Anatomi Fisiologi 1
Anatomi Fisiologi 1
SISTEM ENDOKRIN
Sistem endokrin juga dapat kita sebut dengan kelenjar buntu. Kelenjar ini tidak
memiliki saluran yang khusus dalam mengeluarkan sekretnya (hormon). Sistem endokrin
pada manusia selalu bekerja sama dengan sistem saraf. Akan tetapi, cara kerjanya sebagai
pengendali aktivitas tubuh berbeda dengan cara kerja pada sistem saraf. Perbedaannya
adalah sistem endokrin lebih banyak bekerja dengan transmisi kimia. Lalu, sistem endokrin
juga memperhatikan waktu respon yang lebih lambat daripada sistem saraf. Hormon
adrenalin bekerja hanya dalam waktu yang singkat, akan tetapi hormon pertumbuhan
bekerja dalam waktu yang sangat lama. Pada kendali sistem endokrin (memakai hormon
pertumbuhan), proses dari pertumbuhan membutuhkan waktu hingga puluhan tahun dalam
mencapai tingkat pertumbuhan sempurna.1
Sistem endokrin pada manusia ini mempunyai fungsi dalam membantu mengatur
serta menjaga fungsi tubuh dengan melepaskan hormon (pesan kimia). Fungsi kelenjar
endokrin memproduksi serta mensekresikan hormon-hormon tersebut. Kelenjar endokrin
membentuk sistem endokrin. Lalu, hormon yang mereka hasilkan dapat membantu dalam
proses sekresi pada perkembangan generatif, pertumbuhan, pencernaan, reproduksi, dan
juga fungsi dari jaringan. Kelenjar yang membantu tersebut termasuk kelenjar pankreas,
tiroid, paratiroid, kelenjar adrenal, badan pineal, dan juga kelenjar reproduksi. Sistem
endokrin tak bekerja sendiri. Ia bekerja dengan sistem kekebalan tubuh dan juga sistem
saraf. Hal tersebut mereka lakukan dalam membentuk fungsi tubuh dengan cara benar.
Sementara itu, kelenjar adalah sekelompok sel yang berfungsi untuk memproduksi serta
mengeluarkan bahan kimia. Ia melakukan penyeleksian kelenjar serta menghilangkan
material dalam darah untuk nantinya berguna bagi tubuh. Terdapat beberapa kelenjar yang
mengeluarkan sekresinya pada daerah tertentu. Misalnya kelenjar eksokrin, yang
melepaskan sekresi pada kulit (kelenjar keringat) atau pada mulut (kelenjar ludah). Sistem
endokrin pada manusia dapat melepaskan lebih dari 20 hormon yang utama. Lalu masuk
pada aliran darah yang nantinya akan diangkut menuju sel-sel ke semua bagian tubuh.1
Kelenjar adrenal berbentuk seperti bola, menempel pada bagian atas ginjal, maka
disebut juga kelenjar anak ginjal. Pada setiap ginjal terdapat satu kelenjar adrenal yang
dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan bagian tengah (medulla).
Kelenjar adrenal bagian korteks menghasilkan hormone kortison yang terdiri atas
mineralokortikoid yang berperan dalam membantu metabolisme garam natrium dan
kalium serta menjaga keseimbangan hormone seks, ada juga hormone glukokortikoid
yang berfungsi dalam membantu metabolisme karbohidrat. Kelenjar adrenal bagian
medulla menghasilkan hormone adrenalin dan hormone noradrenalin. Kinerja homon
adrenalin ini menyebabkan meningkatnya denyut jantung, kecepatan bernapas, dan
tekanan darah (menyempitkan pembuluh darah). Sedangkan, hormone noradrenalin
berfungsi dalam menurunkan tekanan darah dan denyut jantung.2,3
5. Kelenjar Pankreas
Pada pancreas terdapat beberapa kelompok sel yang yang dikenal sebagai pulai
Langerhans. Pada bagian ini yang berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang
menghasilkan hormone insulin. Selain itu, pancreas juga menghasilkan hormone
glucagon yang bekerja secara berlawanan dengan hormon insulin. Setiap pulau pada
pancreas meliputi empat jenis sel yang mensekresi hormone, antara lain alpha atau suatu
sel mencakup sekitar 17% dari sel-sel islet pankreas dan mensekresikan glukagon. Beta
atau B sel mencakup sekitar 70% dari sel-sel islet pankreas dan mensekresikan insulin.
Delta atau D sel mencakup sekitar 7% dari sel islet pankreas dan mensekresikan
somatostatin. Sel F merupakan sisa sel islet pankreas dan mensekresikan polipeptida
pancreas. Hormone insulin berfungsi untuk mengatur konssentrasi glukosa dalam
darah.2,3
6. Kelenjar Gonad
Gonad adalah organ yang memproduksi gamet-sperma pada laki-laki dan oosit
pada wanita. Selain fungsi reproduksi mereka, gonad mengeluarkan hormon. Pada
manusia, kelenjar gonad atau kelenjar seks berbeda antara laki-laki dan perempuan.
Pada laki-laki disebut dengan testis, sedangkan pada perempuan disebut dengan
ovarium.2,3
Testis adalah organ reproduksi pada laki-laki. Testis merupakan kelenjar berbentuk
oval yang terletak di skrotum. Hormon utama yang dihasilkan dan disekresi oleh testis
adalah testosteron, merupakan androgen atau hormon seks pria. Hormone testosterone
berfungsi dalam menstimulasi turunnya testis sebelum kelahiran, mengatur produksi
sperma, dan menstimulasi perkembangan dan pemeliharaan karakteristik seks sekunder
laki-laki, seperti pertumbuhan janggut dan pendalaman suara. Selain itu, testis juga
memproduksi inhibin, dimana menghambat sekresi FSH.2
Hormone bekerja dalam sistem umpan balik. Mekanisme umpan balik dapat
bersifat positif maupun negative. Tingkat hormon dalam darah diatur oleh mekanisme
homeostasis disebut umpan balik negatif. Jika kadar hormone dalam darah di bawah
normal, umpan balik negatif merespon kelenjar endokrin tertentu untuk menghasilkan
lebih banyak hormon, yang ketika naik ke tingkat yang normal menyebabkan penurunan
produksi. Ketika konsentrasi hormone meningkat, produksi hormone akan dihambat.
Sebaliknya, ketika konsentrasi hormone berkurang, maka produksi hormone akan lebih
ditingkatkan.2,3
Mekanisme umpan balik positive juga terjadi dalam sistem endokrin. Dalam umpan
balik positive, kenaikan tingkat satu hormon akan memicu pelepasan hormon lain. Sebagai
contoh, selama melahirkan, hormon oksitosin merangsang kontraksi rahim, dan kontraksi
rahim pada gilirannya merangsang lebih oksitosin direlease. Hal ini adalah bentuk efek
dari umpan balik positif.2,3
D. HIPOFISIS (PITUITARY)
1. Anatomi
• Mesenchepalon.
Kelenjar pituitari atau hipofisis merupakan salah satu kelenjar pada sistem
endokrin yang berukuran kecil (500-1000 mg), memiliki bentuk seperti kacang merah
dan terletak di dasar tengkorak di bagian tulang sphenoid yang disebut sela tursika
(saddle Turki). Terdapat pula optik kiasma, sekitar 5 - 10 mm di superior dari diafragma
sela dan bagian anterior dari tangkai hipofisis. Kelenjar pituitari memiliki dua bagian
lobus yaitu bagian lobus anterior dan posterior. Hipofisis anterior atau adenohipofisis
yang berasal dari kantong Rathke, yaitu sebuah evaginasi ektodermal dari orofaring, dan
bermigrasi untuk bergabung dengan neurohipofisis yang merupakan bagian posterior
dari hipofisis.5
Tubuh merespon stres melalui hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal.
Kelenjar dan hormon yang dilepaskan, dikendalikan sebagian oleh otak. Area kecil yang
disebut hipotalamus menghasilkan hormon yang menstimulasi bagian lain yang disebut
kelenjar hipofisis/ Pituitary. Kelenjar ini melepaskan hormon lainnya ke dalam sirkulasi
yang merangsang kelenjar adrenal yang terletak di atas ginjal memproduksi hormon
yang antara lain menciptakan reaksi fisik kita untuk stres. Contohnya saat nilai jantung
meningkat ketika adrenal menghasilkan lebih banyak adrenalin, kita menjadi kurang
sensitif terhadap rasa sakit ketika produksi kortisol naik. Stres kronis dapat
meningkatkan kadar kortisol untuk waktu yang lama, ini dapat memiliki banyak efek
negatif seperti kelebihan lemak di daerah perut yang selalu dikaitkan dengan masalah
kesehatan, jika sudah melebih dibagian tersebut maka akan disimpan di daerah lain.
2. Fisiologi
• Terdapat pada Arciute nuclei, ujung akson berakhir di eksternal layer dari
median eminensial
• Meningkat pada saat tidur, sedang stress, dan pada setelah 'penyedotan' papilla
mamae
• Neuron pensekresi hormone ini adalah Arcuate Nuclei Ujung akson neuron ini
berada di lapisan luar dari median eminence
• Menstimulasi pensekresian dari ACTH dan produk lain dari perkusor molekul,
POMC
• Disekresikan di plasenta
• Kadar hormon tinggi pada saat late pregnancy
E. TIROID
1. Anatomi
Kelenjar Tiroid terletak dibagian depan dan samping leher, kurang lebih setinggi
vertebra CV s.d C.VII. Beratnya rata-rata 20 - 30 gram. Glandula thyroidea terdiri atas
lobus kanan dan kiri yang dihubungkan oleh isthmus yang sempit. Kelenjar ini
merupakan organ vascular yang dibungkus oleh selubung yang berasal dari lamina
pretrechealis fasciae profundae. Selubung ini melekatkan glandula pada larynx dan
trachea.7
Setiap lobus berbentuk seperti buah alpukat, dengan apeks nya menghadap keatas
sampai linea obligue cartilage thyroidea: basisnya terletak di bawah setinggi cincin
trachea keempat atau kelima. Isthmus meluas melintasi garis tengah di depan cincin
trachea 2,34. Sering terdapat lobus pyramidalis, yang menonjol ke atas dari isthmus,
biasanya ke sebelah kiri garis tengah. Sebuah pita fibrosa atau muscular sering
menghubungkan lobus pyramidalis dengan os hyoideum. Bila pita ini muscular, disebut
m. levator giandulae thyroideae.7
2. Fisiologi
1) Hormon Tiroid
Bahan dasar pembentukan hormon-hormon ini adalah yodium yang diperoleh dari
makanan dan minuman. Yodium yang dikonsumsi akan berubah menjadi ion
yodium (yodida) yang masuk secara aktif ke dalam sel kelenjar dan dibutuhkan
ATP sebagai sumber energi. Proses ini disebut pompa iodida, yang dapat dihambat
oleh ATP-ase, ion klorat, dan ion sianat.8
F. PARATIROID
1. Anatomi
Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak tepat
dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan dua di kutub
inferiornya. Namun, letak masing-masing paratiroid dan jumlahnya dapat cukup
bervariasi, jaringan paratiroid kadang-kadang ditemukan di mediastinum. Setiap kelenjar
paratiroid panjangnya kira-kira 6 milimeter, lebar 3 milimeter, dan tebalnya dua millimeter
dan memiliki gambaran makroskopik lemak coklat kehitaman. Kelenjar paratiroid sulit
untuk ditemukan selama operasi tiroid karena kelenjar paratiroid sering tampak sebagai
lobulus yang lain dari kelenjar tiroid.10
2. Fisiologi
Hormon paratiroid (PTH) manusia adalah suatu polipeptida linear dengan berat
molekul 9500 yang mengandung 84 residu asam amino. PTH disintesis sebagai bagian dari
suatu molekul yang lebih besar yang mengandung 115 residu asam amino (prapo-PTH).
Setelah prapo-PTH masuk ke dalam retikulum endoplasma, maka leader seguence yang
terdiri dari 25 residu asam amino dikeluarkan dari terminal N untuk membentuk
polipeptida proPTH yang terdiri dari 90 asam amino. Enam residu asam amino lainnya
juga dikeluarkan dari terminal N pro-PTH di apparatus Golgi, dan produk sekretorik utama
chief cells adalah polipeptida PTH yang terdiri dari 84 asam amino. Kadar normal PTH
utuh dalam plasma adalah 10-55 pg/mL. Waktu paruh PTH kurang dari 20 menit, dan
polipeptida yang disekresikan ini cepat diuraikan oleh sel-sel Kupffer di hati menjadi 2
polipeptida, sebuah fragmen terminal C yang tidak aktif secara biologis dengan berat
molekul 2500.11
G. KELENJAR ADRENAL
Kelenjar adrenal berada di atas ginjal tepatnya di dalam ruang retropeneal. Oleh
karena itu, kelenjar adrenal sering disebut sebagai kelenjar suprarenal. Hormon yang
dihasilkan yaitu cortisone dan adrenalin. Cortisone berfungsi untuk meregulasi
karbohidrat, protein, dan metabolisme lemak. Adrenalin berfungsi untuk meningkatkan
gula darah, meningkatkan detak jantung, dan mempercepat pernapasan. Dua kelenjar
adrenal (kanan dan kiri) terdiri dari lapisan medula bagian dalam (tengah) dan lapisan
kortikal (korteks) bagian luar yang berfungsi untuk menghasilkan hormon katekolamin dan
hormone steroid. Kelenjar adrenal terdiri dari banyak pembuluh darah sama halnya seperti
kelenjar tiroid. Bagian korteks adrenal dibawa kontrol ACTH (kortikotropin) yaitu suatu
hormon hipofisis anterior, sedangkan bagian medula adrenal dibawa kontrol saraf. Baik
medula dan korteks adrenal berada di bawah kontrol hipotalamus ketika membantu kita
dalam merespon stres meliputi emosi dan trauma fisik. Adrenocorticotropic hormone
(ACTH) diperlukan untuk mempertahankan aktivitas sekrestori dari korteks adrenal, yang
mana dapat mengalami atropi secara cepat tanpa hormon ini. Hipotalamus akan
melepaskan corticotropin-releasing hormone (CRH) untuk merangsang hipofisis anterior
untuk menghasilkan ACTH. Zona fasikulata sangat sensitif terhadap ACTH dan merespon
dengan meningkatkan sekresi kortisol. Baik ACTH dan kortisol menghambat sekresi CRH
yang dihasilkan oleh hipotalamus melalui umpan balik negatif. Selain itu, ACTH juga
merangsang terjadinya sekresi aldosterone.12
1. Mineralokortikoid
2. Glukortikoid
3. Androgen adrenal
H. PULAU LANGERHANS
Pankreas memiliki dua jaringan dasar yaitu asini (berfungsi menghasilkan enzim
pencernaan) dan pulau Langerhans (berfungsi menghasilkan hormon).13 Sel-sel endokrin
pada pankreas (pulau Langerhans) mensekresi hormon insulin dan glukagon.
i. Sel alfa, berfungsi untuk menghasilkan glukagon. Sel alfa memiliki bentuk inti yang
tak beraturan dan granula sekretori yang berisi glukagon. Sel ini menempati 15% pulau
Langerhans dan terletak di bagian perifer pulau Langerhans. Glukagon berperan dalam
meningkatkan kadar glukosa dalam darah.
ii. Sel beta, berfungsi untuk menghasilkan insulin. Sel beta memiliki inti yang berbentuk
bulat dan besar. Sel ini menempati 70% dari sel-sel endokrin pulau Langerhans dan
terletak di tengah pulau Langerhans. Insulin berperan dalam menurunkan kadar
glukosa dalam darah. Insulin berfungsi untuk mempercepat perubahan glukosa
menjadi glikogen, menstimulasi perubahan glukosa atau zat gizi lain ke dalam asam
lemak, membantu menstimulasi sintesis protein, dan menurunkan glikogenolisis dan
gluconeogenesis.
iii. Sel delta, berfungsi untuk menghasilkan hormon somatostatin. Sel delta menempati
10% pulau Langerhans dan terletak dekat dengan sel-sel alfa.
Glukosa darah atau gula darah merupakan gula yang berada dalam darah yang
terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot
rangka. Hormon yang mempengaruhi kadar glukosa adalah insulin dan glukagon yang
berasal dari pankreas.3 Ada beberapa hal yang menyebabkan gula darah naik, yaitu kurang
berolah raga, bertambahnya jumlah makanan yang dikonsumsi, meningkatnya stres dan
faktor emosi, pertambahan berat badan dan usia, serta dampak perawatan dari obat,
misalnya steroid.15 kadar gula darah membutuhkan insulin yang dikeluarkan oleh sel-sel
beta dalam pankreas. Insulin berfungsi dalam mengendalikan kadar gula darah dengan cara
mengatur dan penyimpanannya. Kadar gula tidak boleh lebih tinggi dari 180 mg/dl dan
tidak lebih rendah dari 60 mg/dl sehingga tubuh mempunyai mekanisme dalam
mengaturnya agar selalu konstan.16 Penyakit yang berhubungan dengan kadar gula darah
adalah diabetes melitus.
a. Diabeter Melitus
DAFTAR PUSTAKA
3. Nugroho SA. Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin. Probolinggo: Universitas Nuzul Jadid;
2021.
4. Ganong, William F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 24. Jakarta: EGC. 2015
5. Gardner DG, Shoback D. Greenspan ’ s Basic & Clinical Endocrinology. 9th ed. United
States: McGraw Hill; 2011.
6. Hammett-Stabler CA, Maygarden SJ. Pathology of the Endocrine System. Pathol A Mod
Case Study [Internet] ;205–28. Available from:
http://mhmedical.com/content.aspx?aid=1115281093. 2015.
7. William F. Ganong; Kim E. Barrett. Ganong Fisiologia Medica. 25th Edition. McGraw-
Hill. 2017.
8. Anthony L. Mescher. Junqueuira’s Basic Histology Text and Atlas. 14th Edition. McGraw-
Hill. 2016.
9. John Hall, Michael Hall. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 14th Edition.
Elsevier. 2020.
10. Eroschenko, Victotr P. Altas Of Histology with Function Correlation. 13th Edition.
Philadephia : Wolters Kluwer. 2017
11. Barret, Kim E. et al. Ganong’s Review of Medical Physiology. 26th Edition. New York:
McGraw-Hill Education. 2019.
13. Puji Wahyuningsih, Heni dan Yuni Kusmiyati. Anatomi Fisiologi. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. 2017.
14. Permatasari, Aniatul Amalia. Pengaruh pemberian jus jambu biji (psidium guajava L)
terhadap kadar gula darah dan histologi pankreas mencit (Mus musculus) yang diindusi
alokasi. PhD Thesis. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. 2014.
15. Berkat. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rsud K.R.M.T Wongsonegoro Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. 2018;6(1):200-206
16. Nita Rachmawati. Gambaran Kontrol Dan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus
Di Poliklinik Penyakit Dalam Rsj Prof. Dr. Soerojo Magelang. Jurusan Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang. 2016
17. Siregar RA. Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sewaktu, Kadar Asam Urat Dan Kadar
Cholesterol Pada Masyarakat Di Desa Eretan Wetan Kabupaten Indramayu Periode
Februari 2020. Jurnal Comunita Servizio. 2020;2(1):291-300
18. Kemenkes RI. 2020. Tetap Produktif, Cegah dan Atasi Diabetes Mellitus. Pusat Data dan
Informasi Kementrian Kesehatan RI.