BAHASA ARAB
Dosen Pengampu :
M. Nasrullah, M.A.
Disusun Oleh :
Fitria Nur Aini (210517006)
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pendidikan terdapat sistem yang mengatur berjalannya proses
pembelajaran yaitu tujuan, materi, pendidik, peserta didik, metode, media, dan
evaluasi. Beberapa hal tersebut harus ada dalam proses pendidikan agar dapat
berjalan secara efektif.
Di samping itu perlu adanya evaluasi pendidikan yaitu evaluasi
terhadap kurikulum untuk mengawasi, mengontrol jalannya kurikulum untuk
menjadikan pendidikan lebih baik, dan semakin maju. Sebuah pembelajaran
apapun sangat penting untuk dilakukannya sebuah evaluasi untuk mengetahui
proses dan hasil pelaksanaan sistem pendidikan dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Evaluasi kurikulum merupakan komponen penting untuk
pengembangan program pendidikan dan meningkatkan kualitas serta mutu
pendidikan. Evaluasi kurikulum sebagai usaha mengumpulkan informasi
mengenai kurikulum yang di terapkan dalam suatu pembelajaran.
Di Indonesia masih sering terjadi perubahan kurikulum. Adanya
perubahan kurikulum tersebut tidak lepas dari perubahan zaman yang semakin
berkembang. Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses perbaikan
dari kurikulum sebelumnya yang didapatkan dari hasil evaluasi yang
dilakukan. Kemudian, hasil evaluasi kurikulum menjadi tolak ukur dan bahan
pertimbangan dalam menentukan serta menetapkan model kurikulum
selanjutnya.
Pembahasan dalam makalah ini membahas tentang evaluasi kurikulum
yang lebih dikhususkan dalam pembelajaran bahasa arab. Memuat bagaimana
evaluasi dilakukan dan hal-hal mengenai evaluasi kurikulum dalam
pembelajaran bahasa arab.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hakikat evaluasi dalam kurikulum?
2. Mengapa perlu diadakannya evaluasi kurikulum dalam proses
pembelajaran bahasa arab?
1
2
PEMBAHASAN
A. Evaluasi Kurikulum
1. Pengertian Evaluasi Kurikulum
Kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation. secara istilah,
evaluasi berkaitan dengan keyakinan bahwa suatu hal itu baik, dan buruk,
benar atau salah, kuat atau lemah, cukup atau belum, dan sebagainya.
Evaluasi merupakan proses memahami, memberi, dan mengambil
keputusan atau suatu proses sistematis untuk menentukan atau membuat
keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan telah dicapai.1
Evaluasi melengkapi siklus pengembangan dan implementasi
kurikulum. Evaluasi menjawab pertanyaan, “Bagaimana kita mengetahui
apakah tujuan kurikulum dan pembelajaran sudah tercapai?”. Jawaban atas
pertanyaan tersebut berkaitan dengan pertimbangan kualitas dan tujuan
pembelajaran sebagai kriteria keberhasilan pendidikan. Secara ideal,
evaluasi menilai hasil implementasi kurikulum sejauh mana siswa
memnuhi kriteria atau standart yang ditentukan.2
Dalam Kamus Ilmiah Populer yang dikarang oleh Pius A Partanto
dan M Dahlan Al-Barry, “evaluasi diartikan sebagai penaksiran, penilaian,
perkiraan keadaan, penntuan nilai.”
Evaluasi merupakan bagian intregal dalam suatu proses
pembelajaran. Artinya, evaluasi tidak dapat dipisahkan dalam proses
pembelajaraan sebagai usaha memantau perkembangan siswa,
perkembangan kemampuan maupun perkembangan mental, dan kejiwaan.3
Evaluasi bukan hanya tanggung jawab guru, tetapi juga menjadi
tanggung jawab siswa. Artinya, dalam evaluasi, siswa dilibatkan oleh
guru, sehigga mereka memiliki kesadaran pentingnya evaluasi untuk
1
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Jakarta: PT
Remaja Rosdakarya, 1984), h.3
2
Mohamad Ansyar, Kurikulum: Hakikat, Fondasi, Desain, Dan Pengembangan,
(Jakarta:PT Fajar Interpratama Mandiri, 2015), h. 450
3
Nur Sholeh, dan Ulin Nuha, Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab, (Jogjakarta: Diva
Press, 2013), h.224
2
3
4
Nur Sholeh, dan Ulin Nuha, Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab, (Jogjakarta: Diva
Press, 2013), h. 451
5
Ahmadi, Evaluasi Kurikulum 2013: Perspektif Balance Scorecard, (Ponorogo: STAIN Po
PRESS, 2016), h.9
6
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2010), h. 10
4
7
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2010), h. 11-12
5
10
Ibid.
7
11
Ibid, h.119
8
12
Masnur Muslich, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan): Dasar Pemahaman dan
Pengembangan, h. 115
13
Rahmat Raharjo, Inovasi Kurikulum: Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
(Yogyakarta: Magnum Pustaka, 2010), h.204
9
14
Masnur Muslich, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan): Dasar Pemahaman dan
Pengembangan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h.105
10
B. Hakikat Kurikulum
1. Tujuan Evaluasi Kurikulum
Secara ideal, evaluasi perlu untuk mengungkap manfaat kurikulum
secara keseluruhan seberapa jauh kurikulum telah memenuhi kebutuhan
siswa sesuai standar pendidikan. Artinya, bahwa evaluasi menilai
kurikulum dan implementasinya dalam pembelajaran di sekolah. Oleh
karena itu, pendiik mengumpulkan data dan mengintrepretasi data tersebut
yang hasilnya bermanfaat sebagai masukan bagi pengambilan keputusan,
apakah menerima, mengubah atau menghapus aspek tertentu dari
kurikulum.
Jadi, evaluasi merupakan bagian intregal kurikulum karena sebagai
instrumen untuk menentukan apakah kurikulum menghasilkan
pembelajaran efektif, atau sebaliknya.
15
Depdiknas, Model Penilaian SMA atau MA (Jakarta: Pusat Penelitian Pendidikan
Nasional Pusat Kurikulum, 2007), h.13
11
16
Mohamad Ansyar, Kurikulum: Hakikat, Fondasi, Desain, dan Pengembangan, (Jakarta:
PT Fajar Interpratama Mandiri, 2015), h.461-462
12
2. Peran Evaluasi
Peran evaluasi adalah menilai hasil belajar siswa. Penilaian ini
dilakukan melalui assesmen prestasi siswa sebagai pertimbangan bagi
pengambil keputusan tentang kurikulum, pembelajaran, dan siswa.
Dari tujuan evaluasi tersebut terlihat beberapa peran evaluasi
dalam konteks sekolah. Bagi sebagian siswa, evaluasi memberi motivasi
kepada mereka agar belajar lebih serius, bagi sebagian lain, evaluasi
merupakan sesuatu yang menakutkan atau sebagai paksaan, bahkan suatu
ancaman yang mengkhawatirkan.
Bagi guru, evaluasi berperan sebagai kontrol atau motivasi agar
bekerja lebih profesional. Adapun bagi sekolah, evaluasi sebagai
pengelompokan siswa dalam beberapa kelas. Di masyarakat, evaluasi
sering menimbulkan ketegangan, stres, kecemasan, kekhawatiran, atau
ketidakpercayaan pada sekolah dan pendidikan. Karena itum siswa dan
masyarakat perlu diberi penjelasan tentang peran dan tujuan evaluasi
sebagai bagaian integral kurikulum.18
Sebagai bagian intregal pendidikan, kurikulum dan pembelajaran,
evaluasi merupakan untuk kepentingan pendidikan itu sendiri, yaitu
menemukan hal-hal yang perlu ditingkatkan dan disempurnakan baik
perbaikan kurikulum maupun peningkatan kualitas pendidikan serta
akuntabilitas pendidikan.
17
Ahmadi, Evaluasi Kurikulum 2013: Perspektif Balance Scorecard, (Ponorogo: STAIN
PO Press, 2013), h. 13-14
18
Mohamad Ansyar, Kurikulum Hakikat, Fondasi, Desain dan Pengembanganm (Jakarta:
PT Fajar Interpratama Mandiri, 2015), h.465-466
13
19
Mohamad Ansyar, Kurikulum Hakikat, Pondasi, Desain, dan Pengembangan,(Jakarta PT
Fajar Interpratama Mandiri 2015), h.466
14
20
Mohamad Ansyar, Kurikulum Hakikat, Pondasi, Desain, dan Pengembangan,(Jakarta:
PT Fajar Interpratama Mandiri 2015), h.467
21
Zinal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya 2017), h.266-267
15
22
Zinal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya 2017), h.267-268
16
23
Wina Sanjaya, kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), h.
17
siswa dapat mencapai target kurikulum yang kemudian memiliki arti untuk
melihat kedudukan siswa dalam kelompoknya asedangkan melalui
evaluasi proses dapat dijadikan umpan balik guru dalam memperbaiki
kinerjanya, sehingga guru dapat memperaiki kelemahan dalam mengajar.
6. Evaluasi pembelajaran merupakan implementasi kurikulum.
Bebrapa hal yan dapat dinilai dari proses implementasi tersebut adalah
a. Apakah imolememtasi kurikulum sesuai dengan program yang
direncanakan?
b. Sejauh mana siswa dapat berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai?
c. Apakah secara keseluruhan implementsi kurikulum dapat terlaksana
secara efektif dan efisien?
19
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Hakikat evaluasi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
dengan evaluasi. Evaluasi kurikulum adalah suatu proses mengumpulkan
berbagai informasi dalam membuat keputusan tentang progam
pembelajaran. Evaluasi dilakukan sebagai pengendalian jalannya
kurikulum dalam proses pembelajaran. melalui beberapa proses dan
langkah-langkah tertentu dengan mempertimbangkan tujuan, fungsi,
peran dan prinsip evaluasi kurikulum agar evaluasi kurikulum dapat
dilaksanakan dengan baik untuk ke depannya.
Melihat pengertian evaluasi sangatlah berbeda-beda karena sesuai dengan
tujuan diadakannya evaluasi. Evaluasi kurikulum dilakukan tidak hanya
mengevaluasi guru atau pendidik saja, akan tetapi melihat dan
mengevaluasi kurikulum dari sudut pandang peserta didik.
2. Evaluasi kurikulum dalam pembelajaran bahasa arab perlu dilakukan
karena evaluasi merupakan suatu cara atau proses untuk mengukur dan
mengetahui serta menilai sejauh mana kurikulum yang telah diaplikasikan
apakah berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Apabila suatu kurikulum yang telah berjalan dan settelah dilakukan
evaluasi ternyata membutuhkan perbaikan, pembaruan, atau
pengembangan, maka kurikulum perlu diperbaiki atau dikembangkan dan
direvisi sesuai dengan hasil evaluasi untuk meningkatkan kualitas
pendidikan serta untuk mencapai tujuan kurikulum. Evaluasi kurikulum
dalam pembelajaran bahasa arab dapat dilakukan dengan beberapa cara
sesuai dengan guru atau pendidik seperti melalui pengumpulan data atau
nilai dan pengamatan langsung kepada peserta didik.
19
20
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas, (2007 )Model Penilaian SMA atau MA, Jakarta: Pusat Penelitian
Pendidikan Nasional Pusat Kurikulum.
Sholeh, Nur, dan Nuha, Ulin, (2013) Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab,
Jogjakarta: Diva Press.
20