Anda di halaman 1dari 19

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

BAB I PEDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3

A. Pengertian Jurnalistik Online 3


B. Jenis-jenis Jurnalistik Online 4
C. Kinerja Jurnalistik Online 5
D. Kode Etik Jurnalistik Online 7
E. Perkembangan Jurnalistik Online 12
F. Problematika Jurnalistik Online 13
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 15

A. Kesimpulan 15

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jurnalistik online merupakan jurnalisme generasi ketiga setelah jurnalistik


cetak dan jurnalistik elektronik. Jurnalistik online hadir seiring dengan perkembangan
teknologi internet. Publikasi berita melalui internet yang kemudian melahirkan
jurnalisme online. Jurnalistik online sebagai penyebarluasan informasi melalui situs
web berita atau portal berita yakni media internet, media online atau media siber.
Jurnalistik era internet bahkan sudah memiliki cabang berupa jurnalisme blog,
jurnalistik mobil dan jurnalisme twitter.

Jurnalistik online juga menumbuhkembangkan konsep jurnalisme warga yang


diperkuat dengan perkembangan media social seperti Facebook, Twitter dan Youtube
sehingga melahirkan warganet atau netizen journalism dan jurnalisme media sosial.
Kinerja jurnalistik online juga berbeda dengan jurnalistik lain seperti jurnalistik cetak
atau elektronik. Jurnalistik online tentu saja ada kaitannya dengan media online. Bisa
diketahui bahwa penggunaan media online sangatlah condong di era sekarang
sehingga perkembangan dari jurnalistik online sendiri sudah menyesuaikan dengan
sendirinya di era globalisasi ini. Semakin berkembangnya jurnalistik online maka
akan semakin besar tantangan atau problematika yang terjadi. Maka dasar yang perlu
diketahui untuk meminimalisir dampak dan efek yang ditimbulkan yakni memiliki,
menguasai dan faham terkait dengan jurnalistik online.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu jurnalistik online?

2. Apa saja jenis-jenis jurnalistik online?

3. Bagaimana kinerja jurnalistik online?

4. Apa saja kode etik dalam jurnalistik online?

5. Bagaimana perkembangan jurnalistik online?

6. Apa saja problematika jurnalistik online?

1
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai jurnalistik online

2. Untuk mengetahui dan memahami macam-macam dari jurnalistik online

3. Untuk mengetahui dan memahami kerja jurnalistik online

4. Untuk memahami dan memahami kode etik jurnalistik online

5. Untuk mengetahui dan memahami perkembangan jurnalistik online

6. Untuk mengetahui dan memahami problematika dalam jurnalistik online

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Jurnalistik Online

Jurnalistik online berasal dari dua kata, yaitu “Jurnalistik” dan “Online”.
Pengertian dari kata “Jurnalistik” sendiri adalah pengumpulan berita (peliputan),
pelaporan peristiwa (reporting), penulisan berita (writing), penyuntingan naskah
berita (editing) dan penyajian atau penyebarluasan berita (publishing/broadcasting)
melalui media. Definisi jurnalistik tersebut seperti yang dikemukakan oleh Roland E.
Wolseley dalam buku Understanding Magazines (1969), yaitu pengumpulan,
penulisan, penafsiran, pemrosesan dan penyebaran informasi umum, pendapat
pemerhati, hiburan umum secara sistematis dan dapat dipercaya untuk diterbitkan
pada surat kabar, majalah dan disiarkan.1

Sedangkan kata “Online” berasal dari kata ‘On’ dan ‘Line’. On artinya hidup
dan line artinya saluran. Dengan begitu online adalah sebuah istilah yang digunakan
untuk menyebutkan ketika kita sedang terhubung dengan jaringan internet. Menurut
Jasmadi dan Solusindo, online merupakan sebuah tempat berbagi informasi dimana
kita dapat menyubangkan kemampuan kita untuk membuat sebuah komunitas yang
solid melalui internet.2

Dengan begitu, “Jurnalistik Online” dapat didefinisikan sebagai


penyebarluasan informasi melalui situs web berita atau portal berita, yakni media
internet, media online, atau media cyber. Jurnalistik Online bisa dikatakan juga
sebagai jurnalisme “generasi ketiga” setelah jurnalistik cetak (print journalism),
seperti surat kabar, tabloid majalah dan jurnalistik elektronik (electronic journalism)
atau jurnalisme penyiaran (broadcast journalism) seperti radio, televisi, dan film.3

1
Admin Prokomsetda, “Dasar-dasar Jurnalistik: Pengertian, Jenis, Teknik, Kode Etik”, dalam
https://prokomsetda.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/dasar-dasar-jurnalistik-pengertian-jenis-
teknik-kode-etik-28, diakses 21 Mei 2022
2
Temukan Pengertian, “Pengertian Online Secara Umum dan Menurut Para Ahli”, dalam
https://www.temukanpengertian.com/2013/06/pengertian-online-online-adalah-online.html , diakses 21 Mei
2022
3
Romeltea, “Jurnalistik Online: Pengertian, Prinsip, Karakteristik”, dalam https://romeltea.com/jurnalistik-
online-pengertian-karakteristik/ , diakses 21 Mei 2022
3
B. Jenis-Jenis Jurnalistik Online

Mengutip dari buku Journalism Today (2019) karya dari Andi Fachruddin,
disebutkan terdapat empat jenis jurnalistik online, sebagai berikut:

1. Mainstream News Sites

Merupakan bentuk media berita online yang paling banyak ditemui. Situs
berita seperti ini pada dasarnya tak memiliki perbedaan mendasar dengan
jurnalistik media cetak atau penyiaran. Sebab penyampaian berita, nilai berita
serta hubungan dengan audiensnya kurang lebih hampir sama

2. Index and Category Sites

Jenis jurnalistik ini sering dikaitkan dengan search engine (mesin pencari)
tertentu, seperti Google dan Yahoo. Dalam praktiknya, jenis jurnalistik ini
menawarkan tautan yang mendalam ke berbagai situs berita yang ada dalam
World Wide Web (www.). Tautan tersebut kadang dikategorisasi bahkan diberi
catatan oleh tim editorial. Akan tetapi, jenis ini tidak terlalu banyak menawarkan
konten editorial yang diproduksi sendiri.

3. Meta and Comment Site

Jenis ini mencakup situs media berita serta isu media secara umum. Terkadang
di maksudkan sebagai pengawas media, misalnya Mediachannel dan
Freedomforum. Konten editorial dalam jenis jurnalistik ini sering diproduksi oleh
berbagai jurnalis dan pada dasarnya sering mendiskusikan konten lain yang bisa
ditemukan di internet.

4. Share and Discussion Sites

Jenis jurnalistik online ini merupakan sebuah platform untuk mendiskusikan


konten yang ada di mana pun di internet. Dapat juga dikatakan jenis ini
memanfaatkan potensi internet sebagai sarana bertukar ide, cerita atau lainnya.

4
C. Kinerja Jurnalistik Online
Dalam beberapa literatur, kinerja memiliki banyak pemahaman yang
memunculkan berbagai pengertian. Namun apabila disimpulkan, kinerja memiliki arti
sebagai berikut:

1. Kinerja diartikan sebagai sebuah hasil


Kinerja ialah sekumpulan hasil yang di produksi dan dihasilkan dalam fungsi
pekerjaan tertentu dalam selang periode tertentu. Kinerja sebagai hasil juga
dikaitkan dengan produktivitas dan efektivitas.

2. Kinerja diartikan sebagai pelaku


Dalam hal ini pengertian kinerja sebagai sebuah pelaku diinterpretasikan
sebagai seperangkat perilaku yang relevan dengan tujuan dan tindakan tertentu.4

Mengenai dua arti dari kinerja tersebut bisa disimpulkan bahwa kinerja
merupakan sebuah hasil dari pekerjaan yang dilakukan individu melalui aktivitas
tertentu untuk sebuah tujuan baik itu demi kepentingan bersama maupun per individu.
Bisa kita lihat beberapa pengukuran mengenai kinerja dengan memperhatikan lima
aspek yaitu:

1. Kualitas
Diukur berdasarkan proses dan hasil yang dicapai dari maksud dan tujuan
awal.

2. Kuantitas
Berkaitan hal yang diukur dari jumlah pekerjaan yang dihasilkan.

3. Timeliness (penggunaan waktu dalam kerja)


Berhubungan dengan bagaimana dalam memanajemen waktu dan keefektifan
waktu dalam suatu pekerjaan. Kaitannya antara tindakan pekerjaan dan hasil
sebanding.

4. Efektivitas biaya
Berkaitan dengan ukuran tingkat penggunaan sumber-sumber baik itu berupa
nominal dan tenaga yang dibutuhkan.

4
Ayudya Annisa, Skripsi: Implementasi Jurnalisme Presisi Pada Kinerja Sumber Daya Manusia Di Media Online
www.tirto.id. (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018), hal. 15
5
5. Sumber daya manusia
Mengenai kemampuan, kreativitas dan keahlihan individu dalam
menyelesaikan ataupun mengkolaborasikan pekerjaannya yang nantinya akan
menghasilan sebuah barang atau jasa.5

Setelah memahami mengenai pengertian kinerja tentu saja perlu disinggung


mengenai praktik dari kinerja jurnalitik online itu sendiri. Dalam hal ini sangatlah
berkaitan dengan sikap kompleks yang mendasar sebagai seorang jurnalisme dan juga
berkaitan dengan kode etik jurnalistik online. Namun dalam bab ini akan menjelaskan
bagaimana kinerja praktik jurnalistik online terlebih dahulu dan untuk materi
berikutnya akan dijelaskan lebih rinci mengenai kode etik dalam jurnalis online.

Berdasarkan pengertian dari jurnalistik online yang sudah dibahas di materi atas
maka jurnalistik online ialah proses pengumpulan, penulisan, penyuntingan, dan
penyebarluasan berita secara online menggunakan media internet. Maka dapat
dipastikan praktek kinerja dari jurnalistik online ini tentu saja berkaitan dengan
penggunaan media online sebagai alat atau penghubung dalam menyebarkan dan
menyajikan sebuah informasi data yang akurat.

Jurnalisme online ialah segala aktivitas jurnalistik berbasis internet, yang mana
model jurnalisme tersebut termasuk kedalam contextualized journalism yang
menyatukan tiga fitur komunikasi seperti kemampuan multimedia berdasar
platform digital, kualitas interaktif dalam komunikasi online dan fitur yang
didatanya.6 Menurut Mark Deuze dalam buku karya Widodo tahun 2020 hal 21,
menjelaskan bagaimana membagi dua domai dalam jurnalisme online yaitu rentangan
dari situs yang berfokus pada editorial content hingga situs web yang berbasis pada
kreativitas publik.

Sebagai contoh kecil dari praktik kinerja jurnalistik online ialah mini vlog yang
dilakukan oleh seorang individu. Penyampaiaan pesan atau informasi disampaikan
langsung oleh pelaku, dengan membahas topik-topik yang barkaitan dengan
kontennya. Kemudian vlog teresbut dikemas dan disajikan secara epic untuk

5
Ibid, H 16-17
6
Rusti Dian, “Sering Dianggap Sama, Apa Perbedaan Jurnalisme Online dan Multimedia?”, dalam
https://www.kompasiana.com/rustidian/5f5d0ecfd541df119950ae54/sering-dianggap-sama-apa-perbedaan-
jurnalisme-online-dan-multimedia, diakses 23 april 2022
6
masyarakat luas dengan berpublikasikan media internet seperti youtube, tiktok dan
lain-lainnya.

D. Kode Etik Jurnalistik Online

Pada dasarnya kode etik jurnalistik wartawan media online (media siber) sama
dengan kode etik jurnalistik yang sudah ada dalam Kode Etik Jurnalistik Persatuan
Wartawan Indonesia (KEJ PWI), Kode Etik Jurnalis Independen (AJI) dan Kode Etik
Wartawan Indonesia (KEWI) Dewan Pers. Namun, mengingat format dan
karakteristik media online berbeda dengan media-media yang lain maka Dewan Pers
secara khusus menyusun kode etik jurnalistik media online berupa Pedoman
Pemberitaan Media Siber (PPMS) atau Cyber Media News Coverage Guidelines.
PPMS dibuat dan ditetapkan oleh Dewan Pers pada 3 Februari 2012 di Jakarta. PPMS
berlaku atas semua media siber yang melakukan tugas-tugas jurnalistik. Berikut ini
Pedoman Pemberitaan Media Siber:

Kemerdekaan berpendapat, kemerdekaan berekspresi, dan kemerdekaan pers


adalah hak asasi manusia yang dilindungi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB. Keberadaan media siber di Indonesia
juga merupakan bagian dari kemerdekaan berpendapat, kemerdekaan berekspresi, dan
kemerdekaan pers. Media siber memiliki karakter khusus sehingga memerlukan
pedoman agar pengelolaannya dapat dilaksanakan secara profesional, memenuhi
fungsi, hak dan kewajibannya sesuai Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang
Pers dan Kode Etik Jurnalistik. Untuk itu Dewan Pers bersama organisasi pers,
pengelola media siber dan masyarakat menyusun Pedoman Pemberitaan Media Siber
sebagai berikut:

1. Ruang Lingkup

a. Media Siber adalah segala bentuk media yang menggunakan wahana internet
dan melaksanakan kegiatan jurnalistik, serta memenuhi persyaratan Undang-
Undang Pers dan Standar Perusahaan Pers yang ditetapkan Dewan Pers.

b. Isi Buatan Pengguna (User Generated Content) adalah segala isi yang dibuat
dan atau dipublikasikan oleh pengguna media siber, antara lain, artikel,
gambar, komentar, suara, video dan berbagai bentuk unggahan yang melekat

7
pada media siber, seperti blog, forum, komentar pembaca atau pemirsa dan
bentuk lain.

2. Verifikasi dan Keberimbangan Berita

a. Pada prinsipnya setiap berita harus melalui verifikasi

b. Berita yang daapat merugikan pihak lain memerlukan verifikasi pada berita
yang sama untuk memenuhi prinsip akurasi dan keberimbangan

c. Ketentuan dalam butir (a) di atas dikecualikan dengan syarat:

1) Berita benar-benar mengandung kepentingan publik yang bersifat


mendesak

2) Sumber berita yang pertama adalah sumber yang jelas disebutkan


idetitasnya, kredibel dan kompeten

3) Subjek berita yang harus dikonfirmasi tidak diketahui keberadaannya dan


atau tidak dapat diwawancarai

4) Media memberikan penjelasan kepada pembaca bahwa berita tersebut


masih memerlukan verifikasi lebih lanjut yang diupayakan dalam waktu
secepatnya. Penjelasan dimuat pada bagian akhir dari berita yang sama, di
dalam kurung dan menggunakan huruf miring

d. Setelah memuat berita sesuai dengan butir (c), media wajib meneruskan upaya
verifikasi dan setelah verifikasi didapatkan, hasil verifikasi dicantumkan pada
berita pemutakhiran (update) dengan tautan pada berita yang belum
terverifikasi

3. Isi Buatan Pengguna (User Generated Content)

a. Media siber wajib mencantumkan syarat dan ketentuan mengenai Isi Buatan
Pengguna yang tidak bertentangan dengan Undang-Undang No. 40 tahun 1999
tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik, yang ditempatkan secara terang dan
jelas

b. Media siber mewajibkan setiap pengguna untuk melakukan registrasi


keanggotaan dan melakukan proses log-in terlebih dahulu untuk dapat

8
mempublikasikan semua bentuk Isi Buatan Pengguna. Ketentuan mengenai
log-in akan diatur lebih lanjut.

c. Dalam registrasi tersebut, media siber mewajibkan pengguna memberi


persetujuan tertulis bahwa Isi Buatan Pengguna yang dipublikasikan:

1) Tidak memuat isi bohong, fitnah, sadis dan cabul

2) Tidak memuat isi yang mengandung prasangka dan kebencian terkait


dengan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), serta menganjurkan
tindakan kekerasan

3) Tidak memuat isi diskriminatif atas dasar perbedaan jenis kelamin dan
bahasa, serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit,
cacat jiwa, atau cacat jasmani

d. Media siber memiliki kewenangan mutlak untuk mengedit atau menghapus Isi
Buatan Pengguna yang bertentangan dengan butir (c)

e. Media siber wajib menyediakan mekanisme pengaduan Isi Buatan Pengguna


yang dinilai melanggar ketentuan pada butir (c). Mekanisme tersebut harus
disediakan di tempat yang dengan mudah dapat diakses pengguna

f. Media siber wajib menyunting, menghapus, dan melakukan tindakan koreksi


setiap Isi Buatan Pengguna yang dilaporkan dan melanggar ketentuan butir
(c), sesegera mungkin secara proporsional selambat-lambatnya 2 x 24 jam
setelah pengaduan diterima

g. Media siber yang telah memenuhi ketentuan pada butir (a), (b), (c), dan (f)
tidak dibebani tanggung jawab atas masalah yang ditimbulkan akibat
pemuatan isi yang melanggar ketentuan pada butir (c)

h. Media siber bertanggung jawab atas Isi Buatan Pengguna yang dilaporkan bila
tidak mengambil tindakan koreksi setelah batas waktu sebagaimana tersebut
pada butir (f)

4. Ralat, Koreksi dan Hak Jawab

a. Ralat, koreksi, dan hak jawab mengacu pada Undang-Undang Pers, Kode Etik
Jurnalistik, dan Pedoman Hak Jawab yang ditetapkan Dewan Pers
9
b. Ralat, koreksi dan atau hak jawab wajib ditautkan pada berita yang diralat,
dikoreksi atau yang diberi hak jawab

c. Di setiap berita ralat, koreksi, dan hak jawab wajib dicantumkan waktu
pemuatan ralat, koreksi, dan atau hak jawab tersebut

d. Bila suatu berita media siber tertentu disebarluaskan media siber lain, maka:

1) Tanggung jawab media siber pembuat berita terbatas pada berita yang
dipublikasikan di media siber tersebut atau media siber yang berada di
bawah otoritas teknisnya

2) Koreksi berita yang dilakukan oleh sebuah media siber, juga harus
dilakukan oleh media siber lain yang mengutip berita dari media siber
yang dikoreksi itu

3) Media yang menyebarluaskan berita dari sebuah media siber dan tidak
melakukan koreksi atas berita sesuai yang dilakukan oleh media siber
pemilik dan atau pembuat berita tersebut, bertanggung jawab penuh atas
semua akibat hukum dari berita yang tidak dikoreksinya itu

e. Sesuai dengan Undang-Undang Pers, media siber yang tidak melayani hak
jawab dapat dijatuhi sanksi hukum pidana denda paling banyak
Rp500.000.000 (Lima ratus juta rupiah)

5. Pencabutan Berita

a. Berita yang sudah dipublikasikan tidak dapat dicabut karena alasan


penyensoran dari pihak luar redaksi, kecuali terkait masalah SARA,
kesusilaan, masa depan anak, pengalaman traumatik korban atau berdasarkan
pertimbangan khusus lain yang ditetapkan Dewan Pers.

b. Media siber lain wajib mengikuti pencabutan kutipan berita dari media asal
yang telah dicabut.

c. Pencabutan berita wajib disertai dengan alasan pencabutan dan diumumkan


kepada publik.

10
6. Iklan

a. Media siber wajib membedakan dengan tegas antara produk berita dan iklan

b. Setiap berita/artikel/isi yang merupakan iklan dan atau isi berbayar wajib
mencantumkan keterangan “advertorial”, “iklan”, “ads”, “sponsored” atau kata
lain yang menjelaskan bahwa berita/artikel/isi tersebut adalah iklan

7. Hak Cipta

Media siber wajib menghormati hak cipta sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku

8. Pencantuman Pedoman

Media siber wajib mencantumkan Pedoman Pemberitaan Media Siber ini di


medianya secara terang dan jelas

9. Sengketa Penilaian akhir atas sengketa mengenai pelaksanaan Pedoman


Pemberitaan Media Siber ini diselesaikan oleh Dewan Pers

Disepakati oleh: ORGANISASI WARTAWAN DAN ORGANISASI


PERUSAHAAN PERS

1. Aliansi Jurnalis Independen (AJI)

2. Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)

3. Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI)

4. Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI)

5. Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI)

6. Serikat Perusahaan Pers (SPS)

7. Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI)7

7
Dewan Pers, “Pedoman Pemberitaan Media Siber – Dewan Pers”, dalam
https://dewanpers.or.id/assets/documents/pedoman/1907090253_-
2012_PEDOMAN_PEMBERITAAN_MEDIA_SIBER.pdf, diakses 20 Mei 2022

11
E. Perkembangan Jurnalistik Online

Perkembangan jurnalisme online terutama di media digital Indonesia ini terasa


sangat pesat, apalagi mengingat adanya kecanggihan teknologi dan komunikasi yang
terus berkembang di masa globalisasi ini. Pada masa modernisasi ini memang
sangatlah membawa perubahan terutama di bidang informasi dalam perkembangan
digitalisasi jurnalisme online. Dari berbagai umur hingga anak-anak sampai dewasa
pun turut memanfaatkan teknologi ini baik untuk mendapatkan informasi atau suatu
hal lainnya.

Banyaknya perkembangan teknologi ini memunculkan banyak terobosan-


terobosan baru yang muncul di industri media. Akibatnya terjadilah transmisi media
cetak ke media online. Dalam jurnalistik online tentu saja kecanggihan media online
menjadi faktor penyongkong mengenai cara penyajian berita dan berpengaruh
merubah pola jurnalisme. Namun jika kita jabarkan lebih lanjut mengenai sejarah
perkembangan jurnalistik online tentu saja jawabannya berjalan beriringan dengan
perkembangan teknologi.

Awal mula keberadaan jurnalisme online di dunia ditandai dengan munculnya


BBC (British Broadcasting Corporation) yang memperkenalkan sistem teleteks pada
tahun 1971. Kemudian pada 1974, muncul video teks dari British Post Office's
Research Laboratory dengan menghadirkan fitur dan sistem yang sudah mumpuni
dari teleteks di tahun 1980-an munculah komputer sebagai wadah pesan maupun
video dengan kemelikan luas. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan melahirkan
jurnalistik online. Dan pada tahun 1990-lah jurnalitik online lahir, walaupun dari
perkembangannya sendiri membutuhkan sebuah proses dan penemuan-penemuan
yang terlibat.8

Adapun mengenai perkembangan jurnalistik online di Indonesia di mulai


tahun 1994 yaitu wabah internet mulai mengemparkan publik saat jasa layanan
internet komersil pertama yaitu Indonet. Dalam tahun yang sama, mencatat tentang
media pertama yang hadir di internet jauh lebih akurat yaitu Republika Online

8
Narda M Sinambela, “Penuh Sejarah, Inilah Perkembangan Jurnalisme Online di Dunia Sampai ke Indonesia”,
dalam https://www.kompasiana.com/nardasinambela/5d819d630d82300dbf1d6322/penuh-sejarah-inilah-
perkembangan-jurnalisme-online-di-dunia-sampai-ke-indonesia?page=all&page_images=1, diakses 23 april
2022
12
(www.republika.co.id) yang tayang perdana pada 17 Agustus 1994, satu tahun setelah
Harian Republika terbit. Mulai tahun 1994 hingga 1997 ialah penggagas dasar
lahirnya jurnalisme online. Pada tahun-tahun tersebut, berita-berita yang disajikan di
situs media online bersifat statis. Oleh sebab itu internet pun belum begitu popular
dan merata di tanah air., selain itu situs berita yang ditayangkan belum berorientasi
bisnis. Setelah tahun tepatnya tahun 2000-an mulai adanya inovasi-inovasi baru
mengenai jurnalistik online.

F. Problematika Jurnalistik Online

Perkembangan media massa di era globalisasi sangat berkembang pesat. Pada


awalnya bermula dari media massa cetak, lalu berkembang menjadi radio, televisi dan
saat ini, melalui internet pun seseorang bisa mendapatkan informasi dan hiburan yang
disebut dunia online, sekarang dunia online semakin populer dan semakin meningkat
dengan adanya situs-situs berita, yang dikelola oleh warga dan menampilkan berita-
berita yang dibuat oleh warga sendiri, bukan oleh wartawan professional.9

Hal ini di sebabkan karena akses internet yang semakin meluas dan semakin
murah memang memungkinkan setiap warga bisa berpartisipasi dalam dunia
jurnalistik, bukan lagi sebagai sekadar konsumen berita, tetapi juga sebagai pembuat
berita yang disebut Citizen Jurnalism. Para Citizen Jurnalism ini bisa mengunggah
melalui weblog pribadi, yang bisa dibuat secara gratis dan content-nya bisa di isi
semau penulisnya atau dari sebuah website resmi yang dikelola oleh salah satu
Industri media. Karena itulah, perkembangan jurnalisme dan Industri media di
Indonesia juga cukup pesat. Pers di Indonesia terlihat sangatlah bebas diantara negara-
negara ASEAN.

Dengan munculnya media online ini, munculah banyak para jurnalis baru yang
bebas menulis dan mengabarkan berita dimanapun mereka berada dengan cepat
selama mereka memiliki sambungan ke Internet. Oleh sebab itu, kita dapat melihat
industri-industri media yang awalnya menggeluti media cetak mulai merambah ke
televisi dan sekarang ke media online. Sehingga, menyebabkan masyarakat mulai
tenggelam dalam dunia yang dipenuhi oleh media.

9
Denna Chinta, “Problematika Perkembangan Jurnalisme Online di Indonesia”, dalam
www.kompasiana.com:https://www.kompasiana.com/dennachinta/56877cb60123bd3b0ad1a376/problemati
ka-perkembangan-jurnalisme-online-di-indonesia, diakses 17 Mei 2022

13
Pengertian jurnalistik yang dikutip dari jendelakomunikasi.wordpress.com
menurut Drs. A.S. Haris Sumadiria, M. Si, dalam bukunya, jurnalistik Indonesia,
Menulis berita dan feature, panduan Praktis Jurnalis professional, Simbiosa Rekatama
Media, Bandung, 2005, merumuskan definisi jurnalistik sebagai: Kegiatan
menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menyebarkan
berita melalui media berkala kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-
cepatnya.

Dengan adanya media massa internet, tentunya semakin mempermudah para


jurnalistik dalam menyebarluaskan informasi dan menyebarkannya secepat-cepatnya.
tetapi keunggulan ini tidak membuat media massa internet menjadi yang paling
sempurna. Ada banyak hal yang masih perlu dievaluasi. Masalah pokok yang muncul
dalam dunia jurnalisme media internet adalah kualitas dan kredibilitas informasi yang
sampai ke masyarakat. Masalah kualitas dan kredibilitas, karena di media massa
online mengutamakan sekali kecepatan menyampaikan informasi.

dikarenakan atas nama kecepatan, pageview dan pertumbuhan bisnis, lembaga


berita online sering menyampaikan informasi yang belum final terverifikasi kepada
masyarakat luas sehingga terkadang menimbulkan mis-persepsi dan mis-interpretasi
fakta. Laporan yang masuk ke Dewan Pers mengenai keluhan berita di media massa
online jumlahnya terus meningkat. Letak kesalahan lebih banyak karena masalah
akurasi informasi yang dipaparkan lembaga media online. Data dari Dewan Pers ini
bukan sekadar statistik, tapi sudah lebih pada peringatan bahwa harus ada yang
dibenahi dalam tubuh institusi media massa internet.

AJI Indonesia menyatakan bahwa alangkah bijaknya jika pelaku industri media
massa internet kembali mengingat tujuan awal lahirnya media massa sebagai media
informasi, pendidikan dan hiburan. Dalam ruang politik demokrasi, media massa
adalah sebuah wadah untuk menyampaikan aspirasi publik. Oleh karena itu,
semestinya media online tetap menempatkan etika dan prinsip-prinsip jurnalistik
sebagai landasan utama pemberitaannya.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Media online tidak dikategorikan ke dalam media massa cetak maupun


elektronik, tetapi disebut sebagia media massa baru atau modern. Media online dapat
menjadikan informasi dengan cepat disertai kemudahan untuk mengaksesnya. Media
online dapat diakses dimana dan kapan saja, sejauh didukung oleh fasilitas teknologi
internet. Inilah yang menyebabkan jurnalistik online menjadi berbeda dengan
jurnalistik di media massa lain yang sudah dikenal sebelumnya seperti media cetak,
radio, televisi, bukan semata-mata karena mengambil venue yang berbeda, melainkan
karena jurnalistik ini berlangsungkan diatas sebuah media baru yang mempunyai
karakteristik yang berbeda. tidak hanya dari segi format, tapi juga isi mekanisme
hingga proses hubungan antara penyelenggara jurnalistik online dan penggunaan atau
pembacanya.

Sifat multimedia pada jurnalistik online menjadikannya sebagai jurnalistik


masa depan wartawan tidak hanya menyusun teks berita dan menampilkan foto, tapi
juga melengkapinya dengan suara dan gambar audio video. Dengan jurnalistik online
pula, kini tidak ada lagi istilah berita yang tidak dapat dipublikasikan alias hanya
menjadi arsip tulisan dikomputernya, karena jika media tempatnya bekerja menolak
memuat beritanya, ia dapat memuatnya di blog atau situs jejaring sosial. Selain itu,
kini publik tidak lagi semata tergantung pada media media konvensional untuk
mengikuti perkembangan dunia. Berbagai data menunjukkan, pengguna internet dari
waktu ke waktu terus tumbuh. Publik kian menjadikan media online sebagai rujukan
utama ketika mereka membutuhkan informasi apa pun.

15
DAFTAR PUSTAKA

Annisa, Ayudya. 2018. Implementasi Jurnalisme Presisi Pada Kinerja Sumber Daya
Manusia Di Media Online WWW. TIRTO.ID. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah.

Chinta, Denna. 2019. “Problematika Perkembangan Jurnalisme Online di Indonesia”, dalam


https://www.kompasiana.com/dennachinta/56877cb60123bd3b0ad1a376/problematik
a-perkembangan-jurnalisme-online-di-indonesia, diakses 17 Mei 2022.

Dian, Rusti. 2020. “Sering Dianggap Sama, Apa Perbedaan Jurnalisme Online dan
Multimedia?”
www.kompasiana.com:https://www.kompasiana.com/rustidian/5f5d0ecfd541df11995
0ae54/sering-dianggap-sama-apa-perbedaan-jurnalisme-online-dan-multimedia,
diakses 23 April 2022.

Pengertian, Temukan. “Pengertian Online Secara Umum dan Menurut Para Ahi”, dalam
https://www.temukanpengertian.com/2013/06/pengertian-online-online-adalah-
online.html, diakses 21 Mei 2022

Pers, Dewan. 2012. “Pedoman Pemberitaan Media Siber”, dalam


https://dewanpers.or.id/assets/documents/pedoman/1907090253_-
2012_PEDOMAN_PEMBERITAAN_MEDIA_SIBER.pdf, diakses 20 Mei 2022.

Promsetda, Admin. 2019. “Dasar-dasar Jurnalistik: Jenis, Teknik, Kode Etik”, dalam
https://prokomsetda.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/dasar-dasar-jurnalistik-
pengertian-jenis-teknik-kode-etik-28, diakses 21 Mei 2022.

Romeltea. 2018. “Jurnalistik Online: Pengertian, Prinsip, Karakteristik”, dalam


https://romeltea.com/jurnalistik-online-pengertian-karakteristik/, diakses 21 Mei
2022.

Sinambela, Nanda M. 2019. “Penuh Sejarah, Inilah Perkembangan Jurnalisme Online di


Dunia Sampai ke Indonesia”, dalam
https://www.kompasiana.com/nardasinambela/5d819d630d82300dbf1d6322/penuh-
sejarah-inilah-perkembangan-jurnalisme-online-di-dunia-sampai-ke-
indonesia?page=all&page_images=1, diakses 23 April 2022.

16
Lampiran:

17
18

Anda mungkin juga menyukai