Anda di halaman 1dari 2

Hari ini, tepat 95 tahun yang lalu, sebuah peristiwa yang sangat bersejarah

terjadi di negeri tercinta kita ini. Pada waktu itu, semua aktivis pemuda dari
berbagai organisasi kepemudaan di seluruh Indonesia bersatu dan
berkumpul untuk berdiskusi, dan memprakarsai tonggak persatuan bangsa,
yang tertuang pada teks Sumpah Pemuda, yang berbunyi:

Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah

jang satoe, tanah Indonesia.

• Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe,

bangsa Indonesia.

• Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa

persatoean, bahasa Indonesia.

Sumpah tersebutlah yang kemudian mempersatukan seluruh pemuda di


Nusantara untuk sama-sama berjuang demi bangsa kini.

Hadirin yang berbahagia,

Namun, sungguh ironis dan delematis. Kini kesakralan Sumpah Pemuda


sedikit demi sedikit mulai memudar karena kurangnya pemaknaannya .
Pada zaman dahulu, pemuda-pemuda Indonesia dan seluruh bangsa ini
menghadapi musuh yang nyata, yaitu para penjajah.

Namun, para pemuda dan bangsa ini menghadapi musuh yang berbeda,
"musuh semu", yang perlahan-lahan terus menyusup ke dalam cultur kita
ini. Satu di antaranya adalah individualisme. Hal inilah yang membuat
pemuda menjadi individualis dan tak acuh terhadap keadaan yang terjadi di
sekitarnya.

Padahal, Ir. Soekarno, presiden pertama Indonesia, pernah


berkata, "Beri aku 10 pemuda maka akan kuguncangkan dunia". Beliau
menganggap pemuda sebagai "Agent of Change, pelopor perubahan dan
kemajuan dalam masyarakat ini.

Hadirin yang berbahagia,

Saat ini, bangsa Indonesia menghadapi permasalahan yang makin kompleks


dari hari ke hari. Misalnya, permasalahan hukum, politik, pendidikan,
kesenjangan ekonomi, dan kesejahteraan sosial masyarakat yang makin
gencar menggerus kehidupan bangsa ini.

Lalu, ke mana perginya para pemuda saat ini? Ke mana perginya mereka
ketika Indonesia membutuhkan tenaga

mereka demi perubahan bangsa ini ke arah yang lebih baik?

Para pemuda saat ini banyak yang memilih tidak mau tahu. Mereka pura-
pura tidak melihat, menutup mata dan telinga. Mereka disibukan dengan
urusan masing-masing tanpa menghiraukan keadaan yang terjadi di
sekitarnya. Padahal, banyak sekali kebijakan yang butuh dikritisi dengan
memberikan solusi-solusi yang tepat .

Wahai para pemuda-pemudi bangsa,

Peran pemuda saat ini sangat dibutuhkan untuk membentuk sebuah negara
harmonis dan kuat. Dengan perkembangan tekhnologi saat ini dan
kebebasan berpendapat yang makin dijunjung tinggi, seharusnya pemuda
bisa lebih optimal lagi dalam menjalankan perannya sebagai "Agent of
Change".

Kita dapat menyampaikan pendapat melalui berbagai cara, seperti melalui


film, musik, fotografi, maupun media lain. Dengan begitu, sebagai pemuda
kita mejadi aktif dalam menjaga bangsa ini bukannya hanya diam.

Anda mungkin juga menyukai