Anda di halaman 1dari 5

Vol.2 No.

1 (2022)
halaman 26-30
e-ISSN: 2963-2161

REVIEW ARTICLE

MANFAAT DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI UMBI PORANG


(AMORPHOPHALLUS MUELLERI BLUME) MELALUI METODE PENGERINGAN

BENEFITS AND TECHNOLOGY DEVELOPMENT OF PORANG BULBS


(AMORPHOPHALLUS MUELLERI BLUME) THROUGH DRYING METHOD
Putu Ayu Viona Serapin Putria,1*
a
Program Studi S1 Farmasi Universitas Udayana, Jl. Raya Kampus Universitas Udayana Jimbaran, Badung 80361,
Indonesia

1
vionasp1907@yahoo.com*
* Corresponding author

Abstrak

Umbi porang salah satu budidaya tanaman yang sangat memuncak hingga ke pasar internasional. Manfaat dan
keuntungan dari budidaya umbi porang menjadikan umbi porang salah satu kekuatan untuk bisa mengurangi impor.
Keuntungan dari budidaya ini tentunya akan sangat dirasakan oleh petani. Karena manfaat yang besar dirasakan, akan
sangat tepat jika umbi porang akan sangat dikaitkan dengan teknologi terkhusus dalam metode pengeringannya.
Penelitian ini bertujuan untuk bisa menunjukkan secara deskriptif mengenai metode pengeringan umbi porang dari hal
konvensional yang masih bergantung pada panas mataharihingga berbasis teknologi hingga terciptanya mesin
pengering. Penerapan teknologi tentunya akan mempermudah masyarakat dalam mempercepat produksi umbi porang.
Optimalisasi hinga tercapainya efisiensi waktu tentunya merupakan keuntungan terbesar. Hingga akhirnya faktor-faktor
penghambat produksi pun akan bisa diminimalisir.

Kata Kunci : mesin pengering, panas matahari, umbi porang

Abstract

Porang tubers are one of the most popular plant cultivations in the international market. The benefits and advantages
of porang tuber cultivation make porang tubers one of the strengths to be able to reduce imports. The benefits of this
cultivation will certainly be felt by farmers. Because of the great benefits felt, it would be very appropriate if porang
tubers would be strongly associated with technology, especially in the drying method. This study aims to be able to
show descriptively the method of drying porang tubers from conventional things that still depend on solar heat to
technology-based to the creation of a drying machine. The application of technology will certainly facilitate the
community in accelerating the production of porang tubers. Optimization to achieve time efficiency is certainly the
biggest advantage. Until finally the factors inhibiting production will be minimized.

Key note: drying machine, solar heat, porang tubers

PENDAHULUAN dimakan. Porang yang disebut juga dengan iles-iles


Porang yang dalam Bahasa Latin disebut merupakan tumbuhan semak (herba) yang
sebagai Amorphophallus muelleri Blume, adalah memiliki tinggi 100-150 cm, dengan umbi yang
sejenis tanaman penghasil umbi yang dapat terdapat di dalam tanah. Pada setiap pertemuan

1
email korespondensi: vionasp1907@yahoo.com

USADHA: Jurnal Integrasi Obat Tradisional • Vol. 2 No. 1 • 2022 • ISSN-e: 2963-2161 26
https://usadha.unmas.ac.id
Manfaat Dan Pengembangan Teknologi Umbi Porang (Amorphophallus Muelleri Blume ) Melalui Metode
Pengeringan

batang akan tumbuh bintil/katak berwarna cokelat glukomanan. Pada akhirnya kandungan glukoman
kehitam-hitaman sebagai alat perkembangbiakan juga akan dipengaruhi oleh kadar air dari umbi
tanaman Porang[1]. porang [4].
Porang memiliki batang yang halus dan tidak
bergerigi. Umbi Porang memiliki besaran yang
METODE PENELITIAN
beragam tergantung dari kesuburan tanaman. Dalam penelitian ini dilakukan metode
Umbi Porang kecil ada yang berdiameter 5 cm, observasi dengan pendekatan deskriptif terhadap
namun ada juga umbi Porang yang cukup besar metode-metode dalam proses pengeringan umbi
dengan diameter 25cm. Umbi porang kaya akan porang yang biasanya dilakukan oleh warga-warga
glukomanan yang banyak dibudidayakan oleh di pedesaan terkhusus para petaninya. Kemudian
petani dan petani hutan. Kualitas tepung porang berkaitan dengan studi literatur. Studi literatur
dapat ditingkatkan melalui optimasi proses dilakukan dengan cara membaca, memahami, dan
pengolahan umbi porang sehingga memberikan mereview literatur yang didapatkan. Dengan
nilai tambah bagi petani dan industri serta tujuan untuk dapat memberikan informasi fakta
mengurangi ketergantungan impor glukomanan. atau analisis baru dari tinjauan literatur yang
masalah kesehatan sebelumnya [2]. relevan, kemudian membandingkan hasil tersebut
Berkaitan dengan Glukoman yang terkandung dalam artikel.
pada umbi porang. Kandungan Glukoman ini akan
mengalami proses ekstraksi. Proses ekstraksi HASIL DAN PEMBAHASAN
sendiri bertujuan untuk mengisolasi senyawa 1. Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap
glukomanan dari umbi porang. Proses ekstraksi Manfaat dari Umbi Porang
yang paling terkenal adalah proses mekanik
dilakukan dengan penggilingan chips umbi porang Masyarakat khususnya di wilayah pedesaan sedang
menjadi tepung. Kandungan glukomanan yang marak-maraknya melakukan budidaya umbi
dihasilkan melalui proses mekanik diperoleh porang. Beberapa keuntungan yang terlihat jelas
kemurnian yang rendah. Proses ekstraksi hasil dari budidaya umbi porang adalah dari segi
glukomanan dengan proses kimia dilakukan manfaat yang timbul. Umbi porang dapat
menggunakan timbal asetat, aluminium sulfat, 2- digunakan sebagai bahan pembuat negative film,
propanol, etanol, dan enzim penghidrolisa pati isolator dan seluloid karena sifatnya yang mirip
Faktor – faktor yang mempengaruhi ekstraksi yaitu selulosa. Tepung porang dapat digunakan sebagai
suhu, waktu, serta jenis dan jumlah pelarut. Suhu bahan baku kue tradisional. Disamping itu, tepung
juga sangat berpengaruh pada proses ekstraksi Porang dapat pula digunakan sebagai bahan mie,
karena ekstraksi akan lebih cepat dilakukan pada tahu, kosmetik dan roti. Untuk dapat dipergunakan
suhu tinggi, tetapi jika terlalu tinggi dapat sebagai bahan-bahan tersebut, porang harus
mengakibatkan rusaknya senyawa yang akan dikeringkan terlebih dahulu kemudian dihancurkan
diekstraksi. Waktu yang diperlukan dalam proses hingga menjadi tepung.
ekstraksi juga dapat mempengaruhi ekstrak
glukomanan yang dihasilkan karena waktu kontak Melihat banyaknya manfaat yang dihadirkan oleh
antara pelarut dan bahan semakin lama, umbi porang, membuat umbi porang saat ini sudah
kesempatan untuk bersentuhan semakin besar tersebar hingga pasar internasional. Masyarakat
maka glukomanan yang dihasilkan juga bertambah, sudah semakin yakin dengan popularitas dari umbi
namun ekstraksi yang terlalu lama juga dapat porang.
berdampak negatif terhadap senyawa

USADHA: Jurnal Integrasi Obat Tradisional • Vol. 2 No. 1 • 2022 • ISSN-e: 2963-2161 27
https://usadha.unmas.ac.id
Manfaat Dan Pengembangan Teknologi Umbi Porang (Amorphophallus Muelleri Blume ) Melalui Metode
Pengeringan | Putu Ayu Viona Serapin Putri

2. Umbi Porang sebagai bagian menggunakan tumbukan dan diayak dengan


pengembangan teknologi ekstraksi dan saringan.
isolasi senyawa bahan alam
Proses pengeringan umbi porang biasanya
Kadar kandungkan glukomanan memilik peranan memanfaatkan proses pengeringan dengan variasi
penting dalam menentukan efektifitas proses suhu. Variasi suhu yang umumnya digunakan
pengeringan dan penepungan. Kandungan dalam proses pengeringan umbi porang adalah 50
Glukoman yang terdapat pada umbi porang derajat Celcius, 60 derajat Celcius dan 70 derajat
kemudian dimanfaatkan melalui proses ekstraksi. Celcius hingga mencapai kadar air kurang dari 10
Umumnya proses ini dilakukan dengan cara persen (wb). Suhu yang digunakan tidak boleh
pengambilan 5 ml glukomanan ekstrak. Setelah itu terlalu tinggi karena akan menyebabkan kerusakan
ditambahkan sebanyak 2,5 ml H2SO4 3M. Lalu pada senyawa. Setelah sebelumnya proses
selama 90 menit dengan waterbath dihidrolisasi pengeringan juga memperhatikan kadar air yang
dan didinginkan. Selama proses pendinginan ada dalam kandungan umbi porang. Maka dua
tersebut tetap ditambahkan H2SO4 3M sebanyak 25 perubahan yakni Perubahan suhu dan kadar air
ml. Tingkat kemurnian pada porang menentukan bahan diamati dengan interval waktu. Tentunya
kadar glukomanan yang didapatkan. Semakin tinggi proses ini berlangsung ketika proses pengeringan.
tingkat kemurnian porang maka akan semakin Hasil akhirnya biasanya akan tertuju pada
tinggi pula kadar glukomanan didalamnya. Larutan kesetimbangan energy yang terjadi ketika
glukomanan dapat diendapkan dengan cara pengeringan berlangsung[5].
rekristalisasi dengan etanol dan kristal yang
terbentuk dapat dilarutkan kembali dalam asam Melihat sisi budidaya dalam konteks petani,
klorida encer. Proses ekstraksi dilakukan dengan kebanyakan petani di Indonesia menggunakan
pengering tradisional untuk mengeringkan
menggunakan pelarut air dan etanol. Pelarut air
dan etanol dapat menghasilkan kadar glukomanan komoditi porang akan tetapi itu dapat menurunkan
di atas 60 % sehingga kedua pelarut tersebut kualitas porang dan akan terjadinya penyimpangan
memiliki kemampuan mengekstraksi yang baik. kualitas bahan. Maka dari itu dilakukanlah
Proses ekstraksi yang dijelaskan sebelumnya pengeringan porang menggunakan alat pengering
yang bertujuan untuk melindungi kualitas porang
menjadi bagian pengembangan dari teknologi
umbi porang dimana umbi porang sendiri supaya tidak terjadinya penyimpangan bahan
merupakan senyawa bahan alam[4]. pangan atau menurunnya kualitas bahan pangan.

Tujuan yang paling jelas terlihat dari metode


3. Metode Pengeringan Umbi Porang pengeringan yang dilakukan adalah untuk
mendapatkan tepung porang yang berkualitas
Umbi porang adalah salah satu hasil budidaya yang maka pengeringan porang sebaiknya dilakukan
dalam proses pengeringan seringkali dengan menggunakan alat pengering, dengan
memanfaatkan sumber daya alam seperti demikian mutu tepung porang dapat terjaga
matahari. Ketika proses pengeringan karena tidak terkontaminasi oleh pengaruh
menggunakan panas matahari, maka tujuan lingkungan.
akhirnya adalah untuk dapat mengahasilkan keripik
porang. Diharapkan sebelum menjadi keripik Salah satu alat pengering yang dapat digunakan
porang, kadar air yang terdapat didalam umbi untuk mengeringkan porang adalah pengering tipe
porang. Keripik porang kemudian digiling rak. Tray dryer merupakan alat pengering yang

28 USADHA: Jurnal Integrasi Obat Tradisional • Vol. 2 No. 1 • 2022 • ISSN-e: 2963-2161
https://usadha.unmas.ac.id
Manfaat Dan Pengembangan Teknologi Umbi Porang (Amorphophallus Muelleri Blume ) Melalui Metode
Pengeringan

dilengkapi rak-rak dengan kawat berlubang. berubah-ubah. Tipe mesin pengering yang dapat
Pengeringan dilakukan dengan hembusan angin dilakukan adalah Tray Driver.
panas yang melewati bahan pangan. Suhu
pengering dapat diatur sesuai dengan keadaan Suhu pengeringan yang diterapkan adalah 50
atau jenis bahan yang dikeringkan. derajat Celsius. Sumber energi panas ke tempat
porang pada alat ini adalah dari elemen pemanas
Pengeringan porang menggunakan alat pengering yang kemudian disalurkan melalui bantuan kipas ke
terowongan tipe Tray Dryer dengan suhu tempat porang akan dikeringkan. Pada saat
pengeringan 50°C. Pemilihan suhu 50°C ini pengeringan porang, laju pengeringan pada saat
bertujuan agar tidak terjadi kerusakan pada bahan
awal akan mengalami kenaikan dikarenakan
yang dikeringkan, hal ini sesuai dengan pernyataan banyaknya zat air dari bahan yang menguap,
(Hendroatmodjo, 1999) yang menyatakan kemudian menurun ketika menuju akhir proses
penggunaan suhu diatas 80°C akan menyebabkan yang disebabkan oleh telah berkurangnya zat air
terjadinya kehilangan atau rusaknya protein yang
pada bahan. Selanjutnya, dapat dilakukan proses
ada dalam bahan ketika dijadikan tepung. Sumber penepungan pada umbi porang dengan mesin
energi pada alat ini adalah udara panas yang bermetode ball mill, yaitu proses menumbuk dan
dihasilkan dari elemen pemanas (heater) yang menggesek partikel secara merata akibat gaya
kemudian dialirkan menggunakan dorongan alat gesek dan tumbuk.
penghembus udara (kipas) ke rak pengering
dimana irisan porang diletakkan. Metode ball mill dan fraksinasi dalam sistem
cyclone memberikan pengaruh nyata pada taraf
Pengeringan umbi porang seringkali dilakukan (α=0,01) terhadap kadar rendemen, viskositas. dan
dengan 3 perlakuan ketebalan irisan porang yang kadar glukomanan tepung porang hasil
berbeda yaitu ketebalan irisan 1 mm, 2 mm, dan 3
penggilingan. Semakin lama waktu penggilingan
mm dengan 3 kali ulangan. Untuk setiap ulangan maka rendemen tepung porang akan menurun,
tersebut digunakan porang sebanyak 1000 g[6]. viskositas tepung porang meningkat, dan kadar
glukomanan tepung porang meningkat[5].
4. Metode Pengeringan Umbi Porang Berbasis
Teknologi
Mesin pengering tentunya menjadi cara paling
aktual untuk bisa mencapai efisiensi tersebut.
Tentunya proses pengeringan yang sebelum telah Mengingat, umbi porang sendiri adalah salah satu
dijelaskan tetap membutuhkan waktu yang lama, pemicu naiknya nilai ekspor.
lalu proses ini dapat menghasilkan porang yang
kualitasnya rendah. Maka dari itu, dapat dilakukan
SIMPULAN
alternatif lainnya yaitu menggunakan mesin
Berdasarkan hasil deskripsi diatas,
pengering. Proses pengeringan dengan cara ini
didapatkan bahwa selain bermanfaat dalam
akan mempertahankan kualitas porang karena
banyak hal. Proses pengeringan umbi porang pun
tidak terkontaminasi dengan lingkungan serta
didasarkan atas beberapa hal yakni kadar air dan
mampu menciptakan target optimalisasi waktu
variasi suhu. Proses pengeringan bukan hanya
pengeringan yang lebih efisien. Semisal,
dilakukan dengan cara konvensional. Namun juga
pengeringan yang seharusnya dilakukan selama
bisa berbasis teknologi seperti diciptkannya mesin
berhari-hari karena memerlukan panas matahari,
pengering sebagai optimalisasi waktu pengeringan.
sekarang bisa dilakukan dalam hitungan jam dan
tanpa harus mengkhawatirkan kondisi cuaca yang

USADHA: Jurnal Integrasi Obat Tradisional • Vol. 2 No. 1 • 2022 • ISSN-e: 2963-2161 29
https://usadha.unmas.ac.id
Manfaat Dan Pengembangan Teknologi Umbi Porang (Amorphophallus Muelleri Blume ) Melalui Metode
Pengeringan | Putu Ayu Viona Serapin Putri

UCAPAN TERIMAKASIH BA1LITKABI. 1999; 15 : 1-16.


Ucapan terima kasih ditujukan kepada [4] Sari, R. dan Suhartati. Tumbuhan Porang:
institusi penyandang dana penelitian, atau pihak- Prospek Budidaya Sebagai Salah Satu Sistem
pihak yang secara langsung berkontribusi terhadap Agroforesty. Info Teknis Eboni. 2015; 12: 97-
kelancaran proses penelitian. 110.
[5] Pratama, M.Z., Raida, A. dan Agus, A.M. kajian
DAFTAR PUSTAKA Pengeringan Porang (Amorphophallus
[1] Alma, Buchari. 2010. Kewirausahaan. Edisi oncophyllus) Berdasarkan Variasi Ketebalan
Revisi. Bandung : CV. Alfabeta. Lapisan Menggunakan Tray Dryer. Jurnal
[2] Ganjari, L. E. Pembibitan Tanaman Porang Ilmiah Mahasiswa Pertanian. 2020; 5(1) : 351-
(Amorphophallus Muelleri Blume) dengan 360.
Model Agroekosistem Botol Plastik, Widya [6] Widjanarko, S.B., Edrika, W. dan Fath, I.R.
Warta. 2014; 1: 43-58. Pengaruh Lama Penggilingan Tepung Porang
[3] Hendroatmodjo, K.H. Identifikasi kendala dan (Amorphophallus muelleri Blume) dengan
konsideran dalam pemberdayaan bahan Metode Ball Mill (Cyclone Separator) terhadap
pangan komplemen beras di Indonesia. Sifat Fisik dan Kimia Tepung Porang. Jurnal
Pangan dan Agroindustri. 2015; 3 (3) :867-877

30 USADHA: Jurnal Integrasi Obat Tradisional • Vol. 2 No. 1 • 2022 • ISSN-e: 2963-2161
https://usadha.unmas.ac.id

Anda mungkin juga menyukai