Anda di halaman 1dari 8

ISSN (2655-8491) Vol.4 No.

2 (Agustus 2022)

KESALAHAN PENULISAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA PADA SARANA


PELAYANAN UMUM DI KELURAHAN HANDIL BAKTI

(WRITING ERRORS IN THE USE OF INDONESIAN IN PUBLIC SERVICE


FACILITIES IN HANDIL BAKTI)

Nadia Mahfuzah1, Akhmad Syakir 2, Jamiatul Hamidah 3

Program Studi S-1 Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Email: aidannadia01@gmail.com, ahmadsyakir02@gmail.com, midah.beswan@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini meneliti kesalahan penulisan penggunaan bahasa Indonesia pada sarana pelayanan umum yang
bertujuan untuk mengetahui bentuk kesalahan penulisan serta mengetahui tanggapan pegawai kantor perihal
kesalahan penulisan yang ada pada sarana pelayanan umum. Metode yang digunakan adalah metode penelitian
kualitatif. Sampel dari penelitian ini adalah sarana komunikasi yang tertulis berupa papan pengumuman, dan
papan nama yang terdapat dalam kantor sarana pelayanan umum seperti Kantor Kecamatan Alalak, RSUD
Setara, Kantor Kelurahan Handil Bakti, dan PDAM Batola. Hasil penelitian ditemukan terdapat 27 data yang
meliputi kesalahan penulisan kata, pemakaian tanda baca, dan pemakaian tanda huruf dengan faktor penyebab
ketidaktahuan dengan adanya aturan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar yang berpedoman
kepada PUEBI dan KBBI. Jadi dapat disimpulkan bahwa masih ada beberapa instansi yang melakukan
kesalahan penulisan penggunaan bahasa Indonesia.

Kata kunci: ejaan, pelayanan, sarana pelayanan umum

ABSTRACT
This study examines writing errors in the use of Indonesian in public service facilities which aims to determine
the form of writing errors and to find out the responses of office employees regarding writing errors that exist in
public service facilities. The method used is a qualitative research method. The sample of this research is written
communication facilities in the form of bulletin boards, and name boards contained in the offices of public service
facilities such as the Alalak District Office, Setara Hospital, Handil Bakti Village Office, and PDAM Batola. The
results of the study found that there were 27 data which included errors in word writing, use of punctuation marks,
and use of letter marks with factors causing ignorance with the existence of good and correct Indonesian
language usage rules guided by PUEBI and KBBI. So it can be concluded that there are still some institutions
that make mistakes in writing the use of Indonesian.

Keywords : spelling, public service facilities, writing

PENDAHULUAN

Selain bahasa Asing, penyebab lainnya adalah kurangnya minat masyarakat untuk mempelajari tata
Bahasa Indonesia hal ini dikarenakan sebagian orang menganggap Bahasa Indonesia itu mudah tanpa harus
dipelajari. Permasalahan tersebut menimbulkan masyarakat sering melakukan kesalahan penggunaan Bahasa
https://journal.umbjm.ac.id/index.php/idealektik 31
ISSN (2655-8491) Vol.4 No.2 (Agustus 2022)

Indonesia baik itu dalam bentuk pembicaraan maupun tulisan. Kesalahan penggunaan Bahasa Indonesia dalam
bentuk pembicaraan bisa kita dengarkan ketika seseorang mengucapkan kata “silahkan” padahal yang benar
adalah kata “silakan”. Sedangkan kesalahan penggunaan Bahasa Indonesia dalam bentuk tulisan dapat kita
lihat di sepanjang pinggir jalan contohnya tulisan “rumah ini di jual” padahal penulisan yang benar adalah “rumah
ini dijual”. Tanpa kita sadari kesalahan penulisan penggunaan bahasa Indonesia banyak kita jumpai di sekitar
kita seperti media sosial, pertokoan, warung, sekolah, sarana pelayanan publik, dan lain-lain.
Bahkan dalam sarana pelayanan publik lebih menarik untuk diteliti kesalahan penulisan penggunaan
bahasa karena sarana pelayanan publik didirikan dan dikelola pemerintah. Oleh karena itu, sudah selayaknya
lembaga pemerintah atau layanan publik mencontohkan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Namun, kenyataannya pada lembaga pemerintah masih terdapat kesalahan penulisan penggunaan Bahasa
Indonesia yang ada di papan nama lembaga tersebut. Jika dibiarkan hal ini akan berdampak kepada
permasalahan yang berkelanjutan lalu masyarakat menganggap hal yang keliru itu seolah-olah benar.
Ejaan adalah patokan cara menggambarkan bunyi kata, kalimat, dan sebagainya dalam bentuk tulisan
serta pemakaian tanda bacaan. Untuk mengetahui kesalahan penulisan bahasa Indonesia, perlu diketahui
terlebih dahulu sumber pedoman yang berisi aturan penulisan bahasa Indonesia. Sumber tersebut yaitu PUEBI.
PUEBI berisi 4 materi besar yaitu (1) pemakaian huruf, (2) penulisan kata, (3) pemakaian tanda baca, dan (4)
penulisan unsur serapan.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian ini berusaha mengidentifikasi mengenai kesalahan
penulisan penggunaan bahasa Indonesia pada sarana pelayanan umum Kelurahan Handil Bakti, Barito Kuala,
Kalimantan Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja bentuk kesalahan penulisan
penggunaan Bahasa Indonesia pada sarana pelayanan umum Kelurahan Handil Bakti.

METODE
Penelitian ini menggunakan penelitian jenis data kualitatif. Penelitian kualitatif dipilih karena data yang
diperoleh akan diuraikan secara deskriptif. populasi dalam penelitian ini adalah sarana komunikasi lisan dan
tulisan yang terdapat di kantor-kantor sarana pelayanan umum yang ada di Kelurahan Handil Bakti yang
berjumlah 6 instansi. Sampel penelitian adalah sarana komunikasi yang tertulis berupa papan pengumuman,
spanduk, dan papan nama lembaga seperti Kantor Kelurahan, PDAM Batola, RSUD Setara, dan Kantor
Kecamatan Alalak. Penelitian ini dilaksanakan dari Februari 2022-Juli 2022 yang meliputi dari tahapan proses
pengambilan data, analisis data, hingga pelaporan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Bentuk Kesalahan Penggunaan Bahasa Indonesia
Data yang sudah diklasifikasikan sesuai kategori akan dianalisis. Berikut adalah analisis dari data kesalahan
penggunaan penulisan bahasa Indonesia:
1. Pemakaian Huruf

Gambar 1

Kata dan pada Gambar 1 ditulis dengan huruf kecil di antara tulisan kata-kata berhuruf kapital. Seharusnya
jika semua penulisan menggunakan huruf kapital maka kata dan juga memakai huruf kapital. Akan tetapi jika
semua penulisan menggunakan huruf kapital hanya di awal kata saja maka kata dan tetap ditulis dengan huruf
kecil. Hal ini dikarenakan dan merupakan kata sambung. Jadi, penulisan yang tepat adalah DAN.
https://journal.umbjm.ac.id/index.php/idealektik 32
ISSN (2655-8491) Vol.4 No.2 (Agustus 2022)

2. Penulisan Kata

Gambar 2 Gambar 3

Gambar 4 Gambar 5

Kumpulan gambar di atas menunjukkan kesalahan penulisan singkatan. Pertama, singkatan dari gelar.
Menurut KBBI, setiap singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik pada
setiap unsurnya. Jadi, penulisan yang tepat pada Gambar 2 adalah M.Pd., Gambar 4 adalah S.A.B., dan Gambar
3 adalah S.Sos. dengan menggunakan tanda titik di setiap terakhir singkatannya. Kedua adalah penulisan
singkatan NIP. yang merupakan singkatan dari nomor induk pegawai. Dalam PUEBI, singkatan yang terdiri atas
huruf awal setiap kata yang bukan nama diri ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik misalnya KTP, SIM,
MAN, dan lain-lain. Jadi, penulisan yang tepat adalah NIP tanpa menggunakan tanda titik.
Gambar 5

Kesalahan yang terdapat pada tulisan Gambar 6 adalah kata di pungut seharusnya kata di dan kata
pungut tidak dipisah. Hal ini dikarenakan di- merupakan prefiks bukan kata depan untuk mengetahui bahwa di-
merupakan prefiks bisa dilihat dari kata setelah penggunaan di-, kata setelah di- berbentuk kata kerja atau verba
contohnya dipukul, dimakan, dimasak, dan lain-lain. Sedangkan kata di preposisi dapat dilihat dari kata
setelahnya yang berbentuk kata nomina contohnya di Banjarmasin, di sana, di dalam, dan lain-lain. Jadi,
penulisan yang tepat adalah dipungut.

https://journal.umbjm.ac.id/index.php/idealektik 33
ISSN (2655-8491) Vol.4 No.2 (Agustus 2022)

Gambar 6

Gambar 7 menunjukkan tulisan apotik. Penulisan kata apotik merupakan kata yang tidak baku. Penulisan
yang baku adalah apotek. Dalam KBBI, apotek adalah toko tempat meramu dan menjual obat berdasarkan resep
dokter serta memperdagangkan barang medis. Jadi, penulisan yang tepat adalah apotek.
Gambar 7

Gambar 8 terdapat tulisan KM. yang berarti kilometer. Dalam PUEBI, setiap singkatan yang
melambangkan kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik
contohnya cm, l, Rp, dan lain-lain. Penulisan KM. di atas tidak tepat, penulisan yang tepat adalah KM tanpa
tanda titik.
Gambar 8

Pada gambar 9 terdapat kata s.d yang merupakan singkatan dari sampai dengan. Akan tetapi, penulisan
s.d pada gambar di atas tidak tepat. Hal ini dikarenakan singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai
harus memakai tanda titik di setiap hurufnya. Jadi, penulisan singkatan sampai dengan yang tepat adalah s.d.
yang menggunakan tanda titik di setiap huruf.
Gambar 9

https://journal.umbjm.ac.id/index.php/idealektik 34
ISSN (2655-8491) Vol.4 No.2 (Agustus 2022)

Penulisan keatas pada Gambar 10 tidak tepat. Hal ini dikarenakan ke merupakan kata depan yang mana
penulisannya dipisah dengan kata nomina selanjutnya. Jadi, penulisan yang tepat adalah ke atas.

Gambar 10

Penulisan harga tarif pada Gambar 11 kurang tepat. Penulisan mata uang rupiah harus didahului dengan
singkatan Rp lalu disambung dengan bilangan. Penggunaan tanda titik (.) digunakan sebagai pemisah ribuan.
Namun, jika bilangan tersebut hanya satuan, puluhan, dan ratusan tidak perlu menggunakan tanda titik. Selain
itu, penambahan tanda koma dan angka nol nol (,00) atau yang dinamakan sen setelah bilangan utama. Jadi,
penulisan yang tepat adalah Rp18.000,00.
Gambar 11

Penulisan di larang pada Gambar 12 adalah penulisan yang tidak tepat. Hal ini dikarenakan di- bukan
merupakan kata depan atau preposisi melainkan prefiks atau imbuhan yang mana jika bertemu dengan kata
kerja atau verba maka penulisannya disambung. Jadi, penulisan yang tepat adalah dilarang.
Gambar 12

Pada Gambar 13 terdapat beberapa bentuk kesalahan penulisan. Pertama, penulisan s/d untuk
singkatan sampai dengan merupakan singkatan yang tidak tepat. Hal ini dikarenakan singkatan yang terdiri atas
dua huruf yang lazim dipakai harus memakai tanda titik di setiap hurufnya. Jadi, penulisan singkatan sampai
dengan yang tepat adalah s.d. dengan menggunakan tanda titik.

https://journal.umbjm.ac.id/index.php/idealektik 35
ISSN (2655-8491) Vol.4 No.2 (Agustus 2022)

Gambar 13

Pada Gambar 14 tertulis kata Jum’at menggunakan tanda apostrof (‘) adalah tulisan tidak tepat.
Penulisan yang tepat sesuai KBBI adalah Jumat.
Gambar 14 Gambar 16
Gambar 15

Gambar di atas menunjukkan kesalahan penulisan singkatan. Pertama, singkatan dari gelar. Menurut
PUEBI, setiap singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik pada setiap
unsur. Jika menggunakan dua gelar maka diberi tanda koma (,) setelah singkatan gelar yang pertama. Jadi,
penulisan yang tepat pada Gambar 15 dan Gambar 16 adalah S.Sos. untuk satu gelar dan jika dua gelar seperti
pada Gambar 17 maka penulisannya seperti ini S.E., M.Si. menggunakan tanda koma setelah gelar pertama.
Kedua adalah penulisan singkatan NIP. yang merupakan singkatan dari nomor induk pegawai. Dalam PUEBI,
singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama diri ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda
titik misalnya KTP, SIM, MAN, dan lain-lain. Jadi, penulisan yang tepat adalah NIP tanpa menggunakan tanda
titik.
Gambar 17

Pada Gambar 18 terdapat tulisan seringkali merupakan penulisan yang tidak tepat. Hal ini dikarenakan
gabungan kata sering dan kata kali merupakan dua unsur kata yang tidak terikat. Oleh karena itu, tulisannya
dipisah. Jadi, penulisan yang tepat adalah sering kali.

https://journal.umbjm.ac.id/index.php/idealektik 36
ISSN (2655-8491) Vol.4 No.2 (Agustus 2022)

3. Pemakaian Tanda Baca


Gambar 18

Pada Gambar 19 tertulis 08.30-12.00 jika dilihat tidak ada yang salah. Beberapa orang mungkin masih
belum bisa membandingkan penggunaan tanda hubung (-) dengan tanda pisah (—). Dalam permasalahan ini
yang dipakai adalah tanda pisah (—) karena tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat
yang berarti sampai dengan atau sampai ke misalnya, 2002—2010, Samarinda—Banjarmasin, dan lain-lain.
Jadi, penulisan yang tepat adalah 08.30—12.00.

Gambar 19

Penulisan Gambar 20 tampak sudah benar, tetapi jika dilihat lebih teliti lagi ada terdapat kesalahan dalam
pemakaian tanda baca koma (,). Pemakaian tanda koma (,) digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu
pemerincian atau pembilangan. Pemerincian yang lebih dari dua menggunakan tanda koma sebelum kata dan.
Pemerincian yang hanya dua rinciannya maka tidak menggunakan tanda koma. Jadi, penulisan yang tepat
adalah Rumah Sakit Umum Daerah Setara yang Mandiri, Terstandar, dan Terjangkau.
4. Penulisan Unsur Serapan
Tidak ditemukan kesalahan pada penulisan unsur serapan.

B. Faktor-Faktor Penyebab Kesalahan Penulisan


Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dapat dilihat ada beberapa faktor yang menyebabkan
kesalahan penulisan yang terjadi pada sarana pelayanan umum:
1. Tidak mengetahui PUEBI
Ketidaktahuan tentang PUEBI menjadi alasan yang paling banyak dikemukakan oleh pegawai kantor sehingga
terjadilah kesalahan dalam penulisan. Para pegawai lebih mengenal EYD daripada PUEBI padahal PUEBI
merupakan pembaruan dari EYD yang mana EYD sudah tidak digunakan dan beralih ke PUEBI. Selain itu, para
pegawai tidak mengetahui dan tidak paham cara mengakses PUEBI yang mudah tanpa harus membeli buku.
PUEBI bisa diunduh di Playstore atau bisa ke website https://puebi.js.org secara daring.
2. Tidak terlalu memahami bahasa Indonesia yang baku dan tidak baku
Bahasa Indonesia yang baku dan tidak baku menjadi salah satu faktor penyebab kesalahan penulisan bahasa
Indonesia. Hal ini dikarenakan para pegawai cenderung sulit membedakan kata yang baku dan tidak baku
sehingga terjadilah kesalahan dalam penulisan. Padahal untuk mengetahui kata yang baku dan tidak baku cukup
lihat pada aplikasi KBBI V atau bisa diakses pada website https://kbbi.kemdikbud.go.id dan https://kbbi.web.id
secara daring.
3. Tidak terlalu memikirkan kesalahan yang penting kesalahan tersebut masih bisa dibaca atau
dipahami oleh masyarakat
https://journal.umbjm.ac.id/index.php/idealektik 37
ISSN (2655-8491) Vol.4 No.2 (Agustus 2022)

Tidak terlalu memikirkan kesalahan yang penting kesalahan tersebut masih bisa dibaca atau dipahami oleh
masyarakat tentu asumsi tersebut keliru karena jika kesalahan penulisan tersebut dibiarkan secara terus
menerus maka permasalahan akan terus berlanjut dan berdampak kepada masyarakat. Masyarakat akan
menganggap kesalahan tersebut seolah-olah benar.
4. Lebih mementingkan desain daripada tulisan
Desain yang menarik tentu akan membuat masyarakat tertarik membaca. Akan tetapi, jika hanya desain saja
yang diperhatikan tanpa memperhatikan tulisan maka hal tersebut adalah sesuatu yang keliru. Jadi, desain dan
tulisan seharusnya seimbang yaitu desain yang menarik dan tulisan yang tepat tentu akan jauh lebih baik.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian di atas, terdapat 27 data yang memiliki kesalahan penulisan yang berbeda-beda.
Data tersebut didapatkan dari kantor sarana pelayanan umum seperti Kantor Kecamatan Alalak, RSUD Setara,
Kantor Kelurahan Handil Bakti, dan PDAM Batola. Kesalahan penulisan tersebut meliputi pemakaian huruf,
penulisan kata, dan pemakaian tanda baca. Semua data kesalahan penulisan didominasi oleh penulisan kata
sebanyak 24 data atau 88,8% dari keseluruhan data yang menandakan bahwa masih banyak instansi yang
belum memahami tentang penulisan kata yang benar. Hal ini disebabkan oleh ketidaktahuan adanya PUEBI dan
kurang menyadari betapa pentingnya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jadi dapat
disimpulkan bahwa masih ada beberapa instansi yang melakukan kesalahan penulisan penggunaan bahasa
Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Abubakar, Rifa’i. (2021). Pengantar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: SUKA-Press Uin Sunan Kalijaga.
Diakses 17 Desember 2021.
Ayu, Adetya Nurlita dkk. (2021). Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia pada Ruang Publik dan Implikasi
Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Jenjang Sekolah Menengah Atas. Jurnal Inovasi
Pembelajaran Karakter: Universitas Pancasakti Tegal. Volume 6, nomor 2, Mei-Agustus 2021. Diakses 16
Desember 2021.
Chaer, Abdul. (2013). Pembinaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Dewi, Trie Utari. (2018). Analisis Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Media Luar Ruang di Kota Jakarta
Timur. Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka. Volume 1 tahun 2018. Halaman 497-513. Diakses 16
Desember 2021.
Hardani, dkk. (2020). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Ilmu. Diakses 16
Desember 2021.
Hikmawati, F. (2020). Metodologi Penelitian. Depok: Rajagrafindo Persada.
Balai Bahasa Kalsel. 2020. Hasil Kajian Kesalahan Penggunaan Bahasa Indonesia di Media Massa.
https://balaibahasakalsel.kemdikbud.go.id/2020/09/25/penggunaan-bahasa-indonesia-di-media-massa/
diakses pada 09 Desember 2021
Kamus Besar Bahasa Indonesia. https://kbbi.kemdikbud.go.id/
Liah, Sisilia Song. (2016). Analisis Kesalahan Ejaan dan Kalimat pada Artikel Jurnal Terakreditasi Jurnal
Akuntansi dan Keuangan 2014 Universitas Kristen Petra. Skripsi. Program Studi S-1 Pendidikan Bahasa
Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta.
Diakses 16 Desember 2021.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. https://puebi.js.org/
Saleh, S. (2017). Analisis Data Kualitatif. Bandung: Pustaka Ramadhan.
Wirahyuni, Kadek. (2019). Penilikan Kesalahan Berbahasa Indonesia yang Baik dan Benar dalam Konteks
Sosial-Masyarakat di Ruang Publik. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sains & Humaniora: Universitas
Pendidikan Ganesha. Volume 3, nomor 1. Halaman 68-76. Diakses 16 Desember 2021.
Yunus, M. dkk. (2014). Menulis 1. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

https://journal.umbjm.ac.id/index.php/idealektik 38

Anda mungkin juga menyukai