Anda di halaman 1dari 3

Selamat Pagi Pak, mohon maaf menganggu waktu Bapak. Saya M.

Fikri Hidayatullah, mahasiswa


Manajemen angkatan 2021/2022 dengan nomor NIM 211612010208 yang saat ini sedang ingin
mengumpulkan tugas pertemuan 6

Syarat Utama Aqidah adalah Keyakinan, jelaskan maksud pernyataan tersebut berkaitan dengan

pengertian Tauhid Uluhiyyah.

Berikut adalah jawaban saya

Aqidah adalah apa yang diyakini oleh seseorang. Setiap agama memiliki aqidah sendiri yang dipercayai.
Dalam Islam, aqidah yang dimiliki umat Islam berasal dari Allah SWT, Dzat yang Maha Mengetahui.

Salah satu buktinya adalah dengan merunut kisah para nabi dan apa yang diajarkannya. Allah mengutus
nabi dan Rasul dengan jarak yang bervariasi antara satu dengan lainnya. Bahkan bisa berjarak ratusan
tahun. Selain itu, lokasi para nabi tersebut berdakwah juga berbeda-beda. Namun, jika melihat dari
ajaran yang disampaikan, maka aqidah yang diajarkan oleh para nabi tersebut merupakan aqidah yang
sama.

Berkebalikan dengan aqidah yang benar, aqidah yang salah adalah segala bentuk aqidah yang
bertentangan dengan wahyu dan firman Allah SWT. Termasuk aqidah yang bersumber dari akal
manusia, wahyu yang diselewengkan, dan lain sebagainya. Jadi, Aqidah adalah yang bersumber dari
wahyu dan firman Allah SWT dari Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW.

Dalam Islam, aqidah adalah masalah-masalah ilmiyah yang asalnya dari Allah SWT dan Rasul. Oleh
karena itu, wajib bagi setiap muslim untuk memiliki keyakinan yang utuh terhadap hal tersebut sebagai
bentuk pembenaran terhadap Allah SWT dan Rasulnya.

Sebenarnya, istilah aqidah adalah istilah baru yang tidak dikenal dalam Al-Qur’an dan Sunah. Namun,
penggunaan istilah yang jamak di kalangan para ulama menjadikan istilah ini boleh digunakan. Istilah lain
yang semakna dengan aqidah di antaranya adalah fiqhul akbar, iman, sunah, tauhid, syariah, dan
ushuluddin.

Masing – masing istilah ini sering kali dipakai secara khusus sesuai dengan makna yang lebih luas
ataupun lebih sempit dari makna aqidah. Seperti istilah iman yang membahas mengenai ketundukan
terhadap wahyu. Atau istilah ushuluddin yang sering digunakan sebagai istilah dalam menyebut fakultas
aqidah sebagai fakultas ushuluddin di beberapa universitas Timur Tengah.

Ada beberapa macam penjabaran tentang tauhid menurut ulama, yaitu sebagai berikut:
- Al-Uluhiyyah, (al-Fatihah ayat 4 dan an-Nas ayat 3). Mengesakan Allah SWT dalam ibadah, yakni
beribadah hanya kepada Allah dan karenaNya semata.

- Ar-Rububiyyah, (al-Fatihah ayat 2, dan an-Nas ayat 1). Mengesakan Allah SWT dalam perbuatanNya,
yakni mengimani dan meyakini bahwa hanya Allah yang mencipta, menguasai dan mengatur alam
semesta ini.

- Al-Asma' was-Sifat, (al-Ikhlas ayat 1-4, dan an-Nahl ayat 62). Mengesakan Allah SWT dalam asma dan
sifatNya, artinya mengimani bahwa tidak ada makhluk yang serupa dengan Allah SWT, dalam dzat, asma
maupun sifat.

Tauhid itu cuma satu tidak dibagi-bagi, menjadikan satu sebagaimana makna asalnya dengan tiga
macam penjabaran/penjelasan, seperti yang tersebut di atas dan tidak ada istilah Tauhid Mulkiyah
ataupun Tauhid Hakimiyah karena istilah ini adalah istilah yang baru.

Apabila yang dimaksud dengan Hakimiyah itu adalah kekuasaan Allah SWT, maka hal ini sudah masuk ke
dalam kandungan Rububiyah Allah SWT. Apabila yang dikehendaki dengan hal ini adalah pelaksanaan
hukum Allah SWT di muka bumi, maka hal ini sudah masuk ke dalam Uluhiyah Allah, karena hukum itu
milik Allah SWT dan tidak boleh kita beribadah melainkan hanya kepada Allah SWT semata.

Tauhid Uluhiyah merupakan bentuk ibadah hanya kepada Allah, dan meninggalkan sesembahan selain-
Nya. Ibadah itu sendiri harus dibangun atas dasar cinta dan peng-Agungan kepadaNya.

Tauhid Uluhiyyah bisa juga dikatakan Tauhiidul ‘Ibaadah yang berarti mentauhidkan Allah Subhanahu wa
Ta’ala melalui segala pekerjaan hamba, yang dengan cara itu mereka dapat mendekatkan diri kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Apabila hal itu disyari’atkan oleh-Nya, seperti berdo’a, khauf (takut), bernadzar, isti’anah (meminta
pertolongan), raja’ (harap), mahabbah (cinta), dzabh (penyembelihan), istighatsah (minta pertolongan di
saat sulit), isti’adzah (meminta perlindungan), dan segala apa yang disyari’atkan dan diperintahkan Allah
Azza wa Jalla dengan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Semua ibadah ini dan lainnya
harus dilakukan hanya kepada Allah semata dan ikhlas karena-Nya, dan ibadah tersebut tidak boleh
dipalingkan kepada selain Allah.

Contoh Tauhid Uluhiyah

1. Beribadah hanya kepada Allah

2. Takut hanya kepada Allah

3. Mencintai juga karena Allah

Penerapannya dalam kehidupan sehari-hari seperti kita hanya melakukan ibadah hanya untuk Allah,
tidak untuk manusia atau hal lainnya. Ikhlas 100% untuk Allah. Berdoa kepada Allah, meminta kepada
Allah, melibatkan Allah dalam semua aktivitas kita. Tidak mendatangi dukun, tidak mempercayai
ramalan, dan tidak mencontek saat ujian, karena kita meyakini bahwa Allah Maha Melihat.

Penyimpangan Tauhid Uluhiyah

Contoh penyimpangan uluhiyah di antaranya saat kita mengalami musibah di mana ia berharap bisa
terlepas dari musibah itu. Lalu orang itu datang kepada seorang dukun. Kita meminta di tempat itu
supaya penghuni tempat itu atau sang dukun bisa melepaskannya dari musibah yang sedang
menimpanya. Ia berharap dan takut jika tidak terpenuhi keinginannya.

Anda mungkin juga menyukai