Anda di halaman 1dari 13

SATWIKA: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat

Vol. X No. X, Month 2099, pp. 1~1x


ISSN: XXXX-XXXXX, DOI:

Implementasi Program Bimbingan Pra-nikah bagi calon pengantin untuk


mewujudkan keluarga samara Di KUA kecamatan patumbak
Ulfa Khairani a, 1, Rizka Indah Fadilah Harahap b, 2, Yulia Sari c, 3, Gilang Surya Amanda d, 4, Nurul Izzah
Rangkuti e, 5, Ronauli Dania Siagian f, 6, Husna Nafilah g, 7
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Indonesia
1
ulfakhairani2002@gmail.com

ABSTRAK
Bimbingan pranikah sangat berpengaruh terhadap apa yang dilakukan oleh setiap calon Informasi Artikel
pasangan dengan melangsungkan pernikahan untuk membangun keluarga dalam Diterima:
terwujudnya keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah. Bimbingan pra nikah Disetujui:
merupakan tahapan pemberian dukungan, pengarahan dengan tersusun serta terus
menerus oleh orang yang membimbing terhadap orang yang dibimbing supaya terbentuk Kata kunci:
kemandirian pada orang yang dibimbing. Jadi tujuan dari bimbingan pranikah adalah agar
pasangan suami dan istri dapat menanggulangi berbagai permasalahan yang akan datang
Keluarga, Bimbingan
dalam rumah tangganya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui langkah-langkah serta
Pranikah, Samara
bagaimana proses bimbingan pranikah, mengetahui sejauh mana peran bimbingan pranikah
dan mengetahui hambatan dan upaya dalam proses pemberian bimbingan pranikah
terhadap peserta bimbingan yaitu calon pengantin di wilayah KUA kecamatan Patumbak.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dekriptif kualitatif. Teknik
pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil yang
didapatkan dalam penelitian adalah bahwa bimbingan pra nnikah dalam pengapikasiannya
harus diterapkan dengan baik, dan sangat bermanfaat bagi calon pengantin sehingga dapat
Article’s Information
membangun keluarga yang diharapkan yaitu sakinah, mawaddah warahmah
ABSTRACT Received: 2 Januari 2020
Premarital guidance is very influential on what each prospective partner does by getting Accepted: 25 Januari 2020
married to build a family in the realization of a sakinah, mawaddah warahmah family. Pre-

marital counseling is a stage of providing support, direction in a structured and continuous


Keywords:
manner by the person who is guiding the person being mentored so that independence is Family, Premarital Guidance,
Samara
formed in the person being mentored. So the purpose of premarital counseling is for

husband and wife to be able to overcome various problems that will come in their

household. This study aims to find out the steps and how the process of premarital

guidance is carried out, to know the extent of the role of premarital guidance and to find
Pendahuluan
Allah menciptakan makhluk-Nya dengan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan. Oleh
karena itu, manusia dianjurkan untuk mencari pasangannya dalam batas-batas yang telah
ditentukan oleh syari’at. Dianjurkan untuk menikah dan perintah untuk melaksanakan perkawinan
disebutkan dalam firman Allah surat Ar-rum ayat 21 yang berbunyi:
‫َو ِم ْن ٰا ٰي ِتٖٓه َاْن َخ َلَق َلُك ْم ِّم ْن َاْنُفِس ُك ْم َاْز َو اًج ا ِّلَتْس ُك ُنْٓو ا ِاَلْيَها َو َج َعَل َبْيَنُك ْم َّمَو َّد ًة َّوَر ْح َم ًةۗ ِاَّن ِفْي ٰذ ِلَك ٰاَل ٰي ٍت ِّلَقْو ٍم َّيَتَفَّك ُرْو َن‬
Artinya : Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan
untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia

Korespondensi: Nama penulis, email@email.com, nama prodi, Universitas, Kota, Negara


This work is licensed under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
©2021 by the author(s).
Nama Penulis 1, penulis 2, penulis 3. Judul dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris, format Sentence case (huruf kapital di
awal judul, kecuali kata yang mengharuskan menggunakan huruf kapital)

menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.
Pernikahan merupakan sunnatullah yang ketentuannya telah digariskan, dengan melakukan
pernikahan dapat membuat hidup seorang jadi lebih tenang, terarah, bahagia dan tentram.
Pernikahan merupakan ikatan suci yang dijalin oleh seseorang pria dan wanita, disebut suci sebab
diatur ajaran Agama dan dilegalkan dengan aturan Perundangan-undangan Negara, masyarakat
berupa adat istiadat dan lain-lain (Karim, 2020).
Kompilasi hukum islam (KHI) Indonesia menyatakan “Perkawinan adalah pernikahan, yaitu:
akad yang sangat kuat atau mitsaqan ghalidzan untuk mentaati perintah Allah SWT, dan
melaksanakannya merupakan ibadah. Bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga
yang sakinah mawaddah wa rahmah”. Setiap pasangan yang menikah kebahagiaan merupakan
tujuan yang diinginkan. Keutuhan rumah tangga merupakan dambaan bagi pasangan suami dan
istri yang menikah. Kerjasama dan komunikasi yang baik antara suami istri dan seluruh anggota
keluarga dapat mewujudkan dan meraih keutuhan tersebut. Kerjasama dan komunikasi ini
seharusnya sudah dilakukan dan dirumuskan dengan baik sejak dimulai awal pasangan suami istri
itu menikah.
Tujuan perkawinan tidak hanya terbatas pada hubungan syahwat, akan tetapi jauh dari itu
mencangkup tuntunan kehidupan yang penuh rasa kasih sayang, sehingga manusia dapat hidup
tenang, baik dalam keluarga maupun masyarakatnya. Dengan perkawinan ditetapkan hak dan
kewajiban bagi suami istri, sehingga terbinalah ketentraman jiwa, bukan sekedar hubungan
syahwat. Perkawinan merupakan ciri utama pembinaan kehidupan masyarakat, karena manusia
tidak dapat hidup secara individual. Perkawinan harus diawali dengan niat yang ikhlas karena
perkawinan itu adalah, suruhan Allah dan rasulnya terhadap hamba-hambanya yang mampu.
Sebelum pihak-pihak yang bersangkutan (calon suami istri) melangsungkan pernikahan hendaklah
berusaha mempelajari dasar-dasar dan tujuan berumah tangga, serta seluk beluknya yang
bersangkutan itu (Achyar & Fata, 2018).
Perkawinan merupakan suatu peristiwa sakral yang dilakukan dengan tujuan untuk membina
keluarga sakinah. Untuk itu diperlukan bekal yang cukup baik moril maupun materil. Diperlukan
persiapan yang matang untuk sampai ke jenjang perkawinan, bukan hanya mengandalkan cinta
tetapi dibutuhkan pemikiran yang rasional, agar dapat meletakkan dasar-dasar yang lebih kokoh
dalam sebuah perkawinan. Karena perkawinan itu sendiri merupakan suatu proses awal dari
perwujudan bentuk-bentuk kehidupan manusia. Oleh karena itu sebelum melaksanakan
pernikahan di Kantor Urusan Agama (KUA) khususnya di Kecamatan Patumbak.
Mengadakan pelaksanaan bimbingan pranikah pembinaan bagi calon pengantin merupakan
suatu keabsahan pernikahan dari kepedulian pemerintah, hal ini sesuai dengan peraturan Direktur
Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama Nomor: Dj.II/491 Tahun 2009 tentang
Kursus calon pengantin. Salah satu isi butir peraturan tersebut pasal 1 ayat 2 adalah “kursus calon
pengantin yang selanjutnya disebut dengan suscatin adalah pemberian bekal pengetahuan,
pemahaman dan keterampilan dalan waktu singkat kepada calon pengantin tentang kehidupan
rumah tangga/keluarga”. Dan sekarang telah ditetapkan oleh Departemen Agama kursus calon
pengantin ini resmi berganti dengan bimbingan pranikah pada tahun 2014.
Mempunyai keluarga sakinah adalah idaman setiap orang. Kenyataan ini menunjukan
banyak orang yang merindukan dalam rumah tangganya menjadi sesuatu yang teramat indah,
bahagia, penuh dengan berkah yakni keluarga sakinah mawaddah wa rahmah. Dalam kehidupan
rumah tangga tidak sedikit dari keluarga yang hari demi harinya hanyalah perpindahan dari

2
SATWIKA: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
kecemasan, kegelisahan, dan penderitaan. Bahkan tidak jarang diakhiri dengan kenistaan,
perceraian, dan juga derita. Pernikahan merupakan perintah agama yang di dalamnya banyak
mengandung hikmah yang dapat diambil manfaatnya dari pernikahan (Fauzia, 2019).
Sudut pandang Alquran menerangkan bahwa tujuan utama pernikahan adalah terbangunnya
kondisi sakinah, mawaddah, dan rahmah sehingga hubungan diantara suami, istri dan anak-
anaknya berjalan dengan harmonis dan bahagia. Hal tersebut tersurat dalam Alquran surat Al-Rum
ayat 21 Sakinah adalah hidup yang harmonis, bahagia, dan sejahtera. Hidup yang sakinah harus
dilandasi oleh unsur mawaddah dan rahmah, yaitu rasa cinta dan kasih sayang diantara pasangan
suami istri, dibarengi dengan ilmu-ilmu pengetahuan serta keretampilan dalam menjalankan
bahtera rumah tangga.
Untuk mewujudkan sakinah mawadah wa rahmah, salah satu caranya adalah dengan
memberikan bimbingan pra nikah. Bimbingan merupakan sokongan yang dihaturkan seseorang
baik orang perempuan maupun laki-laki, agar inividu dapat menyokongnya dalam memanage
semua tindakan-tindakan kehidupannya sendiri, seperti membuat dan memilih keputusannya
sendiri serta sampai mampu membawa tanggungan beban kehidupannya sendiri. Bimbingan
merupakan tahapan pemberian dukungan, pengarahan dengan tersusun serta terus menerus oleh
orang yang membimbing terhadap orang yang dibimbing supaya terbentuk kemandirian pada
orang yang dibimbing (S et al., 2020). Jadi tujuan dari bimbingan pranikah adalah agar pasangan
suami dan istri dapat menanggulangi berbagai permasalahan yang akan datang dalam rumah
tangganya.
Penelitian yang relefan sesuai dengan penelitian ini adalah: penelitian dengan judul The
Reflection on the Implementation of Pre-Marriage Course in Aceh, Jamaluddin, Faisal, dan Nanda
Amalia (India: Jurnal Indian Journal of Public Health Research & Development, 2018), penelitian ini
menyimpulkan bahwa proses bimbingan yang dilakukan di Aceh sudah sesuai dengan aturan
pemerintah pusat, namun masih terdapat kekurangan waktu sehingga materi tidak terserap
sepenunya, perlunya materi lain tentang kearifan lokal terkait dengan penerapan syari’at Islam di
Aceh. Materi tersebut dapat diampuh oleh para tokoh agama di Aceh, kursus agama kiranya perlu
dimasukkan dalam Qonun Hukum Keluarga di Aceh, dan diperkuat dengan peraturan Gubernur
(Ridho, 2018).
Haerini Ayatina, Putri Jannaturrahmah, dan Fakhriyah Tri Astuti, The Effectiveness of
Prenuptial Guidance as Efforts to Strengthen Family Resilience, (Yogyakarta: Jurnal Khazanah
2020), hasil menunjukkan bahwa kursus pranikah sangat penting sebagai upaya memperkuat
ketahanan keluarga, sehingga bimbingan pranikah dianggap efektif, meskipun sering ditemukan
calon pasangan suami istri masih mengalami kesulitan dalam memahami materi pra nikah karena
pendidikan rendah, Sehingga perlu adanya sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman tentang
pentingnya pranikah di masyarakat. Hidayati Aini, dan Afdal Analisis Kesiapan Psikologis Pasangan
dalam Menghadapi Pernikahan, Hasil penelitian ini adalah secara psikologi pria memiliki kesiapan
pernikahan sebesar 45,33% hasil ini lebih rendah dibandingkan kesiapan wanita secara psikologis,
yakni sebesar 48%. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi para fasilitator bimbingan
pranikah untuk meningkatkan kesiapan psikologis dalam menghadapi pernikahan dan bahtera
rumah tangga.
Fajri.S, Diah Ayu Pratiwi, dan Dendi Sutarto, Efektifitas Bimbingan Pra Nikah Terhadap Angka
Perceraian Di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sei Beduk Kota Batam, (Kepulauan Riau :
Jurnal Trias Politika, 2020), Hasil penelitian ini menemukan bahwa: 1) agar efisien KUA Kecamatan
Sei Beduk melakukan bimbingan secara mandiri di KUA tersebut. 2) bimbingan pranikah di KUA Sei
Beduk berjalan dengan baik dan optimal, melalui kebijakan mewajibkan bagi calon pengantin yang
sudah mendaftar untuk ikut bimbingan pra nikah, 3) untuk menekan angka perceraian KUA Sei
3
Nama Penulis 1, penulis 2, penulis 3. Judul dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris, format Sentence case (huruf kapital di
awal judul, kecuali kata yang mengharuskan menggunakan huruf kapital)

Beduk megeluarkan kebijakan agar orang yang sudah terdafatar untuk menikah harus mengikuti
bimbingan pranikah terlebih dahulu, dan 4) respon masyarakat sangat baik terhadap adanya
bimbingan pranikah, karena bimbingan pranikah akansangat membantu berjalannya kehidupan
berumah tangga, serta mewujudkan cita-cita KUA Sei Beduk dalam menekan angka perceraian
diwilayah KUA Sei Beduk (Eha Suhayat, 2021).
Hasil penelitian relefan di atas menunjukkan bahwa bimbingan pranikah sebagai pondasi
awal dalam mengarungi kehidupan pernikahan dan akan terbentuk psikologis yang bagus dalam
diri masing-masing pasangan sehingga tercipta hubungan yang harmonis atau menjadi keluarga
Sakinah mawaddah warahmah. Berdasarkan latar belakang di atas penulis mencoba menganalisa
dengan melakukan penelitian di Kantor Urusan Agama (KUA) tepatnya di Kecamatan Patumbak.
Untuk dijadikan pembahasan dalam mengkaji dan manganalisa secara jelas dan tuntas dengan
judul “Implementasi Program Bimbingan Pra-nikah bagi calon pengantin untuk mewujudkan
keluarga samara Di KUA kecamatan patumbak”.
Metode
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui langkah-langkah serta
bagaimana proses bimbingan pranikah yang diberikan kantor urusan agama (KUA) kecamatan
Patumbak, terhadap pasangan calon pengantin (2) mengetahui sejauh mana peran bimbingan
pranikah di KUA kecamatan Patumbak mampu membentuk keharmonisan berumah tangga, (3)
mengetahui hambatan dan upaya dalam proses pemberian bimbingan pranikah terhadap peserta
bimbingan yaitu calon pengantin di wilayah KUA kecamatan Patumbak. Situasi sosial pada
penelitian ini meliputi semua pelaku (actors), aktivitas (activity), dan tempat (place) yang berkaitan
dengan kegiatan pernikahan dan pembinaan pranikah di KUA Kecamatan Patumbak pada tahun
2023, sedangkan teknik pengambilan sampelnya akan menggunakan purposive sampling, dimana
penelitian dilakukan selama 1 bulan.
Penelitian ini memilih pendekatan deskriptif kualitatif, pendekatan deskriptif kualitatif
dipilih pada penelitian ini bertujuan agar memperoleh kebebasan untuk lebih mendekati
permasalahan dan susunan data yang didapatkan dengan lebih alami. Sugiyono menjelaskan
penelitian kualitatif merupakan salah satu pendekatan penelitian yang digunakan pada sasaran
penelitian yang bersifat alamiah, dan menitik beratkan pada makna subtansi, bukan hanya sekedar
generalisasi, di sini karena penelitian merupakan instrumen kunci. Bogdan dan Biklen, pendekatan
penelitian kualitatif merupakan pendekatan yang cenderung berusaha memahami sampai pada
menafsirkan arti pendapat dan prilaku manusia dalam beberapa kondisi sesuai dengan prespektif
peneliti itu sendiri. Sedari awal peneliti membebaskan dalam menentukan metode atau caracara
yang ditempuk untuk mendapatkan data-data yang ditemukan secara induktif, dan bukan
meripakan rencana yang itentukan dengan ketat, kecuali tema pokok permasalahan atau focus
penelitian tersebut.
Moleong berpendapat bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berjalan
dengan memahami dan mengartikan fenomena yang dialami oleh subjek penelitian seperti
motivasi, prilaku dan persepsi, dengan cara holistik dan dideskripsikan dalam bentuk kata-kata
bahasa yang alamiah, melalui metode yang ilmiah. Sesuai dengan tema pokok permasalahan yang
diangkat dalam penelitian ini, metode yang paling cocok digunakan adalah menggunakan metode
deskriptif. Metode deskriptif sesuai dengan yang dijelaskan Moh Nazir, bahwa metode deskriptif
merupakan metode yang digunakan untuk meneliti suatu objek, suatu sistem pemikiran, suatu
kondisi, status kelompok manusia, atau peristiwa pada waktu sekarang.

4
SATWIKA: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Satu hal yang juga penting dalam penelitian adalah teknik pengumpulan data, dengan teknik
pengumpulan data penelitian akan menjadi lebih mudah dalam mendapatkan data-data penelitian
yang dibutuhkan. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, sebab tujuan penelitian adalah mendapatkan data penelitian, jika peneliti tidak
memahami Teknik pengumpulan data maka data tiidak adan didapatkan sesuai dengan tujuan
penelitian, serta tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan pada penelitian. Data adalah
hal yang sangat penting supaya nantinya diolah dan menjadi hasil penelitian.
Penelitian ini teknik pengumpulan datanya menggunakan beberapa instrumen yakni
wawancara, observasi, studi dokumentasi: wawancara digunakan untuk menanyakan secara
langsung tentang apa yang akan diteliti. Observasi yakni melihat bagaimana kondisi masyarakat
Patumabk dalam mendapatkan bimbingan pranikah, dan bagaimana efeknya terhadap berumah
tangga, dokumentasi ini untuk memberikan dukungan dengan beberapa dokumen yang
ditemukan dalam proses penelitian. Penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sumber
data skunder. Sumber data primer diperoleh dari wawancara yang dilakukan dengan salah satu
penyuluh agama KUA Kecamatan Patumbak dan 3 pasang calon pengantin yang melakukan
bimbingan pra nikah, sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari berupa buku, jurnal
nasional, dan jurnal internasional. Bagian ini digunakan baik untuk artikel yang berasal dari hasil
pengabdian maupun kajian (Noor Justiatini & Zainal Mustofa, 2020).

Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan pembahasan diatas, peneliti dapat menganalisis mengenai Proses pelaksanaan
bimbingan pranikah bagi calon pengantin di KUA Kecamatan Patumbak menurut peneliti telah
berjalan dengan baik dan cukup efektif. Hal ini dapat dibuktikan pada tanggal 10 Mei 2023, proses
kegiatan bimbingan pranikah berjalan dengan lancar. Kegiatan bimbingan pranikah di KUA
Kecamatan Majalengka dihadiri oleh 16 pasang calon pengantin. Para calon pengantin sangat
antusias dan aktif bertanya ketika materi-materi disampaikan oleh penyuluh atau pembimbing dan
ada juga sebagian kurang aktif karena beberapa faktor diantaranya yaitu:
Pertama, pelaksanaan bimbingan perkawinan di KUA Kecamatan Patumbak Medan Ialah
Bimbingan perkawinan merupakan salah satu bentuk penasehatan perkawinan yang dilakukan
sebelum calon pengantin melangsungkan pernikahan atau sebagai bekal untuk membangun
sebuah rumah tangga yang baru. Dalam pelaksanaannya program ini dilaksanakan oleh pihak KUA
sesuai dengan ketentuan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam No. 379 tahun 2017. Atau
lembaga lainnya sebagai penyelenggara bimbingan perkawinan yang telah mendapat Akreditasi
dari Kementerian Agama. Dalam pelaksanaan program bimbingan ini diikuti oleh peserta yang
sudah memenuhi syarat-syarat administrasi di Kantor Urusan Agama. Setelah terpenuhi syarat-
syarat administrasi, maka calon pengantin diwajibkan oleh pihak KUA untuk mengikuti bimbingan
perkawinan.
Pelaksanaan program bimbingan perkawinan yang ada di KUA dimulai dari jam 09.00 sampai
jam 12.00. Akan tetapi terkadang bisa lebih dan bisa juga kurang dari jam tesebut. Karena kami
selaku pemateri menyesuaikan dengan keberadaan peserta. jika peserta yang datang orang-orang
terpelajar seperti di kecamatan Kota dan kecamatan Pademawu maka jam kerjanya ditambah
bahkan kadang sampai sore. Sebaliknya jika yang datang adalah orang-orang yang memiliki
pendidikan rendah seperti dikecamatan-kecamatan yang lain maka terkadang jam kerjanya
dikurangi yakni tidak sampai pada jam 12.00 misalnya seperti di kecamatan Patumbak dan yang
lainnya.

5
Nama Penulis 1, penulis 2, penulis 3. Judul dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris, format Sentence case (huruf kapital di
awal judul, kecuali kata yang mengharuskan menggunakan huruf kapital)

Perbedaan tersebut terjadi karena faktor pendidikan yang dimiliki oleh peserta bim-win.
Menurut Bapak Taslim Panggabean mengungkapkan bahwa: “Jika menjelaskan materi pada
peserta yang memiliki pendidikan rendah mereka kurang merespon terhadap pemateri sehingga
pemateri merasa jenuh juga untuk memberikan materi dan pada akhirnya pemberian bimbingan
pun segera berakhir. Berbeda dengan pemberian materi bagi peserta yang sudah memiliki
pendidikan SMA ke atas, mereka sangat antusias sekali sehingga interaksi antara peseta dengan
pemateri berjalan dengan baik dan pembimbing pun juga semangat dalam memberikan materi
sehingga pelaksanaannya terkadang sampai sore”.
Kedua, materi Bimbingan Perkawinan, adapun materi-materi yang disampaikan pada saat
bimbingan Adapun materi-materi yang disampaikan pada saat bimbingan perkawinan adalah
sebagaimana yang telah tercantum dalam modul bimbingan perkawinan yang diterbitkan oleh
Seksi Bimbingan Masyarakat Islam. Dengan adanya modul bimbingan perkawinan diharapkan agar
tercipta dan terlaksananya tujuan bimbinngan perkawinan. Pada intinya dalam materi tersebut
membahas tentang bagaimana mewujudkan keluarga yang harmonis sehingga pemegang peranan
utama dalam mewujudkannya adalah pihak suami istri itu sendiri.
Oleh karenanya pasutri (pasangan suami istri) tersebut harus meningkatkan pengetahuan
tentang bagaimana membina kehidupan keluarga yang seuai dengan tuntunan agama dan
ketentuan hidup bermasyarakat. Dengan berpedoman pada tuntunan agama serta ketentuan
dalam bermasyarakat, diharapkan setiap anggota keluarga khususnya suami istri mampu
menciptakan stabilitas kehidupan rumah tangga yang penuh dengan ketentraman dan kedamaian.
1. Dasar dan tujuan Perkawinan
2. Rukun dan Syarat Perkawinan
3. Hak dan Kewajiban Suami Istri
4. Upaya Membentuk Keluarga Sakinah
5. Mengelola Konflik Keluarga
6. Manajemen Ekonomi
7. Menyiapkan Generasi Berkualitas
Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan atau materi diatas yang telah diberikan oleh konselor
atau pembimbing kepada calon pengantin dapat dianalisis bahwasanya pada materi pertama
tanggapan atau respon dari calon pengantin yaitu Materi dasar dan tujuan perkawinan, dalam
hal ini Bimbingan Pra-Nikah yang telah disampaikan dapat dipahami oleh kedua calon
mempelai, sebab materi yang disampai kan masih dasar dan juga tujuan perkawinan dalam
membangun sebuah rumah tangga, calon mempelai pria dan wanita dapat memahami proses
bimbingan Pra-Nikah yang dilakukan dengan seksama mendengarkan setiap pembahasan yang
ada dalam dasar dan tujuan perkawinan yang akan dilakukan oleh calon pengantin.
Pada materi kedua rukun dan syarat yang diberikan pada saat bimbingan Pra-nikah disini
terlihat jelas calon mempelai pria dan wanita ada yang memahami apa saja rukun nikah dan
ada juga yang belum memahami bagaimana yang dikatakan rukun nikah dan syarat nikah,
karna dalam proses bimbingan Pra-Nikah yang dilakukan, menanyakan apakan data² mereka
sudah lengkap dan apakah sudah apakah rukun nikah, ada sebagian calon pengantin belum
memahami nya, dan disini konselor atau pembimbing alam proses pra-nikah menjelaskan
secara detail apa saja rukun nikah dan juga syarat-syarat pernikahan yang harus dilengkapi,
calon mempelai pria dan wanita mendengar apa saja yang diberikan oleh konselor.

6
SATWIKA: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Pada materi ketiga disini terlihat calon mempelai pria dan wanita sebagian belum tau apa
hak dan kewajiban yang harus dilakukan oleh suami dan istri setelah pernikahan dilakukan,
calon mempelai pria dan wanita Masin bingung apa saja hak yang harus ia miliki dan apa saja
kewajiban seorang istri. Dan disini konselor atau pembimbing menjelang apa itu hak dari suami
dan istri kepada calon mempelai, contohnya hal kepada istri Adapun hak-hak dari seorang istri
antara lain seperti mahar, nafkah, keadilan dalam poligami dan lain lain, dan mengenai
kewajiban dari seorang istri antara lain seperti taat dan patuh pada suaminya, menutup aurat
dan lain lain. Mengenai hak dan juga kewajiban tersebut telah diterangkan dalam al-Qur'an.
Upaya membentuk keluarga sakinah, disini pada saat materi yang disampai calon mempelai
pria dan wanita sebagian besar mendengarkan secara seksama mengenai materi yang ke
empat. Disini konselor atau pembimbing dalam proses bimbingan Pra-Nikah yang dilakukan
memberikan materi didalamnya mengenai Menanamkan nilai-nilai akidah dalam keluarga, agar
senantiasa taat dalam memahami agama. Memberikan contoh tentang akhlak yang terpuji,
khususnya dari orang tua ke anak-anak mereka. Materi ini bisa dipahami oleh kedua calon
mempelai akan tetapi terkadang ada yang merasa bosan pada sela-sela materi yang
disampaikan.
Pada materi kelima disini calon mempelai pria dan wanita sebagian ada merasa tidak
bersemangat mendengarkan apa yang disampaikan oleh konselor atau pembimbing
dikarenakan sudah banyak materi sebelumnya disampaikan, akan tetapi sebagian ada yang
bersemangat mendengarkan nya, seperti halnya menanyakan bagaimana Mengidentifikasi dan
memahami sumber konflik, dan lainnya. Baik itu pada materi Mencari solusi yang adil: Jika
terjadi konflik, coba cari solusi yang adil bagi semua pihak yang terlibat.
Kemudian pada materi yang keenam, Disi kedua calon mempelai pria dan wanita pada
kegiatan bimbingan Pra-Nikah yang diberikan materi yang diberikan tidak terlalu mendalam
dikarenakan ada sebagian pasangan perekonomiannya kurang memadai, dilihat dari data-data
yang telah mereka sampaikan, oleh karena itu Konselor atau pembimbing dalam proses
bimbingan Pra-Nikah yang dilakukan berhati-hati menjelaskan materi ini agar tidak menyakiti
perasaan pada pasangan dalam bimbingan Pra-Nikah kecematan KUA Patumbak.
Selanjutnya pada materi ketujuh menyiapkan generasi berkualitas disini terlihat sebagian
ada yang paham dan ada juga sebagian pasangan kurang paham, pasangan yang kurang paham
disebabkan calon wanitanya ada yg merasa jenuh, bosan, ngantuk terlihat dari raut wajah,
dikarenakan materi terakhir pada pemberian materi, akan tetapi calon mempelai pria tidak, dan
ada juga sebagian pasangan baik itu mempelai pria dan wanita tidak sama sekali merasa jenuh
ataupun adanya rasa ngantuk. Mereka masih bertanya bagaimana membimbing anak untuk
baik kedepannya dan ada juga sebagian calon mempelai pria dan wanita tidak bertanya sama
sekali dari awal pemberian materi sampai akhir.
Adapun unsur-unsur penyelenggaraan bimbingan perkawinan adalah sarana pembelajaran,
materi dan metode pembelajaran, narasumber/pembimbing, biaya dan sertifikat. Selain adanya
dua faktor tersebut yaitu faktor penghambat dan faktor pendukung, ada juga kekurangan dan
kelebihan dari adanya program bimbingan perkawinan, yaitu:
1) Kelebihan program bimbingan perkawinan
Dengan adanya program bimbingan perkawinan dapat membekali atau memberikan arah yang
lebih baik kepada catin yang akan melangsungkan pernikahan/perkawinan, sehingga mereka
tidak asal-asalan saja dalam melakukan perkawinan, melainkan sudah memiliki pandangan yang
benar dalam membangun sebuah keluarga. Selain itu program bimbingan ini sebagai bentuk
antisipasi atau meminimalisir angka perceraian yang ada. Dengan adanya bimbingan
7
Nama Penulis 1, penulis 2, penulis 3. Judul dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris, format Sentence case (huruf kapital di
awal judul, kecuali kata yang mengharuskan menggunakan huruf kapital)

perkawinan pasangan tidak gegabah dalam mengambil tindakan saat mengalami permasalahan
dalam keluarga, karena telah dijelaskan tentang tata cara dalam menyelesaikan konflik.
2) Kekurangan program bimbingan perkawinan
Dalam program bimbingan perkawinan ada beberapa kekurangan yang perlu dibenahi oleh
pihak KUA, diantaranya adalah bergabungnya dua calon pasangan yang masih belum sah. Salah
satu kekurangan dari adanya program bimbingan perkawinan adalah kebersamaan pasangan
calon pengantin. Baik saat diperjalanan ataupun saat pelaksanaan program. Hal tersebut
membuat pihak KUA Patumbak merasa sangat tidak setuju dengan keadaan yang seperti itu.
Menurut kepala seksi bimas hal tersebut harus segera dicarikan solusinya karena akan
berdampak pada penilaian masyarakat yang negative, karena telah membolehkan hal-hal yang
seharusnya tidak diperbolehkan bagi catin yang masih belum sah. Terbukti sudah banyak bagi
calon pengantin yang masih berada dilingkungan pondok tidak diperbolehkan oleh pak kiai
untuk mengikuti bimbingan perkawinan di KUA karena mereka pasti akan bertemu langsung
dengan pasangannya dan dikhawatirkan akan dijadikan sebuah kesempatan oleh santrinya.
Maka dengan itu pembahasan yang akan dilakukan meliputi;

A. Pengertian Bimbingan Pranikah


Bimbingan Pranikah adalah bimbingan bagi calon pengantin yang akan melangsungkan
pernikahan, program ini di usungkan oleh menteri koordinator bidang pembangunan manusia dan
kebudayaan prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P pada tanggal 25 november 2019. program pranikah
yang disebutkan ini sebetulnya merupakan revitalisasi dari program sosialisasi kantor urusan
agama bagi pasangan yang ingin menikah. Kantor urusan agama sebelumnya sudah
melangsungkan kelas pranikah namun masih belum berjalan efektif. Kelas pranikah yang sudah
berjalan di KUA sejak lama sekarang sudah diganti menjadi bimbingan pranikah semenjak tahun
2019 silam, hal ini didasari dengan gagasan dari kementerian koordinator bidang pembangunan
manusia dan kebudayaan, bimbingan pranikah tetap dilakukan di bawah koordinasi KUA di setiap
daerah masing-masing, bimbingan pranikah dilakukan setelah calon pengantin mendaftarkan diri
di KUA. (Fauziyah, 2017). Bimbingan pranikah ini dilakukan bagi setiap pasangan yang akan
melakukan pernikahan, setiap KUA akan merekomendasikan untuk melakukan bimbingan ini
sebelum melangsungkan pernikahan, guna untuk mengantisipasi setiap kejadian yang akan terjadi
di dalam pernikahan yang tidak dapat kita pungkiri akan sangat berdampak bagi keharmonisan
rumah tangga. (Ridho, 2018).
B. Pengertian Keluarga Samara
Seperti yang telah disebutkan, samara merupakan sebuah singkatan dan masing-masing dari
singkatan tersebut memiliki artinya masing-masing. Sakinah mengandung arti aman, tenang, atau
diam. Jadi, selaras dengan ajaran agama Islam, pernikahan akan membentuk sebuah keluarga yang
diharapkan bisa memberikan ketenangan sekaligus ketenteraman pada semua anggotanya.
Mawadah mempunyai makna cinta dan kasih sayang, terutama pada pasangannya. Allah Swt.
memberi anugerah pada setiap manusia, berupa naluri untuk saling mencintai dan mengasihi satu
dengan yang lain, termasuk pada lawan jenis yang disukainya.
Yang terakhir, yaitu wa rahmah bermakna rahmah, anugerah, ampunan, belas kasih, dan
rezeki. Kata-kata tersebut mengandung terciptanya tipe keluarga yang selalu mendapat limpahan
anugerah dan rezeki yang diiringi dengan rasa syukur kepada Allah Swt. Anugerah ini harus
diwujudkan dalam keluarga setelah keduanya menikah dan berumah tangga. Oleh karena itu,

8
SATWIKA: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
sebuah keluarga dikatakan sebagai keluarga mawadah jika pasangan suami istri selalu bisa saling
mencintai dengan setulus hati, termasuk kepada anak-anaknya.
Keharmonisan rumah tangga akan rusak apabila pasangan suami istri tidak dapat memiliki
manajemen konflik yang baik, selain itu penanaman akan agama juga sangat penting dalam
hubungan rumah tangga, agama adalah pondasi bagi setiap manusia, begitu pula dalam keluarga
nilai agama juga harus diperkuatkan. (Nadirah, 2018)
Disebutkan dalam surah Ar-Rum ayat 21 yang berbunyi:
‫َوِم ْن ٰا ٰي ِتٖٓه َاْن َخ َلَق َلُك ْم ِّم ْن َاْنُفِس ُك ْم َاْز َو اًجا ِّلَتْس ُك ُنْٓو ا ِاَلْيَها َو َجَعَل َبْيَنُك ْم َّمَو َّد ًة َّوَر ْح َم ًةۗ ِاَّن ِفْي ٰذ ِلَك ٰاَل ٰي ٍت ِّلَقْو ٍم َّيَتَفَّك ُرْو َن‬
yang artinya:
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan
untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
Dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir”
Dalam surah Ar-Rum diatas sudah ada anjuran menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah
warahmah, dalam penggalan ayatnya yang berarti “agar kamu cenderung dan merasa tentram
kepada suami atau istri, dan menjadikan suami istri memiliki rasa kasih sayang. Tentram dan
memiliki rasa kasih sayang bukan berarti terhindar dari konflik, tapi tentang bagaimana keluarga
tersebut bisa mengatasi konflik yang ada di dalam keluarga mereka masing-masing. Dengan
adanya anjuran tersebut maka banyak cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk dapat
mengharmoniskan keluarga sebagaimana yang selalu

C. Tahapan Program Bimbingan Pra Nikah


Bimbingan pra nikah ini merupakan upaya pemberian bantuan terhadap calon pasangan
pengantin dengan dilakukan secara terus menerus kepada setiap individu guna untuk
memecahkan masalah dan memberikan informasi yang akan dihadapi dalam rumah tangga.
Berikut ini merupakan komponen-komponen dalam program layanan bimbingan pra nikah:
Pertama, tujuan bimbingan pra nikah berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Supendi
bahwa tujuan bimbingan yaitu untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang
kehidupan dalam berumah tangga untuk mewujudkan keluarga sakinah, mawwadah, dan
warrahmah, serta mengurangi angka perceraian, perselisian dan pertengkaran dalam rumah
tangga (KDRT). Hal tersebut didasarkan atas teori Faqih bahwa tujuan bimbingan yaitu sebagai
berikut:
1. Membantu individu dalam memecahkan permasalahan yang akan timbul dan mengatasi
problem yang berkaitan dengan pernikahan, yaitu sebagai berikut:
 Memahami hakikat pernikahan dalam agama Islam.
 Tujuan pernikahan menurut agama Islam
 Memahami persyaratan-persyaratan dalam agama Islam.
 Kesiapan diri untuk menjalankan pernikahan dalam agama Islam.
2. Membantu individu untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan pernikahan,
yaitu sebagai berikut:
 Membantu individu (konseli) memahami permasalahan yang sedang dihadapinya.

9
Nama Penulis 1, penulis 2, penulis 3. Judul dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris, format Sentence case (huruf kapital di
awal judul, kecuali kata yang mengharuskan menggunakan huruf kapital)

 Membantu individu (konseli) memahami kondisi dirinya sendiri dan keluarga serta
lingkungan masyarakat sekitarnya.
 Membantu individu menetapkan pilihan upaya penyelesaian atau pemecahan masalah yang
sedang dihadapinya.
Membantu individu memelihara situasi dan kondisi pernikahan agar tetap baik, yaitu sebagai
berikut:
a. Memelihara situasi dan kodisi rumah tangga yang awalnya mempunyai perasalahan dan telah
teratasi agar tidak timbul lagi menjadi permasalahan.
b. Mengembangkan situasi dan kondisi pernikahan agar menjadi rumah tangga yang sakinah,
mawwadah, dan warahmah.
Kedua, Unsur-unsur yang digunakan dalam bimbingan pra nikah sudah sesuai dengan teori
unsur-unsur menurut Thohari Musnamar yaitu sebagai berikut:
 Konselor yaitu seseorang yang memberi bantuan kepada orang lain baik secara individu
ataupun kelompok baik berupa nasihat, masukan ataupun arahan. Dalam literatur lain bahwa
seorang konselor adalah pihak yang membantu konseli dalam proses berlangsungnya konseling,
sebagai seorang yang yang memahami dasar dan teknik dalam melakukan konseling. Dan
secara luas konselor bertindak sebagai fasilitator bagi seorang konseli. Dalam proses konseling
seorang konselor harus bisa menerima kondisi seorang konseli, tidak hanya itu seorang
konselor juga harus menciptakan kondisi yang kondusif saat proses konseling berlangsung,
posisi seorang konselor sebagai pihak yang membantu konseli harus bisa menepatkan dirinya
pada posisi yang benar dan dapat memehami permasalahan yang sedang dihadapi oleh seorang
konseli tersebut agar dalam proses konseling berjalan dengan lancar.
 Konseli/klien, Willis mendefinisikan bahwa konseli adalah setiap individu atau kelompok yang
diberikan bantuan oleh seorang yang ahli (konselor) atas permintaan dirinya sendiri. Yang
menjadi konseli dalam bimbingan yaitu sebagai berikut:
a) Individu yang sedang mengalami kesulitan bersosialisasi dengan lingkungan.
B) Kelompok yang sedang mengalami stagnasi social. (Sundani, 2018)

D. Hubungan Antara Bimbingan Pra Nikah Dengan Keluarga Samara


Dalam bimbingan Pranikah untuk mewujudkan keluarga yang sakinah mawaddah
warrahmah pihak KUA atau petugas KUA yang diberikan mandat untuk memberikan bimbingan
Pranikah kepada calon pengantin tentunya diberikan pelayanan pernikahan, lalu bimbingan
pranikah dilakukan minimal sepuluh hari kerja itu ketentuan dahulu dan untuk bimbingan pranikah
menggunakan metode ceramah, namun terhitung dari tahun 2018 untuk bimbingan pranikah atau
kursus calon pengantin di ganti nama menjadi bimbingan perkawinan atau yang lebih dengan
bimwin namun makana dan tujuannya tetap sama,bimwin ini mutlak dan harus diikuti dengan
aturan kep dirjen bimas no 881 dan 373 tahun 2017 tepatnya juklak no 881 dan juknis 373 sebagai
payung hukum yang menganjurkan setiap calon pengantin untuk melakukan bimwin. Yang
membedakan bimwin dengan suscatin atau bimbingan pranikah yaitu dari metode jika pada saat
dulu menggunakan metode ceramah saja namun untuk bimbingan yang sekarang yaitu selain
menggunkan ceramah ada juga pembelajaran,tanya jawab,game dan sistem orang dewasa dan
calon pengantin di tuntut untuk berperan aktif.

10
SATWIKA: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Dalam pelaksanaan bimwin terbagi menjadi dua bagian yaitu mandiri dan tatap muka.
Untuk alternatif mandiri calon pengantin mendapatkan undangan untuk melakukan bimwin yang
di selanggarakan oleh pihak KUA dengan jumlah maksimal lima belas pasangan jika kurang dari
lima belas pasangan maka bimwin akan dilakukan gabungan dengan KUA yang lain namun tetap
satu kabupaten dan tempatnya fleksibel bisa dilakukan di KUA di tempat calon pengantin daftar, di
tempat KUA yang lain atau tempat bisa di tentukan oleh kementerian agama yang ada di
kabupaten, karena untuk bimwin Kementrian Agama Islam adalah sebagai koordinator. Lalu
alternatif yang kedua itu adalah bimbingan yang dilakukan secara tatap muka dan petugas KUA
memberikan undanagn kepada calon pengantin hanya yang membedakannya adalah tidak ada
patokan untuk beberapa pasangan hanya satu pasang juga bisa dan biasanya dilkukan di KUA
setempat pada saat calon pengantin daftar menikah.
Program Bimbingan Perkawinan dilakukan selama dua hari dengan waktu enam belas jam
pelajaran dengan enam materi yang wajib diikuti yaitu perkawinan kokoh,mengelola dinamika
perkawinan,memenuhi kebutuhan keluarga,generasi berkualitas,dan mengelola konflik.
Enam materi wajib dikali dua jam sama dengan du belas lalu empat jam digunakan untuk
reflexi awal dan reflexi akhir. Tujuan tertinggi pernikahan yaitu dapat bertemu kembali di hadapan
Allah SWT. Dalam menciptakan keluarga yang sakinah suami dan istri terlebih dahulu harus siap
mental belajar saling memahami,saling mengerti dan saling mengajak terhadap pasangan serta
menyampingkan egois karena jika egois dan mementingkan diri sendiri yang lebih di kedepankan
maka keutuhan rumah tangga tidak akan bertahan lama,dan kata kunci pernikahan yaitu saling
agar harapan dan impian mewujudkan keluarga yang sakinah mawaddah dan rahmah bisa
terkabul.
Hal yang paling mendasar dengan payung hukum guna bimbingan perkawinan yaitu
Meningkatkan wawasan dan pengetahuan untuk mewujudkan keluarga sakinah mawaddah dan
rahmah, Mewujudkan keluarga yang sehat, menambah lifeskill dalam mengahadapi tantangan
masa-masa global di zaman sekarang.
Bimbingan perkawinan tentunya memerlukan biaya agar dapat terlaksana namun biaya
bimbingan perkawinan tidak diberatkan kepada calon pengantin sebagia peserta,tugas peserta
hanya kesiapan untuk dapat datang pada saat bimbingan pranikah di agendakan, dan bimbingan
pranikah ini materinya di sampaikan oleh fasilitator yang berkualitas yang bekerja sama juga
dengan ahli kesehatan tentunya bekerja sama juga dengan pihak BP-4 mengapa bimbingan
perkawinan ini sangat di perhatikan karena hal ini adalah salah satu amanat Pesiden Republik
Indonesia agara di adakannya bimbingan perkawinan guna memanimalisir angka perceraian dan
agar calon suami istri paham akan hak hak dan kewajibannya masing-masing serta mewujudkan
membangun kualitas hidup manusia, maka dari itu bimbingan dilakukan sesuai dengan kebijakan
pemerintah. Teknis yang akan di lakukan pada saat bimbingan perkawinan yaitu para peserta di
beri buku fondasi keluaraga sakinah bacaan mandiri calon pengantin diberikan secara gratis tanpa
di pungut biaya. (Nurfauziyah, 2017).

Simpulan
Bimbingan pranikah sebagai pondasi awal dalam mengarungi kehidupan pernikahan dan
akan terbentuk psikologis yang bagus dalam diri masing-masing pasangan sehingga tercipta
hubungan yang harmonis atau menjadi keluarga Sakinah mawaddah warahmah. Bimbingan
Pranikah adalah bimbingan bagi calon pengantin yang akan melangsungkan pernikahan. Sakinah
mengandung arti aman, tenang, atau diam. Jadi, selaras dengan ajaran agama Islam, pernikahan

11
Nama Penulis 1, penulis 2, penulis 3. Judul dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris, format Sentence case (huruf kapital di
awal judul, kecuali kata yang mengharuskan menggunakan huruf kapital)

akan membentuk sebuah keluarga yang diharapkan bisa memberikan ketenangan sekaligus
ketenteraman pada semua anggotanya.
Mawadah mempunyai makna cinta dan kasih sayang, terutama pada pasangannya. Allah
Swt. memberi anugerah pada setiap manusia, berupa naluri untuk saling mencintai dan mengasihi
satu dengan yang lain, termasuk pada lawan jenis yang disukainya. Yang terakhir, yaitu wa rahmah
bermakna rahmah, anugerah, ampunan, belas kasih, dan rezeki. Kata-kata tersebut mengandung
terciptanya tipe keluarga yang selalu mendapat limpahan anugerah dan rezeki yang diiringi
dengan rasa syukur kepada Allah Swt. Bimbingan pranikah sangat mennjang terhadap
terwujudnya keluarga yang sakinah, mawaddah dan wa rahmah sehingga dapat meminimalisir dari
adanya perceraian. Hanya saja tidak menutup kemungkinan bahwa jika pasanagan yang sudah
mengikuti bimbingan pra nikah tidak terjadinya percekcokan dan berakhir pada perceraian, hanya
saja bimbingan pra nikah ini akan membantu setiap pasangan mengerti akan hal kewajiban yang
dimilikinya baik dari sisi suami maupun istri.
Adapun saran terkait dengan penelitian ini adalah: bagi calon pasangan yang akan
melaksanakan pernikahan dan membangun bahtera rumah tangga dan memiliki keturunan
sebaiknya untuk lebih menyiapkan segala kebutuhan yang akan menjadi tanggungjawab dari
masing-masing pasangan. Pernikahan bukan hanya sebatas memiliki keluarga yang saling mengerti
satu sama lain, tetapi sebagai keluarga yang harus mengetahui kewajiban satu sama lain menurut
syari’at Islam, dimana jika kedua pihak mengetahuinya maka akan terjadinya keluarga yang
sakinah, mawaddah wa rahmah. Nah untuk itu, calon pasangan yang akan melaksanakan
pernikahan dianjurkan untuk mengikuti pbimbingan pranikah yang dimana dilaksanakan oleh
pihak Kantor Urusan Agam (KUA) Kecamatan Patumbak secara mandiri, sehingga calon lebih
dimudahkan untk bertanya, dan lebih leluasa dalam mengungkapkan pendapat atau hal-hal yang
masih belum dketahui untuk ditanyakan kepada pembimbing, dengan begitu sedikit banyaknya
pelajaran ataupun wawasan dan nasehat yang didapatkan dapat diterapkan jika sudah menjadi
pasangan yang sudah sah melalui akad yang dilakukan. Dan sebaiknya para calon unttuk tidak menolak
pelaksanaan bimbingan pranikah ini, waluapun kedua calaon juga saling sibuk, tetapi lebih baik untuk
menyiihkan waktu beberapa jam agar dapat mengetahui bagaimana kehidupan yang akan dilalui jika sudah
berumah tangga.

Ucapan Terima Kasih


Peneliti mengucapkan terimakasih kepada Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Patumbak
yang telah mengizinkan dan memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan program
magang mahasiswa sekaligus penelitian terkait bimbingan pra nikah. Peneliti juga mengucapkan
terimakasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah Praktikum Konseling I yang telah mengarahkan
dan membimbing peneliti dalam membuat artikel pengabdian masyarakat ini.

Referensi
Achyar, G., & Fata, S. (2018). Korelasi antara bimbingan pranikah dengan perceraian di Kabupaten
Nagan Raya (Studi kasus di Kantor Urusan Agama Kec. Kuala Kab. Nagan Raya). Samarah,
2(1), 269–286. https://doi.org/10.22373/sjhk.v2i1.3115
Eha Suhayat, S. M. (2021). Peran Bimbingan Pranikah dalam Membentuk keluarga sakinah,
mawadah, wa rahmah (studi di kel. pulosari kec. pulosari kab pandeglang, banten). Hukum
Keluarga Islam, 22(2), 147–164.

12
SATWIKA: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Fauzia, S. A. (2019). Mewujudkan keluarga sakinah melalui bimbingan pra-nikah. Oetoesan-Hindia:
Telaah Pemikiran Kebangsaan, 1(2), 47–58. https://doi.org/10.34199/oh.1.2.2019.001
Fauziyah, N. (2017). Bimbingan Pranikah Bagi Calon Pengantin Dalam Mewujudkan Keluarga
Sakinah. Irsyad: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, Dan Psikoterapi Islam, 5(4), 449–
468.
Karim, H. A. (2020). Manajemen Pengelolaan Bimbingan Pranikah Dalam Mewujudkan Keluarga
Sakinah Mawaddah Wa Rahmah. Jurnal Bimbingan Penyuluhan Islam, 1(2), 321.
https://doi.org/10.32332/jbpi.v1i2.1721
Nadirah, S. (2018). Efektivitas Bimbingan Pranikah Dalam Mengatasi Peningkatan Perceraian. UIN
Ar-Raniry Darussalam.
Noor Justiatini, W., & Zainal Mustofa, M. (2020). Bimbingan Pra Nikah Dalam Mbentukan Keluarga
Sakinah. Iktisyaf: Jurnal Ilmu Dakwah Dan Tasawuf, 2(1), 13–23.
https://doi.org/10.53401/iktsf.v2i1.9
Nurfauziyah, A. (2017). Bimbingan Pranikah Bagi Calon Pengantin Dalam Mewujudkan Keluarga
Sakinah. Irsyad: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, Dan Psikoterapi Islam, 5(4), 449–
468.
Ridho, M. (2018). Urgensi Bimbingan Pranikah Terhadap Tingkat Perceraian. JIGC (Journal Of
Islamic Guidance and Counseling), 2(1), 63–78.
S, F., Pratiwi, D. A., & Sutarto, D. (2020). Efektifitas Bimbingan Pra Nikah Terhadap Angka
Perceraian Di Kantor Urusan Agama (Kua) Kecamatan Sei Beduk Kota Batam Tahun 2019.
Jurnal Trias Politika, 4(2), 186–197. https://doi.org/10.33373/jtp.v4i2.2765
Sundani, F. L. (2018). Layanan Bimbingan Pranikah Dalam Membentuk Kesiapan Mental Calon
Pengantin. Irsyad: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, Dan Psikoterapi Islam, 6(2),
165–184.

13

Anda mungkin juga menyukai