Anda di halaman 1dari 4

Merumuskan indikator hasil belajar sikap spiritual

Indikator sikap spiritual adalah perilaku yang dapat diamati terkait dengan ibadah
dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti (PABP) dan PKn, indikator diturunkan dari KD. Untuk mata pelajaran lainnya
indikator diturunkan dari nilai-nilai spiritual yang akan ditanamkan. Contoh pada
mata pelajaran PAI.
1.1. Terbiasa membaca al-Qur’an dengan meyakini bahwa kontrol diri (mujahadah
an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) adalah perintah
agama.

Untuk menjabarkan KD tersebut kedalam indikator maka harus dilihat kata kunci
yang terkandung dalam kalimat KD tersebut. Apabila kita identifikasi, kita dapat
menemukan kata kunci berikut: terbiasa membaca Al-Quran, mengontrol diri,
berbaik sangka dan persaudaraan. Berdasarkan kata kunci tersebut kata kunci untuk
kompetensi spiritualnya adalah “terbiasa membaca Al-Quran”. Indikator untuk KD
tersebut misalnya: Membaca Al-Quran minilam satu kali setiap hari.

Dari keempat indikator tersebut hanya satu yang menjadi indikator sikap spiritual
yaitu nomor 1, sedangkan indikator lainnya termasuk indikator sosial.

Mari kita lihat KD mata pelajaran PKN:


1.1. Mensyukuri nilai-nilai Pancasia dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan
Negara sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pada KD ini kata kuncinya adalah “menysukuri”. KD ini sulit ditemukan indikatornya
karena substansinya “nilai-nilai Pancasia dalam praktik penyelenggaraan
pemerintahan Negara” agak sulit dikaitkan dengan perilaku ibadah. Indikator yang
paling dekat misalnya: Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. Jadi
apabila sulit mencari indikatornya maka kembali lagi ke 11 nilai spiritual seperti nilai-
nilai spiritual untuk mata pelajaran selain Agama dan PKN.

Untuk mata pelajaran selain PABP dan PKn indikator spiritual terdiri dari 10 poin
sebagaiberikut:
1. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan.
2. Menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianut.
3. Memberi salam pada saat awal dan akhir kegiatan.
4. Bersyukur atas nikmat dan karunia tuhan yang maha esa.
5. Mensyukuri kemampuan manusia dalam mengendalikan diri.
6. Bersyukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu.
7. Berserah diri (tawakal) kepada tuhan setelah berikhtiar atau melakukan usaha.
8. Menjaga lingkungan hidup di sekitar satuan pendidikan.
9. Memelihara hubungan baik dengan sesama umat ciptaan tuhan yang maha esa.
10. Bersyukur kepada tuhan yang maha esa sebagai bangsa indonesia.
11. Menghormati orang lain yang menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianut.
Untuk setiap RPP dapat mengambil beberapa indikator di atas dengan cara memilih
indikator yang cocok dengan substansi materi KD pengetahuan. Contoh untuk mata
pelajaran sejarah berikut.

3.3. Menganalisis dampak politik, budaya, sosial, ekonomi, dan pendidikan pada
masa penjajahan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) dalam
kehidupan bangsa Indonesia masa kini.

Dari sebelas indikator di atas mana indikator spiritual yang tepat dengan substansi
materi KD 3.3.? Bisa dipilih beberapa indikator yang paling tepat, misalnya:
1. Bersyukur atas nikmat dan karunia tuhan yang maha esa.
2. Bersyukur atas nikmat dan karunia tuhan yang maha esa
3. Bersyukur kepada tuhan yang maha esa sebagai bangsa indonesia.

Merumuskan indikator hasil belajar sikap sosial


Indikator untuk KD dari KI-2 mata pelajaran PABP dan PPKn dirumuskan dalam
perilaku spesifik sebagaimana tersurat di dalam rumusan KD mata pelajaran
tersebut. Berikut contoh KD Spiritual mata pelajaran PABP kelas X:

2.1. Menunjukkan perilaku kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuz-
zan), dan persaudaraan (ukhuwah) sebagai implementasi perintah Q.S. al-
Hujurat/49: 10 dan 12 serta Hadis terkait.

Indikator untuk KD tetsebut seperti sudah tertulismisalnya sebagai berikut:


1. Tidak cepat marah ketika tersinggung.
2. Berbaik sangka terhadap teman.
3. Memiliki hubungan baik dengan teman.
Sementara indikator sikap sosial mata pelajaran lainnya dirumuskan dalam perilaku
sosial secara umum dan dikembangkan terintegrasi dalam pembelajaran KD dari KI-
3 dan KI-4. Berikut contoh indikator-indikator sikap sosial.
1. Jujur, yaitu perilaku dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
Indikator:
(a) tidak berbohong.
(b) tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan.
(c) tidak menjadi plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa
menyebutkan sumber).
(d) mengungkapkan perasaan apa adanya;
(e) menyerahkan kepada yang berwenang barang yang ditemukan;
(f) membuat laporan berdasarkan data atau informasi apa adanya; dan
(g) mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki.
2. Disiplin, yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan. Indikator disiplin antara lain:
(a) datang tepat waktu;
(b) patuh pada tata tertib atau aturan bersama/satuan pendidikan; dan
(c) mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan,
mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik dan benar.
3. Tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas
dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara, dan Tuhan Yang
Maha Esa. Indikator tanggung jawab antara lain:
(a) melaksanakan tugas individu dengan baik;
(b) menerima risiko dari tindakan yang dilakukan;
(c) tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti akurat;
(d) mengembalikan barang pinjaman;
(e) mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan;
(f) menepati janji;
(g) tidak menyalahkan orang lain untuk kesalahan tindakan sendiri; dan
(h) melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa disuruh/diminta.
4. Toleransi, yaitu sikap dan tindakan yang menghargai keberagaman latar
belakang, pandangan, dan keyakinan. Indikator toleransi antara lain:
(a) tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat;
(b) menerima kesepakatan meskipun ada perbedaan pendapat;
(c) dapat menerima kekurangan orang lain;
(d) dapat memaafkan kesalahan orang lain;
(e) mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun yang memiliki keberagaman
latar belakang, pandangan, dan keyakinan.
(f) tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada orang lain.
(g) kesediaan untuk belajar dari (terbuka terhadap) keyakinan dan gagasan orang
lain agar dapat memahami orang lain lebih baik. dan
(h) terbuka terhadap atau kesediaan untuk menerima sesuatu yang baru.
5. Gotong royong, yaitu bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan
bersama dengan saling berbagi tugas dan tolong-menolong secara ikhlas.
Indikator gotong royong antara lain:
(a) terlibat aktif dalam kerja bakti membersihkan kelas atau lingkungan sekolah;
(b) kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan;
(c) bersedia membantu orang lain tanpa mengharap imbalan;
(d) aktif dalam kerja kelompok;
(e) memusatkan perhatian pada tujuan kelompok;
(f) tidak mendahulukan kepentingan pribadi;
(g) mencari jalan untuk mengatasi perbedaan pendapat/pikiran antara diri sendiri
dengan orang lain; dan
(h) mendorong orang lain untuk bekerja sama demi mencapai tujuan bersama.
6. Santun atau sopan, yaitu sikap baik dalam pergaulan, baik dalam berbicara
maupun bertingkah laku. Norma kesantunan bersifat relatif, artinya yang dianggap
baik/santun pada tempat dan waktu tertentu bisa berbeda pada tempat dan waktu
yang lain. Indikator santun atau sopan antara lain:
(a) menghormati orang yang lebih tua;
(b) tidak berkata kotor, kasar, dan takabur;
(c) tidak meludah di sembarang tempat;
(d) tidak menyela/memotong pembicaraan pada waktu yang tidak tepat;
(e) mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain;
(f) memberisalam, senyum, dan menyapa;
(g) meminta izin ketika akan memasuki ruangan orang lain atau menggunakan
barang milik orang lain; dan
(h) memperlakukan orang lain dengan baik sebagaimana diri sendiri ingin
diperlakukan baik.
7. Percaya diri, yaitu suatu keyakinan atas kemampuan sendiri untuk melakukan
kegiatan atau tindakan. Indikator percaya diri antara lain:
(a) berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu;
(b) mampu membuat keputusan dengan cepat;
(c) tidak mudah putus asa;
(d) tidak canggung dalam bertindak;
(e) berani presentasi di depan kelas; dan
(f) berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan.

Indikator untuk setiap butir sikap dapat dikembangkan sesuai kebutuhan satuan
pendidikan. Indikator-indikator tersebut dapat berlaku untuk semua mata pelajaran.
Dari contoh indikator umum tersebut dapat dikembangkan secara spesifik melalui
mata pelajaran PPKn disesuaikan dengan KD pada KI-1.

Misalnya untuk KD mapta pelajaran sejarah pada contoh di atas:


3.3. Menganalisis dampak politik, budaya, sosial, ekonomi, dan pendidikan pada
masa penjajahan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) dalam
kehidupan bangsa Indonesia masa kini.

Sikap sosial yang dipilih misalnya: Jurjur dan tanggung jawab, maka indikatornya
dapat dipilih dari daftar di atas, misalnya:
1. tidak berbohong;
2. tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan;
3. melaksanakan tugas individu dengan baik,
4. mengembalikan barang pinjaman
Menetapkan indikator untuk nilai sosial sebaiknya tidak terlalu banyak karena terkait
dengan kegiatan penialaian yang akan dilakukan. Semakin banyak indikator yang
tertulis dalam RPP, maka semakin banyak sikap yang harus diamati sehingga
apabila terlalu banyak akan merepotkan guru.

Anda mungkin juga menyukai