Anda di halaman 1dari 8

TRANSPLANTASI GINJAL

Pengertian transplantasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti


pemindahan jaringan tubuh dari satu tempat ke tempat lain dan atau pencangkokan.
Transplantasi ginjal atau pencangkokan ginjal merupakan prosedur bedah untuk mengganti organ
ginjal yang telah mengalami kerusakan akibat gagal ginjal kronis stadium akhir. Ginjal yang
dicangkokkan dapat berasal dari donor yang masih hidup atau sudah meninggal dunia. Ginjal
manusia merupakan organ yang sangat penting bagi tubuh yang memiliki fungsi untuk
menyaring dan membuang zat sisa, cairan, mineral dan racun yang ada di dalam tubuh melalui
urine. Jika fungsi ginjal mengalami penurunan fungsi maka racun tubuh akan menumpuk dalam
tubuh.

Mengapa Transplantasi Ginjal Diperlukan?

Tranplantasi ginjal merupakan satu dari terapi dengan tujuan mengembalikan atau
membantu meningkatkan fungsi ginjal pasien yang memiliki kegagalan fungsi ginjal. Kegagalan
fungsi ginjal terjadi jika sudah kehilangan 90% dari fungsi ginjal secara normalnya atau fungsi
ginjal pasien gagal ginjal tinggal memiliki kurang dari 15% dari kinerjanya. Untuk itu
transplantasi ginjal salah satu yang diperlukan untuk membantu pasien gagal ginjal memiliki
kemampuan fungsi ginjal yang lebih baik.

Apakah Ada Indikasi Untuk Transplantasi Ginjal?

Transplantasi ginjal dapat dilakukan pada pasien yang terdiagnosis menderita gagal ginjal kronis
stadium akhir, yaitu suatu kondisi dimana ketika terjadi fungsi ginjal sudah sangat menurun
sekali yang memberikan dampak pada penumpukkan racun di dalam tubuh. Akibat penumpukan
racun dari sisa metabolisme tubuh tersebut jika berkelanjutan tidak diatasi akan berdampak atau
memperburuk kesehatan pasien. Sebelum menjalani transplantasi ginjal, dokter akan melakukan
evaluasi dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pasien mengenai riwayat penyakit
yang pernah diderita, obat-obatan yang digunakan, serta riwayat alergi terhadap obat bius dan
obat imunosupresan.

Yang Tidak Bisa Menjalani Transplantasi Ginjal

Untuk transplantasi ginjal, ada beberapa yang secara medis dinyatakan tidak bisa
menjalani transplantasi ginjal karena memiliki risiko yang lebih jika dibandingkan dengan terapi
pengganti ginjal yang lain, misalnya dengan hemodialisis. Kondisi yang berisiko lebih tersebut
diantaranya adalah usia lanjut, penyakit jantung berat, demensia atau gangguan jiwa yang tidak
tertangani dengan baik, kebiasaan konsumsi obat-obatan atau alkohol, penderita kanker aktif dan
faktor-faktor lain yang terkait dan dapat mempengaruhi prosedur dan penggunaan obat-obatan
paska operasi atau tranplantasi.

Persiapan Apa Yang Dibutuhkan Pada Tranplantasi Ginjal

Sebelum dilakukan transplantasi ginjal, maka persiapan yang matang dan tepat sangat
diperlukan untuk mencapai tingkat keberhasilan tranplantasi ginjal itu sendiri. Persiapan yang
diperlukan antara lain pemeriksaan umum yang dimulai dari pemeriksaan fisik, pemeriksaan atau
tes darah, pemeriksaan Rontgen, CT scan, atau MRI, hingga pemeriksaan psikologi untuk
memastikan kesiapan fisik dan mental pasien. Pada umumnya pemeriksaan pada tahap ini
memerlukan waktu beberapa hari. Pemeriksaan lain yang dibutuhkan adalah tes untuk menilai
dan memastikan kecocokan dengan ginjal donor hal ini bertujuan untuk mengetahui potensi
penolakan tubuh terhadap organ baru yang ditransplantasikan.

Pemeriksaan tersebut diantaranya adalah:

1. Tes Golongan darah antara pasien dan pendonor

Tujuan pada pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui apakah golongan darah pasien dan
pendonor cocok.

2. Tes kecocokan jaringan antara donor dan pasien penerima

Apabila ada kecocokan pada golongan darah antara pendonor dan penerima selanjutnya dapat
dilakukan cek jaringan yang namanya pemeriksaan Human Leukocyte Antigen (HLA), untuk
mengetahui kecocokan jaringan pendonor dan pasien.

3. Tes kecocokan darah (crossmatch)

Ini merupakan pemeriksaan sampel darah donor dan sampel darah pasien yang akan
mendapatkan transplantasi. Kedua sampel darah diambil kemudian dilakukan pencampura kedua
darah tersebut (crossmatch). Pemeriksaan di Laboratorium tersebut dilakukan untuk mengetahui
ada atau tidaknya reaksi. Jika tidak terdapat reaksi, darah pendonor dan pasien dianggap cocok
dan risiko penolakan organ oleh tubuh rendah.

Beberapa Prasyarat Medis Yang Harus Terpenuhi Bagi Donor Ginjal

Untuk menjadi pemberi donor ginjal ada kriteria yang harus terpenuhi, antara lain :

1. Donor harus memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik

2. Memiliki kesamaan golongan darah dengan penerima

3. Donor tidak sedang menderita penyakit ginjal, misalnya batu ginjal atau gagal ginjal

4. Donor tidak sedang menderita penyakit menular (HIV/AIDS), tidak sedang menderita
penyakit jantung, hipertensi, kanker, gangguan pembekuan darah, penyakit paru, diabetes,
gangguan elektrolit, dan gangguan pembekuan darah, tidak merokok, tidak menggunakan obat-
obatan terlarang atau alkohol dan sebaiknya memiliki berat badan yang ideal (indeks massa
tubuh kurang dari 23)

Anjuran Yang Diberikan Pada Pasien Yang Akan Menerima Donor Ginjal
Ada beberapa anjuran yang dapat diberikan pada pasien penerima donor dan pendonor
sebelum dilakukan transplantasi ginjal. Adapun yang dapat diberikan kepada mereka adalah
edukasi yang meliputi antara lain agar pendonor dan penerima organ ginjal untuk menjalani diet
yang telah disesuaikan dengan kondisi kesehatan, untuk tidak merokok, tidak minum alkohol,
untuk melakukan olahraga secara rutin sesuai dengan kemampuannya dan dianjurkan untuk
mengkonsumsi obat yang telah diresepkan oleh dokter serta selalu berkonsultasi dengan dokter
secara rutin.

Jenis Transplantasi Ginjal Yang Perlu Kita Ketahui

Transplantasi yang dapat kita ketahui ada dua jenis dengan berdasarkan dari pendonor,
yaitu: living donor kidney transplant atau yang sering disebut dengan donor hidup dan
deceased donor kidney transplant atau yang sering disebut dengan donor orang yang sudah
meninggal (cadaver donor). Lebih lanjut untuk donor hidup lebih disarankan donor dari anggota
keluarga, hal tersebut lebih disarankan karena risiko penolakannya lebih kecil di samping lebih
lama waktu untuk mendapatkan donor dari orang yang meninggal untuk mendonorkan ginjalnya.

Sedangkan untuk di Indonesia transplantasi ginjal masih mengacu pada transplantasi dengan
donor hidup. Donor ginjal dapat dikategorikan juga sebagai donor yang memiliki hubungan
keluarga (related) ataupun tidak (emotionally-related). Donor ginjal hidup bisa didapat dari
mereka yang mempunyai hubungan keluarga dengan pasien (related donor) atau mereka yang
tidak mempunyai hubungan keluarga namun memiliki keterikatan emosional (emotionally-
related) dengan pasien yang dapat berupa pasangan, teman, saudara ipar, orangtua/anak/saudara
angkat dan lain sebagainya.

Diet Untuk Pasien Paska Transplantasi Ginjal

Pada pasien yang sudah menjalani proses transplantasi ginjal agar ginjal baru tetap dalam
kondisi baik dan sehat maka diet yang tepat sangat diperlukan. Untuk itu sangat penting adanya
pengaturan diet agar pasien terhindar dari obesitas, diabetes, atau jenis penyakit yang melibatkan
pembuluh darah, seperti dislipidemia. Pada pasien yang melakukan transplantasi ginjal, pasien
harus memperbanyak konsumsi buah-buahan segar, sayur-sayuran, dan membatasi asupan
lemak, gula dan garam serta menghentikan kebiasaan buruk seperti merokok dan minum-
minuman alkohol.

Apakah Ada Kontraindikasi Pada Transplantasi Ginjal?

Menurut Abramyan dan Hanlon (2021), transplantasi ginjal memiliki kontra indikasi
absolut dan kontraindikasi relatif. Kontraindikasi absolut yaitu adanya ketidakmampuan untuk
mentolerir operasi karena penyakit jantung atau paru yang yang berat, memiliki keganasan aktif,
adanya infeksi aktif, penyalahgunaan obat aktif, dan penyakit kejiwaan yang tidak terkontrol.
Sedangkan kontra indikasi relatif lebih bervariasi dan memiliki kemungkinan yang berbeda
tergantung wilayah geografis atau tempat intitusi rumah sakit. Obesitas dengan indeks massa
tubuh yang direkomendasikan (BMI) kurang dari 40 kg/m2, riwayat dengan jadwal dialisis yang
tidak patuh atau rejimen pengobatan, kelemahan, masalah kejiwaan dan harapan hidup terbatas.
Apakah Ada Komplikasi Transplantasi Ginjal Yang Bisa Terjadi?

Berikut ini adalah komplikasi yang dapat terjadi akibat menjalani transplantasi ginjal
antara lain penolakan tubuh terhadap ginjal yang baru, sehingga ginjal mengalami kegagalan
fungsinya, dapat terjadi infeksi, adanya penggumpalan darah efek dari operasi, perdarahan paska
operasi, saluran yang dilalui urine dari ginjal baru ke kandung kemih bocor atau terhambat,
stroke dan dapat terjadi komplikasi adanya serangan jantung. Lebih lanjut komplikasi yang dapat
terjadi, antara lain:

1. Perdarahan

Jika terjadi komplikasi perdarahan akan sering mengeluh nyeri pinggang akut yang baru timbul,
dan mungkin ada massa atau tonjolan yang teraba di perut bagian bawah samping tempat ginjal
ditransplantasikan. Fenomena ini dapat bermanifestasi pada periode awal pasca operasi dengan
hematuria onset baru, oliguria/anuria onset mendadak.

2. Trombosis

Adanya trombosis merupakan fenomena yang dapat bermanifestasi pada periode awal pasca
operasi dengan adanya hematuria onset baru, oliguria/anuria onset mendadak.

3. Infeksi

Infeksi sering terjadi karena pasien diberikan imunosupresi segera setelah operasi. Efek dari
pemberian imunosupresan dapat menekan kekebalan pasien dalam 3-6 bulan pertama pasca
operasi.

4. Stenosis Arteri

Komplikasi stenosis arteri ini akibat komplikasi lanjut dan sering tanpa gejala. Komplikasi ini
sering diketemukan dari pemeriksaan ultrasonografi yang dilakukan karena adanya fungsi
cangkok yang berkurang dengan adanya peningkatan kreatinin serum.

5. Efek dari penggunaan obat-obatan imunosupresan paska tranplantasi ginjal

Pada pasien yang sudah dilakukan tranplantasi ginjal pasien oleh dokter akan mendapatkan obat-
obat imunosupresan. Pengobatan dengan obat-obat imunosupresan dapat menimbulkan
komplikasi seperti timbulnya jerawat, penambahan atau kenaikan berat badan, pengeroposan
tulang (osteoporosis), diabetes, hipertensi, kadar kolesterol darah tinggi, tremor dan pasien
mudah terkena penyakit infeksi.

Harapan Baru Pasien Gagal Ginjal Kronik Dengan Ginjal Baru Yang Telah
Ditransplantasikan

Pasien yang telah mendapatkan transplantasi ginjal akan beradaptasi dengan sesuatu yang
baru yaitu kehidupan sehari-hari dengan organ ginjal yang berasal dari luar tubuhnya, baik itu
ginjal dari orangtuanya, saudaranya atau bahkan dari pendonor orang lain. Untuk itu perlu
adanya pendampingan psikologi yang dapat menolong kesiapan pasien dalam menghadapi situasi
baru tersebut.

Perubahan yang dialami pada pasien membutuhkan kesiapan secara psikologis dan
perubahan hidup yang membutuhkan perilaku untuk patuh pada proses pengobatan lanjutan
paska transplantasi ginjal seperti kontrol ke dokter secara rutin, minum obat anti supresan secara
teratur sesuai anjuran dokter ahli ginjal, mencegah trauma ginjal dan lainnya.

Kesimpulan

Perkembangan teknologi transplantasi ginjal membawa harapan kehidupan yang lebih


baik pada pasien dengan gagal ginjal kronik. Perkembangan tingkat keberhasilan transplantasi
ginjal di Indonesia telah mendorong peningkatan pasien untuk melakukan terapi pengganti ginjal
dengan transplantasi ginjal sebagai pilihan. Tranplantasi ginjal sebagai terapi pengganti ginjal
juga memiliki beberapa komplikasi yang memungkinkan terjadi, meskipun demikian
perkembangan tranplantasi ginjal di Indonesia mengalami perkembangan yang lebih baik.

Referensi:

1. Dewi, M. 2018. Kebijakan Transplantasi Ginjal Di Indonesia Renal Transplant Policy in


Indonesia. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 21 No. 1 Januari 2018: 32–40.

2. Abramyan, S dan Hanlon, M. (2021). Kidney Transplantation. NCBI, Stat Pearls Publishing
LLC. USA. Di akses dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK567755/ pada tanggal 20
september 2021 pukul 16.56.

3. Susilowati, dkk. 2019. Kesintasan Transplantasi Ginjal Berdasarkan Hubungan Keluarga


antara Resipien dan Donor di RSUPN Cipto Mangunkusumo Tahun 2010-2015. Jurnal Penyakit
Dalam Indonesia, Vol. 6, No. 2, Juni 2019

TRANSPLANTASI GINJAL DI RSUP DR. KARIADI

Tim cangkok ginjal RSUP Kariadi Semarang telah melakukan cangkok ginjal sejak tahun
2012. Hingga saat ini, sebanyak 15 pasien telah menjalani proses cangkok ginjal. Angka
keberhasilan dari cangkok ginjal di RSUP dr Kariadi Semarang telah mencapai 80% dari 15
pasien yang menjalani cangkok ginjal, 2 diantaranya meninggal dunia oleh karena sebab
penyakit dasarnya, dimana seorang meninggal karena reaktivasi penyakit TBC, sedangkan yang
lain meninggal akibat perdarahan. Adapun salah satu pasien mengalami delayed graft
functioning (ginjal cangkok yang terlambat berfungsi) dan 13 diantaranya dapat menjalani hidup
dengan normal. Sedangkan keseluruhan pendonor ginjal memiliki prosentase kehidupan 100%
dengan fungsi ginjal yang normal.
Apa yang saja yang dilakukan saat prosedur cangkok ginjal?

Ketika anda sampai di pusat cangkok ginjal, anda akan dinilai oleh tim cangkok ginjal. Anda
akan menjalani beberapa tes awal untuk menentukan kelayakan anda. Tes ini juga berfungsi
untuk menilai kecocokan ginjal donor terhadap anda. Setelah tim cangkok ginjal memastikan
bahwa ginjal donor sehat dan cocok dengan anda, maka anda akan dipersiapkan untuk menjalani
operasi cangkok ginjal. Tindakan penapisan (screening) bagi pasien-pasien yang akan
melakukan cangkok ginjal, dan bagi pendonor ginjal, dapat dilakukan di RSUP Dr. Kariadi
Semarang.

Selama Operasi Cangkok Ginjal anda akan menjalani 3 tahap utama yaitu :

Pertama, anda kan dibius oleh dokter anastesi (ahli bius) dan kemudian dilakukan insisi
(pengirisian) pada perut bagian bawah anda dimana akan diletakkan ginjal donor pada
tempatnya. Ginjal anda biasanya akan dibiarkan pada tempatnya, kecuali bila menimbulkan
masalah seperti nyeri atau infeksi

Kedua, pembuluh darah disekitar ginjal anda akan disambungkan ke ginjal donor. Hal ini
diperlukan untuk membuat ginjal donor dapat berfungsi dengan baik

Ketiga, penyambungan ureter (saluran yang membawa urin dari ginjal ke kandung kemih) donor
ke kandung kemih anda

Obat-obatan penekan respon imun akan diberikan kepada anda untuk mencegah sistem
imun anda menolak ginjal anda yang baru. Kebanyakan ginjal yang dicangkok akan berfungsi
sesegera mungkin, terutama pada donor hidup, meskipun beberapa kasus sampai beberapa hari
atau minggu untuk berfungsi secara normal. Apabila anda mengalami kasus ini, anda akan
menjalani prosedur cuci darah sampai ginjal yang baru dapat berfungsi lagi.

Kebanyakan pasien dapat pulang dari rumah sakit setelah perawatan selama 1 minggu,
namun anda tetap harus kontrol secara rutin untuk menilai fungsi ginjal anda. Pada beberapa
minggu awal setelah operasi, jadwal kontrol anda sekitar 2-3 kali pertemuan selama 1 minggu.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, jadwal kontrol anda menjadi lebih jarang. Setelah 1
tahun anda tidak mengalami masalah yang serius, anda hanya perlu datang untuk tes rutin
beberapa bulan sekali dalam satu tahun. Selama perawatan pasca operasi dan sewaktu kontrol,
pasien masih akan mengkonsumsi obat-obatan sesuai dengan arahan dokter.

Tim Transplantasi Ginjal RSUP Dr. Kariadi

Ketua : Dr. dr. Lestariningsih, Sp.PD,K-GH,FINASIM - Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan


Ginjal Hipertensi

Wakil Ketua : dr. Ardy Santoso, Sp.B, Sp.U - Spesialis Bedah Urologi
Sekretaris : Dr. dr. Omega Mellyana, Sp.A - Spesialis Anak, Bagian Ginjal Anak

Sub Tim Medis


Prof. Dr. dr. Hendro Wahjono, DMM., M.Sc., TropMed, Sp.MK(K)- spesialis Mikrobiologi
Klinik
dr. Arwedi Arwanto, Sp.PD,K-GH - Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Ginjal Hipertensi
Dr. dr. Shofa Chasani, Sp.PD,K-GH - Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Ginjal Hipertensi
dr. Dwi Lestari Partiningrum, M.Sc, Sp.PD, K-GH - Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Ginjal
Hipertensi
dr. Ayudyah Nurani, Sp.PD - Spesialis Penyakit Dalam, Bagian Ginjal dan Hipertensi
dr. Muhammad Heru Muryawan, Sp.A(K) - Spesialis Anak, Konsultan Ginjal Anak
dr. Wistiani, Sp.A(K), M.Si.Med - Spesialis Anak, Konsultan Alergi Immunologi Anak
dr. Ika Pawitra Miranti, M.Kes, Sp.PA - Spesialis Patologi Anatomi
dr. Eriawan Agung Nugroho, Sp.U - Spesialis Bedah Urologi
dr. Muhammad Adi Soedarso, Sp.B, Sp.U - Spesialis Bedah Urologi
dr. Wahyu Wiryawan, Sp.B, Sp.BTKV - Spesialis Bedah Thorax Kardio Vaskuler
dr. Sahal Fatah, Sp.B, DSBT - Spesialis Bedah Thorax Kardio Vaskuler
dr. Heru Dwi Jatmiko, Sp.An, KAKV - Spesialis Anestesi, Konsultan Anestesi KardioVaskuler
dr. Johan Arifin, Sp.An, KAP, KIC - Spesialis Anestesi, Konsultan Anestesi Pediatrik, Konsultan
Intensive Care
dr. Hari Hendriarto Satoto, Sp.An, KAKV - Spesialis Anestesi, Konsultan Anestesi
KardioVaskuler
dr. Achmad Alaydrus, Sp.KJ - Spesialis Kedokteran Jiwa (Psikiater)
Dr. dr. Antonius Gunawan Santoso, Sp.Rad(K) - Spesialis Radiologi, Konsultan
dr. Niken Puruhita, Sp.GK(K) - Spesialis Gizi Klinik, Konsultan

Tim Keperawatan
Anny Yuliawati Kusumawardani, S.Kep, Ners
Afif Mustikarani Putri, AMK
Afip Khoirudin, S.Kep, Ners
Dewi Supraptoningsih, S.Kep, Ners

Tim Gizi
Hagnyonowati, SKM, M.Si

Apoteker
Kusreni, S.Farm, Apt

Social Worker
Rina Romhandayani

Anda mungkin juga menyukai