Anda di halaman 1dari 4

Apa itu Budaya Kerja?

Budaya kerja adalah prinsip, keyakinan, dan perilaku yang


membentuk keadaan teratur dalam lingkungan kerja.
Budaya kantor yang sehat biasanya akan menyesuaikan
perilaku karyawan dan kebijakan dengan tujuan perusahaan
secara keseluruhan.

Budaya kerja di perusahaan bisa dilihat oleh beberapa aspek. Dari hal yang mudah terlihat seperti
pakaian yang dikenakan karyawan dan desain interior kantor. Budaya kerja juga bisa dirasakan
lewat gaya kepemimpinan dan relasi antar karyawan di suatu perusahaan.

Membangun contoh budaya kerja yang baik bertujuan membantu karyawan jadi lebih produktif
dan mendapatkan hasil yang sejalan dengan visi-misi perusahaan.

Apa Saja Elemen Budaya Kerja di Perusahaan yang Sehat?

Dalam menentukan budaya organisasi di tempat kerja perlu memperhatikan banyak elemen di
bawah ini:

1. Akuntabilitas: Mengedepankan kerja tim, komunikasi terbuka, dapat dipercaya dan


tanggung jawab terhadap pekerjaan serta prilakunya.
2. Ekuitas: Menganggap semua karyawan sama dan setiap posisi dalam perusahaan
memiliki peran penting. Perusahaan juga memberikan kesempatan yang sama pada tiap
karyawan.
3. Ekspresi: Memberikan kebebasan untuk mengekspresikan diri lewat gaya pribadi
maupun ruangan kerja dapat meningkatkan produktivitas dan kenyamanan karyawan
bekerja.
4. Komunikasi: Biasakan untuk menerapkan komunikasi terbuka dalam memberi dan
menerima feedback, berbagi ide, berkolaborasi, dan menyelesaikan masalah.
5. Pengakuan: Mengakui keberhasilan karyawan lewat apresiasi seperti memberikan
pujian, kenaikan gaji, atau bonus bisa menjadi atribut positif dan meningkatkan motivasi.

Jenis Budaya Kerja yang Umumnya Berlaku di Perusahaan

Tiap perusahaan memiliki budaya kerja yang unik dan berbeda satu sama lain. Buat Anda yang
saat ini akan atau sedang merintis perusahaan dan masih mencari budaya yang cocok. Berikut
jenis-jenis budaya kerja yang umumnya berlaku di perusahaan.
1. Budaya Adhokrasi

Jenis adhokrasi lebih menonjolkan kreativitas dan energi sehingga tidak terlalu memiliki banyak
hambatan dari perusahaan. Budaya ini mengharapkan tiap karyawannya mengambil risiko dan
pemimpinnya dilihat sebagai inovator.

Adhocracy culture juga mengedepankan eksperimen yang diikuti dengan kebebasan individu
untuk berkreasi dan melakukan perubahan, seperti Google dan Facebook.

2. Budaya Klan

Clan culture lebih fokus pada aspek kerja sama layaknya keluarga besar yang saling terkait satu
sama lain melalui komitmen dan tradisi. Itulah sebabnya budaya klan cenderung membentuk
identitas perusahaan yang kuat.

Contoh budaya kerja di perusahaan yang menerapkan clan culture yaitu menerapkan prinsip
mentorship, teamwork, adil, musyawarah mufakat, dan komunikasi terbuka.

Budaya ini juga cenderung menumbuhkan loyalitas karyawan yang kuat yang biasanya diadopsi
oleh startup baru yang jumlah karyawannya belum banyak.

3. Budaya Berbasis Pasar

Budaya ini menerapkan aspek kompetitif antar karyawan dan hasil dalam perusahaan. Karyawan
akan dinilai berdasarkan dari performa mereka sehingga akan mempengaruhi bonus atau
hukuman.

Karyawan pun dituntut untuk mencapai tujuan yang tidak mudah. Dampak negatifnya bisa
memunculkan persaingan tidak sehat antar karyawan. Budaya ini biasanya diterapkan oleh
perusahaan multinasional dengan ribuan pekerja di berbagai negara.

4. Budaya Hierarki

Struktur, kekuasaan, kontrol atasan dan peraturan perusahaan menjadi salah satu faktor penting
pada budaya hierarki. Budaya ini menganggap proses yang terkontrol dan pengawasan menjadi
hal utama dalam menjalankan dan mencapai stabilitas perusahaan.

Alasannya demi menunjang kesuksesan dan produktivitas karyawan. Biasanya perusahaan yang
bergerak di bidang pemerintahan, minyak dan gas, keuangan serta kesehatan memilih budaya
kerja ini.

5. Budaya yang Berfokus pada Pelanggan

Sesuai dengan namanya, budaya di tempat kerja ini menomorsatukan customer dan
memberdayakan karyawan mereka untuk melakukan hal yang sama. Jenis budaya ini cenderung
memiliki layanan dan loyalitas pelanggan yang luar biasa. Biasanya perusahaan yang bergerak di
bidang ritel menerapkan culture ini

Apa itu Kaizen 5s Bagi Dunia Kerja

Saat ini dunia sedang berada di tengah perkembangan jaman yang menuntut kinerja tinggi. Oleh
karena itu setiap karyawan dituntut untuk memberikan kinerja yang bagus dan tinggi.

Budaya kerja keras tersebut mengingatkan kebiasaan masyarakat Jepang yang terkenal dengan
tingkat disiplin tinggi. Masyarakat yang tinggal di Jepang mengenal budaya kerja keras tersebut
dengan istilah Kaizen.

Lantas apa itu Kaizen 5s yang identik dengan masyarakat yang tinggal di Jepang? Rupanya
istilah ini memang berasal dari negara yang terkenal dengan bunga sakura yaitu Jepang.

Kaizen adalah istilah di dalam Bahasa Jepang yang mempunyai makna perbaikan
berkesinambungan atau continual improvement. Dalam ilmu filsafat tersebut terdapat pandangan
mengenai budaya kerja masyarakat Jepang.

Di dalamnya menjelaskan bahwa setiap orang perlu fokus dalam upaya perbaikan secara
terusmenerus. Kaizen juga merupakan budaya yang lahir dari kebiasaan masyarakat Jepang
dalam hal pekerjaan dan kegiatan sehari-hari.

Budaya Jepang tersebut mendorong para pegawai untuk selalu mempunyai komitmen tinggi pada
pekerjaan yang sedang dilakukan. Selain itu Kaizen juga mendorong para pegawai agar tepat
waktu.

Kaizen juga disebut sebagai perbaikan berkesinambungan yang dilakukan jangka panjang.
Bahkan dalam konsep budaya kerja tersebut para pegawai juga diajarkan untuk mempelajari
nilai-nilai efisiensi dalam hal biaya.

Apa itu Kaizen 5s tercermin di dalam 5 intisari di dalamnya. Kelimanya yaitu Seiri, Seiton,
Seiso, Seiketsu, serta Shitsuke. Di Indonesia intisari tersebut juga dikenal dengan istilah 5S.

Di dalam negeri teori yang satu ini sudah diadopsi dan diterjemahkan ke dalam Bahasa
Indonesia. Kelimanya yaitu ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin dalam dunia kerja.

Intisari Kaizen 5s dalam Bahasa Indonesia


Seperti yang sudah dijelaskan di atas terdapat 5 intisari yang terkandung di dalam prinsip Kaizen.
Kelimanya juga telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia seperti di bawah ini.

Seiri atau Ringkas

Seiri di dalam Kaizen berarti juga diterjemahkan ke Bahasa Indonesia yaitu ringkas. Kegiatan
tersebut fokus pada prinsip keteraturan di dalam menyortir barang maupun dokumen pekerjaan
yang nantinya diperlukan maupun tidak.

Seiton atau Rapi

Apa itu Kaizen 5s terlihat dari prinsip kedua yaitu seiton yang berarti rapi. Fase yang satu ini
dilakukan setelah mengatur dokumen yang ada pada prinsip pertama yaitu seiri.

Seiso atau Resik

Ketiga yaitu resik atau dalam Bahasa Jepang disebut dengan sesio. Fase ketiga ini fokus pada
pembersihan barang, ruangan kerja, dokumen agar tercipta lingkungan kerja yang rapi dan
bersih.

Seiketsu atau Rawat

Intisari keempat tersebut dimaksudkan agar setiap pegawai dapat menerapkan setiap fase di atas.
Poin keempat ini dilakukan secara berkelanjutan yang disertai dengan monitoring serta
pengawasan.

Shitsuke atau Rajin

Terakhir yaitu shitsuke atau rajin versi Bahasa Indonesia. Prinsip kerja keras yang terakhir
tersebut memungkinkan kegiatan yang mencerminkan kesadaran para pegawai di dalam
menjalankan pekerjaan kantor.

Kelima intisari dalam budaya Jepang tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan
karyawan. Dari penjelasan apa itu Kaizen 5s saat ini Anda juga mengembangkan potensi di
dalam dunia kerja.

Anda mungkin juga menyukai