Oleh :
Kelompok III
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami jenis-jenis erupsi vulkanik
2. Mengetahui dan memahami bentuk gunung berapi berdasarkan jenis erupsi vulkanik.
3. Mengetahui dan memahami penyebab erupsi vulkanik
4. Mengetahui dan memahami dampak terjadinya erupsi vulkanik
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis erupsi vulkanik?
2. Bagaimana bentuk gunung berapi berdasarkan jenis erupsi vulkanik?
3. Apa penyebab terjadinya erupsi vulkanik?
4. Bagaimana dampak terjadinya erupsi vulkanik?
C. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan 129 Gunung api aktif. Dilihat dari letak
geologis, cuaca dan kondisi sosial, Indonesia rentan terhadap beragam bencana alam
seperti gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor, badai dan angin topan, wabah
penyakit, kekeringan dan gunung berapi. Bencana muncul ketika ancaman alam (seperti
gunung berapi) bertemu dengan masyarakat yang rentan (perkampungan di lereng
gunung berapi) yang mempunyai kemampuan rendah atau tidak mempunyai kemampuan
untuk menanggapi ancaman itu (tidak ada pelatihan atau pemahaman tentang gunung
berapi atau tidak siap - siaga). Dampak yang muncul adalah terganggunya kehidupan
masyarakat seperti kehancuran rumah, kerusakan harta benda serta korban jiwa.
Bencana alam geologis adalah bencana alam yang disebabkan oleh faktor yang
bersumber dari bumi. Beberapa jenis bencana alam geologi yang sangat umum terjadi di
tanah air kita, salah satunya yaitu erupsi gunung api. Gunung berapi atau gunung api
secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida
panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10
km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil
akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus. Erupsi gunung berapi terjadi jika
ada pergerakan atau aktivitas magma dari dalam perut bumi menuju ke permukaan bumi.
BAB II
ISI
a. Magma merupakan cairan pijar yang terdapat di dalam bumi dengan suhu yang
sangat tingi yakni diperkirakan lebih dari 1000°C
b. Lava merupakan cairan magma yang keluar ke permukaan bumi. Suhu lava yang
dikeluarkan bias mencapai 700-1.200°C.
c. Lahar merupakan lava yang sudah bercampur dengan material pasir, batu dan air.
Lahar dibedakan menjadi dua yaitu lahar panas dan lahar dingin. Lahar panas adalah
lahar yang baru keluar dari lubang kepundan. Lahar dingin adalah lahar yang telah
mengalami proses pendinginan dan telah bercampur dengan air
hujan.(http://www.esdm.go.id)
Secara umum, erupsi di bedakan menjadi 2, yaitu erupsi eksplosif dan erupsi
efusif.
a. Erupsi Eksplosif adalah proses keluarnya magma, gas atau abu disertai tekanan yang
sangat kuat sehingga melontarkan material padat dan gas yang berasal dari magma
maupun tubuh gunung api ke angkasa. Erupsi eskplosif inilah yang terkenal
sebagai letusan gunung berapi. Letusan ini terjadi akibat tekanan gas yang teramat
kuat. Contoh erupsi eksplosif adalah letusan gunung Krakatau dan letusan gunung
merapi.
b. Erupsi Efusif (Non Eksplosif) yaitu peristiwa keluarnya magma dalam bentuk
lelehan lava. Erupsi efusif terjadi karena tekanan gas magmatiknya tidak seberapa
kuat, sehingga magma kental dan pijar dari lubang kepundan hanya tumpah mengalir
ke lereng-lereng puncak gunung itu. Contoh erupsi efusif adalah erupsi gunung
semeru, erupsi gunung merapi.
Umumnya terdapat tanda-tanda gunung api yang akan meletus atau terjadi
erupsi antara lain :
a. Suhu di sekitar gunung meningkat
b. Mata air menjadi kering
c. Seringnya terjadi gempa vulkanik dengan pusatnya berada pada daerah sekitar
gunung api
d. Sering mengeluarkan suara gemuruh
e. Tumbuhan di sekitar gunung layu dan kering
f. Binatang di sekitar gunung bermigrasi
Secara etimologi kata gunung berapi “volcano” berasal dari nama Vulcano,
sebuah pulau vulkanik di Kepulauan Aeolian Italia yang namanya pada gilirannya
berasal dari Vulcan, nama dewa api dalam mitologi Romawi, disebut Vulkanologi .
Secara umum istilah tersebut dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida
panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10
km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil
akumulasi material yang dikeluarkan pada saat dia meletus.
Gambar 1. Bagian Gunung Api
Sumber: Indyo Pratomo (2006)
Keterangan :
1. Dapur magma 8. Sayap/sisi gunung api
9. Lapisan lava
2. Batuan dasar 10. Kepundan
3. Pipa kawah 11. Kerucut parasit gunung api
4. Permukaan dasar 12. Aliran lava
5. Sill 13. Kawah
6. Pipa kawah sekunder 14. Bibir kawah
7. Lapisan abu gunung api 15. Abu gunung api
Gunung api adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat
keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Material
yang dierupsikan ke permukaan bumi umumnya membentuk kerucut terpancung.
Menurut Alzwar (1988), gunung api merupakan timbulan di permukaan bumi, yang
tersusun atas timbunan rempah gunung api, tempat dengan jenis dan kegiatan magma
yang sedang berlangsung, tempat keluarnya batuan leleran dan rempah lepas
gunungapi dari dalam bumi. Sedangkan menurut Bronto (2006), Setiap proses alam
yang berhubungan dengan kegiatan gunung api, meliputi asal-usul pembentukan
magma di dalam bumi hingga kemunculannya di permukaan bumi dalam berbagai
bentuk dan kegiatannya. Setiap magma yang muncul ke permukaan bumi adalah
gunung api.
Sumatera 13 12 6 21
Jawa 21 9 5 35
Bali 2 - - 2
Lombok 1 - - 1
Sumbawa 2 - - 2
Flores 16 3 5 24
Laut Banda 8 1 - 9
Sulawesi 6 2 5 13
Kep.Sangihe 5 - - 5
Halmahera 5 2 - 7
b. Berdasarkan sumber erupsi, yaitu:
1) Erupsi Pusat
Erupsi keluar melalui kawah utama.
2) Erupsi Samping
Erupsi keluar dari lereng tubuhnya.
3) Erupsi Celah
Erupsi yang muncul pada retakan/sesar, dapat memanjang sampai beberapa
kilometer.
4) Erupsi Eksentrik
Erupsi samping tetapi magma yang keluar bukan dari kepundan pusat yang
menyimpang ke samping, melainkan langsung dari dapur magma melalui kepundan
tersendiri.
3) Tipe Plinian
Erupsi sangat ekslposif dari magma berviskositas tinggi atau magma asam,
dimana komposisi magma bersifat andesitik sampai riolitik. Material yang
dierupsikan berupa batu apung dalam jumlah besar.
Bentuk dan bentang alam gunung api berdasarkan proses terjadinya terdiri atas:
1. Bentuk kubah, dibentuk oleh terobosan lava di kawah, membentuk seperti kubah.
1. Dampak negatif / bahaya terjadinya letusan gunung api adalah sebagai berikut :
a. Jatuhan piroklastik : Jatuhan piroklastik terjadi dari letusan yang membentuk
tiang asap cukup tinggi, pada saat energinya habis, abu akan menyebar sesuai
arah angin kemudian jatuh lagi ke muka bumi. Hujan abu ini bukan merupakan
bahaya langsung bagi manusia, tetapi endapan abunya akan merontokkan
daun-daun dan pepohonan kecil sehingga merusak agro dan pada ketebalan
tertentu dapat merobohkan atap rumah. Sebaran abu di udara dapat
menggelapkan bumi beberapa saat serta mengancam bahaya bagi jalur
penerbangan.
b. Aliran piroklastik (awan panas) : aliran piroklastik dapat terjadi akibat
runtuhan tiang asap erupsi plinian, letusan langsung ke satu arah, guguran
kubah lava atau lidah lava dan aliran pada permukaan tanah (surge). Aliran
piroklastik sangat dikontrol oleh gravitasi dan cenderung mengalir melalui
daerah rendah atau lembah. Mobilitas tinggi aliran piroklastik dipengaruhi oleh
pelepasan gas dari magma atau lava atau dari udara yang terpanaskan pada saat
mengalir. Kecepatan aliran dapat mencapai 150-250 km/jam dan jangkauan
aliran dapat mencapai puluhan kilometer walaupun bergerak di atas air/laut.
d. Leleran lava : leleran lava merupakan cairan lava yang pekat dan panas dapat
merusak segala infrastruktur yang dilaluinya. Kecepatan aliran lava tergantung
dari kekentalan magmanya, makin rendah kekentalannya, maka makin jauh
jangkauan alirannya. Suhu lava pada saat dierupsikan berkisar antara 800-1200
o
C. Pada umumnya di Indonesia, leleran lava yang dierupsikan gunung api,
komposisi magmanya menengah, sehingga pergerakannya cukup lamban,
sehingga manusia dapat menghindarkan diri dari terjangannya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Secara umum, erupsi di bedakan menjadi 2, yaitu erupsi eksplosif dan erupsi efusif.
a. Erupsi Eksplosif adalah proses keluarnya magma, gas atau abu disertai
tekanan yang sangat kuat sehingga melontarkan material padat dan gas
yang berasal dari magma maupun tubuh gunung api ke angkasa.
b. Erupsi Efusif (Non Eksplosif) yaitu peristiwa keluarnya magma dalam
bentuk lelehan lava. Erupsi efusif terjadi karena tekanan gas magmatiknya
tidak seberapa kuat, sehingga magma kental dan pijar dari lubang
kepundan hanya tumpah mengalir ke lereng-lereng puncak gunung itu.
2. Bentuk dan bentang alam gunung api berdasarkan proses terjadinya terdiri atas:
B. Daftar Pustaka
Indyo Pratomo. 2006. Klasifikasi Gunung Api Aktif Indonesia. Bandung: Museum
Geologi Indonesia.
Efri Rosdiana, dkk. 2015. Makalah Erupsi Gunung Berapi. Aceh: Universitas
Muhammadiyah Aceh.
Bronto, S. dan Pratomo, I., 2006. Endapan longsoran gunung api dan implikasi
bahayanya di kawasan G. Guntur, Kab. Garut, Jawa Barat. Prosid. PIT IAGI 25,
Bandung, 11-12 Des., hlm. 51-66.
Alzwar Samodra. 1988. Pengantar Dasae Ilmu Gunung Api. Bandung: NOVA.