Anda di halaman 1dari 3

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL


INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

TUGAS
GEOFISIKA GUNUNG API

Disusun Oleh :
NAMA LENGKAP : FEBRYANTO
NOMOR MAHASISWA : 4100190022
KELAS : 01
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk Geofisika gunung Api
Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral,
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

YOGYAKARTA
2020
Indonesia merupakan negara dengan 129 Gunung api aktif, pengamatan gunung api
merupakan pekerjaan yang mutlak dilakukan dalam upaya pengurangan risiko bencana gunung
api syukur Alhamdulillah, pemerintah kita melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi (PVMBG) sudah membangun pos pengamatan di beberapa gunung api aktif yang ada di
seluruh Indonesia. Petugas di pos pengamatan bertugas untuk mengamati aktifitas gunung api
secara visual dan  berdasarkan data pengukuran (seismisitas, thermal, deformasi, densitas batuan,
gas, dll). Dalam tulisan ini saya mencoba menjelaskan beberapa hal yang perlu diamati dalam
upaya mitigasi bencana erupsi gunung api

Gambar 1. Jenis-jenis pengamatan Gunung api (Sumber:USGS-Volcano)

Sebelum pengamatan seismisitas ini bisa dilakukan, hal pertama yang harus dilakukan
adalah pemasangan seismometer di sekitar gunung api yang akan diamati. Untuk pengamatan
lebih akurat, harus dipasang lebih dari satu seismometer di setiap gunung api. Di Indonesia, dari
129 gunung api aktif saat ini sudah dilakukan pengamatan sebanyak 69 gunung api sisanya
mudah-mudahan bisa disegera dilakukan pengamatan (PVMBG). Pengamatan seismisitas akan
menyelamatkan banyak jiwa seperti ketika gunung api Pinatubo di Philipina erupsi pada tahun
1991.

Pengamatan Gas dan Thermal


selain peningkatan seismisitas, peningkatan gas dan thermal (suhu) juga terjadi apabila
sebuah gunung api akan erupsi. Beberapa gas keluar ketika gunung api mau dan sedang erupsi
antara lain; Karbonmonoksida (CO), Karbondioksida (CO2), Hidrogen Sulfide (H2S),
Sulfurdioksida (S02), dan Nitrogen (NO2). Peningkatan suhu juga bisa teramati dari mulai
mengeringnya sungai dan danau serta perpohonan yang mulai mati di sekitar gunung api..
Pengamatan Deformasi

Ketika gunung api akan meletus (erupsi) akan terjadi peningkatan tekanan di dapur
magma. Peningkatan tekanan di dalam dapur magma ini akan menyebabkan deformasi (naik dan
turun) permukaan gunung api. Deformasi ini bisa diamati menggunakan GPS, Tiltmeter, dan
beberapa peralatan lainnya. Pengamatan deformasi ini akan memberikan informasi apakah
gunung api sedang mengembang (mau2 meletus) atau sedang tidak mengembang (tidur). Saat
ini, beberapa gunung api di kepulauan Jawa dan Bali sudah dilakukan pengamatan deformasi
menggunakan GPS Geodetik L1 & L2.

Anda mungkin juga menyukai