Anda di halaman 1dari 2

Nama : Alief Pandu Reva Maulana

NIM : 180210204199

Kelas : F PGSD

“Large-scale thermal unrest of volcanoes for years prior to eruption”


“Kerusuhan termal skala besar gunung berapi selama bertahun-tahun sebelum letusan.”

Pembahasan:

Artikel ini merupakan artikel yang ditulis oleh Vincent Realmuto dan Paul
Lundgren membahas mengenai penelitian kerusuhan termal yang terjadi dalam skala
besar pada gunung berapi bertahun tahun sebelum terjadinya letusan. Penelitian dimulai
dengan melakukan analisis catatan pancaran inframerah termal per tanggal 4 juli 2002
hingga 31 januari tahun 2019 yang diukur dengan Moderate Resolution Imaging
Spectroradiometers (MODIS). Pemandangan siang dan malam diawasi oleh satelit terra
dan aqua milk NASA.
Terdapat 5 gunung yang menjadi acuan dalam penelitian ini yaitu ontake di
jepang, ruapehu di new zeeland. Calbuco di chili, redoubt di Alaska dan pico do fodo di
cape verde. Sistem vulkanis terdiri dari beberapa bagian yaitu jenis letusan dan
magnitudonya yang berbeda, tingkat kerusuhan yang terjadi sebelum dan sesudah
letusan, permukaan tanah, garis lintang dan pengaturan tektonik itu sendiri.
Hasil dari analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa letusan / eksplosi terjadi
pada kisaran tertinggi δ T, dan hal ini juga ditentukan oleh tingkat signifikan (lebih dari
1 tahun) terjadi peningkatan suhu (0,1-1,0 °C). Hasil analisis pada gunung ontake di
jepang dan gunung ruapehu di selandia baru menunjukkan hasil yang sedikit berbeda
dimana masing-masing memiliki dua peristiwa yang tidak diketahui dan tidak terduga.
Pada gunung ontake terdapat ledakan gas kecil pada maret 2007 kemudian disusul
letusan freatik besar yang menewaskan sekitar 60 orang pada tahun 2014 silam. Terjadi
peningkatan δ T hingga 0,20 °C yang terjadi pada kurun waktu Januari 2004 dan Maret
2007 dan setelah ledakan pertama terjadi penurunan δ T hingga 0,14 °C secara bertahap.
Kemudian dimulai pada pertengahan 2012, δ T kembali mengalami peningkatan sekitar
0,72 ± 0,21 selama kurun waktu 2 tahun terjadi letusan yang besar dengan suhu
mencapai 0,85 ± 0,15 ° C. Gunung ruapehu di selandia baru juga hampir menunjukkan
gejala yang sama yaitu terjadi dua ledakan yaitu ledakan kecil pada oktober 2006 dan
letusan freatomagnetik yang lebih besar pada September 2007. Terjadi peningkatan δ T
pada kisaran 0,65 ± 0,23 ° C selama 3 hingga 4 kali sebelum adanya ledakan pada tahun
2006 dan letusan pada tahun 2007. Selain 2 gunung diatas, calbuco di chili juga terjadi
peristiwa letusan yang tidak diketahui terjadi dalam 2 bulan berturut-turut yaitu bulan
april dan mei 2015. Terjadi peningkatan suhu secara perlahan sebesar 0,32 ± 0,13 °C
pada jangka waktu antara tahun 2008-2012. Setelah adanya letusan peningkatan yang
terjadi sangatlah signifikan yaitu hingga 0,53 °C hingga kemudian terjadi penurunan
kembalki sejak tahun 2017.
Kerusuhan termal skala besar dengan peningkatan aktivitas hidrotermal bawah
tanah, dan menyarankan bahwa analisis pengamatan inframerah berbasis satelit dapat
meningkatkan kendala pada anggaran termal gunung berapi, pendeteksian dini kondisi
sebelum letusan dan penilaian tingkat kewaspadaan level vulkanik. Beberapa tahun
sebelum letusan, biasanya mengalami suatu kejadian yang disebut dengan kerusuhan
termal, kerusuhan termal ini lebih sering terjadi pada skala besar yang terjadi di area
vulkanik dan indikator awal reaktivasi gunung berapi. Selain itu kejadian ini juga dapat
mengalami peningkatan sebelum terjadinya berbagai jenis letusan, dan kejadian ini
sebenarnya dapat dilacak melalui analisis statistik.

Anda mungkin juga menyukai