Anda di halaman 1dari 28

Evaluasi Kurikulum

Nur Aini Lailatul Hikmah1, Moh. Khusnul Abid2, Hisnan Nida Salsabila3, dan
Husni Toriq Akbar4
Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga
1
email: ainihikmah5@gmail.com
2
email: khusnulabid0@gmail.com
3
email: hisnansalda@gmail.com
4
email: thoriqakbar863@gmail.com
Abstract

Evaluation is a process to collect information that can be


used as consideration for making decisions. The curriculum
is the entire activity designed by the school to provide
various experiences to students, both inside and outside the
research class. A teacher's understanding of curriculum
evaluation in Indonesia is considered very poor. This article
aims to examine further how to evaluate the curriculum in
education. The research method used is a literature study by
reviewing several journals and literary sources related to the
topic discussed in this article and then carefully analyzing
the curriculum evaluation material. The focus of this
article's material discusses the concept of curriculum
evaluation, problems, objectives, models, and criteria in
curriculum evaluation. With a good understanding of
curriculum evaluation, it is hoped that the curriculum in
Indonesia will become even better.

Keywords: Evaluation, Curriculum

Abstrak

Evaluasi merupakan suatu proses dalam usaha untuk


mengumpulkan informasi yang dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan untuk membuat keputusan, Kurikulum
merupakan keseluruhan kegiatan yang dirancang sekolah
untuk memberikan berbagai pengalaman kepada siswa, baik
di dalam ataupun di luar kelas penelitian. Pemahaaman
seorang guru mngenai evaluasi kurikulum di Indonesia

1
dinilai sangat kurang. Artikel ini bertujuan untuk meneliti
lebih lanjut tentang bagaimana evaluasi kurikulum dalam
suatu Pendidikan.Metode penelitian yang digunakan adalah
studi literatur dengan mengkaji beberapa jurnal dan sumber-
sumber literatur terkait dengan topik pembahasan artikel ini
lalu dianalisis secara seksama tentang materi valuasi
kurikulum. Fokus dari materi artikel ini membahas tentang
konsep evaluasi kurikulum, permasalahan, tujuan, model-
model serta kriteria dalam evaluasi kurikulum. Dengan
adanya pemahaman yang baik mengenai evaluasi kurikulum
diharapkan nantinya kurikulum di Indonsia menjadi semakin
lebih baik.

Kata Kunci: Evaluasi, Kurikulum.

A. Pendahuluan Evaluasi kurikulum memegang


Pada saat sebelum kurikulum peranan penting dalam proses
diberlakukan, maka diperlukannya fase pendidikan dengan tujuan mengetahui
pengembangan kurikulum sebagai fase hingga manakah siswa mencapai
perintisan yaitu dengan kurikulum yang kemajuan ke arah tujuan yang telah
baru dirancang dengan cermat kemudian ditentukan. Dalam hal ini, pelaksanaan
diuji-cobakan dalam lingkungan yang kurikulum harus dilaksanakan dengan
terbatas, dan akhirnya bisa diputuskan sistematis sesuai dengan konsep dasar
untuk disebarluaskan ke seluruh evaluasi kurikulum. Yang kemudian
Lembaga Pendidikan. nantinya akan menemukan hasil evaluasi
Kemudian pada fase kurikulum yang sesuai dengan
pengembangan kurikulum, yang kebutuhan dan kemampuan pelaku-
termasuk didalamnya yaitu evaluasi dan pelaku dalam dunia pendidikan
juga perbaikan. Kurikulum baru akan khsusnya.
disesuaikan dahulu berdasarkan hasil Berdasarkan uraian di atas, maka
evaluasi. Maka dari itu pentingnya dalam kajian ini penulis akan membahas
penyesuaian evaluasi yang tepat dan beberapa rumusan masalah diantaranya;
berkelanjutan untuk mendukung (1) bagaimana konsep evaluasi
terwujudnya fase pengembangan kurikulum, (2) apa permasalahan dalam
kurikulum yang efektif dan bermakna. evaluasi kurikulum?, (3) apa tujuan serta

2
cakupan evaluasi kurikulum?, (4) mengenai permasalahan yang akan
bagaimana model evaluasi kurikulum?, dibahas pada penelitian ini, yaitu
(5) apa standar evaluasi kurikulum?. mengenai evaluasi kurikulum.
Oleh karena itu, adanya kajian ini C. Hasil dan Pembahasan
akan membahas terkait dengan evaluasi 1. Konsep Evaluasi Kurikulum
kurikulum dengan beberapa sumber a. Pengertian Evaluasi
terdahulu yang saling berkaitan dan Kurikulum
relevan. 1) Pengertian evaluasi
B. Metode Penelitian Evaluasi merupakan bagian
Penelitian yang dilakukan berusaha dari kurikulum, evaluasi
untuk mengetahui juga mendiskripsikan memiliki tujuan untuk memeriksa
permasalahan dalam evaluasi kurikulum. tercapainya tujuan-tujuan
Dengan begitu, Penelitian ini pendidikan yang ingin
menggunakan jenis penelitian kajian diwujudkan dalam kurikulum
literatur dengan mencari beberapa yang bersangkutan.
referensi teori yang relevan dengan Dalam Kamus Besar Bahasa
kasus yang ditemukan. Studi literatur Indonesia (2008) di jelaskan
merupakan cara yang dipakai untuk evaluasi merupakan proses
mengumpulkan data-data yang penilaian yang sistematis
berhubungan dengan topik yang menjadi mencangkup pemberian nilai,
bahan penelitian. Dari data-data yang atribut, apresiasi, dan pengenalan
telah diperoleh kemudian dianalisis permasalahan dan pemberian
dengan menggunakan metode analisis solusi atas permasalahan itu.
deskriptif. Evaluasi merupakan proses
Metode ini dipilih karena dianggap mengumpulan informasi untuk
sesuai dengan kajian yang diteliti, karena membantu mengambil keputusan
data-data yang diperlukan dalam yang di dalamnya terdapat
menyelesaikan penelitian tersebut perbedaan siapa yang mengambil
berasal dari buku, jurnal, dokumen, dan keputusan.
sebagainya. Sumber-sumber yang
diperoleh memuat tentang informasi

3
Terdapat beberapa pengertian murid yang telah direncanakan
evaluasi menurut para ahli oleh pihak sekolah yang
diantaranya: bertujuan mencapai tujuan-
a) Purwanto dan Arti Suparman, tujuan pendidikan.
evaluasi merupakan penerapan b) E. Eisber (1979)
prosedur ilmiah dengan tujuan mendefinisasikan kurikulum
mengumpulkan data yang valid sebagai pengalaman-
dan reliable untuk membuat pengalaman yang diberikan
keputusan tentang sebuah kepada para siswa di bawah
program. bimbingan dan pengawasan
b) Rutman dan Mowbray, sekolah.
evaluasi merupakan penggunaan c) A. Glattron (1987)
metode ilmiah yang bertujuan mendefinisikan kurikulum
menilai implementasi dan merupakan rencana –rencana
outcomes sebuah program yang yang dibuat untuk
nantinya berguna untuk membimbing dalam belajar
mengambil keputusan. disekolah yang biasanya
c) Chelimsky, evaluasi meliputi dokumen, level
merupakan sebuah metode secara umum, dan aktualisasi
penelitian yang sistemastis untuk dan rencana-rencana itu
menulai rancangan, implementasi dikelas, sebagai pengalaman
dan efektifitas suatu program ,urid yang telah di catat dan
(Arofah, 2016) ditulis oleh sorang ahli.
Sedangkan pengertian
2) Pengertian kurikulum kurikulum secara semantik
Terdapat beberapa pendapat dibagi menjadi tiga yaitu:
ahli tentang kurikulum, a) Kurikulum Tradisional
diantaranya: mata pelajaran yang
a) Rapl Tyler (1949) diajarkan di sekolah atau
mendefinisasikan kurikulum bidang studi
sebagai semua pembelajaran

4
b) Kurikulum secara Evaluasi kurikulum
Modern semua pengalaman memiliki dua dimensi yang
yang di dapat siswa di bawah sering mebndapat sorotan
pengawasan sekolah , dan yaitu, dimensi kuantitatif dan
bidang studi adalah bagian kualitatif, intrumrn yang
kecil dari prigram kurikulum digunakan untuk meng
secara menyeluruh. evaluasi kedua instrumrn
c) Kurikulum masa kini tersebut berbeda. Jika
merupakan strategi yang kuantitatif biasanya
digunakan untuk menggunakan tes standar, tes
mengadaptasikan perubahan prestasi dasar, tes diagnostic
kultural untuk mencapai dan lain-lain sedangkan
tujuan sekolah (Huda, 2017). kualitataif menggunakan
Evaluasi merupakan instrumen inventori, interview,
bagian penting dalam catatan anekdot dan
kurikulum,karena kurikulum sebagainya (Rahayu & Aly,
merupakan program 2023).
penyelenggaraan proses b. Fungsi dan Kedudukan
pembelajaran siswa. Dengan Evaluasi Kurikulum
evaluasi maka akan dapat di Fungsi dan Evaluasi
ketahui tingkat keberhasilan kurikulum menduduki beberapa
kurikulum dalam proses tempat diantaranya sebagai
penyelenggaraan pendidikan berikut
dan pengajaran kepada siswa. 1. Konsep sebagai moral
Dengan berdasar pada judgement
informasi yang di dapat dari Konsep utama
evaluasi maka dapat di buat dalam evaluasi adalah masalah
keputusan tentang kurikulu nilai. Hasil dari suatu nilai berisi
yang akan diterapkan suatu nilai yang akan digunakan
selanjutnya. untuk tindakan selanjutnya. Hal

5
ini mengandung dua pengertian tes. Ada dua kriteria dalam
yaitu: penilaian kurikulum:
a) Evaluasi berisi suatu skala a) Kriteria berdasarkan tujuan
nilai moral, berdasarkan skala yang telah ditentukan atau sering
tersebut suatu objek evaluasi disebut kriteria patokan
dapat dinilai. b) Kriteria berdasarkan norma-
b) Evaluasi berisi suatu norma atau standar yang ingin
perangkat kriteria praktis yang dicapai sebagaimana adanya (R
berdasarkan kriteria-kriteria ibrahim, 2021)
tersebut suatu hasil dapat dinilai. 2. Permasalahan Evaluasi
2. Evaluasi dan penentuan Pembelajaran
keputusan Evaluasi kurikulum
Beberapa hasil evaluasi merupakan proses penting dalam
menjadi bahan pertimbangan pengembangan sistem pendidikan
dalam menentukan keputusan. yang mengukur efektivitas
Pihak pengambil keputusan kurikulum yang sedang berjalan,
dalam pelaksanaan pendidikan memahami keberhasilan atau
dan kurikulum adalah guru, kegagalan dalam mencapai tujuan
murid, orang tua, kepala sekolah, pendidikan, dan memberikan dasar
para inspektur, pengembangan untuk perbaikan serta meningkatkan
kurikulum dan sebagainya. kurikulum. Evaluasi ini juga
3. Evaluasi dan konsensus nilai bertujuan untuk memastikan bahwa
Kesatuan penilaian dapat program yang dilaksanakan di
dicapai melalui suatu konsensus. lembaga pendidikan tersebut efektif,
Kosensus tersebut berupa relevan, dan memenuhi kebutuhan
kerangka kerja penelitian yang peserta didik serta tujuan pendidikan
dipusatkan pada tujuan-tujuan dalam mengembangkan pendidikan.
khusus, pengukuran prestasi Dalam penerapannya
belajar behavioral, analisis terdapat beberapa masalah yang
statistik dari prestasi tes dan post dihadapi. Beberapa masalah yang
umum terjadi adalah:

6
a. Relevansi Kurikulum diterapkan dalam kehidupan
Evaluasi kurikulum sehari-hari dan di tempat kerja.
pendidikan menyoroti isu penting Pendidikan harus memberikan
terkait dengan relevansi landasan yang kuat untuk
kurikulum dalam menghadapi mengatasi tantangan global,
perkembangan terkini dalam termasuk isu-isu lingkungan,
ilmu pengetahuan dan teknologi. teknologi, dan keterampilan
Pertanyaan yang muncul adalah sosial yang dibutuhkan dalam
sejauh mana kurikulum mampu masyarakat yang semakin
menyesuaikan diri dengan kompleks. Dengan demikian,
perkembangan ilmu pengetahuan evaluasi ini menekankan
yang terus berubah dan teknologi perlunya memperbarui dan
yang semakin canggih. Dengan menyesuaikan kurikulum untuk
perkembangan pesat dalam mencerminkan perubahan dan
berbagai disiplin ilmu, kurikulum tuntutan zaman (Aprima & Sari,
harus mampu memfasilitasi 2022)
pemahaman siswa terhadap b. Efektivitas Pengajaran
pengetahuan baru dan berinovasi Evaluasi kurikulum juga
untuk memasukkan konten yang mencakup analisis terhadap
relevan dan up-to-date (Kurdi, efektivitas metode pengajaran
2021). yang digunakan dalam
Selain itu, relevansi kurikulum. Pertanyaan kunci
kurikulum juga berkaitan dengan adalah bagaimana metode
apakah materi ajar yang pengajaran memengaruhi
disampaikan sesuai dengan pemahaman dan pencapaian
kebutuhan dan tuntutan masa siswa. Guru memegang peran
kini. Dalam dunia yang terus sentral dalam proses ini, dan
berubah, kurikulum harus evaluasi harus
mampu mempersiapkan siswa mempertimbangkan sejauh mana
dengan pengetahuan dan metode yang digunakan dapat
keterampilan yang dapat merangsang minat, pemahaman,

7
dan keterlibatan siswa. Evaluasi c. Perubahan Kurikulum Secara
ini menyoroti perlunya Terus Menerus
pendekatan pengajaran yang Perubahan kurikulum
inovatif dan interaktif yang yang terjadi secara berulang-
mampu memotivasi siswa dan ulang menciptakan dinamika
memperkuat pemahaman mereka dalam dunia pendidikan.
(Ridhowy et al., 2021) Meskipun perubahan ini dapat
Selain itu, evaluasi juga membawa penyegaran dan
mencari tahu apakah ada metode peningkatan, tantangan yang
pengajaran yang lebih efektif dihadapi tidak boleh diabaikan.
yang dapat diterapkan dalam Para pemangku kepentingan,
kurikulum. Dengan terutama guru, siswa, dan orang
perkembangan penelitian tentang tua, seringkali merasakan
neurosains dan psikologi ketidakpastian saat kurikulum
pendidikan, kita terus memahami berubah. Ketidakpastian ini
lebih dalam tentang bagaimana muncul ketika mereka harus
siswa belajar dan bagaimana beradaptasi dengan perubahan
pengajaran dapat dioptimalkan. dalam materi ajar, metode
Evaluasi ini memicu perdebatan pengajaran, atau struktur
dan penelitian tentang kurikulum secara tiba-tiba
penggunaan metode yang lebih (Akmal, 2019).
inovatif, seperti pembelajaran Terlebih lagi, perubahan
berbasis proyek, kolaborasi antar yang terlalu sering dan drastis
siswa, atau penerapan teknologi dapat mengganggu kontinuitas
dalam proses pembelajaran. pembelajaran. Siswa mungkin
Tujuannya adalah untuk merasa kesulitan menyesuaikan
memastikan bahwa metode diri dengan perubahan kurikulum
pengajaran yang digunakan yang terjadi dalam waktu
dalam kurikulum benar-benar singkat. Guru juga harus terus
efektif dalam mencapai tujuan menerus mempersiapkan diri
pendidikan (Saifurrahman, 2019) untuk mengajar dengan metode

8
dan materi yang baru, yang dapat mengharuskan penyesuaian.
memerlukan waktu dan upaya Namun, ada juga situasi di mana
tambahan. Oleh karena itu, perubahan kurikulum dapat
evaluasi kurikulum harus dipicu oleh faktor politik atau
mempertimbangkan dampak kebijakan yang tidak selalu
perubahan yang berkelanjutan sejalan dengan kebutuhan
dan bertujuan untuk menganalisis pendidikan. Evaluasi harus
apakah perubahan tersebut membantu mengidentifikasi
memberikan manfaat nyata apakah perubahan kurikulum
dalam meningkatkan kualitas tersebut memiliki dasar yang
pendidikan. Manajemen kuat dalam perbaikan pendidikan
perubahan kurikulum yang hati- atau jika resistensi terhadap
hati, berdasarkan pemahaman perubahan ini muncul karena
yang kuat akan kebutuhan siswa kebingungan atau
dan tujuan pendidikan, sangat ketidaksetujuan terhadap alasan
penting untuk meminimalkan di balik perubahan tersebut.
dampak negatif dan Dengan memahami akar
memaksimalkan manfaat penyebab perubahan kurikulum
perubahan tersebut (Moha, yang berkelanjutan, evaluasi
2021). dapat memberikan wawasan
Selain itu, penting bagi yang berharga untuk perencanaan
evaluasi kurikulum untuk perubahan yang lebih efektif dan
membantu membangun rasional (Abdurrahmansyah et
pemahaman yang lebih baik al., 2023).
tentang alasan di balik perubahan d. Keterbatasan Data
kurikulum yang berulang. Dalam Keterbatasan data adalah
beberapa kasus, perubahan masalah kritis yang perlu
kurikulum mungkin terjadi diperhatikan dalam evaluasi
sebagai respons terhadap kurikulum. Evaluasi yang
perkembangan dalam ilmu menyeluruh dan efektif
pengetahuan dan teknologi yang memerlukan data yang

9
berkualitas, baik dalam hal metode pengumpulan data yang
validitas maupun relevansi. Data digunakan untuk memastikan
yang tepat akan memberikan bahwa data yang diperoleh
gambaran yang lebih akurat memiliki integritas dan validitas
tentang sejauh mana kurikulum yang memadai, sambil berupaya
telah mencapai tujuan pendidikan untuk meminimalkan bias data
yang ditetapkan. Namun, dalam yang mungkin muncul dalam
banyak kasus, data yang proses pengumpulan data.
diperlukan untuk evaluasi Dengan demikian, evaluasi dapat
kurikulum mungkin tidak mengatasi keterbatasan data dan
tersedia atau kurang lengkap. Ini memberikan gambaran yang
dapat menjadi kendala serius lebih akurat tentang efektivitas
dalam upaya untuk mengukur kurikulum (Sri Palupi, 2013).
efektivitas kurikulum secara e. Kurangnya Kontinuitas
akurat (Anas, 2019). Evaluasi
Evaluasi harus berusaha Kurangnya kontinuitas
mengidentifikasi sumber data dalam evaluasi kurikulum adalah
yang tersedia dan relevan, suatu isu yang perlu diperhatikan
sekaligus menyadari keterbatasan dalam dunia pendidikan. Terlalu
yang mungkin ada. Hal ini dapat sering, evaluasi dianggap sebagai
mencakup penggunaan data kegiatan yang terpisah dan
akademik, hasil ujian, survei terkadang dianggap hanya
pendapat siswa, atau data kinerja sebagai "tugas rutin" yang harus
guru. Namun, dalam kasus di dilakukan, daripada sebagai
mana data tersebut kurang bagian integral dari proses
lengkap atau kurang memadai, pengembangan kurikulum. Hal
evaluasi perlu mencari solusi ini dapat berdampak negatif
untuk memperoleh data yang terhadap efektivitas evaluasi,
lebih lengkap atau relevan jika karena evaluasi yang dilakukan
diperlukan. Selain itu, evaluasi secara sporadis dan terputus-
juga harus memperhatikan putus mungkin tidak mampu

10
memberikan gambaran yang memungkinkan pemangku
komprehensif tentang kepentingan untuk mengukur
perkembangan dan perubahan secara konsisten efektivitas
dalam pendidikan. kurikulum dan memberikan
Untuk mengatasi masalah umpan balik yang berkelanjutan
ini, penting untuk untuk perbaikan yang lebih baik
memperlakukan evaluasi sebagai dalam pendidikan. Dengan cara
suatu proses yang berkelanjutan ini, kurikulum dapat mencapai
dalam siklus pengembangan tujuannya dengan lebih efektif
kurikulum. Evaluasi harus dan sesuai dengan kebutuhan
menjadi bagian yang tidak pendidikan masa kini.
terpisahkan dari perencanaan dan f. Resistensi Terhadap
pengembangan kurikulum, yang Perubahan
dilakukan secara berkala dan Resistensi terhadap
terstruktur. Ini berarti bahwa perubahan adalah tantangan
hasil evaluasi dari tahun umum dalam dunia pendidikan.
sebelumnya harus digunakan Guru, siswa, dan pihak
sebagai dasar untuk perbaikan berkepentingan lainnya sering
dan pengembangan lebih lanjut kali merasa cemas atau tidak
dalam kurikulum pada tahun nyaman dengan perubahan yang
berikutnya. Dengan pendekatan diusulkan dalam kurikulum atau
ini, evaluasi dapat membantu metode pengajaran. Mereka
melacak dampak perubahan yang mungkin merasa bahwa
telah diterapkan dan perubahan tersebut akan
memungkinkan lembaga mengganggu rutinitas mereka
pendidikan untuk menjadi lebih atau meragukan apakah
responsif terhadap perubahan tersebut akan
perkembangan terbaru dalam memberikan manfaat yang
pendidikan signifikan. Dalam menghadapi
Selain itu, evaluasi yang resistensi ini, evaluasi kurikulum
berkelanjutan juga harus berperan sebagai alat yang

11
membantu mengelola perubahan bersama antara semua pihak
secara efektif dan tentang alasan di balik perubahan
mempromosikan pemahaman yang diusulkan dalam kurikulum.
yang lebih baik (Anwar, 2018) Ketika semua pihak merasa
Evaluasi kurikulum dapat bahwa mereka memiliki
menjadi saluran komunikasi yang informasi yang cukup dan telah
penting untuk mengatasi diberikan kesempatan untuk
resistensi terhadap perubahan. berpartisipasi dalam proses
Dengan mengadakan dialog evaluasi, resistensi terhadap
terbuka dengan guru, siswa, dan perubahan dapat berkurang.
pihak berkepentingan lainnya, Evaluasi yang transparan dan
evaluasi dapat membantu inklusif dapat membantu
mendengarkan kekhawatiran menciptakan lingkungan di mana
mereka dan menjelaskan alasan perubahan pendidikan dapat
di balik perubahan. Ini diterima dan diimplementasikan
memungkinkan untuk dengan lebih lancar. Dengan cara
membangun pemahaman yang ini, evaluasi kurikulum bukan
lebih baik tentang tujuan hanya sebagai alat untuk
perubahan dan bagaimana mengukur efektivitas perubahan,
perubahan tersebut dapat tetapi juga sebagai alat untuk
memengaruhi pendidikan. mengelola perubahan dengan
Evaluasi juga harus mencari cara dukungan dan partisipasi dari
untuk melibatkan semua semua pemangku kepentingan
pemangku kepentingan dalam (Ridhowy et al., 2021)
proses evaluasi, sehingga mereka g. Kurangnya Keterlibatan
merasa memiliki peran aktif Stakeholder
dalam pengambilan keputusan Keterlibatan stakeholder
tentang perubahan (Syaodih merupakan faktor kunci dalam
Sukmadinata, 1997) evaluasi kurikulum yang efektif.
Penting untuk Para pemangku kepentingan,
menciptakan pemahaman seperti guru, siswa, orang tua,

12
dan masyarakat, memiliki aktif dari berbagai pemangku
wawasan yang berharga tentang kepentingan. Ini dapat mencakup
bagaimana kurikulum berdampak melakukan survei, wawancara,
pada proses pembelajaran. dan diskusi terbuka dengan
Mereka adalah individu yang stakeholder yang berbeda untuk
merasakan efek langsung dari mengumpulkan pandangan
perubahan kurikulum dan mereka tentang perubahan yang
memiliki pandangan yang unik perlu dilakukan dalam kurikulum
tentang apa yang berfungsi dan (Andriyan & Yoenanto, 2022).
apa yang perlu diperbaiki. Oleh Selain itu, evaluasi harus
karena itu, kurangnya menciptakan pemahaman
keterlibatan stakeholder dapat bersama antara berbagai
menjadi hambatan serius dalam stakeholder tentang arah
mencapai evaluasi yang efektif perubahan yang diusulkan dalam
(Rivaldy, 2023) kurikulum. Ini akan membantu
Kurangnya keterlibatan menghindari kesalahpahaman
stakeholder dapat mengurangi atau ketidaksetujuan terhadap
efektivitas evaluasi karena rekomendasi evaluasi. Dengan
pandangan mereka mungkin tidak memastikan bahwa semua pihak
tercermin dalam proses evaluasi. terlibat dalam proses evaluasi dan
Evaluasi yang dilakukan tanpa memiliki suara dalam pembuatan
melibatkan stakeholder dapat keputusan, evaluasi kurikulum
menghasilkan rekomendasi yang dapat menjadi alat yang lebih
tidak mempertimbangkan kuat untuk meningkatkan
kebutuhan dan aspirasi mereka, pendidikan dan memastikan
sehingga implementasi bahwa perubahan yang
perubahan kurikulum yang direkomendasikan dapat diterima
direkomendasikan dapat menjadi dan diimplementasikan dengan
lebih sulit. Oleh karena itu, lebih lancar (Sari, 2020).
evaluasi kurikulum harus
memprioritaskan keterlibatan

13
3. Tujuan dan Cakupan Evaluasi b. Menentukan keunggulan dan
Kurikulum kelemahan kurikulum/program
Pada dasarnya tujuan pembelajaran.
evaluasi kurikulum mencakup c. Menentukan tingkat
keberhasilan pencapaian hasil
dua hal, yaitu: evaluasi
belajar peserta didik.
digunakan untuk menilai
d. Menentukan masukan
efektifitas program, dan evaluasi untuk memperbaiki program.
dapat digunakan sebagai alat e. Mendeskripsikan kondisi
bantu dalam pelaksanaan pelaksanaan kurikulum.
kurikulum (pembelajaran). f. Menetapkan keterkaitan antar
komponen kurikulum (S. Hamid,
Tujuan dari evaluasi kurikulum
2008).
adalah penyempurnaan
kurikulum dengan jalan 4. Model Evaluasi Kurikulum
mengungkapkan proses Mulai tahun 60-an
pelaksanaan kurikulum yang merupakan dekade dimana
telah berhasil mencapai tujuan pemikiran mengenai model evaluasi
yang telah ditetapkan serta untuk kurikulum berkembang dengan
mengetahui keefektifan dan pesat. Sehingga pada masa kini
efisiensi sistem kurikulum,baik kemudian dikenal ada dua kelompok
yang menyangkut tentang tujuan, model evaluasi kurikulum, yaitu
isi/materi, strategi, media, model kuantitatif dan model
sumber belajar, lingkungan kualitatif (Rahayu & Aly, 2023).
maupun sistem penilaian itu a. Model Evaluasi Kuantitatif
sendiri (Hamdi, 2020). Berikut Fokus dari model
merupakan tujuan evaluasi kuantitatif adalah dimensi
kurikulum, antara lain: kurikulum sebagai hasil belajar,
a. Menentukan efektivitas suatu karena dianggap sangat penting
kurikulum/program bahkan dapat dikatakan bahwa
pembelajaran. hasil belajar merupakan kriteria
pokok bagi model-model

14
kuantitatif (Rahayu & Aly, norma kelompok dalam
2023). evaluasi hasil belajar.
1) Measurement b) Membandingkan hasil
Evaluasi pada dasarnya belajar antara dua atau
adalah pengukuran perilaku lebih kelompok yang
siswa untuk mengungkapkan menggunakan
perbedaan individual maupun program/metode
kelompok. Hasil evaluasi pengajaran yang berbeda-
digunakan terutama untuk beda melalui analisis secara
seleksi siswa, bimbingan kuantitatif.
pendidikan, dan perbandingan c) Teknik evaluasi yang
eveftivitas antara dua atau digunakan terutama tes
lebih program/metode yang disusun dalam bentuk
pendidikan. Objek evaluasi objektif, yang terus
dititikberatkan pada hasil dikembangkan untuk
belajar terutama dalam aspek menghasilkan alat evaluasi
kognitif dan khususnya yang yang reliable dan valid
dapat diukur dengan alat (Muttaqin, 2020).
evaluasi yang objektif dan 2) Model Black Box Tyler
dapat dibakukan. Jenis data Menurut model ini
yang dikumpulkan dalam evaluasi kurikulum hanya
evaluasi adalah data objektif berhubungan dengan dimensi
khususnya skor hasil tes. hasil belajar yang dilandasi
Dalam kegiatan evaluasi, oleh evaluasi yang ditujukan
cenderung ditempuh kepada tingkah laku awal
pendekatan/cara-cara berikut: peserta didik dan evaluasi
a) Menempatkan yang dilakukan pada saat
“kedudukan” setiap siswa peserta didik telah
dalam kelompoknya melaksanakan kurikulum.
melalui pengembangan Evaluator harus dapat
menentukan perubahan

15
tingkah laku yang terjadi laku yang berhubungan
sebagai hasil belajar yang dengan tujuan.
diperoleh dari kurikulum. c) Menentukan alat evaluasi
Informasi mengenai yang akan digunakan untuk
perubahan tersebut dapat mengukur tingkah laku
diperoleh dengan mengadakan peserta didik (Sinambela,
tes awal (pre-rest) yang 2022).
merupakan gambaran
mengenai kemampuan awal Keunggulan dari model
peserta didik dan tes akhir ini adalah dari
(post-test) yang kesederhanaannya yang hanya
menggambarkan kemampuan memfokuskan kajian
peserta didik setelah evaluasinya hanya kepada
melaksanakan kurikulum hasil belajar. Sedangkan
(Mohammad, 2019). kekurangannya adalah
Model ini pernah pengabaian proses belajar,
diberlakukan di Indonesia mengingat proses belajar
pada Kurikulum 1975 dimana merupakan komponen penting
guru diwajibkan yang akan mempengaruhi
mengembangkan satuan hasil belajar.
belajar instruksional dengan 3) Model Teoritik Taylor dan
melakukan tiga prosedur Maguire
yaitu: Pertimbangan teoritik
a) Menentukan tujuan menjadi sangat dominan
kurikulum yang akan dalam model ini, dimana
dievaluasi terdapat dua kegiatan utama
b) Menentukan situasi dimana yang harus dilakukan
peserta didik mendapatkan evaluator. Pertama,
kesempatan untuk mengumpulkan data objektif
memperlihatkan tingkah yang dihasilkan dari berbagai
sumber mengenai komponen

16
tujuan, lingkungan, personalia, ekonometrik sangat terasa
metode dan konten serta hasil dalam model ini, dimana
belajar. Kedua, hasil dari pengukuran dan kontrol
pengumpulan data dimasukan variabel merupakan dua hal
kedalam matriks tujuan, penting yang harus
penafsiran, strategi dan hasil diperhatikan evaluator. Model
belajar. ini dikembangkan berdasarkan
Cara kerja model ini enam komponen, yaitu:
dimulai dengan keinginan dari a) Sistem luar
masyarakat terhadap Merupakan lingkungan
pendidikan yang kemudian sosial, politik, budaya dan
dijadikan tujuan dari ekonomi.
kurikulum yang selanjutnya b) Masukan peserta didik
dirinci lebih khusus. Eluvator Merupakan semua
kemudian memberikan informasi yang berhubungan
pertimbangan mengenai dengan karakteristik peserta
relevansi antara tujuan didik (kemampuan intelektual,
kurikulum (umum) dan tujuan hasil belajar sebelumnya,
mata pelajaran (khusus) yang kepribadian, kebiasaan, latar
dilihat dari hasil belajar belakang keluarga, latar
peserta didik. Pesera didik belakang lingkungan sosial
harus mampu menggunakan dan sebagainya.
hasil belajarnya kedalam c) Masukan keuangan
kehidupan bermasyarakat Merupakan dana
(Rahayu & Aly, 2023). bantuan yang diterima oleh
4) Model Pendekatan Alkin sekolah yang berasal dari
Pendekatan ini komite sekolah, dinas,
memiliki keunikan dimana departemen maupun dari
selalu dimasukannya unsur masyarakat.
ekonomi mikro dalam d) Faktor perantara
pekerjaan evaluasi. Pengaruh

17
Merupakan mengevaluasi kurikulum yang
komponen yang akan sudah siap dilaksanakan di
menentukan keluaran, sekolah.
mencakup rasio guru dan 5) Model Countenance Stake
peserta didik, jumlah peserta Evaluasi pada
didik dalam satu kelas, dasarnya merupakan
pengaturan administrasi pemeriksaan kesesuaian atau
akademis, penyediaan buku, congruence antara tujuan
prosedur pengajaran dan pendidikan dan hasil belajar
bantuan profesional. yang dicapai, untuk melihat
e) Keluaran peserta didik sejauhmana perubahan hasil
Merupakan setiap perubahan pendidikan telah
perubahan yang terjadi pada terjadi. Hasil evaluasi
peserta didik sebagai akibat diperlukan dalam rangka
dari pengalaman belajar yang penyempurnaan program,
diperolehnya. bimbingan pendidikan, dan
f) Keluaran bukan peserta pemberian informasi kepada
didik pihak-pihak di luar
Perubahan yang terjadi pendidikan. Objek evaluasi
akibat pengalaman belajar dititikberatkan pada hasil
membawa perubahan juga belajar dalam bentuk
kedalam masyarakat dimana kognitif, psikomotorik
mereka tinggal (Mohammad, maupun nilai dan sikap. Jenis
2019). data yang dikumpulkan
Kelebihan dari model adalah data objektif
ini adalah keterikatannya khususnya skor hasil tes.
dengan sistem, sehingga Dalam kegiatan evaluasi,
kegiatan sekolah dapat diikuti cenderung ditempuh
dengan seksama. Sedangkan pendekatan/cara-cara
kelemahannya adalah bahwa berikut:
model ini hanya dapat

18
a) Menggunakan prosedur karakteristik peserta didik
pre-and post-assessment dan lingkungan, tujuan
dengan menempuh program, dan peralatan yang
langkah-langkah pokok digunakan, serta prosedur,
sebagai berikut: dan mekanisme pelaksanaan
penegasan tujuan, program itu sendiri. Evaluasi
pengembangan alat kurikulum pada model ini
evaluasi, dan penggunaan dimaksudkan untuk
evaluasi. membandingkan
b) Analisis hasil evaluasi performance atau kinerja
dilakukan secara bagian dari berbagai dimensi
demi bagian. program dengan sejumlah
c) Teknik evaluasi kriteria tertentu untuk
mencakup tes dan teknik- menghasilkan judgment atau
teknik evaluasi lainnya pertimbangan-pertimbangan
yang cocok untuk menilai mengenai kekuatan dan
berbagai jenis perilaku kelemahan dari kurikulum
yang terkandung dalam tersebut (Sinambela, 2022).
tujuan. Dalam buku
d) Kurang menyetujui Educational Evaluation and
diadakannya evaluasi Decision Making, dari
perbandingan antara dua Stufflebema , CIPP
atau lebih program merupakan model evaluasi
(Muttaqin, 2020). dengan fokus pada content,
6) Model CIPP input, process, serta product.
Model ini Keempat aspek tersebut
menitikberatkan pada menjadi bagian penting
pandangan bahwa dalam kegiatan evaluasi
keberhasilan program kurikulum yang dianggap
pendidikan dipengaruhi oleh mencakup keseluruhan
berbagai factor, di antaranya:

19
dimensi kurikulum Evaluasi pada
(Muttaqin, 2020). dasarnya merupakan studi
b. Model Evaluasi Kualitatif mengenai pelaksanaan
Dalam model ini proses program, pengaruh faktor
pelaksanaan kurikulum menjadi lingkungan, kebaikan-
fokus utama yang kaya akan kebaikan dan kelemahan
deskripsi dan dianggap lebih program, serta pengaruh
memberikan makna program terhadap
dibandingkan model kuantitatif. perkembangan hasil belajar.
Kejadian dilapangan akan lebih Evaluasi lebih didasarkan
tergambarkan dengan model ini. pada judgment
Karakteristik selanjutnya adalah (pertimbangan) yang
bahwa model ini mengakui hasilnya diperlukan
adanya kenyataan yang banyak. untukpenyempurnaan
1) Model Studi Kasus program. Objek evaluasi
Dalam model ini, mencakup latar belakang dan
tindakan pertama yang harus perkembangan program,
dilakukan evaluator adalah proses pelaksanaan, hasil
familiarisasi dirinya terhadap belajar, dan kesulitan–
kurikulum yang dikaji. Hal kesulitan yang dialami. Jenis
ini sangat penting, evaluator data yang dikumpulkan
harus mempelajari dasar- padda umumnya data
dasar pemikiran yang subjektif (judgment data)
melahirkan kurikulum. dalam kegiatan evaluasi,
Penguasaan terhadap cenderung ditempuh
lapangan juga harus dikuasai pendekatan/cara-cara
oleh evaluator dalam usaha berikut:
familiarisasi (Rahayu & Aly, a) Menggunakan prosedur
2023). yang disebut Progressive
2) Illumination focussing dengan
langkah-langkah pokok:

20
orientasi, pengamatan maupun data subjektif
yang lebih terarah, dan (judgment data). Dalam
analisis sebab akibat. kegiatan evaluasi, cenderung
b) Bersifat kualitatif-terbuka, ditempuh pendekatan/cara-
dan fleksibel-efektif. cara berikut:
c) Teknik evaluasi a) Membandingka
mencakup: observasi, performance setiap dimendi
wawancara, angket, program dengan criteria
analisis dokumen dan bila internal.
perlu mencakup pula tes b) Membandingkan
(Muttaqin, 2020). performance program
3) Educational system dengan menggunakan
evaluation kriteria eksternal yaitu
Evaluasi pada performance program yang
dasarnya adalah lain.
perbandingan antara c) Teknik evaluasi
performance setiap dimensi mencakup: tes, observasi,
program dan kriteria, yang wawancara, angket dan
akan berakhir dengan suatu analisis dokumen
deskripsi dan judgment. (Mohammad, 2019).
Hasil evaluasi diperlukan 4) Model Responsive
untuk penyempurnaan Model ini merupakan
program dan penyimpulan pengembangan lebih lanjut
hasil program secara model countenance Stake,
keseluruhan. Objek evaluasi meskipun beberapa hal
mencakup input (bahan, terdapat perbedaan yang
rencana, peralatan), proses, prinsipil. Pertama, model
dan hasil yang dicapai dalam countenance mempunyai
arti yang lebih luas. Jenis fokus yang lebih luas
data yang dikumpulkan dibanding model responsive.
meliputi data objektif Model countenance

21
memberikan perhatian kurikulum yang sedang
terhadap kurikulum sebagai dievaluasinya. Dengan kriteria
suatu rencana, dalam model itu pula ia dapat memberikan
responsive, fokus yang pertimbangannya mengenai
demikian sudah ditinggalkan. komponen-komponen kurikulum
Perbedaan kedua ialah dalam yang masih memerlukan
pendekatan pengembangan perbaikan dan komponen-
kriteria. Model countenance komponen yang dianggap sudah
berdasarkan pengembangan memenuhi persyaratan. Oleh
kriteria fidelity, model karena itu, tanpa kriteria
responsive mengembangkan evaluator sulit dalam melakukan
kriterianya berdasarkan pertimbangan kemudian yang
pendekatan proses. Model akan dia berikan merupakan
responsive tidak berbicara pertimbangan tanpa dasar (Anan,
tentang pemakaian instrumen 2022).
standar, tetapi memberikan Ada dua landasan pokok
perhatian yang besar dalam pengembangan kriteria
interaksi antara evaluator evaluasi kurikulum. Pertama
dengan pelaksana kurikulum. ialah keterkaitan antara evaluasi
Tanpa interaksi tidak dengan kurikulum itu sendiri dan
satupun “isu” yang dapat kedua ialah waktu pada saat
diungkapkan (Rahayu & kriteria untuk evaluasi tersebut
Aly, 2023). dikembangkan. Kedua landasan
5. Kriteria Evaluasi Kurikulum ini dianggap penting karena
Evaluasi berhubungan keduanya mempunyai hubungan
dengan pemberian pertimbangan timbal balik, memiliki
dan pemberian pertimbangan karakterisitik tersendiri dan
harus berkaitan dengan kriteria. berhubungan dengan cara kerja
Dengan kriteria, evaluator evaluasi kurikulum itu sendiri
memberikan pertimbangannya (Sianturi et al., 2022).
mengenai nilai dan harga

22
Hasan (2008) mengembangkan 2) Tidak harus sesuai
empat kelompok pengembangan dengan karakteristik
kriteria evaluasi yaitu: evaluan
a. Pendekatan Kriteria Pre- 3) Dapat digunakan untuk
Ordinate membandingkan dua
Dalam kurikulum atau lebih
mengembangkan kriteria b. Pendekatan Kriteria Fidelity
evaluasi kurikulum, Pendekatan ini juga
pendekatan pre-ordinate menggunakan kriteria yang
memiliki dua karakteristik. dikembangkan sebelum
Pertama, kriteria ditetapkan evaluator terjun ke lapangan.
pada waktu kegiatan evaluasi Pendekatan fidelity tidak
belum dilaksanakan. Kriteria menggunakan kriteria yang
ini bersifat mengikat karena bersifat umum. Kriteria yang
dipergunakan sejak awal dikembangkan berasal dari
ditetapkan sampai kegiatan kurikulum itu sendiri.
evaluasi selesai. Kedua, Sebelum Evaluator
kriteria tersebut tidak mengembangkan alat
dikembangkan dari evaluasinya, ia harus
karakteristik kurikulum yang mempelajari secara
dievaluasi karena sudah mendalam karakteristik
dianggap baku. Kriteria kurikulum yang akan
tersebut dikembangkan dijadikan objek evaluasi.
berupa instrumen evaluasi Berdasarkan karakteristik
yang berhubungan dengan tersebut, evaluator
kurikulum sebagai hasil mengembangkan kriteria
belajar. Pendekatan ini yang kemudian dijadikan alat
memiliki ciri-ciri seperti evaluasinya .
berikut: Evaluator tidak selalu
1) Kriteria yang bersifat harus mengembangkan alat
umum evaluasinya bila alat yang

23
tersedia memang didesain dapat pula berasal dari
untuk kurikulum yang lapangan, terutama dari para
dievaluasinya. Pendekatan ini pelaksana dan pemakai
memiliki ciri-ciri seperti kurikulum, seperti yang
berikut: nantinya digunakan dalam
1) Dikembangkan pengembangan kriteria
berdasarkan karakteristik berdasarkan pendekatan
evaluan proses. Pendekatan ini
2) Digunakan dalam internal memiliki ciri-ciri seperti
evaluation untuk dimensi berikut:
ide, dokumen, a) Dikembangkan
implementasi, dan hasil berdasarkan karakteristik
3) Digunakan dalam evaluan dan adaptasi
external evaluation untuk dengan kriteria dari
seluruh dimensi pemakai kurikulum
kurikulum b) Digunakan untuk external
c. Pendekatan Kriteria Mutually evaluation
Adaptive c) Sulit untuk
Evaluasi dengan membandingkan dua
pendekatan ini menggunakan kurikulum
sumber gabungan, yaitu suatu d. Pendekatan Kriteria Process
kriteria baik yang (Field Base)
dikembangkan dari Jika dibandingkan
karakteristik kurikulum dengan dua pendekatan
maupun dari luar. Kriteria sebelumnya (pre-ordinate
dari luar kurikulum tersebut dan fidelity) pendekatan
dapat saja berasal dari suatu proses dapat dikatakan masih
pandangan teoritis tertentu relatif baru. Pendekatan
seperti pada pengembangan proses berkembang sebagai
kriteria berdasarkan pre- konsekuensi logis dari
ordinate. Kriteria luar itupun pandangan baru tentang

24
evaluasi dan penggunaan b) Ditentukan berdasarkan
metode naturalistic inquiry kesepakatan dengan
atau kualitatif. Dasar pemakai kurikulum
pemikiran pendekatan ini c) Berkenaan dengan
adalah adanya ketidakpuasan dimensi implementasi dan
terhadap hasil evaluasi yang hasil
kurang membantu para d) Tidak dapat digunakan
pelaksana terutama guru. untuk membandingkan
Pengembangan kriteria dua kurikulum atau lebih
evaluasi yang dilaksanakan D. Simpulan
sebelum evaluator Evaluasi kurikulum memiliki
mengumpulkan data sering peran yang sangat penting dalam
kali dirasakan tidak sesuai dalam hal penentuan kebijakan
dengan kenyataan pendidikan maupun dalam hal
dilapangan. Pengembangan pengambilan keputusan dalam
kriteria dari evaluator, kurikuluk itu sendiri. Hasil-hasil
membuat pelaksana evaluasi kurikulum akan diunakan
kurikulum seolah-olah hanya oleh pengembang kurikulum dalam
menjadi objek evaluasi dan mengubah dan memilih kebijakan
tidak mendapatkan tempat pengembangan system kurikulum
yang sewajarnya. dan pengembangan model
Seharusnya, evaluasi kurikulum yang digunakan. Hasil-
menempatkan mereka hasil dari pengembangan kurikulum
sebagai subjek dari juga bias digunakan oleh guru-guru,
kegiatannya. Pendekatan ini kepala sekolah dan para pelaksana
memiliki ciri-ciri seperti pemdidikan lainnya untuk
berikut: membantu pengembangan peserta
a) Dikembangkan didik, memilih bahan ajar, memilih
berdasarkan masalah metode dan alat-alat bantu
evaluasi yang muncul di pembelajaran.
lapangan

25
Dalam pelaksanaan sebuah dikembangkan sudah efektif dan efisien
program pastinya ada beberapa kendala meliputi setiap sistem kurikulum yang
yang muncul. Pada evaluasi kurikulum berlaku.
pastinya akan ditemukan beberapa
Dalam evaluasi kurikulum ada beberapa
permasalahan atau kendala yang dialami
model kurikulum yang dapat digunakan,
saat proses pengembangan kurikulum
dan kemuadian dalam setiap model
dilaksanakan. Tidak hanya itu dalam
memiliki beberapa cakupan dan hasil
pelaksanaan evaluasi pun pastinya
yang dicapai. Selain itu dalam penerapan
mengalami beberapa kendala. Beberapa
evaluasi kurikulum juga memiliki
diantaranya yaitu; Terkait dengan
kriteria tersendiri. Maka dari itu stiap
relevansi sebuah kurikulum, kemudian
guru dituntut untuk memahami beberapa
efektivitas pengajaran yang
model evaluasi kurikulum yang akan
diaplikasikan, perubahan kurikulum
digunakan baik model evaluasi
secara terus menerus yang terjadi di
kuantitatif dan kualitatif untuk
Negara kita yang menciptakan dinamika
mengembangkan kurikulum yang
dalam pendidikan, keterbatasan
diterapkan sesuai dengan kriteria.
data,kurangnya kontinuitas evaluasi,
adanya resistensi terhadap perubahan E. Daftar Pustaka
dan kurangnya keterlibatan dari Abdurrahmansyah, M. A. (2023). Kajian
stakeeholder. Teoritik dan Implementatif
Pengembangan Kurikulum. PT.
Dengan begitu sebagai guru juga
RajaGrafindo Persada-Rajawali
harus mengetahui apa saja tujuan dan
Pers.
juga cakupan dari evaluasi pendidikan.
Akmal, N. (2019). Proses Belajar
Yang pada dasarnya tujuan tersebut
Mengajar Berdasarkan Kurikulum
adalah untuk menyemputnakan sebuah
Karakter. https://repository.ar-
kurikulum yang dterapkan dalam sebuah
raniry.ac.id/id/eprint/14061/
lembaga pendidikan melalui proses
Anan, M. H. (2022). Evaluasi Kurikulum
pelaksanaan kueikulum yang telah
MIS TI Al-Mustafawiyah. Edur-
berhasil diterapkan sebelumnya mencari
Religia: Jurnal Kajian Pendidikan
tahu apakah kurikulum yang
Islam Dan Keagamaan, 13(1), 82–

26
94. Jurnal Manajemen Pendidikan
Anas, M. (2019). Penerapan Model Islam, 4(1), 66–75.
Pembelajaran Kooperatif Berbasis http://ejournal.staida-
Kasus Berpusat kepada Mahasiswa krempyang.ac.id/index.php/intizam/
pada Mata Kuliah Auditing 1. article/view/248
Seminar Nasional Manajemen Huda, N. (2017). Manajemen
Ekonomi Dan Akuntansi (SENMEA) Pengembangan Kurikulum. Al-
IV, 427–435. Tanzim : Jurnal Manajemen
Andriyan, A., & Yoenanto, N. H. (2022). Pendidikan Islam, 1(2), 52–75.
Optimalisasi penerapan dan https://doi.org/10.33650/al-
pengelolaan manajemen berbasis tanzim.v1i2.113
sekolah: literatur review. Jurnal Moha, K. (2021). Anatomi Kurikulum.
Akuntabilitas Manajemen AL-URWATUL WUTSQA: Kajian
Pendidikan, 10(1), 14–27. Pendidikan Islam, 1(1), 2775–4855.
https://doi.org/10.21831/jamp.v10i1 https://journal.unismuh.ac.id/index.
.45011 php/alurwatul/article/view/5491
Anwar, Z. (2018). Metode Bimbingan Mohammad, A. (2019). Evaluasi
Remaja dalam Pencegahan Kurikulum Sebagai Acuan
Perilaku Merokok. Pengembangan Pendidikan Islam.
Aprima, D., & Sari, S. (2022). Analisis Al-Idaroh, 1(2), 108–129.
Penerapan Pembelajaran Muttaqin, M. E. (2020). Evaluasi
Berdiferensiasi Dalam Kurikulum Pendidikan Islam.
Implementasi Kurikulum Merdeka Prosisding Pascasarjana IAIN
Pada Pelajaran Matematika SD. Kediri, 03(01), 171–180.
Cendikia : Media Jurnal Ilmiah R ibrahim. (2021). R Ibrahim & Dra.
Pendidikan, 13 (1)(1), 95–101. Masitoh, M.Pd. E v a l u a s i k u r i
Arofah, E. F. (2016). Evaluasi k u l u m. 4(2), 1–22.
Kurikulum Pendidikan. Jurnal Rahayu, V. P., & Aly, H. N. (2023).
Tawadhu, 15(2), 1–23. Evaluasi Kurikulum Vina. Journal
Hamdi, M. M. (2020). Evalusi on Education, 05(03), 5692–5699.
Kurikulum Pendidikan. Intizam, Ridhowy, M. R., Illtimas, M., Salfada,

27
A., Nada, Z., Bahri, S., Zakiyah, K., Kependidikan Dan Keislaman, 6(1),
Auliyah, K., Hamid, S., Ali, M., 55–73.
Rahman, Z., Ocvando, K., Nadia, https://doi.org/10.53627/jam.v6i1.3
F., Evrilla, I., Juliya, A., 634
Hendrawan, R., Nawafil, M., Sianturi, E. R., Simangunsong, F. A.,
Astutik, S. P., & Hakim, L. (2021). Zebua, E. Y., & Turnip, H. (2022).
Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Pengawasan dan Evaluasi
Agama Islam : Sebuah Konsep , Kurikulum. Pediaqu: Jurnal
Pengembangan , Teori Beserta Pendidikan Sosialisasi Dan
Implementasinya. (Issue February). Humaniora, 01(04), 2267–2274.
Rivaldy, N. (2023). MANAJEMEN Sinambela, P. N. J. M. (2022).
REPUTASI DI LEMBAGA Kurikulum Tingkat Satuan
PENDIDIKAN ISLAM. Pendidikan. Generasi Kampus,
Manajemen Pendidikan Islam: 3(1), 18–42.
Menjawab Tantangan Bonus Sri Palupi. (2013). Evaluasi Untuk
Demografifile:///C:/Users/Lenovo/ Pengembangan Kurikulum SMK.
Downloads/5491-18628-1-PB.Pdf, Seminar Nasional, 1–23.
81(1), 1–9. http://journal.um- https://journal.uny.ac.id/index.php/
surabaya.ac.id/index.php/JKM/artic ptbb/article/download/33074/13894
le/view/2203%0Ahttp://mpoc.org.m Syaodih Sukmadinata, N. (1997).
y/malaysian-palm-oil-industry/ Pengembangan Kurikulum Teori
S. Hamid, H. (2008). Evaluasi dan Praktek. In Bandung, Remaja
Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya. (Vol. 21, Issue 1).
Rosdakarya. http://journal.um-
Saifurrahman, S. (2019). Desain surabaya.ac.id/index.php/JKM/artic
Pembelajaran Keagamaan Islam le/view/2203%0Ahttp://mpoc.org.m
Berbasis Neurosains. AL- y/malaysian-palm-oil-industry/
MURABBI: Jurnal Studi

28

Anda mungkin juga menyukai