Anda di halaman 1dari 29

SYARI’AH ISLAMIYAH

Pengertian, Urgensi, Prinsip-prinsip


dan Ruang lingkup Syari’ah

TIM PENDIDIK AGAMA ISLAM


INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SYARIAT ISLAM
Secara • Adalah Jalan nyata & lurus, jalan air, menuju tempat
Etimologi air (sumber) (Qs. 45:18, 5:48)
• Adalah hukum atau undang-undang yang diwahyukan
Secara Allah SWT, untuk mengatur hubungan manusia dengan
Tuhannya, sesama manusia, dengan Alam semesta
Terminologi sehingga terwujud kebahgiaan dunia dan akhirat
(Qs.42:13, 3:112, 16:97)
• Identitas keislaman - Bukti keimanan kepada Allah SWT dan Rasul (Qs.
9:5, 11)
• Indikator kebahagian hidup (Qs. 23:1-11)
• Solusi berbagai persoalan hidup (Qs.2:208)
Urgensi • Membangun keberkahan umat dan bangsa artinya bangsa tidak akan
Syari’ah berkah tanpa syariah (7:96) Jika melanggar ketentuan syariah akan
menyebabkan kesempitan kehidupan. (QS 20:124, 7:94)
• Ketika syariah dilaksanakan maka akan memberikan kebaikan bagi
semua umat manusia dan makhluk lain. (QS 21:107)
Prinsip-prinsip Syari’ah

Sesuai dan selaras dengan nilai dasar manusia (fitrah) (Qs.30:30)


misalnya; Pendidikan (Qs. 16:78, 96:1, 58:11), Pernikahan (Qs.30:21, 3:14),
menutup aurat (Qs. 33:59, 24:31)

Bersifat flexsibel/ lentur (Qs. 2:185), misalnya rukshah dalam


memakan barang yang haram karena kondisi darurat (Qs.5:3, 2:173,
6:145)

Penetapan syari’at secara berangsur-angsur, misalnya pengharaman


miras (Qs. 2:219, 4:43, 5:90), Riba (Qs. 30:39, 4:161, 2:275-281), demikian pula
al Qur’an diturunkan secara bertahap.
Prinsip-prinsip Syari’ah
(Lanjutan)

Bertujuan melindungi maslahat ummat Manusia; bersifat dharuriyat


(agama, jiwa, kehormatan, akal & harta), hajiyat, dan tahsiniyat.
Seperti larangan riba (Qs.30:39), judi dan minuman keras (Qs. 5:90-91),
larangan pergaualan bebas (Qs.17:32 dan Qishas (2:178-179)

Beban yang ada pada syari’at Islam hanya sedikit

Diberlakukan secara adil bagi siapapun (Qs. 4:135)


Maqashid as Syari’ah

1. Menjaga Agama 2. Menjaga Jiwa

Larangan membunuh
Beriman, dua syahadat, shalat, (Qs. 2:178, 4:92,93), bunuh diri
puasa, zakat dan haji dll. (Qs.3:135), menyiksa tubuh
(Qs. 2:195) dll.
Membela diri (Qs.42:41)

Jihad (Qs.3:142), menghukum


orang yang murtad (Qs.2:217), Qishas (2:178-179) dan
berbuat bid’ah dll. Kafarat (Memerdekaan hamba atau
puasa 2 bln berturut2).
Maqashid as Syari’ah (lanjutan)

3. Menjaga Akal 4. Menjaga Keturunan

Larangan minuman keras dan Larangan zina atau


segala jenis makanan dan menuduh istri berzina
minuman yang memabukkan.

Qs. 5:90-91 Muhshan, di rajam (Sampai mati).


Hukumannya di dera 40 kali dan Ghoer muhshan, di dera 100
ada yang di dera 80 kali. kali dan diasingkan 1 tahun (Qs.
24:2)
Menuduh zina, 80 kali dera (Qs. 24:4)
Maqashid as Syari’ah (lanjutan)

5. Menjaga Harta Milik

Larangan merusak harta milik

Hukum potong tangan (Qs. 5:38,39), mewajibkan mengganti


kerugian bagi siapa yang merusak harta orang lain dan
mengharamkan riba (Qs. 30:39, 4:161, 3: 130-131, 2:278 -279) .
Pengertian
FIQIH dan Sumber

Fiqih secara bahasa ialah Paham (fahm)


Terminologi ialah Ilmu tentang hukum syari’at yang bersifat prktis
yang diambil dari dalil tafsili/ terperinci.

• Al Qur’an
Sumber • As Sunnah
Fiqh: • IJMA’ ialah Kesepakan mujtahid pada suatu
waktu (Qs. 4:59) yang wajib diikuti (Qs. 5:90; 62:9 )
• QIYAS ialah Analogi suatu masalah
FIQHUL IKHTILAF

Dalam masalah aqidah dan pokok pokok agama tidak ada perbedaan.
Contoh: rukun iman, rukun Islam, Nabi Muhammad nabi akhir zaman, Al
quran.

Sedangkan dalam masalah khilafiayah furuiyyah boleh berbeda pendapat,


asalkan berdasarkan dalil.

Khilafiyyah sudah baku tidak boleh berkembang. Contoh: qunut di waktu


subuh.
CAKUPAN SYARI’AT
(IBADAH & MUAMALAH)

Ibadah secara bahasa; taat dan tunduk (Qs. 36:60)


Secara terminologi; yang mencakup setiap sesuatu yang dicintai Allah dan
diridhoinya berupa perkataan dan perbuatan, baik secara dhahir dan
bathin.

Pembagian Ibadah yaitu: Ibadah Mahdhoh :Yang ketentuannya telah pasti dan
diatur oleh Allah SWT dan dijelaskan secara rinci oleh rasulnya. Contoh :
Shalat, puasa, Zakat, Haji.

Syarat ibadah yaitu Niat yang benar, sesuai dengan syariah dan contoh Rasul
dan Ikhlas. Bentuk ibadah adalah universal (Qs. 6:162-163),

Perbuatan mu’min bernilai amal shaleh, sedangkan orang kafir hanya


bernilai amal baik saja (Qs. 22:31; 2:264; 24:39; 25:23)
Uraian Syari’ah Islamiyah

Niat
Setiap amal sangat tergantung pada niatnya, seseorang mendapatkan
hasil sesuai degan niatnya.
Niat punya Pengertian :
Arti getaran bathin untuk menentukan jenis perbuatan
Arti tujuan dan maksud dari sesuatu perbuatan (motif)
Al-bathiniyah:
yaitu membersihkan kotoran/Penyakit hati)
THAHARAH Adz-dhahiriyah:
yaitu menghilangkan / membersihkan dari
hadats dan najis
THAHARAH
Macam-macam Najis

Air kencing walaupun dari burung yang halal di makan, ikan, belalang dan
hewan yang tidak mengalir darahnya,
Ghait (tahi), yakni kotoran manusia,
Rauts, yaitu kotoran hewan walaupun kotoran tersebut berupa makanan.,
Ad-dam (darah), sekalipun darah yang tersisa pada daging dan tulang-
tulang, akan tetapi darah yang tersisa itu sifatnya dimaafkan bila belum
bercampur dengan air.
Nanah, karena sesungguhnya nanah merupakan darah yang sudah berubah,
Muntahan, jika keluar dari dalam perut, walaupun tidak berubah dan tidak
menetap lama di dalam perut.
Anjing, walaupun ajnjing yang terlatih;
Babi dan anak dari salah satu dari dua hewan itu (anjing dan babi)
Bangkai, (termasuk kulit dan tulang) kecuali mayat manusia (walaupun
mayat orang kafir),
Shalat

Pengertian :
Menurut bahasa berarti do’a
Terminologi adalah Suatu bentuk ibadah yang terdiri dari perbuatan dan
ucapan yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam
(serta memenuhi syarat dan rukunnya)

Urgensi Shalat :
Shalat sebagai tiang agama
Amal yang paling pertama dinilai oleh Allah padaYaumil Akhir
Ibadah yang pertama diwajibkan
Amal yang paling besar pahalanya, dan besar dosanya bila ditinggalkan
Ciri penting bagi orang yang beriman dan bertaqwa (Qs. 2 :3)
Wasiyat terakhir Nabi Muhammad SAW
Ajaran yang pertama pada anak-anak (Qs. 31: 15-18)
SYARAT SHALAT RUKUN SHALAT

Rukun Qalbiyyun, yakni yang


Thaharah berhubungan dengan hati (qalb).
Thaharatul al-tsaubi Rukun Qauliyyah, yakni keadaan rukun
Thaharatul al-badani itu berupa ucapan dengan
Thaharatul al-makani menggunakan lidah.
Rukun Fi’liyyah, yakni keberadaan
rukun shalat adalah pekerjaan dengan
organ-organ tubuh.
Hikmah Shalat

Penyerahan diri kepada Allah


Latihan disiplin
Ketenangan bathin
Kebersihan dan kesehatan
Bermasyarakat, dan persamaan drajat manusia
Kepatuhan kepada pemimpin
Zakat

Pengertian :
Menurut Bahasa berarti Suci, Subur dan berkah
Terminologi : Pemberian sebagian harta yang telah nisab kepada
mustahiqnya.

Urgensi Zakat :
82 kali perintah shalat sejajar dengan perintah zakat
Harta kekayaan yang sudah nisab dinilai sebagai kotor
Rukun Islam yang ke-3
Kwajiban yang universal
Tidak memberikan zakat dinilai sebagai merampas hak orang lain
Tidak memberikan zakat dinilai dosa besar
Sumber Zakat dan perekonomian

Dalam pasal 11 ayat 2 Bab IV UU No. 38/1999 tentang pengelolaan


zakat, bahwa harta yang dikenai zakat adalah :
Emas, perak dan uang,
Perdagangan dan perusahaan,
Pertanian, perkebuan dan perikanan,
Pertambangan,
Peternakan,
Hasil pendapatan dan jasa,
Rikaz
Atau sumber zakat itu, diantaranya
Zakat Profesi (Seperti dokter, arsitek, ahli hukum, dsb.)
Zakat Perusahaan
Zakat Peternakan, Pertanian, perikanan, perkebunan, dsb.
Hikmah Zakat

Perwujudan keimanan pada Allah SWT


Menolong yang lemah
Sbg pilar amal bersama
Sebagai sumber dana bagi pembangunan sarana maupun
pra sarana
Membersihkan harta yang kotor dan jiwa kikir
Sebagai instrumen untuk pemerataan pendapatan
Mewujudkan persaudaraan
dll
Shaum (Puasa) Hukum Puasa

Secara etimologi: (al- Wajib (ramadhan, kifarat, nadzar)


imsak) menahan. Sunnah (senin & kamis, puasa
Secara terminologi: daud, puasa arafah, yaumul bidh)
Haram (hari raya, yaumul tasyrik,
menahan diri untuk tidak puasa sunnah bagi istri tanpa izin
makan, minum dll, mulai sejak
terbit matahari hingga suami)
terbenam matahari.
Yang Wajib Shaum Penyempurna Ibadah
(Puasa) Ramadhan

Islam Melaksanakan makan sahur


Sehat akal dan badan Mempercpat berbuka apabila telah tiba
Baligh / dewasa waktunya
Tidak haid / nifas Memperbanyak membaca Al-Qur’an
Memperbanyak shodaqoh
Tidak dalam Melaksanakan tarawih/tahajjud
perjalanan
I’tikaf (berdiam di Masjid untuk beribadah)
Kuat menjalankan Meningkatkan ibadah terutama pada malam
puasa
20 Ramadhan ke atas
Banyak menjauhkan diri dari perbuatan
dosa
Hikmah Puasa

Manifestasi dari pernyataan iman


Menguasai nafsu
Latihan disiplin
Latihan ketabahan dan kesabaran
Menanamkan rasa persudaraan dan kekeluargaan
Menanamkan rasa kasih sayang pada fakir miskin
Kesehatan, dll
Ada 3 cara
HAJI melakukan haji:

IFRAD:
Ibadah Haji: Berkunjung ke Mengerjakan haji lebih dulu baru
Baitullah untuk melakukan wukuf, mengerjakan umrah
thawaf dan amalan lainnya pada TAMMATTU:
masa tertentu demi memenuhi Mengerjakan umrah lebih dulu baru
panggilan Allah SWT. mengerjakan haji
Hukumnya wajib bagi yang QIRAN:
mengerjakan haji dan umrah dalam
mampu dan mencukupi syarat- satu niat dan satu pekerjaan
syaratnya. Ibadah haji wajib hanya sekaligus.
1 kali seumur hidup
Rukun Haji Wajib Haji

Ihram Niat Ihram dari Mikat


Wukuf di Arafah Mabit di Muzdalifah
Thawaf Ifadoh Mabit di Mina
Sa’I Melontar Jumrah
Bercukur TawafWada
Tertib
Hikmah Haji

Pengabdian kepada Allah SWT;


Mendisiplinkan diri;
Mempererat dan meningkatkan persaudaraan islam
Mensucikan dan membersikan diri dari dosa-dosa yang
dilakukan;
Menumbuhkan rasa pengorbanan;
Menimbulkan rasa ketenangan;
Permohonan yang kita akan dikabulkan oleh Allah
SWT;
Memperluas pengetahuan dan sejarah,dan lain-lain.
Mu’amalah
Ibadah (khusus) → penguatan hubungan dengan Alllah
Syari ah
Mu’amalah → penguatan hubungan sesama manusia

Rasulullah SAW bersabda; “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir,
hendaklah ia berkata yamg baik-baik atau diam, Barang siapa beriman kepada Allah
dan hari akhir, maka hendaklah ia berbuat baik kepada tatangganya dan Barang
siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya”.
(HR. Bukhari dan Muslim).

Rasulullah SAW bersabda; “ Bukan orang mu’min yang ia sendiri tidur dalam
keadaan kenyang tetapi tetangganya kelaparan (dibiarkan)”. (HR. Bukhari).

Rasulullah SAW bersabda; “ Pedagang yang terpercaya dan jujur (kelak di surga)
akan bersama dengan para Nabi, Shiddiqin, Syuhada dan Shalihin”. (HR. Turmudzi)
Kaidah prinsip dalam ibadah
(khusus)

“Hukum pokok dari ibadah (pokok) adalah tidak boleh


Kecuali ada dalil yang mewajibkannya”.

• Contoh Shalat tidak boleh ada tambahan apapun (Jumlah rakaat,


gerakan, bacaan dengan terjemah dsb), ibadah haji, ibadah shaum
(puasa) dsb.
• Tidak boleh ada Ijtihad dalam ibadah

“ Hukum pokok dari mu’amalah adalah boleh kecuali ada


dalil yang mengharamkannya”.
• Contoh Apapun kegiatan ekonomi boleh dilakukan kecuali ada
dalil yang mengharamkannya.”
Prinsip-prinsip Mu’amalah

Tidak boleh jual-beli benda yang • Rasulullah SAW bersabda; “ Allah dan Rasul-
diharamkan (minuman keras, obat- Nya melarang jual-beli Khamar, bangkai babi
obatan terlarang, daging babi, dsb ) dan berhala/patung yang disembah…”. (HR.
Bukhari dan Muslim)

Tidak boleh menipu, seperti


mempermainkan • Rasulullah SAW bersabda; “ Barangsiapa yang
takaran/timbangan dan kwalitas suka menipu maka bukan termasuk umatku”.
(QS.83:1- 6).
• Rasulullah SAW bersabda; “ Allah melaknat orang
Tidak boleh melakukan suap/ yang menyuap, yang menerimanya dan yang menjadi
perantaranya”. (HR. Ahmad)
sogok /risywah (QS. 2: 188) • Korupsi perbuatan fasad ( yang merusak tatanan
kehidupan)

Tidak boleh melakukan Riba. Bunga termasuk Riba (QS. 30:39, 4:161, 3: 130-131, 2:278 -279)

Lembaga-lembaga • Majlis Tarjih muhammadiyah (Sidoarjo, 1968)


• Lajnah bahsul masail – NU (Bandar Lampung, 1982)
yang mengharamkan • Sidang Organisasi Konferensi Islam (Pakistan, 1970)
bunga (identik dengan • Mufti Negara Mesir (1989)
• Konsul Kajian Islam Dunia (Cairo, 1969)
Riba) • Komisi Fatwa MUI (Desember, 2003)
Perbedaan
Bunga dan Bagi Hasil
BUNGA BAGI HASIL
 Penentuan bunga dibuat pada waktu  Penentuan besarnya rasio/nisbah
akad dengan asumsi harus selalu bagi hasil dibuat pada waktu akad
untung dengan berpedoman pada
 Besarnya persentase berdasarkan pada kemungkinan rugi
jumlah uang (modal) yang  Besarnya rasio bagi hasil
dipinjamkan berdasarkan pada jumlah
 Pembayaran bunga tetap seperti yang keuntungan yang diperoleh
dijanjikan tanpa pertimbangan apakah  Bagi hasil tergantung pada
proyek yang dijalankan oleh pihak keuntungan proyek yang di
nasabah untung atau rugi jalankan. Bila usaha merugi,
 Jumlah pembayaran bunga tidak kerugian akan ditanggung bersama
meningkat sekalipun jumlah oleh kedua belah pihak
keuntungan berlipat atau keadaan  Jumlah pembagian laba meningkat
ekonomi sedang “booming” sesuai dengan peningkatan jumlah
pendapatan.

Anda mungkin juga menyukai