A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3
A. Kesimpulan 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Jurnalistik online berasal dari dua kata, yaitu “Jurnalistik” dan “Online”.
Pengertian dari kata “Jurnalistik” sendiri adalah pengumpulan berita (peliputan),
pelaporan peristiwa (reporting), penulisan berita (writing), penyuntingan naskah
berita (editing) dan penyajian atau penyebarluasan berita (publishing/broadcasting)
melalui media. Definisi jurnalistik tersebut seperti yang dikemukakan oleh Roland E.
Wolseley dalam buku Understanding Magazines (1969), yaitu pengumpulan,
penulisan, penafsiran, pemrosesan dan penyebaran informasi umum, pendapat
pemerhati, hiburan umum secara sistematis dan dapat dipercaya untuk diterbitkan
pada surat kabar, majalah dan disiarkan.1
Sedangkan kata “Online” berasal dari kata ‘On’ dan ‘Line’. On artinya hidup
dan line artinya saluran. Dengan begitu online adalah sebuah istilah yang digunakan
untuk menyebutkan ketika kita sedang terhubung dengan jaringan internet. Menurut
Jasmadi dan Solusindo, online merupakan sebuah tempat berbagi informasi dimana
kita dapat menyubangkan kemampuan kita untuk membuat sebuah komunitas yang
solid melalui internet.2
1
Admin Prokomsetda, “Dasar-dasar Jurnalistik: Pengertian, Jenis, Teknik, Kode Etik”, dalam
https://prokomsetda.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/dasar-dasar-jurnalistik-pengertian-jenis-
teknik-kode-etik-28, diakses 21 Mei 2022
2
Temukan Pengertian, “Pengertian Online Secara Umum dan Menurut Para Ahli”, dalam
https://www.temukanpengertian.com/2013/06/pengertian-online-online-adalah-online.html , diakses 21 Mei
2022
3
Romeltea, “Jurnalistik Online: Pengertian, Prinsip, Karakteristik”, dalam https://romeltea.com/jurnalistik-
online-pengertian-karakteristik/ , diakses 21 Mei 2022
3
B. Jenis-Jenis Jurnalistik Online
Mengutip dari buku Journalism Today (2019) karya dari Andi Fachruddin,
disebutkan terdapat empat jenis jurnalistik online, sebagai berikut:
Merupakan bentuk media berita online yang paling banyak ditemui. Situs
berita seperti ini pada dasarnya tak memiliki perbedaan mendasar dengan
jurnalistik media cetak atau penyiaran. Sebab penyampaian berita, nilai berita
serta hubungan dengan audiensnya kurang lebih hampir sama
Jenis jurnalistik ini sering dikaitkan dengan search engine (mesin pencari)
tertentu, seperti Google dan Yahoo. Dalam praktiknya, jenis jurnalistik ini
menawarkan tautan yang mendalam ke berbagai situs berita yang ada dalam
World Wide Web (www.). Tautan tersebut kadang dikategorisasi bahkan diberi
catatan oleh tim editorial. Akan tetapi, jenis ini tidak terlalu banyak menawarkan
konten editorial yang diproduksi sendiri.
Jenis ini mencakup situs media berita serta isu media secara umum. Terkadang
di maksudkan sebagai pengawas media, misalnya Mediachannel dan
Freedomforum. Konten editorial dalam jenis jurnalistik ini sering diproduksi oleh
berbagai jurnalis dan pada dasarnya sering mendiskusikan konten lain yang bisa
ditemukan di internet.
4
C. Kinerja Jurnalistik Online
Dalam beberapa literatur, kinerja memiliki banyak pemahaman yang
memunculkan berbagai pengertian. Namun apabila disimpulkan, kinerja memiliki arti
sebagai berikut:
Mengenai dua arti dari kinerja tersebut bisa disimpulkan bahwa kinerja
merupakan sebuah hasil dari pekerjaan yang dilakukan individu melalui aktivitas
tertentu untuk sebuah tujuan baik itu demi kepentingan bersama maupun per individu.
Bisa kita lihat beberapa pengukuran mengenai kinerja dengan memperhatikan lima
aspek yaitu:
1. Kualitas
Diukur berdasarkan proses dan hasil yang dicapai dari maksud dan tujuan
awal.
2. Kuantitas
Berkaitan hal yang diukur dari jumlah pekerjaan yang dihasilkan.
4. Efektivitas biaya
Berkaitan dengan ukuran tingkat penggunaan sumber-sumber baik itu berupa
nominal dan tenaga yang dibutuhkan.
4
Ayudya Annisa, Skripsi: Implementasi Jurnalisme Presisi Pada Kinerja Sumber Daya Manusia Di Media Online
www.tirto.id. (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018), hal. 15
5
5. Sumber daya manusia
Mengenai kemampuan, kreativitas dan keahlihan individu dalam
menyelesaikan ataupun mengkolaborasikan pekerjaannya yang nantinya akan
menghasilan sebuah barang atau jasa.5
Berdasarkan pengertian dari jurnalistik online yang sudah dibahas di materi atas
maka jurnalistik online ialah proses pengumpulan, penulisan, penyuntingan, dan
penyebarluasan berita secara online menggunakan media internet. Maka dapat
dipastikan praktek kinerja dari jurnalistik online ini tentu saja berkaitan dengan
penggunaan media online sebagai alat atau penghubung dalam menyebarkan dan
menyajikan sebuah informasi data yang akurat.
Jurnalisme online ialah segala aktivitas jurnalistik berbasis internet, yang mana
model jurnalisme tersebut termasuk kedalam contextualized journalism yang
menyatukan tiga fitur komunikasi seperti kemampuan multimedia berdasar
platform digital, kualitas interaktif dalam komunikasi online dan fitur yang
didatanya.6 Menurut Mark Deuze dalam buku karya Widodo tahun 2020 hal 21,
menjelaskan bagaimana membagi dua domai dalam jurnalisme online yaitu rentangan
dari situs yang berfokus pada editorial content hingga situs web yang berbasis pada
kreativitas publik.
Sebagai contoh kecil dari praktik kinerja jurnalistik online ialah mini vlog yang
dilakukan oleh seorang individu. Penyampaiaan pesan atau informasi disampaikan
langsung oleh pelaku, dengan membahas topik-topik yang barkaitan dengan
kontennya. Kemudian vlog teresbut dikemas dan disajikan secara epic untuk
5
Ibid, H 16-17
6
Rusti Dian, “Sering Dianggap Sama, Apa Perbedaan Jurnalisme Online dan Multimedia?”, dalam
https://www.kompasiana.com/rustidian/5f5d0ecfd541df119950ae54/sering-dianggap-sama-apa-perbedaan-
jurnalisme-online-dan-multimedia, diakses 23 april 2022
6
masyarakat luas dengan berpublikasikan media internet seperti youtube, tiktok dan
lain-lainnya.
Pada dasarnya kode etik jurnalistik wartawan media online (media siber) sama
dengan kode etik jurnalistik yang sudah ada dalam Kode Etik Jurnalistik Persatuan
Wartawan Indonesia (KEJ PWI), Kode Etik Jurnalis Independen (AJI) dan Kode Etik
Wartawan Indonesia (KEWI) Dewan Pers. Namun, mengingat format dan
karakteristik media online berbeda dengan media-media yang lain maka Dewan Pers
secara khusus menyusun kode etik jurnalistik media online berupa Pedoman
Pemberitaan Media Siber (PPMS) atau Cyber Media News Coverage Guidelines.
PPMS dibuat dan ditetapkan oleh Dewan Pers pada 3 Februari 2012 di Jakarta. PPMS
berlaku atas semua media siber yang melakukan tugas-tugas jurnalistik. Berikut ini
Pedoman Pemberitaan Media Siber:
1. Ruang Lingkup
a. Media Siber adalah segala bentuk media yang menggunakan wahana internet
dan melaksanakan kegiatan jurnalistik, serta memenuhi persyaratan Undang-
Undang Pers dan Standar Perusahaan Pers yang ditetapkan Dewan Pers.
b. Isi Buatan Pengguna (User Generated Content) adalah segala isi yang dibuat
dan atau dipublikasikan oleh pengguna media siber, antara lain, artikel,
gambar, komentar, suara, video dan berbagai bentuk unggahan yang melekat
7
pada media siber, seperti blog, forum, komentar pembaca atau pemirsa dan
bentuk lain.
b. Berita yang daapat merugikan pihak lain memerlukan verifikasi pada berita
yang sama untuk memenuhi prinsip akurasi dan keberimbangan
d. Setelah memuat berita sesuai dengan butir (c), media wajib meneruskan upaya
verifikasi dan setelah verifikasi didapatkan, hasil verifikasi dicantumkan pada
berita pemutakhiran (update) dengan tautan pada berita yang belum
terverifikasi
a. Media siber wajib mencantumkan syarat dan ketentuan mengenai Isi Buatan
Pengguna yang tidak bertentangan dengan Undang-Undang No. 40 tahun 1999
tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik, yang ditempatkan secara terang dan
jelas
8
mempublikasikan semua bentuk Isi Buatan Pengguna. Ketentuan mengenai
log-in akan diatur lebih lanjut.
3) Tidak memuat isi diskriminatif atas dasar perbedaan jenis kelamin dan
bahasa, serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit,
cacat jiwa, atau cacat jasmani
d. Media siber memiliki kewenangan mutlak untuk mengedit atau menghapus Isi
Buatan Pengguna yang bertentangan dengan butir (c)
g. Media siber yang telah memenuhi ketentuan pada butir (a), (b), (c), dan (f)
tidak dibebani tanggung jawab atas masalah yang ditimbulkan akibat
pemuatan isi yang melanggar ketentuan pada butir (c)
h. Media siber bertanggung jawab atas Isi Buatan Pengguna yang dilaporkan bila
tidak mengambil tindakan koreksi setelah batas waktu sebagaimana tersebut
pada butir (f)
a. Ralat, koreksi, dan hak jawab mengacu pada Undang-Undang Pers, Kode Etik
Jurnalistik, dan Pedoman Hak Jawab yang ditetapkan Dewan Pers
9
b. Ralat, koreksi dan atau hak jawab wajib ditautkan pada berita yang diralat,
dikoreksi atau yang diberi hak jawab
c. Di setiap berita ralat, koreksi, dan hak jawab wajib dicantumkan waktu
pemuatan ralat, koreksi, dan atau hak jawab tersebut
d. Bila suatu berita media siber tertentu disebarluaskan media siber lain, maka:
1) Tanggung jawab media siber pembuat berita terbatas pada berita yang
dipublikasikan di media siber tersebut atau media siber yang berada di
bawah otoritas teknisnya
2) Koreksi berita yang dilakukan oleh sebuah media siber, juga harus
dilakukan oleh media siber lain yang mengutip berita dari media siber
yang dikoreksi itu
3) Media yang menyebarluaskan berita dari sebuah media siber dan tidak
melakukan koreksi atas berita sesuai yang dilakukan oleh media siber
pemilik dan atau pembuat berita tersebut, bertanggung jawab penuh atas
semua akibat hukum dari berita yang tidak dikoreksinya itu
e. Sesuai dengan Undang-Undang Pers, media siber yang tidak melayani hak
jawab dapat dijatuhi sanksi hukum pidana denda paling banyak
Rp500.000.000 (Lima ratus juta rupiah)
5. Pencabutan Berita
b. Media siber lain wajib mengikuti pencabutan kutipan berita dari media asal
yang telah dicabut.
10
6. Iklan
a. Media siber wajib membedakan dengan tegas antara produk berita dan iklan
b. Setiap berita/artikel/isi yang merupakan iklan dan atau isi berbayar wajib
mencantumkan keterangan “advertorial”, “iklan”, “ads”, “sponsored” atau kata
lain yang menjelaskan bahwa berita/artikel/isi tersebut adalah iklan
7. Hak Cipta
Media siber wajib menghormati hak cipta sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku
8. Pencantuman Pedoman
7
Dewan Pers, “Pedoman Pemberitaan Media Siber – Dewan Pers”, dalam
https://dewanpers.or.id/assets/documents/pedoman/1907090253_-
2012_PEDOMAN_PEMBERITAAN_MEDIA_SIBER.pdf, diakses 20 Mei 2022
11
E. Perkembangan Jurnalistik Online
8
Narda M Sinambela, “Penuh Sejarah, Inilah Perkembangan Jurnalisme Online di Dunia Sampai ke Indonesia”,
dalam https://www.kompasiana.com/nardasinambela/5d819d630d82300dbf1d6322/penuh-sejarah-inilah-
perkembangan-jurnalisme-online-di-dunia-sampai-ke-indonesia?page=all&page_images=1, diakses 23 april
2022
12
(www.republika.co.id) yang tayang perdana pada 17 Agustus 1994, satu tahun setelah
Harian Republika terbit. Mulai tahun 1994 hingga 1997 ialah penggagas dasar
lahirnya jurnalisme online. Pada tahun-tahun tersebut, berita-berita yang disajikan di
situs media online bersifat statis. Oleh sebab itu internet pun belum begitu popular
dan merata di tanah air., selain itu situs berita yang ditayangkan belum berorientasi
bisnis. Setelah tahun tepatnya tahun 2000-an mulai adanya inovasi-inovasi baru
mengenai jurnalistik online.
Hal ini di sebabkan karena akses internet yang semakin meluas dan semakin
murah memang memungkinkan setiap warga bisa berpartisipasi dalam dunia
jurnalistik, bukan lagi sebagai sekadar konsumen berita, tetapi juga sebagai pembuat
berita yang disebut Citizen Jurnalism. Para Citizen Jurnalism ini bisa mengunggah
melalui weblog pribadi, yang bisa dibuat secara gratis dan content-nya bisa di isi
semau penulisnya atau dari sebuah website resmi yang dikelola oleh salah satu
Industri media. Karena itulah, perkembangan jurnalisme dan Industri media di
Indonesia juga cukup pesat. Pers di Indonesia terlihat sangatlah bebas diantara negara-
negara ASEAN.
Dengan munculnya media online ini, munculah banyak para jurnalis baru yang
bebas menulis dan mengabarkan berita dimanapun mereka berada dengan cepat
selama mereka memiliki sambungan ke Internet. Oleh sebab itu, kita dapat melihat
industri-industri media yang awalnya menggeluti media cetak mulai merambah ke
televisi dan sekarang ke media online. Sehingga, menyebabkan masyarakat mulai
tenggelam dalam dunia yang dipenuhi oleh media.
9
Denna Chinta, “Problematika Perkembangan Jurnalisme Online di Indonesia”, dalam
www.kompasiana.com:https://www.kompasiana.com/dennachinta/56877cb60123bd3b0ad1a376/problemati
ka-perkembangan-jurnalisme-online-di-indonesia, diakses 17 Mei 2022
13
Pengertian jurnalistik yang dikutip dari jendelakomunikasi.wordpress.com
menurut Drs. A.S. Haris Sumadiria, M. Si, dalam bukunya, jurnalistik Indonesia,
Menulis berita dan feature, panduan Praktis Jurnalis professional, Simbiosa Rekatama
Media, Bandung, 2005, merumuskan definisi jurnalistik sebagai: Kegiatan
menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menyebarkan
berita melalui media berkala kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-
cepatnya.
AJI Indonesia menyatakan bahwa alangkah bijaknya jika pelaku industri media
massa internet kembali mengingat tujuan awal lahirnya media massa sebagai media
informasi, pendidikan dan hiburan. Dalam ruang politik demokrasi, media massa
adalah sebuah wadah untuk menyampaikan aspirasi publik. Oleh karena itu,
semestinya media online tetap menempatkan etika dan prinsip-prinsip jurnalistik
sebagai landasan utama pemberitaannya.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
Annisa, Ayudya. 2018. Implementasi Jurnalisme Presisi Pada Kinerja Sumber Daya
Manusia Di Media Online WWW. TIRTO.ID. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah.
Dian, Rusti. 2020. “Sering Dianggap Sama, Apa Perbedaan Jurnalisme Online dan
Multimedia?”
www.kompasiana.com:https://www.kompasiana.com/rustidian/5f5d0ecfd541df11995
0ae54/sering-dianggap-sama-apa-perbedaan-jurnalisme-online-dan-multimedia,
diakses 23 April 2022.
Pengertian, Temukan. “Pengertian Online Secara Umum dan Menurut Para Ahi”, dalam
https://www.temukanpengertian.com/2013/06/pengertian-online-online-adalah-
online.html, diakses 21 Mei 2022
Promsetda, Admin. 2019. “Dasar-dasar Jurnalistik: Jenis, Teknik, Kode Etik”, dalam
https://prokomsetda.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/dasar-dasar-jurnalistik-
pengertian-jenis-teknik-kode-etik-28, diakses 21 Mei 2022.
16
Lampiran:
17
18