Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Pengembangan SDM dihadapkan pada era global yang sarat dengan tantangan
yang semakin kompleks. Dalam era ini batas-batas politik, ekonomi, dan sosial budaya
antar bangsa menjdi begitu transparan sehingga menimbulkan persaingan antar bangsa
yang sangat tajam terutama dalam bidang ekonomi serta dalam penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Negara yang unggul dalam penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi akan dapat mengambil manfaat besar dari proses ini. Keunggulan dalam
penguasaan iptek ini dapat dicapai terutama dengan peningkatan kualitas SDM yang
peka serta mampu memanfaatkan berbagai peluang.
Kekayaan yang paling utama bagi setiap bangsa adalah sumber daya manusia.
Nuansa pembangunan di masa mendatang terletak pada pembangunan sumber daya
manusia, dimana filosofi pembangunan bangsa sudah lama menempatkan manusia
sebagai subyek pembangunan dan bukan obyek pembangunan. Berpangkal pada peran
sumber daya manusia yang sangat penting bagi perkembangan perusahaan, Menjaga dan
meningkatkan peran aktif karyawan dalam pengoprasian perusahaan sebagai team
pelaksana, semuanya memang kembali kepada keseriusan pihak manager dalam
mengantisipasi maupun mencari solusi pemecahan atas berbagai permasalahan yang
menimpa karyawan. Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan
dalam mengelola, mengatur dan memanfaatkan karyawan sehingga dapat berfungsi
secara produktif untuk tercapainya tujuan perusahaan.
Tenaga kerja atau karyawan merupakan sumber daya manusia yang sangat
penting dalam suatu perusahaan, karena tanpa karyawan perusahaan tidak dapat berjalan
dengan baik. Karyawan adalah sebagai modal utama bagi perusahaan. Sebagai, modal
karyawan perlu dikelola agar tetap menjadi produktif. Akan tetapi dalam pengelolaannya
bukanlah hal yang mudah, karena karyawan mempunyai pikiran, status, serta latar
belakang heterogen. Oleh sebab itu pimpinan perusahaan harus bisa mendorong mereka
agar tetap produktif dalam mengerjakan tugasnya masing-masing, dengan cara terus

Yuni Sri Nuraeni (2023) Metodologi Penelitian 1


menerus meningkatkan semangat kerja karyawannya. Sehingga perusahaan dapat
mempertahankan loyalitas karyawan guna untuk mencapai tujuan perusahaan.
Namun bagi sebuah perusahaan jika intensitas seseorang tidak sesuai dengan
tujuan perusahaan, maka tidak ada artinya. Oleh karena itu elemen kedua, yaitu arahan
perlu menyelaraskan motivasi pribadi dengan tujuan perusahaan. Orang yang termotivasi
akan melakukan tugas dalam waktu yang cukup lama untuk mencapai tujuan mereka.
Oleh karena itu, tantangan yang dihadapi perusahaan tidak hanya untuk meningkatkan
motivasi karyawan, tapi juga membangun disiplin kerja agar motivasi karyawan dapat
tersalurkan ke arah yang benar dengan intensitas yang sesuai dan dilanjutkan dengan
berjalannya waktu.
Menurut Bima Arya Sugiarto (Wali Kota Bogor, Juni 2023) mengungkapkan ada
enam faktor yang harus dilakukan Indonesia untuk mencegah kekurangan sumber daya
alam (SDM) unggul di usia produktif seperti yang dialami Jepang saat ini.
Secara teori ada enam hal atau faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak.
1) Pola asuh orangtua. Orangtua mengajarkan agama dan adab tidak?
mengajarkan disiplin dan hormat kepada orangtua tidak? Kalau jawabannya
tidak, maka masa depan suram.
2) Lingkungan sekitar, sahabat atau tokoh masyarakat.
3) Nutrisi dan gizi karena bisa mempengaruhi cara berpikir dan stamina anak.
4) Permainan dan tontonan. Kita main dan nonton apa berpengaruh pada pola
piker.
5) Hiburan dan rekreasi. Sesekali mencari hiburan di media sosial boleh tapi
kalau hidup hanya berkutat pada media sosial maka hidup "akan selesai" atau
tidak beranjak menjadi lebih baik. Hal itu karena, hiburan dan rekreasi ini
bisa masuk ke dalam alam bawah sadar. Terbukti, anak-anak muda saat ini
banyak yang berpikir untuk childfree dan tidak mau menikah. "jepang negara
hebat, modern dan canggih, tapi terancam punah karena malas menikah.
Hiburan dan rekreasi kita menentukan keyakinan kita. Jadi hati-hati memilih
hiburan dan rekreasi.

Yuni Sri Nuraeni (2023) Metodologi Penelitian 2


6) Faktor eksplorasi. Sejauh mana orangtua bisa membuat anak-anak terus
memiliki sikap untuk memecahkan dan mengatasi masalah sendiri, kalau
tidak nanti anak akan bergantung kepada orangtua.

Jepang adalah salah satu negara maju yang cukup menarik. Kulturnya sudah
mendunia dan menarik minat banyak orang untuk mengunjunginya. Tak sedikit juga
orang-orang yang ingin bekerja atau magang ke Jepang supaya bisa merasakan hidup di
sana.

Jepang sudah menanamkan budaya disiplin dan etos kerja yang luar biasa sejak
dini seperti lima prinsip kerja orang Jepang yang bisa di terapkan dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat Indonesia.

1) Prinsip Bushido

Bushido yang mengandung arti ‘ksatria’ ini merupakan kode etik golongan
samurai pada masa feodal Jepang. Seorang samurai memiliki loyalitas dan totalitas
terhadap tuannya. Ia bahkan rela melakukan harakiri (bunuh diri dengan menusuk
perut) untuk mengembalikan kehormatan dirinya.

Nah, semangat bushido ini ternyata mengakar dalam etos kerja masyarakat
Jepang. Mereka memiliki loyalitas dan pengabdian tinggi terhadap perusahaan dan
bekerja dengan penuh kehormatan dan totalitas. Hal ini membuat orang Jepang
cenderung loyal dan jarang berpindah-pindah perusahaan.

2) Makoto dan Ganbatte Kudasai

Makoto bisa diartikan sebagai kejujuran dan ketulusan. Dalam melakukan


pekerjaannya, orang Jepang memegang teguh prinsip ini, yaitu bekerja keras dengan
semangat, kejujuran, dan ketulusan.

Ganbatte kudasai 頑張ってください adalah kata-kata penyemangat yang kerap


diucapkan orang Jepang, yang dalam konteks bekerja berarti semangat pantang
menyerah sampai tujuan tercapai.

Yuni Sri Nuraeni (2023) Metodologi Penelitian 3


3) Konsep Keishan

Keishan berarti kreatif, inovatif, dan produktif. Lewat prinsip ini, orang Jepang
nggak takut untuk berkarya secara kreatif dan melakukan inovasi-inovasi yang
berbeda.

Inilah mengapa kita kerap menemui hal-hal yang unik di Jepang. Selain itu,
konsep ini juga membuat orang Jepang selalu terbuka mempelajari hal-hal baru saat
bekerja.

4) Prinsip Kaizen

Prinsip kaizen menekankan ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan.


Artinya, kamu harus fokus dan tidak boleh menunda-nunda agar pekerjaanmu selesai
sesuai jadwal yang ditentukan.

Keterlambatan akan menjadi sebuah kerugian bagi diri sendiri, perusahaan, dan
konsumen. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas, waktu dan biaya haruslah
optimal.

Makanya, jarang kita lihat ada orang Jepang yang datang terlambat ke tempat
kerja. Mereka juga umumnya malu pulang lebih awal dan disiplin dalam
membedakan waktu kerja dan istirahat.

5) Tidak ada pekerjaan yang remeh

Sekecil apapun, orang Jepang tidak pernah menganggap remeh suatu pekerjaan.
Faktanya, perusahaan Jepang mendidik karyawannya untuk bekerja mulai dari tingkat
terbawah.

Tanpa pandang bulu, karyawan baru di sana bisa saja diminta untuk mengelap
meja, merapikan dan memfotokopi berkas, maupun hal-hal lain yang sering kita
anggap sebagai pekerjaan sepele.

Yuni Sri Nuraeni (2023) Metodologi Penelitian 4


Lewat prinsip ini, karyawan di sana diajarkan tentang kemandirian dan mengenal
semua lini produksi perusahaan dengan baik.

Bagi perusahaan di Jepang, karyawan adalah sebuah investasi berharga. Makanya,


ia harus mengenal perusahaannya dengan baik dari level terendah.

Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki budaya tertib dan disiplin
yang sangat tinggi. Tidak hanya untuk urusan waktu saja, namun masyarakatnya juga
menjunjung tinggi persoalan kebersihan. Contohnya saja di restoran dengan model duduk
“lesehan” yang marak ditemukan di Jepang, para pengunjung diwajibkan untuk
melepaskan sepatu mereka dan hanya diperbolehkan mengenakan kaus kaki saja. Begitu
juga saat bertamu ke rumah orang lain, biasanya tuan rumah selalu menyediakan sandal
rumah untuk para tamu yang datang berkunjung.

Kebiasaan kecil seperti melepas sepatu ini selalu diterapkan oleh masyarakat
Jepang, sebab sepatu dianggap sebagai benda kotor yang telah bersentuhan dengan tanah,
sehingga sepatu harus dilepaskan saat berada dalam suatu ruangan. Meskipun kebiasaan-
kebiasaan tersebut tampak seperti hal sepele, tetapi justru kebersihan berawal dari
langkah kecil yang jika dibiasakan akan menjadi suatu kewajiban dan bagian dari
rutinitas saat berada dimanapun. Oleh sebab itulah, kebiasaan-kebiasaan kecil seperti ini
sudah diajarkan sejak dini hingga menjadi budaya bagi masyarakat Jepang.

Budaya kebersihan lain yang juga perlu dipelajari dari masyarakat Jepang adalah
kebiasaan membuang sampah. Meski sangat sulit untuk menemukan tempat sampah di
jalan serta tempat-tempat umum seperti bandara, pusat perbelanjaan hingga tempat
wisata, namun tidak ada sama sekali sampah yang berserakan. Hal ini dapat terjadi
karena faktor keamanan dan tingginya tingkat kesadaran masyarakatnya dalam menjaga
kebersihan, sehingga kehadiran tempat sampah di ruang publik nyaris tidak lagi
diperlukan. Mereka bahkan enggan membuang sebuah bungkus permen sembarangan
atau membuang satu puntung rokok pun ke sungai. Selain itu, masyarakat Jepang juga
lebih suka dan telah terbiasa membawa tempat sampah portable kemanapun mereka
pergi.

Yuni Sri Nuraeni (2023) Metodologi Penelitian 5


Inilah bukti dari hebatnya budaya kebersihan ala masyarakat Jepang yang
memegang prinsip bahwa sampah tidak bisa dibuang di sembarang tempat. Prinsip ini
pun tak luput dari kebiasaan yang sudah diajarkan sejak kecil oleh para orangtua di
Jepang, dengan memberikan didikan kepada anak-anaknya agar selalu membawa sampah
kembali ke rumah sehingga lingkungan sekitar bersih dari sampah. Selain itu, para
orangtua di rumah juga mengajarkan anak-anaknya untuk selalu menjaga barang-barang
serta ruangan tetap rapi dan bersih. Sedangkan di sekolah, selama 12 tahun dari sekolah
dasar hingga sekolah menengah atas, bersih-bersih adalah bagian dari jadwal rutin para
pelajar.

Elemen kesadaran sosial dalam kurikulum sekolah inilah yang membantu para
pelajar mengembangkan kesadaran dan kebanggaan akan kebersihan lingkungan mereka.
Dengan membentuk pola pikir bahwa bersih-bersih adalah sikap yang baik, maka secara
otomatis hal ini pun akan memberikan pelajaran penting yakni bertanggung jawab atas
kebersihan benda-benda dan tempat yang telah digunakan. Terbukti saat Piala Dunia
digelar di Brasil (2014) dan Rusia (2018), para pendukung timnas Jepang membuat
kagum dunia dengan bertahan di dalam stadion setelah pertandingan berakhir untuk
memungut sampah. Bahkan para pemain timnas Jepang juga dikenal selalu meninggalkan
ruang ganti dengan kondisi sangat bersih.

Masyarakat Jepang sangat sensitif dengan reputasinya di mata orang lain,


sehingga mereka tidak ingin orang lain berpikir mereka adalah orang-orang buruk yang
tidak terpelajar atau tidak dididik oleh orang tua untuk tidak bersih-bersih. Oleh karena
itulah mereka selalu menjaga kebersihan dimanapun mereka berada. Sebagai contoh
dalam kehidupan masyarakat Jepang sehari-hari, para karyawan kantor dan penjaga toko
selalu membersihkan jalanan di sekeliling tempat mereka kerja pada pukul 08.00. Anak-
anak juga kerap memungut sampah dari jalanan dekat sekolah mereka. Para warga pun
secara sukarela mengadakan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan di sekitar
rumah mereka selama sebulan sekali.

Kebersihan bukan hanya tentang diri sendiri, namun juga tentang segala sesuatu
yang berada di sekitar dan telah menjadi bagian dari kehidupan. Dengan saling bergotong

Yuni Sri Nuraeni (2023) Metodologi Penelitian 6


royong menjaga kebersihan lingkungan sekitar, maka masing-masing individu akan
merasakan tanggung jawab yang sama dalam membudayakan gaya hidup yang bersih dan
sehat. Sebab akan menjadi suatu hal yang sia-sia apabila hanya beberapa orang yang
berupaya menjaga kebersihan, sementara orang lain melakukan hal yang berlawanan.

Dalam kebudayaan Jepang, aisatsu dianggap sebagai elemen paling


penting dalam komunikasi antar manusia. Aisatsu merupakan aksi dan ucapan
sebagai bentuk kesopanan ketika bertemu seseorang. Mengucapkan aisatsu ini
sangat penting untuk membangun hubungan baik dengan orang-orang di sekitar
kita.

Aisatsu termasuk ke dalam kelas kata benda yang jika


ditambahkan suru (melakukan) akan berubah menjadi kata kerja golongan 3.Adapun
dalam kamus bahasa Jepang Daijisen, aisatsu dijelaskan sebagai berikut :

1) Gerakan, aksi, atau kata-kata sopan yang saling diucapkan ketika bertemu
maupun berpisah dengan seseorang.
2) Sambutan yang berisi ucapan selamat atau terima kasih dalam pertemuan
atau rapat.
3) Tindakan dan ungkapan untuk menunjukan rasa sopan dan terima kasih
kepada orang lain.
Jadi aisatsu bisa diartikan “salam (sapaan)”, “sapaan”, atau “sambutan”.
Dalam bentuk kata kerja aisatsu suru, artinya menjadi “menyapa” atau
“memberikan salam”.

Etimologi Kata “Aisatsu”


Kata aisatsu berasal dari istilah ajaran Buddha “Ichiai Ichisatsu”, sebuah
pertanyaan dan jawaban yang ditanyakan dalam ajaran Buddha untuk mengukur
kedalaman pencerahan seorang biksu. Ai berarti membuka hati dan mendekat,
dan satsu berarti mendekati.
Dengan kata lain, maksud dari istilah ini adalah “buka hatimu dan lebih
dekatlah dengan orang lain.” Selain itu, dalam upacara minum teh ( sadou) yang

Yuni Sri Nuraeni (2023) Metodologi Penelitian 7


memiliki tujuan menghargai hubungan antar manusia, “ Ichiai Ichisatsu”
dianggap sebagai dasar pengabdian.
Dari sinilah terbentuk kata aisatsu yang menunjukkan adanya proses membuka
hati dan saling mendekati dengan saling mengucapkan salam untuk membangun
hubungan antar manusia.
Pemerintah Jepang cukup terbuka terhadap warga asing yang ingin hidup dan
bekerja di Jepang. Hal ini lantaran masalah serius yang dialami Jepang yaitu kurangnya
tenaga kerja.

Angka kelahiran di Jepang mengalami penurunan secara signifikan. Dengan


jumlah penduduk yang sedikit, banyak sektor industri yang mengalami kekurangan
tenaga kerja.

Industri kecil menengah yang terdampak paling serius. Sama seperti Indonesia,
Jepang juga memiliki budaya urbanisasi. Budaya ini membuat para angkatan muda yang
ada di desa cenderung berbondong-bondong pindah ke kota, padahal industri kecil
menengah lebih banyak terdapat di desa.

Pemerintah Jepang cukup serius menanggapi hal tersebut. Mereka ingin


mendukung industri di negaranya supaya bisa terus beroperasi dengan tingkat produksi
yang tinggi.

Bentuk keseriusan yang dilakukan adalah dengan mengubah UU Keimigrasian


Jepang dengan memberi kelonggaran bagi warga negara asing yang tertarik bekerja atau
magang di Jepang.

Sejak tahun 1993, Indonesia sudah menjalin kerjasama dengan Jepang untuk
menyelenggarakan program magang.

Kerjasama tersebut tentu saja saling menguntungkan kedua belah pihak. WNI
yang dikirim magang akan belajar banyak di Jepang dan bisa berkontribusi untuk
memajukan industri di Indonesia. Pihak Jepang juga diuntungkan dengan ketersediaan
tenaga kerja bagi industri-industri yang ada di sana.

Yuni Sri Nuraeni (2023) Metodologi Penelitian 8


Program magang ini berbeda dengan jalur TKI. Program magang ke Jepang
adalah untuk pembelajaran. Peserta magang ibarat siswa dan berstatus trainee. Mereka
tidak sepenuhnya bekerja, tapi belajar sambil bekerja.

Uang yang didapatkan pemagang juga bukan gaji, tapi disebut “teate” atau uang
saku. Jumlah uang sakunya memang cukup besar, mungkin karena itulah orang-orang
kerap menjadi salah sangka.

Sebelum berangkat ke Jepang untuk magang, seluruh calon peserta harus melalui
proses pelatihan di Indonesia. Pelatihan tersebut biasanya berfokus pada penguasaan
bahasa dan pengenalan dengan industri Jepang.

Peserta magang akan menjalani program selama 3 tahun. Jika kinerjanya cukup
bagus, bisa diperpanjang hingga 5 tahun. Setelah 5 tahun tidak bisa lagi dilakukan
perpanjangan, peserta harus pulang ke Indonesia.

Mantan peserta magang tidak boleh kembali ke Jepang untuk bekerja, dengan
status trainee. Mantan peserta magang bisa kembali bekerja di Jepang dengan mengurus
Visa Tokutei Gino atau visa tenaga kerja dengan skill spesifik.

Jepang berperan besar pada perkembangan perekonomian Indonesia sejak lama.


Kontribusi kerja sama Jepang telah berjalan di bidang pembangunan pembangkit listrik
dan jaringan transportasi serta peningkatan produktivitas pertanian. Kontribusi Jepang
tidak hanya di tingkat pemerintahan, tetapi juga oleh perusahaan Jepang.

Selama ini, perusahaan Jepang, telah memberikan usulan kebijakan secara aktif,
termasuk untuk pengembangan SDM, demi mewujudkan target Indonesia menjadi 5
besar negara ekonomi terbesar dunia pada tahun 2045.

Pemerintahan Presiden Jokowi juga mendorong penguatan pengembangan SDM


sebagai salah satu isu prioritas. Untuk mendorong upaya ini, seluruh pihak Jepang yang
melibatkan pemerintah Jepang, perusahaan Jepang, dan lembaga pemerintah Jepang ingin
semakin memperkuat kontribusinya tersebut. Langkah yang dilakukan perusahaan Jepang
di Indonesia adalah menjalankan inisiatif seperti penggunaan program pelatihan untuk

Yuni Sri Nuraeni (2023) Metodologi Penelitian 9


pencari kerja (Magang) dan internship untuk memberikan pengalaman kerja kepada
mahasiswa dan siswa sekolah menengah atas (SMA/SMK).

Pada program Magang untuk pencari kerja, penerimaan pesertanya berkembang


terutama di industri manufaktur. Dari sekitar 5.000 orang yang diterima oleh perusahaan
Jepang secara keseluruhan, lebih dari 4.500 diterima oleh perusahaan manufaktur.

Untuk bias magang ke Jepang ada 2 jalur yang bisa di ikuti yaitu :

1) Jalur Negeri (Disnaker – IM Japan)


Jalur negeri diselenggarakan oleh Disnaker yang bekerjasama dengan
International Manpower Development Organization Japan atau IM Japan,
biasanya dibuka 1 kali dalam 1 tahun, dibiayai atau disubsidi oleh pemerintah.
Pemagang yang masuk jalur negeri cenderung disalurkan untuk masuk ke
sektor industri. Salah satu kelebihan jalur negeri adalah modal usaha yang
diberikan setelah pulang. Selain itu, masih ada dana pencairan asuransi.
Setelah pulang, pemagang yang masuk melalui jalur negeri juga bisa
disalurkan ke perusahaan Jepang yang beroperasi di Indonesia. Ada
kesempatan besar untuk bisa masuk dan berkarir di perusahaan tersebut.
Sayangnya masuk jalur negeri tidaklah mudah. Seleksinya cukup sulit dan
syarat-syaratnya sedikit lebih kompleks. Jangka waktu dari pendaftaran
hingga keberangkatan juga lebih lama.
2) Jalur Swasta (SO – AO)
Jalur swasta diselenggarakan oleh LPK. LPK harus memiliki izin Sending
Organization (SO) dan melaksanakan operasional di Indonesia. LPK sebagai
SO bekerjasama dengan Accepted Organization (AO) yang akan
melaksanakan operasional di Jepang dan menempatkan pemagang di
perusahaan.
Jalur swasta menuntut pembiayaan yang cukup mahal karena tidak ada
subsidi pemerintah. Calon peserta magang harus merogoh kocek pribadi,
besarnya biaya magang ke Jepang melalui jalur ini cukup beragam, tergantung
LPK nya. Biasanya ada pada kisaran 20-35 juta mulai dari pelatihan awal
hingga pemberangkatan.

Yuni Sri Nuraeni (2023) Metodologi Penelitian 10


Setelah pulang, pemagang hanya mendapat pencairan asuransi, tidak ada
bantuan modal seperti jalur negeri, penyaluran kerja tergantung pihak LPK,
tapi orang-orang banyak yang memilih jalur swasta karena prosesnya yang
lebih cepat. Syarat dan prosedur seleksinya tidak sekompleks jalur negeri.
Rentang usia yang diperbolehkan mendaftar juga jauh lebih panjang,
pelatihan melalui jalur swasta hanya butuh 3-5 bulan, kemudian bisa langsung
diberangkatkan. Rekrutmen juga dilakukan hampir setiap bulan.
Ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan jika kamu bisa lolos
program ini:
 Pengalaman kerja yang bisa memberi ilmu bermanfaat.
 Selama magang, semua fasilitas dipenuhi.
 Uang saku dengan nominal sekitar 8-10 juta per bulan, belum lagi
ditambah lemburan.
 Sertifikat JITCO.
 Pencairan uang asuransi setelah pulang, nominalnya sekitar 20-50 juta.
Bagi pemagang yang masuk lewat jalur negeri bahkan mendapat modal
usaha sekitar 70 juta.
Sebagaimana dijelaskan dalam :
1) Peratutan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republic Indonesia nomor:
PER.08/MEN/V/2008 tentang tata cara perizinan dan penyelenggaraan
pemagangan diluar negeri BAB II Pasal 4 LPK Swasta yang
menyelenggarakan pemagangan diluar negeri harus memenuhi persyaratan :
a. Memiliki izin LPK yang masih berlaku;
b. Memiliki program pemagangan;
c. Mendapat izin penyelenggaraan pemagangan dari Direktur Jenderal.
2) Peratutan menteri tenaga kerja dan transmigrasi republic Indonesia nomor:
PER.08/MEN/V/2008 tentang tata cara perizinan dan penyelenggaraan
pemagangan diluar negeri BAB III Pasal 8 Peserta pemagangan bagi LPK
swasta dan instansi pemerintah yang menyelenggarakan pemagangan di luar
negeri harus memenuhi persyaratan :
a. Sekurang-kurangnya berpendidikan SLTA atau sederajat;

Yuni Sri Nuraeni (2023) Metodologi Penelitian 11


b. Persyaratan lain sesuai dengan kebutuhan program.
3) UU Nomor 31 tahun 2006 pasal 1 ayat 1 tentang sistem pelatihan kerja
nasional. Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi,
memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja,
produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan
keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.

LPK Mizuno Semangat Bangsa merupakan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta


yang sudah memiliki izin Sending Organization (SO) yang berdiri sejak tahun 2018
dengan program pelatihan unggulan Bahasa Jepang. Yang di ketuai oleh Pimpnan
Lembaga Bapak Moch Yagi Hagiansyah yang merupakan Eks Magang Jepang dan Eks
Penerjemah Perusahaan Jepang yang ada di Indonesia. LPK Mizuno Semangat Bangsa
Memiliki Nomor Izin Lembaga Kemnaker : 2/3967/HK.03.01/XII/2022, sudah
terakreditasi dengan Nomor : LA-LPK 117/LA-LPK/XII/2020 beralamat di Jl. Raya
Jangari No.20, Kademangan, Kec. Mande Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43292 Telp.
+62 857-6358-0899.

Saat ini LPK Mizuno Semangat Bangsa memiliki 5 Staff Manajemen termasuk
pimpinan, 6 Instruktur Bahasa Jepang dan kurang lebih 50 Peserta Pelatihan yang saat ini
sedang belajar. Sejak tahun 2019 LPK Mizuno Semangat Bangsa sudah
memberangkatkan kurang lebih 40 peserta pelatihan untuk magang di Jepang dalam
berbagai bidang seperti perawat lansia, manufaktur packaging, konstruksi dll.

Tabel 1.1

Data SDM LPK Mizuno Semangat Bangsa


No Jabatan Jumlah (Orang) Keterangan
1 Pimpinan 1 Owner
2 Bendahara 2 Eks Magang
3 Administrasi 1 Eks Magang
Eks Magang, S1
4 Instruktur 6
Bahasa Jepang
5 Peserta 50 Mitra Bkk, Mandiri

Yuni Sri Nuraeni (2023) Metodologi Penelitian 12


Seiring berkembangnya teknologi pada era digital saat ini, kaum milenial di
Indonesia memanfaatkan teknologi digital untuk membantu pekerjaan sehari-hari baik
dalam bidang pendidikan maupun bidang yang lain. Tercatat melalui riset yang dilansir
oleh wearesocial.sg bahwa pada tahun 2017 terdapat 132 juta pengguna internet di
Indonesia dengan angka pertumbuhan sebanyak 51% hanya dalam setahun. Pada saat ini
semua masyarakat khususnya kaum milienial di Indonesia bertelekomunikasi dengan
menggunakan alat yang canggih secara cepat dan mudah. Tidak hanya itu, membuat
konten digital dengan mudah dapat dilakukan oleh kaum milenial di Indonesia dengan
melalui berbagai macam platform digital seperti website, blog, hingga sosial media
dengan menggunakan berbagai macam alat dari teknologi digital seperti komputer,
laptop, hingga telepon genggam atau Smartphone.

Seperti yang dilakukan oleh Tim IT LPK Mizuno Semangat Bangsa yang
membuat Aplikasi berbasis WEB untuk menunjang kegiatan belajar mengajar Instruktur
terhadap peserta pelatihan seperti absen peserta, absen instruktur, penilaian karakter
peserta dll. Juga membantu meringankan pekerjaan manajemen seperti penghitungan gaji
secara otomatis, database peserta dll. Aplikasi tersebut bisa di akses disemua platform
seperti Personal Computer, Android, Tablet dan IOS.

Salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia adalah training and
development artinya bahwa untuk mendapatkan sumber daya manusia yang baik dan
tepat, sangat perlu pelatihan dan pengembangan. Hal ini sebagai upaya untuk
mempersiapkan para tenaga kerja untuk menghadapi tugas dan pekerjaan dalam
jabatannya. Tenaga kerja membutuhkan pelatihan kerja yang tepat untuk menghindari
kemungkinan terburuk dalam kemampuan dan tanggungjawab bekerja, sehingga dalam
menyelesaikan tugas jabatan lebih efektif dan efisien sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan. Pelatihan yang dilakukan harus memenuhi unsur-unsur kebutuhan bagi
karyawan maupun perusahaan, sehingga hasil dari pelatihan tersebut menjadi maksimal.
Untuk memaksimalkan hasil pelatihan, maka pelatihan tersebut harus memberikan
kesempatan bagi karyawan mengembangkan keahlian dan kemampuan baru dalam

Yuni Sri Nuraeni (2023) Metodologi Penelitian 13


bekerja. Unit keamanan merupakan salah satu unit kerja cukup rutin mengadakan
pelatihan bagi karyawan. Para karyawan yang merupakan anggota Satuan Pengamanan
ini wajib memiliki kemampuan dasar baik fisik maupun mental untuk menyelesaikan
berbagai permasalahan yang ada. Para anggota Satuan Pengamanan tidak hanya dituntut
untuk memiliki penampilan fisik yang prima serta identik dengan kekerasan, namun juga
harus memiliki skill dalam bidang keselamatan dan pelayanan. Oleh karena itu, LPK
Mizuno Semangat Bangsa berkomitmen untuk senantiasa melakukan pelatihan rutin bagi
para Instruktur (pengajar) untuk menjadikan SDM yang berkualitas dan kompeten,
spelatihan yang dilakukan ialah Pelatihan Bahasa Jepang dengan Native Speaker yang
didatangkan langsung dari Jepang melalui aplikasi Zoom Meeting yang diadakan setiap
minggu, isi nya membahas tentang cara mengajar, budaya jepang, menguasai kelas dll.
Selain itu para instruktur juga senantiasa mengikuti pelatihan dan ujian metodologi
instruktur yang diadakan oleh lembaga-lembaga yang mengeluarkan sertifikasi BNSP,
juga mengikuti ujian level bahasa jepang internasional JLPT yang diadakan 1 tahun dua
kali diseluruh dunia, guna meningkatkan level bahasa jepang para instruktur.

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1. Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka identifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Kualitas output peserta pelatihan banyak yang tidak sesuai dengan standar
Negara Jepang.
2. Para peserta pelatihan belum menguasai budaya kebersihan di Jepang.
3. Para peserta pelatihan belum menguasai budaya dan etos kerja Jepang.
4. Kurangnya penerapan budaya aisatsu.
5. Kualitas SDM Instruktur
6. Aplikasi Kurikulum.
1.2.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kualitas SDM di LPK Mizuno Semangat Bangsa?
2. Bagaimana penggunaan aplikasi kurikulum di LPK Mizuno Semangat
Bangsa?

Yuni Sri Nuraeni (2023) Metodologi Penelitian 14


3. Bagaimana kualitas output peserta pelatihan dari LPK Mizuno Semangat
Bangsa?
4. Bagaimana kualitas SDM lembaga terhadap kualitas output peserta pelatihan?
5. Bagaimana pengaruh kualitas SDM lembaga terhadap kualitas output peserta
pelatihan yang dipengaruhi oleh variabel moderasi?
6. Aplikasi kurikulum sebagai variabel moderasi di LPK Mizuno Semangat
Bangsa?
1.3. Maksud dan Tujuan
1.3.1. Maksud Penelitian
Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk mencari, mengumpulkan
dan mendapatkan informasi untuk mengetahui bagaimana pengaruh kualitas SDM
lembaga terhadap output kualitas peserta pelatihan, dengan aplikasi kurikulum
sebagai variabel moderasi.
1.3.2. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kualitas SDM di LPK Mizuno Semangat Bangsa
2. Untuk mengetahui penggunaan aplikasi kurikulum di LPK Mizuno Semangat
Bangsa
3. Untuk mengetahui kualitas output peserta pelatihan dari LPK Mizuno
Semangat Bangsa
4. Untuk mengetahui kualitas SDM lembaga terhadap kualitas output peserta
pelatihan
5. Untuk mengetahui pengaruh kualitas SDM lembaga terhadap kualitas output
peserta pelatihan yang dipengaruhi oleh variabel moderasi
6. Untuk mengetahui kurikulum sebagai variabel moderasi di LPK Mizuno
Semangat Bangsa

1.4. Kegunaan Penelitian


1.4.1. Kegunaan Ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan pembaca akan pentingnya pengaruh kualitas SDM bagi suatu
lembaga.
1.4.2. Kegunaan Praktis

Yuni Sri Nuraeni (2023) Metodologi Penelitian 15


a. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan berguna sebagai wahana menambah pengalaman pada
dunia kerja yang sesungguhnya untuk bisa menjadikan diri sebagai SDM yang
berkualitas sehingga bisa bermanfaat untuk semua.
b. Bagi Lembaga Terkait
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dan masukan untuk
meningkatkan semangat para instruktur untuk tetap menjaga kualitas diri agar
mampu menghasilkan lulusan peserta pelatihan yang berkualitas.
c. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pustaka sebagai literature bagi
penelitian yang relevan.

Yuni Sri Nuraeni (2023) Metodologi Penelitian 16


BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka


2.1.1 Manajemen
A. Pengertian Manajemen
Secara umum, manajemen adalah sebuah proses yang
dilakukan seseorang dalam mengatur kegiatan yang dikerjakan
individu atau kelompok. Sistem atau manajemen harus dilakukan
untuk memenuhi target yang akan dicapai oleh individu atau kelompok
tersebut dalam sebuah kerjasama dengan mengoptimalkan sumber
daya yang ada. Bisa dikatakan manajemen adalah mengandung unsur
perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, tujuan yang ingin dicapai, juga
pelaksana manajemen yang berupa individu atau kelompok. Dengan
demikian, manajemen adalah sebuah seni mengatur dan merencanakan
sesuatu guna mencapai sebuah tujuan.
Menurut Hasibuan (2020: 2) Manajemen adalah ilmu dan seni
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-
sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
B. Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen Karena manajemen adalah sebuah seni untuk
mencapai tujuan, sudah dapat dipastikan didalamnya ada beberapa
tahapan yang harus dilakukan untuk memperoleh target tertentu.
Berikut ini beberapa fungsi manajemen untuk mencapai sebuah tujuan
tertentu.
1. Perencanaan (planning) Fungsi pertama dari manajemen adalah
perencanaan. Manajemen dibutuhkan untuk penyusunan
rencana dan strategi ketika akan memulai sebuah kegiatan atau
usaha. Perencanaan adalah penentuan terlebih dahulu apa yang
akan dikerjakan. Perencanaan yang baik memuat unsur-unsur

Yuni Sri Nuraeni (2023) Metodologi Penelitian 17


pertanyaan seperti what, why, where, when, who, dan how.
Dalam perencanaan, memuat strategi yang dirumuskan untuk
mencapai tujuan. Baca juga: Pupuk Kaltim Gandeng
Kepolisian dan Kejaksaan untuk Berantas Mafia Pupuk
2. Pengorganisasian (organizing) Pengorganisasian adalah sebuah
fungsi dari manajemen yang tujuannya membagi-bagi tugas
sesuai kemampuan yang dimiliki. Fungsi manajemen ini
diperlukan untuk mengatur sebuah kelompok atau organisasi.
Dimana dalam organisasi atau perusahaan tersebut ada tugas
yang dibagikan sesuai dengan jabatannya masing-masing.
Misalnya, tugas untuk direktur, manajer, staf, dan anggota pasti
berbeda-beda sesuai dengan bidangnya. Mereka juga harus
bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
3. Pengarahan, menggerakkan (actuating) Pengarahan dibutuhkan
setelah tugas dibagi-bagi pada individu atau kelompok sesuai
dengan bidangnya masing-masing. Pengarahan dibutuhkan
agar tujuan bisa dicapai dengan baik dan meminimalkan resiko
terhambatnya sebuah rencana. Actuating bisa dilakukan dengan
cara membimbing, konsultasi terkait tugas, dan pemberian
motivasi. Baca juga: Pemerintah Pastikan Tak Ada Persaingan
antara Kemeninves, Kemendag, dan Kemenperin.
4. Pengawasan dan evaluasi (controlling) Evaluasi merupakan
fungsi manajemen untuk menilai hasil kerja yang telah
dilakukan. Evaluasi dibutuhkan untuk mengontrol kemajuan
dari rencana yang telah dicanangkan. Bisa juga digunakan
untuk menilai apakah perlu diadakan perubahan strategi atau
tidak. Sementara pengawasan diperlukan agar pekerjaan yang
dilakukan mencapai tujuan perusahaan. Tindakan pengawasan
umumnya digunakan untuk mencegah terjadinya
penyimpangan. Dalam sebuah organisasi maupun perusahaan,
penting adanya fungsi manajemen ini sehingga tujuan

Yuni Sri Nuraeni (2023) Metodologi Penelitian 18


organisasi dapat tercapai dengan baik dan efektif.
C. Tujuan manajemen
Pada intinya, pengertian manajemen adalah cara untuk mencapai
sebuah proses dengan perencanaan tertentu. tujuan manajemen adalah
untuk memperoleh hasil maksimal dengan biaya atau usaha seminimal
mungkin, dengan mendayagunakan seluruh aspek pendukung berupa
SDM, aset, dan finansial yang telah diatur sesuai perencanaan. Untuk
itu, diperlukan sebuah kompetisi terarah agar tujuan dari manajemen
dapat dicapai secara maksimal. Tujuan dari manajemen dapat optimal
asalkan dilakukan kontrol pada saat pelaksanaan perencanaannya.
Adapun tujuan dari manajemen adalah seperti berikut ini:
 Menjalankan dan menilai strategi perencanaan yang telah
dikonsep agar pelaksanaannya berjalan sesuai arahan.
Melakukan peninjauan terhadap pelaksanaan fungsi
manajemen juga cara kerja kelompok ketika menjalankan
tugasnya.
 Melakukan pembaharuan terhadap fungsi manajemen terutama
pada strategi pelaksanaannya. Hal ini dilakukan agar target
tetap tercapai apabila ada kendala dalam pelaksanaan rencana.
 Meninjau kekuatan organisasi, mengetahui kelemahan, juga
mengantisipasi ancaman yang mungkin terjadi.
 Membuat sebuah terobosan baru yang berfungsi meningkatkan
kinerja kelompok. Inovasi ini juga pastinya akan berimbas
positif terhadap pencapaian rencana sesuai target.
D. Bidang-bidang Manajemen
Dalam suatu perusahaan terdapat berbagai aktivitas pekerjaan.
Aktivitas pekerjaan ini dibagi dalam bentuk pembagian kerja.
Pembagian kerja menimbulkan struktur organisasi. Struktur organisasi
memperlihatkan dengan jelas bidang-bidang manajemen yang ada
dalam perusahaan. Masing-masing bidang manajemen ditangani oleh
manajer yang ahli dalam bidangnya. Manajer adalah orang yang

Yuni Sri Nuraeni (2023) Metodologi Penelitian 19


ditunjuk untuk melaksanakan aktivitas manajemen.
1. Manajemen produksi Manajer produksi harus menjalankan
tugasnya agar mampu menyiapkan barang jadi yang siap dijual.
Tugas dalam kegiatan produksi meliputi bagaimana bahan
baku, bagaimana proses produksi tas, hingga penyelesaian
produk tas dapat dilakukan secara efisien namun tetap tercapai
kualitas produknya sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Baca juga: Menperin: Investasi, Industri dan
Perdagangan Itu Satu Mata Rantai.
2. Manajemen pemasaran Manajemen pemasaran adalah kegiatan
manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha
untuk mengidentifikasi apa sesungguhnya yang dibutuhkan
konsumen dan bagaimana cara pemenuhannya dapat
diwujudkan. Secara umum fungsi manajemen pemasaran sama
dengan fungsi manajemen.
3. Manajemen sumber daya manusia Manajemen sumber daya
manusia atau manajemen SDM sering disebut sebagai
manajemen personalia atau manajemen tenaga kerja. Pada
perusahaan yang telah kompleks permasalahan dan luas
struktur organisasinya lebih memerlukan manajer SDM untuk
membantu merekrut, menyeleksi, dan menempatkan orang-
orang pada tempat yang tepat. Seperti apa pun canggihnya
teknologi dan peralatan yang dimiliki oleh perusahaan, namun
faktor penentu keberhasilan tetaplah user (orang yang
menggunakannya). Baca juga: Optimalkan Pemanfaatan
Informasi Perkreditan, Pefindo Biro Kredit Gandeng ALUDI
4. Manajemen keuangan Semua bidang manajemen dalam
perusahaan memerlukan uang dan modal. Bidang tersebut
mulai dari produksi, pemasaran, personalia, keuangan, dan
perkantoran. Kemampuan manajer keuangan dalam mengatur
arus lalu lintas keluar masuk uang pada perbagai keperluan dan

Yuni Sri Nuraeni (2023) Metodologi Penelitian 20


sumber dana disebut sebagai manajemen keuangan.
5. Manajemen perkantoran Manajemen perkantoran
menitikberatkan pada cara mengatur atau mengelola kantor
agar tercipta kelancaran kegiatan administrasi. Itulah
penjelasan tentang apa yang dimsksud dengan manajemen,
fungsi, tujuan dan bagian-bagiannya. Bisa dikatakan,
manajemen adalah sebuah seni mengatur dan merencanakan
sesuatu guna mencapai sebuah tujuan.

2.1.2 Aplikasi WEB


Aplikasi web sendiri dapat dibagi menjadi web statis dan web
dinamis. Web statis dibentuk dengan mengguankan HTML saja.
Kekurangan aplikasi ini terletak pada keharusan untuk mememlihara
program secara terus-menerus untuk mengikuti setiap perubahan yang
terjadi. Kelamahan ini dapat diatasi dengan model aplikasi web
dinamis. Web dinamis adalah web yang menampilkan informasi yang
bersifat dinamis (berubahubah) dan dapat saling berinteraksi dengan
user. Biasanya untuk web statis yang ditonjolkan adalah sisi tampilan
yang banyak mengandung grafis sehingga untuk merancang web statis
tidak diperlukan kemampuan pemrograman yang handal
A. Internet
Secara harfiah, kata intranet terbagi menjadi dua bagian
yaitu intra yang berarti “di dalam” dan net yang berarti “jaringan”
(komputer). Jadi bisa diambil kesimpulan bahwa intranet adalah
jaringan komputer yang khusus untuk penggunaan pada lingkungan
di dalam batasan suatu organisasi. Dari sudut teknisnya, intranet
didefenisikan sebagai penggunaan teknologi internet dan WWW
(World Wide Web) di dalam sebuah jaringan komputer lokal.(Peter
Losin:Adi Kurnia, 1998:5)
B. Database
Menurut Chou (1987) yang dikutip dari buku Basis Data

Yuni Sri Nuraeni (2023) Metodologi Penelitian 21


oleh Abdul Kadir (2005:5) bahwa defenisi database adalah
kumpulan informasi yang bermanfaat yang diorganisasikan ke
dalam tatacara yang khusus. Dalam praktek, penggunaan istilah
database menurut Elmasri R.(1994) lebih dibatasi pada arti implisit
yang khusus, yaitu :
1. Basis data merupakan penyajian suatu aspek dari dunia nyata.
2. Basis data merupakan kumpulan data dari berbagai sumber
yang secara logika mempunyai arti implisit , sehingga data yang
terkumpul secara acak dan tanpa mempunyai arti, tidak dapat
disebut sebagai database.
3. Database perlu dirancang,dibangun, dan data dikumpulkan
untuk suatu tujuan. Database dapat digunakan oleh beberapa
pemakai dan beberapa aplikasi yang sesuai dengan kepentingan
pemakai. Database mempunyai berbagai sumber data dalam
pengumpulan data, bervariasi derajat interaksi kejadian dari
dunia nyata. Dirancang dan dibangun agar dapat digunakan oleh
beberapa pemakai untuk berbagai kepentingan (Waljianto, 2003
:2).

2.2 Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam

melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan

dalam mengkaji penelitian yang digunakan. Penulis mengagkat beberapa

penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian

penulis. Berikut merupakan penelitian terdahulu yang dijadikan referensi oleh

penulis.

1. Mochammad Yusa (2013) dengan judul “Aplikasi Berbasis Web Sebagai

Pendukung Kurikulum Untuk Pelaporan Hasil Belajar Siswa Sma Negeri 1

Yuni Sri Nuraeni (2023) Metodologi Penelitian 22


Curup”.

2. Yohannes Marryono Jamun (2018) dengan judul “Dampak Teknologi

Terhadap Pendidikan”.

3. Jurnal Tirza Finda Tambuwun ,Rizal Sengkey, Yaulie D. Y. Rindengan

dengan judul “Perancangan Aplikasi Web Berbasis Usability”

4. Adian Tri Basuki (2011) dengan judul “Perancangan Aplikasi System

Informasi Cuti Karyawan Berbasis Web Pad Apt Integrasi Tri Tama

Cendekia”

2.3 Kerangka Pemikiran


Widayat dan Amirullah (2002). Kerangka pemikiran adalah model
konseptual mengenai teori yang berkaitan dengan berbagai faktor-faktor
masalah penting. Kerangka pemikiran juga menjadi penjelasan sementara
tentang berbagai gejala yang menjadi objek penelitian. Selain itu, alur berpikir
yang dipakai juga berdasarkan penelitian terdahulu, baik dari pengalaman-
pengalaman empiris yang berguna untuk menyusun hipotesis.
Purnomo, dkk (1998). Purnomo, dkk turut mengemukakan bahwa melalui
kerangka pemikiran, seseorang dapat memaparkan penjelasan sementara
terhadap gejala-gejala permasalahan yang sedang diteliti. Penyusunan kerangka
pemikiran dibuat berdasarkan hasil penelitian dan tinjauan pustaka yang
relevan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kerangka pemikiran adalah proses
berhasilnya pembelajaran. Selain itu, kerangka pemikiran juga melampirkan
berbagai permasalahan yang penulis hadapi serta permasalahan objek yang
nantinya akan diteliti.
Berdasarkan pemikiran diatas, maka digambarkan sebuah kerangka
pemikiran sebagai berikut:

Yuni Sri Nuraeni (2023) Metodologi Penelitian 23


PENGARUH KUALITAS SDM LEMBAGA TERHADAP OUTPUT KUALITAS
PESERTA PELATIHAN, DENGAN APLIKASI KURIKULUM SEBAGAI
VARIABEL MODERASI

2.4 Hipotesis Penelitian


Menurut Sugiyono (2018: 99) menyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatajan sementara, karena

jawaban yang diberikan baru berdasarkan teori yang relavan, belum didasarkan

pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data atau

kuesioner. Maka hipotesis penelitian ini adalah.

Bagaimana kualitas SDM di LPK Mizuno Semangat Bangsa?


Bagaimana penggunaan aplikasi kurikulum di LPK Mizuno Semangat
Bangsa?
Bagaimana kualitas output peserta pelatihan dari LPK Mizuno Semangat
Bangsa?
Bagaimana kualitas SDM lembaga terhadap kualitas output peserta pelatihan?
Bagaimana pengaruh kualitas SDM lembaga terhadap kualitas output peserta
pelatihan yang dipengaruhi oleh variabel moderasi?
Aplikasi kurikulum sebagai variabel moderasi di LPK Mizuno Semangat
Bangsa?

Yuni Sri Nuraeni (2023) Metodologi Penelitian 24


𝐻0 : Kualitas SDM di LPK Mizuno Semangat Bangsa (X1) berpengaruh
terhadap kualitas output peserta pelatihan (Y)

𝐻1 : Penggunaan Aplikasi kurikulum (Y) berpengaruh terhadap output peserta


pelatihan (X1)

𝐻2 : Penggunaan Aplikasi kurikulum (Y) tidak berpengaruh terhadap output

peserta pelatihan (X1)

𝐻3 : output peserta pelatihan (X1) berpengaruh terhadap kualitas SDM Lembaga

(Y) dengan penggunaan aplikasi kurikulum (X2)

Yuni Sri Nuraeni (2023) Metodologi Penelitian 25


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono
(2017, hlm. 19) penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi objek alamiah, dan peneliti sendiri sebagai instrumen kuncinya,
teknik pengumpulan data yang digunakan dengan tringulasi, data yang diperoleh
cenderung data kualitatif, analisis datanya bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif bersifat untuk memahami makna, memahami keunikan,
mengkonstruksi fenomena dan menemukan hipotesis.
Sedangkan menurut Ibrahim (2018, hlm. 52) mengatakan bahwa pendekatan
kualitatif merupakan cara kerja penelitian yang menitik beratkan pada aspek
pendalaman data untuk memeperoleh kualitas dari penelitian yang dilakukan.
Pendekatan kualitatif menggunakan kata atau kalimat deskriptif, dimulai dengan
pengumpulan data sampai dengan menafsirkan dan melaporkan hasil penelitian. Hal
tersebut sejalan dengan pendapat Yusuf (2017, hlm. 330-331) yang mengatakan
bahwa penelitian kualitatif sangat menekankan pada pencarian makna, pengertian,
konsep, karakteristik, gejala, simbol, atau deskripsi peristiwa yang bersifat alami
kemudian disajikan dalam bentuk kata-kata.
Berdasarkan beberapa pandangan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
pendekatan kualitatif adalah sebuah pendekatan penelitian yang mengarah pada
kondisi alamiah di suatu tempat atau kejadian dan menggunakan tahapan-tahapan
sesuai dengan aturan atau angkah-langkah yang diperlukan untuk pengumpulan data
3.2 Metode Penelitian
Peneliti ini menggunakan metode studi kasus. Menurut Sukmadinata (2016, hlm.
77-78) menyatakan bahwa studi kasus merupakan metode untuk menganalisis data
yang berkenaan dengan suatu kasus. Sesuatu biasanya dijadikan kasus karena ada
masalah, kesulitan, hambatan, penyimpangan, tetapi bisa juga sesuatu dijadikan kasus
meskipun tidak ada masalah, yang dijadikan kasus karena keunggulan atau
keberhasilannya.

Yuni Sri Nuraeni (2023) Metodologi Penelitian 26


Menurut Rahardjo (2017, hlm. 3) studi kasus merupakan serangkaian kegiatan
alamiah yang dilakukan secara intensif, rinci dan medalam tentang suatu program,
peristiwa, dan aktivitas, baik pada tingkat perorangan, sekelompok orang, lembaga,
atau organisasi untuk mendapatkan pengetahuan mendalam tentang peristiwa
tersebut.
Studi kasus dalam penelitian ini digunakan untuk mempelajari atau mengamati
aktivitas pembelajaran serta menganalisis secara terperinci dan mendalam tentang
proses pembelajaran di LPK Mizuno Semangat Bangsa dengan menggunakan
aplikasi kurikulum dan pengaruh kualitas SDM Instruktur terhadap output peserta
pelatihan.
3.3 Populasi Dan Sampel
3.3.1 Populasi
Sugiyono (2019:126) menyatakan bahwa “populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh
Staff dan Instruktur serta peserta pelatihan LPK Mizuno Semangat bangsa
yang sedang belajar dan sudah magang di Jepang.
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2019:127) sampel adalah “bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Penentuan sampel dalam
penelitian ini dengan mengambil besarnya sampel dapat dilakukan secara
statistik maupun secara estimasi penelitian tanpa melupakan sifat
representatifnya dalam artian sampel tersebut harus mencerminkan sifat dari
populasinya.

3.4 Jenis Dan Sumber Data

Data Sumber data penelitian merupakan sumber data yang diperlukan dalam
kegiatan penelitian. Menurut Arikunto (2013) “Sumber data yang dimaksud dalam
penelitian adalah subjek dari mana data tersebut diperoleh”. Adapun sumber data
penelitian dapat dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.

Yuni Sri Nuraeni (2023) Metodologi Penelitian 27


3.4.1 Data Primer

Data Primer Menurut Sugiyono (2015) data primer adalah sumber data
yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini
yang menjadi data primer adalah penggunaan aplikasi kurikulum berbasis web,
dan berdasarkan pengalaman kerja di LPK Mizuno Semangat Bangsa sebagai
Instruktur.

3.4.2 Data Sekunder

Data Sekunder Menurut Sugiyono (2015) data sekunder adalah sumber


data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya
lewat orang lain atau lewat dokumen Data sekunder, dalam penelitian ini yang
menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel, jumal serta situs di
internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan cara :

1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana penelitian


melakukan pengamatan dan pelaksanaan secara langsung ke objek penelitian
untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan pengamatan dan pelaksanaan di LPK Mizuno Semangat Bangsa.

Yuni Sri Nuraeni (2023) Metodologi Penelitian 28

Anda mungkin juga menyukai