Anda di halaman 1dari 4

Tinjauan Pusataka biokonversi sampah organik, untuk

mengetahui potensi produk dari maggot


Selain ecoenzyme, teknologi
biokonversi juga dapat bersinergi dengan Metode Penelitian
masalah lingkungan hidup yaitu pengelolaan
Penelitian ini di laksanakan di dua
limbah organik menjadi barang yang
lokasi yaitu Bank Sampah Mandiri dan Bank
bermanfaat (Fahmi, 2007). Newton, dkk. Sampah Setyo Tuhu, dalam kurun waktu
(2005) menjelaskan biokonversi diartikan Bulan Juli hingga Agustus 2023. Teknik
sebagai proses perombakan/konversi limbah pengambilan data mengacu pada teknik
organik menjadi senyawa sederhana baik observasi, kuesioner, serta dokumentasi.
protein maupun lemak dengan perantara Adapun rincian mekanisme pelaksanaan
organisme, dalam hal ini agen perombak kegiatan terdiri dari tiga tahapan yaitu
yang sering ditemukan adalah larva Ceramah, Praktek Pembudidayaan (Praktek
serangga Diptera dari famili Challifora dan Langsung), serta Diskusi yang diikuti oleh
Stratiomydae seperti Hermetia illucens atau 30 responden terdiri dari 20 anggota Bank
Black Soldier Fly (BSF) (Fahmi, Hem, & Sampah dari 10 Bank sampah aktif di
Subamia, 2009) atau dikenal sebagai Kabupaten Tulungagung dan 10 mahasiswa
Prodi Tadris Biologi UIN Satu, dengan
maggot. Beragam manfaat dapat diambil
rincian sebagai berikut:
dari maggot. Maggot memiliki tingkat
konversi pakan yang tingg. Larva ini
dikonfirmasi memiliki kemampuan dalam Ceramah Kegiatan 1

mendegradasi sampah organik perkotaan


hingga berkisar 65,5 - 78,9% (Diener, Praktek Kegiatan 2
dkk.,2011), serta siklus hidup yang relatif Budidaya
pendek (Cullere dkk. dalam Harlystiarini,
2017), sehingga terindikasi bukan
FGD Kegiatan 3
merupakan bibt penyakit yang berbahaya.
Maggot juga dikenal cenderung mudah
dalam proses budidaya karena kemampuan 1.
hidup dalam berbagai media terkait dengan Gambar 1. Bagan Alur Kegiatan

karakteristiknya yang memiliki toleransi pH Kegiatan Pertama: Ceramah


yang luas (Mangunwardoyo dkk. dalam Sebagai landasan pengetahuan,
Wardhana, 2016: 72). Selain itu Kandungan 30 orang peserta diberikan pengarahan
nutrisi pada larva BSF cukup tinggi yakni dan penjelasan singkat yang dibawakan
mencapai 45-50% dan 24-30% masing- oleh Bapak Suwignyo selaku tim
masing untuk protein dan lemak (Fahmi, pengelola budidaya maggot di Bank
2015), sehingga juga menjadi peluang bagi Sampah Mandiri, meliputi Pengenalan
para peternak sebagai agen penyedia sumber Maggot/Larva BSF, manfaat
Biokonversi Maggot, dan pemaparan
protein (pakan) organik dalam beraneka
potensi olahan maggot menjadi produk
wujud seperti fresh maggot, maggot kering, bernilai ekonomis, serta mekanisme
pelet maggot, kasgot, dan sebagainya. membudidayakan larva BSF berikut
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dengan tata cara pengolahannya
siklus hidup Lalat Black Soldier Fly / BSF menjadi produk bernilai jual.
(Hermetia illucens), untuk mengetahui
2. Kegiatan Kedua: Praktek Budidaya Hasil dan Pembahasan
Dalam tahap ini, peserta
mendapatkan pengalaman langsung Berdasarkan hasil kuesioner (dengan
untuk mengamati proses desain angket mengacu pada skala Likert,
pembudidayaan maggot, yang meliputi: dengan 4 alternatif pilihan jawaban: Sangat
 Pembuatan atraktan (media untuk Puas, Puas, Kurang Puas, dan Tidak
menarik Lalat BSF bertelur) Puas) diperoleh skor sebanyak 1724 dari
 Pembuatan media penetasan telur total 30 responden yang mengisi
larva BSF angket/kuesioner “Kepuasan Pelatihan
 Pembuatan media pertumbuhan Budidaya Maggot” seperti tergambar dalam
Maggot (Biopond) grafik dan tabel berikut:
 Pengenalan instrumen untuk tempat
pengubahan maggot dari fase larva Tingkat Kepuasan Peserta
menuju kepompong yang kemudian Pelatihan Budidaya Maggot
menjadi lalat BSF
Sangat Puas
 Pengenalan tempat Lalat BSF Puas
Jantan dan Betina melakukan Kurang Puas
perkawinan yang didesain Tidak Puas
sedemikian rupa
 Alur mekanisme pembudidayaan
dimulai dari penetasan telur,
pemanenan larva produktif, hingga
Tabel 1. Skor Kuesioner Kepuasan Peserta
metode penanganan lalat dewasa
pra dan pasca perkawinan
Gambar 2. Grafik Tingkat Kepuasan Peserta
 Pengenalan praktek proses
pengolahan larva menjadi produk Skor

Larva Kering No
Kriteria Jumlah
Penilaian 1 2 3 4 Skor
(TP) (KP) (P) (SP)
3. Kegiatan Ketiga: Diskusi
Informasi yang
Pada ranah diskusi, para peserta 1 disampaikan 0 0 0 30 120
mengimplementasikan desain FGD mudah dipahami
Sarana-prasarana
(Forum Disscusion Group) dengan yang digunakan
semua peserta dan narasumber saling cukup untuk
2 kejelasan materi 0 0 0 30 120
berhadapan tatap muka dan terjadi pelatihan
interaksi dua arah yang aktif. Tujuan pembudidayaan
maggot
FGD adalah untuk mengeksplorasi Cara
masalah yang spesifik, yang berkaitan mendemonstrasik
3 an proses 0 0 0 30 120
dengan topik yang dibahas. Teknik ini budidaya maggot
digunakan dengan tujuan untuk cukup jelas
Cara
menghindari pemaknaan yang salah dari mendemonstrasik
peneliti terhadap masalah yang diteliti. 4 an proses 0 0 0 30 120
budidaya maggot
runtut
Istilah-istilah
yang digunakan
5 0 0 3 27 84
mudah untuk
dimengerti
Materi
6 0 0 0 30 120
pengelolaan
budidaya maggot Data statistik tersebut membuktikan
yang disajikan
cukup bervariasi bahwa kegiatan pelatihan pembudidayaan
Alat-alat yang
digunakan mudah
maggot di Bank Sampah Mandiri dan Bank
7
didapat sehingga
0 0 0 30 120 Sampah Setyo Tuhu menunjukan
cukup mudah
untuk diterapkan bahwasannya sebesar 98% mayoritas
di rumah responden Sangat Puas dengan kegiatan
Bahan-bahan
yang digunakan pembudidayaan maggot sebagai sarana
mudah didapat
8 sehingga cukup 0 0 0 30 120 biokonversi limbah organik. Fenomena
mudah untuk tersebut diduga berasal dari beberapa fakta
diterapkan di
rumah yang dirasa dapat bermanfaat bagi peserta
Feedback dalam
FGD maupun
yaitu seperti mampu menanggulangi
9
setiap kegiatan
0 0 0 30 120
masalah sampah organik yang semakin lama
cukup
memuaskan semakin membludak. Sampah organik
peserta memang salah satu sampah yang cukup
Suasana pelatihan
10
yang kondusif
0 0 0 30 120 sukar untuk ditangani karena beberapa
Terdapat sarana
atau arahan untuk
faktor yang pertama sampah organik kurang
11
memasarkan
0 0 0 30 120
memiliki nilai jual dikalangan masyarakat
produk hasil
olahan maggot jika dibandingkan dengan sampah anorganik
(Pasca produksi) seperti plastik dan lainnya. Hal tersebut
Terdapat program
arahan/pendampi menyebabkan turunnya empati masyarakat
ngan terhadap sampah organik, dan bahkan
12 berkelanjutan 0 0 0 30 120
untuk penanganan Kementrian Lingkungan Hidup dan
masalah-masalah
pembudidayaan Kehutanan menyatakan bahwa terdapat 7%
Materi dapat dari keseluruhan prosentase sampah di
menambah
wawasan akan Indonesia yang tidak terkelola, 60% di
inovasi
13
pengelolaan
0 0 0 30 120 dominasi oleh jenis sampah organik (KLHK,
sampah 2015).
khususnya
sampah organik
Informasi yang
Selain itu, inovasi Biokonversi
disajikan menjadi sampah organik dengan Larva BSF juga
14 salah satu peluang 0 0 0 30 120
untuk menambah secara otomatis mendatangkan peluang
income finansial untuk menjadi sektor pendapatan finansial,
Mampu menjadi
solusi untuk baik bagi perseorangan, khususnya di
memperluas
kegiatan usaha
kalangan pengelola Bank Sampah.
pengolahan Berdasarkan hasil wawancara peneliti
15 sampah di Bank 0 0 0 10 80
Sampah yang dengan Bapak Suwignyo selaku pemilik
sedang dikelola Bank Sampah Mandiri dan beberapa
(Khusus
Pengelola Bank pengelola bank sampah lokal, selama ini
Sampah)
mayoritas bank sampah di wilayah
Total Skor 1724
Prosentase 98%
Tulungagung masih sebatas pada
Keterangan Sangat Puas penerimaan sampah bernilai jual, dalam hal
ini adalah sampah anorganik seperti plastik
PET dan lain sebagainnya. Sampah organik
belum memiliki peran dalam kategori
sampah kelolaan di Bank Sampah. Dengan menjadi jawaban akan masalah
adanya pengolahan maggot menjadi produk pembudidaya ikan maupun peternak karena
Pakan Maggot Kering, maka hal tersebut mahalnya biaya produksi disebabkan beban
membuka peluang bagi penggiat bank biaya pakan yang membludak.
sampah untuk bisa mengembangkan
bisnisnya dan membuka peluang
penghasilan baru, karena Produk Maggot
Kering tersebut memiliki nilai jual yang
tinggi. Bapak Suwignyo selaku pengelola
Bank Sampah Mandiri menuturkan, bahwa
salah satu produk olahan Maggot Kering
yang diberi nama “Promagta” darinya,
memiliki pasar konsumennya sendiri dan
cukup tinggi permintaan di pasaran.

Gambar 3. Produk Olahan Maggot Kering


(Sumber: Dokumentasi Peneliti)

Produk ini merupakan maggot dalam


usia siap panen yang dikeringkan dengan
cara di oven. Promagta terbukti memiliki
manfaat tambahan dibanding dengan maggot
segar, terutama dalam hal fungsinya sebagai
pakan. Promagta memiliki tingkat efisiensi
lebih tinggi dalam hal daya tahan
penyimpanan untuk kurun waktu lama jika
dibandingkan dengan fresh maggot, serta
lebih praktis dalam hal pengaplikasian
sebagai pakan ternak. Kendati demikian,
dari aspek nutrisi, inovasi maggot kering ini
tidak kalah dengan maggot segar, serta
maggot memiliki antimikroba dan anti jamur
sehingga akan meningkatkan imunitas ikan
budidaya (Indarwaman, 2014). Promagta

Anda mungkin juga menyukai