Anda. Seperti
halnya perbankan. Bank mengatakan “nasabah adalah bagian dari kami”
Dan nasabah pun mengatakan “kami adalah bagian dari perbankan”. Hal
ini memang terbukti, bank tanpa nasabah, tidak akan dapat berbuat apa-
apa, karena itu, perbankan berusaha meraup nasabah sebanyak-banyaknya.
Begitu juga dengan nasabah yang mengatakan, “ Kami adalah bagian dari
bank. Tanpa bank, maka akan terdapat banyak kesulitan, terutama dalam
hal bayar membayar, transaksi dagang, transfer yang, menabung, dan lain-
lain”.
10
I. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian yang
dilakukan konsumen
a. Faktor Kebudayaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen diantaranya
adalah faktor kebudayaan. Perilaku manusia ditentukan oleh
kebudayaan yang melingkupinya, dan pengaruhnya akan selalu
berubah sesuai dengan perkembangan jaman dari masyarakat
tersebut. Kebudayaan merupakan faktor yang berpengaruh paling
luas pada seorang konsumen. Yang termasuk ke dalam faktor
kebudayaan adalah budaya (suatu simbol dan fakta yang kompleks
yang diciptakan manusia dan diturunkan dan generasi ke generasi
sebagai penentu dan pengatur perilaku manusia dalam masyarakat
yang ada.), sub budaya (ciri sosialisasi yang khas bagi masing-
masing anggotanya yaitu bangsa, ras, dan geografi), dan kelas
sosial (kelas dimana orang tersebut berada), dimana kesemuanya
turut mempengaruhi perilaku konsumen.
1) Budaya
Budaya adalah faktor penentu paling pokok dari
keinginan dan perilaku seseorang. Makhluk yang paling
rendah umumnya dituntun oleh naluri. Sedangkan
manusia, perilaku biasanya dipelajari dari lingkungan
sekitarnya. Sehingga nilai, persepsi, preferensi, dan
perilaku antara seseorang yang tinggal pada daerah
tertentu dapat berbeda dengan orang lain yang berada di
lingkungan yang lain pula. Sehingga pemasar sangat
berkepentingan untuk melihat pergeseran kultur
tersebut agar dapat menyediakan produk-produk baru
yang diinginkan konsumen.
2) Sub Budaya
Tiap kultur mempunyai subkultur yang lebih kecil, atau
kelompok orang dengan sistem nilai yang sama
berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang sama.
Seperti kelompok kebangsaan yang bertempat tinggal
pada suatu daerah mempunyai cita rasa dan minat etnik
yang khas. Demikian pula halnya dengan kelompok
keagamaan. Daerah geografik adalah merupakan
subkultur tersendiri. Banyaknya subkultur ini
merupakan segmen pasar yang penting, dan pemasar
sering menemukan manfaat dengan merancang produk
yang disesuaikan dengan kebutuhan subkultur tersebut.
3) Kelas Sosial
Kelas sosial adalah susunan yang relatif permanen dan
teratur dalam suatu masyarakat yang anggotanya
mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang ama. Kelas
11
sosial tidak ditentukan oleh faktor tunggal seperti
pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan, dan
variabel lainnya. Kelas sosial memperlihatkan
preferensi produk dan merk yang berbeda. alam hal ini
sama dengan istilah lapisan sosial, tanpa membedakan
pembagian kelas baik itu uang, tanah, kekuasaan atau
dasar lainnya.
b. Faktor Sosial
Faktor sosial juga merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen, Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial
seperti kelompok referensi (kelompok-kelompok yang secara
langung atau tidak langsung mempengaruhi sikap dan perilaku
orang lain), keluarga, peranan dan status (posisi seseorang dalam
masing-masing kelompok).
Perilaku Konsumen
1) Kelompok Referensi
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok
kecil. Kelompok yang berpengaruh langsung dan di dalam
mana seseorang menjadi anggotanya disebut kelompok
keanggotaan. Ada yang disebut kelompok primer, di mana
anggotanya berinteraksi secara tidak formal seperti
keluarga, teman, dan sebagainya. Ada pula yang disebut
kelompok sekunder, yaitu seseorang berinteraksi secara
formal tetapi tidak reguler. Contohnya adalah organisasi.
Kelompok rujukan adalah kelompok yang merupakan titik
perbandingan atau tatap muka atau tak langsung dalam
pembentukan sikap seseorang. Orang sering dipengaruhi
oleh kelompok rujukan di mana ia tidak menjadi
anggotanya. Pemasar dalam hal ini berupaya
mengidentifikasikan kelompok rujukan dari pasar
sasarannya. Kelompok ini dapat mempengaruhi orang pada
perilaku dan gaya hidup. Mereka dapat mempengaruhi
pilihan produk dan merk yang akan dipilih seseorang.
2) Keluarga
Anggota keluarga pembeli dapat memberikan pengaruh
yang kuat terhadap perilaku pembeli. Keluarga orientasi
adalah keluarga yang terdiri dari orang tua yang
12
memberikan arah dalam hal tuntunan agama, politik,
ekonomi dan harga diri. Keluarga dapat didefinisikan
sebagai suatu masyarakat yang terkecil, yang perilakunya
sangat mempengaruhi dan menentukan dalam pengambilan
keputusan pembeli (AA. Prabu Mangkunegara : 47).
Dalam menganalisa perilaku konsumen, faktor keluarga
dapat berperan sebagai berikut :
Initiator/Pengambil inisiatif , yaitu siapa yang
mempunyai inisiatif membeli tetapi tidak
melakukan proses pembelian.
Influencer/Pemberi pengaruh, yaitu siapa yang
mempengaruhi keputusan membeli.
Decider/Pengambil keputusan, yaitu siapa yang
menentukan keputusan yang diambil, bagaimana
cara membelinya, dan dimana tempat
membelinya.
Buyer/Pelaku pembelian, yaitu siapa yang akan
melakukan proses pembelian.
User/Pemakai, yaitu siapa yang akan
menggunakan produk yang dibeli.
3) Motivasi
Keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong
keinginan orang tersebut untuk melakukan kegiatan-
kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motif yang ada
dalam diri seseorang akan mendorong untuk berperilaku
dalam mencapai kepuasan. Oleh karena itu, motivasi
bukanlah sesuatu yang dapat dilihat, tetapi dapat
disimpulkan berdasarkan perilaku yang tampak.
4) Peran dan Status
Seseorang dapat menjadi bagian dari beberapa kelompok
selama hidupnya seperti dalam keluarga dan organisasi.
Posisi seorang dalam masing-masing kelompok disebut
peran dan status. Setiap peran merupakan kegiatan-kegiatan
yang harus dilakukan seseorang, seperti peran orang tua
dalam keluarga atau peran direktur dalam perusahaan.
Setiap peran memiliki status yang mencerminkan
penghargaan umum terhadap peran tersebut dalam
masyarakat atau kelompok secara langsung. Setiap peran
dan status tidak hanya mempengaruhi perilaku secara
umum tetapi juga mempengaruhi perilaku pembelian
seseorang.
13
c. Faktor Personal
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen selanjutnya
adalah faktor personal. Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh
faktor personal seperti umur dan siklus hidup, pekerjaan, kondisi
ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri.
1) Umur dan Siklus Hidup
Orang akan mengubah barang atau jasa yang
mereka beli sepanjang kehidupan mereka.
Kebutuhan dan selera seseorang akan berubah
sesuai dengan usia. Pembelian dibentuk oleh tahap
daur hidup keluarga. Sehingga pemasar hendaknya
memperhatikan perubahan minat pembelian yang
terjadi yang berhubungan dengan daur hidup
manusia.
2) Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa
yang dibelinya. Dengan demikian pemasar dapat
mengidentifikasikan kelompok yang berhubungan
dengan jabatan yang mempunyai minat di atas rata-
rata terhadap produk mereka.
3) Kondisi Ekonomi
Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi pilihan
produk. Pemasar yang produknya peka terhadap
pendapatan dapat dengan seksama memperhatikan
kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan,
dan tingkat bunga. Jadi jika indikator-indikator
ekonomi tersebut menunjukkan adanya resesi,
pemasar dapat mencari jalan untuk menetapkan
posisi produknya.
4) Gaya Hidup
Orang yang berasal dari subkultur, kelas sosial, dan
pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup
yang berbeda. Gaya hidup seseorang menunjukkan
pola kehidupan orang yang bersangkutan yang
tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya.
Konsep gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar
secara cermat, dapat membantu untuk memahami
nilai-nilai konsumen yang terus berubah dan
bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi
perilaku konsumen.
5) Kepribadian dan Konsep Diri
14
Tiap orang mempunyai kepribadian yang khas dan
ini akan mempengaruhi perilaku pembeliannya.
Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologis
yang unik yang menimbulkan tanggapan relatif
konstan terhadap lingkungannya sendiri.
Kepribadian sangat bermanfaat untuk menganalisis
perilaku konsumen bagi beberapa pilihan produk
atau merk.
d. Faktor Psikologis
Faktor psikologis juga merupakan faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen, Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor
psikologis seperti motivasi, persepsi, proses belajar, sikap dan
kepercayaan.
1) Motivasi
Kebanyakan dari kebutuhan-kebutuhan yang ada
tidak cukup kuat untuk memotivasi seseorang untuk
bertindak pada suatu saat tertentu. Suatu kebutuhan
akan berubah menjadi motif apabila kebutuhan itu
telah mencapai tingkat tertentu. Motif adalah suatu
kebutuhan yang cukup menekan seseorang untuk
mengejar kepuasan.
2) Persepsi
Seseorang yang termotivasi akan siap bereaksi.
Bagaimana seseorang itu akan bertindak
dipengaruhi oleh persepsi mengenai situasi. Dua
orang dalam kondisi motivasi yang sama dan tujuan
situasi yang sama mungkin bertindak secara berbeda
karena perbedaan persepsi mereka terhadap situasi
itu. Persepsi menurut Kotler diartikan sebagai:
proses di mana individu memilih, merumuskan, dan
menafsirkan masukan informasi untuk menciptakan
suatu gambaran yang berarti mengenai dunia.
3) Proses Belajar
Proses belajar menjelaskan perubahan alam perilaku
seseorang yang timbul dari pengalaman dan
kebanyakan perilaku manusia adalah hasil proses
belajar. Secara teori pembelajaran seseorang
dihasilkan melalui dorongan, rangsangan, isyarat,
tanggapan dan penguatan. Para pemasar dapat
membangun permintaan akan produk dengan
menghubungkannya dengan dorongan yang kuat,
dengan menggunakan isyarat motivasi, dan
memberikan penguatan positif.
15
4) Sikap dan Kepercayaan
Dengan melalui proses belajar, seseorang akan
mempunyai sikap dan kepercayaan tertentu. Sikap
adalah kesiapan mental yang diorganisasikan
melalui pengalaman dan memiliki pengaruh tertentu
pada tanggapan seseorang terhadap suatu objek dan
situasi yang berhubungan dengannya.
a. Attention
Pertama kali konsumen dihubungi atau ditawari oleh perusahaan
tertentu sehingga muncul perhatian (attention) pada diri konsumen
(Galaksi, 2009:1). Pada tahap perhatian (attention) perusahaan
berusaha agar calon konsumen memperhatikan penawaran yang
dilakukannya. Untuk mendapatkan perhatian dari calon konsumen
wira usaha harus memperlihatkan sikap yang baik, tutur kata dan
cara berpakaian yang menarik yang akan memberikan penilaian
yang positif dari calon konsumen yang akan berpengaruh terhadap
terjadinya jual beli. Namun, Khani menyebut huruf A dalam
konsep AIDA+S sebagai aware. Menurut Khani (2009:1) langkah
pertama dalam strategi pemasaran adalah konsumen harus
menyadari atau tahu (aware) akan keberadaan sebuah produk.
b. Interest
Interest adalah timbulnya minat konsumen terhadap barang yang
sudah dia perhatikan (Galaksi, 2009:1). Sejalan dengan pendapat
Galaksi, Khani juga berpendapat yang sama tentang interest
(2009:1), yaitu setelah mengetahui segala sesuatu tentang produk
16
itu akan timbul rasa tertarik (interest) pada diri konsumen. Pada
tahap ini perusahaan berusaha meningkatkan perhatian calon
konsumen menjadi minat dengan cara menciptakan suasana yang
menyenangkan, mendengarkan, dan memahami kebutuhan
konsumen.
c. Desire
Menurut Khani (2009:1) adanya ketertarikan tersebut akan
menimbulkan hasrat, keinginan (Desire) konsumen untuk membeli
dan menggunakan produk yang ditawarkan oleh perusahaan
tersebut. Pada tahap ini perusahaan harus dapat meyakinkan calon
konsumen dengan menjelaskan keuntungan yang akan didapat
calon konsumen apabila membeli produk yang ditawarkan serta
kerugiannya jika tidak membeli produk tersebut. Hal-hal yang
mempengaruhi keinginan membeli dari calon konsumen adalah
faktor pendapatan, pendidikan, status sosial, jenis kelamin dan
lainnya.
d. Action
Pada tahap tindakan (action) perusahaan harus dapat mewujudkan
kebutuhan dan harapan konsumen dan memberikan keyakinan
bahwa barang, jasa, dan ide yang dibeli merupakan langkah yang
tepat yang dapat memberikan keuntungan bagi konsumen.
e. Satisfaction
Pada tahap kepuasan (satisfaction) perusahaan harus dapat
memastikan bahwa kualitas barang, jasa dan ide yang dibeli sesuai
dengan harapan konsumen.
f. Impulse buying
Adalah perilaku konsumen yang melakukan pembelian secara
spontan, tanpa perencanaan terlebih dahulu.
17
Distribusi : produk harus semudah mungkin diakses
oleh konsumen, misalnya : meletakkan produk
(permen, coklat, batu battery, dan produk low
involvement lainnya) di kasir swalayan atau toko.
Display produk yang menarik. Sebagian besar
konsumen yang melakukan impulse buying adalah
wanita dan anak-anak. Dan mereka biasanya tertarik
dengan kemasan produk yang menarik. Mengapa
fokus pada anak-anak ? Walaupun mereka bukan
yang pegang uang, dan tidak memiliki purchasing
power yang independen, namun anak-anak
merupakan influencer yang tinggi dalam memilih
barang. Bayangkan bila si kecil tiba-tiba mogok di
depan barang yang diinginkannya, tentu orang tua
tidak punya pilihan lain selain mengabulkan
permintaannya.
Produk yang inovatif : konsumen cenderung
mencoba produk-produk baru. Dan, biasanya
produk yang hanya rata-rata, memiliki potensi yang
rendah dalam menarik impulse buying. Usahakan
produk Anda seinovatif mungkin, baik dari kualitas
maupun kemasannya.
K. Siklus Pembelian
Siklus pembelian adalah suatu kegiatan atau transaksi pembelian, baik itu
secara tunai maupun kredit dalam suatu organisasi.
Sistem Informasi Akuntansi Pembelian berarti suatu sistem pembelian atau
suatu sistem transaksi untuk mendapatkan barang-barang baik secara
kredit maupun secara tunai di dalam suatu organisasi / perusahaan yang
merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media,
prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan
jalur komunikasi yang penting, memberi sinyal kepada manajemen dan
menyediakan suatu dasar informasi pembelian untuk pengambilan
keputusan yang cerdik.
18
2. Bagian pembelian menerima SPH dari pemasok lalu membuat
permintaan daftar barang yang dikirim ke bagian gudang.
3. Bagian gudang menerima permintaan daftar barang lalu
membuat daftar barang yang ada dan dikirimkan ke bagian
pembelian.
4. Bagian pembelian menerima daftar barang yang ada lalu
memutuskan apakah akan memesan atau tidak. Jika tidak akan
memesan maka berakhir, tetapi jika mau memesan maka bagian
pembelian akan membuat SPP(Surat Permintaan Pembelian)
yang dikirim ke pemimpin
5. Pemimpin setelah menerima SPP dari bagian pembelian, jika
menyetujuinya akan meng acc SPP. SPP yang telah di acc
dikirim ke bagian pembelian
6. Bagian pembelian setelah menerima SPP yang telah di acc
akan membuat SOP(Surat Order Pembelian) rangkap 4. SOP
lembar 1 akan dikirimkan kepada supplier, SOP lembar kedua
akan dikirimkan ke bagian gudang, SOP lembar ketiga akan
dikirimkan ke bagian keuangan dan SOP lembar keempat akan
disimpan sebagai arsip.
7. Supplier menerima SOP dari bagian pembelian. Setelah itu
supplier membuat faktur, lalu mengirimkan faktur beserta
barang yang dibeli kepada bagian pembelian.
8. Bagian pembelian menerima barang dan faktur dari supplier
setelah itu mengirimkan barang beserta faktur kepada bagian
gudang
9. Bagian gudang menerima barang dan faktur dari bagian
pembelian. Bagian gudang membuat laporan penerimaan
barang rangkap 2 berdasarkan barang dan SOP. Laporan
penerimaan barang lembar 1 disimpan sebagai arsip, sedangkan
lembar kedua dikirim ke bagian keuangan beserta faktur.
10. Bagian keuangan melakukan pembayaran berdasarkan atas
SOP, laporan penerimaan barang dan faktur. Pembayaran
tersebut dikirim ke supplier .
11. Supplier setelah menerima pembayaran membuat faktur lunas
yang dikirimkan ke bagian keuangan.
12. Bagian keuangan menerima faktur lunas dan berdasarkan
faktur lunas tersebut bagian keuangan membuat laporan
pembelian tunai rangkap 2, lembar pertama kan disimpan
sebagai arsip dan lembar kedua kan dikirimkan ke pemimpin.
19
Berikut merupakan Prosedur Pembelian Kredit Berdasarkan Penawaran
Supplier :
1. Bagian supplier mengirimkan SPH (Surat Penawaran Harga) ke
bagian pembelian.
2. Bagian pembelian menerima SPH dari pemasok lalu membuat
permintaan daftar barang yang dikirim ke bagian gudang.
3. Bagian gudang menerima permintaan daftar barang lalu membuat
daftar barang yang ada dan dikirimkan ke bagian pembelian.
4. Bagian pembelian menerima daftar barang yang ada lalu
memutuskan apakah akan memesan atau tidak. Jika tidak akan
memesan maka berakhir, tetapi jika mau memesan maka bagian
pembelian akan membuat SPP(Surat Permintaan Pembelian) yang
dikirim ke pemimpin
5. Pemimpin setelah menerima SPP dari bagian pembelian, jika
menyetujuinya akan mengacc SPP. SPP yang telah diacc dikirim
ke bagian pembelian
6. Bagian pembelian setelah menerima SPP yang telah diacc akan
membuat SOP(Surat Order Pembelian) rangkap 4. SOP lembar 1
akan dikirimkan kepada supplier, SOP lembar kedua akan
dikirimkan ke bagian gudang, SOP lembar ketiga akan dikirimkan
ke bagian keuangan dan SOP lembar keempat akan disimpan
sebagai arsip.
7. Supplier menerima SOP dari bagian pembelian. Setelah itu
supplier membuat faktur, lalu mengirimkan faktur beserta barang
yang dibeli kepada bagian pembelian.
20
8. Bagian pembelian menerima barang dan faktur dari supplier
setelah itu mengirimkan barang dan faktur ke bagian gudang.
9. Bagian gudang menerima barang dari bagian pembelian. Bagian
gudang membuat laporan penerimaan barang rangkap 2
berdasarkan barang dan SOP. Laporan penerimaan barang lembar
1 disimpan sebagai arsip, sedangkan lembar kedua dikirim ke
bagian keuangan beserta dengan faktur.
10. Bagian keuangan membuat laporan pembelian kredit rangkap 2
berdasarkan SOP, faktur dan laporan penerimaan barang. Laporan
pembelian kredit lembar pertama akan disimpan sebagai arsip dan
laporan keuangan kedua akan dikirimkan ke pemimpin.
21
dilakukan dengan pembelian tunai maupun kredit Kelengkapan
administrasi pembelian Pada perusahaan yang telah memiliki SOP
(Standard Operational Procedure) dan penyelenggaraan administrasinya
secara manual, jenis perlengkapan yang diperlukan terdiri atas : formulir-
formulir, buku-buku untuk mencatat, peralatan kantor (ATK), mesin
kantor dan kegiatan kesekretariatan lainnya.
Formulir adalah daftar isian baik itu yang tercetak maupun tidak yang
memiliki ruang untuk diisi dengan informasi. Formulir bermanfaat untuk
menetapkan tanggung jawab timbulnya transaksi bisnis, merekam data,
mengurangi kesalahan dan menyampaikan informasi pokok dari satu ke
orang lain. Format formulir di tiap-tiap perusahaan tidaklah sama, tetapi
secara umum memiliki data yang sama yang harus diisi.
22
BAB III
PENUTUP
23
Kesimpulan
Di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelian merupakan
membeli barang atau jasa baik itu untuk operasional perusahaan maupun
untuk dijual kembali, yang didapat dari pemasok baik dalam negeri
maupun luar negeri. Yang dimana sistem akuntansi pembelian digunakan
dalam perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh
perusahaan sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan atas barang atau
jasa yang diperlukan oleh perusahaan dan dapat diterima tepat pada
waktunya dengan mutu yang sesuai serta harga yang menguntungkan. Dan
sebagai Manager Purchasing harus mempunyai wewenang dan kriteria
yang dimana telah ditetapkan. Jenis-jenis Pembelian juga harus dipahami,
kemudian formulir pembelian ada beberapa orang yang memakai dan ada
juga yang tidak.
DAFTAR PUSTAKA
https://text-id.123dok.com/document/6zkeorm4z-pengertian-
pembelian-klasifikasi-transaksi-pembelian.html
24
http://achmadresyamartio.blogspot.com/2013/11/definisi-
pembelian.html
http://ucanseeme-dhelya.blogspot.com/2012/11/faktor-yang-
mempengaruhi-perilaku.html
http://babymonkey-khayratul.blogspot.com/2013/11/proses-
pembelian.html
https://books.google.co.id/books?
id=MzZ4T0MjvcAC&pg=PA365&dq=manajemen+pembelian&hl=id
&sa=X&ved=2ahUKEwj2s7z-
4JLuAhVs7XMBHRt0BpMQ6AEwAHoECAUQAg#v=onepage&q=m
anajemen%20pembelian&f=false
https://www.google.com/amp/s/benbend030.wordpress.com/
2012/12/29/siklus-pembelian/amp/
https://www.wuryantoro.com/2019/01/faktor-yang-mempengaruhi-
perilaku.html?m=1
25