Pendahuluan
Pendahuluan
BAB 1 PENDAHULUAN
l. LATAR BELAKANG
1.1. DASAR HUKUM
Peraturan Perundangan-undangan yang relevan untul< dijadikan referensi dalam
melaksanakan sub kegiatan ini, antara lain:
9. Peraturan Menteri ATR/BPN No. 11 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penyusunan,
Peninjauan Kernbali, Revisi, Dan Penerbitan Persetujuan Substansi Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota, Dan Rencana Detail Tata Ruang;
10. Peraturan Menteri ATR/BPN No. 14 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyusunan Basis
Data dan Penyajian Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, dan Kota,
serta Peta Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota;
11. Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial No. 6 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas
Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 15 Tahun
2014 tentang Pedoman Teknis Ketelitian Peta Dasar;
1
KAK PEMUTAKHIRAN PETA DASAR DARMARAJA
12. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang No. 4 Tahun 2018 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Sumedang Tahun 2018 — 2038; dan
13. Peraturan Bupati Sumedang Nomor 48 Tahun 2021 Tentang Satu Data Indonesia
Tingkat Kabupaten Sumedang.
Peta yang digunakan sebagai acuan dasar dalam penyusunan rencana pembangunan
daerah sangatlah penting perannya, terutama dałam usaha menghasilkan dokumen
perencanaan yang benar-benar dapat digunakan sebagai pegangan/operasional (Dokumen
RTRW, Rencana Rinci, RTBL, RTRK) ataupun basis pembangunan wilayah, arahan-arahan
pembangunan sektoral wilayah, sehingga peran dan fungsi wilayah dikembangkan sesuai
dengan daya dukung dan kondisi alarn, geografis, serta segala potensi daya alam yang
dikandungnya.
2
KAK PEMUTAKHIRAN PETA DASAR DARMARAJA
Peta adalah gambaran dua dimensi dari suatu daerah dan wilayah yang merupakan
representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi. Peta
merupakan warna bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan serta
merupakan sumber informasi bagi para perencana dałam pengambil keputusan pada
tahapan pembangunan. Peta juga merupakan visualisasi ataupun penggambaran dua
dimensi dari suatu daerah atau wilayah. Dengan suatu peta, gambaran dua dimensi yang
berkaitan dengan letak, posisi ataupun keterkaitan ruang suatu objek terhadap objek
lainnya. Dengan demikian pemahaman manusia terhadap suatu ruang dari suatu daerah
ataupun wilayah akan menjadi lebih baik, sedemikian sehingga kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan ataupun dialokasikan pada suatu ruang dapat direncanakan terlebih dahulu.
Dengan adanya perencanaan pemanfaatan ataupun pengalokasian ruang secara baik, maka
konflik-konflik penguasaan ruang ciapał dihindari. Dan terlebih clari iłu konflik yang
mengarah pada permasalahan yang lebin besar dapat dicegah dan diredam.
3
KAK PEMUTAKHIRAN PETA DASAR DARMARAJA
menggunakan data dan informasi terbaru sesuai kondisi eksiting di lapangan dan produk peta
dasar RDTR yang dikeluarkan telah memenuhi standar untuk menguatkan akurasi data awal.
Kecamatan Darrnaraja terdiri dari 12 (dua belas) desa dengan luas kecamatan
sebesar 5.403 Ha. Kondisi permukaan Kecamatan Darmaraja berupa lahan datar sehingga
banyak investor yang menanamkan modalnya di Kecamatan ini. Seperti banyaknya provider
telepon genggam yang menempatkan BTS-nya berada di Kecamatan ini. Kecamatan
Darmaraja juga termasuk wilayah yang cukup strategis, dengan terlewatinya oleh kendaraan-
kendaraan dari dan menuju beberapa kota. Jumlah penduduk Kecamatan Darmaraja pada
tahun 2020 berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik berjumlah 37.343 jiwa. Kecamatan
Darrnaraja dilewati jalur lalu lintas alternatif yang menghubungkan Kabupaten Sumedang
dengan Limbangan Kabupaten Garut dan Kabupaten Tasikmalaya serta jalur Selatan Jawa.
Untuk mendukung pengembangan suatu wilayah sangat diperlukan informasi yang
akurat dan dapat dipercaya kebenarannya. Oleh karena itu, perlu dibuat suatu peta hasil
interpretasi citra satelit yang sangat rinci. Ketersediaan peta dasar tersebut dibuat melalu
survey pengukuran lapangan agar peta yang dibuat dapat menggunakan data dan informasi
terbaru sesuai kondisi eksisting di lapangan.
Dalam Perda No.4 Tahun 2018 tentang RTRW Kabupaten Sumedang 20182038,
Kecamatan Darmaraja termasuk ke dalam Pusat Pelayanan Lingkungan yang berfungsi
sebagai : a. Pusat pemerintahan Desa; b. Pusat permukiman; c. Pusat pengolahan pertanian;
4
KAK PEMUTAKHIRAN PETA DASAR DARMARAJA
d. Pusat koleksi dan distribusi; dan e. Jasa dan pelayanan social ekonomi skala lingkungan.
Dengan berlakunya Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Nornor 11 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi, Dan
Penerbitan Persetujuan Substansi
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota, Dan Rencana Detail Tata Ruang
maka perlu dilakukan pemutakhiran peta dasar sebagai dokumen pendukung Materi Teknis
Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Darmaraja.
Hal ini dikarenakan perlunya penyesuaian dokumen materi teknis dengan peraturan
terbaru, sehingga perlu dilaksanakan pula kegiatan Penyusunan Revisi Rencana Detail Tata
Ruang Darmaraja yang dilengkapi dengan peta dasar dan dokumen naskah akademik.
5
KAK PEMUTAKHIRAN PETA DASAR DARMARAJA
Yang menjadi Standar Urnum dalam Sub Kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi
Penyusunan RRTR Kabupaten/Kota Pekerjaan Pemutakhiran Peta Dasar Darmaraja Tahun
Anggaran 2022 Kabupaten Sumedang adalah Norma, Standar, Pedoman dan
Manual (NYM) vang dlkeluarkan oleh Kernenrerian arau lemhaea yant terkìit (nadan
Informasi Geospasial, Kementerian PUPR, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN, dll) dan juga
beberapa Standar Nasional Indonesia, Selain itu produk yang dibuat minimal memiliki standar
sebagai berikut :
1. Titik referensi GCP adalah titik ordo 1 BIG seperti yang terletak di
Kabupaten
Majalengka dengan koordinat 06.830820, E 108.20639 0
3. Dalam penyempurnaan dan pemutakhiran Peta menggunakan aplikasi GIS seperti Arc
View, Arc Gis dengan format .shp, dwg/dxf, dan MapPackage serta dibuat
Geodotabase nya dengan format .gdb;
5. Softcopy laporan selain dibuat dengan format .doc/docx/ppt dll juga dibuat dengan
format .pdf.; dan
6
KAK PEMUTAKHIRAN PETA DASAR DARMARAJA
Spesifikasi citra satelit yang digunakan sebagai bahan dasar dalam Sub Kegiatan
Koordinasi dan Sinkronisasi Penyusunan RRTR Kabupaten/Kota Pekerjaan
Pemutakhiran Peta Dasar Darmaraja Tahun Anggaran 2022 adalah dengan waktu
akusisi data maksimal 2 (dua) Tahun terakhir.
• Umum
• Data citra satelit dari Lembaga Pemerintah disertai surat keterangan Data
citra satelit asli dari pihak Vendor Data dengan disertai lisensi untuk Client.
• Kualitas Data
Dengan liputan awan kurang dari 200/0 di luar critical area.
Data citra terlihat dengan tidak ada Hase serta unsur-unsur di permukaan bumi
yang berdiameter 2 kali resolusi terlihat jelas.
• Informasi orbit harus dapat dibaca oleh software yang akan digunakan
untuk proses orthorektifikasi.
• File informasi orbit ini terdapat dalam metafile/headerfile dan harus sesuai
dengan file citranya.
• Cakupan Wilayah
7
KAK PEMUTAKHIRAN PETA DASAR DARMARAJA
• Image to Ground
Image to Vektor
• Image to Image
C. Orthorektifikasi
D. Image Enhancement
8
KAK PEMUTAKHIRAN PETA DASAR JA TIGEDE
C. Pekerjaan Lapangan
Tahap pekerjaan ini disebut juga dengan pre-processing, tahapannya adalah sebagai
berikut :
A. Rejoining
B. Identifikasi dan pengukuran titik kontrol tanah (ground control point)
C. Identifikasi/komplesi data lapangan
Pembuatan Model Permukaan Dijital
A. Resampling
B. Sistem Proyeksi
Digital On Screen
Editing dan Kartografi
A. Text Entry
Data-data hasil clari komplesi lapangan disatukan ke dalam peta 1 : 10.000 dengan
aturan sesuai dengan standar peta 1 : 5.000
B. Edge Matching
D. Garis Kontur
Garis kontur yang dihasilkan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1. Interval kontur indeks untuk Skala 1:5.000 adalah 10 meter;
9
KAK PEMUTAKHIRAN PETA DASAR DARMARAJA
9. Pada lokasi perpotongan garis kontur dengan garis punggung bukit, maka pola
kontur cenderung menjorok ke arah hilir.
2. Peta
3. Peralatan GPS ( Geodetik dan Handheld Map)
4. Formulir lapangan, meliputi :
a. Formulir toponimi
b. Formulir cek lapangan
5. Formulir verifikasi penutup lahan
6. Kamera Digital
Setelah semua hal ini dipersiapkan, maka dilakukan perter-nuan antara pelaksana
pekerjaan dan pemberi pekerjaan untuk membahas persiapan lapangan sekaligus
persetujuan. Pengumpulan nama rupabumi untuk obyek yang berupa fasilitas urnum
dan sosial dilaksanakan dengan mencatat nama dan data atributnya pada formulir
toponimi dan merekam posisi obyek menggunakan GPS Mapping untuk mendapatkan
posisi yang akurat. Keterangan lebih lanjut mengenai pelaksanaan survey kelengkapan
lapangan, dapat melihat juknis survey kelengkapan lapangan dan entry data.
10
KAK PEMUTAKHIRAN PETA DASAR DARMARAJA
H. Validasi Topologi
Analisis spasial akan dapat dilakukan jika hubungan (relasi) antar unsur rupabumi dapat
didefinisikan dengan membangun topologi. Hasil akhir dari pekerjaan ini harus betul-
betul menjamin bahwa data yang dihasilkan benar-benar bersih (clean) baik dari aspek
geometri maupin atribut serta bebas dari kesalahankesalahan topologi (free topological
errors). Keterangan Iebih lanjut mengenai ini, dapat melihat juknis validasi topologi.
Cluster toleransi yang digunakan menggunakan standar (default) dari perangkat lunak
GIS. Adapun aturan topologi yang digunakan adalah .
Tabel 1
Aturan Topologi
Aturan Topologi Point Line Polygon
Tidak ada garis yang menumpuk jadi satu pada posisi V'
11
KAK PEMUTAKHIRAN PETA DASAR DARMARAJA
1. Unsur perairan menggambarkan jaringan sungai dan drainase, garis tepi perairan
yaitu garis batas daratan dan air yang menggenang (tepi danau/Situ, garis tepi
rawa dan garis tepi empang); segmen garis sungai harus terhubung satu dengan
yang lainnya membentuk satu jairngan yang bermuara pada satu titik, aliran sungai
harus mengikuti kesesuaian kontur.
2. Unsur gedung dan bangunan gedung dan bangunan didigitasi satu persatu
berdasarkan kenampakan atapnya, gedung dan bangunan berhimpitan dan
atapnya saling menyatu dianggap satu blok rumah, gedung dan bangunan diberi
simbol dan nama, gedung dan bangunan yang tidak terdapat pada informasi tepi
hanya diberi nama tanpa simbol, batas persil tanah dibuat sesuai kebutuhan.
12
KAK PEMUTAKHIRAN PETA DASAR DARMARAJA
JA
3. Jaringan jalan harus didigitasi dalam dua bentuk. Pertama sebagai dua garis sejajar
(jika lebar > 2.5 m) sehingga membentuk blok jalan. Kedua sebagai garis tungggal
pada porosnya, poros jalan digunakan untuk menggambarkan jaringan utilitas
beserta dengan atributnya.
4. Survai kelengkapan lapangan melakukan verifikasi penutupan lahan/hasil
interprestasi citra, pengecekan data atas administrasi, pengecekan unsur nama
geografis (unsur perairan, nama desa, kampung/permukiman, perumahan, bangunan
pernerintah, fasilitas urnum, fasilitas sosial, dan lainlain) dan pendetailan dari peta
Rupa Burni.
Penyajian laporan Teknis Pemutakhiran Peta Dasar Darmaraja Kabupaten Sumedang ini dibagi
dalam Tiga bab yang dapat diuraikan sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenali latar belakang, maksud dan tujuan, kegiatan
yang akan dilaksanakan, Metoda pemetaan serta sistematika pembahasan.
13
KAK PEMUTAKHIRAN PETA DASAR DARMARAJA
14