Anda di halaman 1dari 8

STRUKTUR TEKS ANEKDOT BERTEMA POLITIK DALAM BUKU “GUS DUR

KU GUS DUR ANDA GUS DUR KITA” KARYA MUHAMMAD AS HIKAM


SEBAGAI ALTERNATIF PEMILIHAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA DI
SMA

Aan Sugiantomas dan Wida Damayanti


Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Kuningan

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan atas dasar keinginan penulis mengetahui isi teks anekdot
bertema politik dalam buku “Gus Dur Ku, Gus Dur Anda, Gus Dur Kita” karya
Muhammad AS Hikam dan kecocokannya dengan bahan ajar di SMA.Adapun Rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu. 1) Bagaimana struktur teks anekdot bertema politik
dalam buku berjudul “Gus Dur Ku, Gus Dur Anda, Gus Dur Kita” karya Muhammad AS
Hikam? 2) Apakah teks anekdot bertema politik dalam buku berjudul “Gus Dur Ku, Gus
Dur Anda, Gus Dur Kita” karya Muhammad AS Hikam dapat dijadikan sebagai alternatif
pemilihan bahan ajar Bahasa Indonesia di SMA? Tujuan penelitian ini 1) Untuk
mengetahui struktur teks anekdot bertema politik dalam buku berjudul “Gus Dur Ku, Gus
Dur Anda, Gus Dur Kita” karya Muhammad AS Hikam. 2) Untuk mengetahui
kemungkinan teks anekdot bertema politik dalam buku berjudul “Gus Dur Ku, Gus Dur
Anda, Gus Dur Kita” karya Muhammad AS Hikam dijadikan sebagai alternatif pemilihan
bahan ajar Bahasa Indonesia di SMA. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif
kualitatif. Teknik penelitiannya terdiri atas teknik pemerolehan data berupa studi
pustaka dan dokumentasi, dan teknik pengolahan data dengan cara membaca kumpulan
teks anekdot yang terdapat di dalam objek penelitian, memilih teks anekdot bertema
politik, menganalisis struktur teks anekdot bertema politik, dan menyimpulkannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh teks anekdot yang terdapat dalam buku
berjudul “Gus Dur Ku, Gus Dur Anda, Gus Dur Kita” karya Muhammad AS Hikam yang
terdiri dari 131 judul teks anekdot.Sampelnya yaitu seluruh teks anekdot bertema politik
dalam buku berjudul “Gus Dur Ku, Gus Dur Anda, Gus Dur Kita” karya Muhammad AS
Hikam yang terdiri dari 20 judul teks anekdot.Kesimpulan dari hasil penelitian yang
telah dilakukan adalah sebagai berikut. 1) Dari 20 judul teks anekdot bertema politik
dalam buku “Gus Dur Ku, Gus Dur Anda, Gus Dur Kita” Karya Muhammad AS Hikam,
ada 13 judul teks anekdot bertema politik yang memiliki struktur lengkap. Yaitu teks
anekdot berjudul “Lomba Mancing Indonesia – Malaysia”, “Gurita Korupsi Pasca-
Reformasi”, “Demam Rindu Gus Dur”, “Golput dan Neraka”, “Jangan Membangunkan
Sapi Tidur”, “Kyai dan Anggota DPR yang Jujur”, “Sekjen Parpol dan Koruptor”,
“Pemilih Madura”, “Malaikat dan Mantan Anggota KPK”, “Dokter dan Pasien
Transplantasi Hati”, “Pasar Malam NU”, “Malaikat dan Politisi”, “Hasil Korupsi”. 2)
Melihat kesesuaian teks anekdot bertema politik dalam buku “Gus Dur Ku, Gus Dur
Anda, Gus Dur Kita” karya Muhammad AS Hikam ditinjau dari struktur teks anekdot
dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 di SMA, psikologi
perkembangan remaja, dan perkembangan bahasa remaja dapat dijadikan sebagai
alternatif pemilihan bahan ajar bahasa Indonesia di SMA. Maka dapat disimpulkan bahwa
analisis struktur teks anekdot dalam buku “Gus Dur Ku, Gus Dur Anda, Gus Dur Kita”
karya Muhammad AS Hikam dapat dijadikan sebagai alternatif pemilihan bahan ajar
bahasa Indonesia di SMA.
Kata kunci : struktur teks anekdot, politik, bahan ajar.
PENDAHULUAN penikmatnya tetapi juga sebagai wahana
Pendidikan merupakan faktor kritik sosial terhadap bentuk
utama pembentukan pribadi manusia. ketimpangan yang terjadi di tengah
Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu masyarakat. Dengan bentuk yang unik
berkembang dan mengalami kemajuan ketimpangan-ketimpangan yang terjadi
sesuai dengan perkembangan zaman dan dalam masyarakat diungkap dengan
perkembangan cara berpikir manusia. bahasa yang berkesan santai serta
Begitu pun dalam dunia pendidikan, menggelitik pembaca ataupun
terjadi perubahan kurikulum dari pendengar.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dalam anekdot dibutuhkan
menjadi Kurikulum 2013. kecerdasan kedua belah pihak, yaitu
Mulyasa (2013:163) penutur dan lawan tutur. Penutur harus
mengemukakan bahwa Kurikulum 2013 bisa menempatkan topik pembicaraan
merupakan salah satu upaya pemerintah dalam teks anekdot pada saat yang tepat,
untuk mencapai keunggulan masyarakat sebab apabila penempatannya tidak tepat
bangsa dalam penguasaan ilmu dan bisa saja topik pembicaraan dalam teks
teknologi seperti yang digariskan dalam anekdot tersebut kurang menarik dan
haluan negara.Dengan demikian, sulit untuk dipahami.
Kurikulum 2013 diharapkan dapat Dalam sejarah bangsa Indonesia,
menyelesaikan berbagai permasalahan Gus Dur termasuk dua atau tiga orang
yang sedang dihadapi oleh dunia yang paling penting, paling utama,
pendidikan dewasa ini, terutama dalam paling mengherankan, paling
memasuki era globalisasi yang penuh mengharukan, paling menggelikan, jadi
dengan berbagai macam tantangan. paling agung. Gus Dur, mirip dengan
Di dalam Kurikulum 2013 terdapat sosok Semar dalam pewayangan,
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar, mencerminkan sesuatu yang bagi
Kompetensi Inti dirancang dalam empat masyarakat Jawa, ya masyarakat
kelompok yang saling terkait yaitu Indonesia, merupakan tanda kebesaran
berkenaan dengan sikap keagamaan, istimewa. Di Indonesia orang yang
sikap sosial, pengetahuan, dan betul-betul agung tak perlu kelihatan
penerapan pengetahuan. Sedangkan mentereng dan pongah. Gus Dur mirip
Kompetensi Dasar adalah kompetensi dengan Semar, bukan hanya karena
yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan potongan tubuhnya. Banyak orang asing
keterampilan yang bersumber pada di Indonesia maupun di luar negeri tak
kompetensi inti yang harus dikuasai pernah mengerti mengapa orang seperti
peserta didik.Pendidikan Bahasa Gus Dur bisa menjadi tokoh nasional,
Indonesia selalu dipelajari dalam setiap apalagi presiden – orang yang bukannya
jenjang pendidikan, baik di Sekolah bicara serius, malah menceritakan
Dasar, Sekolah Menengah Pertama, lelucon, yang biasa-biasa, yang pergi ke
maupun Sekolah Menengah Atas di kunjungan negara dengan kotak-kotak
Indonesia.Termasuk di dalamnya adalah kardus diikat dengan tali raffia, yang tak
pembelajaran mengenai teks anekdot. malu muncul dalam celana pendek di
Sebagian orang pasti pernah depan Istana Merdeka. Tetapi orang-
membaca teks anekdot. Komunikasi orang Indonesia, justru orang kecil,
dalam teks anekdot berbentuk tidak tertipu oleh kesederhanaan
rangsangan yang cenderung secara tampang Gus Dur, kebaikan, mutu, dan
spontan menimbulkan senyum dan tawa kekuatan bersinar dari pandang biasa
para penikmatnya. Anekdot tidak Gus Dur. Bagi mereka, ia memang
semata-mata sebagai hiburan untuk ampuh, ia betul-betul kuat, ia membawa
melepaskan beban psikologis berkat bagi mereka yang bertemu
dengannya. Dalam bahasa tradisional: objek yang ada dan terjadi saat itu dalam
Gus Dur ada wahyunya. Meskipun ia rangka menjawab suatu permasalahan
diturunkan sebagai Presiden namun ia penelitian. (Heryadi, 2010:42).
tidak kehilangan aura itu. Maka banyak Pendekatan penelitian kualitatif
sekali rakyat, ya kita-kita ini, kagum dan mengembangkan pola pikir yang bersifat
gembira bahwa pada bangsa Indonesia induktif.Menjawab masalah penelitian
pernah muncul sosok seperti Gus Dur tidak harus bertolak pada teori, aksioma,
itu. Karena itulah setiap hari begitu dan prinsip-prinsip sebagai kebenaran
banyak orang ziarah ke makam Gus Dur yang sudah ada, melainkan berdasar
di Jombang. (Hikam:2013) pada fakta-fakta yang ada dan muncul di
Sampai sekarang kisah-kisah Gus lapangan. (Heryadi, 2010:37).
Dur itu telah dibukukan dalam buku Metode penelitian yang digunakan
yang berjudul “Gus Dur Ku, Gus Dur dalam penelitian ini adalah metode
Anda, Gus Dur Kita”. Pemilihan buku deskriptif kualitatif yakni penelitian
“Gus Dur Ku, Gus Dur Anda, Gus Dur yang dalam pelaksanaannya tidak
Kita” sebagai objek penelitian terbatas hanya sampai mengumpulkan
berdasarkan beberapa alasan. Pertama, data saja melainkan memaparkan secara
buku “Gus Dur Ku, Gus Dur Anda, Gus sistematis data-data yang akurat
Dur Kita” dikarang oleh orang yang mengenai fakta-fakta setelah
sangat dekat dengan Gus Dur sekaligus menganalisis teks anekdot.
orang kepercayaannya, dalam bukunya Metode deskriptif kualitatif yang
ini menceritakan pengalamannya dengan penulis gunakan ini untuk mengetahui
Gus Dur dan berisi guyonan-guyonan struktur teks anekdot dan kemungkinan
yang bersifat mengkritik dalam hal teks anekdot bertema politik dalam buku
politik. Kedua, mengetahui isi dari buku berjudul “Gus Dur Ku, Gus Dur Anda,
berjudul “Gus Dur Ku, Gus Dur Anda, Gus Dur Kita” karya Muhammad AS
Gus Dur Kita” yang berupa teks anekdot Hikam dijadikan sebagai alternatif
bertema politik. Ketiga, berdasarkan bahan ajar Bahasa Indonesia di SMA.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
bahasa Indonesia Sekolah Menengah PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
Atas (SMA) pada Kurikulum 2013 Berdasarkan analisis pada teks
terdapat pembelajaran mengenai teks anekdot bertema politik dalam buku
anekdot. “Gus Dur Ku, Gus Dur Anda, Gus Dur
Berdasarkan latar belakang di atas Kita” karya Muhammad AS Hikam
penulis tertarik untuk meneliti struktur yang telah dilakukan penulis, maka
teks anekdot bertema politik dengan penulis menarik kesimpulan sebagai
judul “Struktur Teks Anekdot Bertema berikut.
Politik dalam Buku “Gus Dur Ku Gus 1) Hasil analisis struktur teks
Dur Anda Gus Dur Kita” Karya anekdot bertema politik dalam
Muhammad AS Hikam Sebagai buku “Gus Dur Ku, Gus Dur
Alternatif Pemilihan Bahan Ajar Bahasa Anda, Gus Dur Kita” karya
Indonesia di SMA”. Muhammad AS Hikam.
Dari 20 teks anekdot bertema
METODE PENELITIAN politik yang terdapat di dalam
Metode penelitian adalah cara buku “Gus Dur Ku, Gus Dur
melaksanakan penelitian yang telah Anda, Gus Dur Kita” karya
direncanakan berdasarkan pendekatan Muhammad AS Hikam, terdapat
yang dianut. Metode deskripif adalah 13 teks anekdot yang memiliki
metode penelitian yang digunakan struktur lengkap mulai dari
peneliti untuk menggambarkan suatu abstraksi, orientasi, krisis,
reaksi, dan koda. Berikut 13 Penulis (Muhammad AS
judul teks anekdot bertema Hikam) mengunjungi Gus
politik tersebut. Dur di tempat tinggalnya,
a) Struktur teks anekdot 2) orientasi: Muhammad
bertema politik berjudul AS Hikam memberitahu
“Lomba Mancing Gus Dur bahwa banyak
Indonesia – Malaysia” orang yang memperingati
adalah 1) abstraksi: Suatu khaul Gus Dur dan mereka
ketika diadakan lomba merasa sangat kehilangan,
memancing antara Presiden 3) krisis: Dalil Ushul fiqh
Indonesia dengan PM “Al hukmu yaduuru
Malaysia, 2)orientasi: PM ma’aillatihi dipelesetkan
Malaysia menjawab menjadi “Al hukmu
pertanyaan dari Presiden yaduuru ma’aujrotihi, 4)
Indonesia bahwa ikan yang reaksi: Muhammad AS
berada di perairan Malaysia Hikam menimpali atau
dapat membuka mulutnya, mengimbangi
3) krisis: lomba mancing perbincangannya dengan
itu diulang setelah Gus Dur, 5) koda:
reformasi, 4)reaksi: Gus Muhammad AS Hikam
Dur menanyakan perihal mohon diri untuk pamit
kelanjutan lomba mancing kepada Gus Dur.
tersebut, 5) koda: d) Struktur teks anekdot
Penjelasan mengenai bertema politik berjudul
demokrasi. “Golput dan Neraka”
b) Struktur teks anekdot adalah 1) abstraksi: Seusai
bertema politik berjudul Subuhan seorang santri
“Gurita Korupsi Pasca- sudah menunggu Pak Kyai
Reformasi” adalah 1) di pintu masjid, 2)
abstraksi: Penulis orientasi: Ketika santri
(Muhammad AS Hikam) tersebut mengatakan
mengunjungi Gus Dur yang kepada Pak Kyai bahwa dia
ketika itu sedang menerima diamanati oleh ibunya,
tamu, Pak Rozi Munir), 2) 3)krisis: Santri tersebut
orientasi: Penulis memulai menceritakan apa yang
dialog dengan Gus Dur dan disampaikan ibunya, Pak
Pak Rozi Munir yang Kyai pun bertanya inginnya
membahas mengenai bagaimana, 4) reaksi:
Skandal Bank Century, 3) Santri tersebut
krisis: Pada saat mengungkapkan
pembicaraan mengenai kebingungan ibunya, 5)
korupsi berjamaah, 4) koda: Ketika santri
reaksi: Gus Dur tidak mengikuti apa yang
pernah pesimis, 5) koda: dikatakan oleh Pak Kyai.
Gus Dur dan Penulis e) Struktur teks anekdot
mengakhiri obrolan. bertema politik berjudul
c) Struktur teks anekdot “Jangan Membangunkan
bertema politik berjudul Sapi Tidur” adalah 1)
“Demam Rindu Gus Dur” abstraksi: Seorang santri
adalah 1) abstraksi: bercerita kepada Kyai
sehabis ngaji Ba’da Ashar, tidak ada tempat bagi para
2) orientasi: Cerita yang koruptor, 3) krisis: Para
disampaikan santri adalah Wartawan menanyakan
tentang pidato Anis Matta, soal anggota partai dari
3) krisis: Pak Kyai partai Sekjen tersebut yang
meragukan cerita santri tersandung kasus korupsi,
mengenai pidato Anis 4) reaksi: Para Wartawan
Matta, 4)reaksi: Pak Kyai masih penasaran atas
menduga Anis Matta salah pernyataan Sekjen tersebut,
berucap pada pidatonya, 5) 5)koda: Dengan santai
koda: Santri tidak dapat Sekjen tersebut menjawab
berkata apa-apa setelah rasa penasaran para
mendengar pernyataan Pak Wartawan bahwa di
Kyai mengenai pidato Anis partainya tidak ada tempat
Matta, yang hanya untuk koruptor, bukan
diungkapkan dengan terpidana korupsi.
beberapa tanda baca. h) Struktur teks anekdot
f) Struktur teks anekdot bertema politik berjudul
bertema politik berjudul “Pemilih Madura” adalah
“Kyai dan Anggota DPR 1) abstraksi: Ada sebuah
yang Jujur” adalah 1) desa di Madura yang
abstraksi: Seorang anggota penduduknya tidak ingin
DPR berkunjung ke rumah memilih Partai Pemerintah
Kyai untuk menceritakan (PP), 2) orientasi: Proyek
apa yang sedang terjadi money politics dilakukan
pada dirinya, 2) orientasi: dengan tujuan pada Pemilu
Anggota DPR bercerita nanti, Partai Pemerintah
kepada Kyai bahwa dia akan menang, 3) krisis:
sedang difitnah, 3) krisis: Pada saat Pemilu, Partai
Anggota DPR tersebut Pemerintah tetap tidak
difitnah bahwa dia menang, 4) reaksi: Setelah
menerima 4 ton gula dari Koramil bertanya mengenai
BUMN Pertanian, 4) ketidakberhasilan PP
reaksi: Kyai menanyakan menang pada Pemilu pada
kebenaran dari persoalan Pak Lurah, Pak Lurah
tersebut dan meminta agar memanggil Kyai yang
anggota DPR jujur, 5) menjadi saksi, 5) koda:
koda: Kejujuran Anggota Dengan santai, Pak Kyai
DPR tentang persoalan menjawab pertanyaan dari
yang dihadapinya. Pak Lurah dan Koramil.
g) Struktur teks anekdot i) Struktur teks anekdot
bertema politik berjudul bertema politik berjudul
“Sekjen Parpol dan “Malaikat dan Mantan
Koruptor” adalah: 1) Anggota KPK” adalah 1)
abstraksi: Seorang Sekjen abstraksi: Seorang pria
dari sebuah partai politik menghadap Malaikat
berbicara di depan para penjaga pintu surga, 2)
wartawan, 2) orientasi: orientasi: Malaikat
Sekjen tersebut mengatakan bertanya pada pria tersebut
bahwa di partai mereka dari mana asalnya dan apa
pekerjaannya sewaktu ia tumpah ruah, 4) reaksi:
masih hidup di dunia, 3) Hikam tetap yakin masih
krisis: Malaikat ada pimpinan NU yang
menjelaskan mengenai bagus. Gus Dur pun
masalah pekerjaan pria mengakui hal tersebut,
tersebut, 4) reaksi: Pria namun beliau menyatakan
tersebut selalu mempunyai bahwa NU sekarang sudah
alasan agar ia bisa masuk terkontaminasi money
surga, 5) koda: Kedua politics,5) koda: Gus Dur
Malaikat mengatakan mendoakan agar NU
bahwa mereka tidak ikut mendapatkan pemimpin
campur soal politik. yang tidak hanya
j) Struktur teks anekdot mementingkan dirinya
bertema politik berjudul sendiri.
“Dokter dan Pasien l) Struktur teks anekdot
Transplantasi Hati” bertema politik berjudul
adalah 1) abstraksi: “Malaikat dan Politisi”
Seorang dokter yang adalah 1) abstraksi:
sedang berdialog dengan Seorang pria mendatangi
pasiennya, 2) orientasi: Malaikat penjaga surga
Dokter tersebut agar ia diperbolehkan
menjelaskan keadaan masuk surge, 2) orientasi:
pasiennya, 3) krisis: Pasien Malaikat penjaga surga
meminta kepada dokter bertanya siapa nama dan
untuk mencarikan pendonor apa pekerjaan pria tersebut
seorang anggota DPR, 4) ketika masih hidup di
reaksi: Dokter merasa dunia, 3) krisis: Setelah
heran dengan permintaan Malaikat membuka data
pasiennya dan menanyakan tentang pria tersebut,
alasan pasien yang meminta ternyata pria tersebut harus
pendonor seorang anggota tinggal di neraka terlebih
DPR, 5) koda: Pasien dahulu, 4) reaksi: Pria
mengatakan bahwa hati tersebut pun pergi ke
mereka (anggota DPR) neraka, namun 10 menit
jarang dipakai. kemudian dia kembali ke
k) Struktur teks anekdot surga dengan diantar oleh
bertema politik berjudul Malaikat penjaga neraka
“Pasar Malam NU” karena pria tersebut tidak
adalah 1) abstraksi: Ketika diterima di neraka, 5) koda:
Hikam datang, Gus Dur Malaikat penjaga neraka
sedang duduk di tempat menjelaskan alasan pria
peristirahatannya, 2) tersebut tidak diterima di
orientasi: Hikam memulai neraka.
obrolan dengan Gus Dur m) Struktur teks anekdot
mengenai Muktamar NU di bertem politik berjudul
Makassar, 3) krisis: Gus “Hasil Korupsi” adalah 1)
Dur berpendapat bahwa NU abstraksi: Pada kegiatan
sekarang sudah seperti “ngaji sorogan” Pak Kyai
pasar malam yang isinya masih membahas soal
pedagang dan copet yang korupsi, 2) orientasi: Ada
seorang santri yang peralihan dari masa anak-anak
bertanya kepada Pak Kyai mencapai kedewasaan remaja
mengenai hasil korupsi memiliki tugas-tugas
seorang Jendral Polisi, 3) perkembangan yang mengarah
krisis: Selain 11 rumah pada persiapannya memenuhi
milik negara, masih ada tuntutan dan harapan peran
hasil korupsi lainnya, 4) sebagai orang dewasa.
reaksi: Pak Kyai heran 4) Jika dilihat dari perkembangan
dengan pernyataan Santri bahasa remaja secara moral dan
mengenai hasil korupsi sosial, teks anekdot bertema
Jendral Polisi selain 11 politik dalam buku “Gus Dur
rumah tersebut, kemudian Ku, Gus Dur Anda, Gus Dur
Santri pun menjelaskannya, Kita” karya Muhammad AS
5) koda: Pak Kyai tidak Hikam menggunakan bahasa
setuju dengan pendapat sehari-hari dan mudah dipahami
santrinya. Namun di dalam oleh siswa kelas X SMA karena
hatinya beliau mengakui tingkat moralitas remaja usia 14-
kepintaran santrinya 21 tahun sudah lebih matang
tersebut. jika dibandingkan dengan anak-
2) Teks anekdot bertema politik anak, sehingga remaja sudah
dalam buku “Gus Dur Ku, Gus mampu mengetahui bahasa yang
Dur Anda, Gus Dur Kita” karya baik dan benar. Mereka juga
Muhammad AS Hikam dapat sudah mengenal konsep-konsep
dijadikan sebagai alternatif seperti kejujuran, keadilan,
pemilihan bahan ajar bahasa kesopanan, kedisiplinan
Indonesia di SMA ditinjau dari sehingga dalam memahami teks
struktur teks anekdot. Jika anekdot bertema politik dalam
dilihat dari Kompetensi Inti dan buku “Gus Dur Ku, Gus Dur
Kompetensi Dasar Kurikulum Anda, Gus Dur Kita” karya
2013 maka teks anekdot bertema Muhammad AS Hikam remaja
politik dalam buku “Gus Dur sudah mampu menangkap
Ku, Gus Dur Anda, Gus Dur makna yang terkandung di
Kita” karya Muhammad AS dalamnya, selain itu di dalam
Hikam dapat dijadikan sebagai teks anekdot bertema politik
alternatif pemilihan bahan ajar tersebut tidak hanya
bahasa Indonesia di kelas X mengandung pengetahuan tetapi
SMA. juga realita yang terjadi di
3) Jika dilihat dari perkembangan masyarakat yang dapat dijadikan
remaja, rata-rata usia siswa sebagai pelajaran.
kelas X SMA adalah 16 tahun
dan termasuk pada fase
perkembangan remaja usia 14- DAFTAR PUSTAKA
21 tahun, remaja sudah mampu Alwi, Hasan. 2005. Kamus Besar
memikirkan sesuatu yang akan Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.
atau mungkin terjadi, mampu Jakarta: Balai Pustaka.
memikirkan semua Budiardjo, Miriam. 2010. Dasar-dasar
kemungkinan secara sistematis Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia
untuk memecahkan Pustaka Utama.
permasalahan. Sebagai individu Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik.
yang sedang mengalami proses Jakarta: PT Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional.2008. Sepanjang Rentang Kehidupan.
Panduan Pengembangan Bahan Jakarta: Erlangga.
Ajar. Kementrian Pendidikan dan
Desmita. 2008. Psikologi Kebudayaan Republik Indonesia.
Perkembangan. Bandung: Remaja 2013. Bahasa Indonesia Ekspresi
Rosdakarya. Diri dan Akademik. Jakarta:
Ensiklopedi Sastra Politeknik Negeri Media Kreatif.
Indonesia.2009.Bandung: Titian Keraf, Gorys. 2010. Argumentasi dan
Ilmu. Narasi. Jakarta: Gramedia.
Fatimah, Enung. 2010. Psikologi Marahimin, Ismail. 2001. Menulis
Perkembangan (Perkembangan Secara Populer. Jakarta: PT Dunia
Peserta Didik). Bandung: Pustaka Pustaka Jaya.
Setia. Muhammad. 2011. Metode Penelitian
Heryadi Dedi. 2010. Metode Penelitian Bahasa. Jogjakarta: A-Ruzz Media.
Pendidikan Bahasa. Bandung: Mulyasa. 2013. Pengembangan dan
PUSBILL. Implementasi Kurikulum 2013.
Hikam, Muhammad AS.2013. Gus Dur Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ku, Gus Dur Anda, Gus Dur Kita Prastowo, Andi. 2013. Panduan Kreatif
(Kenangan, Wawancara Imajiner, Membuat Bahan Ajar Inovatif.
dan Guyonan Gusdurian). Jogjakarta: Diva Press
Bandung: Yrama Widya. Ricoeur, Paul. 2012. Teori Interpretasi.
Hurlock, Elizabeth B. 1990. Psikologi Jogjakarta: IRCiSoD.
Perkembangan Suatu Pendekatan Zulkifli. 1987. Psikologi Perkembangan.
Bandung: Remaja Karya.

Anda mungkin juga menyukai