Anda di halaman 1dari 37

PEMANTAUAN GUNUNGAPI

MATA KULIAH VULKANOLOGI


MENGAPA
GUNUNGAPI
MELETUS ?
GUNUNGAPI : Lubang
kepundan (termasuk
batuan samping)
tempat magma keluar

MAGMA : Campuran
cairan silikat, kristal
dan gas
MENGAPA TERJADI LETUSAN ?

 Pergerakan lempeng bumi


 Peleburan bag. Atas dan bawah kerak bumi
 Umumnya berkomposisi basaltis, suhu 1000 –
1300 oC
 Banyak volatil yg berkembang menjadi
gelembung gas – bergerak ke bag. Atas dapur
magma – terkonsentrasi di bag. Atas dapur
magma
 Pemanasan batuan dan air bawah permukaan di
sekitarnya – mengakibatkan retakan batuan
penutup – memudahkan magma bergerak ke
permukaan, semampu tekanan yang dipunyai
 Tekanan > batuan penutup  Letusan
Penampang suatu
gunungapi dan
bagian-bagiannya.
Penampang belahan Bumi
Penampang yang memperlihatkan batas lempeng utama
dengan pembentukan busur gunungapi
Penampang diagram yang memper lihatkan bagaimana gunungapi ter bentuk
di permukaan melalui kerak benua dan kerak samudera serta mekanisme
peleburan batuan yang menghasilkan busur gunungapi, busur gunungapi
tengah samudera, busur gunungapi tengah benua dan busur gunungapi dasar
samudera
PEMANTAUAN
GUNUNGAPI
GEJALA AWAL LETUSAN GUNUNGAPI

1. KEGEMPAAN (SEISMICITY)
2. PERUBAHAN TUBUH (GROUND DEFORMATION)
3. PERUBAHAN GRAVITASI (GRAVITY CHANGE)
4. PERUBAHAN KEMAGNETAN (MAGNETIC CHANGE)
5. PERUBAHAN EMISI GAS (GAS EMISSION CHANGE)
6. PERUBAHAN SIFAT LISTRIK (ELECTRICAL CHANGE)
7. PERUBAHAN SIFAT PANAS (THERMAL CHANGE)
8. PERUBAHAN VISUAL (VISUAL CHANGE) SEBELUM
ATAU SELAMA LETUSAN TERJADI
1. KEGEMPAAN
TIPE GEMPABUMI VULKANIK
 Gempa Tipe-A : terjadi pada kedalaman > 1 km,
frekuensi tinggi (>/= 3 Hz), gelombang P dan S
teramati jelas.
 Gempa Tipe-B : terjadi pada kedalaman 0 – 1 km,
umumnya frekuensi rendah (< 3Hz), gelombang S
kurang jelas.
 Gempa Letusan : mirip dengan gempa Tipe-B, tetapi
terjadi saat letusan di permukaan.
 Tremor Vulkanik : getaran menerus atau perulangan
gempa kecil, terjadi akibat gangguan yang menerus.
BERBAGAI MACAM
REKAMAN GEMPA YANG
DITIMBULKAN OLEH
BERBAGAI KEGIATAN
Rekaman gempa yang
timbul akibat kegiatan
gunungapi
Rekaman gempa vulkanik
dangkal oleh seismograf
digital
Sebaran episenter dan
hiposenter G. Guntur hasil
seismograf digital
PERANGKAT DIGITAL SEISMOGRAF
PERANGKAT SEISMOGRAF MANUAL
Penampang kegiatan
vulkanik
2. PERUBAHAN TUBUH
DISEBABKAN TEKANAN LEMAH AKIBAT ERUPSI ATAU MIGRASI MAGMA
TERHADAP CELAH/REKAHAN LATERAL DAPAT MENGAKIBATKAN
PENGANGKATAN TUBUH GUNUNGAPI.
Precise leveling
 Mengukur pengangkatan atau penurunan tubuh
gunungapi
 Dipasang secara radial dari pusat erupsi atau
sekeliling tubuh gunungapi
Electronic Distance Measurement (EDM)
 Mengukur pembengkakan vertikal maupun
horizontal tubuh gunungapi
 Jarak EDM ke reflektor merupakan jarak tetap,
artinya titik ukur tidak boleh berubah
 Koreksi dibuat untuk suhu dan tekanan udara
serta uap air selama pengukuran.
Pengukuran Ungkitan (Tilting)

 Titik-titik pada lereng gunungapi umumnya


memperlihatkan ungkitan sebelum terjadi
erupsi

 Ungkitan terjadi antara puluhan sampai


ratusan microradian sebelum letusan, dan
jarang sekali dalam ribuan microradian.
Pengukuran Levelling
Pengukuran
Levelling
Pengukuran Deformasi dengan EDM
Pengukuran
Deformasi
dengan EDM
Rekahan yang
menyebabkan keluarnya
magma ke permukaan
Rekahan yang
menyebabkan
keluarnya gas/uap
ke permukaan
3. PERUBAHAN GRAVITASI
 Percepatan gravitasi setempat merupakan
fungsi dari ketinggian dan batuan dekat
permukaan bumi

 Dalam tubuh gunungapi, perubahan


gravitasi dapat berasal dari pengangkatan
atau penurunan tubuh, perubahan berat
jenis batuan yang disebabkan terobosan
magma atau perubahan level air bawah
permukaan, atau kedua-duanya.
 Pengangkatan kira-kira 3 microgals/cm
(rata-rata gravitasi bumi di seluruh dunia
adalah 980 gals). 1 microgal = seper
milyar seluruh lapangan gravitasi.

 Ciri-ciri perubahan gravitasi  pergantian


perubahan pembengkakan dan
pengempisan dapur magma dalam tubuh
gunungapi akibat pengisian dan
pengosongan magma.
4. PERUBAHAN KEMAGNETAN
 Perubahan kekuatan magnet bumi terjadi akibat :
terobosan magma atau penekanan batuan samping
 Umumnya mineral yang mengandung magnet di
dalam magma tidak mengalami perubahan suhu
Curie, sehingga terobosannya akan mengurangi
kekuatan lapangan magnet secara total
 Terobosan magma juga akan memagnetisasi batuan
samping yang akan banyak berpengaruh terhadap
lapangan magnet
 Perubahan kemagnetan juga disebabkan oleh
pemanasan yang relatif lamban, perambatan dan
penyebaran panasnya terbatas
 Arah dan kekuatan magnet diukur pada satu atau
lebih lokasi pada tubuh gunungapi dan satu lokasi
jauh dari gunungapi.
5. PERUBAHAN KELISTRIKAN

 Anomali tekanan dan pemanasan batuan dan air


bawah permukaan dapat menyebabkan lemahnya
arus listrik atau perubahan ketahanan
 Perubahan tersebut dapat disebabkan langsung
oleh sifat listrik, tetapi mungkin juga oleh
pengaruh elektromagnet, akibat perubahan
lapangan magnet setempat
 2 parameter dalam sifat kelistrikan :
 Potensi diri (Electrical Self-Potential)
 Sifat arus berfrekuensi sangat rendah dari
sumbernya.
6. PEMANTAUAN GAS
 Tekanan dan tegangan fisik di bawah tubuh
gunungapi dan erupsinya sendiri adalah dipicu oleh
pembumbungan magma akibat pelepasan gas, dan
juga oleh uap air bawah permukaan.

 Pengeluaran gas seperti : H2O, CO2, CO, SO4, H2S


dan hologen dipermukaan gunungapi, erat
hubungannya dengan pembentukan gas di dalam
magma. Sedangkan kegiatan hidrotermal
disebabkan oleh interaksi magma dengan air bawah
permukaan.
PEMANTAUAN GAS
SO2 DENGAN
COSPEC
PENGAMBILAN CONTO GAS DI G. MERAPI
7. PEMANTAUAN TERMAL

 Hampir semua gunungapi aktif menunjukkan


manifestasi termal dipermukaan : solfatara, fumarola
dll.

 Apabila magma bergerak ke permukaan cenderung


akan meningkatkan suhu manifestasi di permukaan
akibat terpanaskannya batuan samping dan air
bawah permukaan.

 Pengukuran suhu dapat dilakukan pada : solfatara,


fumarola, mataair panas, lumpur panas atau danau
kawah.
MANIFESTASI PANAS
YANG DIUKUR DENGAN
KAMERA THERMAL
8. PENGAMATAN VISUAL
Pengamatan visual gunungapi dilakukan secara rutin setiap hari dari
Pos Pengamatan Gunungapi, atau secara periodik bagi gunungapi
yang belum ada posnya. Pengamatan intensif dilakukan sebelum
terjadi letusan yang mungkin timbulnya gejala sebagai berikut :

 Sinar api sepanjang rekahan di sekitar kawah

 Meningkatnya suhu asap atau uap air

 Perubahan warna tiang asap

 Perubahan bau asap

 Perubahan tubuh gunungapi secara drastis

 Perubahan warna air danau kawah

 Gejala lainnya sekitar kawah atau tubuh gunungapi


Hasil pengukuran
berbagai metoda
sebelum terjadi
letusan

Anda mungkin juga menyukai