Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A DENGAN FEBRIS DI RUANG CEMPAKA


ANAK RSUD RA KARTINI JEPARA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu Profesi Ners


Stase Keperawatan Anak

Disusun Oleh :

Amifta Cindy Laura

(202303089)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN CENDEKIA UTAMA KUDUS

2023
RESUME ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A DENGAN FEBRIS DI RUANG CEMPAKA


ANAK RSUD RA KARTINI JEPARA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu Profesi Ners


Stase Keperawatan Anak

Disusun Oleh :

Amifta Cindy Laura

(202303089)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN CENDEKIA UTAMA KUDUS

2023
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan Pada An. A Dengan Febris Di Ruang Cempaka Anak Rsud Ra Kartini
Jepara disahkan pada tanggal :

Nama : Amifta Cindy Laura

NIM : 202303089

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Pembimbing Klinik

( ) ( )
Pengertian Manifestasi Klinis Klasifikasi
Febris merupakan keaadaan dimana seseorang yang Menurut Nurarif (2015) tanda dan gejala Menurut Nurarif (2015) klasifikasi demam adalah
mengalami atau beresiko kenaikan suhu tubuh terus terjadinya febris adalah: sebagai berikut:
menerus lebih dari batas normal suhu tubuh yaitu < 37,5
°C, dan demam juga dapat berperan penting terhadap a. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari a. Demam septik
peningkatan perkembangan imunitas dalam membantu 37,5⁰C - 39⁰C) Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi
pemulihan atau pertahanan terhadap infeksi, demam b. Kulit kemerahan sekali pada malam hari dan turun kembali
dapat terjadi karena berbagai proses infeksi dan non c. Hangat pada sentuhan ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering
infeksi yang berinteraksi dengan hospes. (Nurarif, d. Peningkatan frekuensi pernapasan disertai keluhan menggigil dan berkeringat.
2015). e. Menggigil Demam remiten
f. Dehidrasi Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak
g. Kehilangan nafsu makan pernah mencapai suhu badan normal. Penyebab
Eiologi suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua
a. Bakteri derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang
Ditemukan bahwa bakteri yang di temukan paling dicatat demam septik.
Komplikasi
banyak adalah bakteri gram positif dengan infeksi b. Demam intermiten
saluran pernafasan atas dan bawah sebagai Menurut Nurarif (2015) komplikasidari Suhu badan turun ketingkat yang normal selama
diagnosis terbanyak. Untuk bakteri gram negatif demam adalah: beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti
sendiri lebih cendrung menyebabkan ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana
a. Dehidrasi : demam meningkatkan dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara
bakterimia,atau dengan kata lain memberikan penguapan cairan tubuh
infeksi sistematik dua serangan demam disebut kuartana.
b. Kejang demam : jarang sekali terjadi c. Demam kontinyu
b. Infeksi (1 dari 30 anak demam). Sering
Angka kejadian demam yang diakibatkan oleh Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih
terjadi pada anak usia 6 bulan sampai dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus
infeksi mencapai angka 80%, sedangkan sisanya 5 tahun. Serangan dalam 24 jam
adalah karena kolagen-vaskuler sebanyak 6%, dan menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
pertama demam dan umumnya d. Demam siklik
penyakit keganasan sebanyak 5%. Untuk penyakit sebentar, tidak berulang. Kejang
infeksi karena bakteri mencakup tubercolosis, Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa
demam ini juga tidak membahayakan hari yang diikuti oleh beberapa periode bebas
bakterimia,demam tifoid, dan infeksi sakuran kemih otak.
(ISK) sebagai penyebab tertinggi demam untuk beberapa hari yang kemudian
c. Virus Menurut Lestari (2016) komplikasi yang diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
d. Imunisasi dapat terjadi pada anak dmam thypoid Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan
e. Bahan toksin yaitu: dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe
Demam dapat disebabkan gangguan otak atau akibat demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien
bahan toksinyang mempengaruhi pusat pengaturan a. Perdarahan usus, perporasi usus dan dengan keluhan demam mungkin dapat
suhu (hipotalamus).yang dapat menyebabkan efek illius paralitik dihubungkan segera dengan suatu sebab yang
perangsang terhadap pusat pengatur suhu b. Miokarditis, thrombosis, kegagalan jelas seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran
tesebutsehingga menyebabkan demam. Zat pirogen sirkulasi kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak
dapat berupa proteinpemecah dan zat lain, terutama c. Anemia hemolitik dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab
toksin polisakarida yang dilepas olehbakteri toksin d. Pneumoni, empyema dan pleuritis yang jelas. (Nurarif, 2015)
atau pirogen yang dihasilkan dari degenerasi e. Hepatitis, koleolitis
jaringan tubuh (Handayani, 2018).
Patofisiologi Penatalaksanaan
Demam terjadi bila berbagai proses infeksi dan non infeksi a. Pemberian antipiretik
berinteraksi dengan mekanisme pertahanan hospes. Saat mekanisme Indikasi pemberian antipiretik, antara lain:
ini berlangsung bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh 1. Demam lebih dari 39̊C yang berhubungan dengan gejala nyeri atau tidak nyaman, bisa
leukosit, makrofag, serta limfosit pembunuh yang memiliki granula timbul pada keadaan otitis media maupun mialgia.
dalam ukuran besar. Seluruh sel ini kemudian mencerna hasil 2. Demam lebih dari 40̊C
pemecahan bakteri, dan melepaskan zat interleukinke dalam cairan 3. Demam berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme. Keadaan keadaan
tubuh (zat pirogen leukosit/pirogen endogen). Pada saat interleukin-1 berikut juga memerlukan pemberian antipiretik seperti gizi buruk, penyakit jantung, luka
sudah sampai ke hipotalamus akan menimbulkan demam dengan bakar, atau pascaoperasi.
cara meningkatkan temperatur tubuh dalam waktu 8-10 menit. 4. Anak dengan riwayat kejang atau delirium yang disebabkan demam
Interleukin-1 juga memiliki kemampuan untuk menginduksi b. Metode fisik
pembentukan prostaglandin ataupun zat yang memiliki kesamaan Tindakan pendinginan secara tradisional, seperti memakaikan pakaian minimal, memajan
dengan zat ini, kemudian bekerja dibagian hipotalamus untuk kulit dengan udara, dan menurunkan suhu kamar, meningkatkan sirkulasi udara, dan
membangkitkan reaksi demam. pemberian kompres pada bagian tubuh (misalnya di dahi) efektif jika diberikan kurang lebih1
jam setelah pemberian antipiretik sehingga set point dapat menurun.
Dengan peningkatan suhu tubuh terjadi peningkatan kecepatan c. Metode kompres hangat
metabolisme basa. Jika hal ini disertai dengan penurunan masukan Pemberian kompres hangat pada daerah aksila lebih efektif karena pada daerah tersebut
makanan akibat anoreksia, maka simpanan karbohidrat, protein serta banyak terdapat pembuluh darah besar dan banyak terdapat kelenjar keringat apokrin yang
lemak menurun dan metabolisme tenaga otot dan lemak dalam tubuh mempunyai banyak vaskuler sehingga akan memperluas daerah yang mengalami vasodilatasi
cendrung dipecah dan terdapat oksidasi tidak lengkap dari lemak, yang akan memungkinkan percepatan perpindahan panas dari dalam tubuh ke kulit (Zidane,
dan ini mengarah pada ketosis. Dengan terjadinya peningkatan suhu, 2022).
tenaga konsentrasi normal, dan pikiran lobus hilang. Jika tetap
dipelihara anak akan berada dalam keaadaan bingung pembicaraan
menjadi inkoheren dan akhirnya ditambah dengan timbulnya stupor Daftar Pustaka
dan koma.
Handayani.S.2018. Asuhan Keperawatan KMB 1 Dengan Febris Di Ruang Camelia 1 RSUD
Kekurang cairan dan elektrolit dapat mengakibatkan demam, Soedjarwadi Klaten. Program Studi RPL DIII keperawatan Jurusan Keperawatan
karna cairan dan eloktrolit ini mempengaruhi keseimbangan Politeknik Kesehatan kemenkes Surakarta.
termoregulasi di hipotalamus anterior. Jadi apabila terjadi dehidrasi
atau kekurangan cairan dan elektrolit maka keseimbangan Nurarif.2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis SDKI.Edisi Revisi Jilid
termoregulasi di hipotalamus anterior mengalami gangguan. I.Yogyakarta : Mediaction
Kebersihan jalan nafas dapat mengakibatkan batuk yang timbul dari
Infeksi, bakteri dan virus dapat menyebabkan infeksi pada Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 1,
tenggorokkan yang disebabkan leh kelenjar mukosa meningkat Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
sehingga pengeluaran cairan mukosa berlebih. Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Pada pasien febris atau demam pemeriksaan laboratorium perlu Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
dilakukan, yaitu dengan pemeriksaan darah lengkap misalnya : Hb, Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1,
Ht, Leokosit. Pada pasienfebris atau demam biasanya pada Hb akan Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
mengalami penurunan, sedangkan Ht dan Leokosit akan mengalami
peningkatan. LED akan meningkat pada pasien observasi febris yang Zidane.M.F.2022.Asuhan Keperawatan Pada An.H Dengan Diagnosa Mrdis Febris Convulus Di
tidak diketahui penyebabnya, ( pemeriksaan sputum diperlukan Ruang V RSPAL Dr. Ramelan Surabaya. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi DIII
untuk pasien yang menderita demam dan disertai batuk – batuk ). Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya.
(Zulfadli, 2019).
Diagnosa : Hipertermia berhubungan Diagnosa : Defisit Nutrisi berhubungan Diagnosa : Bersihan jalan nafas tidak
dengan dehidrasi (D.0130) dengan ketidakmampuan menelan efektif berhubungan dengan spasme
makanan (D.0019) yang tertahan (D.0001)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3× 24 jam diharapkan termogulasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan Setelah dilakukan intervensi keperawatan
suhu tubuh klien membaik dengan kriteria selama 3× 24 jam diharapkan status nutrisi diharapkan bersihan jalan nafas meningkat
hasil: klien membaik dengan kriteria hasil: dengan kriteria hasil:
1. Menggigil menurun 1. Nafsu makan meningkat
1. Batuk efektif meningkat
2. Takikardi menurun 2. Berat badan membaik
2. Produk sputum membaik
3. Suhu tubuh membaik 3. Indeks massa tubuh (IMT) membaik
4. Suhu kulit membaik
5. Pengisian kapiler membaik
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi : Observasi
Observasi
Observasi 1. Monitor sputum
1. Monitor asupan makanan
1. Monitor suhu tubuh 2. Monitor mual muntah Terapeutik

Terapeutik Terapeutik 2. Berikan posisi semi fowler

2. Berikan kompres hangat 3. Berikan makan minum sedikit tapi sering Edukasi

Edukasi Edukasi 3. Ajarkan batuk efektif

3. Anjurkan tirah baring 4. Anjurkan posisi duduk Kolaborasi

Kolaborasi Kolaborasi 4. Kolaborasi terapi nebulizer

4. Kolaborasi dengan obat farmakologi 5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk


(parasetamol) menentukan jumlah nutrisi yang
diberikan
PATHWAY FEBRIS

Agen infeksius (bakteri, viirus Dehidrasi


& jamur) mediator inflamasi

Monosit / makrofag Tubuh kehilangan Cairan

Sitokin pirogen

Mempengaruhi Penurunan cairan intrasel


hipothalamus anterior

DEMAM

Infeksi bkateri, Meningkatnya Ph berkurang Peningkatan


virus metabolik tubuh suhu

Anoreksia/
Masuk dalam Kelemahan
HIPERTERMIA
saluran nafas
Intake makanan
INTOLERANSI berkurang
AKTIVITAS
Sila mendorong
virus ke jaringan
NUTRIISI
KURANG DARI
Reflek spasmus gagal KEBUTUHAN

Merusak lapisan epitel Gelisah

Kelenjar muskus meningkat ANSIETAS

Pengeluaran
mukosa berlebih Nyeri menelan NYERI AKUT

KETIDAKEFEKTIFAN
Infeksi pada tenggorokan Batuk
BERSIHAN JALAN NAFAS

Anda mungkin juga menyukai