Anda di halaman 1dari 25

WAWASAN TENTANG DINAMIKA ERUPSI DARI ENDAPAN

PIROKLASTIK 2014 GUNUNG API KELUD, JAWA TIMUR, INDONESIA


DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAHAYA DI MASA DEPAN

REFERAT

Heather, K.H., Louise, R.G., Mirzam, A., Shane, J.C. (2019) Insights Into
Eruption Dynamics from the 2014 Pyroclastic Deposits of Kelud Volcano,
Java, Indonesia and Implications for Future Hazards, Journal of
Volcanology and Geothermal Research, 382, 6-23

Oleh:
Muhammad Rizki Radana
119150006
1 PENDAHULUAN

OUTLINE 2 TINJAUAN PUSTAKA

3 METODOLOGI PENELITIAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 KESIMPULAN
01
PENDAHULUAN
L ATA R B E L A K A N G

• Gunung Kelud di Jawa Timur terkenal dengan


sifatnya yang tidak terduga, seringkali mengalami
erupsi eksplosif yang merusak dan berbahaya
dan kadang mengalami erupsi efusif. Besarnya
erupsi bervariasi dalam skala Vulkanik Explosivity
Index (VEI) berkisar 2 sampai 5 VEI.

• Pada tanggal 13-14 Februari 2014 selama 4 jam,


letusan VEI 4 terjadi di gunung Kelud (Jawa,
Indonesia). Arus kepadatan piroklastik (PDC) dan
hujan abu yang luas menyebabkan 7 kematian
dan gangguan pada penerbangan di seluruh
wilayah Asia Pasifik.
Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil kajian permasalahan yang


ada ,didapatkan rumusan masalah yang
akan dibahas yaitu mengenai dinamika
erupsi Gunung Kelud dari endapan material
piroklastik hasil erupsi tahun 2014
Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian kali ini adalah untuk mengkaji dinamika erupsi
Gunung Kelud dari endapan hasil erupsi 2014. Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah:

1. Mengetahui kronologi erupsi dari Gunung Kelud dengan


merekontruksi endapan piroklastik erupsi Gunung Kelud 2014.

2. Mengetahui pola erupsi Gunung Kelud dan implikasi bahaya yang


akan datang.
02
TINJAUAN
PUSTAKA
KONDISI GEOLOGI

Gunung Kelud merupakan gunung api Kuarter yang


merupakan produk proses tumbukan antara
lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah
lempeng Asia, tepatnya di sebelah selatan Jawa.

Gunung Kelud yang merupakan gunung bertipe


strato berada dalam deretan gunung api yang
tumbuh dan berkembang di dalam Subzona Blitar
dari Zona Solo; dimulai dari daerah bagian selatan
Jawa bagian tengah (Gunung Lawu) hingga Jawa
bagian timur (Gunung Raung), yang dibatasi gawir
sesar Pegunungan Selatan.
ERUPSI KELUD PRA-2014

1990 2007
10 Februari 1990 terjadi erupsi dengan Erupsi gunung Kelud tidak eksplosif seperti
skala VEI 4. Letusan utamanya berupa sebelumnya, erupsi cenderung lebih bersifat
letusan plinian dengan awan panas efusif yang membuat kemunculan kubah lava
menyusuri lembah di barat daya sejauh yang besar di kawah Kelud. Kubah itu terus
5 km dari kawah. Letusan tersebut tumbuh sejak 5 November 2007 hingga
berintensitas sedang dengan tephra berukuran selebar 100 meter.
sekitar 130 juta meter3. Daerah yang
rusak tidak terlalu luas, hanya dalam
jangkauan radius sekitar 2 km dari
kawah, namun demikian sebaran abu
letusan jauh lebih luas dan diperkirakan
mencapai luasan sekitar 1700 km2 .
Tabel Sejarah Erupsi Gunung Kelud

kode erupsi: P-exp:erupsi freatomagmatik awal; exp.: erupsi eksplosif di kawah pusat; D: ekstrusi kubah; D-d: destruksi kubah.
Kode endapan: Tf: tephra fall; Pf: pyroclastic flow; Lh: lahar; Ps: pyroclastic surge.
ERUPSI KELUD 2014

Erupsi dimulai pada 13 Februari 2014 Pukul 22.00 WIB berlangsung total 4
–4,5 jam. Erupsi Kelud 2014 bertipe Plinian dengan tinggi abu vulkanik
mencapai 26 km dan melontarkan 219 juta m3 material vulkanik. Hasil
erupsi ini membuat hancurnya kubah lava hasil erupsi efusif 2007.

Kawah sebelum (a) dan sesudah (b) erupsi 2014


03
METODOLOGI PENELITIAN
M E TO D O L O G I P E N E L I T I A N

Metodologi penelitian yang dilakukan yaitu dengan


mengumpulkan Sampel dari berbagai tahap letusan 2014,
termasuk jatuhan dan endapan PDC dikumpulkan dari sebelas
daerah yang berbeda.

Sedimentologi di setiap lokasi data dikumpulkan: ketebalan


lapisan individu, ukuran butir, bedding dan struktur sedimen,
penyortiran dan hubungan kontaknya. Kronologi erupsi secara
langsung dibandingkan dengan stratigrafi Endapan piroklastik
2014 yang diamati di lapangan.
Titik Lokasi Pengambilan Sampel
04
HASIL DAN PEMBAHASAN
S T R AT I G R A F I D A N D I N A M I K A E R U P S I G U N U N G
K E L U D TA H U N 2 0 1 4

Secara umum erupsi Gunung kelud dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:


• Tahap 1 : Fase awal
• Tahap 2 : Pembentukan kolom Plinian dan runtuhnya kolom marginal
• tahap 3 : Fase klimaks
Stratigrafi Endapan Piroklastik Erupsi Kelud 2014 Tabel Sampel Endapan Piroklastik
TA H A P 1 : FA S E AWA L

Fase awal terjadi pada tanggal 13 Februari 2014 pukul 22:32 WIB, berlangsung sekitar
15 hingga 30 menit. Endapan piroklastik yang terkait dengan fase awal meliputi urutan
endapan PDC (1-PS1, 1-PSL dan 1-PDC) dan overbanking.).

Selama erupsi awal (Tahap 1), PDC energi rendah dihasilkan hingga <2,6 km. Lapisan
basal menunjukkan karakteristik endapan yang mirip dengan lonjakan awan abu yang
membawa sebagian besar abu halus dan fragmen kristal. . Ini dibatasi oleh simpanan
yang khas dari aliran piroklastik dengan konsentrasi partikel tinggi. Semua endapan
Tahap 1 memiliki kandungan fragmen litik padat yang tinggi (hingga 44% per vol.),
bersumber dari kubah lava 2007-2008 dan dinding saluran, menunjukkan bahwa
letusan onset didorong oleh pelepasan eksplosif dari tekanan berlebih gas di bawah
kubah tersebut.
TA H A P 2 : P E M B E N T U K A N K O L O M P L I N I A N D A N R U N T U H N YA
KOLOM MARGINAL

Tahap 2 dimulai pada pukul 22:58 WIB. Erupsi tahap 2 ini menyebabkan pembentukan
kolom plinian dan runtuhnya kolom marginal. Pada tahap 2 ini, endapan PDC yang kaya
apung (N70% per vol.) mengalir hingga 4,7 km dari ventilasi. Endapan tersebut
mencerminkan peningkatan keluaran magma segar yang terfragmentasi, dan beberapa
pelebaran saluran yang dibuktikan dengan padatnya fragmen litik. Ketidakstabilan
ventilasi dan penggabungan material padat ke dalam margin basal plume inilah yang
menyebabkan keruntuhan marginal dan pembentukan PDC ini.
TA H A P 3 : F A S E K L I M A K S P L I N I A N

Fase klimaks plinian akhir terjadi pada jam terakhir di fase puncak erupsi Plinian, sekitar
pukul 01:00 hingga 02:00 WIB. Menghasilkan kolom plinian hingga ketinggian 26 km
yang membentuk seperti payung.
Produk dari Tahap ini mengandung endapan jatuhan lapili bergradasi terbalik (invers),
debu sedang hingga lapili kasar, dan batu apung remaja kaya (≥90%) tephra jatuhan .
Endapan ini mencerminkan bahwa adanya letusan yang semakin lebih energik seiring
berjalanya waktu, dengan peningkatan fluks massa dan ekspansi gas segar magma,
dan fragmentasi lanjutan yang menopang letusan Plinian.
Diagram Dinamika Erupsi Selama Tahap 1-3
POLA ERUPSI GUNUNG KELUD DAN IMPLIKASI BAHAYANYA

Gaya erupsi Kelud umumnya siklik antara eksplosif hingga varian efusif sejak tahun
1900-an, erupsi Kelud berikutnya dapat berupa erupsi efusif /periode pertumbuhan
kubah atau istirahat yang panjang, berlangsung antara 7 hingga 31 tahun. Tergantung
pada kondisi degassing magma di saluran atas, dan pada terjadinya interval pengisian
ulang magmatik Pergantian antara ekstrusi kubah dan letusan eksplosif

Bahaya utama dari gunung Kelud kedepannya, yaitu:


1. Banjir lahar dingin
2. Hujan abu vulkanik
05
KESIMPULAN
KESIMPULAN

• Erupsi Gunung kelud 2014 dibagi menjadi 3 tahap. Tahap 1 fase awal,
tahap 2 pembentukan kolom plinian dan runtuhnya kolom marginal , dan
tahap 3 merupakan fase klimaks.

• Endapan tahap pertama memiliki kandungan fragmen litik padat yang tinggi,
endapan piroklastik tahap kedua kaya akan apung dan tahap ketiga
merupakan endapan jatuhan lapili bergradasi terbalik (invers) dengan batu
apung 90 vol% dari gumpalan abu vulkanik setinggi 26 km.
• Gaya erupsi Kelud umumnya siklik antara eksplosif hingga varian efusif
sejak tahun 1900-an. erupsi Kelud berikutnya dapat berupa erupsi efusif
/periode pertumbuhan kubah atau istirahat panjang yang berlangsung 7-31
tahun.

• Bahaya yang umum dari erupsi gunung Kelud kedepan dapat berupa banjir
lahar dingin dan hujan abu vulkanik
THANKS YOU

Anda mungkin juga menyukai