Anda di halaman 1dari 5

ELEMEN 4 :

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LINGKUNGAN HIDUP (K3LH)


DAN BUDAYA KERJA INDUSTRI

Pada akhir fase E, peserta didik mampu menerapkan K3LH dan budaya kerja
industri

4.1 Praktik-praktik kerja yang aman

4.2 Bahaya-bahaya di tempat kerja

4.3 Prosedur- prosedur dalam keadaan darurat

4.4 Penerapan budaya kerja industri dan etika kerja

BUDAYA KERJA 5S

Budaya kerja 5S adalah konsep manajemen yang berasal dari Jepang dan telah
diterapkan di berbagai organisasi di seluruh dunia. Istilah "5S" mewakili lima
prinsip dasar yang digunakan untuk menciptakan lingkungan kerja yang teratur,
terorganisir, dan efisien. Kelima S tersebut adalah:

1. Seiri (Sort)

Ini berarti menyusun barang-barang atau benda-benda yang diperlukan dan


membuang yang tidak perlu. Prinsip ini mendorong untuk mengurangi barang-
barang yang tidak berguna, menyusun barang-barang yang diperlukan, dan
menghilangkan segala macam barang yang tidak relevan dengan proses
kerja. Dengan cara ini, lingkungan kerja menjadi lebih terorganisir dan
efisien.

2. Seiton (Set in Order)

Ini melibatkan penempatan barang-barang atau peralatan di tempat yang


tepat. Prinsip ini mendorong pengaturan yang logis dan terstruktur dari
barang-barang agar mudah diakses dan digunakan. Dengan menata barang-
barang dengan cara yang sistematis, pekerja dapat menghemat waktu dan
upaya dalam mencari barang yang diperlukan.

3. Seiso (Shine)

Ini berarti membersihkan tempat kerja secara teratur. Prinsip ini


menekankan pentingnya menjaga kebersihan dan kerapihan di lingkungan
kerja. Dengan menjaga kebersihan, tidak hanya akan menciptakan
lingkungan yang aman dan menyenangkan untuk bekerja, tetapi juga dapat
membantu mengidentifikasi masalah atau kekurangan dalam peralatan atau
proses produksi.

4. Seiketsu (Standardize)

Ini melibatkan pembuatan standar untuk menjaga kondisi kerja yang


terorganisir, bersih, dan efisien. Prinsip ini mendorong pembuatan prosedur
dan pedoman standar untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip 5S
diterapkan secara konsisten di seluruh organisasi. Standarisasi membantu
mempertahankan perbaikan yang telah dicapai dan mencegah kembali ke
keadaan yang berantakan atau tidak terorganisir.

5. Shitsuke (Sustain)

Ini berarti mempertahankan dan meningkatkan prinsip-prinsip 5S secara


berkelanjutan. Prinsip ini menekankan pentingnya melibatkan semua anggota
tim dalam menjaga budaya kerja yang teratur dan efisien. Sustainabilitas
menjadi kunci kesuksesan jangka panjang dari implementasi 5S, karena
menciptakan kebiasaan yang mendorong pemeliharaan lingkungan kerja yang
optimal.

PENTINGNYA BUDAYA KERJA DI PERUSAHAAN

Budaya kerja adalah seperangkat nilai, norma, keyakinan, dan perilaku yang
dianut dan dipraktikkan oleh anggota organisasi. Budaya kerja dapat dianggap
sebagai pondasi perusahaan karena memengaruhi cara individu dalam organisasi
berinteraksi, bekerja sama, dan membuat keputusan. Berikut adalah beberapa
aspek yang menjelaskan mengapa budaya kerja sangat penting sebagai pondasi
perusahaan:

1. Identitas dan Nilai Bersama

Budaya kerja membentuk identitas organisasi dan menetapkan nilai-nilai


bersama yang dianut oleh seluruh anggota perusahaan. Ini menciptakan
kesatuan di antara karyawan dan memberi mereka arah yang jelas tentang
apa yang dianggap penting dalam konteks perusahaan.

2. Pemahaman Bersama

Budaya kerja membantu membangun pemahaman bersama tentang tujuan,


visi, dan misi perusahaan. Ini memastikan bahwa semua anggota organisasi
memiliki pandangan yang seragam tentang arah perusahaan dan bagaimana
mereka dapat berkontribusi untuk mencapai tujuan tersebut.

3. Motivasi dan Keterlibatan

Budaya kerja yang positif dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan


karyawan. Ketika nilai-nilai perusahaan diintegrasikan dalam budaya kerja,
karyawan merasa terhubung dengan tujuan organisasi dan merasa
termotivasi untuk memberikan yang terbaik.

4. Daya Tarik dan Retensi Karyawan

Budaya kerja yang kuat dan positif dapat menjadi faktor daya tarik bagi
calon karyawan dan membantu dalam mempertahankan karyawan yang ada.
Karyawan cenderung mencari organisasi yang sesuai dengan nilai dan
kepercayaan mereka, dan budaya kerja yang baik dapat menjadi
diferensiator utama.

5. Inovasi dan Kreativitas

Budaya kerja yang mendorong inovasi dan kreativitas memungkinkan


perusahaan untuk terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan
pasar. Ketika karyawan merasa nyaman untuk berbagi ide, mengambil risiko
yang terukur, dan belajar dari kegagalan, inovasi menjadi lebih mudah
diimplementasikan.
6. Kinerja Organisasi

Budaya kerja yang positif berkontribusi pada kinerja organisasi secara


keseluruhan. Ketika nilai-nilai seperti kerjasama, integritas, dan
keterbukaan dipraktikkan dalam budaya kerja, efisiensi dan efektivitas
organisasi meningkat, yang pada gilirannya dapat membawa kesuksesan
jangka panjang bagi perusahaan.

ETIKA KERJA PERUSAHAAN

Etika kerja perusahaan adalah seperangkat prinsip dan nilai yang membimbing
perilaku dan keputusan yang diambil oleh organisasi dan karyawan-karyawannya
dalam konteks lingkungan kerja. Etika kerja merupakan landasan moral yang
membentuk bagaimana perusahaan beroperasi, berinteraksi dengan
stakeholder, dan melakukan bisnis secara keseluruhan. Berikut adalah
beberapa aspek yang menjelaskan tentang etika kerja perusahaan:

1. Integritas

Integritas adalah prinsip utama dalam etika kerja perusahaan. Perusahaan


dan karyawan diharapkan untuk bertindak dengan jujur, adil, dan transparan
dalam semua aspek bisnis. Ini mencakup mematuhi aturan dan regulasi yang
berlaku, serta berkomunikasi dengan jujur dan terbuka kepada semua pihak
terkait.

2. Tanggung Jawab Sosial

Etika kerja perusahaan juga mencakup tanggung jawab sosial, yaitu


kesadaran akan dampak sosial, lingkungan, dan ekonomi dari kegiatan bisnis
perusahaan. Perusahaan diharapkan untuk mempertimbangkan dan mengelola
dampaknya terhadap masyarakat, lingkungan, dan komunitas di sekitarnya,
serta berkontribusi pada kebaikan umum.

3. Penghargaan Terhadap Karyawan

Etika kerja perusahaan menekankan pentingnya memperlakukan karyawan


dengan hormat dan menghargai kontribusi mereka. Ini mencakup
memberikan gaji dan manfaat yang adil, memberikan kesempatan
pengembangan karir, serta menciptakan lingkungan kerja yang aman,
inklusif, dan mendukung.

4. Kepatuhan dan Kepatuhan Hukum

Perusahaan diharapkan untuk mematuhi semua hukum dan regulasi yang


berlaku dalam operasi bisnis mereka. Ini termasuk hukum tenaga kerja,
hukum lingkungan, hukum pajak, dan berbagai peraturan yang relevan
dengan industri dan lokasi operasi perusahaan.

5. Penghindaran Konflik Kepentingan

Etika kerja perusahaan mengharuskan pencegahan konflik kepentingan


antara kepentingan pribadi karyawan atau manajemen dengan kepentingan
perusahaan atau stakeholder lainnya. Pencegahan konflik kepentingan
memastikan bahwa keputusan yang diambil didasarkan pada kepentingan
terbaik perusahaan dan bukan kepentingan individu.

6. Kualitas Produk dan Layanan

Etika kerja perusahaan juga terkait dengan komitmen terhadap kualitas


produk dan layanan yang diberikan kepada pelanggan. Perusahaan diharapkan
untuk memberikan produk dan layanan yang aman, andal, dan sesuai dengan
harapan pelanggan, serta memberikan dukungan purna jual yang memadai.

Soal dan Jawaban Elemen 4

Anda mungkin juga menyukai