Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kimia klinik adalah ilmu yang mempelajari teknik terhadap

darah,urine,sputum (ludah,dahak),cairan otak,ginjal,dan secret-sekret yang di

keluarkan. Pemeriksaan laboratorium yang berdasarkan pada reaksi kimia

dapat di gunakan darah,urine atau cairan tubuh lain. Pemeriksaan kimia

klinik,yaitu pengetahuan pelayanan teknis laboratorium klinik khususnya

dalam kimia klinik dalam kimia klinik dalam melakukaan praktik

laboratorium yang baik dan benar dalam prosedur praanalitik,analitik, dan

pascaanalitik dalam terwujudnya kesamaan metode pemeriksaan parameter

kimia klinik ( Natsir,2023 ).

Urin atau air senia atau air kencing adalah cairan sisa yang di eksresikan

oleh ginjal yang dikeluarkan dari dalam tubuh dalam melalui proses uranasi

( ferdiyanti,2019 ).

Urinalisis adalah tes yang di lakukan pada sampel tes pasien untuk tujuan

diagnosis infeksi saluran kemih, batu ginjal, memantau perkembangan

penyakit seperti diabetes mellitus dan tekanan darah tinggi ( hipertensi ) ,dan

skrining terhadap status kesehatan umum ( nuari, 2017 ).


pemeriksaan urin terdiri dari pemeriksaan makroskopis yang meliputi

pemeriksaan warna, kejernihan, mikroskopis dan kimia urine. metode yang

dipakai untuk memperoleh hasil pemeriksaan urine pun bermacam

macam.pemeriksaan urine redaksi bertujuan untuk melihat glukosa dalam

urine. urine normal biasanya tidak mengandung glukosa ( Reni, 2022 )

Adapun berbagai jenis sampel urine antara lain urine sewaktu, urine pahit,

urine posprandial, urine 24 jam serta urine 3 gelas dan 2 gelas pada pria

( Hartati, 2020 )

Adapun yang melatarbelakangi percobaan ini yaitu untuk melakukan

pemeriksaan urine secara mikroskopik dengan melihat warna, kejernihan, bau,

berat jenis dan PH urine.

faktor yang melatarbelakangi percobaan ini yaitu seorang farmasi harus

dapat melakukan proses urinalisis agar dapat mengetahui efek farmakologi

dari suatu obat terhadap seorang pasien dan efek suatu senyawa obat terhadap

senyawa obat yang lain. Hal inilah yang mendasarkan percobaan ini di

laksanakan.
B. Tujuan percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu:

1. untuk mengetahui sifat-sifat urine .

2. untuk mengetahui ada tidaknya albumin dalam urine .

3. untuk mengenal bau amonia dari hasil penguraian urea dalam urine.

C. Maksud percobaan

Adapun maksud dari percobaan ini yaitu:

1. agar Mahasiswa dapat mengetahui sifat-sifat urine.

2. agar Mahasiswa dapat mengetahui ada tidaknya albumin dalam urine.

3. agar Mahasiswa dapat mengenal bau amonia dari hasil penguraian urea

dalam urine.

D. Prinsip Percobaan

Adapun prinsip percobaan ini yaitu pada pemeriksaan bobot jenis urine

menggunakan piknometer untuk mengetahui kepekatan urine, kemudian

dilakukan pemeriksaan warna urine untuk mengetahui warna urine normal, p

pada pemeriksaan bau urine menggunakan tabung reaksi sebagai wadah agar

lebih mudah untuk mencium bau urine, pada pemeriksaan PH menggunakan

kertas PH universal untuk mengetahui PH urine,pada pemeriksaan sedimen

urine menggunakan mikroskop untuk mengamati komponen-komponen yang

terdapat pada sampel urine.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori umum

urine merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian

dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinalisasi ( Parwati, dkk ,2022 ).

urealisasi adalah analisis urine secara in Vitro meliputi pemeriksaan

mikroskopis dan makroskopis/sedimentasi dan kimia urine ( Saputro &

Kusumah,2021 ).

jenis-jenis sampel urine terdiri atas: ( Hartati,2020 )

1. urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan pada suatu waktu yang

tidak ditentukan secara khusus .

2. urine pagi adalah urine yang dikeluarkan paling pagi setelah bangun

tidu.

3. urine postprandial adalah urine yang pertama kali dilepaskan 1,5 - 3

jam setelah makan.

4. urine 24 jam adalah urine yang dikumpulkan selama 24 jam.

5. urine 3 gelas dan urine 2 gelas adalah urine yang ditampung sejumlah

3 gelas.urine terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme

seperti urea garam terlarut.

ciri-ciri urine normal yaitu : ( Anariyani, dkk, 2015 )

1. .jumlahnya rata-rata 1- 2 liter sehari, tetapi berbeda-beda sesuai jumlah

cairan yang dimasukkan


2. warnanya bening orange pucat tanpa endapan

3. bau tajam

4. reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan PH rata-rata 6

5. berat jenis berkisar dari 1010 sampai 1025

Proses pembentukan urine terdiri atas : ( Kuntoadi, 2022 )

1. tahap filtrasi

tahap awal proses pembentukan yang terjadi di glomerulus ginjal,

Tahap Filtrasi bertujuan untuk menyaring keluarair( H2O ),partikel-

partikel berukuran kecil seperti garam gula dan urea dari darah.partikel

berukuran besar seperti sel darah.

2. tahap rebsorpsi (penyerapan ulang)

reabsorpsi adalah proses penyerapan kembali zat-zat yang masih

berguna bagi tubuh seperti air, glukosa, asam amino, vitamin dan

beberapa ion-ion elektrolit seperti ion na+ (sodium).

3. tahap augmentasi (pembuangan)

proses augmentasi atau sekresi adalah proses pembuangan ion

hidrogen untuk menjaga ph atau keseimbangan asam dan basa tubuh,

ion kalium, kalsium dan amonia juga dibuang pada tahap ini seperti

yang terdapat pada beberapa obat.

Pemeriksaan urine terdiri dari tiga tahap yaitu ( Nurhikmah, 2023 )


1. tahap pra instrumentasi yaitu persiapan pasien pengambilan urine

persiapan reagen, wadah yang akan dipakai dan pengiriman bahan

2. tahap instrumentasi yaitu pemeriksaan urine dan prosedurnya

3. tahap pasca instrumentasi, yaitu sistem pelaporan hasil pemeriksaan

ujuan pemeriksaan bobot jenis urin adalah untuk menentukan

kepekatan urine dengan mengukur bobot jenisnya, Rumus menentukan

bobot jenis urine: ( Nurhikmah, 2023 )

(Berat pikonometer +urine)−berat pikometer kosong


Bj urine=
Volume urine

tujuan dilakukannya pemeriksaan warna urine untuk menentukan

warna-warna yang timbul dalam urine prinsipnya yaitu mengamati warna

secara langsung dengan bantuan cahaya : ( Nurhikmah, 2023 )

tujuan dilakukannya pemeriksaan bau urine adalah untuk menentukan

bau yang dtimbul Kan oleh urine : ( Nurhikmah, 2023 )

Tujuan pemeriksaan PH urine adalah untuk mengetahui derajat

keasaman urine karena terjadi kelainan pada pH urine dapat diakibatkan

oleh infeksi saluran kencing : ( Nurhikmah, 2023 )

tujuan pemeriksaan sedimen urine adalah untuk mengamati

komponen-komponen yang terdapat dalam urine antara lain : ( Nurhikmah,

2023 )
1. leukosit dalam bahasa Inggris with blood call.bentuk warna, serta

jumlah dari sel darah putih lebih banyak dari eritrosit. jenis leukosit ada 5

Yaitu terdiri atas basofil, monosil, limfositis, eosinafila, neurofilia.

2. trombosit adalah progeron kecil di dalam darah yang tidak memiliki

warna dan sering disebut juga sebagai keping darah titik fungsi utama

trombosit adalah mengumpulkan darah dan mencegah pendarahan..

3. asam urat terbentuk jika mengonsumsi makanan yang banyak

mengandung purin. jika pada makanan tidak diubah maka kadar asam urat

dalam darah yang berlebihan akan menimbulkan penumpukan kristal asam

urat. bila asam urat tertimbun pada jaringan di luar sendiri maka akan

membentuk topi atau tofus yaitu benjolan bening di bawah kulit yang berisi

kristal urat. kristal urat juga dapat menyebabkan timbulnya batu asam urat.

Manfaat pemeriksaan urinalisia : (randra,2018)

1. Ada tidaknya kebocoran pada jaringan ginjal

2. Makro-albu minuria ( ada albumin dalam urine)

3. Ada tidaknya darah

4. Ada tidaknya gula

5. Ada tidaknya infeksi

Pemeriksaan urinalisis terdiri dari : ( Porwati, 2020)

1. Pemeriksaan makroskopik, urine terdiri dari menilai warna

kejernihan bau, berat jenis dan ph


2. Pemeriksaan mikroskopik, untuk melihat adanya sedimen urine

seperti eritrosit, leukosit, seleppiter, kristal, silinder, bakteri, jamur,

parasit, dan spermatozoa

3. Pemeriksaan kimia urine dilakukan terhadap protein, glukosa, keton,

dan urbilinogen.

kelebihan urinalisis atau tes urine dapat memberikan informasi

penting tentang kesehatan titik tes ini dapat digunakan untuk mendeteksi

masalah kesehatan seperti gangguan pada hati atau ginjal. hasil urine yang

abnormal dapat menjadi indikator adanya masalah kesehatan yang perlu

ditangani, informasi dari tes urine dapat membantu dalam diagnosis Dini

dan pengobatan yang tepat ( Maryani, dkk, 2023 )

kekurangan dari tes urinalisis adalah mudahnya dilakukan

pemalsuan, sehingga dibutuhkan pengawasan saat dilakukan pengambilan

sampel ( Indrati, 2015).

penyakit yang diperiksa menggunakan urine antara lain diabetes,

infeksi pada saluran kemih penyakit ginjal dan hati ( Natsir, 2023 ).

syarat-syarat dari urine yang akan diperiksa adalah urine baru dan urine

yang diambil pada waktu pagi hari sehabis bangun tidur, urine baru di sini akan

lebih berguna karena belum terjadi perubahan apa-apa titik misalnya keasaman
bakteri, benda keton dan sebagainya. urine pagi lebih baik dipakai karena urine

mempunyai biji yang tinggi ( Syamsuni adam, 2019 ).

ada beberapa pengawet urine yang sering digunakan antara lain timol,

tolun,formalin (formula dehid) pengawet urine digunakan saat atau bila

urine tidak didapatkan segera( batas waktu adalah 2 jam Setelah

pengambilan)ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari pengawet urine

yaitu antara lain: ( Wiradharma, 2019 ).

1. timol : mampu mempertahankan kadar glukosa dan sedimen tetapi

mengganggu pemeriksaan presipitasi asam untuk protein.

2. toluen: tidak mengganggu pemeriksaan rutin tetapi mengapung pada

permukaan sampel

3. formalin: mampu mempertahankan sedimen dengan baik tetapi

mengganggu pemeriksaan kimia seperti glukosa docun, leukosit,

esterase.

jumlah urine normal adalah sekitar 1500-1800 ml/ 24 jam.bila jumlah

urine > 200 ml/24 jam disebut poleuri, bila jumlah urine 300 - 750 ml/24

jam disebut oliguri dan bila jumlah urine <300 ml/24 jam disebut anuri

( Wiradharma, dkk, 2019 ).

Warna urin dan penyebabnya: ( syamsiniar Adam, 2019 ).

1. Warna urine normal adalah kuning-kuning


2. Warna urine kuning tua setelah menunjukkan kemungkinan ia menderita

suatu penyakit hepatitis.

3. Warna merah, menunjukkan adanya pendarahan dalam saluran kemih.

4. Warna coklat kehitaman, menunjukkan adanya hemoglobin dalam urine

misalnya pada penyakit yang menyebabkan hemolisis, seperti penyakit

malaria Tropika.

Wadah atau botol untuk tempat penampungan urine harus yang

bersi kering, anti bocor, terbuat dari bahan transparan dan bertutup ulit,

wadah harus yang bermulut lebar, berdiameter kira-kira 4 - 5 cm.untuk

wadah penampungan urine 24 jam dapat menggunakan wadah yang

berbuat dari plastik yang tidak transparan dengan volume ± 3000 ml.

( wiradharma,dkk,2019 ).

bau urine normal didekskripsikan sebagai bau amonia bau ini dapat

menjadi kuat pada yang pekat tetapi tidak menunjukkan infeksi pada

penyakit diabetes berat urin akan tercium bau keton yaitu seperti bau

buah masak yang tercium manis. pada keadaan infeksi bakteri, urine akan

tercium bau amonia karena adanya bakteri yang menghasilkan amonia.

bau urine normal lainnya seperti bau feses. yang disebabkan terdapatnya

fistula gastrointestinal dan kandung kemih, bau sulfur karena dikomposisi

sistein, bau obat-obatan (wiradharma,dkk,2019).


bau Uri abnormal dapat disebabkan oleh: (wiradharma,dkk,2019)

1. Makanan, seperti jengkol atau petai

2. obat-obatan seperti mentol

3. Bau amoniak oleh karena perombakan bakteri dan ureum

4. .bau keton menyerupai bau buah-buahan, dapat ditemukan pada urine

penderita diabetes melitus.

5. Bau busuk oleh karena perombakan zat protein. Dapat ditemukan

pada keganasan/karsinoma saluran kemih.

berat jenis urine berhubungan diuretis makin besar diuretis maka

makin rendah berat jenisnya, berat jenis urine normal 1003-1030.berat

jenis yang tinggi berhubungan dengan pol pemekatan ginjal, berat jenis

yang lebih dari 1030 menunjukkan kemungkinan adanya

glukosa.pemeriksaan berat jenis sebaiknya menggunakan urinometer

yang sudah diterapkan pada suhu antara 27 dan 37 derajat celcius (

wiradharma,dkk,2019)

ada beberapa cara pengumpulan urine antara lain persitengah

(midstream),dengan kateter dan aspirasi Supra public.urin porsi Tengah

biasanya dilakukan pada pengumpulan sampel urine untuk pemeriksaan


urine katin maupun kultur bakteri.pengumpulan sampel urine dengan

kateter yaitu dengan melewatkan kateter melalui uretra ke kandung

Kemi.pengumpulan urine secara aspirasi Supra publik yaitu pengumpulan

urine secara langsung dari kandung kemih dengan melakukan pemasukan

dinding abdoman dan kandung kemih yang berisi menggunakan jarum

dan spoit. urine yang didapat dari aspirasi Subro publik ini sifatnya steril

dan biasanya digunakan untuk pemeriksaan kultur bakteri khususnya

kuman anaerob ( wiradharma, dkk, 2019 ).

pemeriksaan urine lengkap atau urinalisis merupakan pemeriksaan

yang dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan dalam

tubuh.beberapa penyakit yang dapat terdeteksi dengan melakukan

pemeriksaan urine lengkap seperti infeksi saluran kemi,penyakit ginjal,

preeklansi dan risiko diabetes melitus.sebagai contoh, pemeriksaan urine

dasar yang dapat dilakukan pada bidan adalah pemeriksaan reduksi atau

kadar glukosa untuk mendeteksi adanya penyakit diabetes melitus dan

pemeriksaan albumin atau kadar protein mendeteksi adanya penyakit pre-

eklampsia ( Putri, dkk, 2022).


B. Uraian Sampel

1. Urine ( Utari, dkk, 2023 ).

Komposisi : 96% air, natrium, pigmen, empedu, 1,5% garam,

kalium, toksin, 2,5% urea, kalsium, bikarbonat, karatin

N, magnesium, keratin khlorida, asam urat N, sulfat

dan hormone

Warna : Bening orange tanpa ada endapan

Bau : Tajam

Reaksi : Sedikit asam terhadap lakmus

pH rata-rata :6

2. Sifat-sifat urine / air kemih ( Rahma hidayanti,2019 ).

a. Jumlah ekskresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya

( inrake ) cairan serta faktor lainnya.

b. Berwarna bening mudah dan bila di biarkan akan menjadi keru.

c. Warna kuning tergantung dari kepekatan.

d. Bau khas air kemi bila di biarkan telalu lama maka akan berbau

amoniak.

e. Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis


3. Jumlah volume urine normal berdasarkan umur ( suprapti, dkk, 2023).

Umur Jumlah volume urine (ml/kg

bb)/hari

Bayi lahir ( 0 hari ) 10 – 90 ml

Bayi ( 1 hari – 1 tahun ) 80 – 90 ml

Anak-anak ( 1 – 12 tahun ) 50 ml

Remaja ( 12 – 18 tahun ) 40 ml

Dewasa ( > 18 tahun ) 30 ml


BAB III

METODOLOGI KERJA

A. Alat

Adapun alat yang di gunakan pada percobaan ini yaitu :

1. Centrifuge

2. Gelas ukur

3. Laptop

4. Mikroskop

5. Piknometer

6. Pipet tetes

7. Pipet volume

8. Plat tetes

9. Senter

10. Tabung reaksi

11. Tabung centrifuge

12. Thermometer

13. Timbangan analitik

B. Bahan

Adapun bahan yang di gunakan pada percobaan ini yaitu :

1. Deek glass
2. Es batu

3. Kertas lakmus

4. Kertas pH

5. Objek glass

6. Pot urine

7. Urine sewaktu

C. Cara kerja

1. Pemeriksaan bobot jenis urine

a. Di siapkan alat dan bahan

b. Di timbsng piknometer kosong

c. Di pipet urine ke dalam piknometer hingga mencapai mulut

piknometer

d. Dinginkan hingga 25o c dalam wadah yang berisi es batu

e. Di timbang kembali bobot pikno + urine.

2. Pemeriksaan warna urine

a. Di siapkan alat dan bahan

b. Di pipet urine sebanyak 5 ml ke dalam tabung reaksi

c. Di amati warnanya menggunakan cahaya hp

3. Pemeriksaan bau urine

a. Di siapkan alat dan bahan

b. Di pipet urine sebanyak 5 ml ke dalam tabung reaksi

c. Di cium aroma urinenya


4. Pemeriksaan pH urine

a. Di siapkan alat dan bahan

b. Di pipet urine ke dalam tabung reaksi sebanyak ½ tabung

c. Dari tabung di pipet 2 – 3 tetes urine ke plat tetes

d. Celupkan kertas pH 2 – 3 menit , bandingkan

5. Pemeriksaan mikroskop

a. Di siapkan alat dan bahan

b. Di pipet urine ke dalam tabung centrifuge

c. Di centrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm

d. Di buang supentan secara perlahan

e. Di homohenkan endapan

f. Di pipet endapan ke atas objek glass

g. Di amati di bawah mikroskop

h. Di amati Kristal asam urat,leukosit, dan eritrosit.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tabel pengamatan

1. Tabel bobot jenis

volume Pikno kosong Pikno + urine Hasil

50 ml 36,3 86,1 0,99

2. Tabel pH, warna dan bau

Volume pH Warna Bau

5 ml 6 Kuning pucat Amonia

3. Tabel mikroskopik

Gambar Keterangan
B. Pembahasan

pemeriksaan urine lengkap atau urinalisis merupakan pemeriksaan yang

dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan dalam darah.

adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui sifat-sifat urine.

untuk mengetahui ada tidaknya albumin dalam urine dan untuk mengenal bau

amonia dari hasil penguraian urea dalam urine.

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu centrifuge,gelas

ukur,laptop, mikroskop,piknometer, pipet tetes, pipet volume,plat tetes,

senter, tabung reaksi, tabung centrifuge, termometer, dan timbangan analitik.

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu deek glass, es

batu, kertas lakmus, kertas PH universal, objek Glass,pot urine, dan urine

sewaktu.

Adapun cara kerja pada percobaan ini Yaitu: dimulai pada pengerjaan

yang pertama yaitu; pengukuran bobot jenis, disiapkan alat dan bahan,

ditimbang piknometer, dan catat bobotnya, di pipet urine ke dalam piknometer

hingga tanda batas, didinginkan piknometer yang berisi urine di dalam es batu

hingga Suhu 25 derajat Celcius tersebutdan ditimbang kembali bobot

piknometer berisi urine dan hitung BJ urine. Setelah itu dilanjutkan pada

pengerjaan warna urine dan bau urine; disiapkan alat dan bahan, dipipit urine

sebanyak 5 ml ke dalam tabung reaksi, diamati warna urine menggunakan

cahaya dan dicium aroma urinenya, kemudian dilanjutkan dengan pengerjaan

selanjutnya yaitu menentukan Ph urine; disiapkan alat dan bahan, di pipet


urine ke dalam tabung reaksi sebanyak seperdua tabung, dari tabung di pipet

2-3 tetes urine ke plat tetes dicelupkan kertas PH 2-3 menit dan

dibandingkan.selanjutnya pengerjaan terakhir yaitu pemeriksaan mikroskopik

disiapkan alat dan bahan, di pipet urine ke dalam tabung centrifuge selama 10

menitdengan kecepatan 3000 RPM dibuang supernatan secara perlahan dan

endapannya di homogenkan, di pipet endapan ke atas objek glass dan amati di

bawah mikroskop.

hasil yang didapatkan pada percobaan ini yaitu pada pemeriksaan bobot

jenis urine nilai atau hasil yang didapatkan yaitu 0,99 g/L. Dari jurnal farmasi

volume 17 no.1 menyatakan bahwa untuk BJ urine didapatkan nilai biji

Kisaran menunjukkan status hidrasi yang baik.(Shafira, 2019).maka dari

hasil yang kami peroleh memiliki nilai yang sangat rendah sehingga tidak

termasuk dalam status hidrasi yang baik.

hasil yang didapatkan pada pemeriksaan warna urine yaitu berwarna

kuning pucat. Dari jurnal techno explore Volume 5 No 1 menyatakan bahwa

warna kuning pucat menunjukkan urine aman atau tidak dehidrasi (Deden,

dkk, 2020 ).maka pada pemeriksaan warna urine termasuk normal.

hasil yang didapatkan pada pemeriksaan bau urine yaitu berbau amonia.

pada jurnal seminar nasional teknologi dan rekayasa volume 1 Nomor 1

menyatakan bahwa urine normal berbau khas jika dibiarkan agak lama berbau

amonia pada kisaran 6,8 - 7,2 (chastum Hasani,2019).maka pada pemeriksaan

bau urine dapat di nyatakan normal karena berbau normal.


hasil yang didapatkan pada pemeriksaan PH urine yaitu 6 titik pada jurnal

electrices vol 2.no 2. menyatakan menurut American Association for elinical

chemistry, nilai rata-rata ph urine normal yaitu 6,0 titik Bila PH < 6,0 yang

membedakan adanya penumpukkan karbondioksi dalam darah ( Fathur, dkk,

2020).

pada pemeriksaan mikroskop terdapat faktor kesalahan, pada jurnal

teknologi nuklir nasional vol 9 .no 16. menyatakan bahwa alat centrifuge bisa

mengalami kerusakan akibat kondisi ruangan dan suplai udara tekan yang

banyak mengandung air (tsiarjo, dkk, 2016 ).maka pemeriksa mikroskopik

yang digunakan tidak terdeteksi dalam menentukan eritrosit, leukosit dan

kristal asam urat.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pada pemeriksaan jenis urine hasil akhir yang di dapatkan yaitu 0,99 g/L

2. Bau dan warna urine termasuk dalam dalam kriteria urine normal,berbau

amonia dan berwarna kuning puccat.

3. Pada pemeriksaan pH, termasuk dalam pH urine normal yaitu 6.

4. Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat beberapa gangguan atau faktor

kesalahan sengginga hasil yang di peroleh tidak ada.

B. Saran

1. Laboratorium

Adapun saran untuk laboratorium yaitu kedepannya dapat menyediakan

alat dan bahan yang lengkap agar praktikum dapat terlaksana dengan

semestinya.

2. Asisten

Adapun saran untuk asisten yaitu semoga dapat lebih sabar nantinya

dalam membimbing kami.


DAFTAR PUSTAKA

Adam syamsunir, 2019. “ Dasar – dasar mikrobiologi, dan parasitology

“EGC :Jakarta

Andriyani, dkk, 2015 “ Biologi reduksi dan perkembangan” Depublish : Yogyakarta

Chasrum hasani, 2019. “ Sistem mikrobiologi amonia pada eskresi tubuh” seminar

nasional teknologi dan rekayasa : malang

Ferdyanti . A.u, 2019“ Teknik hitung leukosit dan britrosit urine” uwais inspirasi :

ponorogo.

Gunawan, 2021. “ pengantar hidup sehat siram jaman” Deepublish : sleman.

Hidayanti rahma,2019. “ teknik pemeriksaan fisik” KDT : Surabaya

Hartati & tri ,2020 “ pedoman praktikum biokimia” chakra brahmanda lentera :

Kediri

Indrati agnes rangga, 2015. “ pemeriksaan laboratorium patologi klinik narkoba”

fakultas kedokteran universitas padjadjaran : Bandung

Kuntoadi, 2022 “ Buku anatomi fisiologi 2” Pentera publishing : jawa timur

Maryani siti, dkk, 2023. “ Asuhan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana”

getpress Indonesia.

Natsir, 2023. “Buku kimia klinik” selat media partnes : Yogyakarta


Nuari nian afrian & dinaevidayanti,2017. “Gangguan pada system perkemihan

keperawatan” . cv. Budi utama : Yogyakarta.

Nurhikmah, 2023. “ penuntun praktikum klinik” universitas megarezky : Makassar.

Naiud, dkk, 2014. “pengaruh penundaan waktu terhadap hasil urinalisis sediaan

urine” Jurnal inovasi penelitian, vol,6.no,2.

Porwati, dkk, 2020. “ perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine dengan variasi

pengawet” jurnal inovasi penelitian, vol.3 No.3

Rini puji & pujiana dewi. 2022 “ konsep dan skill laboratorium ilmu biomedik dasar

dalam kebidanan” wawasan ilmu : bayumas

Rohman father, 2020 “sistem reproduksi keasaman dan warna urine sebagai indikasi

dini dehidrasi” electrices vol 2.no 2

Shafira, dkk, 2019. “ perbedaan pengaruh air alkali dengan air mineral.terhadap status

hidrasi dan pH urine pada mahasiswa fakultas farmasi universitas

paddadjaran” farmaka vol.17,No.1

Saputro dan kusumah,2021. “ panduan suskses pppk guru terlengkap” di terbitkan

oleh penerbit ANDI : Yogyakarta.

Supropti erni, 2023 “ buku DIII kebidanan” mahakarya citra utama : Jakarta selatan.
Tandra, 2018 “ dari diabetes mewnuju ginjal penunjuk praktis mencegah dan

menhgalahkan sakit ginjal dengan diet benar dan hidup sehat.” Pt gramrdia :

Jakarta.

Triarjo, dkk, 2016. “ analisis kerusakan centrifuge pada proses pemisahan uranie

ditrat sekso 300 instalasi pcp” vol.1,No.16

Untari, dkk, 2023 “ buku anatomi dan fisiologi” penerbit NEM : jawa tengah

Wiradharma danny, 2019 “ urinalisis teori dan praktikum” segung serto : Jakarta.
LAMPIRAN

A. Skema Kerja

1. Pemeriksaan Bobot Jenis

Di siapkan alat dan bahan

Di timbang pikno kosong

Di pipet urine ke dalam piknometer hingga mencapai mulut piknometer

Di dinginkan hingga 25o c dalam wadah yang berisi es batu

Di timbang kembali bobot pikno urine

2. Pemeriksaa warna urine

Di siapkan alat dan bahan

Di pipet urin sebanyak 5 ml ke dalam tabung reaksi

Di amati warnahnya menggunakan cahaya pH


3. Pemeriksaan bau urine

Di siapkan alat dan bahan

Di pipet urin sebanyak 5 ml ke dalam tabung reaksi

Di cium aroma urinya

4. Pemeriksaan pH urine

Di siapkan alat dan bahan

Di pipet urine ± ½ tabung reaksi

Di pipet urine ke plat tetes

Di celupkan kertas lakmus biru dan lakmus merah dan amati perubahan

warnahnya

Di lakukan pengujian dengan menggunakan pH universal

Di amati pH dan di catat


5. Pemeriksaan mikroskopik

Di siapkan alat dan bahan

Di pipet urine kedalam tabung centrifuge

Di centrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 300 rpm

Di buang supertan secara perlahan

Di homogenkan endapan

Di pipet endapan ke atas objek glass

Di amati di bawah mikroskop

Di amati asam urat, leukosit dan eritrosit


B. Perhitungan

Diketahui :

1. Volume urine : 50 ml

2. Berat pikno kosong : 36,3 gram

3. Berat pikno + urine : 86,1 gram.

Ditanya : BJ urine ?

( berat pikno+urine ) −(berat pinokosong )


Penyelesaian : BJ urine=
volume urine

86 , 1−36 , 6
¿
50

49 , 5
¿ +¿
50

= 0,99 g/l

Anda mungkin juga menyukai