Darimana asal anarkisme? Tak ada yang dapat memberi penjelasan yang lebih
baik daripada makalah The Organisational Platform of The Libertarian
Communist yang dibuat oleh gerakan Makhnovis dalam Revolusi Rusia. Mereka
menunjukkan:
“Jadi anarkisme tidak berasal dari refleksi abstrak seorang intelektual atau
filosof, namun dari perjuangan langsung para pekerja melawan kapitalisme, dari
kebutuhan dan keperluan para pekerja, dari aspirasi mereka terhadap
kebebasan dan persamaan, aspirasi yang khususnya menjadi hidup dalam
periode heroik terbaik dalam kehidupan dan perjuangan massa pekerja.
Jadi anarkisme berasal dari perjuangan demi kebebasan dan keinginan kita
untuk menciptakan kehidupan yang sangat manusiawi, sehingga kita memiliki
waktu untuk hidup, mencintai dan bermain. Hal tersebut tidak diciptakan oleh
beberapa orang yang tercerai dari kehidupan, berada di dalam menara gading
dan melihat ke bawah kepada masyarakat serta memberi penilaian berdasar
pemikirannya mengenai apa yang benar dan apa yang salah. Anarkisme lebih
sebagai suatu hasil perjuangan kelas pekerja dan perlawanan terhadap
penguasa, penindasan dan eksploitasi. Seperti yang dikatakan Albert
Meltzer,”tidak akan pernah ada teoritisi anarkisme saja, (seorang) penulis yang
ikut dan menyalin apa yang telah dikerjakan dalam praktek oleh pekerja dan
petani; ia dihubungkan oleh sejarawan borjuis karena menjadi seorang
pemimpin, dan berturut-turut oleh sejarawan borjuis sebagai seorang pemimpin,
dan berturut-turut oleh penulis borjuis (dengan menyebut sejarawan borjuis)
karena merupakan satu kasus lagi yang membuktikan bahwa kelas pekerja
menggantungkan nasibnya kepada pemimpin borjuis.” (Anarchism : Arguments
for and againts, hal 10-12)
Dalam pandangan Kropotkin semua pekerjaan penulis Anarkis adalah untuk
“menyusun pernyataan umum mengenai prinsip-prinsip (anarkisme), serta basis
ilmiah dan teoritis ajarannya” yang diturunkan dari pengalaman kaum kelas
pekerja dalam perjuangan seperti halnya analisa kecenderungan evolusioner
dalam masyarakat pada umumnya. (op.cit., hal 57)
Dari yang paling terpencil, jaman purbakala, orang laki-laki (dan wanita) telah
menyadari kejahatan yang dihasilkan dengan membiarkan beberapa dari
mereka memiliki kekuasaan personal… dan akibatnya mereka berkembang
dalam klan primitif, komunitas desa, gilda abad pertengahan…dan akhirnya
dalam kota di abad pertengahan, karena lembaga-lembaga seperti itu mampu
membuat mereka melawan gangguan terhadap hidup- dan kekayaan mereka
baik dari orang asing yang menyerang, maupun anggota klan mereka yang
berusaha keras mempertahankan kekuasaan pribadinya”.(Kropotkin’s
Revolutionary Pamphlets, hal 158-159)