Anda di halaman 1dari 19

PEMANTAUAN GUNUNG-

BERAPI

DR. MUHAJIRAH, ST., MT.


Pendahuluan

 Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)

 Pusat Vulkanologi & Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) bertugas


memantau gunung berapi, mitigasi bencana, penelitian vulkanologi di
Indonesia, memberikan peringatan dini dan rekomendasi tindakan
untuk mengurangi risiko bencana vulkanik.

 Situs resmi https://geologi.esdm.go.id/pvmbg


Situs: https://magma.esdm.go.id/
Situs: https://magma.esdm.go.id/
Pentingnya pemantauan Gunung-berapi

Gunung berapi meletus dengan kombinasi aliran lava, aliran piroklastik,


dan tephra (abu dan semburan pecahan yang lebih kasar) yang
berbeda-beda.
Debris flow (lahar) merupakan campuran lumpur, bebatuan, bongkahan
batu besar, dan air yang mengalir dengan kecepatan puluhan hingga
100 km/jam.
Mengevaluasi kemungkinan terjadinya letusan dan bahaya (gaya
kejadian, ukuran, dan frekuensi) pada masing-masing gunung berapi
dilakukan dengan membuat peta geologi dan melakukan penilaian
bahaya
Faktor-faktor yang mempengaruhi letusan gunung-berapi

 Variasi suhu dan komposisi kimia magma kecepatan magma


mencapai permukaan;

 dan faktor lokal, seperti adanya patahan atau rekahan yang dapat
menjadi jalur mudah bagi magma untuk mencapai permukaan, atau
yang memungkinkan gas vulkanik keluar dari magma secara non-
eksplosif
Bahaya gunung berapi

 Aliran lava

 Debu vulkanik,
Partikel abu vulkanik adalah pecahan batuan, mineral, dan
kaca vulkanik yang bersudut dan bersifat abrasif, seukuran
pasir dan lanau; memiliki kekerasan seperti pisau saku.

Abu vulkanik bersifat sangat abrasif. Menghirup abu dalam


waktu lama menyebabkan iritasi dan infeksi pada hidung,
tenggorokan, dan mata, baik pada manusia maupun
hewan. Dapat mengakibatkan Sesak napas, sakit
tenggorokan, dan bronkitis
Mekanisme Pemantauan Gunungberapi

 Untuk memberikan peringatan yang memadai, gunung berapi dengan tingkat ancaman tinggi
atau sangat tinggi memerlukan pemantauan terperinci dan real-time sepanjang waktu.

 Sinyal dari instrumen pemantauan harus dikirimkan secara real-time ke observatorium vulkanik
regional sehingga ahli vulkanologi dapat dengan cepat mendiagnosis makna perubahan yang
paling halus.

 Sebagai aturan praktis, gunung berapi yang termasuk dalam dua kategori ancaman ini
memerlukan setidaknya 12-20 stasiun seismik permanen dalam jarak 20 km dari lubang vulkanik
utama, termasuk beberapa stasiun yang sangat dekat dengan kawah; survei deformasi rutin dan
pencatatan stasiun Global Positioning System (GPS) permanen secara terus-menerus; pengukuran
gas vulkanik.
Mekanisme Pemantauan Gunungberapi

 Metode pemantauan gunung berapi dirancang untuk mendeteksi dan


mengukur sinyal yang disebabkan oleh pergerakan magma di bawah
gunung berapi.
 Meningkatnya magma biasanya akan:
(1) memicu serangkaian gempa bumi dan jenis peristiwa seismik lainnya;
(2) menyebabkan deformasi (pembengkakan atau penurunan muka
tanah) pada puncak atau sisi gunung berapi; dan
(3) menyebabkan pelepasan gas vulkanik dari dalam tanah dan ventilasi.
Mekanisme Pemantauan Gunungberapi

 Dengan memantau perubahan keadaan gunung berapi, para


pengamat gunungberapi dapat mengantisipasi letusan beberapa
hari hingga beberapa minggu sebelumnya dan mendeteksi secara
jarak jauh terjadinya peristiwa-peristiwa terkait tertentu seperti
letusan eksplosif dan lahar.
Pemantauan seismisitas

 Pergerakan magma dan cairan terkait di dalam gunung berapi sering


kali terjadi bersamaan dengan aktivitas gempa bumi yang terukur
(seismisitas).

 Gangguan seismik yang paling umum adalah gempa bumi sebagai


respons terhadap perubahan tegangan yang disebabkan oleh
pergerakan magma di bawah gunung berapi.
Pemantauan seismisitas

 Ketika magma dengan cepat


menyusup ke batuan di sekitarnya,
batuan tersebut pecah secara tiba-
tiba, menyebabkan gempa bumi yang
sinyalnya mirip dengan gempa bumi di
sepanjang patahan tektonik. Gempa
jenis ini disebut gempa vulkanik-
tektonik (VT). Tanda-tanda gempa VT
dicirikan oleh permulaan gelombang
yang jelas dan seringkali impulsif, atau
tiba-tiba, dan mengandung energi
pada rentang frekuensi seismik yang
luas.
Pemantauan seismisitas

 Jenis gempa kedua yang berhubungan dengan daerah vulkanik akibat


langsung dari aliran magma atau cairan lain melalui saluran di daerah vulkanik
atau hidrotermal aktif.
 Variasi tekanan dalam aliran magma atau fluida hidrotermal memaksa
retakan yang dilalui fluida tersebut bergetar. Dibandingkan dengan gempa
VT, gempa bumi ini muncul dengan frekuensi osilasi yang dominan dan lebih
rendah dan disebut gempa bumi periode panjang (LP)
Deformasi tanah

 Saat magma bergerak di bawah gunung berapi, akan terbentuk ruang


tersendiri dengan menggeser permukaan bumi.
 Mengukur karakteristik deformasi dalam ruang dan waktu dapat memberikan
informasi penting tentang kedalaman, perubahan volume, dan geometri
reservoir magma di bawah tanah.
 Misalnya, ketika magma terakumulasi di bawah gunung berapi, mungkin
sebagai awal terjadinya letusan, permukaan di atasnya akan mengembang
seperti balon. Demikian pula, setelah magma meletus, atau ketika magma
mengalir ke tingkat yang lebih dalam atau bergerak ke samping di bawah
tanah ke lokasi lain, permukaan akan mengempis sebagai respons terhadap
hilangnya volume tersebut
Deformasi tanah
Kemiringan tanah

 Pemasangan pengukur kemiringan lubang bor di Taman


Nasional Gunung Api Hawai'i. Instrumen diturunkan
dengan kabelnya ke dalam lubang berselubung.
 Panel surya, tiang telemetri, dan kotak elektronik telah
dipasang di sebelah kanan.
 Data kemiringan dapat disimpan di lokasi instrumen
dalam pencatat data dan diunduh secara berkala,
namun jauh lebih praktis untuk melakukan telemeter
data, idealnya dalam waktu nyata, ke observatorium
gunung berapi.
 Pemrosesan dan interpretasi data kemiringan sangatlah
mudah, karena tegangan keluaran instrumen
diterjemahkan langsung ke besaran dan arah kemiringan
tanah melalui faktor kalibrasi sederhana.
GPS

 Pada akhir tahun 1980an, Global Positioning


System (GPS) menjadi metode yang layak untuk
mengukur deformasi permukaan bumi, secara
bertahap menggantikan EDM dan triangulasi.

 Keuntungan utama GPS dibandingkan semua


metode pemantauan deformasi lainnya adalah
kemampuannya untuk mengukur perpindahan
horizontal dan vertikal secara bersamaan dengan
akurasi beberapa milimeter
TUGAS

 Pilih 1 gunung berapi status aktif,


 Sejarah letusan gunung berapi
 Gambarkan/deskripsikan instrumen atau alat yang
digunakan untuk melakukan pemantauan aktivitas
gunung berapi tersebut
 Mitigasi yg dilakukan untuk merespon hasil pemantauan.

Anda mungkin juga menyukai