Anda di halaman 1dari 48

AQIDAH

ISLAM

Subtitle
Pengantar Kuliah
Aqidah Islam
Makna Aqidah

– Aqidah menurut bahasa berarti ikatan (al-rabthu), janji


(al-‘ahdu), atau keyakinan yang mantap (al-jazmu).
– Ucapan lisan, Pembenaran hati, dan Pembuktian
perbuatan (al Hadits)
– Secara Terminologi adalah beberapa perkara yang wajib
diyakini kebenarannya oleh hati (mu), mendatangkan
ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak
bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan (Imam
Hasan al Banna).
Kedudukan Aqidah

– Islam sebagai agama, diibaratkan sebatang pohon yang


baik, memiliki akar yang kuat, batang dan cabang yang
subur, dan buah yang lezat – lintas waktu dan tempat
(Qs. 14: 24-27). Akar menjadi tumpuan pertumbuhan
batang dan berbuah tidaknya pohon.
– AKAR agama adalah AQIDAH, yaitu ikatan (komitmen)
nilai, moral, pemikiran, dan amal, dengan prinsip
TAUHID, yaitu Laa ilaha illallah (Qs. 21:25, 3:18)Fungsi
aqidah dalam sosial kemasyarakatan akan melahirkan
keberkahan, kemakmuran dan keadilan (QS 7:96)
Fungsi Aqidah

– Aqidah ialah Dasar, fondasi untuk mendirikan bangunan


Islam. Ibadah, akhlak, dan muamalah bisa berdiri /terlaksana
dengan mudah dan benar jika dilandasi dengan ‘Aqidah yang
shahih.
– Aqidah membangun kepribadian muslim menjadi manusia
yang sempurna (QS 23: 1-6)
– Aqidah sebagai cara pandang seorang muslim (Worldview)
terhadap semua peristiwa yang terjadi dalam kehidupan.
Tauhid;
Inti Aqidah Islam
Inti Aqidah Islam

– Inti dari Aqidah Islam adalah Tauhid.


– Pengertian Tauhid: menjadikan Allah sebagai ilah
(Tuhan), yakni sesuatu yang ditaati (Q.S.4:59), dicintai
(Q.S. 2:165), dan ditakuti (Q.S. 2:40).
– Tauhid diwujudkan dalam kehidupan keseharian seorang
muslim. (contoh aplikasi aqidah)
Arti Tauhid

– Tauhid merupakan inti dari aqidah Islam, inti dari seluruh tatanan
atau norma ajaran Islam.
– Tauhid berasal dari kata ‘wahhada’, ‘yuwahhidu’ dan ‘tauhidan’
yang artinya mengesakan; wahid berarti satu sedang ahad berarti
esa.
– Secara terminologi, Tauhid diartikan sebagai keyakinan akan
keesaan Allah SWT.
– Kalimat ‘laa ilaha illallah ’ yang artinya ‘tiada tuhan kecuali Allah
SWT’ disebut sebagai kalimat Tauhid menentang kemusyrikan. (QS
31: 13)
Ajaran Semua Nabi dan Rasul

– Tauhid merupakan ajaran tiap nabi dan rasul yang diutus


Allah SWT, sebagaimana firman-Nya dalam QS 21:25,
23:23), Hud (Hud/11:50), Saleh as (Hud/11:61), Musa as
(20:14), Ibrahim as – Ishak as – Ismail as (2:133), dan Isa
as (5:17,72) – Perlu penekanan masalah trinitas.
Kalimat Tauhid

– Kalimat “Laa ilaha illallah” bermakna An Nafyu (Peniadaan)


dan al Itsbat (Penetapan) seperti termaktub dalam Qs. 2:256,
43:26-27.(Berikan contoh kongkrit pengertian ilah!)
– Syarat bersaksi dengan “Laa ilaha illallah” harus disertai
dengan ilmu, yaqin, qabul, inqiyad, shiddiq, ikhlas dan
mahabbah.
– Pintu masuk kepada bangunan Islam, terkait antara satu dan
lainnya.
Pembagian Tauhid
• Mentauhidkan Allah SWT dalam segala
perbuatn Nya, bahwa Dia adalah pendidik,
Tauhid Rububiyah
pencipta (Qs. 39:62), Pemberi rizki (Qs. 11: 6)
Penguasa alam (Qs.3:26-27,1:2)

• Mentauhidkan Allah SWT dalam segala


Tauhid Uluhiyah perbuatan ibadah. Peribadatan, kepatuhan dan
(Ibadah) ketaatan secara mutlak hanya kepadaNya (Qs.1:5,
6: 102, 51:56)

• Mengimani segala sesuatu yang datang dari al


Qur’an dan as Sunnah tentang nama-nama (asmaul
Tauhid Asma’ wa
husna) dan sifat-sifat Nya yang baik dan indah serta
Sifat menetapkan sesuai dengan kehendak Allah
SWT(Qs.112: 1-4, 42:11, 16:60, 7:180)
Aplikasi Tauhid
dalam Kehidupan
• Melakukan pengabdian hanya kepada Allah baik dalam bentuk ibadah
mahdhoh maupun muamalah, (6:162) tidak ada yang patut disembah
kecuali Allah SWT (Al-Fatihah/1:1-7) baik ibadah mahdhoh maupun
Ibadah muamalah.

• Tidak ada dzat yang pantas menerima dan memenuhi do’a


kecuali Allah SWT (Al Fatihah/1:1-7).
Do’a • Dalam doa terkandung spirit beramal secara maksimal.

• Wajib berikhtiar sesuai dengan ketentuan Allah disertai


keyakinan tidak ada dzat yang memberi rizki kecuali Allah SWT
Nafkah dan (Qs.2:284) dan Pemilik mutlak seluruh apa yang ada adalah
Ekonomi Allah SWT (Qs.24:33).
• Wajib melakukan pendidikan dan dakwah semaksimal mungkin
dan menyerahkan hasilnya kepada Allah karena hanya Allah SWT
Pendidikan yang dapat memberikan petunjuk (hidayah) kepada seseorang (An-
Nahl/16:125; Al-Qashash/28:56).
dan dakwah

• melakukan kegiatan strategis untuk menguatkan peran islam dalam


kehidupan berbangsa dan bernegara disertai keyakinan bahwa
penguasa yang Maha Mutlak hanyalah Allah SWT (5:18, 67:1)
• Meyakini bahwa seseorang yang memiliki kekuasaan karena
Berpolitik anugerah Allah SWT (3:126) karena kemuliaan dan kekuasaan
hanyalah kepunyaan Allah SWT (10:65).
• Melakukan kegiatan strategis dalam menguatkan peran islam
dalam hukum positif (pidana, perdata, tata usaha, dan
perundangan lainnya) karena hukum yang benar hanyalah hukum
Allah SWT (12:40) dan sumber kebenaran mutlak adalah Allah
Hukum (12:67). Oleh karena itu seluruh hukum yang disusun manusia
harus mengacu dan tidak bertentangan dengan hukum Allah.

• Mencerminkan keterkaitan kuat dengan keimanan kepada Allah


Swt. Memulai pekerjaan dengan ”Bismillah”, Mengakhiri
dengan ”Al hamdulillah”, berjanji dengan ”Insya Allah” dan lain-
Ucapan lain. Mendorong prilaku positif sesuai dengan ketentuan Allah.
sehari-hari;
Perkara yang Merusak
Tauhid
Syirik : Menyekutukan Allah Swt dengan yang lainnya baik dalam ibadah
maupun muamalah. (Dosa besar yang tidak terampuni jika terbawa mati
(Qs. 4: 48,116). Contoh: Menyembah berhala, percaya jimat, sihir, batu
akik, ramalan dukun dll.

Tidak yakin dengan kebenaran ajaran islam. Contoh: tidak yakin dengan
kebenaran ekonomi islam, hukum islam, politik islam dan muamalah
islam lainnya.

Menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin dan pelindung dengan


meninggalkan orang-orang beriman yang menunaikan shalat dan zakat
serta memiliki integritas pribadi yang kuat (Qs. 4:138-139).
Melecehkan ajaran dan simbol Islam seperti Al-Qur’an,
Lafadz Allah, Kewajiban Shalat dan lainnya.

Tidak mengkafirkan orang yang sudah jelas kekafirannya


seperti menyatakan bahwa semua agama sama-sama
benar di sisi Allah dan lainnya.

Berbuat maksiat, kerusakan dan kedzaliman kepada yang


lain. Contoh : mempermainkan takaran timbangan,
menipu, korupsi (83:1-5) dan lainnya.
Rukun Iman
Arti Rukun

– Penopang yang kuat


– Saling berhubungan antara satu dengan yang lain, satu
kesatuan.
– Dianggap kafir yang menambah dan menghilangkan
salah satu atau sebagian rukun iman. (kini banyak aliran
yang menambah atau mengurangi rukun iman, contoh:
Syiah, Ahmadiyah)
Arti Iman

– Ucapan lisan, Pembenaran hati, dan Pembuktian perbuatan


– Bukan iman, yang hanya dengan cita-cita dan angan-angan,
akan tetapi iman adalah apa yang terkristal di dalam hati
dan dibenarkan dengan perbuatannya (HR. Ibnu Najar &
Dailami)
– Al Qur-an memerintahkan orang beriman untuk ikhlas
dalam melaksanakan keimanannya(Qs.49:14 15)
6 Rukun Iman

– Dalil Qur-ani : Qs. 2:177, 285; 4:136, 78-79


– Dalil Sunnah: Iman adalah engkau mengimani Allah,
para malaikatNya, kitab-kitabNya, para rosulNya, hari
kemudian, dan mengimani taqdir yang baik dan yang
buruk (HR. Muslim)
Iman Kepada Allah Swt
Mengimani wujud Allah SWT
• (fithrah, aqal, syar’y, dan inderawi Qs. 52: 35

Mengimani Rubbubiyyah Allah SWT


• (menciptakan, memiliki, memelihara, memberi rezeki, mengatur, memerintah; Qs.
23:84-89; 43:9; 26:77-80)

Mengimani Uluhiyyah Allah SWT


• (yang disembah dan diibadahi dengan penuh kecintaan dan pengagungan; Qs. 2:163,
3:18, 53:23, 22:62, 12:40).
• Penyembahan selain dari padaNya adalah bathil (Qs. 25:3, 34:22-23, 7:191-192).
• Orang-orang musyrik mengakui Allah sebagai Tuhan mereka (Qs. 2:21-22, 43:87, 10:31-
32)

Mengimani Asma wa Sifat Allah SWT


• (Qs. 7:180, 16:60, 42:11), menjauhi tahrif, ta’thil, takyif, dan tamsil.
Buah Iman Kepada Allah

– Beriman kepada Allah Swt dan segala sesuatu yang


berkaitan dengan ajaran dan ketentuan-Nya. (Tauhid
Rububiyah, Uluhiyah dan Asma wa Shifat)
– Tidak mengharap, tidak takut, tadak menyembah
melainkan hanya kepada Allah
– Menyempurnakan cinta serta mengagungkan nama-Nya
– Merealisasikan ibadah ikhlash kepada-Nya, menegakan
yang diperintah dan menjauhi yang dibenci-Nya
Iman Kepada Malaikat
Iman kepada Malaikat yaitu dengan mengimani
wujud Malaikat (Qs. 11:69-70, 19:16-17), mengenal
nama-namanya dan; (Jibril, Mikail, Isrofil, Izroil,
Munkar, Nakir, Roqib, Atid, Malik, dan Ridwan),
mengetahui sifat-sifatnya.
Wujud Malaikat

– Malaikat adalah makhluk dan hamba Allah yang bersifat


ghaib (immaterial) yang dicipta dari cahaya.
– Malaikat memiliki berbagai macam tugas disertai
keta’atan sempurna kepada Allah (Q.S. 21:19-20)
– Jumlah malaikat sangat banyak sekali
– Bukan laki-laki maupun perempuan
– Memiliki sayap
Sifat-sifat Malaikat

– Makhluk yang dimuliakan (Qs.21:26-27),


– Tidak Sombong (21:19),
– Tidak membangkang/ taat (Qs.16:50, 66:6),
Buah Iman kepada Malaikat

– melahirkan sikap tanggung jawab dalam hidup untuk


selalu berusaha melaksanakan perintah Allah dan tidak
maksiat kepada-Nya karena sadar semua perbuatan kita
dicatat dan diawasi oleh Allah Swt melalui para malaikat.
– Mengenal keagungan Allah
– Syukur kepada Allah
– Cinta kepada Malaikat karena ibadahnya
Iman Kepada Kitab-
Kitab Allah
Kitab-kitab sebelum Al-Quran

– Seorang muslim wajib mengimani bahwa Allah Swt telah menurunkan kitab-kitab
kepada umat-umat terdahulu.
– Mengimani kitab-kitab yang telah dinyatakan dalam Quran (Taurat Q.S. 5:44; Zabur
Q.S. 17:55; Injil Q.S. 5:46; Shuhuf Q.S. 53:36-42, 87:14-19; Qur-an Q.S. 5:48)
– Meyakini ada penyimpangan terhadap kitab-kitab terdahulu; Mengubah,
menyembunyikan bahkan menghilangkan teks dan kalimat (Qs.2:79, 2:89,90,
109,146; 3:71-72)
– Hubungan Al Qur’an dengan Kitab-Kitab sebelumnya; berfungsi sebagai nasikh,
muhaimin dan mushaddiq (Qs.5:48) mengoreksi dan penyempurna (Qs.16:64)
Al-Quran

– Definisi: Firman Allah yang merupakan mu’jizat yang diturunkan kepada


nabi Muhammad, yang disampaikan secara mutawatir dan membacanya
adalah ibadah.
– Seorang muslim wajib meyakini bahwa Al-Quran berasal dari Allah Swt dan
terjaga keasliannya sampai hari Kiamat.
– Tugas seorang muslim untuk mencintai, mempelajari dan mengamalkan al-
Quran dalam kehidupan.
– Pemahaman terhadap Sunnah Rasulullah Saw diperlukan untuk
mengamalkan al-Qur’an.
Buah Iman kepada Kitab

– Mencintai Al-Quran karena ia merupakan bukti kasih


sayang Allah Swt kepada umat manusia agar selamat dari
siksa Api neraka.
– Menjadikan kitab Allah sebagai pedoman dalam
kehidupan. Melaksanakan semua perintah dan menjauhi
semua larangan-Nya, serta tidak meniru umat-umat
terdahulu yang mengambil sebagian isi al-kitab dan
meninggalkan sebagian.
Iman Kepada Nabi dan
Rasul
Arti Iman kepada Rasul

– Iman Kepada Nabi dan Rasul, yaitu mengimani


Nama-nama Nabi dan Rasul, meyakini risalah
yang dibawa mereka dari Allah, membenarkan
berita-beritanya, mengamalkan syari’at yang
disampaikan.
Nabi dan Rasul

– Nabi dan Rasul ialah seorang laki-laki yang dipilih oleh Allah
Swt untuk menerima dan menyampaikan risalah-Nya.
– Rasul adalah manusia biasa yang memiliki sifat kemanusiaan,
seperti makan, minum, berkeluarga dll, tetapi memiliki
keistimewaan dipilih oleh Allah untuk menerima wahyu (Q.S.
7:188, 72:21-22, 26:79-81, 17:3, 25:1, 38:45-47, 43:59)
– Sifat Nabi dan Rasul: Shiddiq, Amanah, Fathanah, Tabligh
Nabi dan Rasul

– Setiap umat diutus Rosul (Q.S. 16:36; 10:47; 40:78; 35:24)


Jumlah Nabi 124 ribu dan Rasul 312 orang (HR. Turmudzi)
– Nabi dan Rosul dalam Al Qur-an (Q.S.21:7, 6:83-
86;7:65,73,85; 11:50,61,84; 3:33; 21:85)
– Diantaranya Ulul Azmi (Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, Muhammad)
Q.S. 46:35, 42:13, 33:7
– Nabi Muhammad saw sebagai penutup (Q.S. 33:40, 4:65,
9:128)
Kewajiban terhadap Nabi dan
Rasul
– Wajib mengimani semua Nabi dan Rasul dan tidak membeda-bedakan mereka.
– Kaum muslimin wajib beriman kepada nabi Isa dalam kapasitas beliau sebagai
nabi dan rasul Allah bukan sebagai bagian dari Tuhan. (5:72-73). Orang yang
menjadikan nabi sebagai tuhan termasuk musyrik.
– Wajib tasdiq (membenarkan ajaran dan berita mereka) dan Tha’at (Q.S. 4:150-
151, 80, 64)
– Meyakini bahwa Nabi Muhammad Saw adalah utusan terakhir dan tidak ada
nabi setelah beliau. Mengikuti dan meneladani sunnahnya dalam semua dimensi
kehidupan. Sehingga lahir pribadi-pribadi muslim yang memiliki akhlakul
karimah.
Iman Kepada Hari
Akhir
Arti Iman kepada Hari Akhir

– Iman kepada hari akhir adalah meyakini akan


terjadinya kehancuran alam semesta dan
digantikan dengan kehidupan akhirat yang kekal
abadi dan meyakini bahwa setiap manusia akan
mendapatkan balasan yang adil di hadapan Allah
Swt.
Mengimani (Barzakh) fitnah kubur, siksa & ni’mat kubur (Q.S. 6:93, 40:46)

Mengimani hari kiamat; (7:187, 22: 1-2, 81:1-14, 54:1, 39:68, 82:1-5)

Mengimani ba’ts (Q.S.21:104, 23:16,115),hanya Allah yang mengetahui

Berkumpul di Mahsyar; (54:7-8, 70: 43-44, 10: 26-28)

Mengimani hisab & jaza (Q.S. 88:25-26, 6:160, 21:47)

As Syirath dilalui setelah proses hisab dan wazn dilaksanakan (Qs.19:71,72)

Mengimani surga & neraka (Q.S. 3:131, 18:29, 32:17, 98:7-8, 33:64-66)
Buah Iman kepada Hari Akhir

– Beriman kepada Hari Akhir mempuyai konsekuensi meyakini


adanya balasan yang bersifat abadi dari Allah Swt, sesuai
dengan perbuatan yang kita lakukan di dunia.
– Orang yang beriman kepada Hari Akhir ialah orang yang
memiliki idealisme yang tinggi dan produktif dalam
menghasilkan kebaikan . Tidak pragmatistik, menghalalkan
segala macam cara untuk mencapai tujuan sesaat.
Iman Kepada Qadha
dan Qadar
Arti Iman kepada Qadha dan
Qadar
– Qadha dan Qadar adalah ketentuan dan kepastian dari Allah Swt
atas semua makhluk-Nya yang wajib diimani. (seperti kematian,
kelahiran, rizki dll. Tetapi manusia wajib berikhtiar sesuai dengan
ketentuan-Nya dan hasilnya diserahkan kepada Allah Swt,
ikhtiarnya bernilai pahala di sisi Allah. Hikmah dari keyakinan ini
supaya kita tidak sombong ketika berhasil dan tidak putus asa
ketika belum berhasil.
Kewajiban
Mengimani bahwa Allah Maha Mengetahui
• (Qs. 6: 59, 22:70, 3:5, 21:23)

Mengimani bahwa semua tertulis di lauh mahfuzh


• (Q.S. 57: 22, 20:51-52)

Semua terjadi atas kehendak Allah


• (Q.S. 28:68, 3:6, 6:137)

Berusaha dan Tawakkal


• Mengimani bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia telah ditetapkan oleh Allah
dan Allah menetapkan aturan-Nya yang harus diikuti oleh manusia. Contoh: Ilmu
diraih dengan cara belajar.
– Perhatikan firman Allah: Surat al-Baqarah: 201-202.

Berdoa
kepada Allah
(2:201)

Hasanah di
Dunia Kasab dan
ikhtiar
Hasanah di
sesuai
akhirat
ketentuan
Dijauhkan dari Allah (2:202)
siksa neraka

Anda mungkin juga menyukai