Anda di halaman 1dari 1

Transplantasi ginjal dilakukan dengan menempatkan (mengcangkokkan) ginjal

sehat dari donor ke dalam tubuh pasien gagal ginjal.

Ginjal baru tersebut diharapkan dapat mengambil alih tugas dari dua ginjal pasien
yang telah rusak.

Transplantasi ginjal umumnya dilakukan pada pasien gagal ginjal stadium akhir.

Pasien gagal ginjal umumnya memiliki tiga alternatif pengobatan: hemodialisis,


peritoneal dialisis, dan transplantasi ginjal.

Banyak pasien memilih melakukan transplantasi ginjal karena menawarkan


‘kebebasan’ lebih besar, alih-alih harus melakukan cuci darah (dialisis) rutin seumur
hidup, misalnya.

Sebelum transplantasi ginjal dilakukan, pasien harus melakukan konsultasi dengan


dokter untuk menentukan adanya risiko, dan apakah transplantasi memang
merupakan pilihan terbaik.

Transplantasi ginjal tidak menyembuhkan penyakit, namun dapat menghindarkan


seorang pasien melakukan prosedur kesehatan tetap seumur hidup seperti cuci
darah.

Ginjal sehat bisa berasal dari donor orang yang telah meninggal atau berasal dari
anggota keluarga yang masih hidup. Perlu dicatat bahwa menunggu ginjal baru bisa
memerlukan waktu panjang.

Setelah melakukan transplantasi, pasien harus mengambil obat agar tubuh tidak
menolak ginjal baru hasil transplantasi.

Transplantasi biasanya dilakukan untuk pasien gagal ginjal tahap akhir dengan 10%
atau kurang fungsi ginjal normal yang tersisa.

Penyakit yang menyebabkan gagal ginjal stadium akhir termasuk diantaranya


adalah hipertensi maligna, infeksi, diabetes mellitus dan glomerulonefritis, penyebab
genetik yang terdiri dari penyakit ginjal polikistik dan kelainan bawaan seperti lupus
dan sindrom Goodpasture.

Sebelum memutuskan melakukan transplantasi ginjal ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dan ditanyakan kepada dokter termasuk tingkat kelangsungan
hidup, biaya, ketersediaan peralatan serta tenaga ahli.[]

Anda mungkin juga menyukai