Anda di halaman 1dari 41

Workshop

MONITORING DAN EVALUASI


IMPLEMENTASI PERATURAN PEMBATASAN
SAMPAH Plastik Sekali Pakai

Disampaikan oleh:

Tiza Mafira
Direktur Eksekutif
Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik

27 April 2021
Daftar Isi
● Profil Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik
● Mengenal Monitoring & Evaluasi
● Monev dalam Kebijakan Pembatasan Plastik Sekali Pakai
● Opsi Teknik Pengukuran dalam Monev Pembatasan PSP
● Contoh Kasus
● Kesimpulan & Rekomendasi
MATERI PAPARAN
● Profil Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik
● Mengenal Monitoring & Evaluasi
● Monev dalam Kebijakan Pembatasan Plastik Sekali Pakai
● Opsi Teknik Pengukuran dalam Monev Pembatasan PSP
● Contoh Kasus
● Kesimpulan & Rekomendasi
Profil Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik
Peran advokasi kebijakan
Sejak tahun 2012, GIDKP telah membantu berbagai 7 kota/kabupaten/
provinsi di Indonesia untuk melakukan kajian akademis, diskusi lintas
stakeholder, menyusun rancangan peraturan, memberikan masukan teknis
terhadap rancangan peraturan, dan monitoring pelaksanaan peraturan.

Sejak uji coba kantong plastik tidak gratis di tahun 2016, hingga kini telah
terdapat 56 provinsi/kabupaten/kota di Indonesia yang memiliki
peraturan pembatasan plastik sekali pakai (kantong plastik, sedotan,
styrofoam).
MATERI PAPARAN
● Profil Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik
● Mengenal Monitoring & Evaluasi
● Monev dalam Kebijakan Pembatasan Plastik Sekali Pakai
● Opsi Teknik Pengukuran dalam Monev Pembatasan PSP
● Contoh Kasus
● Kesimpulan & Rekomendasi
APA ITU Monitoring & Evaluasi?
Monitoring (pemantauan) adalah fungsi berkelanjutan yang
menggunakan pengumpulan data sistematis tentang indikator
tertentu untuk membantu pengelola dan pemangku kepentingan
utama dari intervensi yang sedang berlangsung dengan indikasi
sejauh mana pencapaian tujuan dan kemajuan dalam penggunaan
dana yang dialokasikan.

Evaluasi adalah penilaian sistematis dan obyektif dari proyek,


program, atau kebijakan yang sedang dan/atau telah selesai,
sehubungan dengan desain, implementasi, dan hasilnya. Evaluasi
menekankan pada penilaian hasil dan dampak daripada penyampaian
keluaran.
PERAN KOMPLEMENTER Monitoring & Evaluasi
MONITORING EVALUASI
• Memperjelas tujuan program • Menganalisis mengapa hasil yang
• Mengaitkan aktivitas dan sumber diinginkan tercapai atau tidak
daya dengan tujuan • Menilai kontribusi kausal spesifik
• Menerjemahkan tujuan menjadi dari aktivitas ke hasil
indikator kinerja dan menetapkan
target • Memeriksa proses implementasi
• Mengumpulkan data tentang • Memeriksa penyebab hasil yang
indikator secara rutin, tidak diinginkan
membandingkan hasil aktual
dengan target • Memberikan pelajaran, menyoroti
• Melaporkan kemajuan kepada pencapaian signifikan atau potensi
pemangku kepentingan dan program, dan menawarkan
menginformasikan tentang rekomendasi untuk perbaikan
masalah
Indikator MONITORING & EVALUASI
• Indikator adalah variabel kuantitatif atau
kualitatif yang memungkinkan perubahan
yang dihasilkan oleh intervensi relatif
terhadap apa yang direncanakan untuk
diukur.
• Indikator menjadi dasar yang cukup
sederhana dan andal untuk menilai
pencapaian, perubahan, atau kinerja.
Sebuah indikator lebih baik numerik dan
dapat diukur dari waktu ke waktu untuk
menunjukkan perubahan.
Model LOGIKA PROGRAM

Sumber: Beywl et al, 2004; Rauscher, Schober, & Millner, 2012.


Monitoring, Evaluasi, & INDIKATOR
DALAM SKEMA PROGRAM

Dampak
Kebijakan

t0 t1 t2 t3 t4 t5 t6

Baseline Kebijakan Monitoring Monitoring Monitoring Monitoring Evaluasi /


Study Endline
Urgensi Monitoring & Evaluasi
1. Efektivitas kebijakan cenderung dinilai dari capaian yang incremental
2. Memastikan alokasi sumber daya yang terbatas telah diinvestasikan
secara tepat
3. Mengetahui apakah keputusan/kebijakan yang telah diambil memang
benar atau perlu diperbaiki
4. Memastikan program yang dijalankan, koheren dengan outcome dan
impact yang diharapkan
5. Publik cenderung menilai kinerja program dari situasi terkini yang
tampak
Langkah Perencanaan Sistem Monev
1. Identifikasi siapa yang akan terlibat dalam desain, implementasi, dan pelaporan.
2. Perjelas ruang lingkup, tujuan, audiens, dan anggaran untuk evaluasi.
3. Kembangkan pertanyaan untuk menjawab apa yang ingin diketahui sebagai hasil dari kebijakan.
4. Pilih indikator yang tepat, sebagai cara untuk mengukur pencapaian yang tepat, membantu
menilai kinerja, serta mencerminkan perubahan.
5. Tentukan metode pengumpulan data. Contoh metode adalah: review dokumen, kuesioner,
survei, dan wawancara.
6. Analisis dan sintesis informasi yang diperoleh. Tinjau kembali informasi yang diperoleh untuk
melihat apakah ada pola atau tren yang muncul dari proses tersebut.
7. Interpretasi temuan, memberikan umpan balik, dan membuat rekomendasi. Proses ini harus
memberi rekomendasi tentang penyempurnaan kebijakan, serta penyesuaian jangka menengah
yang mungkin perlu dilakukan.
8. Komunikasikan temuan kepada pemangku kepentingan dan putuskan bagaimana menggunakan
hasil untuk memperkuat kebijakan.
Sumber: Small Grants Program, Social Development Department - The World Bank
MATERI PAPARAN
● Profil Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik
● Mengenal Monitoring & Evaluasi
● Monev dalam Kebijakan Pembatasan Plastik Sekali Pakai
● Opsi Teknik Pengukuran dalam Monev Pembatasan PSP
● Contoh Kasus
● Kesimpulan & Rekomendasi
Plastik Sekali Pakai yang Problematis
Riset UNEP menunjukkan beberapa jenis produk dan
kemasan plastik sekali pakai yang problematis,
karena digunakan dalam volume tinggi tetapi sangat
sulit untuk dikendalikan, yaitu:
1. Kemasan sekali pakai:
a. Kantong plastik
b. Busa polistirena (contohnya Styrofoam)
c. Plastik fleksibel (Sachet & Pouch)
2. Produk sekali pakai
a. Microbeads
b. Alat makan (sedotan, mangkok, piring, sendok,
garpu, dll)
c. Cotton bud

UN Environment. (2018). Single-use Plastic, A Roadmap for Sustainability.


PLASTIK SEKALI PAKAI

DILARANG per 1
Januari 2030
>> Pemda boleh
mendahului

* Peraturan Menteri LHK P.75/2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen
Logika Skema Pengurangan & Penanganan
PENGURANGAN PENANGANAN
(30% Target (70% Target Nasional)
Nasional)

Pembatasan Pengumpulan Pengomposan Bioenergi

Pemisahan

Penggunaan
Kembali Pengangkutan TPS
Pengumpulan TPA

Kawasan Kawasan
Daur ulang Perumahan Komersil Daur Ulang

* UU 18/2008, PP 81/2012, Perpres 97/2017


STANDAR PENGUKURAN SNI 19-3964-1994
Dikeluarkan pada 1994, menjadi standar
pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan
komposisi sampah untuk suatu kota.
Gap: Pengukuran DI SUMBER VS TPS/TPA
Leak ke lingkungan:
tidak menggambarkan angka timbulan yang sebenarnya!

Konsumsi Rumah Tangga Kebocoran di Lingkungan Tempat Penampungan Sampah


AMANAT PP 81/2021: pengurangan di sumber

“Setiap orang wajib melakukan pengurangan sampah


dan penanganan sampah” (Pasal 10 ayat 2)
“Pengurangan sampah meliputi: pembatasan timbulan
sampah” (Pasal 11 ayat 1 huruf a)

→ Definisi pengurangan sampah, dihitung sejak


di sumber; bukan di tempat pembuangan akhir.

*Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
Sumber: Youtube The Story of Plastic (Animated Short)
MONEV DALAM KEBIJAKAN pengurangan di sumber
• Untuk mengetahui jumlah pengurangan, pengukuran jumlah konsumsi
di tingkat sumber, perlu dilakukan.

• Selain mengetahui jumlah konsumsi di sumber, pengukuran pada


proses monev juga dapat menunjukkan seberapa banyak sampah yang
ditangani, bila dilakukan pada titik tempat pengelolaan sampah.

• Temuan monev dalam kerangka kebijakan ini, dapat membantu


menunjukkan kinerja dan efektivitas program, dengan output terdekat
yaitu perubahan tingkat konsumsi dan timbulan sampah yang ada.

• Hasil monev akan membantu mencapai terwujudnya impact akhir dari


kebijakan pembatasan plastik sekali pakai.
MATERI PAPARAN
● Profil Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik
● Mengenal Monitoring & Evaluasi
● Monev dalam Kebijakan Pembatasan Plastik Sekali Pakai
● Opsi Teknik Pengukuran dalam Monev Pembatasan PSP
● Contoh Kasus
● Kesimpulan & Rekomendasi
Logika Perilaku Subjek

Konsumsi plastik, dapat dilihat dari perspektif:


• Merupakan perilaku faktual
• Dilakukan oleh individu sebagai unit terkecil (rumah tangga)
• Membentuk pola dalam lingkup waktu tertentu

Pengukuran di level rumah tangga menjadi relevan dengan konsep


pengelolaan sampah: dikelola sejak di sumber.

Menggunakan data rumah tangga (KK) sebagai unit satuan sampling,


dirasa meyakinkan untuk dilakukan.
KARAKTER BELANJA KELUARGA

Belanja Rutin Belanja Tidak Rutin


Terpola dan reguler, lebih mudah diingat Memperkecil kemungkinan under-estimation
Melingkupi kebutuhan seluruh anggota keluarga Perilaku individu terpisah, cukup acak
Metodologi: SURVEI KK
• Kita dapat bertanya (wawancara) kepada individu-individu di rumah,
mengenai perilaku dan kebiasaan retrospektif mereka dalam lingkup
waktu terdekat
• Kumpulan individu di rumah, sebagai anggota KK, dalam satu
provinsi/kabupaten/kota, yang telah berusia 17 tahun ke atas,
dihitung sebagai satu kesatuan unit sampel
• Pengukuran langsung di KK, membantu menggambarkan pengelolaan
di rumah sebagai unit sumber timbulan terawal
• Memberi keuntungan berupa validitas eksternal (generalisasi) kepada
populasi dalam lingkup populasi yang lebih besar
MetodE SAMPLING
Multistage random sampling adalah bagian dari probabilistic
sampling membagi populasi besar menjadi beberapa tahapan untuk
membuat proses pengambilan sampel lebih praktis; metode ini
menggabungkan stratified sampling atau cluster sampling dan simple
random sampling
• Stratification atau cluster sampling, keduanya memastikan
representasi yang memadai dari subkelompok populasi dalam
sampel.
• Random sampling mengurangi kemungkinan anggota sampel
berbeda dari populasinya.
Multi-Stage Random Sampling
Kelebihan Kekurangan
Efektif dalam pengumpulan data primer dari Kecuali sensus, temuan penelitian, secara
populasi yang tersebar secara geografis. potensial, memiliki margin of error, sehingga
tidak benar-benar bisa tepat mewakili
populasi.
Efektivitas secara biaya dan waktu. Kehadiran informasi tingkat grup diperlukan.
Tingkat fleksibilitas tinggi, penentuan Kurangnya batasan pada proses pemilihan
kelompok dan subkelompok menjadi kelompok, dibutuhkan data administrasi
kelompok-kelompok kecil dilakukan tanpa kependudukan mutakhir
batas
Skema Sampling
Kabupaten/Kota/Provinsi

Kecamatan

Stratified &
Proporsional
Kelurahan

Kepala Keluarga Random


Prosedur Opsi Pengambilan Data
1. Tentukan proporsi jumlah responden tiap level

2. Membagi jumlah proporsi tersebut kepada surveyor

3. Surveyor mendatangi Kantor Kelurahan untuk mendapatkan data KK

4. Surveyor melakukan sampling secara acak dari daftar KK (dimungkinan menggunakan teknik
spasial)

5. Surveyor mengunjungi KK terpilih

6. Responden yang diwawancarai adalah yang paling mengetahui perilaku berbelanja anggota
keluarga di rumah, sedapatnya adalah Ibu Rumah Tangga

7. Surveyor melakukan wawancara, dengan instrumen kuesioner tercetak ataupun daring (seperti
Google Form, SurveyMonkey, dll), dan memastikan semua pertanyaan terjawab dengan baik

8. Data diinput, untuk kemudian dianalisis.


OPSI IDEAL: TIME SERIES ANALYSIS

Untuk memperoleh data


perkembangan dampak yang
baik, pengambilan data dapat
dilaksanakan beberapa kali,
untuk selanjutnya dianalisis
dengan teknik statistika
Interrupted Time Series Analysis.
KEBUTUHAN TEKNIS LAPANGAN

•Honor + Biaya Transport & Konsumsi Surveyor


•Reward Responden
•Print Kuesioner (opsional)
•Alat Tulis (opsional)
•Surat Tugas dan Tanda Pengenal
•Training for Surveyor
MATERI PAPARAN
● Profil Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik
● Mengenal Monitoring & Evaluasi
● Monev dalam Kebijakan Pembatasan Plastik Sekali Pakai
● Opsi Teknik Pengukuran dalam Monev Pembatasan PSP
● Contoh Kasus: Bali
● Kesimpulan & Rekomendasi
Opsi Perhitungan Jumlah Sampel

Opsi 1 Opsi 2
Jumlah Confidence
Wilayah Jumlah KK Jumlah Jumlah
Penduduk Level MoE MoE
Sampel Sampel

Bali (2020) 4.317.404 - 95% 2,45 % 1.600 2,83% 1.200


OPSI Skenario Implementasi

Opsi A Opsi B Opsi C


Jumlah responden 1600 1600 1200
Jumlah surveyor 80 40 30
Responden/surveyor 20 40 40
Periode pengambilan data 1 pekan 2 pekan 2 pekan
Skenario Implementasi
Jumlah
Pembagian
Kabupaten/ Kota Penduduk (%) Sampel (#1) Sampel (#2)
Surveyor
(2010)
Jembrana 261,638 6.72 2 108 81
Tabanan 420,913 10.82 3 173 130
Badung 543,332 13.96 4 224 168
Gianyar 469,777 12.07 3 193 145
Klungkung 170,543 4.38 2 70 53
Bangli 215,353 5.53 2 88 66
Karangasem 396,487 10.19 3 163 122
Buleleng 624,125 16.04 4 257 192
Kota Denpasar 788,589 20.27 5 324 243
Provinsi Bali 3,890,757 100 28 1600 1200
CONTOH INSTRUMEN
CONTOH TEMUAN
MATERI PAPARAN
● Profil Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik
● Mengenal Monitoring & Evaluasi
● Monev dalam Kebijakan Pembatasan Plastik Sekali Pakai
● Opsi Teknik Pengukuran dalam Monev Pembatasan PSP
● Contoh Kasus
● Kesimpulan & Rekomendasi
KESIMPULAN & REKOMENDASI
1. Proses monitoring & evaluasi merupakan aspek penting dalam melihat efektivitas
kebijakan, termasuk pembatasan plastik sekali pakai di tingkat daerah
2. Berbagai cara dan pendekatan dapat dilakukan sebagai teknik pengukuran dalam
monev, dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing
3. Sebagai salah satu opsi, pengukuran pembatasan PSP dapat dilakukan dengan cara
mewawancarai perilaku KK, sebagai representasi jumlah pengurangan di sumber
4. Dinas Lingkungan Hidup dapat bekerja sama dengan tim relawan di daerah
masing-masing untuk melakukan pengukuran monev
5. Pengembangan teknik pengukuran efektivitas kebijakan pembatasan plastik sekali
pakai dapat terus dilakukan demi mencari format terbaik dalam menentukan
efektivitas dan keberhasilan program.

Anda mungkin juga menyukai