Anda di halaman 1dari 118

1.

2 Metodologi Penelitian dan Laporan Kearsipan 

Modul 1 Kegiatan Belajar 1

Ruang Lingkup Penelitian Kearsipan Pengertian Kearsipan

Drs. Banu Prabowo, M.Si.


A pa yang Anda bayangkan ketika mendengar kata “Arsip”. Arsip menurut
pemahaman umum adalah setumpukan kertas yang sudah tidak terpakai,
yang menggunung di dalam gudang, yang boleh dijual di tempat penjualan
PEN D A HU L UA N
barang-barang bekas. Bukan arti itu yang dimaksudkan, Arsip adalah
rekaman informasi yang berharga merupakan bukti penyelenggaraan

M odul 1 ini berisi penjelasan tentang konsep arsip (pengertian arsip/


records menurut undang-undang, organisasi profesi, ISO 15489 dan
SNI, pendekatan dan model pengelolaan arsip, arsip berdasarkan medianya,
organisasi. Pada kegiatan belajar ini mahasiswa akan memperoleh penjelasan
tentang konsep dasar arsip yang sebenarnya, yaitu pengertian “arsip”
menurut undang-undang, pengertian menurut organisasi profesi kearsipan,
manajemen arsip statis), domain kearsipan (pencipta arsip, arsip pemerintah, pendekatan daur hidup kearsipan, dan model kearsipan.
dan arsip perusahaan/bisnis), serta ruang lingkup penelitian kearsipan. Konsep dasar kearsipan tersebut sangat penting untuk memberi
Semuanya itu merupakan dasar-dasar yang akan digunakan dalam penelitian pengetahuan tentang kearsipan. Dengan memahami konsep dasar tersebut
kearsipan. diharapkan mahasiswa sudah mulai menaruh minat tentang tema ataupun
Untuk apa Anda harus mengetahui metode penelitian kearsipan? Untuk bidang yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian kearsipan dalam
apa Anda mengetahui penelitian kearsipan? Sebagai mahasiswa kearsipan penulisan tugas akhirnya nanti.
Anda sudah seharusnya mengetahui ruang lingkup penelitian kearsipan jika
Anda tidak memahami maka dapat dipastikan tugas akhir yang akan Anda A. PENGERTIAN ARSIP DINAMIS/RECORDS
lakukan akan menyimpang.
Dengan memahami kearsipan dan ruang lingkup penelitian kearsipan Pengertian arsip dinamis, rekaman, rekod, dokumen perusahaan jika
Anda akan mampu menentukan dan mengenali apa yang akan Anda tulis dilacak dari sumber aslinya sebenarnya berasal dari kata yang sama yaitu
kelak. records yang berarti informasi yang terekam tanpa mempedulikan media atau
Setelah Anda membaca modul ini dengan baik, kompetensi umum yang karakteristiknya (ARMA: 1984), pengertian ini belum lengkap karena bahan
harus Anda kuasai adalah menjelaskan ruang lingkup kearsipan dan ruang pustaka pun bisa dianggap termasuk informasi yang terekam.
lingkup penelitian kearsipan. Sedangkan kompetensi khusus yang harus Anda Menurut Jay Kennedy (1998) records adalah informasi yang terekam
kuasai adalah dapat menjelaskan: dalam berbagai bentuk termasuk data dalam sistem komputer yang dicipta,
1. konsep kearsipan; diterima, dikelola oleh suatu organisasi atau perorangan dalam transaksi
2. pengertian kearsipan berdasarkan undang-undang, organisasi profesi, kegiatan atau pelaksanaan urusan dan disimpan sebagai bukti kegiatan.
ISO 15489 dan SNI; Pengertian ini mempunyai kesamaan dengan pengertian records menurut
3. pendekatan dan model pengelolaan arsip; Standar Internasional, International Standardization Organization (ISO)
4. domain kearsipan; 15489 tentang records management, yaitu informasi yang dibuat, diterima,
5. ruang lingkup penelitian kearsipan. dikelola sebagai bukti dan informasi suatu organisasi atau personal menurut
kewajiban hukum atau transaksi kegiatan. Dalam versi Indonesia ISO
tersebut diterjemahkan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-6962.1-
2003, menerjemahkan records menjadi ”rekaman”, yaitu informasi yang
 ASIP4427/MODUL 1 1.3 1.4 Metodologi Penelitian dan Laporan Kearsipan 

dicipta dan diterima, dan dipelihara oleh organisasi atau perorangan sebagai Berdasarkan fungsinya, Undang-undang No. 7 Tahun 1971 membedakan
bukti dan informasi untuk memenuhi kewajiban hukum atau transaksi fungsi arsip menjadi arsip dinamis dan arsip statis.
kerjanya. a. Arsip dinamis adalah arsip yang dipergunakan secara langsung dalam
perencanaan, pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada
B. PENGERTIAN ARSIP MENURUT UNDANG-UNDANG umumnya atau dipergunakan secara langsung dalam penyelenggaraan
administrasi negara
1. Undang-undang No 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-ketentuan b. Arsip statis adalah arsip yang tidak dipergunakan secara langsung untuk
Pokok Kearsipan perencanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya
Menurut Undang-undang No 7 Tahun 1971 Records diterjemahkan maupun untuk penyelenggaraan sehari-hari administrasi negara.
sebagai arsip dinamis, yaitu arsip yang dipergunakan secara langsung dalam
perencanaan, pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada Selanjutnya, arsip dinamis berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 34
umumnya atau dipergunakan secara langsung dalam penyelenggaraan Tahun 1979 dibedakan menjadi arsip aktif dan arsip inaktif (Pasal 1).
administrasi negara. Membaca pengertian ini mungkin Anda masih merasa a. Arsip aktif adalah arsip dinamis yang secara langsung dan terus-menerus
kurang jelas karena masih ada konsep yang harus dijelaskan, yaitu Arsip itu diperlukan dan dipergunakan dalam penyelenggaraan administrasi.
sendiri. Mari kita lihat pengertian arsip menurut Pasal 1 Undang-undang b. Arsip inaktif adalah arsip dinamis yang frekuensi penggunaannya untuk
No. 7 Tahun 1971, sebagai berikut. penyelenggaraan administrasi sudah menurun.
a. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga-lembaga negara
dan badan-badan pemerintahan dalam bentuk corak apa pun baik dalam Seorang ahli arsip mengatakan bahwa arsip disebut inaktif jika
keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan digunakan kurang dari sepuluh kali dalam satu tahun (Betty Ricks).
kegiatan pemerintahan Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa arsip dinamis
b. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Badan-badan swasta dan/ maupun arsip statis dapat berasal dari badan pemerintah, perusahaan, bahkan
perorangan dalam bentuk corak apa pun baik dalam keadaan tunggal perorangan. Berkenaan dengan pengaturan arsip perusahaan maka di
maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kehidupan Indonesia sejak tahun 1997 dikenal dengan adanya Undang-undang
kebangsaan. Dokumen Perusahaan.

Dari pengertian undang-undang di atas jelas bahwa pengertian arsip 2. Undang-undang No. 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan
mengandung hal-hal berikut. Bagaimana pengertian arsip atau records menurut Undang-undang
a. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh organisasi, dalam hal ini Dokumen Perusahaan? Menurut Undang-undang No. 8 Tahun 1997,
lembaga negara, badan pemerintah, swasta. pengertian arsip dengan menyebut dokumen perusahaan, yaitu data, catatan,
b. Dalam bentuk corak apa pun, artinya baik berbentuk kertas maupun dan/atau keterangan yang dibuat dan atau diterima oleh perusahaan dalam
nonkertas, seperti film, hasil rekaman. rangka pelaksanaan kegiatannya, baik tertulis di atas kertas atau sarana lain
c. Naskah dalam bentuk berkelompok, artinya ia berisi hal-hal yang maupun terekam dalam bentuk corak apa pun yang dapat dilihat, dibaca atau
berhubungan satu dengan yang lain yang dihimpun dalam satu berkas didengar.
tersendiri mengenai masalah yang sama. Berdasarkan Pasal 2 Undang-undang No. 8 Tahun 1997 dokumen
d. Arsip merupakan bukti dari pelaksanaan kegiatan organisasi. perusahaan dibedakan menjadi dokumen keuangan dan dokumen lainnya.
Dokumen keuangan terdiri atas catatan, bukti pembukuan, dan data
pendukung administrasi keuangan, yang merupakan bukti adanya hak dan
 ASIP4427/MODUL 1 1.5 1.6 Metodologi Penelitian dan Laporan Kearsipan 

kewajiban serta kegiatan usaha suatu perusahaan (Pasal 3) Undang-undang Data pendukung yang merupakan bagian dari bukti pembukuan,
No. 8 Tahun 1997. misalnya surat perintah kerja, surat kontrak atau surat perjanjian. Data
Dokumen lainnya terdiri atas data atau setiap tulisan yang berisi pendukung yang tidak merupakan bagian dari bukti pembukuan, misalnya
keterangan yang mempunyai nilai guna bagi perusahaan meskipun tidak rekening antarkantor, rekening harian atau rekening mingguan.
terkait langsung dengan dokumen keuangan (Pasal 4). Contoh dokumen
lainnya, misalnya risalah rapat umum pemegang saham, akta pendirian C. PENGERTIAN ARSIP MENURUT ORGANISASI PROFESI
perusahaan, akta otentik lainnya yang masih mengandung kepentingan
hukum tertentu, nomor pokok wajib pajak. Pengertian records dalam terminologi kearsipan yang dikeluarkan oleh
Catatan terdiri atas neraca tahunan, perhitungan laba/rugi tahunan, organisasi profesi kearsipan International Council on Archives (ICA, 1988)
rekening, jurnal transaksi harian atau setiap tulisan yang berisi keterangan menyebutkan bahwa arsip (records) adalah informasi yang terekam dalam
mengenai hak dan kewajiban serta hal-hal lain yang berkaitan dengan media apa pun yang diterima, dibuat dan dikelola oleh suatu badan, lembaga,
kegiatan usaha suatu perusahaan (Pasal 5). organisasi atau individu dalam rangka pelaksanaan kegiatan atau kewajiban
Neraca tahunan adalah salah satu bentuk catatan yang menggambarkan hukumnya.
posisi kekayaan, utang, dan modal pada akhir tahun buku yang merupakan Kecenderungan menyamakan arti dokumen dengan arsip (records)
pertanggungjawaban keuangan. Rekening adalah salah satu bentuk catatan terlihat juga dalam Glossary of Records Management Terms yang
yang dibuat perusahaan untuk menampung transaksi yang sejenis yang dikeluarkan tahun 1984 oleh Association of Records Managers and
digunakan sebagai dasar penyusunan laporan keuangan dan dapat juga Administrators (ARMA), yang menulis arti Document dengan keterangan
disebut buku besar atau perkiraan, sedangkan jurnal transaksi harian adalah see: records. Di mana records berarti informasi yang terekam tanpa
salah satu bentuk catatan yang menggambarkan adanya transaksi yang berupa mempedulikan bentuk dan karakternya. Sementara itu, ICA (dalam
buku harian atau catatan harian atau tulisan lainnya. Sementara itu, yang Dictionary of Archival terminology, 1988) mengartikan dokumen sebagai
dimaksud dengan tulisan yang berisi keterangan mengenai hak dan kewajiban suatu kombinasi antara media (kertas, magnetic tape) dan informasi yang
serta hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan usaha suatu perusahaan terekam di dalamnya yang digunakan sebagai bahan bukti (evidence) atau
adalah tulisan yang menggambarkan neraca tahunan perhitungan laba/rugi untuk bahan rujukan.
tahunan, rekening, dan jurnal transaksi harian. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa antara pengertian
Arsip yang merupakan bukti pembukuan terdiri atas warkat-warkat yang records menurut ICA ( International Council on Archives), pengertian arsip
digunakan sebagai dasar pembukuan yang mempengaruhi perubahan menurut Undang-undang No. 7 Tahun 1971 maupun menurut undang-undang
kekayaan, utang, dan modal. Warkat adalah dokumen tertulis yang bentuk No. 8 Tahun 1997 terdapat unsur-unsur yang menunjukkan kesamaan
dan penggunaannya ditetapkan menurut aturan tertentu dan merupakan bukti (Prabowo, 2005).
transaksi, misalnya cek, bilyet, giro, surat perintah membayar, wesel, nota 1. Informasi yang terekam sebangun dengan naskah-naskah yang dibuat
debet, nota kredit (Pasal 6). dan diterima oleh lembaga negara dan badan negara serta hampir sama
Adapun jenis arsip perusahaan yang lain, yaitu sebagai berikut. dengan data, catatan dan atau keterangan yang dibuat dan atau diterima
a. Data pendukung administrasi keuangan merupakan data administratif oleh perusahaan.
yang berkaitan dengan keuangan untuk digunakan sebagai pendukung 2. Dalam media apa pun dalam bentuk corak apa pun, serta hampir sama
penyusunan dan pembuatan dokumen keuangan. dengan “baik tertulis di atas kertas atau sarana lain maupun terekam
b. Data pendukung administrasi keuangan terdiri dari data pendukung yang dalam bentuk corak apa pun yang dapat dilihat, dibaca, atau didengar”.
merupakan bagian dari bukti pembukuan dan data pendukung yang tidak 3. Yang dibuat dan dikelola oleh suatu badan, lembaga, organisasi sejajar
merupakan bagian dari bukti pembukuan (Pasal 7). dengan “yang dibuat dan atau diterima oleh perusahaan”.
 ASIP4427/MODUL 1 1.7 1.8 Metodologi Penelitian dan Laporan Kearsipan 

4. Dalam rangka pelaksanaan kegiatan atau kewajiban hukumnya identik E. PENDEKATAN DAN MODEL DALAM PENGELOLAAN ARSIP
dengan, “dalam rangka pelaksanaan kegiatannya”.
Dalam memahami objek kajian kearsipan dikenal adanya pendekatan life
D. ARSIP MENURUT ISO 15489 DAN SNI cycle (daur hidup arsip). Di samping itu, ada model yang dapat digunakan
untuk memahami objek kajian kearsipan. Berikut akan dikemukakan kedua
Records dalam ISO 15489 berarti Information created, received, and hal tersebut.
maintained as evidence and information by an organization or person, in
pursuance of legal obligation or in the transaction. 1. Pendekatan Daur Hidup
Versi Indonesia dari ISO 15489 dengan nama Standar Nasional Daur hidup arsip merupakan cara yang populer dalam memandang
Indonesia/SNI No.19-6962.1-2003 Umum. Dalam standar SNI 19-6962.1- manajemen arsip. Kennedy (1998) membagi menjadi lima fase utama, yaitu
2003 pada poin “ruang lingkup” dijelaskan bahwa istilah “Rekaman” dipakai penciptaan, distribusi, penggunaan, pengelolaan, penyusutan. Elemen
untuk menggantikan istilah “Records”, rekod atau arsip dinamis. program manajemen arsip menurut Kennedy (1998: 3) terdiri atas sistem
Standar ISO 15489 memberikan pedoman records management guna pengelolaan arsip (recordkeeping systems), analisis kebutuhan manajemen
mendukung kerangka proses kualitas agar memenuhi ISO 9001 tentang arsip dinamis, penilaian dan penyusutan arsip, manajemen penangkapan dan
Sistem Manajemen Mutu dan ISO 14001 tentang Sistem Manajemen penciptaan arsip dinamis, manajemen arsip aktif, kebijakan dan prosedur,
Lingkungan. program pelatihan, manajemen arsip inaktif, program perlindungan arsip
ISO15489/SNI 19-6962.1-2003 merupakan panduan bagi pemerintah/ vital.
swasta untuk mengelola records dalam berbagai format dan media. Sementara itu, Betty Ricks (1992) dalam membahas records
1. Semua elemen di ISO ini direkomendasikan untuk menjamin agar management memperkenalkan konsep sistem, yaitu Sistem Manajemen Arsip
records yang diperlukan dapat dicipta, ditata, dikelola dengan benar. Dinamis. Sistem diartikan sebagai sekumpulan dari bagian-bagian yang
2. Pihak yang disarankan memakai standar ini saling berhubungan yang bekerja bersama untuk mencapai suatu tujuan.
a. Pimpinan organisasi. Tujuan records management system adalah memberikan informasi yang
b. Profesional manajemen arsip, informasi, dan teknologi. benar kepada orang yang benar pada saat yang tepat dengan kebaya yang
c. Semua personal lain di dalam organisasi. seminim mungkin. Sistem terdiri atas tiga elemen dasar input, proses, dan
d. Individu lain yang bertugas mencipta dan memelihara arsip. output, ketiganya menyumbang untuk pencapaian tujuan sistem (lihat
3. Manajemen Arsip dalam tiap organisasi Gambar 1.1).
a. Penetapan kebijakan dan standar.
b. Penunjukan tanggung jawab dan wewenang.
c. Penetapan dan pengembangan pedoman dan prosedur.
d. Pemberian berbagai layanan yang berhubungan dengan manajemen
dan penggunaan arsip/rekaman.
e. Merancang, mengimplementasikan dan mengendalikan sistem
khusus untuk pengelolaan arsip.
f. Mengintegrasikan manajemen arsip ke dalam proses dan sistem
bisnis.
 ASIP4427/MODUL 1 1.9 1.10 Metodologi Penelitian dan Laporan Kearsipan 

Komponen proses, meliputi fungsi yang terdiri atas penciptaan/


penerimaan arsip, distribusi, penggunaan, pemeliharaan, dan penyusutan.
Penciptaan dan penerimaan, meliputi klasifikasi dokumen,
korespondensi, formulir, laporan, input dan output komputer, distribusi
intern, ekstern (meliputi electronical mail, sistem persuratan, akses terhadap
database), Penggunaan (meliputi filing, retrieving/penemuan kembali,
transfer dokumen), Penyusutan (meliputi dokumen inaktif, pemusnahan
dokumen, jadwal retensi dokumen).
Subsistem tujuan berpungsi menyediakan informasi yang cepat, tepat,
kepada orang yang berhak. Jadi, pelayanan arsip hanya diberikan kepada
orang yang berkepentingan. Adapun siapa yang dinyatakan mempunyai akses
harus diatur lebih lanjut dalam ketentuan pengelolaan arsip di organisasi
masing-masing.

2. Model Aktivitas dan Entitas (Activity and Entity Models)


Pendekatan yang lain untuk memahami manajemen kearsipan
diperkenalkan oleh University of Columbia Master of Archival Studies
Research Team dan U.S Departement of Defense Records Management Task
Force dalam model Activity and Entity Models. Dalam pengelolaan arsip hal
yang harus diperhatikan, antara lain dokumen yang dihasilkan, informasi
tentang pencipta dokumen (records creator) dan dokumennya (its records),
Gambar 1.1. pengetahuan/ilmu kearsipan (archival science), peraturan perundangan
Sistem Manajemen Arsip Dinamis
(Juridical system), tugas dan fungsi organisasi (creator’s mandate and
functions), standar nasional dan internasional (national and international
Input merupakan bahan-bahan untuk memproses agar tujuan untuk
standards), tempat penyimpanan, software dan hardware, sumber daya
menyediakan arsip yang benar untuk orang yang benar, pada saat yang tepat
manusia.
dan dengan biaya seminimal mungkin tercapai. Informasi dalam output
adalah bentuk bahan-bahan terekam. Peralatan dan perlengkapan sebagai
input adalah semua hardware, software maupun peralatan yang digunakan
untuk memproses arsip dinamis (records), peralatan bisa dalam bentuk
tradisional, seperti rak arsip, filing kabinet maupun dalam bentuk komputer.
Uang merupakan sumber yang digunakan untuk membiayai baik dalam
perencanaan, implementasi, pengendalian sistem keseluruhan dari
administrasi arsip. Orang sebagai input adalah pegawai maupun manajernya
yang menghasilkan arsip dinamis maupun yang mengolah input dalam
sistem.
 ASIP4427/MODUL 1 1.11 1.12 Metodologi Penelitian dan Laporan Kearsipan 

Misalnya, perusahaan mempunyai fungsi pokok produksi, marketing,


perguruan tinggi mempunyai fungsi pokok pendidikan dan pengajaran,
penelitian, dan pengabdian masyarakat. Adapun fungsi fasilitatif,
contohnya arsip kepegawaian, arsip perlengkapan, arsip keuangan.

3. Aspek Ilmu Kearsipan


Manajemen Ketentuan yang berlaku baik dalam manajemen arsip dinamis (Records
Arsip Management) maupun manajemen arsip statis (Archives management)
maupun prinsip yang berlaku dalam kearsipan, seperti prinsip original order,
provenance adalah acuan yang harus ditaati dalam pengelolaan arsip.
Original Order adalah Urutan atau tertib penyimpanan arsip ketika
masa aktifnya, yaitu tertib akumulasi arsip ketika diciptakan, di kelola, dan
digunakan. Prinsip aturan asli (Original Order) menghendaki bahwa
pengaturan asli arsip harus dipertahankan. Arsip boleh direkonstruksi, kecuali
jika sesudah diadakan pemeriksaan yang cermat ternyata penumpukan arsip
secara sembarangan sehingga arsip tidak dapat ditemukan.
Sumber: Adaptasi model The US Department of Defense (US DoD) Records Provenance adalah badan, lembaga, kantor atau perseorangan asal arsip,
Management Program Management Office and the University of British
Columbia(UBC), Project Genesis & Preservation of an Agency’s Archival yaitu entitas yang menciptakan, menerima atau mengakumulasi dan
Fonds, 11 Juni 1996. menggunakan arsip dalam rangka pelaksanaan kegiatannya atau kehidupan
pribadinya. Prinsip provenance adalah prinsip yang menghendaki khasanah
Gambar 1.2
arsip suatu badan atau orang tidak boleh dicampur ataupun dikombinasikan
dengan arsip dari badan atau orang lain. Dengan kata lain, arsip disimpan dan
Model di atas dapat digunakan untuk membuat model pengelolaan arsip
didokumentasikan sesuai dengan konteks organisasi dan atau fungsinya.
di Indonesia sehingga akan terlihat pengelolaan arsip dengan aspek-aspek
yang terkait lainnya.
4. Aspek Hukum (Juridical systzem)
a. Aspek Dokumen Masuk terlihat dokumen yang masuk, jumlah
Aspek Hukum (Juridical system), Peraturan, dan Undang-undang yang
dokumen/arsip, jenis media (arsip kertas, nonkertas). Dari aspek ini hal
Harus Diperhatikan dalam Kearsipan di Indonesia adalah sebagai berikut.
yang perlu diketahui adalah jenis-jenis dokumen apa yang dihasilkan
a. Undang-undang No. 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
oleh suatu organisasi.
Kearsipan.
b. Informasi tentang Pencipta dan Arsipnya
b. Undang-undang No. 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan.
Sementara itu, dari sisi organisasi pencipta dapat diketahui jenis
c. Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 1979 tentang Penyusutan Arsip.
organisasinya, misal organisasi pemerintah atau swasta. Jenis perusahaan
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 87 Tahun 1999 tentang
atau bukan. Jika merupakan perusahaan apakah bidang perbankan,
Tata Cara Penyerahan dan Pemusnahan Dokumen Perusahaan.
pertambangan, manufacturing atau jenis lainnya.
e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 88 Tahun 1999 tentang
Dari aspek ini yang perlu diketahui adalah tugas dan fungsi organisasi,
Tata Cara Pengalihan Dokumen Perusahaan ke dalam Microfilm atau
seperti fungsi substantif, fungsi fasilitatif suatu organisasi, deskripsi
Dokumen lainnya dan legalisasi.
kerja (job description) setiap jabatan, serta tugas fungsinya.
 ASIP4427/MODUL 1 1.13 1.14 Metodologi Penelitian dan Laporan Kearsipan 

f. Keputusan Presiden No. 105 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Arsip f. International Standard: ISO 5963, Documentation- Methods for
Statis. examining documents, determining their subjects, and selecting indexing
g. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 72/KEP/M- terms.
PAN/07/2003 tentang Pedoman Umum Tata Naskah Dinas. g. ISAD (G): General Standard Archival Description yang dikeluarkan
h. Peraturan Kepala ANRI No. 06 Tahun 2005 tentang Pedoman oleh International Council On Archives. Standar ini sebagai pedoman
Perlindungan, Pengamanan dan Penyelamatan Arsip Vital terhadap dalam melakukan deskripsi arsip lembaga pemerintah.
Musibah/Bencana. h. ISAAR (CPF) International Standard Archival Authority Record for
i. Surat Edaran Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia No. SE/01/ Corporate Bodies, Persons and Families. Standar ini sebagai pedoman
1981 tentang: Penanganan Arsip Inaktif sebagai Pelaksanaan Ketentuan dalam melakukan deskripsi arsip badan usaha, perorangan dan keluarga.
Peralihan Peraturan pemerintah tentang Penyusutan Arsip.
j. Surat Edaran Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia No. 02 6. Aspek Sumber Daya Manusia
Tahun 1983 tentang Pedoman Umum untuk Menentukan Nilaiguna Dari aspek ini dapat dilihat kemampuan tenaga kearsipan baik teknis
Arsip. maupun pengetahuannya tentang Kearsipan. Berikut salah satu kualifikasi
k. Keputusan Kepala ANRI No. 10 Tahun 2002 tentang Pedoman kemampuan tenaga kearsipan yang diminta oleh sebuah Perusahaan
Penyusunan Jadwal Retensi. Multinasional (KOMPAS JUMAT 4 DESEMBER 1998).
l. Peraturan Bersama Kepala ANRI dengan Badan Kepegawaian Negara
Nomor 05 tahun 2007, Nomor 41 Tahun 2007 tentang Jadwal Retensi JOB OPPORTUNITY
Arsip Kepegawaian Pegawai Negeri Sipil dan Pejabat Negara. An International Oil and Gas Exploration and Production Company
m. Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia No. 07 Tahun 2007 is seeking candidates for the potition of:
tentang Jadwal Retensi Arsip Keuangan. RECORDS SUPERVISOR (code: RS)
• Possess an Academy or University degree
n. Keputusan Kepala ANRI No. 3 Tahun 2000 tentang Standar Minimal
• Minimum 5 years experiences in the records center, filing room,
Gedung dan Ruang Penyimpanan Arsip Inaktif. finance department.
o. Keputusan Kepala ANRI No. 4 Tahun 2000 tentang Pedoman • Familiar with finance records that concists of ledger and Journal
Penggunaan Kertas untuk Arsip Bernilaiguna Tinggi. vouchers
• Familiar with database program
5. Aspek Standar Kearsipan • Fluency in English (both spoken and written), and knowledge on
Dari aspek ini dapat dilihat adanya standar-standar sebagai berikut. how to operate personal computer popular software, such as
windows Excel and word are requirements for this position
a. Sistem Manajemen Mutu-Persyaratan, SNI 19-9001-2001
b. International Standard: ISO 15489-1 Information and documentation- Only those who meet the above qualifications will be considered.
Records management- Part1: General. Please send your Curriculum vitae and recent photograph- not later than
c. International Standard: ISO 15489-2 Information and documentation- 2 weeks after this publication by indicating the above code on the
Records management- Part1: Guidelines. envelope to:
d. Standar Nasional Indonesia SNI 19 - 6962. 1 - 2003 Dokumentasi dan HRD MANAGER
Informasi - Manajemen Rekaman. Bagian 1: Umum. PO BOX 9898 JKTM, JAKARTA 12098
e. ISO/TS 23081-1 Information and documentation- Records management
Processes – Metadata for Records- Part1 : Principles. Sumber daya manusia kearsipan di instansi pemerintah disebut arsiparis.
Dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No: 09/KEP/
 ASIP4427/MODUL 1 1.15 1.16 Metodologi Penelitian dan Laporan Kearsipan 

M.PAN/2/2002 tentang Jabatan Fungsional Arsiparis dan Angka Kreditnya. tekstual, arsip pandang dengar, arsip kartografik dan kearsitekturan, dan arsip
Arsiparis adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, komputer.
wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk 1. Arsip tekstual (konvensional), yaitu informasi yang terekam dengan
melaksanakan kegiatan kearsipan. Kegiatan Kearsipan adalah proses kegiatan media kertas, teks yang bisa dibaca tanpa bantuan mesin.
yang berkesinambungan dalam pengelolaan arsip melalui berbagai bentuk 2. Arsip pandang dengar (audiovisual): arsip dalam bentuk gambar atau
media rekam dimulai dari proses penciptaan, pengolahan informasi dan suara, apa pun bentuk dan coraknya, yang dapat dilihat dan didengar,
penggunaan, pengaturan, penyimpanan, pelayanan, publikasi, pemeliharaan, termasuk di dalamnya adalah teks pelengkapnya. Arsip pandang dengar
dan penyusutan sampai dengan proses pelestariannya dan kegiatan secara fisik beraneka ragam sejalan dengan ragam perangkat teknologi
pembinaannya. yang digunakan pada saat penciptaannya, arsip jenis ini dibedakan
Arsiparis dibedakan menjadi Arsiparis Terampil dan Arsiparis Ahli. menjadi:
Arsiparis Terampil adalah Arsiparis dengan kualifikasi teknisi atau a. Gambar statik (still images) arsip yang isi informasinya berupa citra
penunjang profesional yang pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan diam, seperti berupa foto, dan slide.
penguasaan pengetahuan teknis kearsipan. Arsiparis Ahli adalah Arsiparis b. Citra bergerak (moving images) arsip yang isi informasinya berupa
profesional yang pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan citra bergerak, seperti film, dan video.
ilmu pengetahuan dan teknologi kearsipan. c. Rekaman suara (sound recording), arsip yang isi informasinya
terekam dalam sinyal suara dengan menggunakan sistem perekam
7. Software dan Hardware tertentu, misalnya kaset.
Dalam pengelolaan arsip (records management) suatu organisasi 3. Arsip kartografik dan kearsitekturan kartografik merupakan arsip berisi
diperlukan perangkat lunak (software) agar management arsip dapat berjalan informasi dalam bentuk gambar grafis atau fotogrametrik tentang muka
lancar, software yang digunakan, seperti standar operasional prosedur, bumi atau sistem galaksi yang disusun berdasarkan skala tertentu,
aplikasi; sedangkan hardware merupakan perangkat keras, seperti, rak arsip, termasuk jenis ini, seperti peta dan bagan.
filing cabinet, folder, boks arsip, komputer. 4. Arsip gambar teknik dan kearsitekturan adalah arsip gambar rancang
bangun, seperti gedung, jembatan. Arsip komputer, seperti informasi
8. Tempat Penyimpanan Arsip yang diciptakan dengan menggunakan komputer yang direkam dalam
Berupa gedung arsip dalam kearsipan selanjutnya dikenal ketentuan media magnetik maupun media optical, seperti hard disc, floopy disk,
gedung untuk records center, gedung arsip statis. Pembahasan tentang CD ROM.
records center akan berkisar pada records center komesial atau nonkomersial
yang diadakan oleh organisasi sendiri, adapun gedung arsip statis adalah Bidang pengelolaan arsip audio visual dikenal dengan manajemen
tempat penyimpanan arsip statis. audiovisual (Azmi, 2005), yaitu pengelolaan arsip dalam bentuk citra
bergerak, gambar statik, dan rekaman suara dalam rangka pencapaian tujuan
F. ARSIP BERDASARKAN MEDIANYA organisasi atau perusahaan. Manajemen arsip audiovisual merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan manajemen arsip yang meliputi
Media arsip dapat berbentuk kertas maupun nonkertas. David Robert penciptaan (creation), pemeliharaan dan penggunaan (maintenance and use),
(dalam Ellis, 1993) membedakan arsip spesial format dari arsip kertas. Arsip penataan, layanan peminjaman.
spesial format photograp, gambar bergerak, rekaman suara peta dan gambar
teknik, ephemera (seperti poster, leaflet), arsip elektronik; sedangkan Yayan
Daryan dan Suhardi (1988) membagi media arsip menjadi arsip
 ASIP4427/MODUL 1 1.17 1.18 Metodologi Penelitian dan Laporan Kearsipan 

G. MANAJEMEN ARSIP STATIS Adapun jenis peristiwa atau kisah seseorang yang tidak ada arsipnya
maka dapat digunakan metode sejarah lisan (Oral History) untuk mengisi
Kearsipan merupakan pengetahuan terapan yang berkaitan dengan kekosongan arsip, misal: Arsip-arsip yang berkaitan dengan pelanggaran hak
informasi yang terekam dan penyajian informasi, seperti yang dikatakan asasi manusia di Indonesia misalnya, dapat dicipta dengan melakukan
Michael Swift sebagaimana dikutip Mona Lohanda (2001): profesi kearsipan wawancara kepada keluarga korban penculikan pada masa Orde Baru,
itu bergerak di bidang pengetahuan teknis bagaimana informasi diciptakan, wawancara dengan keluarga Munir, wawancara dengan keluarga korban di
disimpan, dilacak, dirawat dan ditransmisikan. Jadi, pada dasarnya keahlian masa awal reformasi, dan wawancara lainnya.
tersebut berpokok pada “The identification and preservation of information Bagaimana pengertian arsip statis di negara lain? Arsip Nasional
of long term value” . Australia mengartikan Arsip Statis (Archives) adalah arsip yang memiliki
Karakteristik arsip statis adalah arsip yang berisi information of long nilai abadi untuk tujuan riset, bangunan atau ruang di mana arsip-arsip statis
term value atau dalam konteks nilaiguna arsip merupakan arsip yang masih disimpan, organisasi yang bertanggung jawab atas pemeliharaan dan
mempunyai nilaiguna sekunder, yaitu kegunaan arsip bagi kepentingan pengendalian bahan-bahan arsip (Fact Sheet, National Archives of Australia,
lembaga/instansi lain dan atau kepentingan umum di luar lembaga/instansi 2003).
pencipta arsip dan kegunaannya sebagai bahan pertanggungjawaban nasional. Hal serupa dikemukakan dalam kearsipan di Indonesia, terutama terlihat
Arsip bernilaiguna sekunder menurut Surat Edaran (SE) 02/1983 adalah dalam penjelasan Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 1979 tentang
nilai arsip yang didasarkan pada kegunaan arsip bagi kepentingan lembaga/ Penyusutan Arsip, istilah arsip meliputi tiga hal, yaitu sebagai berikut.
instansi lain dan/atau kepentingan umum di luar lembaga/instansi pencipta 1. Arsip merupakan kumpulan naskah atau dokumen yang disimpan.
arsip dan kegunaannya sebagai bahan bukti dan bahan pertanggungjawaban 2. Arsip bisa merupakan gedung(ruang) penyimpanan kumpulan naskah
nasional. atau dokumen.
Nilaiguna sekunder diberlakukan jika arsip-arsip tidak lagi ada 3. Arsip juga bisa dikatakan suatu organisasi atau lembaga yang mengelola
kegunaannya bagi kepentingan lembaga/instansi pencipta arsip, arsip dan menyimpan kumpulan naskah atau dokumen.
bernilaiguna sekunder diserahkan ke Arsip nasional RI sehingga pihak lain di
luar pencipta arsip dapat menggunakan dan memanfaatkannya. Hal tersebut hampir sama dengan pengertian arsip statis yang
Nilaiguna sekunder meliputi nilaiguna kebuktian dan nilaiguna dikemukakan Ricks (1992), yaitu fasilitas di mana arsip-arsip suatu
informasional. Arsip dikatakan mempunyai nilaiguna kebuktian jika organisasi dilestarikan karena nilai abadinya atau nilai kesejarahannya.
mengandung fakta dan keterangan yang dapat digunakan untuk menjelaskan Selanjutnya, ia membedakan antara arsip pemerintah (Public Archives) dan
tentang bagaimana lembaga atau instansi itu diciptakan, dikembangkan, arsip swasta (Private Archives). Public archives adalah arsip yang dikelola
diatur, fungsi dan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan serta hasil/akibat oleh pemerintah federal, state, dan lokal untuk melestarikan arsip dan item
kegiatannya itu. yang berhubungan dengan sejarah. Arsip Nasional Federal (pusat)
Nilaiguna informasional arsip ditentukan oleh isi atau informasi yang menyeleksi dan melestarikan arsip pemerintahan federal, arsip negara bagian
terkandung dalam arsip itu bagi kegunaan berbagai kepentingan penelitian (state) menyeleksi dan melestarikan arsip pemerintahan negara bagian.
dan kesejarahan tanpa dikaitkan dengan lembaga/instansi penciptanya, yaitu Private Archives melestarikan sejarah dari suatu lembaga, perusahaan
informasi mengenai orang, tempat, benda, fenomena, masalah dan atau beberapa entitas lain selain pemerintah. Banyak perusahaan, sekolah,
sejenisnya. Misalnya, Arsip Suharto mantan Presiden RI, arsip tentang universitas, dan lembaga yang memelihara arsip statis untuk melestarikan
tsunami di Aceh, gempa bumi di Yogyakarta, tenggelamnya Kapal Senopati, sejarah organisasi mereka. Di Indonesia arsip statis baik pemerintah maupun
Levina, terbakarnya Pesawat Garuda di Yogyakarta. swasta dikelola oleh Arsip Nasional Republik Indonesia, sebagaimana
 ASIP4427/MODUL 1 1.19 1.20 Metodologi Penelitian dan Laporan Kearsipan 

disebutkan dalam Pasal 4 Undang-undang No. 7 Tahun 1971 tentang Manajemen arsip statis menurut Ann Pederson dalam elis: 1993)
Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan. berkaitan dengan hal-hal berikut.
Sementara itu, berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia 1. Akuisisi dan penilaian arsip (acquisition and appraisal).
No. 105 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Arsip Statis: pengelolaan arsip- 2. Pengaturan dan deskripsi arsip ( arrangement and description).
arsip statis di Indonesia dilaksanakan oleh lembaga kearsipan yang terdiri 3. Pembuatan sarana penemuan arsip (finding aids).
atas: Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Lembaga Kearsipan 4. Akses dan referensi (acsess and reference).
Provinsi, Lembaga Kearsipan Kabupaten/Kota. Pengelolaan arsip statis 5. Pelestarian arsip (conservation).
menurut Keputusan Presiden RI di atas, meliputi pengumpulan, 6. Publikasi arsip dan pendidikan pengguna arsip (user education and
penyimpanan, perawatan, penyelamatan, penggunaan, pembinaan atas publications).
pelaksanaan serah arsip statis.
Pengumpulan arsip statis oleh ANRI, Lembaga Kearsipan Provinsi, LAT IH A N
dan/atau Lembaga Kearsipan Kabupaten/Kota dilaksanakan melalui kegiatan
Penilaian, Penataan, pembuatan daftar arsip statis.
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
Penyimpanan arsip statis oleh Arsip statis oleh ANRI, Lembaga
kerjakanlah latihan berikut!
Kearsipan Provinsi, dan/atau Lembaga Kearsipan Kabupaten/Kota pada
tempat khusus penyimpanan arsip statis. Penyimpanan arsip statis 1) Menurut Pendekatan Lyfe Cycle pengurusan surat masuk daur yang
dilaksanakan sesuai dengan persyaratan tempat dan tata cara teknis mana?
penyimpanan arsip statis. 2) Jelaskan Model Activity and Entity Models dalam memahami
Perawatan arsip statis oleh ANRI, Lembaga Kearsipan Provinsi, pengelolaan arsip/dokumen?
dan/atau Lembaga Kearsipan Kabupaten/Kota dilaksanakan melalui kegiatan 3) Menurut Pendekatan Lyfe Cycle pengurusan surat masuk daur yang
pencegahan dan restorasi terhadap terjadinya kerusakan. Perawatan melalui mana?
pencegahan tersebut ditujukan terhadap kondisi fisik dan informasi yang 4) Jelaskan Model Activity and Entity Models dalam memahami
terkandung dalam arsip statis, sedangkan perawatan melalui restorasi pengelolaan arsip/dokumen?
ditujukan terhadap kondisi fisik arsip statis yang mengalami kerusakan.
Penyelamatan arsip statis oleh ANRI, Lembaga Kearsipan Provinsi, Petunjuk Jawaban Latihan
dan/atau Lembaga Kearsipan Kabupaten/Kota dilaksanakan terhadap
kelengkapan dan keutuhan kondisi fisik serta informasi yang dikandung 1) Pengurusan Surat masuk tahap penciptaan dan penerimaan, yaitu
dalam arsip statis. Untuk kepentingan penyelamatan arsip statis tersebut Korespondensi.
dapat dibuat duplikat arsip statis dan/atau mengalihbentukkan arsip statis ke Daur hidup arsip adalah sebagai berikut:
dalam bentuk media yang lain. Penciptaan dan penerimaan (meliputi klasifikasi dokumen,
Penggunaan Arsip statis yang dikelola oleh ANRI, Lembaga Kearsipan korespondensi, formulir, laporan, input output komputer), Distribusi
Provinsi, dan/atau Lembaga Kearsipan Kabupaten/Kota digunakan untuk intern, ekstern (meliputi Electronical mail, sistem persuratan, akses
kepentingan kegiatan pemerintahan, penelitian, pendidikan, pengembangan terhadap database), Penggunaan (meliputi filing, Retrieving/penemuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta penyebaran informasi. kembali, transfer dokumen), Penyusutan (meliputi dokumen inaktif,
Pembinaan atas pelaksanaan serah terima arsip statis. Dalam rangka pemusnahan dokumen, Jadwal Retensi dokumen).
dimaksudkan agar arsip mempunyai kelengkapan dan keutuhan kondisi
fisiknya serta nilai informasi bagi pertanggungjawaban nasional.
 ASIP4427/MODUL 1 1.21 1.22 Metodologi Penelitian dan Laporan Kearsipan 

2) Model Aktivitas dan Entitas dikenalkan oleh University of Columbia profesi. Pendekatan dan model dalam pengelolaan arsip dapat di
Master of Archival Studies Research Team dan U.S Departement of kemukakan, yaitu pendekatan daur hidup suatu pendekatan yang melihat
Defense Records Management Task Force. Dalam pengelolaan arsip hal arsip melalui tahap-tahap, seperti penciptaan arsip, penggunaan,
pemeliharaan, dan penyusutan.
yang harus diperhatikan (Genesis and preservation of Agency’s Archival
Model pengelolaan arsip yang dikenal adalah model aktivitas dan
fonds, 1996) adalah dokumen yang dihasilkan, informasi tentang entitas yang melihat arsip melalui hubungan dengan aspek lainnya.
pencipta dokumen (Records creator) dan dokumennya (its records), Model ini dikenalkan oleh University of Columbia Master of Archival
pengetahuan/ilmu kearsipan (archival science), peraturan perundangan Studies Research Team dan U.S Departement of Defense Records
(Juridical system), tugas dan fungsi organisasi (Creator’s mandate and Management Task Force dalam model Activity and Entity Models.
functions), standar nasional dan internasional (National and Dalam pengelolaan arsip hal yang harus diperhatikan adalah dokumen
International standards), tempat penyimpanan, software dan hardware, yang dihasilkan, informasi tentang pencipta dokumen (records creator)
dan dokumennya (its records), pengetahuan/ilmu kearsipan (archival
sumber daya manusia.
science), peraturan perundangan (Juridical system), tugas dan fungsi
3) Pengurusan Surat masuk tahap penciptaan dan penerimaan, yaitu organisasi (Creator’s mandate and functions), standar nasional dan
Korespondensi. Daur hidup arsip adalah penciptaan dan penerimaan internasional (National and International standards), tempat
(meliputi klasifikasi dokumen, korespondensi, formulir, laporan, input penyimpanan, software hardware, dan sumber daya manusia.
output komputer), distribusi intern, ekstern (meliputi Electronical mail, Arsip berdasarkan medianya dibedakan menjadi arsip tekstual, arsip
sistem persuratan, akses terhadap database), penggunaan (meliputi pandang dengar, arsip kartografik dan kearsitekturan, serta arsip
filing, Retrieving/penemuan kembali, transfer dokumen), penyusutan komputer.
(meliputi dokumen inaktif, pemusnahan dokumen, jadwal retensi Konsep dasar dalam memahami arsip statis berdasarkan pada asumsi
bahwa profesi kearsipan itu bergerak di bidang pengetahuan teknis
dokumen).
bagaimana informasi diciptakan, disimpan, dilacak, dirawat dan
4) Model Aktivitas dan Entitas dikenalkan oleh University of Columbia ditransmisikan. Jadi, pada dasarnya keahlian tersebut berpokok pada
Master of Archival Studies Research Team dan U.S Departement of “The identification and preservation of information of long term value” .
Defense Records Management Task Force. Dalam pengelolaan arsip hal Karakteristik arsip statis, yaitu arsip yang berisi information of long
yang harus diperhatikan (US DOD, 1996) adalah dokumen yang term value atau arsip yang masih mempunyai nilai guna sekunder bagi
dihasilkan, Informasi tentang pencipta dokumen (Records creator) dan kepentingan lembaga/instansi lain dan atau kepentingan umum di luar
dokumennya (its records), pengetahuan/ilmu kearsipan (archival lembaga/instansi pencipta arsip dan kegunaannya sebagai bahan
science), peraturan perundangan (Juridical system), tugas dan fungsi pertanggungjawaban nasional.
organisasi (Creator’s mandate and functions), standar nasional dan
internasional (National and International standards), tempat TES F OR M AT IF 1
penyimpanan, software dan hardware, sumber daya manusia.
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

R A NG KU M AN 1) Berikut adalah unsur yang terdapat dalam pengertian records menurut


Jay Kennedy, kecuali ....
A. informasi yang terekam dalam berbagai bentuk termasuk data dalam
Untuk memahami arsip maka perlu memahami pengertian arsip, sistem komputer
pendekatan dan model pengelolaan arsip. Pengertian arsip dapat B. dicipta, diterima dikelola oleh suatu organisasi atau perorangan
dipelajari dari pengertian Undang-undang No. 7 Tahun 1971 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan, Undang-undang No. 8 Tahun
1997 tentang Dokumen Perusahaan, pengertian menurut organisasi
 ASIP4427/MODUL 1 1.23 1.24 Metodologi Penelitian dan Laporan Kearsipan 

C. merupakan transaksi kegiatan atau pelaksanaan urusan dan disimpan C. pendekatan records continuum
sebagai bukti kegiatan D. records management system
D. dipublikasikan untuk masyarakat
7) Profesi kearsipan itu bergerak di bidang pengetahuan teknis, yaitu
2) Pengertian arsip dinamis, yaitu arsip yang digunakan secara langsung bagaimana informasi diciptakan, disimpan, dilacak, dirawat dan
dalam perencanaan, pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan ditransmisikan. Jadi, pada dasarnya keahlian tersebut berpokok pada
kebangsaan pada umumnya atau dipergunakan secara langsung dalam “The identification and preservation of information of long term value”
penyelenggaraan administrasi negara, terdapat dalam .... Pernyataan tersebut dikutip oleh .…
A. Undang-undang No. 7 Tahun 1971 A. Betty Ricks
B. Undang-undang No. 8 Tahun 1997 B. Jay Kennedy
C. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 87 Tahun 1999 C. Mona Lahonda
D. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 88 Tahun 1999 D. Budi Martono

3) Pengertian yang setara dengan arsip, yaitu dokumen perusahaan terdapat 8) Arsip Statis adalah arsip yang bernilaiguna .…
dalam …. A. Primer
A. Undang-undang No. 7 Tahun 1971 B. Sekunder
B. Undang-undang No. 8 Tahun 1997 C. Vital
C. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 87 Tahun 1999 D. Keuangan
D. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 88 Tahun 1999
9) Istilah arsip, meliputi tiga pengertian yang merupakan kumpulan naskah
4) Fase- fase dari daur hidup arsip yang terdiri atas lima fase utama, yaitu atau dokumen yang disimpan, gedung (ruang) penyimpanan, suatu
penciptaan, distribusi, penggunaan, pengelolaan, penyusutan organisasi atau lembaga yang mengelola dan menyimpan kumpulan
dikemukakan oleh .... naskah atau dokumen. Hal tersebut terdapat dalam ....
A. Undang-undang No. 7 Tahun 1971 A. penjelasan Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 1979
B. Undang-undang No. 8 Tahun 1997 B. Undang-undang No. 7 Tahun 1971
C. Jay Kennedy C. Undang-undang No. 8 Tahun 1997
D. Mona Lahonda D. Peraturan Pemerintah No. 87 Tahun 1999

5) Pakar yang dalam membahas records management dengan 10) Manajemen arsip statis menurut Ann Pederson berkaitan dengan hal-hal
memperkenalkan konsep sistem, yaitu sistem manajemen arsip dinamis berikut, kecuali ....
adalah .... A. akuisisi dan penilaian arsip, pengaturan, dan deskripsi arsip
A. Betty Ricks B. pembuatan sarana penemuan arsip, akses, dan referensi
B. Jay Kennedy C. pelestarian arsip, publikasi arsip dan pendidikan pengguna arsip
C. Mona Lahonda D. program arsip vital
D. Budi Martono
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang
6) University of Columbia Master of Archival Studies Research Team dan terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
U.S Departement of Defense Records Management Task Force dalam Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
membahas manajemen arsip mengemukakan model .... Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
A. activity and entity models
B. pendekatan life cycle
 ASIP4427/MODUL 1 1.25 1.26 Metodologi Penelitian dan Laporan Kearsipan 

Kegiatan Belajar 2
Jumlah Jawaban yang Benar
Tingkat penguasaan =  100%
Jumlah Soal Domain Kearsipan dan Ruang Lingkup
Penelitian Kearsipan
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang S esudah memahami pengertian arsip, pendekatan daur hidup arsip, dan
model kearsipan selanjutnya pada Kegiatan Belajar 2, Anda akan
memperoleh pemahaman atas ranah (domain) kearsipan, yaitu arsip
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat pemerintah, arsip bisnis, dan ruang lingkup penelitian kearsipan.
meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Pembahasan arsip pemerintah dimaksudkan untuk membekali
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang mahasiswa yang merencanakan domain penelitian kearsipan di lembaga
belum dikuasai. pemerintah maupun lembaga negara, sedangkan pembahasan arsip bisnis
dimaksudkan membekali mahasiswa yang merencanakan domain penelitian
kearsipan pada lembaga bisnis.
Ruang lingkup penelitian kearsipan memberikan contoh dan gambaran
bidang-bidang yang dapat dijadikan tema penelitian.
Salah satu objek kajian yang membedakan antara arsip dan perpustakaan
yaitu arsip merupakan informasi terekam yang dihasilkan oleh organisasi,
sedangkan perpustakaan merupakan informasi terekam yang dihasilkan oleh
adanya karya cipta, kreativitas kerja ilmiah. Sehubungan dengan hal tersebut
maka materi yang perlu dikaji dalam kearsipan adalah organisasi pencipta
arsip.
Pada kegiatan belajar ini mahasiswa akan memperoleh pemahaman atas
ranah (domain) kearsipan, yaitu Arsip Pemerintah, Arsip Bisnis, dan Ruang
lingkup Penelitian Kearsipan.

A. ARSIP PEMERINTAH DAN ARSIP PERUSAHAAN/BISNIS

1. Arsip Pemerintah
Berdasarkan definisi arsip yang dikemukakan dalam Undang-undang
No. 7 Tahun 1971 disebutkan bahwa arsip berdasarkan atas penciptanya
dapat berasal dari pemerintah dan nonpemerintah. Arsip pemerintah dapat
berasal baik dari badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
Arsip pemerintah dari badan legislatif, misalnya Arsip DPR, MPR, DPD.
Arsip dari eksekutif, seperti Arsip Sekretariat Negara, Arsip Departemen
Pendidikan Nasional, Arsip Departemen Keuangan, Arsip Departemen
 ASIP4427/MODUL 1 1.27 1.28 Metodologi Penelitian dan Laporan Kearsipan 

Hukum dan HAM, Arsip Departemen Luar Negeri, Arsip Departemen Pengisian kajian fungsi arsip ini bisa dilakukan berdasarkan tugas fungsi
Perhubungan, Arsip Departemen Dalam Negeri, Arsip Departemen Pertanian, organisasi dan pengamatan lapangan yaitu dengan melakukan survei di suatu
Arsip Pemerintah Daerah, Arsip Departemen Pendidikan Nasional, Arsip organisasi yang menjadi minat mahasiswa.
Departemen Kesehatan, Arsip Rumah Sakit Pemerintah, Arsip Perguruan Dengan praktik ini diharapkan mahasiswa mampu menguasai jenis-jenis
Tinggi Negeri, Arsip Sekolah Negeri, dan Arsip Pemerintahan Daerah. Arsip arsip yang dihasilkan oleh suatu organisasi.
yudikatif, antara lain arsip Kejaksaan Agung, Mahkamah Agung, Pengadilan, Selanjutnya, mari kita perhatikan dengan saksama contoh pengisian
dan Mahkamah Konstitusi. formulir tersebut di atas.
Arsip Lembaga Pemerintah Non-Departemen, seperti Arsip Biro Pusat
Statistik, Arsip Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Arsip Badan Contoh Pengisian Formulir Survei:
Pertanahan Nasional, dan Badan Koordinasi Penanaman Modal. Nama Organisasi : Perguruan Tinggi
Untuk memudahkan pemahaman tentang arsip maka dikenal pendekatan Perguruan Tinggi : Pendidikan
fungsi, yaitu melihat arsip sebagai bukti dari pelaksanaan fungsi organisasi. Misi : Mencerdaskan dan memajukan bangsa
Fungsi substantif akan menghasilkan arsip substantif yang merupakan ciri Fungsi Substantif : Pendidikan, Penelitian, Pengabdian
khas dari lembaga pemerintah, sedangkan fungsi fasilitatif adalah fungsi Masyarakat
pendukung bagi tercapainya tujuan organisasi, seperti keuangan, Aktivitas : - Menyelenggarakan perkuliahan
perlengkapan, humas, hukum, personalia. Arsip fasilitatif ini hampir sama - Menyelenggarakan Ujian
antara lembaga yang satu dengan yang lainnya, sedangkan arsip substantif - Bimbingan skripsi/tesis
merupakan arsip unik yang menjadi ciri khas suatu lembaga. - Wisuda
Analisis fungsi ini sangat berguna dalam penyusunan skema klasifikasi Bukti transaksi : a. Arsip jadwal mata kuliah, daftar hadir kuliah
arsip organisasi yang berguna sebagai instrumen dalam pengelompokan arsip b. Daftar hadir ujian, hasil ujian, nilai
untuk pemberkasan arsip, penyusunan jadwal retensi arsip sebagai pedoman c. Arsip identitas mahasiswa, judul
dalam penyusutan arsip. skripsi/tesis, pembimbing
Marilah kita mencoba menganalisis fungsi organisasi dengan mengisi
d. Daftar wisudawan, daftar alumni
formulir yang tersedia. Anda dapat mengambil satu contoh organisasi tempat
Anda bekerja atau organisasi lain yang menarik minat Anda.
Fungsi Fasilitatif : a. Kepegawaian
Formulir 1
b. Keuangan
Nama Organisasi :
Jenis : Aktivitas : Penerimaan Pegawai
Misi : Pengadaan Buku
Fungsi Substantif : Bukti transaksi : Lamaran, ujian, pengumuman kelulusan
Aktivitas : Faktur pembelian buku
Bukti transaksi : Nama Pengkaji : Oktaviani
Fungsi Fasilitatif : Tanggal kajian : 24 Oktober 2006
Aktivitas : Contoh: hasil kajian fungsi organisasi
Bukti transaksi :
Nama Pengkaji : 2. Arsip Perusahaan /Bisnis
Tanggal kajian :
Dalam membahas arsip bisnis yang perlu dicermati adalah perbedaan
Formulir analisis fungsi organisasi antara arsip bisnis (Business archives) dan arsip dinamis bisnis/rekod bisnis
 ASIP4427/MODUL 1 1.29 1.30 Metodologi Penelitian dan Laporan Kearsipan 

(business records), berdasarkan atas pustaka yang ada. Bridget Stockford timbulnya kerugian, ketidakpastian, penyimpangan aktual dari yang
Managing Business Archives dengan Alison Turton sebagai editornya (1991) diharapkan, probabilitas suatu hasil, akan berbeda dari yang diharapkan.
mengartikan business archives adalah arsip yang tidak digunakan untuk Manajemen risiko menurut Husein Umar (2001) sebagai suatu
keperluan rutin administrasi perusahaan, tetapi yang dianggap mempunyai pengawasan risiko dan perlindungan harta benda, hak milik dan keuntungan
nilai permanen baik yang berasal dari administrasi, hukum, fiskal, badan usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya kerugian karena
operasional atau historis, misalnya arsip yang menunjukkan penemuan, adanya suatu risiko.
pengembangan praktik dan kebijakan perusahaan, informasi yang terkait Manajemen risiko mencakup aplikasi secara sistematis dari praktik,
dengan organisasi dan industri yang tidak terdapat di tempat lain, arsip yang prosedur, kebijakan untuk identifikasi, analisis, evaluasi, tindakan,
menunjukkan perubahan arah dan bisnis perusahaan. monitoring risiko (DIRKS, 2000). Pada dasarnya risiko, meliputi apa yang
Business records diartikan oleh Leonard Mc Ronald (dalam Alison mungkin terjadi, mengapa, dan apa yang dapat dikerjakan.
Turton, 1991) rekod/arsip dinamis yang tercipta dari kegiatan bisnis/usaha Apabila dokumen perusahaan dikelola dengan baik maka beberapa risiko
perusahaan baik perusahaan perorangan, firma maupun perseroan yang terdiri (yang disebabkan karena salah pengelolaan dokumen perusahaan) yang
atas rekod korporat (corporate records), arsip akuntansi (accounting memungkinkan timbulnya kerugian dapat dihindarkan.
records), arsip hukum (legal records), pemasaran (marketing records), Konsep manajemen risiko (dalam konteks manajemen dokumen) sangat
personalia (personalia records), produksi (manufacturing records), erat dengan klasifikasi dokumen perusahaan (records classification), jadwal
hubungan masyarakat (public relations records). retensi dokumen perusahaan (records retention schedule), dan program
Jadi, arsip perusahaan/bisnis adalah arsip yang dihasilkan karena dokumen vital perusahaan (vital records program), penyusutan dokumen
beroperasinya suatu usaha bisnis yang bertujuan untuk memperoleh profit, perusahaan atau (disposal).
dengan fungsi pokok produksi dan pemasaran yang didukung fungsi Tidak adanya klasifikasi dokumen dalam pengelolaan dokumen
fasilitatif/pendukung, seperti keuangan, personalia, hubungan masyarakat, perusahaan akan menimbulkan kesulitan dalam pengkodean dan tidak adanya
dan logistik. metode penemuan kembali (retrieval) dokumen. Akibat lebih lanjut adalah
Arsip dalam konteks kehidupan perusahaan dapat berfungsi sebagai susahnya menemukan dokumen ketika diperlukan, tidak terkumpulnya
bahan referensi, bukti hukum, dokumentasi. Berkenaan dengan hal tersebut dokumen dalam suatu rangkaian informasi atau dengan kata lain informasi
marilah kita pelajari kaitan antara manajemen risiko dan arsip perusahaan, tersebar, dan terpisah-pisah.
serta pentingnya manajemen arsip perusahaan. Tidak adanya jadwal retensi dokumen perusahaan akan mengakibatkan
dokumen menumpuk baik di unit kerja maupun di gudang arsip, hal ini
a. Manajemen risiko dan arsip perusahaan disebabkan karena tidak adanya keberanian pengelola dokumen untuk
Pengelolaan kearsipan di bidang bisnis dan perusahaan dikenal dengan melakukan penyusutan (terutama pemusnahan) dokumen. Hal tersebut tidak
manajemen dokumen perusahaan. Perusahaan didirikan untuk memperoleh lepas dari ketiadaan pedoman penyusutan/pemusnahan (jadwal retensi
profit, oleh karena itu sudah seharusnya hal-hal yang mempengaruhi sebagai pedoman penyusutan/pemusnahan).
perolehan profit yang kecil, apalagi kerugian sudah pasti harus dicegah. Salah Suatu perusahaan yang tidak mengenal penyusutan dokumen
satu cara meminimalkan atau bahkan menghindarkan risiko adalah perusahaan akan menghadapi masalah menggunungnya dokumen perusahaan
pengelolaan dokumen perusahaan secara benar. baik di ruang kerja maupun di gudang arsip, yang pada gilirannya akan
Kennedy (1998) menyatakan bahwa praktik manajemen dokumen menjadi masalah yang cukup pelik karena tidak mengerti mulai dari mana
(records management) yang baik, yaitu integral dengan manajemen risiko pekerjaan penyusutan akan dilakukan. Kalau demikian yang terjadi maka
(risk management) yang baik. Pengertian risiko menurut Silalahi dalam inefisiensi yang disebabkan membengkaknya biaya penyimpanan dokumen
Husein Umar (2001), yaitu kesempatan timbulnya kerugian, probabilitas yang tak terkendali sudah dapat dipastikan akan muncul.
 ASIP4427/MODUL 1 1.31 1.32 Metodologi Penelitian dan Laporan Kearsipan 

Tidak adanya program arsip vital mengakibatkan suatu perusahaan tidak aktivitas perusahaan, pengelolaannya diatur dalam Undang-undang No 8
mempunyai back-up ketika terjadi proses/tuntutan hukum, dan dapat menjadi Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan, Peraturan Pemerintah/PP No. 87
bencana bagi terhentinya operasional perusahaan. Risiko seperti tersebut di Tahun 1999, tentang Tata Cara Pemusnahan Dokumen Perusahaan, dan
atas bisa jadi tidak terpikirkan oleh manajemen perusahaan. Akibatnya dapat Peraturan Pemerintah/PP No. 88 Tahun 1999 tentang Pengalihan Dokumen
ditebak bahwa perusahaan semacam ini rawan terhadap ancaman kerugian. perusahaan ke Dalam Mikrofilm/dokumen lainnya dan legalisasi.
Dari hal-hal tersebut di atas (tidak adanya klasifikasi, jadwal retensi Pengelolaan dokumen perusahaan di negara maju, seperti AS, Jerman,
penyusutan dokumen, program dokumen vital) maka pada akhirnya akan Inggris sudah dilakukan secara serius. Perusahaan seperti Coca Cola, Kodak
melahirkan kemungkinan terjadinya risiko. misalnya telah membuat sistem pengelolaan arsip/dokumen perusahaan (In-
Manajemen risiko harus dimulai dengan adanya kesadaran bahwa risiko House Company Archives) sekitar tahun 1950, sedangkan Siemens
pasti ada. Oleh karena itu, risiko harus dapat dikendalikan. Husein Umar perusahaan di Berlin, Jerman jauh sebelumnya sudah membangun In-House
(2001) mengemukakan empat tahap dalam manajemen risiko yaitu Company Archives (tahun 1907). Dari sisi keilmuan buku-buku tentang
kesadaran, menetapkan prioritas risiko, mencegah terjadinya risiko, dan Corporate/Business records pun telah bermunculan baik di Inggris, di
merencanakan antisipasi risiko terburuk. antaranya Managing Business archives, Alison Turton (Ed, 1991) dan
Amerika, di antaranya The Records American Business, James M.’Toole (Ed,
b. Pentingnya manajemen arsip perusahaan 1997). Di Indonesia meskipun dari sisi peraturan sudah ada, namun dari segi
Fokus dari pengertian arsip dan dokumen perusahaan tidak berbeda, keilmuan maupun praktik belum mendapat perhatian yang serius.
yaitu informasi yang terekam, dalam bentuk corak apa pun, dalam rangka Arsip organisasi di samping diperlukan untuk menjamin kepastian
pelaksanaan kegiatan organisasi. Locusnya berbeda, yaitu dokumen hukum, juga berguna sebagai salah satu bahan dalam pengambilan keputusan
perusahaan pada perusahaan, adapun arsip berlokus pada instansi, badan (baik top, middle maupun low management), sebagai ingatan organisasi
pemerintah. Sebelum diundangkannya Undang-undang No. 8 Tahun 1997, (corporate memory), sebagai referensi sejarah.
pengaturan arsip/dokumen perusahaan berdasarkan Undang-undang No. 7 Pertama, arsip/dokumen organisasi/perusahaan menjamin kepastian
Tahun 1971. Sejak diberlakukannya undang-undang dokumen perusahaan hukum, melindungi kepentingan para pihak dalam suatu hubungan hukum, di
maka pengelolaan dokumen perusahaan berdasar Undang-undang No. 8 antaranya berguna untuk melindungi kekayaan intelektual, paten, merek
Tahun 1997. dagang, aset perusahaan. Misalnya, tentang paten, nama Jeep pertama kali
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka pengertian dokumen dalam didaftarkan pada kantor Paten AS sebagai merek dagang pada November
dokumen perusahaan di sini sama dengan pengertian arsip (records). 1940. Coba Cola telah melindungi penggunaan kata “Coca cola dan Coke”
Pengelolaan dokumen perusahaan secara baik, kreatif menjadikan dan bahkan telah mendaftarkan bentuk botolnya yang terkemuka sebagai
dokumen siap saji bagi pengguna intern perusahaan (Mercy G.Goldstein, merek dagang Tahun 1960 (Leonard MC Donald, 1991). Demikian juga
1997 dalam Probowo, 2005) karena pada dasarnya dokumen perusahaan tentang Franchises, Kentucky Fried Chicken (KFC) membuat program arsip
merupakan pusat ingatan perusahaan yang dapat digunakan sebagai bahan yang memuat business culture (budaya perusahaan yang dibangun Kolonel
perencanaan strategis, periklanan, public relations, penelitian dan Sanders, termasuk franchises).
pengembangan, dukungan dalam proses hukum litigation support. Dengan kata lain, memandang arsip dari sisi hukum adalah
Manajemen dokumen perusahaan tak dapat lepas dari konsep daur hidup memposisikan arsip sebagai alat bukti, hal ini sejalan dengan Pasal 184
dokumen/arsip. hukum acara perdata (KUHAP) yang menyebut macam-macam alat bukti
Pengelolaan dokumen bisnis dan perusahaan (Corporate and Business adalah keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk, keterangan
Records Management) merupakan salah satu unsur dari pengelolaan terdakwa. Dalam terminologi kearsipan surat masuk kelompok arsip
informasi perusahaan. Dokumen perusahaan sebagai data, catatan, rekaman (Prabowo, 2003). Dalam Hukum acara perdata (KUHAP) alat bukti ini
 ASIP4427/MODUL 1 1.33 1.34 Metodologi Penelitian dan Laporan Kearsipan 

disebutkan di Pasal 186, di mana arsip sebagai alat bukti bisa dilihat sebagai Keempat, Dokumen/arsip organisasi/perusahaan sebagai referensi
urutan pertama, yaitu Bukti tulisan, selanjutnya berturut-turut disebut, bukti sejarah suatu perusahaan (dalam bentuk rekaman perjalanan perusahaan,
saksi, persangkaan, pengakuan, sumpah (Prabowo, 2005). catatan sukses/gagalnya perusahaan). Arnold Krandorff (dalam James M.
Kedua, dokumen organisasi/perusahaan diperlukan dalam pengambilan O’Toole, 1997) mencatat bahwa rendahnya kesadaran membangun sejarah
keputusan di antaranya dapat dilihat di bidang penelitian dan pengembangan perusahaan membuat perusahaan mudah diserang Corporate Amnesia, yaitu
(Litbang), adanya program dokumen/arsip perusahaan sangat mendukung perusahaan cenderung mengulangi kesalahan yang pernah dilakukan. Untuk
pengambilan keputusan dalam membuat proyek baru yang lebih inovatif. itu, kewajiban mengelola dokumen perusahaan (yang tercermin dengan
Perusahaan AT&T contohnya, Tahun 1960 melalui Bell Laboratories adanya program dokumen/arsip perusahaan) secara efisien dan efektif
(litbangnya AT &T) berusaha mengembangkan picture phone, proyek ini merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari.
tidak pernah berhasil, tetapi sepuluh tahun kemudian proyek tersebut Honda misalnya, dalam membuat inovasi produk baru, menyatakan
berguna, yaitu ketika Bell laboratories mengembangkan Tele Conferencing, bahwa lebih dari 40% masalah desain yang rumit sudah dipecahkan dalam
di mana rekaman informasi, catatan, laporan yang dihasilkan oleh proyek program sebelumnya. Jika arsip tentang program sebelumnya tidak ada maka
picture phone sangat berguna dalam pengambilan keputusan untuk membuat para engineer (insinyur) Honda harus menghabiskan 30% waktunya untuk
proyek Tele Conferencing. Jika AT &T tidak mempunyai program dokumen/ memecahkan masalah design yang sebenarnya sudah terpecahkan oleh
arsip maka hasil riset masa lalu tak mustahil telah hilang dan boleh jadi program sebelumnya. Lance Ealey dan Leif Soderberg (dalam James M.
proyek Tele Conferencing pun tidak pernah ada. O’Toole, 1997) menyebut dengan istilah Design Amnesia di mana
Ketiga, Arsip/dokumen sebagai memori organisasi/perusahaan perancangan desain yang boros biaya dan menguras banyak pikiran dan
merupakan pusat ingatan organisasi. Ia menyediakan dukungan bagi tenaga yang sebenarnya dapat dihindari jika dokumen/arsipnya dikelola
kepentingan leadership dan merupakan bahan untuk mengembangkan produk dengan baik.
sehingga tidak hanya memberikan dukungan terhadap penghasilan (revenue), Kewajiban pengelolaan dokumen/arsip perusahaan di Indonesia
tetapi juga mempererat identitas perusahaan, budaya dan hubungan dengan ditetapkan dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen
budaya nasional yang lebih luas, James E. Forgerti (dalam James M.O Toole, Perusahaan. Dengan berpedoman pada undang-undang ini maka hak-hak
1997) memberi contoh pentingnya arsip/dokumen sebagai ingatan hukum, kekayaan intelektual dapat dilindungi, dengan demikian corporate
perusahaan (corporate memory) dengan mengambil kasus Coca Cola. amnesia pada umumnya dan design amnesia khususnya akan terhindarkan,
Dokumen perusahaan Coca Cola sebagai corporate memory adalah asset dengan kata lain inefisiensi dan inefektivitas perusahaan yang disebabkan
yang bernilai, ia merupakan penyimpanan segala sesuatu dari formula coke oleh salah urus dokumen perusahaan dapat dihindarkan.
sampai advertising material yang sangat luar biasa. Arsip/dokumen coke Permasalahan yang harus dicermati dalam mengelola dokumen
telah memberikan daya dorong utama untuk mengembangkan program perusahaan, di antaranya mengetahui jenis-jenis dokumen yang dimiliki
perdagangan merek perusahaan yang brilian. Dengan mengambil bahan dari perusahaan. Untuk itu, diperlukan pemahaman atas lingkungan penciptaan
bagian arsip (archives Department) Coca Cola dapat memperoleh dokumen perusahaan, tujuan asal pembentukan dokumen perusahaan secara
penghasilan tahunan lebih dari 7 juta dolar untuk programnya, perdagangan benar dan tepat.
lisensi (Philip F.Mooney, 1997 dalam Prabowo, 2005). Dengan memperjelas lingkungan penciptaan dokumen, memungkinkan
Sementara itu Nabisco, Disney sering menggunakan sumber arsip untuk melindungi integritas dokumen dengan lebih tepat, di sisi lain dengan
(dokumen) untuk membuat promosi yang menarik konsumen. Sedangkan menerangkan Tujuan asal dokumen bisnis maka dapat membentuk dasar
Motorola secara efektif sering menggunakan arsip/dokumennya untuk yang lebih reliable untuk memperhitungkan kegunaan dokumen di masa
kegiatan membangun merek dagang dan sebagai komponen kunci untuk yang akan datang.
membangun budaya perusahaan.
 ASIP4427/MODUL 1 1.35 1.36 Metodologi Penelitian dan Laporan Kearsipan 

Bagaimana, jelaskan? Mudah-mudahan Anda mendapatkan gambaran memasukkan berbagai macam kerangka organisasi di mana pencipta
yang jelas tentang Arsip perusahaan dan nilai pentingnya. Selanjutnya, mari arsip bisnis beroperasi.
kita lanjutkan bahasan berikutnya yaitu identifikasi arsip bisnis. Fokus dari strategi adalah daur hidup perusahaan mulai dari pendirian
perusahaan, konsentrasi pada bisnis tunggal (penetrasi menuju pasar
c. Mengidentifikasi arsip/dokumen bisnis dan perusahaan yang lebih besar, mencari pasar baru, pengembangan produk baru/lebih
Untuk memahami jenis-jenis dokumen bisnis apa yang dihasilkan oleh baik), penggabungan usaha sejenis (integrasi horizontal), penggabungan
suatu perusahaan maka hal yang perlu diketahui, yaitu aktivitas bisnis, usaha yang terkait (integrasi vertikal), pengembangan usaha
organisasi perusahaan, dan cara pencapaian tujuan perusahaan. Christopher (diversifikasi), kerja patungan (Joint venture), inovasi (inovation),
T. Baer (1997) mengemukakan 4 parameter sebagai dasar untuk memahami penghematan (retrenchment), pelepasan kepemilikan (divestiture),
aktivitas bisnis dan isi, makna serta arti penting dokumen bisnis, yaitu sampai likuidasi. Dokumen bisnis pada dasarnya sebagai bukti dari
strategi, struktur, fungsi , detail. strategi perusahaan, dengan kata lain beberapa strategi dapat
Strategi adalah rencana yang secara sadar disusun untuk masa yang diterjemahkan ke dalam bentuk dokumen perusahaan.
akan datang untuk mencapai tujuan perusahaan, yang meliputi integrasi, Strategi bisnis, seperti integrasi, diversifikasi, joint venture,
diversifikasi, Joint venture, retrenchment, divestiture, likuidasi. Struktur pengurangan/penghematan (retrenchment), pelepasan kepemilikan
adalah bentuk organisasi perusahaan. Fungsi adalah alat untuk mencapai (divestiture), likuidasi, semua menghasilkan dokumen spesifik, misalnya
tujuan dasar dan langkah-langkah yang dikehendaki untuk mencapai tujuan akte pendirian (articles of incorporation), persetujuan merger (merger
tersebut. Detail adalah istilah yang menunjukkan tingkat kekhususan dan agreement), pembelian saham (stock purchase), kontrak jaminan bunga
kelengkapan khas untuk dokumen tertentu yang bersifat relatif. (interest guarantee contract), sewa pakai (operating leases), akte jual
Uraian berikut diambil dari model yang dikenalkan Christoper T. Baer beli property (deeds for the purchase and sale of property), prosedur
(1997) dalam buku The Records of American Business dengan Editor James pailit (bankruptcy proceedings), regulatory appeals, akte pembubaran
M.O’ Toole, yaitu empat parameter untuk memahami dokumen (article of dissolutioan).
bisnis/perusahaan, dengan beberapa tambahan penjelasan yang penulis Dokumen inovasi tidak sebatas pada dokumen paten, tetapi juga
anggap perlu. organisasi manajemen (managerial organization), iklan (advertising),
pemasaran (marketing), hubungan masyarakat (public relations),
1) Strategi perusahaan hubungan perburuhan (labor relations) dan aspek lain dalam kegiatan
Nilai kebuktian/bukti keberadaan (Evidential value) Schelenberg perusahaan.
ekuivalen dengan bukti strategi dan struktur (evidence of strategy and Hal yang penting bagi pengelola dokumen perusahaan dalam pendekatan
structure). Evidence (DIRKS, 2000) mengandung arti sebagai bukti dokumen bisnis adalah mengembangkan pemahaman tentang bagaimana
untuk menjamin pertanggungjawaban individu, organisasi (perusahaan) perusahaan beroperasi dalam pengertian strategi. Strategi adalah sesuatu
kepada pemerintah, pengadilan, pemegang saham, clients, komunitas yang khas. Perusahaan seperti Ford dan General Motors misalnya,
kelompok kepentingan, generasi yang akan datang. Sedangkan, Strategi membuat dan menjual barang yang hampir sama dengan cara yang
dan struktur adalah suatu konsep yang luas yang secara langsung muncul berbeda. Pendekatan strategi mendorong pengelola dokumen ataupun
sejalan dengan aktivitas bisnis perusahaan. arsiparis untuk menemukan bukti keberadaan perusahaan secara khas
Penggunaan konsep strategi dan struktur digunakan untuk memahami dan menyeleksi dokumen yang sesuai.
tingkah laku bisnis dan penciptaan dokumen bisnis (corporate/business 2) Struktur organisasi perusahaan
records). Hal ini memperbolehkan pengelola dokumen/archivist untuk Struktur di sini terdapat pada ranah (domain) struktur organisasi
perusahaan modern, dengan divisi-divisi yang berevolusi dan melalui
 ASIP4427/MODUL 1 1.37 1.38 Metodologi Penelitian dan Laporan Kearsipan 

pematangan organisasi perusahaan yang memerlukan waktu. Beberapa Pada dasarnya departementalisasi fungsional mengajarkan bahwa
sisi dari struktur organisasi akan mencerminkan jenis dokumen pekerjaan dikelompokkan menurut fungsi organisasi perusahaan
perusahaan apa yang dihasilkan. bisnis, meliputi fungsi produksi, pemasaran, keuangan, akunting,
a) Struktur konstitusional/legal personalia (James L. Gibson, Organisasi dan Manajemen, 1984).
Aspek pertama dari struktur perusahaan adalah apa yang disebut Contoh Divisi Oldsmobile dari General Motors disusun atas dasar
dengan struktur secara konstitusional atau legal. Awalnya fungsional, dengan fungsi, yaitu teknik, produksi, pabrik, ketahanan
perusahaan mungkin milik perorangan kemudian berkembang uji (reliability), distribusi, keuangan, dan personalia. Perkembangan
menjadi badan usaha/perseroan. Perseroan Terbatas misalnya, dapat berikutnya mengikuti departementalisasi berdasarkan geografi,
didirikan oleh dua orang atau lebih dengan akte notaris (Undang- proses, pemasaran, dan client.
undang No. 40 Tahun 2007 Pasal 7 tentang Perseroan Terbatas) Perusahaan yang menggunakan strategi integrasi vertikal ataupun
selanjutnya menjadi korporasi, bahkan holding company. Korporasi diversifikasi akan menghadapi masalah koordinasi yang serius dan
inilah yang mengharuskan adanya struktur secara legal. Menurut harus dipikirkan ke arah holding company atau multidivisional atau
Undang-undang Perseroan Terbatas jenis dokumen yang termasuk bahkan perusahaan global/multinasional.
dokumen konstitusional, yaitu Akte Pendirian, Anggaran Dasar dan Dalam bentuk holding company; fungsi perusahaan terutama
Anggaran Rumah Tangga, Pengesahan Akte oleh Menteri. mendorong proses penciptaan nilai pasar, mensubsidi defisiensi
b) Struktur sebagai revolusi manajerial manajemen di anak perusahaan, mengoordinasikan langkah-langkah
Struktur kerja dari suatu perusahaan disebut organisasi, yang untuk ke pasar internasional, mencari pendanaan eksternal yang
dibentuk dengan keputusan pemilik atau manajer. Sebagaimana lebih murah, melakukan investasi strategis serta untuk
struktur konstitusional di atas, struktur manajerial juga berkembang mengembangkan kemampuan manajemen puncak (Komoditas,
dari kepemilikan individual, tetapi dengan cara yang berbeda. Paling No.14, 26 Januari9 Peb. 2000). Hal yang diholdingkan biasanya
tidak ada lima tipe organisasi perusahaan, yaitu bentuk sederhana biro hukum, keuangan, pemasaran, sedangkan operasionalnya
(perusahaan perorangan), bentuk departementalisasi fungsi, tergantung perusahaan masing-masing.
holding company, multidivisional, dan global/multinational Perusahaan multinasional (Multinasional Corporate/MNC) adalah
corporate. sebuah perusahaan yang wilayah operasionalnya, meliputi sejumlah
Bentuk tersebut merupakan suatu evolusi dan memerlukan waktu, negara dan memiliki fasilitas-fasilitas produksi dan servis di luar
tidak mungkin dicapai dalam waktu singkat. Perusahaan perorangan negaranya sendiri (Winardi, 1989). MNC bisa dibedakan menjadi
dimiliki oleh orang perorangan yang menuntut kecakapan/ dua macam tipe (Hermawan Kartajaya, 2000), MNC tipe 1, yaitu
kepandaian sosok pemiliknya dalam segala hal, seperti melakukan strategi, taktik dan nilainya dibuat atau ditetapkan di kantor pusat
bisnis jarak jauh yang memerlukan servis dan koresponden yang (head office), kantor regional dan lokal tinggal menjalankan apa
baik. yang digariskan oleh kantor pusat, misalnya Ericsson. MNC tipe 2,
Perkembangan berikutnya perusahaan menerapkan spesialisasi yaitu nilai ditentukan di tingkat global lalu strategi di tingkat
berdasarkan fungsi sehingga muncul bagian akuntansi, sekretaris, regional dan taktik diputuskan secara lokal. Perpaduan antara nilai
dsb. Skala bisnisnya pun bertambah luas sehingga dibentuklah global, strategi kawasan dan taktik lokasi setempat disebut
perusahaan yang didepartementalisasi secara fungsi (functionally glorekalisasi, seperti MTV, Mc Donald’s, Carrefour.
departementalized). Pada saat yang sama manajemen harus Pengelola dokumen perusahaan bertanggung jawab atas dokumen
mengadakan koordinasi dan integrasi kegiatan yang berkembang suatu perusahaan, dari saat awal perusahaan, perkembangan, sampai
berdasarkan spesialisasi secara fungsi. keadaan yang mutakhir.
 ASIP4427/MODUL 1 1.39 1.40 Metodologi Penelitian dan Laporan Kearsipan 

c) Dokumen pribadi dan dokumen perusahaan kapan mengambil alih kompetitor, kapan memulai perang harga,
Perusahaan yang tumbuh berkembang melalui perusahaan keluarga kapan memperkenalkan lini produk baru.
seharusnya manajemennya dipisahkan dengan pemilik perusahaan, Keputusan taktis adalah rencana jangka pendek yang membantu
hal ini bisa ditempuh dengan dua cara, yaitu pertama, perusahaan merealisasi strategi jangka panjang. Contoh jenis keputusan ini,
menyewa manajemen untuk memperbesar perusahaan dengan antara lain menetapkan standar teknik umum bagi jaringan
membayar sewa atau memberi royalti. Pemilik menyerahkan semua komunikasi dan komputer, membangun sistem informasi untuk
kekuasaan manajemen untuk mencari untung perusahaan, hal ini perusahaan dan memperbaiki aliran data ataupun informasi,
dilakukan dengan cara adanya investasi, transisi demikian tercermin memutuskan karakteristik dan struktur jaringan, memutuskan tipe
dalam dokumen perusahaan. sistem, peralatan dan aplikasi, restrukturisasi dan perbaikan sistem
Kedua, menggaji manajer profesional, hal ini berdasar pemikiran yang ada, training dan diklat untuk semua tingkatan pegawai.
bahwa tingkat atas perusahaan memerlukan individu yang ahli, Keputusan operasional adalah keputusan jangka pendek, keputusan
cerdas, berpengetahuan, untuk itulah perlunya perusahaan berulang-ulang yang berhubungan dengan perencanaan koordinasi
mempunyai asisten ahli atau konsultan. monitoring dan kontrol kegiatan bisnis sehari-hari, contohnya
Apa pun jenis manajemen perusahaan hal yang pokok, yaitu adanya keputusan tentang jumlah unit yang akan diproduksi (hari ini, besok,
pemisahan antara dokumen/arsip pemilik perusahaan dan arsip minggu depan, siapa yang akan mengerjakan pekerjaan), keputusan
perusahaan. tentang uang kas yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
d) Dokumen top manajemen dan low manajemen sehari-hari perusahaan, keputusan bagaimana perusahaan memberi
Pada garis besarnya tingkatan manajemen perusahaan dapat reaksi terhadap kenaikan harga bahan. Tipe keputusan ini dapat
dibedakan menjadi manajemen atas, menengah, dan bawah. Pekerja dibuat lagi dalam jangka waktu pendek.
bawah biasanya melakukan pekerjaan yang berulang-ulang dan Masing-masing jenjang keputusan di atas menghasilkan jenis-jenis
dokumen yang dihasilkan pun bentuknya cenderung sudah dokumen keputusan manajemen yang berjenjang pula.
terstandar. Segala sesuatu yang penting dalam perusahaan Dalam penilaian dokumen perusahaan, dokumen yang dihasilkan
didiskusikan dan direncanakan di tingkat manajemen menengah dan oleh kegiatan dari manajemen tingkat atas (keputusan strategis),
atas. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dokumen tingkat maupun tingkat menengah (keputusan taktis) merupakan dokumen
menengah, atas merupakan dokumen penting perusahaan. Bauer yang lebih mempunyai kecenderungan tinggi bernilai guna
(Mayer, dan Ernest Greenwood, 1984) menyebut keputusan tingkat permanen daripada keputusan operasional.
menengah dengan sebutan “Taktik”, sedangkan keputusan tingkat e) Konteks dan hubungan eksternal
atas disebutnya sebagai “Kebijakan (policy)” yang memiliki Di luar struktur organisasi harus diperhatikan yang selalu
jangkauan yang paling luas, perspektif waktu yang paling lama, berhubungan dengan kegiatan perusahaan. Hal ini merupakan unsur
informasi dan kontemplasi yang terbanyak. penting dalam penilaian dokumen perusahaan. Pengetahuan tentang
Keputusan yang dibuat manajer pada dasarnya dapat dibedakan hal tersebut harus dimiliki pengelola dokumen perusahaan.
menjadi tiga, yaitu keputusan strategis (strategic decisions), Perusahaan bergerak di bidang apa pun selalu berinteraksi dengan
keputusan taktis (tactical decisions), dan keputusan operasional customer, Supplier, pejabat pemerintah yang berkaitan, competitor,
(operational decisions, Carol Cashmore and Richard Cyall, 1991). dan asosiasi profesi/dagang.
Keputusan strategis adalah keputusan yang mempengaruhi strategi Kegiatan yang berhubungan dengan pihak eksternal menghasilkan
dan arah bisnis masa akan datang, Keputusan ini hanya dibuat sekali bukti berupa dokumen perusahaan sebagai bukti kegiatan. Dalam
dan jarang bisa diulang. Contoh jenis keputusan ini, di antaranya kaitannya interaksi dengan customer terdapat policy bidang
 ASIP4427/MODUL 1 1.41 1.42 Metodologi Penelitian dan Laporan Kearsipan 

pemasaran, seperti layanan purna jual, kegiatan membangun berpengaruh terhadap perubahan strategi perusahaan pada gilirannya
loyalitas merek, dan lainnya. Dalam berhubungan dengan berpengaruh pada perubahan struktur organisasi perusahaan.
pemerintah terdapat kegiatan berkaitan dengan perizinan, Dalam organisasi perusahaan fungsi dapat dibedakan menjadi lima
perpajakan, dan lainnya. fungsi dasar yang dapat menggambarkan semua aktivitas bisnis yang
3) Detail diperlukan untuk memahami pekerjaan dokumen perusahaan (Archival
Konsep detail mungkin tidak akrab dengan pengelola dokumen/ Work), yaitu manajemen, desain, produksi, pemasaran, pemeliharaan.
arsiparis. Nilai informasional (Information value) berkaitan dengan Fungsi manajemen, meliputi perencanaan, pengorganisasian, penentuan
informasi tentang orang, tempat, benda (person, places, things). Things staf, pengarahan, koordinasi, pelaporan, dan penyusunan anggaran.
selanjutnya berperan penting dalam bisnis, apakah sebagai produk/mesin Fungsi desain mencakup konseptualisasi, penetapan, eksperimen,
produksi. Detail adalah sifat umum dari dokumen, tidak sinonim dengan pembuatan model, pengetesan, penyaringan, penyempurnaan, dan
nilai informasi. Makin banyak tingkat detail makin banyak pula tingkat penyajian. Fungsi Produksi terdiri atas pengubahan bentuk, segmentasi,
informasi yang termuat. Tingkat detail dalam dokumen perusahaan perakitan, pengerjaan,dan sisa produksi (wasting). Fungsi Pemasaran
tergantung kebutuhan akan fungsi/tujuan pokok. Misalnya, notulen rapat unsurnya adalah iklan, penetapan harga, kontrak, pengumpulan, dan
berisi tentang intisari dari rapat yang dianggap penting untuk pengantaran. Fungsi pemeliharaan (maintenance), meliputi pencatatan,
didokumentasikan, personal file harus memuat informasi tentang gaji, penomoran, pemeriksaan, penanganan (komplain, tuntutan, keluhan),
pendidikan, riwayat kerja, pensiun pegawai. perbaikan, perlindungan, pemberian hadiah, motivasi, dan hukuman.
Untuk menjawab pertanyaan sejauh mana tingkatan detail yang Sementara itu, yang menjadi objek dari fungsi bisnis, yaitu input (Modal,
diperlukan, pengelola dokumen harus mencari informasi tentang buruh, property, keahlian), pelaku (pemerintah, pasar, perusahaan),
kegunaan asli dan bagaimana kegunaan selanjutnya (kegunaan dokumen output (produksi pesanan, massal). Setiap fungsi dapat menggunakan
sesudah pencipta/pemilik dokumen tidak memerlukannya lagi). lebih dari satu objek sehingga dokumen yang dihasilkan pun menjadi
Jadi, suatu seri arsip akan mempunyai detail yang saling berbeda dengan khusus pula. Fungsi yang sama dengan objek yang berbeda akan
seri yang lain. Tingkat detail berkaitan erat dengan tingkat kegunaannya. menghasilkan dokumen yang pada dasarnya sama, namun akan berbeda
Contohnya, tipe detail yang diperlukan dalam membuat mobil (rencana menurut sifat dari objeknya. Misalnya, hasil kajian penelitian dan
lengkap, spesifikasi, peralatan yang layak, keahlian produksi), berbeda pengembangan, naskah komersial keduanya merupakan jenis dari desain.
dengan detail untuk mengetahui tampilan fisik (bentuk mobil), yang Mc Donalds menerapkan Produksi massal (mass production), ini berbeda
cukup dengan beberapa buah gambar saja. dengan restoran pada umumnya yang menggunakan prinsip produksi
Dokumen yang perlu detail yang tinggi secara khusus dihasilkan oleh berdasarkan atas pesanan (batch production).
produksi, sales, dan kegiatan yang menghubungkan antara manajer dan Dengan mengetahui fungsi perusahaan maka akan dengan mudah
yang dimanajemeni. Detail dokumen produk, proses transaksi dapat menetapkan suatu perusahaan dimotori oleh fungsi apa (desain, produksi
disimpan sebagai bukti hukum, sebagai referensi, pembanding, untuk atau marketing). Konsekuensinya fungsi inilah yang menjadi prioritas
mengantisipasi hal buruk yang mungkin terjadi. atau fungsi kunci (key functions) sehingga fokus dokumen penting
4) Fungsi organisasi terletak pada struktur yang melakukan fungsi tersebut.
Fungsi adalah alat dan langkah-langkah untuk mencapai tujuan
perusahaan (memperoleh profit dan kelangsungan/perkembangan hidup). Berdasarkan parameter (strategi, struktur, dan fungsi) yang dikenalkan
Fungsi merupakan aspek yang relatif konstan, tidak berubah-ubah, tersebut maka selanjutnya akan dapat digunakan untuk memahami jenis-jenis
sedangkan strategi, struktur merupakan aspek yang berubah-ubah sesuai dokumen perusahaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Pengambilan
dengan kondisi yang dihadapinya, misalnya strategi kompetitor akan unsur-unsur dalam parameter tentu saja harus disesuaikan dengan kondisi,
 ASIP4427/MODUL 1 1.43 1.44 Metodologi Penelitian dan Laporan Kearsipan 

besar kecilnya suatu perusahaan, sedangkan detail dari suatu dokumen akan Berikut Anda akan diberi gambaran tentang penelitian yang dapat
ditentukan oleh seberapa jauh dokumen tersebut diperlukan untuk kegunaan dilakukan di bidang kearsipan. Ruang lingkup penelitian kearsipan dapat
sebagai pendukung operasional perusahaan. dibedakan menjadi berbagai macam hal, yaitu sebagai berikut.

B. RUANG LINGKUP PENELITIAN KEARSIPAN 1. Berdasarkan Pendekatan Daur Hidup


Ruang lingkup, meliputi penciptaan, penggunaan, dan penyusutan.
Sesudah Anda mengerti tentang arsip, ruang lingkup, domain arsip maka
selanjutnya kita akan membahas tentang ruang lingkup penelitian kearsipan. a. Arsip aktif
Akan tetapi, sebelumnya akan kita lihat apa pengertian penelitian itu. Irawan Berkenaan ruang lingkup arsip aktif Anda dapat melihat dari tahap
(2004) mendefinisikan research atau penelitian adalah proses yang dilalui penciptaan, misal tentang korespondensi, Anda dapat meneliti tentang hal-hal
manusia untuk menemukan kebenaran. Proses itu mengandung beberapa berikut.
tahapan yang diurut secara logis. Tahapan ini disebut rantai penalaran, terdiri 1) Pengurusan surat.
atas perumusan masalah, kerangka teoretis, penentuan metodologi, analisis 2) Tata persuratan.
data, dan penarikan kesimpulan. Kelima hal itu harus terurut secara logis dan 3) Pengelolaan formulir (perancangan, pembuatan, pengendalian formulir).
dilaksanakan dengan urutan logis pula. 4) Manajemen laporan.
Jadi, penelitian kearsipan adalah proses yang dilalui manusia untuk 5) Filing system.
menemukan kebenaran dalam bidang kearsipan. Berkaitan dengan bidang
kearsipan tersebut Mona Lohanda (2001) mengatakan bahwa dipandang dari Contoh tema sistem pemberkasan arsip (filing system) di suatu
sudut profesionalisme kerja kearsipan merupakan profesi yang muncul pada organisasi, Anda dapat meneliti tentang: Pelaksanaan Sistem Pemberkasan
periode Perang Dunia II, kerja kearsipan sendiri dalam sejarahnya merupakan Arsip di Instansi A. Anda dapat mengkaji dari unsur, seperti sistem dan
suatu evolusi yang berawal dari perpustakaan akademis di lingkungan gereja prosedur, sarana dan prasarana, sumber daya manusia.
di Eropa pada abad pertengahan hingga di dunia komputer sekarang yang
dikembangkan secara komersial oleh perusahaan-perusahaan modern. b. Arsip inaktif
Sementara itu, tradisi recordkeeping juga bermula dari abad pertengahan di Berkenaan dengan pengelolaan arsip inaktif ruang lingkup yang dapat
Eropa yang diasosiasikan dengan lembaga-lembaga yang dibentuk oleh digunakan sebagai tema penulisan, antara lain berikut ini.
gereja dan negara. Jadi, penelitian kearsipan di sini bukan penelitian yang 1) Pengelolaan Arsip Inaktif Instansi Pemerintah.
memanfaatkan arsip statis sebagai sumber informasi, tetapi ilmu kearsipan 2) Pelaksanaan Deskripsi Arsip pada Pengolahan Arsip Inaktif.
sebagai ilmu terapan lebih melihat kepada aspek teknis tentang 3) Pengaruh Pelatihan Pengaturan/Pembenahan Arsip terhadap Kinerja
“recordkeeping”. Pengatur/Pembenah Arsip.
Penelitian kearsipan dapat dilakukan melalui survei, studi pustaka, studi 4) Penanganan Arsip Inaktif di Pusat Arsip Komersial.
kasus, studi eksperimen. Berdasarkan tingkat kedalaman penelitian maka 5) Kajian Gedung Arsip Inaktif (Records Center).
penelitian di bidang kearsipan dapat berupa penelitian eksploratif, penelitian 6) Pelayanan Arsip Inaktif.
deskriptif, penelitian eksplanatif. Berdasarkan paradigma penelitian maka 7) Comercial Records Center.
penelitian kearsipan dapat dibedakan menjadi penelitian kualitatif dan
kuantitatif. c. Program arsip vital
Arsip vital adalah arsip yang sangat penting berkaitan dengan
perlindungan aset, kelangsungan hidup suatu organisasi, misalnya arsip bukti
 ASIP4427/MODUL 1 1.45 1.46 Metodologi Penelitian dan Laporan Kearsipan 

kepemilikan. Jika Anda tertarik dengan penelitian arsip vital maka Anda f. Pemusnahan arsip
dapat meneliti tentang: Jika Anda tertarik tema pemusnahan arsip maka Anda dapat mengambil
1) Studi Pengelolaan Arsip Vital di Instansi X. pelaksanaan pemusnahan itu sendiri atau kegiatan sebelum pemusnahan
2) Pengelolaan Arsip Pertanahan di Instansi B. arsip, yaitu penilaian arsip.
3) Pengelolaan Arsip Rekam Medis di Rumah Sakit A. Contoh:
4) Pengelolaan Arsip Tentang Aset-aset Perusahaan. 1) Kajian Pelaksanaan Pemusnahan Arsip.
2) Pengaruh Pendidikan dan Latihan Pemusnahan Arsip terhadap
d. Jadwal retensi arsip (JRA) Kinerja Pelaksana Pemusnahan Arsip.
JRA adalah suatu daftar yang berisi sekurang-kurangnya jenis arsip, 3) Studi Penilaian Arsip dalam Usulan Pemusnahan Arsip Bermasa
masa simpan arsip, dan nasib akhir suatu arsip (permanen atau musnah) yang Simpan Sepuluh Tahun atau Lebih.
dipergunakan sebagai pedoman penyusutan arsip. Dari tema ini Anda dapat 4) Pelaksanaan Pemusnahan Arsip pada Perusahaan A.
membuat suatu penelitian, seperti berikut ini. 5) Pemusnahan Arsip dan Dampak Hukum (studi kasus Pemusnahan
1) Studi Pembuatan Jadwal Retensi Arsip di Departemen Kehutanan. Hasil Tes Ujian Tingkat Sekolah Dasar pada SD… di Bandung).
2) Studi Implementasi Jadwal Retensi sebagai Pedoman Penyusutan Arsip.
3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Penggunaan JRA dalam g. Arsip statis
Penyusutan Arsip. Arsip statis, yaitu arsip yang sudah tidak digunakan oleh instansi
4) Kajian Penilaian Arsip dalam Penyusunan Jadwal Retensi Arsip. penciptanya karena sudah tidak memiliki nilaiguna primer, namun masih
digunakan oleh pihak luar karena mempunyai nilaiguna sekunder.
e. Penyusutan arsip Nilaiguna arsip, yaitu nilai arsip yang didasarkan pada kegunaannya bagi
Pelaksanaan penyusutan arsip mencakup tiga hal, yaitu pemindahan, kepentingan pengguna arsip. Ditinjau dari kepentingan pengguna arsip,
penyerahan, dan pemusnahan arsip. Penyusutan arsip adalah kegiatan nilaiguna arsip dapat dibedakan menjadi nilaiguna primer dan nilaiguna
pengurangan arsip, dengan cara berikut ini. sekunder.
1) Memindahkan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan dalam Nilaiguna primer adalah nilaiguna didasarkan pada kegunaan arsip bagi
lingkungan lembaga-lembaga negara atau badan-badan pemerintahan kepentingan lembaga/instansi pencipta arsip. Nilaiguna Sekunder adalah nilai
masing-masing. arsip yang didasarkan pada kegunaan arsip bagi kepentingan lembaga/
2) Memusnahkan arsip yang tidak mempunyai nilaiguna. instansi lain dan/atau kepentingan umum di luar lembaga/instansi pencipta
3) Menyerahkan arsip statis oleh unit kearsipan ke lembaga pengelola arsip arsip dan kegunaannya sebagai bahan bukti dan bahan pertanggungjawaban
statis yaitu Lembaga Kearsipan (Arsip Nasional RI, Lembaga Kearsipan nasional.
Provinsi, Lembaga Kearsipan Kabupaten/Kota). Pengertian arsip statis mencakup tiga hal berikut ini.
Dengan demikian, ruang lingkup penelitian tentang penyusutan arsip 1) Pengelolaan arsipnya, mulai dari akuisisi, penilaian, deskripsi,
dapat mencakup tiga hal tersebut. Berdasarkan media maka akan pengaturan arsip, pembuatan inventaris arsip, layanan arsip termasuk
menghasilkan ruang lingkup menarik dengan judul: akses, pembatasan akses, keterbukaan arsip.
a) Penyusutan arsip elektronik. 2) Gedung atau bangunan berkaitan dengan persyaratan atau ketentuan
b) Penyusutan arsip film. gedung arsip statis, perlengkapan arsip statis, seperti rak arsip, boks arsip
Jika berdasarkan atas Lokus penelitian maka dapat menjadi: 3) Organisasi arsip statis berkenaan dengan bentuk organisasi tingkat pusat,
a) Penyusutan arsip Perbankan provinsi, kabupaten, kota, nomenklatur organisasi, kewenangan
b) Penyusutan arsip Pertambangan.
 ASIP4427/MODUL 1 1.47 1.48 Metodologi Penelitian dan Laporan Kearsipan 

organisasi, dasar hukum yang memberikan kewenangan organisasi arsip a) Arsip tekstual: Pelestarian arsip kertas, seperti fumigasi,
statis pengasaman, laminasi.
b) Arsip audiovisual
Adapun hal-hal yang perlu dikaji dalam pengelolaan arsip adalah (1) Visual: Moving image, still image. Misalnya, Pengelolaan Arsip
penataan arsip, penggunaan, penyimpanan, pemeliharaan dan perlindungan, Film.
serta reproduksi. Hal tersebut selaras dengan yang dikemukakan oleh Ann (2) Audio: cassette, real tape. Misalnya, Pengelolaan arsip rekam
Pederson (dalam Elish, 1993) yang mengemukakan beberapa kemampuan suara.
dasar yang diperlukan dalam pengelolaan/manajemen arsip statis, yaitu c) Arsip kartografik dan kearsitekturan. Misalnya, pengelolaan arsip
sebagai berikut. kartografik.
1) Akuisisi dan penilaian arsip (acquisition and appraisal). d) Arsip elektronik: berbasis komputer. Misalnya, Pengelolaan arsip
2) Pengaturan dan deskripsi arsip (arrangement and description). elektronik.
3) Pembuatan sarana penemuan arsip (finding aids).
4) Akses dan referensi (acsess and reference). Dengan demikian, dari bidang manajemen arsip statis dapat dilakukan
5) Pelestarian arsip (conservation). kajian maupun penelitian dengan tema sebagai berikut.
6) Publikasi arsip dan pendidikan pengguna arsip (user education and 1) Pengelolaan arsip Film.
publications). 2) Pengelolaan arsip photo.
7) Pameran arsip. 3) Pengelolaan arsip kartografi.
4) Efektivitas layanan arsip.
Dari pengertian tersebut di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa 5) Pengelolaan arsip kertas.
objek kajian arsip statis berkenaan dengan: 6) Pelestarian arsip kertas.
1) Pengelolaan arsipnya 7) Publikasi arsip.
a) Akuisisi arsip. 8) Pengelolaan arsip rekam suara.
b) Penilaian arsip. 9) Akses terhadap arsip statis.
c) Deskripsi. 10) Kajian tentang Gedung Arsip Statis.
d) Pengaturan arsip, pembuatan inventaris arsip. 11) Pelayanan penggunaan Arsip statis.
e) Layanan arsip termasuk akses, pembatasan akses, dan keterbukaan
arsip. h. Arsip perusahaan/bisnis
2) Gedung atau bangunan berkaitan dengan: 1) Pengelolaan Arsip Vital Perusahaan di PT Bukit Asam, Palembang.
a) Persyaratan atau ketentuan gedung arsip statis. 2) Studi Pengelolaan Arsip Nasabah di PT Bank Mandiri.
b) Perlengkapan arsip statis, seperti rak arsip dan boks arsip. 3) Studi Penyusunan Skema Klasifikasi Arsip Perbankan (Studi Kasus
3) Organisasi arsip statis berkenaan dengan bentuk organisasi tingkat pusat, Penyusunan Skema Klasifikasi Arsip BPD Kalimantan Barat).
provinsi, kabupaten kota, nomenklatur organisasi, kewenangan
organisasi, dasar hukum yang memberikan kewenangan organisasi arsip i. Lain-lain
statis. Dari kegiatan organisasi ini pula muncul objek kajian, seperti Arsip rumah sakit, arsip bidang pendidikan
pelayanan arsip statis, akses arsip statis, dan kinerja pelayanan. 1) Studi Pengelolaan Arsip Rekam Medis di Rumah Sakit Fatmawati.
4) Berdasarkan bentuk media arsip maka objek kajian dalam arsip statis, 2) Studi Pengelolaan Arsip Mahasiswa di Universitas Gadjah Mada
meliputi berikut ini. Yogyakarta.
 ASIP4427/MODUL 1 1.49 1.50 Metodologi Penelitian dan Laporan Kearsipan 

3) Pengelolaan Arsip di Pusat Studi Kebudayaan UGM. 3. Berdasarkan Pencipta


4) Pengelolaan Arsip di Lembaga Penelitian CSIS. a. Arsip Pemerintah (eksekutif)
1) Pengelolaan Arsip Inaktif di Departemen Hukum dan Hak Azasi
Sementara itu, dari segi fungsi yang ada pada organisasi pencipta (seperti Manusia.
pengelolaan personalia, pengelolaan keuangan, akuntansi, hukum, 2) Pengelolaan Arsip Aktif di Departemen Perhubungan.
pengelolaan perlengkapan, hubungan masyarakat, promosi, produksi, 3) Pengelolaan Arsip Inaktif di Pemerintah Kota Tangerang.
marketing, penelitian dan pengembangan, auditing, hubungan dengan klien) 4) Pengelolaan Arsip Aktif di Departemen Pertanian.
maka kita dapat menemukan lingkup penelitian, seperti berikut ini. 5) Studi Atas Penyusunan Jadwal Retensi Arsip Pemerintah Kota
a. Pengelolaan Arsip Perseorangan (personal file) di bagian kepegawaian (Kasus Pemerintah Kota Padang).
instansi B. b. Arsip Legislatif: MPR, DPR, DPD
b. Pengelolaan Arsip Keuangan (financial records). 1) Pengelolaan Arsip Inaktif di Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan
c. Pengelolaan Arsip Akuntansi (accounting records). Rakyat.
d. Pengelolaan Arsip Hukum. 2) Pengelolaan Arsip Persidangan di Dewan Perwakilan Rakyat
e. Pengelolaan Arsip Pengadaan Barang. Daerah Provinsi Kalimantan Timur.
f. Pengelolaan Arsip Public Relation. 3) Pengelolaan Arsip Perseorangan Anggota Dewan (Studi Pada
g. Pengelolaan Arsip Penelitian dan Pengembangan. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Periode 19992004).
h. Pengelolaan Arsip Klien, misalnya Pengelolaan Arsip Nasabah Bank, c. Arsip Yudikatif
Pengelolaan arsip Rekam Medis. 1) Pengelolaan Arsip Berkas Perkara Tindak Pidana Korupsi di
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
2. Berdasarkan Media Arsip 2) Pengelolaan Arsip Inaktif di Mahkamah Agung.
Media arsip dibedakan menjadi arsip berbasis kertas, pandang-dengar,
gambar bergerak, dan arsip elektronik. Adapun hal yang dapat kita teliti
LAT IH A N
sebagai berikut.
a. Pengelolaan Arsip Gambar Teknik dan Arsitektur.
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
b. Pengelolaan Arsip Foto di Arsip Nasional Republik Indonesia.
c. Pengelolaan Arsip Film di Arsip Nasional Republik Indonesia. kerjakanlah latihan berikut!
d. Pengelolaan Arsip Mikrofilm di Arsip Nasional Republik Indonesia. 1) Jelaskan ruang lingkup penyusutan arsip pemerintah!
e. Pengelolaan Arsip Rekam Suara di Arsip Nasional Republik Indonesia. 2) Jelaskan mengapa Corporate records harus dikelola? Masuk kategori
f. Pengelolaan Arsip Kartografi di Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan apakah jenis arsip tersebut?
Nasional (BAKOSURTANAL).
g. Pelaksanaan Alih Media Arsip di Departemen Luar Negeri. Petunjuk Jawaban Latihan
h. Pengelolaan Arsip Elektronik.
i. Digitalisasi Arsip di Arsip Nasional Republik Indonesia. 1) Penyusutan arsip mencakup tiga hal, seperti pemindahan, penyerahan,
pemusnahan arsip.
Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan arsip dengan cara berikut
ini.
 ASIP4427/MODUL 1 1.51 1.52 Metodologi Penelitian dan Laporan Kearsipan 

a) Memindahkan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan bagi tercapainya tujuan organisasi, seperti keuangan, perlengkapan,
dalam lingkungan lembaga-lembaga negara atau badan-badan humas, hukum, personalia.
pemerintahan masing-masing. Research atau penelitian adalah proses yang dilalui manusia untuk
menemukan kebenaran. Proses itu mengandung beberapa tahapan yang
b) Memusnahkan arsip yang tidak mempunyai nilaiguna.
diurut secara logis. Tahapan ini disebut rantai penalaran, terdiri atas
c) Menyerahkan arsip statis oleh unit kearsipan ke lembaga arsip statis. perumusan masalah, kerangka teoretis, penentuan metodologi, analisis
Jadi, ruang lingkup penelitian penyusutan arsip akan mencakup tiga hal data, dan penarikan kesimpulan. Kelima hal itu harus terurut secara logis
berikut ini. dan dilaksanakan dengan urutan logis pula.
a) Bagaimana prosedur pemindahan arsip dari unit pengolah atau unit Jadi, penelitian kearsipan adalah proses yang dilalui manusia untuk
kerja ke Unit Kearsipan. menemukan kebenaran dalam bidang kearsipan. Berkaitan dengan
b) Bagaimana prosedur pemusnahan arsip. bidang kearsipan tersebut Mona Lohanda mengatakan bahwa
“Dipandang dari sudut profesionalisme kerja kearsipan merupakan
c) Bagaimana prosedur Pemusnahan arsip.
profesi yang muncul pada periode Perang Dunia II, kerja kearsipan
2. Dokumen korporasi/badan usaha (Corporate records) harus dikelola/ sendiri dalam sejarahnya merupakan suatu evolusi yang berawal dari
disimpan untuk kelangsungan hidup perusahaan dan pewaris yang perpustakaan akademis di lingkungan gereja di Eropa pada abad
mewarisi hak dan kewajibannya. Dokumen ini merupakan bukti legal pertengahan hingga di dunia komputer sekarang, sementara itu tradisi
keberadaan perusahaan (akte pendirian, anggaran dasar dan anggaran record keeping juga bermula dari abad pertengahan di Eropa yang
rumah tangga), izin waralaba (franchise), hak patent, akte-akte/deeds, diasosiasikan dengan lembaga-lembaga yang dibentuk oleh gereja dan
perjanjian-perjanjian, risalah RUPS, daftar pemegang saham). Corporate negara”.
recods masuk kategori arsip vital. Ruang lingkup penelitian kearsipan mencakup unsur-unsur yang
terdapat dalam daur hidup arsip, media arsip yaitu format arsip atau
sarana perekam informasi (seperti kertas, audiovisual, peta, arsip
R A NG KU M AN elektronik), dan ruang lingkup yang terdapat dalam arsip statis.

Berdasarkan penciptanya arsip dibedakan menjadi berikut ini. TES F OR M AT IF 2


1. Arsip badan pemerintah dan lembaga negara. Arsip ini merupakan
arsip yang dihasilkan oleh lembaga pemerintahan baik pemerintah
Pilihlah:
pusat maupun daerah baik legislatif, eksekutif maupun yudikatif.
A. Jika (1) dan (2) benar.
2. Arsip swasta dan perseorangan adalah arsip yang dihasilkan oleh
B. Jika (1) dan (3) benar.
organisasi swasta, dan perseorangan.
C. Jika (2) dan (3) benar.
3. Arsip partai politik, arsip yayasan, Lembaga Swadaya Masyarakat
D. Jika (1), (2), dan (3) benar.
(LSM).
4. Arsip Perusahaan adalah arsip yang dihasilkan perusahaan, baik
1) Konsep manajemen risiko (dalam konteks manajemen dokumen) sangat
swasta maupun Arsip Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ataupun
erat dengan ....
Badan usaha Milik Daerah (BUMD).
(1) program dokumen/arsip vital
(2) penciptaan arsip
Arsip yang dihasilkan suatu organisasi merupakan bukti
(3) arsip statis
pelaksanaan fungsi organisasi. Fungsi substantif akan menghasilkan
arsip substantif dengan ciri arsip merupakan ciri khas dari lembaga
penciptaannya, sedangkan fungsi fasilitatif adalah fungsi pendukung
 ASIP4427/MODUL 1 1.53 1.54 Metodologi Penelitian dan Laporan Kearsipan 

2) Berdasarkan penciptanya arsip dibedakan menjadi arsip, kecuali .... 8) Di bawah ini adalah fokus yang dapat anda gunakan untuk meneliti
(1) badan pemerintah dan lembaga negara tentang pemusnahan arsip ....
(2) swasta dan perorangan (1) pengaruh pendidikan dan latihan pemusnahan arsip terhadap kinerja
(3) arsip statis pelaksana pemusnahan arsip
(2) studi penilaian arsip tentang penilaian usulan pemusnahan arsip
3) Berikut ini yang merupakan Dokumen korporasi/badan usaha (Corporate bermasa simpan sepuluh tahun atau lebih
records) yang harus dikelola/disimpan untuk kelangsungan hidup (3) studi tentang pelaksanaan pemusnahan arsip pada perusahaan A
perusahaan dan pewaris yang mewarisi hak dan kewajibannya, yaitu ....
(1) bukti legal keberadaan perusahaan (akte pendirian, anggaran Dasar 9) Berdasarkan media Arsip tema yang dapat diteliti, antara lain ....
dan anggaran Rumah Tangga) (1) kajian tentang gedung records center di perusahaan Records Center
(2) formulir-formulir Komersial
(3) waralaba (franchise), hak patent, akte-akte (deeds) (2) pengelolaan arsip gambar teknik dan arsitektur pada PT
Pembangunan Perumahan
4) Berkenaan dengan penelitian pada ruang lingkup arsip aktif Anda dapat (3) pengelolaan arsip foto di Arsip Nasional Republik Indonesia
meneliti dengan fokus penelitian sebagai berikut ....
(1) prosedur pemusnahan arsip di instansi XYZ 10) Berikut termasuk tema penelitian tentang arsip vital, kecuali
(2) pengurusan surat pada instansi X pengelolaan arsip ....
(3) pemberkasan arsip (filing system) pada organisasi A (1) rekam medis di rumah sakit
(2) pengelolaan arsip personal file di kepegawaian
5) Berkenaan dengan pengelolaan arsip inaktif ruang lingkup yang dapat (3) pengelolaan arsip tentang aset perusahaan
digunakan sebagai fokus penelitian, yaitu ....
(1) pengelolaan arsip inaktif instansi pemerintah ABC Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang
(2) pengaruh pelatihan pengaturan/pembenahan arsip terhadap kinerja terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
pengatur/pembenah arsip Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
(3) penanganan arsip inaktif di pusat arsip komersial Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

6) Dari tema tentang jadwal retensi arsip Anda bisa membuat suatu
penelitian seperti berikut .... Jumlah Jawaban yang Benar
Tingkat penguasaan =  100%
(1) studi tentang pembuatan jadwal retensi arsip di instansi A Jumlah Soal
(2) studi tentang implementasi jadwal retensi sebagai pedoman
penyusutan arsip di departemen B
(3) studi tentang kinerja pelayanan arsip statis di arsip nasional RI Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
7) Penyusutan Arsip akan menghasilkan fokus penelitian sebagai berikut .... 70 - 79% = cukup
(1) studi tentang pelaksanaan penyusutan arsip di kantor KPK < 70% = kurang
(2) kajian tentang implementasi standar operasional dan prosedur
kearsipan di PT Bukit ASAM Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
(3) pengaruh pemusnahan arsip terhadap kinerja pelayanan arsip inaktif meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.
 ASIP4427/MODUL 1 1.55 1.56 Metodologi Penelitian dan Laporan Kearsipan 

Kunci Jawaban Tes Formatif Glosarium

Tes Formatif 1 Tes Formatif 2 Arsip : a. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima
1) D 1) A oleh lembaga-lembaga negara dan badan-
2) A 2) A badan pemerintahan dalam bentuk corak
3) B 3) B apa pun baik dalam keadaan tunggal
4) C 4) C maupun berkelompok, dalam rangka
pelaksanaan kegiatan pemerintahan.
5) A 5) D
b. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima
6) A 6) A
oleh Badan-badan swasta dan/atau
7) C 7) B perorangan dalam bentuk corak apa pun
8) B 8) D baik dalam keadaan tunggal maupun
9) A 9) C berkelompok, dalam rangka pelaksanaan
10) D 10) D kehidupan kebangsaan.
Arsip (Archives) : a. Arsip merupakan kumpulan naskah atau
dokumen yang disimpan.
b. Arsip bisa merupakan gedung (ruang)
penyimpanan kumpulan naskah atau
dokumen.
c. Arsip juga bisa dikatakan suatu organisasi
atau lembaga yang mengelola dan
menyimpan kumpulan naskah atau
dokumen.
Arsiparis : pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas,
tanggung jawab, wewenang, dan hak secara
penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melaksanakan kegiatan kearsipan. Kegiatan
Kearsipan adalah Proses kegiatan yang
berkesinambungan dalam pengelolaan arsip
melalui berbagai bentuk media rekam dimulai
dari proses penciptaan, pengolahan informasi
dan penggunaan, pengaturan, penyimpanan,
pelayanan, publikasi, pemeliharaan, dan
penyusutan sampai dengan proses
pelestariannya dan kegiatan pembinaannya.
Arsiparis Ahli : arsiparis profesional yang pelaksanaan tugas
dan fungsinya mensyaratkan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi kearsipan.
 ASIP4427/MODUL 1 1.57 1.58 Metodologi Penelitian dan Laporan Kearsipan 

Arsiparis Terampil : arsiparis dengan kualifikasi teknisi atau Model Aktivitas dan : pendekatan untuk memahami manajemen
penunjang profesional yang pelaksanaan tugas Entitas (Activity and kearsipan yang dikenalkan oleh University of
dan fungsinya mensyaratkan penguasaan Entity Models) Columbia Master of Archival Studies Research
pengetahuan teknis kearsipan. Team dan U.S Departement of Defense
Business Archives : arsip yang tidak digunakan untuk keperluan Records Management Task Force. Dalam
rutin administrasi perusahaan, tetapi yang pengelolaan arsip hal yang harus diperhatikan
dianggap mempunyai nilai permanen baik adalah dokumen yang dihasilkan, informasi
yang berasal dari administrasi, hukum, fiskal, tentang pencipta dokumen (records creator)
operasional atau historis. Misalnya, arsip yang dan dokumennya (its records), pengetahuan/
menunjukkan penemuan, Pengembangan ilmu kearsipan (archival science), peraturan
praktik dan kebijakan perusahaan, informasi perundangan (juridical system), tugas dan
yang terkait dengan organisasi dan industri fungsi organisasi (creator’s mandate and
yang tidak terdapat di tempat lain, arsip yang functions), standar nasional dan internasional
menunjukkan perubahan arah dan bisnis (national and international standards), tempat
perusahaan. penyimpanan, software dan hardware, sumber
Business Records : rekod/arsip dinamis yang tercipta dari kegiatan daya manusia.
bisnis/usaha perusahaan baik perusahaan Original Order : urutan atau tertib penyimpanan arsip ketika
perorangan, Firma maupun perseroan yang masa aktifnya, yaitu tertib akumulasi arsip
terdiri atas rekod korporat (corporate ketika diciptakan, di kelola, digunakan.
records), arsip akuntansi (accounting Penelitian Kearsipan : penelitian kearsipan di sini bukan penelitian
records), arsip hukum (legal records), yang memanfaatkan arsip statis sebagai
pemasaran (marketing records), personalia sumber informasi, tetapi penelitian ilmu
(personalia records), produksi (manufacturing kearsipan sebagai ilmu terapan lebih melihat
records), hubungan masyarakat (public kepada aspek teknis tentang “Recordkeeping”
relations records). (pengelolaan arsip).
Dokumen Perusahaan : data, catatan, dan/atau keterangan yang dibuat Penyusutan arsip : kegiatan pengurangan arsip dengan cara:
dan/atau diterima oleh perusahaan dalam a. memindahkan arsip inaktif dari unit
rangka pelaksanaan kegiatannya, baik tertulis pengolah ke unit kearsipan dalam
di atas kertas atau sarana lain maupun lingkungan lembaga-lembaga negara atau
terekam dalam bentuk corak apa pun yang badan-badan pemerintahan masing-
dapat dilihat, dibaca atau didengar. masing;
Jadwal Retensi Arsip : suatu daftar yang berisi sekurang-kurangnya b. memusnahkan arsip yang tidak
(JRA) jenis arsip, masa simpan arsip , dan nasib akhir mempunyai nilai guna;
suatu arsip (permanen atau musnah) yang c. menyerahkan arsip statis oleh unit
dipergunakan sebagai pedoman penyusutan kearsipan ke lembaga pengelola arsip
arsip statis, yaitu Lembaga Kearsipan (Arsip
Life cycle : pendekatan dalam memahami arsip. Arsip nasional RI, Lembaga Kearsipan Provinsi,
dipandang mempunyai tahap-tahap kehidupan, Lembaga Kearsipan Kabupaten/Kota).
terdiri atas penciptaan, distribusi, penggunaan,
pengelolaan, penyusutan.
 ASIP4427/MODUL 1 1.59

Prinsip aturan Asli : menghendaki bahwa pengaturan asli arsip


(Original Order) harus dipertahankan. Arsip boleh
direkonstruksi, kecuali jika sesudah diadakan
pemeriksaan yang cermat ternyata
penumpukan arsip secara sembarangan
sehingga arsip tidak dapat ditemukan.
Provenance : badan, lembaga, kantor atau perseorangan asal
arsip, yaitu entitas yang menciptakan,
menerima atau mengakumulasi dan meng-
gunakan arsip dalam rangka pelaksanaan
kegiatannya atau kehidupan pribadinya.
Prinsip provenance : prinsip yang menghendaki khasanah arsip
suatu badan atau orang tidak boleh dicampur
ataupun dikombinasikan dengan arsip dari
badan atau orang lain, dengan kata lain arsip
disimpan dan didokumentasikan sesuai dengan
konteks organisasi dan atau fungsinya.
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

-2-
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 43 TAHUN 2009 d. bahwa ketentuan dan pengaturan yang berkaitan


TENTANG dengan penyelenggaraan kearsipan masih bersifat parsial
dan tersebar dalam berbagai peraturan perundang-ndangan
KEARSIPAN
sehingga perlu diatur secara komprehensif dalam suatu
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA undang-undang tersendiri;
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, e. bahwa penyelenggaraan kearsipan nasional saat ini pada
dasarnya belum bersifat terpadu, sistemik, dan
komprehensif yang semuanya tidak terlepas dari
Menimbang : a. bahwa dalam rangka mempertahankan Negara Kesatuan pemahaman dan pemaknaan umum terhadap arsip yang
Republik Indonesia dan mencapai citacita nasional masih terbatas dan sempit oleh berbagai kalangan,
sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang termasuk di kalangan penyelenggara negara;
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, arsip
f. bahwa Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang
sebagai identitas dan jati diri bangsa, serta sebagai
Ketentuan-Ketentuan Pokok Kearsipan perlu disesuaikan
memori, acuan, dan bahan pertanggungjawaban dalam
dengan perkembangan dan kebutuhan kehidupan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang dipengaruhi oleh
harus dikelola dan diselamatkan oleh negara;
perkembangan tantangan nasional dan global serta
b. bahwa untuk menjamin ketersediaan arsip yang autentik perkembangan teknologi informasi dan komunikasi;
dan terpercaya, menjamin pelindungan kepentingan negara
g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dan hak-hak keperdataan rakyat, serta mendinamiskan
dalam huruf a sampai dengan huruf f perlu membentuk
sistem kearsipan, diperlukan penyelenggaraan kearsipan
Undang-Undang Republik Indonesia tentang Kearsipan;
yang sesuai dengan prinsip, kaidah, dan standar kearsipan
sebagaimana dibutuhkan oleh suatu sistem M e n g i n g a t : P a s a l 5 a y a t ( 1 ) , P a s a l 2 0 , d a n P a s a l 2 8 F Undang-
penyelenggaraan kearsipan nasional yang andal; Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

c. bahwa dalam menghadapi tantangan globalisasi dan Dengan Persetujuan Bersama


mendukung terwujudnya penyelenggaraan negara dan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
khususnya pemerintahan yang baik dan bersih, serta
dan
peningkatan kualitas pelayanan publik, penyelenggaraan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
kearsipan di lembaga negara, pemerintahan daerah,
lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik,
MEMUTUSKAN:
organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan harus
dilakukan dalam suatu sistem penyelenggaraan kearsipan
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG KEARSIPAN.
nasional yang komprehensif dan terpadu;

BAB I ...
d. bahwa …

www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

-3- -4-

8. Arsip terjaga adalah arsip negara yang berkaitan dengan


BAB I
keberadaan dan kelangsungan hidup bangsa dan negara
KETENTUAN UMUM
yang harus dijaga keutuhan, keamanan, dan
Pasal 1 keselamatannya.

9. Arsip umum adalah arsip yang tidak termasuk dalam


Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
kategori arsip terjaga.
1. Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan dengan arsip.
1O. Arsiparis adalah seseorang yang memiliki kompetensi di
2. Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bidang kearsipan yang diperoleh melalui pendidikan formal
bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi dan/atau pendidikan dan pelatihan kearsipan serta
informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima mempunyai fungsi, tugas, dan tanggung jawab
oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga melaksanakan kegiatan kearsipan.
pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi
11. Akses arsip adalah ketersediaan arsip sebagai hasil dari
kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan
kewenangan hukum dan otorisasi legal serta keberadaan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
sarana bantu untuk mempermudah penemuan dan
3. Arsip dinamis adalah arsip yang digunakan secara pemanfaatan arsip.
langsung dalam kegiatan pencipta arsip dan disimpan
12. Lembaga kearsipan adalah lembaga yang memiliki
selamajangka waktu tertentu.
fungsi, tugas, dan tanggung jawab di bidang pengelolaan
4. Arsip vital adalah arsip yang keberadaannya merupakan arsip statis dan pembinaan kearsipan.
persyaratan dasar bagi kelangsungan operasional
13. Lembaga negara adalah lembaga yang menjalankan
pencipta arsip, tidak dapat diperbarui, dan tidak
cabang-cabang kekuasaan negara meliputi eksekutif,
tergantikan apabila rusak atau hilang.
legislatif, yudikatif, dan lembaga lain yang fungsi dan tugas
5. Arsip aktif adalah arsipyang frekuensi penggunaannya pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara sesuai
tinggi dan/atau terus menerus. dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
6. Arsip inaktif adalah arsipyang frekuensi penggunaannya 14. Arsip Nasional Republik Indonesia selanjutnya disebut
telah menurun. ANRI adalah lembaga kearsipan berbentuk lembaga
7. Arsip statis adalah arsip yang dihasilkan oleh pencipta arsip pemerintah nonkementerian yang melaksanakan tugas
karena memiliki nilai guna kesejarahan, telah habis negara di bidang kearsipan yang berkedudukan di ibukota
retensinya, dan berketerangan dipermanenkan yang telah negara.
diverifikasi baik secara langsung maupun tidak langsung
oleh Arsip Nasional Republik Indonesia dan/atau lembaga
kearsipan.

8. Arsip ... 15. Arsip ...

www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

-5- -6-

15. Arsip daerah provinsi adalah lembaga kearsipan berbentuk 22. Jadwal retensi arsip yang selanjutnya disingkat JRA dalah
satuan kerja perangkat daerah yang melaksanakan tugas daftar yang berisi sekurang-kurangnya jangka waktu
pemerintahan di bidang kearsipan pemerintahan daerah penyimpanan atau retensi, jenis arsip, dan keterangan
provinsi yang berkedudukan di ibukota provinsi. yang berisi rekomendasi tentang penetapan suatu jenis
arsip dimusnahkan, dinilai kembali, atau
16. Arsip daerah kabupaten/kota adalah lembaga kearsipan
berbentuk satuan kerja perangkat daerah yang dipermanenkan yang dipergunakan sebagai pedoman

melaksanakan tugas pemerintahan di bidang kearsipan penyusutan dan penyelamatan arsip.

pemerintahan daerah kabupaten/kota yang berkedudukan 23. Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah
di ibukota kabupaten/ kota. arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari unit
pengolah ke unit kearsipan, pemusnahan arsip yang tidak
17. Arsip perguruan tinggi adalah lembaga kearsipan
memiliki nilai guna, dan penyerahan arsip statis kepada
berbentuk satuan organisasi perguruan tinggi, baik
lembaga kearsipan.
negeri maupun swasta yang melaksanakan fungsi dan
tugas penyelenggaraan kearsipan di lingkungan perguruan 24. Penyelenggaraan kearsipan adalah keseluruhan kegiatan
tinggi. meliputi kebijakan, pembinaan kearsipan, dan

18. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang melakukan pengelolaan arsip dalam suatu sistem kearsipan nasional
yang didukung oleh sumber daya manusia, prasarana dan
kegiatan dengan tujuan memperoleh keuntungan atau
laba yang berbentuk badan hukum yang didirikan sarana, serta sumber daya lainnya.

dan/atau berkedudukan dalam wilayah Negara 25. Pengelolaan arsip dinamis adalah proses pengendalian arsip
Kesatuan Republik Indonesia. dinamis secara efisien, efektif, dan sistematis meliputi
penciptaan, penggunaan dan pemeliharaan, serta
19. Pencipta arsip adalah pihak yang mempunyai kemandirian
penyusutan arsip.
dan otoritas dalam pelaksanaan fungsi, tugas, dan
tanggung jawab di bidang pengelolaan arsip dinamis. 26. Pengelolaan arsip statis adalah proses pengendalian
arsip statis secara efisien, efektif, dan sistematis meliputi
20. Unit pengolah adalah satuan kerja pada pencipta arsip yang
akuisisi, pengolahan, preservasi, pemanfaatan,
mempunyai tugas dan tanggung jawab mengolah semua
pendayagunaan, dan pelayanan publik dalam suatu sistem
arsip yang berkaitan dengan kegiatan penciptaan arsip di
kearsipan nasional.
lingkungannya.
27. Akuisisi arsip statis adalah proses penambahan khasanah
21. Unit kearsipan adalah satuan kerja pada pencipta arsip yang
arsip statis pada lembaga kearsipan yang dilaksanakan
mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam
melalui kegiatan penyerahan arsip statis dan hak
penyelenggaraan kearsipan.
pengelolaannya dari pencipta arsip kepada lembaga
kearsipan.

22. Jadwal ... 28. Sistem ...


www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

-7- -8-
Pasal 3 ...

28. Sistem kearsipan nasionalyang selanjutnya disingkat SKN Pasal 3


adalah suatu sistem yang membentuk pola hubungan
Penyelenggaraan kearsipan bertujuan untuk:
berkelanjutan antarberbagai komponen yang memiliki
a. menjamin terciptanya arsip dari kegiatan yang dilakukan
fungsi dan tugas tertentu, interaksi antarpelaku serta
oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga
unsur lain yang saling mempengaruhi dalam
pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi
penyelenggaraan kearsipan secara nasional.
kemasyarakatan, dan perseorangan, serta ANRI sebagai
29. Sistem informasi kearsipan nasional yang
penyelenggara kearsipan nasional;
selanjutnya disingkat SIKN adalah sistem informasi
b. menjamin ketersediaan arsip yang autentik dan terpercaya
arsip secara nasional yang dikelola oleh ANRI yang
sebagai alat bukti yang sah;
menggunakan sarana jaringan informasi kearsipan
nasional. c. menjamin terwujudnya pengelolaan arsip yang andal dan
pemanfaatan arsip sesuai dengan ketentuan peraturan
30. Jaringan informasi kearsipan nasional yang selanjutnya
perundang-undangan;
disingkat JIKN adalah sistem jaringan informasi dan
sarana pelayanan arsip secara nasional yang dikelola oleh d. menjamin pelindungan kepentingan negara dan hak-hak
ANRI. keperdataan rakyat melalui pengelolaan dan pemanfaatan
arsip yang autentik dan terpercaya;
31. Daftar pencarian arsip yang selanjutnya disingkat DPA
adalah daftar berisi arsip yang memiliki nilai guna e. mendinamiskanpenyelenggaraan kearsipan nasional
kesejarahan baik yang telah diverifikasi secara sebagai suatu sistem yang komprehensif dan
langsung maupun tidak langsung oleh lembaga terpadu;
kearsipan dan dicari oleh lembaga kearsipan serta f. menjamin keselamatan dan keamanan arsip sebagai
diumumkan kepada publik. bukti pertanggungjawaban dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;

g. menjamin keselamatan aset nasional dalam bidang


BAB II
ekonomi, sosial, politik, budaya, pertahanan, serta
MAKSUD, TUJUAN, ASAS, DAN
RUANG LINGKUP keamanan sebagai identitas dan jati diri bangsa; dan

h. meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam


Bagian Kesatu
pengelolaan dan pemanfaatan arsip yang autentik
Maksud dan Tujuan
dan terpercaya.
Pasal 2 Bagian Kedu
Undang-Undang ini dimaksudkan untuk memberikan Asas
kepastian hukum dalam penyelenggaraan kearsipan nasional.
Pasal 4

Penyelenggaraan kearsipan dilaksanakan berasaskan:

www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

-9- - 10 -

a. kepastian ... a. kepastian hukum;


b. keautentikan dan keterpercayaan;
c. keutuhan;
d. asal usul (principle of provenance);
e. aturan asli (principle of original order);
f. keamanan dan keselamatan;
g. keprofesionalan;
h. keresponsifan;
i. keantisipatifan;
j. kepartisipatifan;
k. akuntabilitas;
l. kemanfaatan;
m. aksesibilitas; dan
n. kepentingan umum.

Bagian Ketiga
Ruang Lingkup

Pasal 5

(1) Ruang lingkup penyelenggaraan kearsipan meliputi


keseluruhan penetapan kebijakan, pembinaan kearsipan,
dan pengelolaan arsip dalam suatu sistem kearsipan
nasional yang didukung oleh sumber daya manusia,
prasarana dan sarana, serta sumber daya lain sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

(2) Ruang lingkup sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


meliputi kegiatan yang dilakukan oleh lembaga negara,
pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan,
organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan
perseorangan, serta lembaga kearsipan.

BAB III ...

www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

- 11 - - 12 -

BAB III
PENYELENGGARAAN KEARSIPAN
a. pembinaan;
b. pengelolaan arsip;
Bagian Kesatu
Umum c. pembangunan SKN, pembangunan SIKN, dan pembentukan
JIKN;
d. organisasi;
Pasal 6
e. pengembangan sumber daya manusia;
(1) Penyelenggaraan kearsipan secaranasional menjadi
f. prasarana dan sarana;
tanggung jawab ANRI sebagai penyelenggara kearsipan
g. pelindungan dan penyelamatan arsip;
nasional.
h. sosialisasi kearsipan;
(2) Penyelenggaraan kearsipan provinsi menjadi tanggung i. kerja sama; dan
jawab pemerintahan daerah provinsi dan dilaksanakan j. pendanaan.
oleh lembaga kearsipan provinsi.
Pasal 8
(3) Penyelenggaraan kearsipan kabupaten/kota menjadi tanggung
jawab pemerintahan daerah kabupaten/kota dan (1) Pembinaan kearsipan nasional sebagaimana dimaksud

dilaksanakan oleh lembaga kearsipan kabupaten/kota. dalam Pasal 6 ayat (5) dilaksanakan oleh lembaga kearsipan
nasional terhadap pencipta arsip tingkat pusat dan
(4) Penyelenggaraan kearsipan perguruan tinggi menjadi
daerah, lembaga kearsipan daerah provinsi, lembaga
tanggung jawab perguruan tinggi dan dilaksanakan oleh
kearsipan daerah kabupaten/kota, dan lembaga kearsipan
lembaga kearsipan perguruan tinggi.
perguruan tinggi.
(5) Tanggung jawab penyelenggara kearsipan nasional
(2) Pembinaan kearsipan provinsi dilaksanakan oleh
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi penetapan
lembaga kearsipan provinsi terhadap pencipta arsip
kebijakan, pembinaan kearsipan, dan pengelolaan arsip.
di lingkungan daerah provinsi dan lembaga kearsipan
(6) Untuk mempertinggi mutu penyelenggaraan kearsipan daerah kabupaten/kota.
nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
(3) Pembinaan kearsipan kabupaten/kota dilaksanakan oleh
penyelenggara kearsipan nasional melakukan penelitian
lembaga kearsipan kabupaten/kota terhadap pencipta arsip
dan pengembangan serta penyelenggaraan pendidikan dan
di lingkungan daerah kabupaten/kota.
pelatihan kearsipan.
(4) Pembinaan kearsipan perguruan tinggi dilaksanakan oleh
lembaga kearsipan perguruan tinggi terhadap satuan
Pasal 7
kerja dan civitas akademika di lingkungan perguruan
Penetapan kebijakan kearsipan nasional sebagaimana tinggi.
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (5) meliputi bidang :

a. pembinaan; … Pasal 9 …

www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

- 13 - - 14 -

Pasal 9
Pasal 11
(1) Pengelolaan arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
ayat (5) dilakukan terhadap arsip dinamis dan arsip statis.
SKN sebagaimanadimaksud dalam Pasal 10 berfungsi untuk:
(2) Pengelolaan arsip dinamis sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi: a. mengidentifikasi keberadaan arsip yang memiliki keterkaitan
informasi di semua organisasi kearsipan;
a. arsip vital;
b. arsip aktif; b. menghubungkan keterkaitan arsip sebagai satu keutuhan
c. arsip inaktif. informasi; dan

(3) Pengelolaan arsip dinamis sebagaimana dimaksud c. menjamin ketersediaan arsip yang autentik, utuh,
pada ayat (1) menjadi tanggung jawab pencipta arsip. dan terpercaya.

(4) Pengelolaan arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


menjadi tanggung jawab lembaga kearsipan. Paragraf 2
Pembangunan SIKN

Bagian Kedua Pasal 12


Pembangunan SKN, Pembangunan SIKN, dan
(1) Lembaga kearsipan nasional membangun SIKN sebagaimana
Pembentukan JIKN
dimaksud dalam Pasal 7 huruf c untuk memberikan
informasi yang autentik dan utuh dalam mewujudkan arsip
Paragraf 1
Pembangunan SKN sebagai tulang punggung manajemen penyelenggaraan
negara, memori kolektif bangsa, dan simpul pemersatu
bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Pasal 10
Indonesia.
(1) Lembaga kearsipan nasional menyelenggarakan kearsipan
(2) Dalam melaksanakan fungsi SIKN, lembaga kearsipan
yang komprehensif dan terpadu melalui SKN nasional membentuk JIKN.
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c untuk
menjaga autentisitas dan keutuhan arsip. Pasal 13
(2) SKN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk SIKN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 berfungsi
pengelolaan arsip dinamis dan pengelolaan arsip statis. untuk:
a. mewujudkan arsip sebagai tulang punggung manaj
emen penyelenggaraan negara;
b. menjamin akuntabilitas manajemen penyelenggaraan
negara;
Pasal 11 …
c. menjamin penggunaan informasi hanya kepada pihak
www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

- 15 - - 16 -
yang berhak; dan

(2) Unit ...


d. menjamin ...

d. menjamin ketersediaan arsip sebagai memori kolektif


(2) Unit kearsipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
bangsa.
dibentuk oleh setiap lembaga negara, pemerintahan daerah,
perguruan tinggi negeri, badan usaha milik negara (BUMN),
Paragraf 3
dan badan usaha milik daerah (BUMD).
Pembentukan JIKN
(3) Lembaga kearsipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas:
Pasal 14
a. ANRI;
(1) JIKN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c
berfungsi untuk meningkatkan: b. arsip daerah provinsi;

a. akses dan mutu layanan kearsipan kepada masyarakat; c. arsip daerah kabupaten/kota; dan

b. kemanfaatan arsip bagi kesejahteraan rakyat; dan d. arsip perguruan tinggi.

c. peran serta masyarakat dalam bidang kearsipan. (4) Arsip daerah provinsi wajib dibentuk oleh pemerintahan
daerah provinsi, arsip daerah kabupaten/kota wajib
(2) Penyelenggara JIKN adalah ANRI sebagai pusat jaringan
dibentuk oleh pemerintahan daerah kabupaten/kota, dan
nasional serta lembaga kearsipan provinsi, lembaga
arsip perguruan tinggi wajib dibentuk oleh perguruan tinggi
kearsipan kabupaten/ kota, dan lembaga kearsipan
negeri.
perguruan tinggi sebagai simpul jaringan.
Bagian Keempat

Unit Kearsipan
Pasal 15
Pasal 17
Ketentuan lebih lanjut mengenai SKN, SIKN, dan JIKN
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 sampai dengan Pasal (1) Unit kearsipan pada pencipta arsip sebagaimana
14 diatur dengan peraturan pemerintah. dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) memiliki fungsi:

a. pengelolaan arsip inaktif dari unit pengolah di


Bagian Ketiga lingkungannya;
Organisasi Kearsipan
b. pengolahan arsip danpenyajian arsip menjadi informasi;

Pasal 16 c. pemusnahan arsip di lingkungan lembaganya;

(1) Organisasi kearsipan terdiri atas unit kearsipan d. penyerahan arsip statis oleh pimpinan pencipta arsip
pada pencipta arsip dan lembaga kearsipan. kepada lembaga kearsipan; dan

www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

- 17 - - 18 -

e. pembinaan …
b. melaksanakan ...

e. pembinaan dan pengevaluasian dalam rangka b. melaksanakan pemusnahan arsip dari lingkungan
penyelenggaraan kearsipan di lingkungannya. satuan kerja perangkat daerah dan penyelenggara
(2) Unit kearsipan pada lembaga negara berada di lingkungan pemerintahan daerah;
sekretariat setiap lembaga negara sesuai dengan struktur c. mempersiapkan penyerahan arsip statis oleh
organisasinya. pimpinan satuan kerja perangkat daerah dan
penyelenggara pemerintahan daerah kepada lembaga
(3) Unit kearsipan pada lembaga negara sebagaimana
kearsipan daerah; dan
dimaksud pada ayat (2) memiliki tugas:
d. melaksanakan pembinaan dan evaluasi dalam rangka
a. melaksanakan pengelolaan arsip inaktif dari unit pengolah
penyelenggaraan kearsipan di lingkungannya.
di lingkungannya;

b. mengolah arsip dan menyajikan arsip menjadi informasi Bagian Kelima


dalam kerangka SKN dan SIKN; Lembaga Kearsipan
c. melaksanakan pemusnahan arsip di lingkungan
lembaganya; Paragraf 1
ANRI
d. mempersiapkan penyerahan arsip statis oleh pimpinan
pencipta arsip kepada ANRI; dan Pasal 19
e. melaksanakan pembinaan dan evaluasi dalam rangka (1) ANRI adalah lembaga kearsipan nasional.
penyelenggaraan kearsipan di lingkungannya. (2) ANRI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
melaksanakan pengelolaan arsip statis yang berskala
nasional yang diterima dari:
Pasal 18
a. lembaga negara;
(1) Unit kearsipan pada pemerintahan daerah berada di
b. perusahaan;
lingkungan satuan kerja perangkat daerah dan
c. organisasi politik;
penyelenggara pemerintahan daerah.
d. organisasi kemasyarakatan; dan
(2) Unit kearsipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) e. perseorangan.
memiliki tugas:

a. melaksanakan pengelolaan arsip inaktif dari unit Pasal 20


pengolah satuan kerja perangkat daerah dan (1) ANRI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1)
penyelenggara pemerintahan daerah; memiliki tugas melaksanakan pembinaan kearsipan
secara nasional terhadap pencipta arsip tingkat pusat dan

www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

- 19 - - 20 -
daerah, arsip daerah provinsi, arsip daerah kabupaten/kota,
dan arsip perguruan tinggi. (2) Pembinaan kearsipan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan secara terkoordinasi dengan lembaga
terkait.
(2) Pembinaan …

Pasal 21
Untuk kepentingan penyelamatan arsip pertanggungjawaban
nasional bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, ANRI dapat
membentuk depot dan/atau tempat penyimpanan arsip inaktif
yang berfungsi sebagai penyimpan arsip inaktif yang memiliki
nilai berkelanjutan.

Paragraf 2
Arsip Daerah Provinsi

Pasal 22

(1) Arsip daerah provinsi adalah lembaga kearsipan daerah


provinsi.

(2) Pemerintahan daerah provinsi wajib membentuk arsip


daerah provinsi.

(3) Pembentukan arsip daerah provinsi dilaksanakan sesuai


dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Arsip daerah provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) wajib melaksanakan pengelolaan arsip statis yang
diterima dari:
a. satuan kerja perangkat daerah provinsi dan
penyelenggara pemerintahan daerah provinsi;
b. lembaga negara di daerah provinsi dan kabupaten/ kota;
c. perusahaan;

Pasal 23 …

www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

- 21 - - 22 -

Pasal 25
Pasal 23
Selain kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24
Selain kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (4), arsip daerah kabupaten/kota memiliki tugas
ayat (4), arsip daerah provinsi memiliki tugas melaksanakan: melaksanakan:
a. pengelolaan arsip inaktif yang memiliki retensi sekurang-
a. pengelolaan arsip inaktif yang memiliki retensi sekurang-
kurangnya 10 (sepuluh) tahun yang berasal dari satuan
kurangnya 10 (sepuluh) tahun yang berasal dari satuan
kerja perangkat daerah kabupaten/kota dan
kerja perangkat daerah provinsi dan penyelenggara penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota;
pemerintahan daerah provinsi; dan dan
b. pembinaan kearsipan terhadap pencipta arsip di lingkungan daerah b. pembinaan kearsipan terhadap pencipta arsip di
provinsi dan terhadap arsip daerah kabupaten/ kota. lingkungan daerah kabupaten/kota.

Pasal 26
Paragraf 3
Pembentukan arsip daerah provinsi sebagaimana dimaksud
Arsip Daerah Kabupaten/Kot dalam Pasal 22 ayat (3) dan arsip daerah kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (3) dilakukan
Pasal 24 oleh pemerintah daerah masing-masing.
(1) Arsip daerah kabupaten/kota adalah lembag kearsipan
daerah kabupaten/kota. Paragraf 4
Arsip Perguruan Tinggi
(2) Pemerintahan daerah kabupaten/kota wajib membentuk
arsip daerah kabupaten/kota. Pasal 27
(3) Pembentukan arsip daerah kabupaten/kota dilaksanakan
(1) Arsip perguruantinggi adalah lembaga kearsipan perguruan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
tinggi.
(4) Arsip daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada (2) Pe r gu r ua n t in g g i ne ge ri w aj ib mem be n tu k arsip
ayat (1) wajib melaksanakan pengelolaan arsip statis yang perguruan tinggi.
diterima dari:
(3) Pembentukan arsip perguruan tinggi dilaksanakan sesuai
a. satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota dan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota;
(4) Arsip perguruan tinggi sebagaimana dimaksud pada
b. desa atau yang disebut dengan nama lain;
ayat (1) wajib melaksanakan pengelolaan arsip statis
c. perusahaan; yang diterima dari:
a. s a t u a n k e r j a d i l i n g k u n g a n p e r g u r u a n tinggi;
dan

Pasal 25 ...
b. civitas ...
www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

- 23 - - 24 -
a. pengadaan …

b. civitas akademika di lingkungan perguruan tinggi. a. pengadaan arsiparis;

Pasal 28 b. pengembangan kompetensi dan keprofesionalan arsiparis


melalui penyelenggaraan, pengaturan, serta pengawasan
Selain kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27
pendidikan dan pelatihan kearsipan;
ayat (4), arsip perguruan tinggi memiliki tugas
melaksanakan: c. pengaturan peran dan kedudukan hukum arsiparis; dan

a. pengelolaan arsip inaktif yang memiliki retensi sekurang- d. penyediaan jaminan kesehatandan tunjangan profesi
kurangnya 10 (sepuluh) tahun yang berasal dari satuan untuksumber daya kearsipan.
kerja dan civitas akademika di lingkungan perguruan
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai kedudukan hukum,
tinggi; dan
kewenangan, kompetensi, pendidikan dan pelatihan
b. pembinaan kearsipan di lingkungan perguruan tinggi yang
arsiparis sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
bersangkutan.
diaturdengan
peraturan pemerintah.
Pasal 29

Unit kearsipan pada pencipta arsip dan lembaga kearsipan Bagian Ketujuh
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) harus Prasarana dan Saran
dipimpin oleh sumber daya manusia yang profesional dan
memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan formal
dan/atau pendidikan dan pelatihan kearsipan. Pasal 31

Pemerintah mengembangkan prasarana dan sarana kearsipan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf f dengan
Bagian Keenam
mengatur standar kualitas dan spesifikasi sesuai dengan
Pengembangan Sumber Daya Manusi
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 30

(1) Pengembangan sumber daya manusia sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 7 huruf e terdiri atas arsiparis Pasal 32
dan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi
(1) Pencipta arsip dan lembaga kearsipan menyediakan
dan profesionalitas di bidang kearsipan.
prasarana dan sarana kearsipan sesuai dengan standar
(2) Lembaga kearsipan nasional melaksanakan pembinaan kearsipan untuk pengelolaan arsip sebagaimana dimaksud
dan pengembangan arsiparis melalui upaya: dalam Pasal 9 ayat (1).

www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

- 25 - - 26 -
(2) Prasarana …
(2) Prasarana dan sarana kearsipan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dimanfaatkan dan dikembangkan sesuai
dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.

Bagian Kedelapan
Pelindungan dan Penyelamatan Arsip

Pasal 33

Arsip yang tercipta dari kegiatan lembaga negara dan kegiatan


yang menggunakan sumber dana negara dinyatakan sebagai
arsip miik negara.

Pasal 34

(1) Negara menyelenggarakan pelindungan dan penyelamatan


arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf g, baik
terhadap arsip yang keberadaanya di dalam maupun di
luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai
bahan pertanggungjawaban setiap aspek kehidupan
berbangsa dan bernegara untuk kepentingan negara,
pemerintahan, pelayanan publik, dan kesejahteraan rakyat.

(2) Negara secara khusus memberikan pelindungan dan


penyelamatan arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yang berkaitan dengan kependudukan, kewilayahan,
kepulauan, perbatasan, perjanjian internasional,
kontrak karya, dan masalahmasalah pemerintahan yang
strategis.

(3) Negara menyelenggarakan pelindungan dan penyelamatan


arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dari
bencana alam, bencana sosial, perang, tindakan kriminal
serta tindakan kejahatan yang mengandung unsur
sabotase, spionase, dan terorisme.

www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

- 27 - - 28 -
Bagian Kesembilan ...

(4) Pelindungan dan penyelamatan arsip sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan dan
dikoordinasikan oleh ANRI, pencipta arsip, dan pihak
terkait. Bagian Kesembilan
Sosialisasi Kearsipan
(5) Pelindungan dan penyelamatan arsip akibat bencana
nasional dilaksanakan oleh ANRI dan pencipta arsip yang Pasal 36
berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB). (1) Lembaga kearsipan menggiatkan sosialisasi kearsipan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf h dalam
(6) Pelindungan dan penyelamatan arsip akibat bencana yang
mewujudkan masyarakat sadar arsip.
tidak dinyatakan sebagai bencana nasional
dilaksanakan oleh pencipta arsip, arsip daerah provinsi, (2) Sosialisasi kearsipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan/atau arsip daerah kabupaten/kota yang berkoordinasi dilakukan melalui pendidikan, pelatihan, bimbingan, dan
penyuluhan serta melalui penggunaan berbagai sarana
dengan BNPB.
media komunikasi dan informasi.
(3) Sosialisasi kearsipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Pasal 35 ditujukan pada lembaga negara, pemerintahan daerah,
lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik,
organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan.
(1) Tanggung jawab penyelamatan arsip lembaga negara yang
digabung dan/atau dibubarkan, dilaksanakan oleh ANRI (4) Lembaga kearsipan menyediakan layanan informasi arsip,
konsultasi, dan bimbingan bagi pengelolaan arsip masyarakat.
bersama dengan lembaga negara yang bersangkutan sejak
penggabungan dan/ataupembubaran ditetapkan.
Bagian Kesepuluh
(2) Dalam hal terjadi penggabungan dan/atau pembubaran Kerja Sama
suatu satuan kerja perangkat daerah, pemerintah daerah
mengambil tindakan untuk melakukan upaya penyelamatan Pasal 37
arsip dari satuankerja perangkat daerah tersebut.
(1) Lembaga kearsipan dapat mengadakan kerja sama
(3) Upaya penyelamatan arsip dari satuan kerja perangkat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf i dengan
daerah sebagai akibat penggabungan dan/atau pencipta arsip dan dapat mengadakan kerja sama dengan
pembubaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) luar negeri.
dilaksanakan oleh arsip daerah provinsi atau arsip daerah
(2) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kabupaten/kota sesuai dengan ruang lingkup fungsi dan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
tugas.
perundang-undangan.

www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

- 29 - - 30 -
Bagian Kesebelas …

BAB IV

Bagian Kesebelas PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS

Pendanaan
Bagian Kesatu
Ruang Lingkup Pengelolaan
Pasal 38
Pasal 40

(1) Pendanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 (1) Pengelolaan arsip dinamis dilaksanakan untuk menjamin
hurufj, dalam rangka penyelenggaraan kearsipan yang ketersediaan arsip dalam penyelenggaraan kegiatan
diselenggarakan oleh lembaga kearsipan nasional, lembaga sebagai bahan akuntabilitas kinerja dan alat bukti yang
negara, perguruan tinggi negeri, dan kegiatan kearsipan sah berdasarkan suatu sistem yang memenuhi persyaratan:
tertentu oleh pemerintahan daerah dialokasikan dalam a. andal;
anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). b. sistematis;
(2) Pendanaandalam rangka penyelenggaraan kearsipan yang c. utuh;
diselenggarakan oleh pemerintahan daerah selain d. menyeluruh; dan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialokasikan dalam e. sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan
anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). kriteria.

(2) Pengelolaan arsip dinamis sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 9 ayat (2) meliputi:
Pasal 39 a. penciptaan arsip;
b. penggunaan dan pemeliharaan arsip; dan
(1) Pendanaan pelindungan dan penyelamatan arsip akibat c. penyusutan arsip.
bencana yang berskala nasional menjadi tanggung jawab
(3) Pengelolaan arsip dinamis pada lembaga negara,
Pemerintah.
pemerintahan daerah, perguruan tinggi negeri, serta BUMN
(2) Pendanaan pelindungan dan penyelamatan arsip akibat dan/atau BUMD dilaksanakan dalam suatu sistem
bencana yang terjadi di daerah yang tidak dinyatakan kearsipan nasional.
sebagai bencana nasional sebagaimana dimaksud
(4) Untuk mendukung pengelolaan arsip dinamis yang efektif
dalam Pasal 34 ayat (6) menjadi tanggung jawab
dan efisien pencipta arsip membuat tata naskah dinas,
pemerintahan daerah masing-masing.
klasifikasi arsip, jadwal retensi arsip, serta sistem
klasifikasi keamanan dan akses arsip.

BAB IV …
www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

- 31 - - 32 -
(5) Pejabat ...

(5) Pejabat atau orang yang bertanggung jawab dalam


pengelolaan arsip dinamis sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) wajib menjaga keautentikan, keutuhan, keamanan,
dan keselamatan arsip yang dikelolanya.

Bagian Kedua
Pelaksanaan Pengelolaan Arsip Dinamis

Paragraf 1 Penciptaan

Pasal 41

(1) Penciptaan arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat


(2) huruf a dilaksanakan dengan baik dan benar untuk
menjamin rekaman kegiatan dan peristiwa sebagaimana
adanya sehingga menghasilkan arsip yang autentik,
utuh, dan terpercaya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

(2) Penciptaan arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilaksanakan berdasarkan analisis fungsi dan tugas
organisasi.

(3) Penciptaan arsip harus memenuhi komponen struktur, isi,


dan konteks arsip.

(4) Untuk memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada


ayat (1), ayat (2), dan ayat (3), pencipta arsip mengatur
dan mendokumentasikan proses pembuatan dan
penerimaan arsip secara akurat.

Paragraf 2 ...

www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

- 33 - - 34 -

(3) Arsip yang tercipta pada lembaga negara, pemerintahan


Paragraf 2 daerah, dan perguruan tinggi negeri yang berkaitan dengan
Penggunaan dan Pemeliharaan Arsip Dinamis
kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2)
wajib diserahkan kepada ANRI dalam bentuk salin an
Pasal 42
autentik dari naskah asli paling lama 1 (satu) tahun

(1) Pencipta arsip wajib menyediakan arsip dinamis bagi setelah dilakukan pelaporan kepada ANRI.

kepentingan pengguna arsip yang berhak. (4) Pejabat yang bertanggungjawab sebagaimana dimaksud
(2) Pencipta arsip pada lembaga negara, pemerintahan daerah, pada ayat (1) yang kegiatannya berlangsung sebelum
perguruan tinggi negeri, dan BUMN dan/atau BUMD berlakunya UndangUndang ini, tanggungjawabnya
membuat daftar arsip dinamis berdasarkan 2 (dua) menjadi tanggung jawab pimpinan instansi yang
kategori, yaitu arsip terjaga dan arsip umum.
bersangkutan.
(3) Pencipta arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberkasan
menjaga keutuhan, keamanan, dan keselamatan arsip
dan pelaporan arsip sebagaimana dimaksud pada ayat
dinamis yang masuk dalam kategori arsip terjaga.
(1) diatur dengan peraturan kepala ANRI.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara membuat daftar
arsip dinamis, dan menjaga keutuhan, keamanan, dan
keselamatan arsip dinamis sebagaimana dimaksud pada Pasal 44
ayat (2) dan ayat (3) diatur dalam peraturan kepala ANRI.
(1) Pencipta arsip dapat menutup akses atas arsip dengan
alasan apabila arsip dibuka untuk umum dapat:
Pasal 43
a. menghambat proses penegakan hukum;
(1) Pejabat yang bertanggung jawab dalam kegiatan
b. mengganggu kepentingan pelindungan hak atas
kependudukan, kewilayahan, kepulauan, perbatasan,
kekayaan intelektual dan pelindungan dari persaingan
perjanjian internasional, kontrak karya, dan masalah
usaha tidak sehat;
pemerintahan yang strategis sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 34 ayat (2) wajib memberkaskan dan melaporkan c. membahayakan pertahanan dan keamanan negara;

arsipnya kepada ANRI. d. mengungkapkan kekayaan alam Indonesia yang masuk


(2) Pemberkasan dan pelaporan sebagaimana dimaksud pada dalam kategori dilindungi kerahasiaannya;
ayat (1) wajib dilakukan paling lama 1 (satu) tahun sejak e. merugikan ketahanan ekonomi nasional;
terjadinya kegiatan.
f. merugikan kepentingan politik luar negeri dan
hubungan luar negeri;
(3) Arsip ...

g. mengungkapkan ...

www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

- 35 - - 36 -

g. mengungkapkan isi akta autentik yang bersi fat


pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang Paragraf 3
kecuali kepada yang berhak secara hukum; Penyusutan Arsip
h. mengungkapkan rahasia atau data pribadi; dan
Pasal 47
i. mengungkap memorandum atau suratsurat yang
menurut sifatnya perlu dirahasiakan.
(1) Penyusutan arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40
(2) Pencipta arsip wajib menjaga kerahasiaan arsip tertutup ayat (2) huruf c dilaksanakan oleh pencipta arsip.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(2) Penyusutan arsip yang dilaksanakan oleh lembaga negara,
(3) Pencipta arsip wajib menentukan prosedur berdasarkan pemerintahan daerah, perguruan tinggi negeri, serta BUMN
standar pelayanan minimal serta menyediakan fasilitas untuk dan/atau BUMD dilaksanakan berdasarkan JRA dengan
kepentingan pengguna arsip. memperhatikan kepentingan pencipta arsip serta
kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusutan


Pasal 45
arsip diatur dengan peraturan pemerintah.
(1) Pemeliharaan arsip dinamis sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 40 ayat (2) huruf b dilaksanakan oleh pencipta Pasal 48
arsip untuk menjamin keamanan informasi dan fisik
(1) Lembaga negara, pemerintahan daerah, perguruan tinggi
arsip.
negeri, serta BUMN dan/atau BUMD wajib memiliki JRA.
(2) Pemeliharaan arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(2) JRA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
dilakukan sesuai dengan standar pemeliharaan arsip.
pimpinan lembaga negara, pemerintahan daerah, perguruan
tinggi negeri, serta BUMN dan/atau BUMD.

Pasal 46 (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai JRA diatur dengan


peraturan pemerintah.
Ketentuan lebih lanjut mengenai penciptaan, penggunaan dan
pemeliharaan arsip dinamis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49
Pasal 40 sampai dengan Pasal 45 diatur dengan
Penyusutan arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40
peraturan pemerintah.
ayat (2) huruf c meliputi:
a. pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit
kearsipan;

Paragraf 3 …

b. pemusnahan ...
www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

- 37 - - 38 -

Pasal 52

b. pemusnahan arsip yang telah habis retensi dan yang tidak (1) Setiap lembaga negara dan lembaga yang terkena
memiliki nilai guna dilaksanakan sesuai dengan kewajiban berdasarkan undangundang ini
ketentuan peraturan perundangundangan; dan dilarang melaksanakan pemusnahan arsip tanpa
prosedur yang benar.
c. penyerahan arsip statis oleh pencipta arsip kepada
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur pemusnahan
lembaga kearsipan. arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan peraturan pemerintah.

Pasal 50

Pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan Pasal 53

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 huruf a diatur oleh


(1) Lembaga negara tingkatpusat wajib menyerahkan arsip
pimpinan pencipta arsip. statis kepada ANRI.
(2) Lembaga negara di daerah wajib menyerahkan arsip statis
kepada ANRI sepanjang instansi induknya tidak
Pasal 51
menentukan lain.
(1) Pemusnahan arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal
(3) Satuan kerja perangkat daerah dan penyelenggara
49 huruf b dilakukan terhadap arsip yang: pemerintahan daerah provinsi wajib menyerahkan arsip
statis kepada arsip daerah provinsi.
a. tidak memiliki nilai guna;
b. telah habis retensinya dan berketerangan (4) Satuan kerja perangkat daerah dan penyelenggara
dimusnahkan berdasarkan JRA; pemerintahan daerah kabupaten/kota wajib
menyerahkan arsip statis kepada arsip daerah
c. tidak ada peraturan perundang-undangan yang
kabupaten/kota.
melarang; dan
(5) Satuan kerja di lingkungan perguruan tinggi negeri
d. tidak berkaitan dengan penyelesaian proses suatu
wajib menyerahkan arsip statis kepada arsip perguruan
perkara. tinggi di lingkungannya.
(2) Pemusnahan arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (6) Perusahaan wajib menyerahkan arsip statis kepada
(1) wajib dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang lembaga kearsipan berdasarkan tingkatannya sesuai
benar. dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(7) Arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(3) Pemusnahan arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sampai dengan ayat (6) adalah arsip yang:
dan ayat (2) pada pencipta arsip merupakan tanggung jawab
pimpinan pencipta arsip yang bersangkutan.

a. memiliki ...
Pasal 52 …
www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

- 39 - - 40 -

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai program arsip vital


a. memiliki nilai guna kesejarahan; dan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur
b. telah habis retensinya dan berketerangan dipermanen- dengan peraturan kepala ANRI.
kan sesuai dengan JRA.
(8) Selain arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat Bagian Ketiga
(7), arsip yang tidak dikenali penciptanya atau karena Kewajiban Pencipta Arsip
tidak adanya JRA dan dinyatakan dalam DPA oleh
Pasal 57
lembaga kearsipan dinyatakan sebagai arsip statis.
(1) Pencipta arsip yang terkena kewajiban pengelolaan

Pasal 54 arsip dinamis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40


sampai dengan Pasal 45, dan Pasal 47 sampai dengan
Pencipta arsip bertanggung jawab atas autentisitas,
Pasal 54, serta Pasal 56 berlaku bagi:
reliabilitas, dan keutuhan arsip statis yang diserahkan
a. lembaga negara;
kepada lembaga kearsipan.
b. pemerintahan daerah;
c. perguruan tinggi negeri; dan
Pasal 55
d. BUMN dan/atau BUMD.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pemindahan arsip inaktif, (2) Kewajiban pengelolaan arsip dinamis sebagaimana
pemusnahan arsip yang tidak bernilai guna, dan penyerahan dimaksud pada ayat (1) berlaku pula bagi perusahaan dan
arsip statis, serta ketentuan mengenai JRA sebagaimana perguruan tinggi swasta terhadap arsip yang tercipta
dimaksud dalam Pasal 50 sampai dengan Pasal 53 diatur dari kegiatan yang dibiayai dengan anggaran negara
dengan peraturan pemerintah. dan/atau bantuan luar negeri.

Paragraf 4 Arsip Vital Pasal 58

(1) Lembaga negara, pemerintahan daerah, perguruan tinggi


Pasal 56
negeri, serta BUMN dan/atau BUMD wajib mengelola arsip
(1) Lembaga negara, pemerintahan daerah, perguruan tinggi yang diciptakan oleh pihak ketiga yang diberi pekerjaan
negeri, serta BUMN dan/atau BUMD wajib membuat berdasarkan perjanjian kerja.
program arsip vital.
(2) Pengelolaan arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(2) Program arsip vital sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan setelah pihak ketiga mempertanggungjawabkan
dilaksanakan melalui kegiatan: kegiatannya kepada pemberi kerja dan lembaga lain yang
a. identifikasi; terkait.
b. pelindungan dan pengamanan; dan
c. penyelamatan dan pemulihan.

(3) Pihak …
(3) Ketentuan ...

www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

- 41 - - 42 -

(3) Pihak ketiga yang menerima pekerjaan dari lembaga (2) Akuisisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
negara, pemerintahan daerah, perguruan tinggi negeri, arsip statis yang telah diverifikasi secara langsung maupun
serta BUMN dan/atau BUMD berdasarkan perjanjian tidak langsung.
kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
(3) Lembaga kearsipan wajib membuat DPA yang meliputi
menyerahkan arsip yang tercipta dari kegiatan yang dibiayai
arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
dengan anggaran negara kepada pemberi kerja.
mengumumkannya kepada publik.

(4) Setiap orang yang memiliki atau menyimpan arsip statis


BABV
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib menyerahkan
PENGELOLAAN ARSIP STATIS
kepada ANRI atau lembaga kearsipan berdasarkan syarat-
Bagian Kesatu syarat yang ditetapkan dalam pengumuman DPA.
Ruang Lingkup Pengelolaan
Pasal 61
Pasal 59
(1) Lembaga kearsipan melaksanakan akuisisi arsip statis
(1) Pengelolaan arsip statis dilaksanakan untuk menjamin dari lembaga pendidikan swasta dan perusahaan swasta
keselamatan arsip sebagai pertanggungjawaban nasional yang memperoleh anggaran negara dan/atau bantuan
bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. luar negeri.
(2) Pengelolaan arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Akuisisi arsip statis oleh lembaga kearsipan diikuti dengan
(1) meliputi: peralihan tanggung jawab pengelolaannya.
a. akuisisi arsip statis;
b. pengolahan arsip statis; Paragraf 2
c. preservasi arsip statis; dan Pengolahan Arsip Statis
d. akses arsip statis.
Pasal 62
Bagian Kedua
(1) Pengolahan arsip statis sebagaimana dimaksud
Pelaksanaan Pengelolaan Arsip Statis
dalam Pasal 59 ayat (2) huruf b dilaksanakan berdasarkan
Paragraf 1 asas asal usul dan asas aturan asli.
Akuisisi Arsip Statis (2) Pengolahan arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan berdasarkan standar deskripsi arsip statis.
Pasal 60

(1) Lembaga kearsipan melaksanakan akuisisi arsip statis


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (2) huruf a.

Paragraf 3 ...
(2) Akuisisi ...

www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

- 43 - - 44 -

Paragraf 3
Preservasi Arsip Statis Pasal 65
(1) Arsip statis pada dasarnya terbuka untuk umum.
Pasal 63 (2) Apabila akses terhadap arsipstatis yang berasal dari
(1) Preservasi arsip statis sebagaimana dimaksud dalam Pasal pencipta arsip terdapat persyaratan tertentu, akses
59 ayat (2) huruf c dilakukan untuk menjamin dilakukan sesuai dengan persyaratan dari pencipta arsip
keselamatan dan kelestarian arsip statis. yang memiliki arsip tersebut.

(2) Preservasi arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilakukan secara preventif dan kuratif. Pasal 66

Paragraf 4 (1) Terhadap arsip statis yang dinyatakan tertutup


Akses Arsip Statis berdasarkan persyaratan akses sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 64 ayat (3) atau karena sebab lain, kepala
Pasal 64 ANRI atau kepala lembaga kearsipan sesuai dengan lingkup
kewenangannya dapat menyatakan arsip statis menjadi
(1) Lembaga kearsipan wajib menjamin kemudahan akses
terbuka setelah melewati masa penyimpanan selama 25
arsip statis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (2) huruf
(dua puluh lima) tahun.
d bagi kepentingan pengguna arsip.
(2) Arsip statis dapat dinyatakan tertutup apabila memenuhi
(2) Akses arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
syarat-syarat yang diatur dalam ketentuan peraturan
dilakukan untuk kepentingan pemanfaatan,
perundang-undangan.
pendayagunaan, dan pelayanan publik dengan
memperhatikan prinsip keutuhan, keamanan, dan (3) Lembaga kearsipan memiliki kewenangan menetapkan
keselamatan arsip. keterbukaan arsip statis sebelum 25 (dua puluh lima) tahun
masa penyimpanan yang dinyatakan masih tertutup dengan
(3) Akses arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
pertimbangan:
dan ayat (2) didasarkan pada sifat keterbukaan dan
ketertutupan sesuai dengan ketentuan peraturan a. tidak menghambat proses penegakan hukum;
perundangundangan. b. tidak mengganggu kepentingan pelindungan hak
(4) Lembaga kearsipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atas kekayaan intelektual dan pelindungan dari
melaksanakan pelayanan berdasarkan norma, standar, persaingan usaha tidak sehat;
prosedur, dan kriteria pelayanan yang ditetapkan oleh ANRI c. tidak membahayakan pertahanan dan keamanan
serta menyediakan fasilitas untuk kepentingan akses sesuai negara;
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 65 …
d. tidak …

www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

- 45 - - 46 -

d. tidak mengungkapkan kekayaan alam Indonesia yang


masuk dalam kategori dilindungi kerahasiaannya; (8) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

e. tidak merugikan ketahanan ekonomi nasional; berlaku sejak arsip statis diterima oleh lembaga kearsipan.

f. tidak merugikan kepentingan politik dan hubungan


luar negeri; Pasal 67

g. tidak mengungkapkan isi akta autentik yang Ketentuan lebih lanjut mengenai akuisisi, pengolahan,
bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun preservasi, dan akses arsip statis sebagaimana dimaksud
wasiat seseorang kecuali kepada yang berhak secara dalam Pasal 60 sampai dengan Pasal 66 diatur dengan
hukum; peraturan pemerintah.
h. tidak mengungkapkan rahasia atau data
pribadi; dan BAB VI
i. tidak mengungkapkan memorandum atau surat-surat AUTENTIKASI
yang menurut sifatnya perlu dirahasiakan.
Pasal 68
(4) Untuk kepentinganpenelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan, kepentingan penyelidikan dan (1) Pencipta arsip dan/atau lembaga kearsipan dapat membuat
penyidikan, arsip sebagaimana dimaksud pada ayat arsip dalam berbagai bentuk dan/atau melakukan alih
(1) dapat diakses dengan kewenangan kepala lembaga media meliputi media elektronik dan/atau media lain.
kearsi pan yang ketentuannya diatur dengan peraturan
(2) Autentikasi arsip statis terhadap arsip sebagaimana
kepala ANRI.
dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh lembaga
(5) Penetapan arsip statis menjadi tertutup sebagaimana
kearsipan.
dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh kepala lembaga
(3) Ketentuan mengenai autentisitas arsip statis yang
kearsipan sesuai dengan tingkatan dan
tercipta secara elektronik dan/atau hasil alih media
dilaporkan kepada dewan perwakilan rakyat sesuai
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dapat
dengan tingkatannya.
dibuktikan dengan persyaratan yang diatur dengan
(6) Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
peraturan pemerintah.
dilakukan secara terkoordinasi dengan pencipta arsip
yang menguasai sebelumnya.
Pasal 69
(7) Penetapan keterbukaan arsip statis sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan sesuai dengan (1) Lembaga kearsipan berwenang melakukan autentikasi arsip
ketentuan peraturan perundang-undangan. statis dengan dukungan pembuktian.

(8) Ketentuan … (2) Untuk …

www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

- 47 - - 48 -

Bagian Kedua
(2) Untuk mendukung kapabilitas, kompetensi, serta
Peran Serta Masyarakat
kemandirian dan integritasnya dalam melakukan fungsi
dan tugas penetapan autentisitas suatu arsip statis, Pasal 71
lembaga kearsipan harus didukung peralatan dan
(1) Masyarakat dapat berperan serta dalam kearsipan yang
teknologi yang memadai.
meliputi peran serta perseorangan, organisasi politik, dan
(3) Dalam menetapkan autentisitas suatu arsip statis, lembaga organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan
kearsipan dapat berkoordinasi dengan instansi yang kearsipan.
mempunyai kemampuan dan kompetensi.
(2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat diwujudkan dalam ruang lingkup
pengelolaan, penyelamatan, penggunaan arsip, dan
BAB VII penyediaan sumber daya pendukung, serta
ORGANISASI PROFESI DAN PERAN SERTA MASYARAKAT penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kearsipan.

(3) Lembaga kearsipan dapat mengikutsertakan masyarakat


Bagian Kesatu
dalam kegiatan pelindungan, penyelamatan, pengawasan,
Organisasi Profesi
serta sosialisasi kearsipan.

Pasal 70 Pasal 72

Peran serta masyarakat dalam pengelolaan arsip sebagaimana


(1) Arsiparis dapat membentuk organisasi profesi.
dimaksud dalam Pasal 71 ayat (2) dilaksanakan dengan cara:
(2) Pembinaan organisasi profesi arsiparis sebagaimana
a. menciptakan arsip atas kegiatan yang dapat mengakibatkan
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah dan
munculnya hak dan kewajiban dalam rangka menjamin
pemerintah daerah.
pelindungan hak-hak keperdataan dan hak atas kekayaan
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi profesi intelektual serta mendukung ketertiban kegiatan
arsiparis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam penyelenggaraan negara; dan
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
b. menyimpan dan melindungi arsip perseorangan, keluarga,
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
organisasi politik, dan organisasi kemasyarakatan masing-
masing sesuai dengan standar dan ketentuan peraturan
perundangundangan.

Bagian Kedua …
Pasal 73 ...

www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

- 49 - - 50 -

Pasal 73 a. menggalang dan/atau menyumbangkan dana untuk


penyelenggaraan kearsipan;
(1) Peran serta masyarakat dalam penyelamatan arsip
b. melakukan pengawasan penyelenggaraan kearsipan sesuai
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (2)
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
dilaksanakan dengan cara:
c. menjadi sukarelawan dalam pengelolaan dan penyelamatan
a. menyerahkan arsip statis kepada lembaga kearsipan;
arsip sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.
b. melaporkan kepada lembaga kearsipan apabila mengetahui
terjadinya penjualan, pemusnahan, perusakan, pemalsuan, dan Pasal 76
pengubahan arsip oleh lembaga negara tanpa melalui
Masyarakat dapat menyelenggarakan pendidikan dan
prosedur sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
pelatihan kearsipan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71
ini; dan
ayat (2) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
c. melindungi dan menyelamatkan arsip dan tempat undangan.
penyimpanan arsip dari bencana alam, bencana sosial,
perang, sabotase, spionase, dan terorisme melalui Pasal 77
koordinasi dengan lembaga terkait.
Organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan
(2) Pemerintah dapat memberikan penghargaan kepada perseorangan menyerahkan arsip statis dari kegiatan
anggota masyarakat yang berperan serta dalam kegiatan yang didanai dari anggaran negara dan/atau bantuan
pelindungan dan penyelamatan arsip. luar negeri kepada lembaga kearsipan sesuai dengan
(3) Pemerintah dapat memberikan imbalan kepada anggota ketentuan peraturan perundang-undangan.
masyarakat yang berperan serta dalam penyerahan arsip
yang masuk dalam kategori DPA.
BAB VIII
Pasal 74 SANKSI ADMINISTRATIF
Peran serta masyarakat dalam penggunaan arsip sebagaimana
Pasal 78
dimaksud dalam Pasal 71 ayat (2) dilaksanakan melalui
pembudayaan penggunaan dan pemanfaatan arsip sesuai (1) Pejabat dan/atau pelaksana yang melanggar ketentuan
dengan prosedur yang benar. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2), Pasal 22
Pasal 75 ayat (4), Pasal 24 ayat (4), Pasal 27 ayat (4), Pasal 48 ayat
(1), dan Pasal 60 ayat (3) dikenai sanksi administratif
Peran serta masyarakat dalam penyediaan sumber daya
berupa teguran tertulis.
pendukung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (2)
dilaksanakan dengan cara:

a. menggalang ... (2) Apabila ...

www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

- 51 - - 52 -

(2) Apabila selama 6 (enam) bulan tidak melakukan


perbaikan, pejabat dan/atau pelaksana sebagaiman a Pasal 80
dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi administratif
(1) Pejabat, pimpinan instansidan/atau pelaksana yang
berupa penundaaan kenaikan gaji berkala untuk paling
lama 1 (satu) tahun. melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 40 ayat (4), Pasal 42 ayat (1), dan Pasal 43
(3) Apabila selama 6 (enam) bulan berikutnya tidak
ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) dikenai sanksi administratif
melakukan perbaikan, pejabat dan/atau pelaksana
sebagaimana di maksud pada ayat (2) dikenai sanksi berupa teguran tertulis.
administratif berupa penundaaan kenaikan pangkat untuk (2) Apabila selama 6 (enam) bulan tidak melakukan
paling lama 1 (satu) tahun. perbaikan, pejabat, pimpinan instansi dan/ atau
pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai
Pasal 79 sanksi administratif berupa penurunan pangkat pada
pangkat yang setingkat lebih rendah untuk paling lama 1
(1) Pejabat dan/atau pelaksana yang melanggar ketentuan
(satu) tahun.
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (1) dan Pasal
64 ayat (1) dikenai sanksi administratif berupa teguran (3) Apabila selama 6 (enam) bulan berikutnya tidak
tertulis. melakukan perbaikan, pejabat, pimpinan instansi dan/ atau

(2) Apabila selama 6 (enam) bulan tidak melakukan pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenai
perbaikan, pejabat dan/atau pelaks ana sebagaiman a sanksi administratif berupa pembebasan dari
dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi administratif jabatan.
berupa penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji
berkala untuk paling lama 1 (satu) tahun.
BAB IX
(3) Apabila selama 6 (enam) bulan berikutnya tidak
melakukan perbaikan, pejabat dan/atau pelaksana KETENTUAN PIDANA

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenai sanksi Pasal 81


administratif berupa penurunan pangkat pada
Setiap orang yang dengan sengaja menguasai dan/atau
pangkat yang setingkat lebih rendah untuk paling
memiliki arsip negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33
lama 1 (satu) tahun.
untuk kepentingan sendiri atau orang lain yang tidak berhak
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
atau denda paling banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima
puluh juta rupiah).
Pasal 80 …

Pasal 82 …

www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

- 53 - - 54 -

Pasal 82 Pasal 86

Setiap orang yang dengan sengaja menyediakan arsip dinamis Setiap orang yang dengan sengaja memusnahkan arsip di luar
kepada pengguna arsip yang tidak berhak sebagaimana prosedur yang benar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51
dimaksud dalam Pasal 42 ayat (1) dipidana dengan pidana ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp500.000.000,00
Rp125.000.000,00 (seratus dua puluh lima juta rupiah). (lima ratus juta rupiah).

Pasal 83 Pasal 87

Setiap orang yang dengan sengaja tidak menjaga keutuhan, Setiap orang yang memperjualbelikan atau menyerahkan arsip
keamanan dan keselamatan arsip negara yang terjaga untuk yang memiliki nilai guna kesejarahan kepada pihak lain di luar
kepentingan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (3) yang telah ditentukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53
dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
atau denda paling banyak Rp25.000.000,00 (dua puluh limajuta (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp500.000.000,00
rupiah). (lima ratus juta rupiah).

Pasal 84 Pasal 88
Pejabat yang dengan sengaja tidak melaksanakan pemberkasan Pihak ketiga yang tidak menyerahkan arsip yang tercipta dari
dan pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (1) kegiatan yang dibiayai dengan anggaran negara sebagaimana
dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) dimaksud dalam Pasal 58 ayat (3) dipidana dengan pidana
tahun dan denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus penjara paling lama 5 (lima) tahunatau denda paling banyak
juta rupiah). Rp250.000.000,00 (dua ratus limapuluh juta rupiah).

Pasal 85
BABX
Setiap orang yang dengan sengaja tidak menjaga kerahasiaan
KETENTUAN PERALIHAN
arsip tertutup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (2)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
Pasal 89
atau denda paling banyak Rp250.000.000,00 (dua ratus lima
puluh juta rupiah). (1) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43
ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) terhadap kegiatan yang
telah terjadi sebelum berlakunya Undang-Undang ini,
mengikuti ketentuan Undang-Undang ini sejak
diundangkan.

Pasal 86 …
(2) Pada ...

www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

- 55 - - 56 -

(2) Pada saat berlakunya Undang-Undang ini, semua Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannya
kearsipan dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

bertentangan atau belum dikeluarkan peraturan


Disahkan di Jakarta
pelaksanaan baru berdasarkan Undang-Undang ini.
pada tanggal 23 Oktober 2009

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB XI ttd.
KETENTUAN PENUTUP
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Pasal 90
Diundangkan di Jakarta
(1) Peraturan pemerintah yang diamanatkan Undang-Undang
pada tanggal 23 Oktober 2009
ini diselesaikan paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak
Undang-Undang ini diberlakukan. MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
(2) Peraturan kepala ANRI yang diamanatkan Undang-Undang REPUBLIK INDONESIA,

ini diselesaikan paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak


ttd.
Undang-Undang ini diberlakukan.

PATRIALIS AKBAR

Pasal 91 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2009 NOMOR 152


Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-Ketentuan
Salin an sesuai dengan aslinya
Pokok Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun SEKRETARIAT NEGARA RI
1971 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2964) Kepala Biro Peraturan Perundang-undangan
Bidang Politik dan Kesejahteraan Rakyat,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 92

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Wisnu Setiawan

Agar ...

www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

-2-
PENJELASAN
ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA Pertanggungjawaban kegiatan dalam penciptaan, pengelolaan, dan
pelaporan arsip tersebut diwujudkan dalam bentuk menghasilkan suatu sistem
NOMOR 43 TAHUN 2009
rekaman kegiatan yang faktual, utuh, sistematis, autentik, terpercaya, dan
TENTANG
dapat digunakan. Untuk mewujudkan pertanggungjawaban tersebut dibutuhkan
KEARSIPAN kehadiran suatu lembaga kearsipan, baik yang bersifat nasional, daerah,
maupun perguruan tinggi yang berfungsi mengendalikan kebijakan,
I. UMUM pembinaan, pengelolaan kearsipan nasional agar terwujud sistem
penyelenggaraan kearsipan nasional yang komprehensif dan terpadu.
Perjuangan dalam upaya mewujudkan dan mencapai cita-cita nasional
sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Dalam rangka mewujudkan sistem penyelenggaraan kearsipan nasional
Republik Indonesia Tahun 1945 yang terekam dalam sejarah perjalanan yang komprehensif dan terpadu, lembaga kearsipan nasional perlu membangun
suatu sistem kearsipan nasional yang meliputi pengelolaan arsip dinamis dan
bangsa Indonesia berfungsi sebagai memori kolektif bangsa. Perjuangan
pengelolaan arsip statis. Sistem kearsipan nasional berfungsi menjamin
tersebut tercermin dalam upaya yang dilakukan oleh seluruh komponen
ketersediaan arsip yang autentik, utuh, dan terpercaya serta mampu
masyarakat, bangsa, dan negara baik melalui lembaga negara, pemerintahan daerah,
mengidentifikasikan keberadaan arsip yang memiliki keterkaitan informasi
lembaga pendidikan, organisasi kemasyarakatan, organisasi politik, sebagai satu keutuhan informasi pada semua organisasi kearsipan.
perusahaan, maupun perseorangan. Memori kolektif bangsa yang
Penyelenggaraan sistem kearsipan nasional sebagai bagian yang tidak
merupakan rekaman dari sejarah perjalanan bangsa tersebut merupakan aset
terpisahkan dari sistem penyelenggaraan kearsipan nasional akan dapat
nasional yang
berjalan secara efektif apabila lembaga kearsipan nasional didukung oleh suatu
menggambarkan identitas dan jati diri bangsa Indonesia yang sesungguhnya.
Setiap langkah dan dinamika gerak maju bangsa, masyarakat, dan negara sistem informasi kearsipan nasional. Pembangunan sistem informasi
Indonesia ke depan harus didasarkan pada pemahaman, penghayatan, dan kearsipan nasional dalam kerangka sistem kearsipan nasional berfungsi untuk
catatan atas identitas dan jati diri bangsa tersebut yang terekam dalam menyajikan informasi yang autentik, utuh, dan terpercaya serta mewujudkan arsip
bentuk arsip. sebagai tulang punggung manajemen penyelenggaraan negara, memori kolektif
bangsa, dan simpul pemersatu bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan
Dalam upaya mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik dan
Republik Indonesia. Agar fungsi sistem informasi kearsipan nasional dapat
bersih serta dalam menjaga agar dinamika gerak maju masyarakat,
bangsa, dan negara ke depan agar senantiasa berada pada pilar perjuangan berjalan secara optimal lembaga kearsipan kearsipan nasional perlu membentuk
mencapai cita-cita nasional, arsip yang tercipta harus dapat menjadi sumber jaringan informasi kearsipan nasional dengan Arsip Nasional Republik Indonesia
informasi, acuan, dan bahan pembelajaran masyarakat, bangsa, dan negara. sebagai pusat jaringan nasional serta lembaga kearsipan provinsi, lembaga
Oleh karena itu setiap lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga kearsipan kabupaten/kota, dan lembaga kearsipan perguruan tinggi sebagai
pendidikan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, perusahaan dan simpul jaringan. Jaringan informasi kearsipan nasional pada lembagalembaga
perseorangan harus menunjukkan tanggung jawabnya dalam penyelenggaraan, kearsipan berfungsi untuk meningkatkan akses dan mutu layanan kearsipan
penciptaan, pengelolaan, dan pelaporan arsip yang tercipta dari kegiatan-
kepada masyarakat, kemanfaatan arsip bagi kesejahteraan rakyat, dan peran
kegiatannya.
serta masyarakat di bidang kearsipan.

Pertanggungjawaban ...

Sistem ...
www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

-3- -4-

Sistem penyelenggaraan kearsipan nasional yang komprehensif dan


terpadu harus dibangun dengan mengimplementasikan prinsip, kaidah,
Pasal 2
norma, standar, prosedur, dan kriteria, pembinaan kearsipan, sistem
pengelolaan arsip, sumber daya pendukung, serta peran serta masyarakat dan Yang dimaksud dengan "memberikan kepastian hukum" adalah bahwa
organisasi profesi yang sedemikian rupa, sehingga mampu merespons Undang-Undang ini memberi landasan hukum bagi semua aktivitas
tuntutan dinamika gerak maju masyarakat, bangsa, dan negara ke depan. penyelenggaraan kearsipan dan memberikan kepastian serta rasa aman bagi
para penyelenggara kearsipan.
Undang-Undang ini diharapkan dapat memberi kejelasan dan
pengaturan mengenai kearsipan, antara lain:

a. pengertian dan batasan penyelenggaraan kearsipan; Pasal 3


b. asas, tujuan, dan ruang lingkup penyelenggaraan kearsipan;
Huruf a
c. sistem kearsipan nasional, sistem informasi kearsipan nasional, dan
Cukup jelas.
jaringan informasi kearsipan nasional;
Huruf b
d. penyelenggaraan kearsipan;
e. pengelolaan arsip; Yang dimaksud dengan "menjamin ketersediaan arsip yang autentik
dan terpercaya sebagai alat bukti yang sah" adalah bahwa
f. autentikasi;
penyelenggaraan kearsipan harus dapat menjamin arsip sebagai
g. pembinaan kearsipan; rekaman kegiatan atau peristiwa yang dapat disediakan atau
h. organisasi; disajikan dalam kondisi autentik dan terpercaya, sehingga dapat
i. pendanaan; berfungsi sebagai alat bukti yang sah maupun dapat menjadi sumber
j. sumber daya manusia; informasi dalam pelaksanaan kegiatan pada masa yang akan
datang.
k. prasarana dan sarana;
l. pelindungan dan penyelamatan arsip; Yang dimaksud dengan "arsip yang autentik" adalah arsip yang
memiliki struktur, isi, dan konteks, yang sesuai dengan kondisi pada
m. sosialisasi;
saat pertama kali arsip tersebut diciptakan dan diciptakan oleh orang
n. peran serta masyarakat dan organisasi profesi; dan
atau lembaga yang memiliki otoritas atau kewenangan sesuai
o. sanksi administratif dan ketentuan pidana. dengan isi informasi arsip.

Yang dimaksud dengan "arsip terpercaya" adalah arsip yang isinya


II. PASAL DEMI PASAL dapat dipercaya penuh dan akurat karena merepresentasikan secara
Pasal 1 lengkap dari suatu tindakan, kegiatan atau fakta, sehingga dapat
diandalkan untuk kegiatan selanjutnya.
Cukup jelas.

Huruf c …
Pasal 2 …

www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

-5- -6-

Huruf c Huruf g
Yang dimaksud dengan "pengelolaan arsip yang andal" adalah Yang dimaksud dengan "aset nasional" adalah kekayaan negara dan
pengelolaan arsip yang dilaksanakan berdasarkan sistem yang mampu masyarakat baik secara ekonomi, sosial, politik, budaya, maupun
menampung dan merespons kebutuhan perkembangan zaman. Sistem aspek kehidupan lain yang terekam dalam arsip seperti daftar
pengelolaan arsip yang andal memiliki kemampuan: menjaring atau kekayaan negara maupun bukti-bukti kepemilikan yang harus
menangkap (capture) semua arsip dari seluruh kegiatan yang dilindungi dan dijaga keselamatannya.
dihasilkan organisasi; menata arsip dengan cara yang
mencerminkan proses kegiatan organisasi; melindungi arsip Huruf h
dari pengubahan, pengurangan, penambahan, atau penyusutan Yang dimaksud dengan "meningkatkan kualitas pelayanan publik"
oleh pihak yang tidak berwenang; menjadi sumber utama informasi adalah penyelenggaraan kearsipan yang komprehensif dan
secara rutin mengenai kegiatan yang terekam dalam arsip; dan terpadu dengan dukungan sumber daya manusia yang profesional
menyediakan akses terhadap semua arsip berikut beserta serta prasarana dan sarana yang memadai akan meningkatkan
metadatanya. kualitas pelayanan publik dalam memanfaatkan arsip yang
Huruf d dibutuhkan melalui ketersediaan arsip yang faktual, utuh, sistematis,
autentik, terpercaya, dan dapat digunakan.
Yang dimaksud dengan hak-hak keperdataan rakyat meliputi:
hak sosial, hak ekonomi, dan hak politik dan lain-lain yang
dibuktikan dalam arsip misalnya sertifikat tanah, ijazah, surat
nikah, akte kelahiran, kartu penduduk, data kependudukan, surat Pasal 4
wasiat, dan surat izin usaha. Huruf
Huruf e Yang dimaksud dengan asas "kepastian hukum" adalah
Yang dimaksud dengan "mendinamiskan penyelenggaraan kearsipan penyelenggaraan kearsipan dilaksanakan berdasarkan landasan
nasional" adalah bahwa dengan adanya sistem yang komprehensif hukum dan selaras dengan peraturan perundangundangan,
dan terpadu penyelenggaraan kearsipan menjadi lebih dinamis dan kepatutan, dan keadilan dalam kebijakan penyelenggara negara. Hal
terarah. ini memenuhi penerapan asas supremasi hukum yang menyatakan bahwa
setiap kegiatan penyelenggaraan negara didasarkan pada hukum yang
Huruf f berlaku.
Yang dimasud dengan "menjamin keselamatan dan
Huruf b
keamanan arsip" adalah bahwa arsip baik secara fisik maupun
Yang dimaksud dengan asas "keautentikan dan keterpercayaan"
informasinya harus dijaga keselamatan dan keamanannya, sehingga
adalah penyelenggaraan kearsipan harus berpegang pada asas
tidak mengalami kerusakan atau hilang. Arsip perlu dijaga
menjaga keaslian dan keterpercayaan arsip sehingga dapat
kerahasiaanya dari pengaksesan oleh pihak yang tidak berhak,
digunakan sebagai bukti dan bahan akuntabilitas.
karena arsip merupakan bukti pertanggungjawaban dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Huruf c …
Huruf g …

www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

-7- -8-

Huruf h
Yang dimaksud dengan asas "keresponsifan"adalah penyelenggara
kearsipan harus tanggap atas permasalahan kearsipan maupun
Huruf c
masalah lain yang berkait dengan kearsipan, khususnya bila terjadi
Yang dimaksud dengan asas "keutuhan" adalah penyelenggaraan suatu sebab kehancuran, kerusakan atau hilangnya arsip.
kearsipan harus menjaga kelengkapan arsip dari upaya
Huruf i
pengurangan, penambahan, dan pengubahan informasi
maupun fisiknya yang dapat mengganggu keautentikan dan Yang dimaksud dengan asas "keantisipatifan" adalah
keterpercayaan arsip. penyelenggaraan kearsipan harus didasari pada antisipasi atau
kesadaran terhadap berbagai perubahan dan kemungkinan
Huruf d
perkembangan pentingnya arsip bagi kehidupan berbangsa
Yang dimaksud dengan asas "asal-usul" adalah asas yang dilakukan dan bernegara. Perkembangan berbagai perubahan dalam
untuk menjaga arsip tetap terkelola dalam satu kesatuan pencipta penyelenggaraan kearsipan antara lain perkembangan teknologi
arsip ( provenance), tidak dicampur dengan arsip yang berasal dari informasi, budaya, dan ketatanegaraan.
pencipta arsip lain, sehingga arsip dapat melekat pada konteks
Hurufj
penciptaannya.
Yang dimaksud dengan asas "kepartisipatifan" adalah
Huruf e
penyelenggaraan kearsipan harus memberikan ruang untuk peran
Yang dimaksud dengan asas "aturan asli" adalah asas yang dilakukan serta dan partisipasi masyarakat di bidang kearsipan.
untuk menjaga arsip tetap ditata sesuai dengan pengaturan aslinya
Huruf k
(original order) atau sesuai dengan pengaturan ketika arsip
masih digunakan untuk pelaksanaan kegiatan pencipta arsip. Yang dimaksud dengan asas "akuntabilitas" adalah penyelenggaraan
kearsipan harus memperhatikan arsip sebagai bahan akuntabilitas
Huruf f
dan harus bisa merefleksikan kegiatan dan peristiwa yang direkam.
Yang dimaksud dengan asas "keamanan" adalah penyelenggaraan
Huruf l
kearsipan harus memberikan jaminan keamanan arsip dari
kemungkinan kebocoran dan penyalahgunaan informasi oleh Yang dimaksud dengan asas "kemanfaatan" adalah
pengguna yang tidak berhak. penyelenggaraan kearsipan harus dapat memberikan manfaat
Yang dimaksud dengan asas "keselamatan" adalah penyelenggaraan bagi kehidupan bermasyarat, berbangsa, dan bernegara.
kearsipan harus dapat menjamin terselamatkannya arsip dari
ancaman bahaya baik yang disebabkan oleh alam maupun Huruf m
perbuatan manusia.
Yang dimaksud dengan asas "aksesibilitas" adalah penyelenggaraan
Huruf g kearsipan harus dapat memberikan kemudahan, ketersediaan dan
Yang dimaksud dengan asas "keprofesionalan" adalah keterjangkauan bagi masyarakat untuk memanfaatkan arsip.
penyelenggaraan kearsipan harus dilaksanakan oleh sumber daya
manusia yang profesional yang memiliki kompetensi di bidang
kearsipan.
Huruf n …

Huruf h …
www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

-9- - 10 -

Huruf n Huruf h
Yang dimaksud dengan asas "kepentingan umum" adalah
Cukup jelas.
penyelenggaraan kearsipan dilaksanakan dengan memperhatikan
kepentingan umum dan tanpa diskriminasi. Huruf I
Pasal 5 Cukup jelas.
Cukup jelas. Huruf j
Pasal 6 Pendanaan yang dIbutuhkan untuk penyelenggaraan
Cukup jelas. kearsIpan bersumber darI APBN, APBD, bantuan luar negerI,
dan/atau bantuan masyarakat.
Pasal 7
Huruf Pasal 8
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Huruf b
Pasal 9
Cukup jelas.
Huruf c Cukup jelas.

Cukup jelas. Pasal 10


Huruf d Cukup jelas.
Cukup jelas.
Pasal 11
Huruf e
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Huruf f Pasal 12
Cukup jelas. Cukup jelas.
Huruf g
Pasal 13
Yang dimaksud dengan "pelindungan dan penyelamatan arsip"
Cukup jelas.
adalah negara menyelenggarakan pelindungan dan penyelamatan
arsip yang dinyatakan sebagai arsip miik negara, baik terhadap Pasal 14
arsip yang keberadaanya di dalam maupun di luar wilayah Cukup jelas.
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai bahan
Pasal 15
pertanggungjawaban nasional dari kemungkinan kehiangan,
kerusakan arsip yang disebabkan oleh faktor alam, biologi, fisika dan Cukup jelas.
tindakan terorisme, spionase, sabotase, perang dan perbuatan
vandalisme lainnya. Pelindungan dan penyelamatan diakukan
baik bersifat preventif maupun kuratif.

Huruf h ... Pasal 16 …

www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

- 11 - - 12 -

Pasal 16 Ayat (3)


Ayat (1) Cukup jelas.
Cukup jelas.
Pasal 18
Ayat (2)
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Pasal 19
Ayat (3)
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf b
Yang dimaksud dengan "arsip berskala nasional" adalah arsip dari
Cukup jelas. kegiatan atau peristiwa yang dihasilkan pencipta arsip yang memiliki
Huruf c yurisdiksi kewenangan secara nasional dan/atau memiliki pengaruh
terhadap kepentingan nasional.
Cukup jelas.
Huruf d Huruf a
Cukup jelas.
Arsip perguruan tinggi dibentuk untuk menyelamatkan arsip
penting yang berkaitan dengan bukti status intelektualitas Huruf b
serta pengembangan potensi yang melahirkan inovasi dan
Yang dimaksud dengan "perusahaan" adalah termasuk BUMN
karya-karya intelektual lainnya, yang berkaitan dengan
dan perusahaan swasta yang berskala nasional.
fungsi perguruan tinggi sebagai lembaga penelitian, lembaga
pendidikan dan pengabdian masyarakat. Huruf c

Ayat (4) Cukup jelas.


Cukup jelas.
Huruf d
Pasal 17 Cukup jelas.
Ayat (1) Huruf e
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Ayat (2)
Pasal 20
Berkaitan dengan tugas pengelolaan arsip inaktif, bagi lembaga yang
Cukup jelas.
lingkup tugasnya meliputi kawasan seluruh tanah air dimungkinkan
membentuk unit kearsipan sebagai terminal penyimpanan arsip inaktif Pasal 21

secara berjenjang sesuai dengan kebutuhan. Cukup jelas.

Ayat (3) ... Pasal 22 …

www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

- 13 - - 14 -

Pasal 22 Huruf b
Ayat (1)
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Ayat (2) Pasal 24

Cukup jelas. Ayat (1)


Ayat (3) Cukup jelas.
Cukup jelas. Ayat(2)
Ayat (4) Cukup jelas.
Huruf a Ayat(3)
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas. Ayat (4)
Huruf c Huruf a
Yang dimaksud dengan perusahaan adalah BUMD
provinsi dan perusahaan swasta berskala provinsi. Cukup jelas.
Huruf d Huruf b
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Huruf e
Huruf c
Cukup jelas.
Yang dimaksud dengan perusahaan adalah BUMD
Huruf f
kabupaten/kota dan perusahaan swasta berskala
Cukup jelas. kabupaten/kota.
Pasal 23
Huruf d
Huruf a
Cukup jelas.
Untuk efisiensi dan efektivitas pengelolaan arsip inaktif di
pemerintahan daerah provinsi, arsip daerah provinsi hanya bertugas Huruf e

mengelola arsip inaktif yang memiliki retensi sekurang-kurangnya Cukup jelas.


10 (sepuluh) tahun yang berasal dari satuan kerja perangkat daerah Huruf f
dan penyelenggara pemerintahan daerah provinsi. Untuk arsip
Cukup jelas.
inaktif yang memiliki retensi di bawah 10 (sepuluh) tahun
pengelolaannya masih menjadi tanggung jawab unit
kearsipan di setiap satuan kerja perangkat daerah dan
penyelenggara pemerintahan daerah provinsi. Pasal 25 ...

Huruf b …

www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

- 15 - - 16 -

Ayat (4)
Pasal 25 Cukup jelas.
Huruf a
Pasal 28
Untuk efisiensi dan efektivitas pengelolaan arsip inaktif di Cukup jelas.
pemerintahan daerah kabupaten/kota, arsip daerah kabupaten/kota
hanya bertugas mengelola arsip inaktif yang memiliki retensi Pasal 29

sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun yang berasal dari satuan Cukup jelas.


kerja perangkat daerah dan penyelenggara pemerintahan daerah
Pasal 30
kabupaten/kota. Untuk arsip inaktif yang memiliki retensi di bawah
Ayat (1)
10 (sepuluh) tahun pengelolaannya masih menjadi tanggung jawab
unit kearsipan di setiap satuan kerja perangkat daerah dan Cukup jelas.

penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota. Ayat (2)


Huruf a
Huruf b
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Huruf b
Pasal 26
Cukup jelas.
Cukup jelas. Huruf c
Pasal 27 Yang dimaksud dengan "peran dan kedudukan hukum
arsiparis" adalah yang berhubungan dengan fungsi dan peran
Ayat (1)
dalam kegiatan kearsipan sejak penciptaan sampai
Yang dimaksud "perguruan tinggi" adalah perguruan tinggi dengan penyusutan dan akuisisi sampai dengan
sebagaimana dimaksud dalam undang-undang di bidang pendidikan pemanfaatan arsip, serta kegiatan lainnya, yang dilindungi
adalah perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah. secara sah oleh peraturan perundangundangan.

Ayat (2) Huruf d


Yang dimaksud dengan "jaminan kesehatan dan tunjangan
Yang diwajibkan membentuk arsip perguruan tinggi adalah
perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah, profesi untuk sumber daya manusia kearsipan" adalah yang
sedangkan pembentukan arsip perguruan tinggi di berhubungan dengan risiko penyakit dan gangguan
lingkungan perguruan tinggi swasta diserahkan kepada kebijakan kesehatan pada pengelola arsip, sedangkan tunjangan
internal perguruan tinggi yang bersangkutan. profesi perlu diberikan kepada arsiparis sesuai dengan
kompetensinya serta diberikan melalui standar dan kelulusan
sertifikasi arsiparis.

Ayat (4) ...

Ayat (3) …

www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

- 17 - - 18 -

Ayat (3) Ayat (4)

Cukup jelas. Yang dimaksud dengan "kegiatan pelindungan dan penyelamatan


arsip" adalah ANRI berkoordinasi dengan lembaga lain yang terkait
Pasal 31 sesuai dengan fungsi dan tugas instansi terkait berdasarkan
peraturan perundangundangan.
Yang dimaksud dengan "standar kualitas dan spesifikasi
prasarana dan sarana kearsipan" adalah ketentuan standar tentang Ayat (5)
kualitas, bahan, bentuk, ukuran, jenis, dan lain-lain yang dijadikan acuan Penyelamatan arsip akibat bencana mengikuti mekanisme yang
atau pedoman dalam pengadaan dan penggunaan prasarana dan sarana telah diatur dalam undang-undang tentang penanggulangan
kearsipan. bencana.
Pasal 32 Ayat (6)
Cukup jelas. Cukup jelas.

Pasal 33 Pasal 35
Yang dimaksud dengan "arsip miik negara" adalah arsip yang berasal Cukup jelas.
dari lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan negeri,
BUMN dan/atau BUMD, termasuk arsip yang dihasilkan dari semua Pasal 36
kegiatan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang didanai oleh sumber dana Cukup jelas.
negara.
Pasal 37
Pasal 34
Cukup jelas.
Ayat (1)
Pasal 38
Dalam melindungi dan menyelamatkan arsip negara yang
keberadaannya di luar negeri, ANRI melakukan upaya-upaya dengan Ayat (1)
melibatkan perwakilan Republik Indonesia di luar negeri. Yang dimaksud dengan "kegiatan kearsipan tertentu" adalah kegiatan
Ayat (2) yang pendanaannya bersumber dari dana dekonsentrasi, dana
pembantuan, dana alokasi khusus, dan/atau dana alokasi umum
Yang dimaksud dengan "kontrak karya" dalam ketentuan ini adalah yang diarahkan.
kontrak karya sebagaimana dimaksud dalam peraturan Ayat (2)
perundang-undangan, termasuk di bidang energi dan sumber daya
Cukup jelas.
mineral.
Pasal 39

Cuku jelas.

Ayat (4) …
Pasal 40 …

www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

- 19 - - 20 -

Ayat (2)

Pasal 40 Cukup jelas.

Ayat (1) Ayat (3)

Huruf a Cukup jelas.

Cukup jelas. Ayat (4)


Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan "sistematis" adalah sistem Ayat (5)
pengelolaan arsip harus dapat menciptakan sampai dengan Cukup jelas.
menyusutkan arsip secara sistematis. Pelaksanaan
penciptaan sampai dengan penyusutan arsip harus Pasal 41
tersistematisasi melalui desain dan pengoperasian sistem Ayat (1)
pengelolaan arsip dan sistem kerja.
Cukup jelas.
Huruf c
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "utuh" adalah sistem
Cukup jelas.
pengelolaan arsip dilakukan dengan tindakan kontrol seperti
pemantauan akses, verifikasi pengguna, serta otorisasi Ayat (3)
pemusnahan dan pengamanan yang dilakukan untuk Yang dimaksud dengan "struktur" adalah bentuk (format fisik)
mencegah akses, pengubahan, dan pemindahan arsip oleh dan susunan (format intelektual) arsip yang diciptakan dalam media
pengguna yang tidak berhak. sehingga memungkinkan isi arsip dikomunikasikan.
Huruf d
Yang dimaksud dengan "isi" adalah data, fakta, atau informasi
Yang dimaksud dengan "menyeluruh" adalah sistem yang direkam dalam rangka pelaksanaan kegiatan organisasi ataupun
pengelolaan arsip harus dikelola sebagai hasil dari berbagai perseorangan.
kegiatan yang lengkap bagi kebutuhan organisasi atau unit Yang dimaksud dengan "konteks" adalah lingkungan administrasi
kerja yang mengelola arsip. dan sistem yang digunakan dalam penciptaan arsip.
Huruf e Ayat (4)
Yang dimaksud dengan "norma, standar, prosedur, dan kriteria" Cukup jelas.
adalah sistem pengelolaan arsip harus dikelola sesuai dengan
Pasal 42
ketentuan-ketentuan pelaksanaan kegiatan, dan
peraturan perundang-undangan, termasuk norma, Cukup jelas.

standar, prosedur, dan kriteria teknis yang terkait.

Ayat (2) … Pasal 43 …

www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

- 21 - - 22 -

Pasal 43 Ayat (2)


Cukup jelas. Cukup jelas.

Pasal 44 Ayat (3)

Ayat (1) Cukup jelas.

Huruf a Pasal 45
Cukup jelas. Cukup jelas.

Huruf b Pasal 46
Cukup jelas. Cukup jelas.
Huruf c
Pasal 47
Cukup jelas. Cukup jelas.
Huruf d
Pasal 48
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Huruf e
Pasal 49
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Huruf f

Untuk kepentIngan pelIndungan penyelenggaraan negara Pasal 50


penutupan akses dapat dIlakukan oleh pencIpta arsIp Cukup jelas.
selanjutnya pencIpta arsIp yang bersangkutan berkoordInasI
dengan kementerIan yang membIdangI urusan luar negerI Pasal 51
sesuaI dengan ruang lIngkup fungsI dan tugasnya. Cukup jelas.
Huruf g
Pasal 52
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Huruf h
Pasal 53
Cukup jelas.
Ayat (1)
Huruf I
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (2) ...


Ayat (3) …

www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

- 23 - - 24 -

Ayat (3) Pasal 56


Kewajiban penyerahan arsip statis oleh satuan kerja Ayat (1)
perangkat daerah dan penyelenggara pemerintahan daerah provinsi Cukup jelas.
sebagaimana dimaksud pada ayat ini dilakukan dalam
kedudukannya sebagai unit pengolah pada pemerintahan daerah Ayat (2)
dan dilakukan atas nama pemerintahan daerah provinsi. Huruf a
Ayat (4) Yang dimaksud dengan "identifikasi" adalah cara menganalisis
Kewajiban penyerahan arsip statis oleh satuan kerja fungsi dan tugas organisasi dan arsip yang tercipta dari
perangkat daerah dan penyelenggara pemerintahan daerah pelaksanaan fungsi dan tugas organisasi sehingga dapat
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat ini dilakukan dalam dikenali arsip-arsip yang dinilai vital bagi organisasi.
kedudukannya sebagai unit pengolah pada pemerintahan daerah dan Huruf b
dilakukan atas nama pemerintahan daerah kabupaten/kota.
Yang dimaksud dengan "pelindungan dan pengamanan"
Ayat (5) adalah upaya dan tindakan untuk mencegah kerusakan arsip
Kewajiban penyerahan arsip statis oleh satuan kerja sebelum dan pada saat terjadi bencana.
perguruan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat ini dilakukan Huruf c
dalam kedudukannya sebagai unit pengolah pada perguruan tinggi
Yang dimaksud dengan "penyelamatan dan pemulihan" adalah
dan dilakukan atas nama perguruan tinggi.
upaya dan tindakan untuk pemeliharaan dan perawatan arsip
Ayat (6) pascabencana.
Yang dimaksud dengan "perusahaan" adalah termasuk BUMN dan Ayat( 3)
BUMD serta perusahaan swasta yang memiliki arsip bernilai guna
Cukup jelas.
pertanggungjawaban nasional.
Ayat (7) Pasal 57

Cukup jelas. Ayat (1)

Ayat (8) Cukup jelas.

Cukup jelas. Ayat (2)


Yang dimaksud dengan "anggaran negara" adalah anggaran yang
Pasal 54
teralokasikan dalam APBN atau APBD.
Cukup jelas.
Pasal 58
Pasal 55
Cukup jelas.
Cukup jelas. Pasal 59

Cukup jelas.

Pasal 56 …

Pasal 60 …

www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

- 25 - - 26 -

Pasal 60 Pasal 66
Cukup jelas.
Ayat (1)
Pasal 67
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "verifikasi secara langsung" adalah verifikasi Pasal 68
terhadap arsip yang tercantum dalam JRA yang berketerangan Ayat (1)
dipermanenkan.
Cukup jelas.
Yang dimaksud dengan "verifikasi secara tidak langsung" adalah
verifikasi terhadap arsip khususnya arsip negara yang belum
Ayat (2)
tercantum dalam JRA tetapi memiliki nilai guna kesejarahan dengan
didukung oleh bukti-bukti berdasarkan ketentuan peraturan Yang dimaksud dengan "autentikasi arsip statis" adalah pernyataan
perundang-undangan. tertulis atau tanda yang menunjukkan bahwa arsip statis yang
bersangkutan adalah asli atau sesuai dengan aslinya.
Ayat (3)
Cukup jelas. Ayat (3)

Ayat (4) Cukup jelas.


Cukup jelas. Pasal 69
Pasal 61
Ayat (1)
Cukup jelas.
Yang dimaksud dengan "dukungan pembuktian" adalah usaha-
Pasal 62 usaha penelusuran dan pengungkapan serta pengujian terhadap arsip
yang akan diautentikasi.
Cukup jelas.
Ayat (2)
Pasal 63 Yang dimaksud dengan "kemandirian dan integritasnya" adalah
lembaga kearsipan harus menjaga netralitasnya dalam penetapan
Cukup jelas.
autentisitas dan tidak menyandarkan pembuktian pada instansi
Pasal 64 dan/atau pihak yang mempunyai kepentingan tertentu yang dapat
menciderai kualitas pembuktian.
Cukup jelas. Ayat (3)

Pasal 65 Cukup jelas.

Cukup jelas.

Pasal 66 … Pasal 71 …

www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

- 27 - - 28 -

Pasal 73

Pasal 71 Ayat (1)

Ayat (1) Huruf a.

Yang dimaksud dengan "masyarakat" adalah sebagian, sekelompok, Yang dimaksud dengan "menyerahkan arsip statis kepada
suatu komunitas tertentu, dan/atau masyarakat umum baik yang lembaga kearsipan" adalah menyerahkan arsip statis yang
terhimpun dalam suatu wadah organisasi maupun yang tidak dimiliki untuk dikelola oleh lembaga kearsipan
terhimpun dalam organisasi. nasional, provinsi, atau kabupaten/kota. Tanpa melepaskan
asal-usul penciptanya, arsip tersebut menjadi khazanah
Ayat (2)
lembaga kearsipan dan sebagai memori kolektif untuk
Yang dimaksud dengan "peran serta masyarakat di bidang dimanfaatkan bagi kepentingan publik.
pendidikan dan pelatihan kearsipan" adalah masyarakat dapat
Huruf b
membentuk lembaga pendidikan kearsipan, baik secara sendiri-
sendiri maupun bekerja sama dengan pihak terkait. Yang dimaksud dengan "melaporkan kepada lembaga
kearsipan" adalah melaporkan tindakan melawan hukum
Ayat (3)
tersebut kepada lembaga kearsipan nasional, provinsi, dan
Cukup jelas. kabupaten/kota.
Huruf c

Pasal 72 Yang dimaksud dengan "melindungi dan


menyelamatkan arsip dan tempat penyimpanan arsip" adalah
Huruf a melakukan upaya dan tindakan penyelamatan secara
Yang dimaksud dengan "menciptakan arsip atas kegiatan yang terkoordinasi dengan pihak-pihak terkait yang memiliki
dapat mengakibatkan munculnya hak dan kewajiban" adalah kewenangan dan kompetensi, sehingga penyelamatan arsip
dapat dilaksanakan dengan efisien dan efektif.
senantiasa menciptakan arsip (perseorangan, keluarga, organisasi
politik, dan organisasi kemasyarakatan) atas berbagai aktivitas atau Ayat (2)
kegiatan yang dilakukan sehingga menumbuh dan mengembangkan
budaya sadar arsip pada masyarakat dan dapat melindungi Cukup jelas.
masyarakat atas hak-hak keperdataan, hak atas kekayaan Ayat (3)
intelektual, dan mendukung ketertiban administrasi
pemerintahan dalam rangka kehidupan bermasyarakat, Cukup jelas.
berbangsa, dan bernegara.
Pasal 74
Huruf b
Cukup jelas.
Yang dimaksud dengan "menyimpan dan melindungi arsip" adalah
memelihara arsip yang dimilikinya sesuai dengan kaidah dan
standar kearsipan sehingga arsip tersebut dapat terlindungi dan
senantiasa dapat digunakan dalam rangka kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pasal 75 …

Pasal 73 …
www.bphn.go.id www.bphn.go.id
PRESIDEN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

- 29 - - 30 -

Pasal 83
Pasal 75
Cukup jelas.
Huruf a
Cukup jelas. Pasal 84
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas. Pasal 85
Cukup jelas.
Huruf c
Yang dimaksud dengan "menjadi sukarelawan dalam pengelolaan Pasal 86
dan penyelamatan arsip" adalah berperan serta dan
Cukup jelas.
berpartisipasi dalam kearsipan sesuai dengan kompetensi
yang dimilikinya, seperti bidang teknologi informasi dan Pasal 87
komunikasi, pengelolaan arsip, dan pelestarian arsip,
Cukup jelas.
khususnya ketika terjadi bencana kearsipan.
Pasal 76 Pasal 88
Cukup jelas. Cukup jelas.

Pasal 77 Pasal 89
Cukup jelas. Cukup jelas.
Pasal 78
Pasal 90
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Pasal 79
Pasal 91
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Pasal 80
Pasal 92
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Pasal 81

Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5071


Pasal 82

Cukup jelas.

Pasal 83 …

www.bphn.go.id www.bphn.go.id
-2-
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA BAB I
NOMOR 14 TAHUN 2008 KETENTUAN UMUM
TENTANG Pasal 1
KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1. Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan,
dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya yang
dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan
dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan
Menimbang : a. bahwa informasi merupakan kebutuhan pokok setiap perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
orang bagi pengembangan pribadi dan lingkungan secara elektronik ataupun nonelektronik.
sosialnya serta merupakan bagian penting bagi
2. Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan,
ketahanan nasional;
disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh
b. bahwa hak memperoleh informasi merupakan hak asasi suatu badan publik yang berkaitan dengan
manusia dan keterbukaan informasi publik merupakan penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau
salah satu ciri penting negara demokratis yang penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik
menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk lainnya yang sesuai dengan Undang-Undang ini serta
mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik; informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan
c. bahwa keterbukaan informasi publik merupakan publik.
sarana dalam mengoptimalkan pengawasan publik
3. Badan Publik adalah lembaga eksekutif, legislatif,
terhadap penyelenggaraan negara dan Badan Publik
yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas
lainnya dan segala sesuatu yang berakibat pada
pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara,
kepentingan publik;
yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari
d. bahwa pengelolaan informasi publik merupakan salah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau
satu upaya untuk mengembangkan masyarakat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau
informasi; organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana seluruh dananya bersumber dari Anggaran
dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran
perlu membentuk Undang-Undang tentang Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan
Keterbukaan Informasi Publik; masyarakat, dan/atau luar negeri.
Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28 F, dan Pasal 28 J Undang- 4. Komisi Informasi adalah lembaga mandiri yang
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; berfungsi menjalankan Undang-Undang ini dan
peraturan pelaksanaannya, menetapkan petunjuk
Dengan Persetujuan Bersama
teknis standar layanan informasi publik dan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA menyelesaikan sengketa informasi publik melalui
dan mediasi dan/atau ajudikasi nonlitigasi.
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA 5. Sengketa Informasi Publik adalah sengketa yang
terjadi antara badan publik dan pengguna informasi
M E M U T U S K A N: publik yang berkaitan dengan hak memperoleh dan
menggunakan informasi berdasarkan perundang-
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI undangan.
PUBLIK.
6. Mediasi …
BAB I …
-3- -4-
6. Mediasi adalah penyelesaian sengketa informasi (4) Informasi Publik yang dikecualikan bersifat rahasia
publik antara para pihak melalui bantuan mediator sesuai dengan Undang-Undang, kepatutan, dan
komisi informasi. kepentingan umum didasarkan pada pengujian
7. Ajudikasi adalah proses penyelesaian sengketa tentang konsekuensi yang timbul apabila suatu
informasi publik antara para pihak yang diputus oleh informasi diberikan kepada masyarakat serta setelah
komisi informasi. dipertimbangkan dengan saksama bahwa menutup
Informasi Publik dapat melindungi kepentingan yang
8. Pejabat Publik adalah orang yang ditunjuk dan lebih besar daripada membukanya atau sebaliknya.
diberi tugas untuk menduduki posisi atau jabatan
tertentu pada badan publik.
9. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi adalah Bagian Kedua
pejabat yang bertanggung jawab di bidang Tujuan
penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan,
dan/atau pelayanan informasi di badan publik.
Pasal 3
10. Orang adalah orang perseorangan, kelompok orang,
badan hukum, atau badan publik sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang ini. Undang-Undang ini bertujuan untuk:
11. Pengguna Informasi Publik adalah orang yang a. menjamin hak warga negara untuk mengetahui
menggunakan informasi publik sebagaimana diatur rencana pembuatan kebijakan publik, program
dalam Undang-Undang ini. kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan
publik, serta alasan pengambilan suatu keputusan
12. Pemohon Informasi Publik adalah warga negara
dan/atau badan hukum Indonesia yang mengajukan publik;
permintaan informasi publik sebagaimana diatur b. mendorong partisipasi masyarakat dalam proses
dalam Undang-Undang ini. pengambilan kebijakan publik;
c. meningkatkan peran aktif masyarakat dalam
pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan Badan
BAB II Publik yang baik;
ASAS DAN TUJUAN
d. mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu
Bagian Kesatu yang transparan, efektif dan efisien, akuntabel serta
Asas dapat dipertanggungjawabkan;
e. mengetahui alasan kebijakan publik yang
Pasal 2 mempengaruhi hajat hidup orang banyak;
f. mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan
(1) Setiap Informasi Publik bersifat terbuka dan dapat kehidupan bangsa; dan/atau
diakses oleh setiap Pengguna Informasi Publik. g. meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di
(2) Informasi Publik yang dikecualikan bersifat ketat dan lingkungan Badan Publik untuk menghasilkan layanan
terbatas. informasi yang berkualitas.
(3) Setiap Informasi Publik harus dapat diperoleh setiap
Pemohon Informasi Publik dengan cepat dan tepat
waktu, biaya ringan, dan cara sederhana. BAB III …

(4) Informasi …
-5- -6-
BAB III Bagian Ketiga
HAK DAN KEWAJIBAN PEMOHON DAN PENGGUNA INFORMASI Hak Badan Publik
PUBLIK SERTA HAK DAN KEWAJIBAN BADAN PUBLIK
Pasal 6
Bagian Kesatu
(1) Badan Publik berhak menolak memberikan informasi
Hak Pemohon Informasi Publik
yang dikecualikan sesuai dengan ketentuan peraturan
Pasal 4 perundang-undangan.
(2) Badan Publik berhak menolak memberikan Informasi
(1) Setiap Orang berhak memperoleh Informasi Publik Publik apabila tidak sesuai dengan ketentuan
sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini. peraturan perundang-undangan.
(2) Setiap Orang berhak: (3) Informasi Publik yang tidak dapat diberikan oleh
a. melihat dan mengetahui Informasi Publik; Badan Publik, sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
b. menghadiri pertemuan publik yang terbuka untuk adalah:
umum untuk memperoleh Informasi Publik; a. informasi yang dapat membahayakan negara;
c. mendapatkan salinan Informasi Publik melalui b. informasi yang berkaitan dengan kepentingan
permohonan sesuai dengan Undang-Undang ini; perlindungan usaha dari persaingan usaha tidak
dan/atau sehat;
d. menyebarluaskan Informasi Publik sesuai dengan c. informasi yang berkaitan dengan hak-hak pribadi;
peraturan perundang-undangan. d. informasi yang berkaitan dengan rahasia jabatan;
(3) Setiap Pemohon Informasi Publik berhak mengajukan dan/atau
permintaan Informasi Publik disertai alasan e. Informasi Publik yang diminta belum dikuasai atau
permintaan tersebut. didokumentasikan.
(4) Setiap Pemohon Informasi Publik berhak mengajukan
gugatan ke pengadilan apabila dalam memperoleh Bagian Keempat
Informasi Publik mendapat hambatan atau kegagalan Kewajiban Badan Publik
sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini.
Pasal 7
Bagian Kedua (1) Badan Publik wajib menyediakan, memberikan
Kewajiban Pengguna Informasi Publik dan/atau menerbitkan Informasi Publik yang berada
di bawah kewenangannya kepada Pemohon Informasi
Pasal 5 Publik, selain informasi yang dikecualikan sesuai
(1) Pengguna Informasi Publik wajib menggunakan dengan ketentuan.
Informasi Publik sesuai dengan ketentuan peraturan (2) Badan Publik wajib menyediakan Informasi Publik
perundang-undangan. yang akurat, benar, dan tidak menyesatkan.
(2) Pengguna Informasi Publik wajib mencantumkan (3) Untuk melaksanakan kewajiban sebagaimana
sumber dari mana ia memperoleh Informasi Publik, dimaksud pada ayat (2), Badan Publik harus
baik yang digunakan untuk kepentingan sendiri membangun dan mengembangkan sistem informasi
maupun untuk keperluan publikasi sesuai dengan dan dokumentasi untuk mengelola Informasi Publik
ketentuan peraturan perundang-undangan. secara baik dan efisien sehingga dapat diakses dengan
mudah.
Bagian Ketiga …
(4) Badan …
-7- -8-
(4) Badan Publik wajib membuat pertimbangan secara (5) Cara-cara sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
tertulis setiap kebijakan yang diambil untuk ditentukan lebih lanjut oleh Pejabat Pengelola
memenuhi hak setiap Orang atas Informasi Publik. Informasi dan Dokumentasi di Badan Publik terkait.
(5) Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban Badan
antara lain memuat pertimbangan politik, ekonomi, Publik memberikan dan menyampaikan Informasi
sosial, budaya, dan/atau pertahanan dan keamanan Publik secara berkala sebagaimana dimaksud pada
negara. ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Petunjuk
(6) Dalam rangka memenuhi kewajiban sebagaimana Teknis Komisi Informasi.
dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (4) Badan
Publik dapat memanfaatkan sarana dan/atau media Bagian Kedua
elektronik dan nonelektronik. Informasi yang Wajib Diumumkan secara Serta-merta

Pasal 10
Pasal 8
Kewajiban Badan Publik yang berkaitan dengan kearsipan (1) Badan Publik wajib mengumumkan secara serta-
dan pendokumentasian Informasi Publik dilaksanakan merta suatu informasi yang dapat mengancam hajat
berdasarkan peraturan perundang-undangan. hidup orang banyak dan ketertiban umum.
(2) Kewajiban menyebarluaskan Informasi Publik
BAB IV sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
INFORMASI YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN dengan cara yang mudah dijangkau oleh masyarakat
dan dalam bahasa yang mudah dipahami.
Bagian Kesatu
Bagian Ketiga
Informasi yang Wajib Disediakan dan Diumumkan Secara Berkala
Informasi yang Wajib Tersedia Setiap Saat
Pasal 9 Pasal 11
(1) Setiap Badan Publik wajib mengumumkan Informasi (1) Badan Publik wajib menyediakan Informasi Publik
Publik secara berkala. setiap saat yang meliputi:
(2) Informasi Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) a. daftar seluruh Informasi Publik yang berada di
meliputi: bawah penguasaannya, tidak termasuk informasi
a. informasi yang berkaitan dengan Badan Publik; yang dikecualikan;
b. informasi mengenai kegiatan dan kinerja Badan b. hasil keputusan Badan Publik dan
Publik terkait; pertimbangannya;
c. informasi mengenai laporan keuangan; dan/atau c. seluruh kebijakan yang ada berikut dokumen
d. informasi lain yang diatur dalam peraturan pendukungnya;
perundang-undangan. d. rencana kerja proyek termasuk di dalamnya
(3) Kewajiban memberikan dan menyampaikan Informasi perkiraan pengeluaran tahunan Badan Publik;
Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) e. perjanjian Badan Publik dengan pihak ketiga;
dilakukan paling singkat 6 (enam) bulan sekali. f. informasi dan kebijakan yang disampaikan Pejabat
Publik dalam pertemuan yang terbuka untuk
(4) Kewajiban menyebarluaskan Informasi Publik
umum;
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan
g. prosedur kerja pegawai Badan Publik yang
dengan cara yang mudah dijangkau oleh masyarakat
berkaitan dengan pelayanan masyarakat; dan/atau
dan dalam bahasa yang mudah dipahami.
h. laporan …
(5) Cara-cara …
-9- - 10 -
h. laporan mengenai pelayanan akses Informasi Pasal 14
Publik sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
ini. Informasi Publik yang wajib disediakan oleh Badan Usaha
(2) Informasi Publik yang telah dinyatakan terbuka bagi Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah dan/atau badan
masyarakat berdasarkan mekanisme keberatan usaha lainnya yang dimiliki oleh negara dalam Undang-
dan/atau penyelesaian sengketa sebagaimana Undang ini adalah:
dimaksud dalam Pasal 48, Pasal 49, dan Pasal 50 a. nama dan tempat kedudukan, maksud dan tujuan
dinyatakan sebagai Informasi Publik yang dapat serta jenis kegiatan usaha, jangka waktu pendirian,
diakses oleh Pengguna Informasi Publik. dan permodalan, sebagaimana tercantum dalam
anggaran dasar;
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
b. nama lengkap pemegang saham, anggota direksi, dan
pelaksanaan kewajiban Badan Publik menyediakan
anggota dewan komisaris perseroan;
Informasi Publik yang dapat diakses oleh Pengguna
c. laporan tahunan, laporan keuangan, neraca laporan
Informasi Publik sebagaimana dimaksud pada ayat
laba rugi, dan laporan tanggung jawab sosial
(1) dan ayat (2) diatur dengan Petunjuk Teknis Komisi
perusahaan yang telah diaudit;
Informasi.
d. hasil penilaian oleh auditor eksternal, lembaga
pemeringkat kredit dan lembaga pemeringkat lainnya;
Pasal 12
e. sistem dan alokasi dana remunerasi anggota
komisaris/dewan pengawas dan direksi;
Setiap tahun Badan Publik wajib mengumumkan layanan
f. mekanisme penetapan direksi dan komisaris/dewan
informasi, yang meliputi:
pengawas;
a. jumlah permintaan informasi yang diterima; g. kasus hukum yang berdasarkan Undang-Undang
b. waktu yang diperlukan Badan Publik dalam terbuka sebagai Informasi Publik;
memenuhi setiap permintaan informasi; h. pedoman pelaksanaan tata kelola perusahaan yang
c. jumlah pemberian dan penolakan permintaan baik berdasarkan prinsip-prinsip transparansi,
informasi; dan/atau akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian, dan
d. alasan penolakan permintaan informasi. kewajaran;
i. pengumuman penerbitan efek yang bersifat utang;
Pasal 13 j. penggantian akuntan yang mengaudit perusahaan;
k. perubahan tahun fiskal perusahaan;
(1) Untuk mewujudkan pelayanan cepat, tepat, dan l. kegiatan penugasan pemerintah dan/atau kewajiban
sederhana setiap Badan Publik: pelayanan umum atau subsidi;
a. menunjuk Pejabat Pengelola Informasi dan m. mekanisme pengadaan barang dan jasa; dan/atau
Dokumentasi; dan n. informasi lain yang ditentukan oleh Undang-Undang
b. membuat dan mengembangkan sistem penyediaan yang berkaitan dengan Badan Usaha Milik Negara/
layanan informasi secara cepat, mudah, dan wajar Badan Usaha Milik Daerah.
sesuai dengan petunjuk teknis standar layanan
Informasi Publik yang berlaku secara nasional. Pasal 15

(2) Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Informasi Publik yang wajib disediakan oleh partai politik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dibantu dalam Undang-Undang ini adalah:
oleh pejabat fungsional. a. asas dan tujuan;

Pasal 14 …
b. program …
- 11 - - 12 -
b. program umum dan kegiatan partai politik; 1. menghambat proses penyelidikan dan penyidikan
c. nama, alamat dan susunan kepengurusan dan suatu tindak pidana;
perubahannya; 2. mengungkapkan identitas informan, pelapor, saksi,
d. pengelolaan dan penggunaan dana yang bersumber dan/atau korban yang mengetahui adanya tindak
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pidana;
dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; 3. mengungkapkan data intelijen kriminal dan
e. mekanisme pengambilan keputusan partai; rencana-rencana yang berhubungan dengan
f. keputusan partai yang berasal dari hasil pencegahan dan penanganan segala bentuk
muktamar/kongres/munas dan/atau keputusan kejahatan transnasional;
lainnya yang menurut anggaran dasar dan anggaran
4. membahayakan keselamatan dan kehidupan
rumah tangga partai terbuka untuk umum; dan/atau
penegak hukum dan/atau keluarganya; dan/atau
g. informasi lain yang ditetapkan oleh Undang-Undang
yang berkaitan dengan partai politik. 5. membahayakan keamanan peralatan, sarana,
dan/atau prasarana penegak hukum.
Pasal 16 b. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan
Informasi Publik yang wajib disediakan oleh organisasi kepada Pemohon Informasi Publik dapat mengganggu
nonpemerintah dalam Undang-Undang ini adalah: kepentingan perlindungan hak atas kekayaan
intelektual dan perlindungan dari persaingan usaha
a. asas dan tujuan;
tidak sehat;
b. program dan kegiatan organisasi;
c. nama, alamat, susunan kepengurusan, dan c. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan
perubahannya; kepada Pemohon Informasi Publik dapat
d. pengelolaan dan penggunaan dana yang bersumber membahayakan pertahanan dan keamanan negara,
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yaitu:
dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, 1. informasi tentang strategi, intelijen, operasi, taktik
sumbangan masyarakat, dan/atau sumber luar dan teknik yang berkaitan dengan penyelenggaraan
negeri; sistem pertahanan dan keamanan negara, meliputi
e. mekanisme pengambilan keputusan organisasi; tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengakhiran
f. keputusan-keputusan organisasi; dan/atau atau evaluasi dalam kaitan dengan ancaman dari
g. informasi lain yang ditetapkan oleh peraturan dalam dan luar negeri;
perundang-undangan. 2. dokumen yang memuat tentang strategi, intelijen,
operasi, teknik dan taktik yang berkaitan dengan
BAB V penyelenggaraan sistem pertahanan dan keamanan
INFORMASI YANG DIKECUALIKAN negara yang meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan dan pengakhiran atau evaluasi;
Pasal 17 3. jumlah, komposisi, disposisi, atau dislokasi
kekuatan dan kemampuan dalam penyelenggaraan
Setiap Badan Publik wajib membuka akses bagi setiap sistem pertahanan dan keamanan negara serta
Pemohon Informasi Publik untuk mendapatkan Informasi rencana pengembangannya;
Publik, kecuali:
4. gambar dan data tentang situasi dan keadaan
a. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan
pangkalan dan/atau instalasi militer;
kepada Pemohon Informasi Publik dapat menghambat
proses penegakan hukum, yaitu informasi yang dapat:

5. data …
1. menghambat …
- 13 - - 14 -
5. data perkiraan kemampuan militer dan pertahanan 4. perlindungan dan pengamanan infrastruktur
negara lain terbatas pada segala tindakan strategis Indonesia di luar negeri.
dan/atau indikasi negara tersebut yang dapat g. Informasi Publik yang apabila dibuka dapat
membahayakan kedaulatan Negara Kesatuan mengungkapkan isi akta otentik yang bersifat pribadi
Republik Indonesia dan/atau data terkait dan kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang;
kerjasama militer dengan negara lain yang h. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan
disepakati dalam perjanjian tersebut sebagai kepada Pemohon Informasi Publik dapat mengungkap
rahasia atau sangat rahasia; rahasia pribadi, yaitu:
6. sistem persandian negara; dan/atau 1. riwayat dan kondisi anggota keluarga;
7. sistem intelijen negara.
2. riwayat, kondisi dan perawatan, pengobatan
d. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kesehatan fisik, dan psikis seseorang;
kepada Pemohon Informasi Publik dapat
3. kondisi keuangan, aset, pendapatan, dan rekening
mengungkapkan kekayaan alam Indonesia;
bank seseorang;
e. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan 4. hasil-hasil evaluasi sehubungan dengan
kepada Pemohon Informasi Publik, dapat merugikan kapabilitas, intelektualitas, dan rekomendasi
ketahanan ekonomi nasional: kemampuan seseorang; dan/atau
1. rencana awal pembelian dan penjualan mata uang 5. catatan yang menyangkut pribadi seseorang yang
nasional atau asing, saham dan aset vital milik berkaitan dengan kegiatan satuan pendidikan
negara; formal dan satuan pendidikan nonformal.
2. rencana awal perubahan nilai tukar, suku bunga, i. memorandum atau surat-surat antar Badan Publik
dan model operasi institusi keuangan; atau intra Badan Publik, yang menurut sifatnya
3. rencana awal perubahan suku bunga bank, dirahasiakan kecuali atas putusan Komisi Informasi
pinjaman pemerintah, perubahan pajak, tarif, atau atau pengadilan;
pendapatan negara/daerah lainnya; j. informasi yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan
4. rencana awal penjualan atau pembelian tanah atau Undang-Undang.
properti;
5. rencana awal investasi asing; Pasal 18
6. proses dan hasil pengawasan perbankan, asuransi,
atau lembaga keuangan lainnya; dan/atau (1) Tidak termasuk dalam kategori informasi yang
7. hal-hal yang berkaitan dengan proses pencetakan dikecualikan adalah informasi berikut:
uang. a. putusan badan peradilan;
f. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan b. ketetapan, keputusan, peraturan, surat edaran,
kepada Pemohon Informasi Publik, dapat merugikan ataupun bentuk kebijakan lain, baik yang tidak
kepentingan hubungan luar negeri: berlaku mengikat maupun mengikat ke dalam
1. posisi, daya tawar dan strategi yang akan dan telah ataupun ke luar serta pertimbangan lembaga
diambil oleh negara dalam hubungannya dengan penegak hukum;
negosiasi internasional; c. surat perintah penghentian penyidikan atau
2. korespondensi diplomatik antarnegara; penuntutan;
3. sistem komunikasi dan persandian yang d. rencana pengeluaran tahunan lembaga penegak
dipergunakan dalam menjalankan hubungan hukum;
internasional; dan/atau e. laporan keuangan tahunan lembaga penegak
hukum;
4. perlindungan …
f. laporan …
- 15 - - 16 -
f. laporan hasil pengembalian uang hasil korupsi; Pasal 19
dan/atau
g. informasi lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi di setiap
11 ayat (2). Badan Publik wajib melakukan pengujian tentang
konsekuensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17
(2) Tidak termasuk informasi yang dikecualikan
dengan saksama dan penuh ketelitian sebelum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf g dan
menyatakan Informasi Publik tertentu dikecualikan untuk
huruf h, antara lain apabila : diakses oleh setiap Orang.
a. pihak yang rahasianya diungkap memberikan
persetujuan tertulis; dan/atau
Pasal 20
b. pengungkapan berkaitan dengan posisi seseorang
dalam jabatan-jabatan publik. (1) Pengecualian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17
(3) Dalam hal kepentingan pemeriksaan perkara pidana huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, dan huruf
di pengadilan, Kepala Kepolisian Republik Indonesia, f tidak bersifat permanen.
Jaksa Agung, Ketua Mahkamah Agung, Ketua Komisi
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai jangka waktu
Pemberantasan Korupsi, dan/atau Pimpinan Lembaga pengecualian diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Negara Penegak Hukum lainnya yang diberi
kewenangan oleh Undang-Undang dapat membuka
informasi yang dikecualikan sebagaimana dimaksud BAB VI
dalam Pasal 17 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, MEKANISME MEMPEROLEH INFORMASI
huruf e, huruf f, huruf i, dan huruf j.
Pasal 21
(4) Pembukaan informasi yang dikecualikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dilakukan dengan cara Mekanisme untuk memperoleh Informasi Publik
mengajukan permintaan izin kepada Presiden. didasarkan pada prinsip cepat, tepat waktu, dan biaya
ringan.
(5) Permintaan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dan ayat (4) untuk kepentingan pemeriksaan perkara Pasal 22
perdata yang berkaitan dengan keuangan atau
kekayaan negara di pengadilan, permintaan izin (1) Setiap Pemohon Informasi Publik dapat mengajukan
diajukan oleh Jaksa Agung sebagai pengacara negara permintaan untuk memperoleh Informasi Publik
kepada Presiden. kepada Badan Publik terkait secara tertulis atau tidak
(6) Izin tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ayat tertulis.
(4), dan ayat (5) diberikan oleh Presiden kepada Kepala (2) Badan Publik wajib mencatat nama dan alamat
Kepolisian Republik Indonesia, Jaksa Agung, Ketua Pemohon Informasi Publik, subjek dan format
Komisi Pemberantasan Korupsi, Pimpinan Lembaga informasi serta cara penyampaian informasi yang
Negara Penegak Hukum lainnya, atau Ketua diminta oleh Pemohon Informasi Publik.
Mahkamah Agung. (3) Badan Publik yang bersangkutan wajib mencatat
permintaan Informasi Publik yang diajukan secara
(7) Dengan mempertimbangkan kepentingan pertahanan
tidak tertulis.
dan keamanan negara dan kepentingan umum,
(4) Badan Publik terkait wajib memberikan tanda bukti
Presiden dapat menolak permintaan informasi yang
penerimaan permintaan Informasi Publik
dikecualikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3)
ayat (4), dan ayat (5).
berupa nomor pendaftaran pada saat permintaan
diterima.
Pasal 19 …

(5) Dalam …
- 17 - - 18 -
(5) Dalam hal permintaan disampaikan secara langsung BAB VII
atau melalui surat elektronik, nomor pendaftaran KOMISI INFORMASI
diberikan saat penerimaan permintaan.
(6) Dalam hal permintaan disampaikan melalui surat, Bagian Kesatu
pengiriman nomor pendaftaran dapat diberikan Fungsi
bersamaan dengan pengiriman informasi.
Pasal 23
(7) Paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak
diterimanya permintaan, Badan Publik yang
Komisi Informasi adalah lembaga mandiri yang berfungsi
bersangkutan wajib menyampaikan pemberitahuan
menjalankan Undang-Undang ini dan peraturan
tertulis yang berisikan :
pelaksanaannya menetapkan petunjuk teknis standar
a. informasi yang diminta berada di bawah layanan Informasi Publik dan menyelesaikan Sengketa
penguasaannya ataupun tidak; Informasi Publik melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi
b. Badan Publik wajib memberitahukan Badan Publik nonlitigasi.
yang menguasai informasi yang diminta apabila
informasi yang diminta tidak berada di bawah Bagian Kedua
penguasaannya dan Badan Publik yang menerima Kedudukan
permintaan mengetahui keberadaan informasi
yang diminta; Pasal 24
c. penerimaan atau penolakan permintaan dengan
(1) Komisi Informasi terdiri atas Komisi Informasi Pusat,
alasan yang tercantum sebagaimana dimaksud
Komisi Informasi provinsi, dan jika dibutuhkan Komisi
dalam Pasal 17;
Informasi kabupaten/kota.
d. dalam hal permintaan diterima seluruhnya atau
sebagian dicantumkan materi informasi yang akan (2) Komisi Informasi Pusat berkedudukan di ibu kota
diberikan; Negara.
e. dalam hal suatu dokumen mengandung materi (3) Komisi Informasi provinsi berkedudukan di ibu kota
yang dikecualikan sebagaimana dimaksud dalam provinsi dan Komisi Informasi kabupaten/kota
Pasal 17, maka informasi yang dikecualikan berkedudukan di ibu kota kabupaten/kota.
tersebut dapat dihitamkan dengan disertai alasan
dan materinya; Bagian Ketiga
f. alat penyampai dan format informasi yang akan Susunan
diberikan; dan/atau
Pasal 25
g. biaya serta cara pembayaran untuk memperoleh
informasi yang diminta. (1) Anggota Komisi Informasi Pusat berjumlah 7 (tujuh)
(8) Badan Publik yang bersangkutan dapat orang yang mencerminkan unsur pemerintah dan
memperpanjang waktu untuk mengirimkan unsur masyarakat.
pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (7), (2) Anggota Komisi Informasi provinsi dan/atau Komisi
paling lambat 7 (tujuh) hari kerja berikutnya dengan Informasi kabupaten/kota berjumlah 5 (lima) orang
memberikan alasan secara tertulis. yang mencerminkan unsur pemerintah dan unsur
(9) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara permintaan masyarakat.
informasi kepada Badan Publik diatur oleh Komisi (3) Komisi Informasi dipimpin oleh seorang ketua
Informasi. merangkap anggota dan didampingi oleh seorang
wakil ketua merangkap anggota.
BAB VII …
(4) Ketua …
- 19 - - 20 -
(4) Ketua dan wakil ketua dipilih dari dan oleh para Bagian Kelima
anggota Komisi Informasi. Wewenang
(5) Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dilakukan dengan musyawarah seluruh anggota Pasal 27
Komisi Informasi dan apabila tidak tercapai
kesepakatan dilakukan pemungutan suara.
(1) Dalam menjalankan tugasnya, Komisi Informasi
memiliki wewenang:
Bagian Keempat
Tugas a. memanggil dan/atau mempertemukan para pihak
yang bersengketa;
Pasal 26 b. meminta catatan atau bahan yang relevan yang
dimiliki oleh Badan Publik terkait untuk
(1) Komisi Informasi bertugas: mengambil keputusan dalam upaya
a. menerima, memeriksa, dan memutus menyelesaikan Sengketa Informasi Publik;
permohonan penyelesaian Sengketa Informasi c. meminta keterangan atau menghadirkan pejabat
Publik melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi Badan Publik ataupun pihak yang terkait sebagai
nonlitigasi yang diajukan oleh setiap Pemohon saksi dalam penyelesaian Sengketa Informasi
Informasi Publik berdasarkan alasan Publik;
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
ini; d. mengambil sumpah setiap saksi yang didengar
keterangannya dalam Ajudikasi nonlitigasi
b. menetapkan kebijakan umum pelayanan
penyelesaian Sengketa Informasi Publik; dan
Informasi Publik; dan
c. menetapkan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk e. membuat kode etik yang diumumkan kepada
teknis. publik sehingga masyarakat dapat menilai
kinerja Komisi Informasi.
(2) Komisi Informasi Pusat bertugas:
(2) Kewenangan Komisi Informasi Pusat meliputi
a. menetapkan prosedur pelaksanaan penyelesaian kewenangan penyelesaian Sengketa Informasi Publik
sengketa melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi yang menyangkut Badan Publik pusat dan Badan
nonlitigasi; Publik tingkat provinsi dan/atau Badan Publik
b. menerima, memeriksa, dan memutus Sengketa tingkat kabupaten/kota selama Komisi Informasi di
Informasi Publik di daerah selama Komisi provinsi atau Komisi Informasi kabupaten/kota
Informasi provinsi dan/atau Komisi Informasi tersebut belum terbentuk.
kabupaten/kota belum terbentuk; dan
(3) Kewenangan Komisi Informasi provinsi meliputi
c. memberikan laporan mengenai pelaksanaan
kewenangan penyelesaian sengketa yang menyangkut
tugasnya berdasarkan Undang-Undang ini
Badan Publik tingkat provinsi yang bersangkutan.
kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia setahun sekali atau sewaktu- (4) Kewenangan Komisi Informasi kabupaten/kota
waktu jika diminta. meliputi kewenangan penyelesaian sengketa yang
(3) Komisi Informasi provinsi dan/atau Komisi Informasi menyangkut Badan Publik tingkat kabupaten/kota
kabupaten/kota bertugas menerima, memeriksa, dan yang bersangkutan
memutus Sengketa Informasi Publik di daerah
melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi.
Bagian Keenam …

Bagian Kelima …
- 21 - - 22 -
Bagian Keenam (5) Sekretariat Komisi Informasi kabupaten/kota
Pertanggungjawaban dilaksanakan oleh pejabat yang mempunyai tugas dan
wewenang di bidang komunikasi dan informasi di
Pasal 28 tingkat kabupaten/kota yang bersangkutan.
(6) Anggaran Komisi Informasi Pusat dibebankan pada
(1) Komisi Informasi Pusat bertanggung jawab kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, anggaran
Presiden dan menyampaikan laporan tentang Komisi Informasi provinsi dan/atau Komisi Informasi
pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenangnya kepada kabupaten/kota dibebankan pada Anggaran
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Pendapatan dan Belanja Daerah provinsi dan/atau
(2) Komisi Informasi provinsi bertanggung jawab kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
gubernur dan menyampaikan laporan tentang kabupaten/kota yang bersangkutan.
pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenangnya kepada
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi yang Bagian Kedelapan
bersangkutan. Pengangkatan dan Pemberhentian
(3) Komisi Informasi kabupaten/kota bertanggung jawab Pasal 30
kepada bupati/walikota dan menyampaikan laporan
(1) Syarat-syarat pengangkatan anggota Komisi
tentang pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenangnya
Informasi:
kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/
a. warga negara Indonesia;
kota yang bersangkutan.
b. memiliki integritas dan tidak tercela;
(4) Laporan lengkap Komisi Informasi sebagaimana c. tidak pernah dipidana karena melakukan tindak
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) bersifat pidana yang diancam dengan pidana 5 (lima)
terbuka untuk umum. tahun atau lebih;
d. memiliki pengetahuan dan pemahaman di bidang
Bagian Ketujuh keterbukaan Informasi Publik sebagai bagian dari
Sekretariat dan Penatakelolaan Komisi Informasi hak asasi manusia dan kebijakan publik;
e. memiliki pengalaman dalam aktivitas Badan
Pasal 29 Publik;
f. bersedia melepaskan keanggotaan dan jabatannya
dalam Badan Publik apabila diangkat menjadi
(1) Dukungan administratif, keuangan, dan tata kelola
anggota Komisi Informasi;
Komisi Informasi dilaksanakan oleh sekretariat
g. bersedia bekerja penuh waktu;
komisi.
h. berusia paling rendah 35 (tiga puluh lima) tahun;
(2) Sekretariat Komisi Informasi dilaksanakan oleh dan
Pemerintah. i. sehat jiwa dan raga.
(3) Sekretariat Komisi Informasi Pusat dipimpin oleh (2) Rekrutmen calon anggota Komisi Informasi
sekretaris yang ditetapkan oleh Menteri yang tugas dilaksanakan oleh Pemerintah secara terbuka, jujur,
dan wewenangnya di bidang komunikasi dan dan objektif.
informatika berdasarkan usulan Komisi Informasi. (3) Daftar calon anggota Komisi Informasi wajib
(4) Sekretariat Komisi Informasi provinsi dilaksanakan diumumkan kepada masyarakat.
oleh pejabat yang tugas dan wewenangnya di bidang (4) Setiap Orang berhak mengajukan pendapat dan
komunikasi dan informasi di tingkat provinsi yang penilaian terhadap calon anggota Komisi Informasi
bersangkutan. sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dengan disertai
alasan.
(5) Sekretariat …
Pasal 31 …
- 23 - - 24 -
Pasal 31 Pasal 34

(1) Calon anggota Komisi Informasi Pusat hasil (1) Pemberhentian anggota Komisi Informasi dilakukan
rekrutmen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 berdasarkan keputusan Komisi Informasi sesuai
ayat (2) diajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat dengan tingkatannya dan diusulkan kepada Presiden
Republik Indonesia oleh Presiden sejumlah 21 (dua untuk Komisi Informasi Pusat, kepada gubernur
puluh satu) orang calon. untuk Komisi Informasi provinsi, dan kepada
(2) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia memilih bupati/walikota untuk Komisi Informasi
anggota Komisi Informasi Pusat melalui uji kepatutan kabupaten/kota untuk ditetapkan.
dan kelayakan. (2) Anggota Komisi Informasi berhenti atau
(3) Anggota Komisi Informasi Pusat yang telah dipilih oleh diberhentikan karena:
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia a. meninggal dunia;
selanjutnya ditetapkan oleh Presiden. b. telah habis masa jabatannya;
c. mengundurkan diri;
d. dipidana dengan putusan pengadilan yang telah
Pasal 32 berkekuatan hukum tetap dengan ancaman pidana
paling singkat 5 (lima) tahun penjara;
(1) Calon anggota Komisi Informasi provinsi dan/atau
e. sakit jiwa dan raga dan/atau sebab lain yang
Komisi Informasi kabupaten/kota hasil rekrutmen
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) mengakibatkan yang bersangkutan tidak dapat
diajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menjalankan tugas 1 (satu) tahun berturut-turut;
provinsi dan/atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau
kabupaten/kota oleh gubernur dan/atau f. melakukan tindakan tercela dan/atau melanggar
bupati/walikota paling sedikit 10 (sepuluh) orang kode etik, yang putusannya ditetapkan oleh Komisi
calon dan paling banyak 15 (lima belas) orang calon. Informasi.
(2) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi dan/atau (3) Pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kabupaten/kota memilih anggota Komisi Informasi ditetapkan melalui Keputusan Presiden untuk Komisi
provinsi dan/atau Komisi Informasi kabupaten/kota Informasi Pusat, keputusan gubernur untuk Komisi
melalui uji kepatutan dan kelayakan. Informasi provinsi, dan/atau keputusan
bupati/walikota untuk Komisi Informasi
(3) Anggota Komisi Informasi provinsi dan/atau Komisi kabupaten/kota.
Informasi kabupaten/kota yang telah dipilih oleh
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi dan/atau (4) Pergantian antarwaktu anggota Komisi Informasi
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota dilakukan oleh Presiden setelah berkonsultasi dengan
selanjutnya ditetapkan oleh gubernur dan/atau pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Republik
bupati/walikota. Indonesia untuk Komisi Informasi Pusat, oleh
gubernur setelah berkonsultasi dengan pimpinan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi untuk
Pasal 33 Komisi Informasi provinsi, dan oleh bupati/walikota
setelah berkonsultasi dengan pimpinan Dewan
Anggota Komisi Informasi diangkat untuk masa jabatan 4 Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota untuk
(empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu Komisi Informasi kabupaten/kota.
periode berikutnya.

(5) Anggota …
Pasal 34 …
- 25 - - 26 -
(5) Anggota Komisi Informasi pengganti antarwaktu (3) Alasan tertulis disertakan bersama tanggapan apabila
diambil dari urutan berikutnya berdasarkan hasil uji atasan pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal
kelayakan dan kepatutan yang telah dilaksanakan 35 ayat (1) menguatkan putusan yang ditetapkan oleh
sebagai dasar pengangkatan anggota Komisi bawahannya.
Informasi pada periode dimaksud.
Bagian Kedua
BAB VIII
Penyelesaian Sengketa Melalui Komisi Informasi
KEBERATAN DAN PENYELESAIAN SENGKETA
MELALUI KOMISI INFORMASI
Pasal 37
Bagian Kesatu
Keberatan
(1) Upaya penyelesaian Sengketa Informasi Publik
Pasal 35 diajukan kepada Komisi Informasi Pusat dan/atau
(1) Setiap Pemohon Informasi Publik dapat mengajukan Komisi Informasi provinsi dan/atau Komisi Informasi
keberatan secara tertulis kepada atasan Pejabat kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya
Pengelola Informasi dan Dokumentasi berdasarkan apabila tanggapan atasan Pejabat Pengelola Informasi
alasan berikut: dan Dokumentasi dalam proses keberatan tidak
a. penolakan atas permintaan informasi berdasarkan memuaskan Pemohon Informasi Publik.
alasan pengecualian sebagaimana dimaksud (2) Upaya penyelesaian Sengketa Informasi Publik
dalam Pasal 17; diajukan dalam waktu paling lambat 14 (empat belas)
b. tidak disediakannya informasi berkala hari kerja setelah diterimanya tanggapan tertulis dari
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9; atasan pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal
c. tidak ditanggapinya permintaan informasi; 36 ayat (2).
d. permintaan informasi ditanggapi tidak
sebagaimana yang diminta;
Pasal 38
e. tidak dipenuhinya permintaan informasi;
f. pengenaan biaya yang tidak wajar; dan/atau
g. penyampaian informasi yang melebihi waktu yang (1) Komisi Informasi Pusat dan Komisi Informasi provinsi
diatur dalam Undang-Undang ini. dan/atau Komisi Informasi kabupaten/kota harus
(2) Alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b mulai mengupayakan penyelesaian Sengketa
sampai dengan huruf g dapat diselesaikan secara Informasi Publik melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi
musyawarah oleh kedua belah pihak. nonlitigasi paling lambat 14 (empat belas) hari kerja
setelah menerima permohonan penyelesaian Sengketa
Pasal 36 Informasi Publik.

(1) Keberatan diajukan oleh Pemohon Informasi Publik (2) Proses penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud
dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) pada ayat (1) paling lambat dapat diselesaikan dalam
hari kerja setelah ditemukannya alasan sebagaimana waktu 100 (seratus) hari kerja.
dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1).
(2) Atasan pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal Pasal 39
35 ayat (1) memberikan tanggapan atas keberatan
yang diajukan oleh Pemohon Informasi Publik dalam Putusan Komisi Informasi yang berasal dari kesepakatan
jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja melalui Mediasi bersifat final dan mengikat.
sejak diterimanya keberatan secara tertulis.

(3) Alasan … BAB IX …


- 27 - - 28 -
BAB IX (3) Dalam hal pemeriksaan yang berkaitan dengan
HUKUM ACARA KOMISI dokumen-dokumen yang termasuk dalam
pengecualian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17,
Bagian Kesatu maka sidang pemeriksaan perkara bersifat tertutup.
Mediasi (4) Anggota Komisi Informasi wajib menjaga rahasia
dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
Pasal 40
Bagian Ketiga
(1) Penyelesaian sengketa melalui Mediasi merupakan
Pemeriksaan
pilihan para pihak dan bersifat sukarela.
(2) Penyelesaian sengketa melalui Mediasi hanya dapat
Pasal 44
dilakukan terhadap pokok perkara yang terdapat
dalam Pasal 35 ayat (1) huruf b, huruf c, huruf d,
(1) Dalam hal Komisi Informasi menerima permohonan
huruf e, huruf f, dan huruf g.
penyelesaian Sengketa Informasi Publik, Komisi
(3) Kesepakatan para pihak dalam proses Mediasi
Informasi memberikan salinan permohonan tersebut
dituangkan dalam bentuk putusan Mediasi Komisi
kepada pihak termohon.
Informasi.
(2) Pihak termohon sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Pasal 41 adalah pimpinan Badan Publik atau pejabat terkait
yang ditunjuk yang didengar keterangannya dalam
Dalam proses Mediasi anggota Komisi Informasi berperan proses pemeriksaan.
sebagai mediator. (3) Dalam hal pihak termohon sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Komisi Informasi dapat memutus untuk
mendengar keterangan tersebut secara lisan ataupun
Bagian Kedua tertulis.
Ajudikasi
(4) Pemohon Informasi Publik dan termohon dapat
mewakilkan kepada wakilnya yang secara khusus
Pasal 42
dikuasakan untuk itu.
Penyelesaian Sengketa Informasi Publik melalui Ajudikasi
Bagian Keempat
nonlitigasi oleh Komisi Informasi hanya dapat ditempuh
Pembuktian
apabila upaya Mediasi dinyatakan tidak berhasil secara
tertulis oleh salah satu atau para pihak yang bersengketa,
Pasal 45
atau salah satu atau para pihak yang bersengketa menarik
diri dari perundingan.
(1) Badan Publik harus membuktikan hal-hal yang
mendukung pendapatnya apabila menyatakan tidak
Pasal 43
dapat memberikan informasi dengan alasan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 dan Pasal 35
(1) Sidang Komisi Informasi yang memeriksa dan
ayat (1) huruf a.
memutus perkara paling sedikit 3 (tiga) orang anggota
komisi atau lebih dan harus berjumlah gasal. (2) Badan Publik harus menyampaikan alasan yang
mendukung sikapnya apabila Pemohon Informasi
(2) Sidang Komisi Informasi bersifat terbuka untuk Publik mengajukan permohonan penyelesaian
umum. Sengketa Informasi Publik sebagaimana diatur dalam
Pasal 35 ayat (1) huruf b sampai dengan huruf g.
(3) Dalam …
Bagian Kelima …
- 29 - - 30 -
Bagian Kelima BAB X
Putusan Komisi Informasi GUGATAN KE PENGADILAN DAN KASASI

Pasal 46 Bagian Kesatu


Gugatan ke Pengadilan
(1) Putusan Komisi Informasi tentang pemberian atau
penolakan akses terhadap seluruh atau sebagian Pasal 47
informasi yang diminta berisikan salah satu perintah
di bawah ini: (1) Pengajuan gugatan dilakukan melalui pengadilan tata
a. membatalkan putusan atasan Badan Publik dan usaha negara apabila yang digugat adalah Badan
memutuskan untuk memberikan sebagian atau Publik negara.
seluruh informasi yang diminta oleh Pemohon (2) Pengajuan gugatan dilakukan melalui pengadilan
Informasi Publik sesuai dengan keputusan Komisi negeri apabila yang digugat adalah Badan Publik
Informasi; atau selain Badan Publik negara sebagaimana dimaksud
b. mengukuhkan putusan atasan Pejabat Pengelola pada ayat (1).
Informasi dan Dokumentasi untuk tidak
memberikan informasi yang diminta sebagian atau Pasal 48
seluruhnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17.
(2) Putusan Komisi Informasi tentang pokok keberatan (1) Pengajuan gugatan sebagaimana dimaksud dalam
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) huruf Pasal 47 ayat (1) dan ayat (2) hanya dapat ditempuh
b sampai dengan huruf g, berisikan salah satu apabila salah satu atau para pihak yang bersengketa
perintah di bawah ini: secara tertulis menyatakan tidak menerima putusan
a. memerintahkan Pejabat Pengelola Informasi dan Ajudikasi dari Komisi Informasi paling lambat 14
Dokumentasi untuk menjalankan kewajibannya (empat belas) hari kerja setelah diterimanya putusan
sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang tersebut.
ini; (2) Sepanjang menyangkut informasi yang dikecualikan,
b. memerintahkan Badan Publik untuk memenuhi sidang di Komisi Informasi dan di pengadilan bersifat
kewajibannya dalam jangka waktu pemberian tertutup.
informasi sebagaimana diatur dalam Undang-
Pasal 49
Undang ini; atau
c. mengukuhkan pertimbangan atasan Badan Publik (1) Putusan pengadilan tata usaha negara atau
atau memutuskan mengenai biaya penelusuran pengadilan negeri dalam penyelesaian Sengketa
dan/atau penggandaan informasi. Informasi Publik tentang pemberian atau penolakan
(3) Putusan Komisi Informasi diucapkan dalam sidang akses terhadap seluruh atau sebagian informasi yang
terbuka untuk umum, kecuali putusan yang diminta berisi salah satu perintah berikut:
menyangkut informasi yang dikecualikan. a. membatalkan putusan Komisi Informasi
(4) Komisi Informasi wajib memberikan salinan dan/atau memerintahkan Badan Publik:
putusannya kepada para pihak yang bersengketa. 1. memberikan sebagian atau seluruh informasi
(5) Apabila ada anggota komisi yang dalam memutus yang dimohonkan oleh Pemohon Informasi
suatu perkara memiliki pendapat yang berbeda dari Publik; atau
putusan yang diambil, pendapat anggota komisi 2. menolak memberikan sebagian atau seluruh
tersebut dilampirkan dalam putusan dan menjadi informasi yang diminta oleh Pemohon
bagian tidak terpisahkan dari putusan tersebut. Informasi Publik.

BAB X … b. menguatkan …
- 31 - - 32 -
b. menguatkan putusan Komisi Informasi dan/atau BAB XI
memerintahkan Badan Publik: KETENTUAN PIDANA
1. memberikan sebagian atau seluruh informasi
yang diminta oleh Pemohon Informasi Publik; Pasal 51
atau Setiap Orang yang dengan sengaja menggunakan
2. menolak memberikan sebagian atau seluruh Informasi Publik secara melawan hukum dipidana dengan
informasi yang diminta oleh Pemohon pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp5.000.000,00 (lima juta
Informasi Publik.
rupiah).
(2) Putusan pengadilan tata usaha negara atau
pengadilan negeri dalam penyelesaian Sengketa Pasal 52
Informasi Publik tentang pokok keberatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) huruf Badan Publik yang dengan sengaja tidak menyediakan,
tidak memberikan, dan/atau tidak menerbitkan Informasi
b sampai dengan huruf g berisi salah satu perintah
berikut: Publik berupa Informasi Publik secara berkala, Informasi
Publik yang wajib diumumkan secara serta-merta,
a. memerintahkan Pejabat Pengelola Informasi dan Informasi Publik yang wajib tersedia setiap saat, dan/atau
Dokumentasi untuk menjalankan kewajibannya Informasi Publik yang harus diberikan atas dasar
sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang permintaan sesuai dengan Undang-Undang ini, dan
ini dan/atau memerintahkan untuk memenuhi mengakibatkan kerugian bagi orang lain dikenakan pidana
jangka waktu pemberian informasi sebagaimana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana
diatur dalam Undang-Undang ini; denda paling banyak Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah).
b. menolak permohonan Pemohon Informasi Publik;
atau Pasal 53

c. memutuskan biaya penggandaan informasi. Setiap Orang yang dengan sengaja dan melawan hukum
b. Pengadilan tata usaha negara atau pengadilan negeri menghancurkan, merusak, dan/atau menghilangkan
memberikan salinan putusannya kepada para pihak dokumen Informasi Publik dalam bentuk media apa pun
yang bersengketa. yang dilindungi negara dan/atau yang berkaitan dengan
kepentingan umum dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan/atau pidana denda paling
Bagian Kedua banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).
Kasasi
Pasal 54
Pasal 50 (1) Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak
mengakses dan/atau memperoleh dan/atau
Pihak yang tidak menerima putusan pengadilan tata memberikan informasi yang dikecualikan
usaha negara atau pengadilan negeri dapat mengajukan sebagaimana diatur dalam Pasal 17 huruf a, huruf b,
kasasi kepada Mahkamah Agung paling lambat dalam huruf d, huruf f, huruf g, huruf h, huruf i, dan huruf j
waktu 14 (empat belas) hari sejak diterimanya putusan dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua)
pengadilan tata usaha negara atau pengadilan negeri. tahun dan pidana denda paling banyak
Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).

BAB XI … (2) Setiap …


- 33 - - 34 -
(2) Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak Pasal 60
mengakses dan/atau memperoleh dan/atau
memberikan informasi yang dikecualikan Komisi Informasi provinsi harus sudah dibentuk paling
sebagaimana diatur dalam Pasal 17 huruf c dan huruf lambat 2 (dua) tahun sejak diundangkannya Undang-
e, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) Undang ini.
tahun dan pidana denda paling banyak
Rp20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah).
Pasal 61
Pasal 55
Setiap Orang yang dengan sengaja membuat Informasi Pada saat diberlakukannya Undang-Undang ini Badan
Publik yang tidak benar atau menyesatkan dan Publik harus melaksanakan kewajibannya berdasarkan
mengakibatkan kerugian bagi orang lain dipidana dengan Undang-Undang.
pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah).
Pasal 62
Pasal 56
Peraturan Pemerintah sudah harus ditetapkan sejak
Setiap pelanggaran yang dikenai sanksi pidana dalam
diberlakukannya Undang-Undang ini.
Undang-Undang ini dan juga diancam dengan sanksi
pidana dalam Undang-Undang lain yang bersifat khusus,
yang berlaku adalah sanksi pidana dari Undang-Undang
yang lebih khusus tersebut. BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 57
Tuntutan pidana berdasarkan Undang-Undang ini Pasal 63
merupakan delik aduan dan diajukan melalui peradilan
umum. Pada saat berlakunya Undang-Undang ini semua
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
BAB XII perolehan informasi yang telah ada tetap berlaku
KETENTUAN LAIN-LAIN sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti
Pasal 58 berdasarkan Undang-Undang ini.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembayaran
ganti rugi oleh Badan Publik negara diatur dengan Pasal 64
Peraturan Pemerintah.
(1) Undang-Undang ini mulai berlaku 2 (dua) tahun
BAB XIII sejak tanggal diundangkan.
KETENTUAN PERALIHAN
(2) Penyusunan dan penetapan Peraturan Pemerintah,
Pasal 59 petunjuk teknis, sosialisasi, sarana dan prasarana,
serta hal-hal lainnya yang terkait dengan persiapan
Komisi Informasi Pusat harus sudah dibentuk paling pelaksanaan Undang-Undang ini harus rampung
lambat 1 (satu) tahun sejak diundangkannya Undang- paling lambat 2 (dua) tahun sejak Undang-Undang ini
Undang ini. diundangkan.

Pasal 60 … Agar …
- 35 -
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan PENJELASAN
pengundangan Undang-Undang ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik ATAS
Indonesia. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 14 TAHUN 2008
Disahkan di TENTANG
pada tanggal 30 April 2008
KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. UMUM

Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun


1945 Pasal 28 F disebutkan bahwa setiap Orang berhak untuk
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO berkomunikasi dan memperoleh Informasi untuk mengembangkan
pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, dan menyimpan Informasi dengan
Diundangkan di menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. Untuk memberikan
pada tanggal 30 April 2008 jaminan terhadap semua orang dalam memperoleh Informasi, perlu
dibentuk undang-undang yang mengatur tentang keterbukaan
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA Informasi Publik. Fungsi maksimal ini diperlukan, mengingat hak
REPUBLIK INDONESIA, untuk memperoleh Informasi merupakan hak asasi manusia sebagai
salah satu wujud dari kehidupan berbangsa dan bernegara yang
demokratis.
Salah satu elemen penting dalam mewujudkan penyelenggaraan
negara yang terbuka adalah hak publik untuk memperoleh Informasi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hak atas Informasi
ANDI MATTALATTA
menjadi sangat penting karena makin terbuka penyelenggaraan
negara untuk diawasi publik, penyelenggaraan negara tersebut makin
dapat dipertanggungjawabkan. Hak setiap Orang untuk memperoleh
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 NOMOR 61
Informasi juga relevan untuk meningkatkan kualitas pelibatan
masyarakat dalam proses pengambilan keputusan publik. Partisipasi
atau pelibatan masyarakat tidak banyak berarti tanpa jaminan
keterbukaan Informasi Publik.
Keberadaan Undang-undang tentang Keterbukaan Informasi Publik
sangat penting sebagai landasan hukum yang berkaitan dengan (1)
hak setiap Orang untuk memperoleh Informasi; (2) kewajiban Badan
Publik menyediakan dan melayani permintaan Informasi secara
cepat, tepat waktu, biaya ringan/proporsional, dan cara sederhana;
(3) pengecualian bersifat ketat dan terbatas; (4) kewajiban Badan
Publik untuk membenahi sistem dokumentasi dan pelayanan
Informasi.

Setiap …
-2- -3-

Setiap Badan Publik mempunyai kewajiban untuk membuka akses “Cara sederhana” adalah Informasi yang diminta dapat
atas Informasi Publik yang berkaitan dengan Badan Publik tersebut diakses secara mudah dalam hal prosedur dan mudah juga
untuk masyarakat luas. Lingkup Badan Publik dalam Undang- untuk dipahami.
undang ini meliputi lembaga eksekutif, yudikatif, legislatif, serta
“Biaya ringan” adalah biaya yang dikenakan secara
penyelenggara negara lainnya yang mendapatkan dana dari Anggaran proporsional berdasarkan standar biaya pada umumnya.
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)/Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) dan mencakup pula organisasi Ayat (4)
nonpemerintah, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak Yang dimaksud dengan “konsekuensi yang timbul” adalah
berbadan hukum, seperti lembaga swadaya masyarakat, konsekuensi yang membahayakan kepentingan yang
perkumpulan, serta organisasi lainnya yang mengelola atau dilindungi berdasarkan Undang-Undang ini apabila suatu
menggunakan dana yang sebagian atau seluruhnya bersumber dari Informasi dibuka. Suatu Informasi yang dikategorikan
APBN/APBD, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri. Melalui terbuka atau tertutup harus didasarkan pada kepentingan
mekanisme dan pelaksanaan prinsip keterbukaan, akan tercipta publik. Jika kepentingan publik yang lebih besar dapat
kepemerintahan yang baik dan peran serta masyarakat yang dilindungi dengan menutup suatu Informasi, Informasi
transparan dan akuntabilitas yang tinggi sebagai salah satu prasyarat tersebut harus dirahasiakan atau ditutup dan/atau
untuk mewujudkan demokrasi yang hakiki. sebaliknya.
Dengan membuka akses publik terhadap Informasi diharapkan Pasal 3
Badan Publik termotivasi untuk bertanggung jawab dan berorientasi
pada pelayanan rakyat yang sebaik-baiknya. Dengan demikian, hal Cukup jelas.
itu dapat mempercepat perwujudan pemerintahan yang terbuka yang Pasal 4
merupakan upaya strategis mencegah praktik korupsi, kolusi, dan
Cukup jelas.
nepotisme (KKN), dan terciptanya kepemerintahan yang baik (good
governance). Pasal 5
Cukup jelas.
II. PASAL DEMI PASAL Pasal 6
Ayat (1)
Pasal 1 Cukup jelas.
Cukup jelas. Ayat (2)
Pasal 2 Cukup jelas.
Ayat (1) Ayat (3)
Cukup jelas. Huruf a
Ayat (2) Yang dimaksud dengan “membahayakan negara”
Cukup jelas. adalah bahaya terhadap kedaulatan negara, keutuhan
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
Ayat (3) keselamatan bangsa dari ancaman dan gangguan
Yang dimaksud dengan “tepat waktu” adalah pemenuhan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Lebih lanjut
atas permintaan Informasi dilakukan sesuai dengan mengenai Informasi yang membahayakan negara
ketentuan Undang-Undang ini dan peraturan ditetapkan oleh Komisi Informasi.
pelaksanaannya.
huruf b …
“Cara …
-4- -5-

Huruf b Huruf b
Yang dimaksud dengan “persaingan usaha tidak yang dimaksud kinerja Badan Publik adalah kondisi
sehat” adalah persaingan antarpelaku usaha dalam Badan Publik yang bersangkutan yang meliputi hasil
menjalankan kegiatan produksi dan/atau pemasaran dan prestasi yang dicapai serta kemampuan kerjanya.
barang dan/atau jasa yang dilakukan dengan cara
Huruf c
tidak jujur, melawan hukum, atau menghambat
persaingan usaha. Lebih lanjut mengenai Informasi Cukup jelas.
persaingan usaha tidak sehat ditetapkan oleh Komisi Huruf d
Informasi.
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas. Ayat (3)
Huruf d Cukup jelas.
Yang dimaksud dengan “rahasia jabatan” adalah Ayat (4)
rahasia yang menyangkut tugas dalam suatu jabatan Cukup jelas.
Badan Publik atau tugas negara lainnya yang
ditetapkan berdasarkan peraturan perundang- Ayat (5)
undangan. Cukup jelas.
Huruf e Ayat (6)
Yang dimaksud dengan “Informasi Publik yang
Cukup jelas.
diminta belum dikuasai atau didokumentasikan”
adalah Badan Publik secara nyata belum menguasai Pasal 10
dan/atau mendokumentasikan Informasi Publik Ayat (1)
dimaksud.
Yang dimaksud dengan “serta-merta” adalah spontan, pada
Pasal 7
saat itu juga.
Cukup jelas.
Ayat (2)
Pasal 8
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Pasal 9 Pasal 11
Ayat (1) Cukup jelas.
Yang dimaksud dengan “berkala” adalah secara rutin, Pasal 12
teratur, dan dalam jangka waktu tertentu. Cukup jelas.
Ayat (2)
Pasal 13
Huruf a
Cukup jelas.
Yang dimaksud dengan “Informasi yang berkaitan
dengan Badan Publik” adalah Informasi yang Pasal 14
menyangkut keberadaan, kepengurusan, maksud dan Huruf a
tujuan, ruang lingkup kegiatan, dan Informasi lainnya
yang merupakan Informasi Publik yang sesuai dengan Cukup jelas.
ketentuan perundang-undangan

huruf b … huruf b …
-6- -7-

Huruf b Huruf j
Cukup jelas. Cukup jelas.
Huruf c Huruf k
Cukup jelas. Cukup jelas.
Huruf d
Huruf l
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Huruf e
Huruf m
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas. Huruf n

Huruf g Yang dimaksud dengan ”undang-undang yang berkaitan


dengan badan usaha milik negara/badan usaha milik
Cukup jelas. daerah” adalah Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003
Huruf h tentang Badan Usaha Milik Negara, Undang-Undang Nomor
40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, serta Undang-
Yang dimaksud dengan:
Undang yang mengatur sektor kegiatan usaha badan usaha
1. “transparansi” adalah keterbukaan dalam milik negara/badan usaha milik daerah yang berlaku umum
melaksanakan proses pengambilan keputusan dan bagi seluruh pelaku usaha dalam sektor kegiatan usaha
keterbukaan dalam mengemukakan Informasi materiil tersebut.
dan relevan mengenai perusahaan;
Pasal 15
2. “kemandirian” adalah suatu keadaan di mana
perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan Huruf a
kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak mana Cukup jelas.
pun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan prinsip korporasi yang sehat; Huruf b
3. “akuntabilitas” adalah kejelasan fungsi, pelaksanaan, Cukup jelas.
dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga
pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif; Huruf c

4. “pertanggungjawaban” adalah kesesuaian di dalam Cukup jelas.


pengelolaan perusahaan terhadap peraturan Huruf d
perundang-undangan dan prinsip korporasi yang sehat;
Cukup jelas.
5. “kewajaran” adalah keadilan dan kesetaraan di dalam
memenuhi hak-hak pemangku kepentingan Huruf e
(stakeholder) yang timbul berdasarkan perjanjian dan
peraturan perundang-undangan. Cukup jelas.

Huruf i Huruf f
Cukup jelas. Cukup jelas.

huruf j … huruf g …
-8- -9-

Huruf g Angka 2
Yang dimaksud dengan “undang-undang yang berkaitan Cukup jelas.
dengan partai politik” adalah Undang-Undang tentang Partai
Politik. Angka 3

Pasal 16 Cukup jelas.


Yang dimaksud dengan “organisasi nonpemerintah” adalah Angka 4
organisasi baik berbadan hukum maupun tidak berbadan Cukup jelas.
hukum yang meliputi perkumpulan, lembaga swadaya
masyarakat, badan usaha nonpemerintah yang sebagian atau Angka 5
seluruh dananya bersumber dari APBN/APBD, sumbangan Cukup jelas.
masyarakat, dan/atau luar negeri.
Angka 6
Pasal 17
Yang dimaksud dengan “sistem persandian negara”
Huruf a adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
Cukup jelas. pengamanan Informasi rahasia negara yang meliputi
Huruf b data dan Informasi tentang material sandi dan jaring
yang digunakan, metode dan teknik aplikasi
Cukup jelas.
persandian, aktivitas penggunaannya, serta kegiatan
Huruf c pencarian dan pengupasan Informasi bersandi pihak
Angka 1 lain yang meliputi data dan Informasi material sandi
Yang dimaksud dengan “Informasi yang terkait yang digunakan, aktivitas pencarian dan analisis,
dengan sistem pertahanan dan keamanan negara” sumber Informasi bersandi, serta hasil analisis dan
adalah Informasi tentang: personil sandi yang melaksanakan.
1. infrastruktur pertahanan pada kerawanan: sistem Angka 7
komunikasi strategis pertahanan, sistem Yang dimaksud dengan “sistem intelijen negara”
pendukung strategis pertahanan, pusat pemandu, adalah suatu sistem yang mengatur aktivitas badan
dan pengendali operasi militer; intelijen yang disesuaikan dengan strata masing-
2. gelar operasi militer pada perencanaan operasi masing agar lebih terarah dan terkoordinasi secara
militer, komando dan kendali operasi militer, efektif, efisien, sinergis, dan profesional dalam
kemampuan operasi satuan militer yang digelar, mengantisipasi berbagai bentuk dan sifat potensi
misi taktis operasi militer, gelar taktis operasi ancaman ataupun peluang yang ada sehingga hasil
militer, tahapan dan waktu gelar taktis operasi analisisnya secara akurat, cepat, objektif, dan
militer, titik-titik kerawanan gelar militer, dan relevan yang dapat mendukung dan menyukseskan
kemampuan, kerawanan, lokasi, serta analisis kebijaksanaan dan strategi nasional.
kondisi fisik dan moral musuh;
Huruf d
3 sistem persenjataan pada spesifikasi teknis
Cukup jelas.
operasional alat persenjataan militer, kinerja dan
kapabilitas teknis operasional alat persenjataan Huruf e
militer, kerawanan sistem persenjataan militer, Cukup jelas.
serta rancang bangun dan purwarupa
persenjataan militer; Huruf f
Cukup jelas.
Angka 2 …
Huruf g …
- 10 - - 11 -

Huruf g Pasal 23
Cukup jelas. Yang dimaksud dengan “mandiri” adalah independen dalam
menjalankan wewenang serta tugas dan fungsinya termasuk
Huruf h dalam memutuskan Sengketa Informasi Publik dengan berdasar
Cukup jelas. pada Undang-Undang ini, keadilan, kepentingan umum, dan
kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Huruf i
Yang dimaksud “Ajudikasi nonlitigasi” adalah penyelesaian
“Memorandum yang dirahasiakan” adalah memorandum sengketa Ajudikasi di luar pengadilan yang putusannya memiliki
atau surat-surat antar-Badan Publik atau intra-Badan kekuatan setara dengan putusan pengadilan.
Publik yang menurut sifatnya tidak disediakan untuk
Pasal 24
pihak selain Badan Publik yang sedang melakukan
hubungan dengan Badan Publik dimaksud dan apabila Cukup jelas.
dibuka dapat secara serius merugikan proses penyusunan Pasal 25
kebijakan, yakni dapat:
Cukup jelas.
1. mengurangi kebebasan, keberanian, dan kejujuran
dalam pengajuan usul, komunikasi, atau pertukaran Pasal 26
gagasan sehubungan dengan proses pengambilan Ayat (1)
keputusan;
Cukup jelas.
2. menghambat kesuksesan kebijakan karena adanya Ayat (2)
pengungkapan secara prematur;
Huruf a
3. mengganggu keberhasilan dalam suatu proses negosiasi
yang akan atau sedang dilakukan. Yang dimaksud dengan “prosedur pelaksanaan
penyelesaian sengketa” adalah prosedur beracara di
Huruf j bidang penyelesaian sengketa Informasi yang dilakukan
oleh Komisi Informasi.
Cukup jelas.
Huruf b
Pasal 18
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Huruf c
Pasal 19 Cukup jelas.
Cukup jelas. Ayat (3)
Pasal 20 Cukup jelas.
Cukup jelas. Pasal 27
Pasal 21 Ayat (1)

Cukup jelas. Huruf a

Pasal 22 Cukup jelas.


Huruf b
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Pasal 23 …
Huruf c …
- 12 - - 13 -

Huruf c Ayat (6)


Cukup jelas. Cukup jelas.
Huruf d Pasal 30
Cukup jelas. Ayat (1)
Huruf e Huruf a
Yang dimaksud dengan “kode etik” adalah pedoman Cukup jelas.
perilaku yang mengikat setiap anggota Komisi Huruf b
Informasi, yang penetapannya dilakukan oleh Komisi
Informasi Pusat. Cukup jelas.
Ayat (2) Huruf c
Cukup jelas. Cukup jelas.
Ayat (3) Huruf d
Cukup jelas. Cukup jelas.
Ayat (4) Huruf e
Cukup jelas. Cukup jelas.
Pasal 28 Huruf f
Cukup jelas. Cukup jelas.
Pasal 29 Huruf g
Ayat (1) Cukup jelas.
“Pejabat pelaksana kesekretariatan” adalah pejabat Huruf h
struktural instansi pemerintah yang tugas dan fungsinya di Cukup jelas.
bidang komunikasi dan informatika sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Huruf i

Ayat (2) “Sehat jiwa dan raga” dibuktikan melalui surat


keterangan tim penguji kesehatan resmi yang
Yang dimaksud dengan “pemerintah” adalah menteri yang ditetapkan oleh pemerintah.
mempunyai tugas dan fungsi di bidang komunikasi dan
informatika. Yang dimaksud dengan ”terbuka” adalah bahwa
Informasi setiap tahapan proses rekrutmen harus
Ayat (3) diumumkan bagi publik.
Cukup jelas. Yang dimaksud dengan ”jujur” adalah bahwa proses
Ayat (4) rekrutmen berlangsung adil dan nondiskriminatif
berdasarkan Undang-Undang ini.
Cukup jelas.
Yang dimaksud dengan ”objektif” adalah bahwa proses
Ayat (5) rekrutmen harus mendasarkan pada kriteria yang
Cukup jelas. diatur oleh Undang-Undang ini.

Ayat (2) …
Ayat (6) …
- 14 - - 15 -

Ayat (2) Ayat (4)


Cukup jelas. Yang dimaksud dengan “penggantian antarwaktu anggota
Ayat (3) Komisi Informasi” adalah pengangkatan anggota Komisi
Informasi baru untuk menggantikan anggota Komisi
Cukup jelas. Informasi yang telah berhenti atau diberhentikan
Ayat (4) sebagaimana dimaksud Pasal 35 ayat (1) sebelum masa
Cukup jelas. jabatannya berakhir.
Pasal 31 Ayat (5)
Cukup jelas. Cukup jelas.
Pasal 32 Pasal 35
Cukup jelas. Ayat (1)
Pasal 33 Pengajuan keberatan secara tertulis kepada atasan Pejabat
Cukup jelas. Pengelola Informasi dan Dokumentasi sekurang-kurangnya
berisikan nama dan/atau instansi asal pengguna Informasi,
Pasal 34 alasan mengajukan keberatan, tujuan menggunakan
Ayat (1) Informasi, dan kasus posisi permintaan Informasi dimaksud.
Cukup jelas. Yang dimaksud dengan “atasan Pejabat Pengelola Informasi
Ayat (2) dan Dokumentasi” adalah pejabat yang merupakan atasan
langsung pejabat yang bersangkutan dan/atau atasan dari
Huruf a atasan langsung pejabat yang bersangkutan.
Cukup jelas. Huruf a
Huruf b
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Huruf b
Huruf c
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Huruf c
Huruf d
Yang dimaksud dengan “ditanggapi” adalah respons
Cukup jelas. dari Badan Publik sesuai dengan ketentuan pelayanan
Huruf e yang telah diatur dalam petunjuk teknis pelayanan
Cukup jelas. Informasi Publik.
Huruf f Huruf d
Yang dimaksud dengan “tindakan tercela” adalah Cukup jelas.
mencemarkan martabat dan reputasi dan/atau Huruf e
mengurangi kemandirian dan kredibilitas Komisi
Informasi. Cukup jelas.
Ayat (3) Huruf f
Cukup jelas. Cukup jelas.

Ayat (4) …
Huruf g …
- 16 - - 17 -

Huruf g Pasal 47
Cukup jelas. Ayat (1)
Ayat (2) Gugatan terhadap Badan Publik negara yang terkait dengan
Cukup jelas. kebijakan pejabat tata usaha negara dilaksanakan oleh
Pengadilan Tata Usaha Negara sesuai dengan
Pasal 36
kewenangannya berdasarkan Undang-Undang tentang
Cukup jelas. Peradilan Tata Usaha Negara.
Pasal 37 Ayat (2)
Ayat (1) Cukup jelas.
Upaya penyelesaian Sengketa Informasi Publik melalui
Pasal 48
Komisi Informasi hanya dapat diajukan setelah melalui
proses keberatan kepada atasan Pejabat Pengelola Informasi Cukup jelas.
dan Dokumentasi.
Pasal 49
Ayat (2)
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Pasal 50
Pasal 38
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Pasal 39 Pasal 51

Cukup jelas. Yang dikenakan sanksi dalam ketentuan ini meliputi setiap
orang perseorangan, kelompok orang, badan hukum, atau Badan
Pasal 40 Publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
Cukup jelas.
Pasal 52
Pasal 41
Yang dapat dikenakan sanksi pidana terhadap tindak pidana
Cukup jelas. yang dilakukan oleh korporasi dijatuhkan kepada:
Pasal 42 a. badan hukum, perseroan, perkumpulan, atau yayasan;
Cukup jelas.
b. mereka yang memberi perintah melakukan tindak pidana atau
Pasal 43 yang bertindak sebagai pimpinan dalam melakukan tindak
Cukup jelas. pidana; atau

Pasal 44 c. kedua-duanya.
Cukup jelas. Pasal 53
Pasal 45 Yang dikenakan sanksi dalam ketentuan ini meliputi setiap
Cukup jelas. orang perseorangan atau kelompok orang atau badan hukum
atau Badan Publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Pasal 46 Undang ini.
Cukup jelas.
Pasal 54 …
Pasal 47 …
- 18 -

Pasal 54
Ayat (1)
Yang dikenakan sanksi dalam ketentuan ini meliputi setiap
orang perseorangan atau kelompok orang atau badan
hukum atau Badan Publik sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang ini.
Ayat (2)
Yang dikenakan sanksi dalam ketentuan ini meliputi setiap
orang perseorangan atau kelompok orang atau badan
hukum atau Badan Publik sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang ini.
Pasal 55
Yang dikenakan sanksi dalam ketentuan ini meliputi setiap
orang perseorangan atau kelompok orang atau badan hukum
atau Badan Publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang ini.
Pasal 56
Cukup jelas.
Pasal 57
Cukup jelas.
Pasal 58
Cukup jelas.
Pasal 59
Cukup jelas.
Pasal 60
Cukup jelas.
Pasal 61
Cukup jelas.
Pasal 62
Cukup jelas.
Pasal 63
Cukup jelas.
Pasal 64
Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4846


-2-

4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5495);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
PERATURANMENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA telah diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014
NOMOR 48 TAHUN 2014
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
TENTANG 2469);
JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS 6. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Pemberhentian/Pemberhentian Sementara Pegawai Negeri
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1966 Nomor
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
DAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA, 2797);
Menimbang : a. bahwa Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan 7. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang
Aparatur Negara Nomor PER/3/M.PAN/3/2009 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran
Jabatan Fungsional Arsiparis dan Angka Kreditnya masih Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22,
terdapat kekurangan dan belum dapat memenuhi Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547)
tuntutan kebutuhan sehingga perlu diganti; sebagaimana telah diubah, terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Jabatan
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
pada huruf a, dipandang perlu mengatur kembali Jabatan
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 51, Tambahan
Fungsional Arsiparis dengan Peraturan Menteri Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5121);
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Formasi Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Perusahaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Indonesia Tahun 2000 Nomor 194, Tambahan Lembaran
1997 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Negara Republik Indonesia Nomor 4015), sebagaimana
Indonesia Nomor 3674); telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54
Tahun 2003 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan
2003 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
Indonesia Nomor 4332);
152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
9. Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang
Nomor 5071);
Pengadaan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 195, Tambahan
Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4016),
2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Indonesia Nomor 5494); Nomor 11 Tahun 2002 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 31, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4192);

4. Undang-Undang …
10. Peraturan …
-3- -4-

10. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang 18. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 196, Tambahan Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4017), Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 56
Nomor 12 Tahun 2002 (Lembaran Negara Republik Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
Indonesia Tahun 2002 Nomor 32, Tambahan Lembaran 2013 Nomor 126);
Negara Republik Indonesia Nomor 4193); 19. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2012 tentang
11. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Perpanjangan Batas Usia Pensiun Bagi Pegawai Negeri
Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil Sipil yang Menduduki Jabatan Fungsional Arsiparis;
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 20. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang
Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Republik Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil
Indonesia Nomor 4019); sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden
12. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Nomor 97 Tahun 2012 (Lembaran Negara Republik
Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Indonesia Tahun 2012 Nomor 235);
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara 21. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263), Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah,
Nomor 63 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun
Indonesia Tahun 2009 Nomor 164); 2005;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang MEMUTUSKAN:
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR
Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI TENTANG JABATAN
Negara Republik Indonesia Nomor 5135); FUNGSIONAL ARSIPARIS.
14. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (Lembaran BAB I
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 121, KETENTUAN UMUM
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5258);
Pasal 1
15. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang
Dalam Peraturanini yang dimaksud dengan:
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009
tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia 1. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS
Tahun 2012 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
Republik Indonesia Nomor 5286); tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap
oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki
16. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2014 tentang
jabatan pemerintahan.
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil yang mencapai Batas
2. Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang
Usia Pensiun Bagi Pejabat Fungsional (Lembaran Negara
mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan,
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 58);
pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN dan
17. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
pembinaan Manajemen ASN di instansi pemerintah
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
undangan.
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 125);
3. Pejabat …
18. Peraturan …
-5- -6-

3. Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang mempunyai 12. Kegiatan Pengelolaan Arsip Dinamis adalah proses
kewenangan melaksanakan proses pengangkatan, penciptaan, penggunaan dan pemeliharaan, serta
pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN sesuai penyusutan arsip yang dilakukan terhadap arsip aktif,
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. arsip inaktif dan arsip vital, secara efisien, efektif, dan
4. Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi sistematis.
fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan 13. Kegiatan Penciptaan Arsip adalah kegiatan pembuatan dan
fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan penerimaan arsip yang dilaksanakan berdasarkan tata
keterampilan tertentu. naskah dinas, klasifikasi arsip, serta sistem klasifikasi
5. Jabatan Fungsional Arsiparis adalah jabatan fungsional keamanan dan akses arsip.
tertentu yang mempunyai ruang lingkup fungsi, dan tugas, 14. Kegiatan Pemeliharaan Arsip adalah kegiatan yang
tanggungjawab, dan wewenang untuk melaksanakan dilakukan untuk menjaga keautentikan, keutuhan,
kegiatan kearsipan pada Lembaga Negara, Pemerintahan keamanan, dan keselamatan arsip melalui pemberkasan
Daerah, Pemerintahan Desa,dan Perguruan Tinggi Negeri. arsip aktif, penataan arsip inaktif, penyimpanan arsip, dan
6. Arsiparis adalah seseorang PNS yang memiliki kompetensi alih media arsip.
di bidang kearsipan yang diperoleh melalui pendidikan 15. Kegiatan Alih Media Arsip adalah kegiatan yang dilakukan
formal dan/atau pendidikan dan pelatihan kearsipan serta dalam rangka pemeliharaanarsip dinamis dan arsip statis
mempunyai fungsi, tugas, dan tanggung jawab dan dilaksanakan dengan memperhatikan kondisi arsip
melaksanakan kegiatan kearsipanyang diangkat oleh dan nilai informasi, serta diautentikasi oleh pimpinan di
pejabat yang berwenang di lingkungan lembaga negara, lingkungan pencipta arsip.
pemerintahan daerah, pemerintahan desa dan satuan 16. Kegiatan Autentikasi Arsip adalah tindakan dan prosedur
organisasi perguruan tinggi negeri. yang harus dilalui untuk menentukan bahwa sesuatu
7. Arsiparis Kategori Keterampilanadalah Arsiparis dengan arsip dan/atau hasil penggandaannya adalah sesuai
kualifikasi teknis atau penunjang profesional yang dengan yang dimaksudkan saat terciptanya.
pelaksanaan fungsi dan tugasnya serta kewenangannya 17. Kegiatan Pemberkasan Arsip adalah penempatan naskah
mensyaratkan penguasaan pengetahuan teknis di bidang ke dalam suatu himpunan yang tersusun secara sistematis
kearsipan. dan logis sesuai dengan konteks kegiatannya sehingga
8. Arsiparis Kategori Keahlianadalah Arsiparis dengan menjadi satu berkas karena memiliki hubungan informasi,
kualifikasi profesional yang pelaksanaan fungsi dan kesamaan jenis atau kesamaan masalah dari suatu unit
tugasnya serta kewenangannya mensyaratkan penguasaan kerja.
ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kearsipan. 18. Kegiatan Penataan Arsip Inaktif adalah penataan arsip
9. Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan dengan arsip. inaktif pada unit kearsipan melalui kegiatan pengaturan
10. Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam fisik arsip, pengolahan informasi arsip dan penyusunan
berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan daftar arsip inaktif.
teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan 19. Kegiatan Penyimpanan Arsip adalah kegiatan
diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, penyimpanan arsip yang dilakukan terhadap arsip yang
lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, sudah didaftar dalam daftar arsip utuk menjamin
organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam keamanan fisik dan informasi arsip selama jangka waktu
pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan penyimpanan arsip berdasarkan JRA.
bernegara. 20. Kegiatan Penggunaan Arsip adalah kegiatan
11. Kegiatan kearsipan adalah kegiatanyang dilaksanakan memanfaatkan dan menyediakan arsip bagi kepentingan
dalam rangka mendukung penyelenggaraan kearsipan pengguna arsip yang berhak untuk memenuhi kepentingan
yang meliputi pengelolaan arsip dinamis, pengelolaan dalam kegiatan perencanaan, pengambilan keputusan,
arsipstatis, pembinaan kearsipan, dan pengolahan dan layanan kepentingan publik, perlindungan hak, dan/atau
penyajikan arsip menjadi informasi. penyelesaian sengketa serta kepentingan lain sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
12. Kegiatan …
21. Kegiatan …
-7- -8-

21. Kegiatan Penyusutan Arsip adalah pengurangan arsip 30. Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan
melalui pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan,
unit kearsipan, pemusnahan arsip yang telah habis baik data, fakta maupun penjelasannya yang dapat dilihat,
retensinya dan tidak memiliki nilai guna lagi, dan didengar, dan dibaca yang disajikan dalam berbagai
penyerahan arsip statis oleh pencipta arsip kepada kemasan dan format sesuai dengan perkembangan
lembaga kearsipan. teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik
22. Kegiatan Pengelolaan Arsip Statis adalah proses ataupun nonelektronik.
pengendalian arsip statis secara efisien, efektif, dan 31. Unit kearsipan adalah satuan kerja pada pencipta arsip
sistematis meliputi kegiatan akuisisi, pengolahan, yang mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam
preservasi, pemanfaatan, pendayagunaan, dan pelayanan penyelenggaraan kearsipan.
publik dalam suatu sistem kearsipan nasional. 32. Lembaga kearsipan adalah lembaga yang memiliki fungsi,
23. Kegiatan Akuisisi Arsip adalah proses penambahan tugas, dan tanggung jawab di bidang pengelolaan arsip
khazanah arsip statis pada lembaga kearsipan yang statis dan pembinaan kearsipan.
dilaksanakan melalui kegiatan penyerahan arsip statis dan 33. Lembaga Negara adalah lembaga yang menjalankan
pengelolaannya dari pencipta arsip kepada lembaga cabang-cabang kekuasaan negara meliputi eksekutif,
kearsipan. legislatif, yudikatif dan lembaga lain yang fungsi dan tugas
24. Kegiatan Pengolahan Arsip Statisadalah proses pembuatan pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara
sarana bantu penemuan kembali arsip statis berdasarkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
kaidah-kaidah kearsipan yang berlaku. 34. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan
25. Kegiatan Preservasi Arsip Statisadalah keseluruhan proses pemerintahan oleh pemerintah daerah dan Dewan
dan kerja dalam rangka perlindungan arsip terhadap Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan
kerusakan arsip atau unsur perusak dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi yang seluasnya
restorasi/perbaikan bagian arsip yang rusak. dalam sistem dan Prinsip Negara Kesatuan Republik
26. Kegiatan Pembinaan Kearsipan adalah kegiatan untuk Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
memberi pengarahan, penguatan, dan pemberdayaan Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
kepada pencipta arsip, lembaga kearsipan, dan Sumber 35. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan
Daya Manusia kearsipan serta pemangku kepentingan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
lainnya, berkenaan dengan arsip guna mencapai tujuan dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
penyelenggaraan kearsipan secara efektif dan optimal. Indonesia.
27. Kegiatan Uji Kompetensi Kearsipan adalah Sertifikasi 36. Perguruan Tinggi Negeri (PTN) adalah perguruan tinggi
Arsiparis yang dilaksanakan dalam rangkaian kegiatan yang didirikan oleh Pemerintah melalui Kementerian
untuk memberikan pengakuan formal kepada Arsiparis dan/atau Lembaga Pemerintah Non Kementerian.
oleh ANRI sebagai pengakuan terhadap kompetensi bidang 37. Pendidikan dan pelatihan fungsional Arsiparis adalah
kearsipan. pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan untuk
28. Kegiatan Pengolahan dan Penyajian Arsip Menjadi mencapai persyaratan kompetensi Arsiparis untuk
Informasi adalah proses pengolahan arsipyang dimulai dari menduduki Jabatan Fungsional Arsiparis sesuai dengan
pemberkasan arsip aktif, penataan arsip inaktif, peraturan perundang-undangan.
pengolahan arsip statis, sampai menjadi suatu informasi 38. Sasaran Kerja Pegawai yang selanjutnya disingkat SKP
kearsipan untuk JIKN. adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh
29. Jaringan Informasi Kearsipan Nasional yang selanjutnya seorang PNS.
disingkat JIKN adalah sistem jaringan informasi dan 39. Perilaku Kerja adalah setiap tingkah laku, sikap, atau
sarana pelayanan arsip secara nasional. tindakan yang dilakukan oleh PNS atau tidak melakukan
sesuatu yang seharusnya dilakukan sesuai dengan
30. Informasi … ketentuan peraturan perundang-undangan.

40. Angka …
-9- - 10 -

40. Angka Kredit Kumulatif adalah akumulasi nilai angka Pasal 3


kredit minimal yang harus dicapai oleh Jabatan
Fungsional Arsiparis sebagai salah satu syarat kenaikan (1) Jabatan Fungsional Arsiparis, mempunyai kedudukan
pangkat dan/atau jabatan. hukum sebagai tenaga profesional di bidang kearsipan
41. Uraian Tugas adalah suatu paparan semua tugas yang memiliki kemandirian dan independen dalam
jabatan yang merupakan tugas pokok pemangku jabatan melaksanakan fungsi, tugas, dan kewenangannya pada
dalam memproses bahan kerja menjadi hasil kerja lembaga negara, pemerintahan daerah termasuk desa dan
dengan menggunakan perangkat kerja dalam kondisi perguruan tinggi negeri.
tertentu. (2) Jabatan Fungsional Arsiparis sebagaimana dimaksud pada
42. Tim Penilai Kinerja Instansi adalah tim yang dibentuk oleh ayat (1) merupakan jabatan karier yang diduduki oleh PNS.
Pejabat yang Berwenang dan ditetapkan oleh Pejabat (3) Dalam kedudukannya sebagai tenaga profesional
Pembina Kepegawaian Pusat/Daerah yang bertugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Arsiparis memiliki
menjamin objektivitas penilaian oleh pejabat penilai fungsi, tugas, dan kewenangan di bidang kearsipan.
kinerja dan memberikan pertimbangan terhadap usulan
kenaikan pangkat dan/atau jabatan Arsiparis Kategori
Pasal 4
Keterampilan jenjang Pemula sampai dengan jenjang
Penyelia dan Kategori Keahlian jenjang Ahli Pertama dan
Ahli Muda. Fungsi dan tugas Arsiparis sebagaimana dimaksud dalam
43. Tim Penilai Kinerja Instansi Pembina Jabatan Fungsional Pasal 3 ayat (3) meliputi:
Arsiparis adalah tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh a. menjaga terciptanya arsip dari kegiatan yang dilakukan
pimpinan instansi pembina, yang bertugas menjamin oleh lembaga negara, pemerintahan daerah,perguruan
objektivitas penilaian oleh pejabat penilai kinerja dan tinggi negeri.
memberikan pertimbangan terhadap usulan kenaikan b. menjaga ketersediaan arsip yang autentik dan terpercaya
pangkat dan/atau jabatan Jabatan Fungsional Arsiparis sebagai alat bukti yang sah;
Keahlian jenjang Ahli Madya dan Ahli Utama. c. menjaga terwujudnya pengelolaan arsip yang andal dan
44. Nilai Kinerja adalah nilai prestasi kerja sebagaimana pemanfaatan arsip sesuai dengan ketentuan peraturan
dimaksud dalam peraturan perundang-undangan. perundang-undangan;
45. Organisasi Profesi Arsiparis adalah Asosiasi Arsiparis d. menjaga keamanan dan keselamatan arsip yang berfungsi
Indonesia (AAI). untuk menjamin arsip-arsip yang berkaitan dengan hak-
hak keperdataan rakyat melalui pengelolaan dan
BAB II pemanfaatan arsip yang autentik dan terpercaya;
RUMPUN JABATAN DAN KEDUDUKAN JABATAN e. menjaga keselamatan dan kelestarian arsip sebagai bukti
FUNGSIONAL ARSIPARIS pertanggungjawaban dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara;
Pasal 2 f. menjaga keselamatan aset nasional dalam bidang ekonomi,
sosial, politik, budaya, pertahanan, serta keamanan
Jabatan Fungsional Arsiparis termasuk dalam rumpun sebagai identitas dan jati diri bangsa; dan
Arsiparis, Pustakawan dan yang berkaitan. g. menyediakan informasi guna meningkatkan kualitas
pelayanan publik dalam pengelolaan dan pemanfaatan
Pasal … arsip yang autentik dan terpercaya.

Pasal …
- 11 - - 12 -

Pasal 5 i. menyusun standar kualitas hasil kerja pejabat


fungsional;
Dalam melaksanakan fungsi dan tugas sebagaimana j. memfasilitasi pembinaan organisasi profesi Arsiparis
dimaksud dalam Pasal 4, Arsiparis mempunyai kewenangan (AAI);
untuk: k. memfasilitasi penyusunan etika profesi dan kode etik
a. menutup penggunaan arsip yang menjadi tanggung jabatan fungsional Arsiparis;
jawabnya oleh pengguna arsip apabila dipandang l. melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis kepada
penggunaan arsip dapat merusak keamanan informasi Tim Penilai jabatan fungsional Arsiparis;
dan/atau fisik arsip;
m. melakukan monitoring dan evaluasi dalam rangka
b. menutup penggunaan arsip yang menjadi tanggung penjaminan kualitas jabatan fungsional Arsiparis; dan
jawabnya oleh pengguna arsip yang tidak berhak sesuai
n. tugas pembinaan jabatan fungsional Arsiparis lain
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
c. melakukan penelusuran arsip pada pencipta arsip undangan.
berdasarkan penugasan oleh pimpinan pencipta arsip
(3) Instansi Pembina Jabatan Fungsional Arsiparis dalam
atau kepala lembaga kearsipan sesuai dengan
rangka melaksanakan tugas pembinaan sebagaimana
kewenangannya dalam rangka penyelamatan arsip.
dimaksud pada ayat (2) menyampaikan hasil pelaksanaan
pembinaan Jabatan Fungsional Arsiparis secara berkala
BAB III
sesuai dengan perkembangan pelaksanaan pembinaan
INSTANSI PEMBINA DAN TUGAS INSTANSI PEMBINA
kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
JABATAN ARSIPARIS
Reformasi Birokrasi dengan tembusan Kepala Badan
Kepegawaian Negara.
Pasal 6

BAB IV
(1) Instansi Pembina Jabatan Fungsional Arsiparis adalah KATEGORI DAN JENJANG JABATAN FUNGSIONAL
Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
ARSIPARIS
(2) ANRI sebagai Instansi Pembina Jabatan Fungsional
Arsiparis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki Pasal 7
tanggungjawab dan kewenangan untuk:
a. menyusun petunjuk teknis pelaksanaan jabatan (1) Jabatan Fungsional Arsiparis merupakan jabatan
fungsional Arsiparis; fungsional kategori:
b. menyusun pedoman formasi jabatan fungsional a. keterampilan; dan
Arsiparis; b. keahlian.
c. menetapkan standar kompetensi jabatan fungsional (2) Jenjang Jabatan Fungsional Arsiparis Kategori
Arsiparis; Keterampilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
d. mensosialisasikan jabatan fungsional Arsiparis; dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi, yaitu:
e. menyusun kurikulum pelatihan fungsional dan teknis a. Arsiparis Pemula;
fungsional Arsiparis; b. Arsiparis Terampil;
f. menyelenggarakan pelatihan fungsional dan teknis c. Arsiparis Mahir; dan
Arsiparis; d. Arsiparis Penyelia.
g. melakukan uji kompetensi terhadap Arsiparis untuk (3) Jenjang Jabatan Fungsional Arsiparis Kategori Keahlian
kenaikan jenjang jabatan; sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dari yang
h. mengembangkan Sistem Informasi Jabatan Fungsional terendah sampai dengan yang tertinggi, yaitu:
Arsiparis (SIJFA); a. Arsiparis Ahli Pertama;

i. menyusun … b. Arsiparis …
- 13 - - 14 -

b. Arsiparis Ahli Muda; 3) pertimbangan pemberian penghargaan atau imbalan


c. Arsiparis Ahli Madya; dan atas pelindungan dan penyelamatan arsip statis;
d. Arsiparis Ahli Utama. 4) daftar arsip satis;
(4) Jenjang pangkat dan golongan ruang Jabatan Fungsional 5) sarana bantu penemuan kembali arsip statis (daftar
Arsiparis Kategori Keterampilan dan Kategori Keahlian arsip, inventaris arsip, guide arsip baik tematik
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) sesuai maupun khasanah);
dengan peraturan perundangan-undangan. 6) daftar arsip sejarah lisan;
7) daftar arsip statis yang dipreservasi;
BAB V 8) daftar arsip statis yang akan direproduksi/alih
TUGAS POKOK, HASIL KERJA DAN URAIAN TUGAS JABATAN media;
FUNGSIONAL ARSIPARIS 9) daftar arsip statis yang diautentikasi;
10) naskah sumber arsip;
Pasal 8
11) laporan pameran kearsipan;
12) laporan pelayanan arsip statis;
(1) Tugas pokok Arsiparis adalah melaksanakan
kegiatanpengelolaan arsip dinamis, pengelolaan 13) laporan evaluasi dan penilaian pengelolaan arsip
statis.
arsipstatis, pembinaan kearsipan dan pengolahan dan
penyajian arsip menjadi informasi. c. Kegiatan Pembinaan Kearsipan, meliputi:
(2) Hasil kerja Arsiparis sebagai berikut: 1) laporanbimbingan teknis (BINTEK) Kearsipan;
a. KegiatanPengelolaan Arsip Dinamis, meliputi: 2) laporan bimbingan dan konsultasi (BIMKOS)
penyelenggaraan Kearsipan;
1) registrasi arsip;
3) laporanpenyuluhan Kearsipan;
2) daftar verifikasi arsip aktif yang autentik;
4) laporan hasil fasilitasi Kearsipan;
3) daftar arsip aktif;
5) laporansupervisi penyelenggaraan Kearsipan;
4) daftar arsip inaktif;
6) laporan monitoring dan evaluasi (MONEV) sistem
5) daftar arsipdinamis yang dialihmedia;
informasi Kearsipan;
6) daftar arsip dinamis yang akan diautentikasi;
7) laporan hasil analisis kebutuhan jabatan arsiparis;
7) daftar arsip terjaga;
8) laporan evaluasi fungsi dan tugas jabatan arsiparis;
8) daftar salinan otentik arsip terjaga;
9) laporan penilaian prestasi kerja arsiparis;
9) daftar arsip vital;
10) sertifikat kompetensi arsiparis;
10) daftar Arsip Inaktif yang dipindahkan;
11) laporan sertifikasi;
11) persetujuan (pertimbangan) jadwal retensi
12) laporan pengawasan penyelenggaraan Kearsipan;
arsip/dokumen perusahaan.
13) laporan akreditasi kearsipan;
12) Persetujuan (pertimbangan) pemusnahan
14) pertimbangan pemberian penghargaan Kearsipan;
arsip/dokumen perusahaan;
dan
13) daftar arsip yang dimusnahkan;
15) Norma, standar, prosedur dan kriteria Kearsipan.
14) daftar arsip statis yang akan diserahkan;
d. KegiatanPengolahan dan Penyajian Arsip Menjadi
15) laporan pelayanan arsip dinamis; dan Informasi, meliputi:
16) laporan evaluasi dan penilaian pengelolaan arsip 1) daftar informasi arsip aktif;
dinamis.
2) daftar informasi arsip inaktif;
b. KegiatanPengelolaan Arsip Statis, sebagai berikut:
3) daftar informasi arsip vital;
1) laporan verifikasi arsip statis yang akan diserahkan;
4) daftar informasi arsip terjaga;
2) Daftar Pencarian Arsip (DPA);
5) daftar informasi arsip statis;dan

3) pertimbangan … 6) daftar …
- 15 - - 16 -

6) daftar informasi Kearsipan. 4) melakukan penyusunan sarana bantu penemuan


(3) Uraian kegiatan/tugas Arsiparis sebagai berikut: kembali arsip statis;
a. KegiatanPengelolaan Arsip Dinamis, meliputi: 5) melakukan pengelolaan arsip sejarah lisan;
1) melakukan kegiatan penerimaan dan pembuatan 6) melakukan identifikasi, verifikasi, dan preservasi
arsip dalam rangka penciptaan arsip; arsip statis;
2) melaksanakan verifikasi autentisitas arsip yang 7) melakukan identifikasi dan penilaian arsip yang
tercipta; akan direproduksi/alih media;
3) melakukan pemberkasan arsip aktif; 8) melakukan identifikasi dan penilaian arsip statis
yang akan diautentifikasi;
4) melakukan penataan dan penyimpanan arsip
inaktif; 9) melakukan identifikasi dan penilaian penerbitan
naskah sumber arsip;
5) melakukan identifikasi dan alihmedia arsip dinamis;
6) melakukan identifikasi dan penilaian arsip dinamis 10) melakukan pameran arsip tekstual dan virtual;
yang akan diautentifikasi 11) melakukan pelayanan arsip statis; dan
7) melakukan identifikasi dan pengelolaan arsip 12) melakukan evaluasi dan penilaian pengelolaan arsip
terjaga; statis.
8) melakukan identifikasi, verifikasi, dan penyusunan c. Uraian kegiatan/tugas Arsiparis dalam melaksanakan
daftar salinan otentik arsip terjaga pembinaan kearsipan, meliputi:
9) melakukan identifikasi dan pengelolaan arsip vital; 1) memberikan bimbingan teknis (BINTEK) Kearsipan;
10) melakukan identifikasi, penilaian dan verifikasi 2) memberikan bimbingan dan konsultasi (BIMKOS)
arsip dalam rangka pemindahan arsip inaktif; Penyelenggaraan Kearsipan;
11) melakukan identifikasi, penilaian, dan verifikasi 3) memberikan penyuluhan Kearsipan;
serta penyusunan naskah persetujuan/ 4) memberikan fasilitasi Kearsipan;
pertimbangan jadwal retensi arsip; 5) melakukan supervisi penyelenggaraan Kearsipan;
12) melakukan identifikasi, penilaian dan verifikasi 6) melakukan monitoring dan evaluasi (MONEV) sistem
serta penyusunan naskah persetujuan/ informasi Kearsipan;
pertimbangan pemusnahan arsip;
7) melakukan analisis rencana kebutuhanjabatan
13) melakukan identifikasi, penilaian dan verifikasi Arsiparis;
serta menyusun daftar arsip yang akan
8) melakukan evaluasi fungsi dan tugasjabatan
dimusnahkan;
Arsiparis;
14) melakukan identifikasi, penilaian, dan verifikasi 9) melakukan penilaian prestasi kerja Arsiparis;
arsip dalam rangka penyerahan arsip statis;
10) mengikuti uji kompetensi sertifikasi Arsiparis;
15) melakukan evaluasi dan penilaian pengelolaan arsip
11) melakukan sertifikasi arsiparis;
dinamis; dan
12) melakukan pengawasan penyelenggaraan
16) memberikan pelayanan penggunaan arsip dinamis.
Kearsipan;
b. KegiatanPengelolaan Arsip Statis, meliputi:
13) melakukan akreditasi kearsipan;
1) melakukan identifikasi dan analisis arsip dalam
14) menyusun pertimbangan pemberian penghargaan
rangka penyusunan Daftar Pencarian Arsip (DPA);
Kearsipan; dan
2) melakukan identifikasi dan analisis dalam rangka
15) menyusun Norma, standar, prosedur dan kriteria
menyusun pertimbangan pemberian penghargaan
kearsipan.
atau imbalan atas pelindungan dan penyelamatan
arsip statis; d. KegiatanPengolahan dan Penyajian Arsip Menjadi
Informasi, meliputi:
3) melakukan penataan dan penyimpanan arsip statis;
1) mengolah …
4) melakukan …
- 17 - - 18 -

1) mengolah dan menyajikan arsip aktif menjadi (7) Pembagian tugas/kegiatan Arsiparis Kategori
informasi; Keterampilan dan Arsiparis Kategori Keahlian
2) mengolah dan menyajikan arsip inaktif menjadi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan teknis
informasi; pelaksanaan kegiatan Arsiparis sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dan ayat (4) untuk setiap jenjang jabatan
3) mengolah dan menyajikan arsip vital menjadi
informasi; diatur lebih lanjut oleh Kepala ANRI selaku pimpinan
Instansi Pembina Jabatan Fungsional Arsiparis.
4) mengolah dan menyajikan arsip terjaga menjadi
informasi;
Pasal 9
5) mengolah dan menyajikanarsip statis menjadi
informasi; dan
(1) Pada awal tahun, setiap Arsiparis wajib menyusun SKP
6) mengolah dan menyajikan informasi kearsipan
yang akan dilaksanakan dalam 1 (satu) tahun berjalan.
untuk JIKN.
(2) SKP Arsiparis disusun berdasarkan penetapan kinerja
(4) Tugas tambahan Arsiparis, adalah:
unit kerja Arsiparis yang bersangkutan.
a. peran serta dalam kegiatan ilmiah bidang kearsipan;
(3) SKP Arsiparis untuk masing-masing jenjang jabatan
b. melakukan kajian, telaah/analisis kearsipan dalam diambil dari kegiatan sebagai turunan dari penetapan
bentuk Policy Breef. kinerja unit dengan mendasarkan kepada tingkat
c. menemukan dan melakukan pengembangan teknologi kesulitan dan syarat kompetensi untuk masing-masing
tepat guna di bidang kearsipan; jenjang jabatan.
d. menjadi anggota dalam organisasi profesi Arsiparis baik (4) SKP yang telah disusun sebagaimana dimaksud pada ayat
nasional maupun internasional; (1) harus disetujui dan ditetapkan oleh atasan langsung.
e. menjadi anggota dalam tim penilai kinerja Jabatan
Arsiparis; BAB VI
f. memperoleh penghargaan/tanda jasa kehormatan atau PENILAIAN KINERJA JABATAN ARSIPARIS
penghargaan lainnya;
g. memperoleh gelar kesarjanaan lainnya yang sederajat; Pasal 10

h. mengajar/melatih di bidang kearsipan;


(1) Angka kredit kumulatif untuk kenaikan pangkat dan
i. menulis karya ilmiah di bidang kearsipan;
jabatan Arsiparis ditetapkan berdasarkan hasil penilaian
j. melakukan penyusunan dan penyiapan bahan materi
kinerja Arsiparis.
penyuluhan, BINTEK, modul Diklat Kerasipan dan
(2) Hasil penilaian kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat
sosialisasi; dan
(1) dikonversi ke dalam angka kredit kumulatif sebagai
k. melaksanakan tugas lain yang berkaitan dengan tugas
berikut:
pokok jabatannya.
a. nilai kinerja sebesar 91 ke atas atau dengan sebutan
(5) Komposisi untuk kenaikan pangkat/jabatan fungsional
sangat baik mendapatkan angka kredit sebesar 150%
Arsiparis setingkat lebih tinggi berasal dari:
dari angka kredit yang harus dicapai setiap tahun;
a. tugas pokok; dan/atau
b. nilai kinerja sebesar 76 - 90 atau dengan sebutan baik
b. tugas tambahan. mendapatkan angka kredit sebesar 125% dari angka
(6) Arsiparis yang melaksanakan kegiatan tugas tambahan kredit yang harus dicapai setiap tahun;
diberikan nilai sesuai dengan ketentuan peraturan c. nilai kinerja sebesar 61 - 75 atau dengan sebutan
perundang-undangan. cukup mendapatkan angka kredit sebesar 100% dari
angka kredit yang harus dicapai setiap tahun;

(7) Pembagian …
d. nilai …
- 19 - - 20 -

d. nilai kinerja sebesar 51 - 60 atau dengan sebutan (5) Tim Penilai Kinerja Instansi Pembina sebagaimana
kurang mendapatkan angka kredit sebesar 75% dari dimaksud pada ayat (3) memiliki tugas menjamin
angka kredit yang harus dicapai setiap tahun; objektivitas penilaian oleh pejabat penilai kinerja dan
e. nilai kinerja sebesar 50 ke bawah atau dengan sebutan memberikan pertimbangan terhadap usulan kenaikan
buruk mendapatkan angka kredit sebesar 50% dari pangkat dan/atau jabatan khusus bagi Arsiparis Keahlian
angka kredit yang harus dicapai setiap tahun. jenjang Ahli Madya dan Ahli Utama.
(3) Angka kredit kumulatif untuk kenaikan pangkat dan
jabatan Arsiparis sebagaimana tersebut dalam Lampiran I Pasal 12
dan Lampiran II yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(1) Tim Penilai Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal
(4) Penilaian kinerja Arsiparis dilakukan secara objektif,
11 terdiri atas pejabat yang berasal dari unsur teknis
terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan.
yang membidangi Arsiparis, unsur kepegawaian, dan
(5) Untuk mendukung objektivitas dalam penilaian kinerja, pejabat fungsional Arsiparis.
pejabat Fungsional Arsiparis wajib mendokumentasikan
(2) Susunan keanggotaan Tim Penilai Kinerja sebagai berikut:
hasil kerja yang diperoleh sesuai dengan SKP yang
a. seorang Ketua merangkap anggota;
ditetapkan setiap tahunnya.
b. seorang Sekretaris merangkap anggota; dan
Pasal 11 c. paling kurang 3 (tiga) orang anggota.
(3) Anggota Tim Penilai Kinerja Instansi sebagaimana
(1) Dalam rangka menjamin objektivitas dan keselarasan dimaksud pada ayat (2) huruf c, paling sedikit 2 (dua)
hasil penilaian yang dilakukan oleh pejabat penilai, orang dari pejabat fungsional Arsiparis.
dibentuk: (4) Anggota Tim Penilai Kinerja Instansi sebagaimana
a. Tim Penilai Kinerja Instansi; dan dimaksud pada ayat (2) huruf c di lingkungan Pemerintah
b. Tim Penilai Kinerja Instansi Pembina. Daerah, paling sedikit 1 (satu) orang dari unsur BKD
Provinsi/Kabupaten/Kota.
(2) Tim Penilai Kinerja Instansi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a dibentuk oleh Pejabat yang Berwenang (5) Sekretaris Tim Penilai Kinerja Instansi sebagaimana
dan ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dimaksud pada ayat (2) huruf b, berasal dari unsur
Pusat/Daerah. kepegawaian.
(3) Tim Penilai Kinerja Instansi Pembina sebagaimana (6) Syarat untuk menjadi anggota Tim Penilai Kinerja Instansi
tersebut pada ayat (1) huruf b dibentuk dan ditetapkan dan Tim Penilai Kinerja Instansi Pembina, yaitu:
oleh pimpinan Instansi Pembina Jabatan Fungsional a. menduduki jabatan/pangkat paling rendah sama
Arsiparis dengan jabatan/pangkat Arsiparis yang dinilai;
(4) Tim Penilai Kinerja Instansi sebagaimana dimaksud pada b. memiliki keahlian serta kemampuan untuk menilai
ayat (2) memiliki tugas: kinerja Arsiparis; dan
a. mengevaluasi keselarasan hasil penilaian yang c. aktif melakukan penilaian.
dilakukan oleh para pejabat penilai; dan (7) Apabila jumlah anggota Tim Penilai Kinerja
b. memberikan bahan pertimbangan kepada Pejabat Instansisebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dapat
Pembina Kepegawaian dalam pengembangan PNS, dan dipenuhi dari Arsiparis, maka anggota Tim Penilai Kinerja
dijadikan sebagai persyaratan dalam pengangkatan Instansi dapat diangkat dari PNS lain yang memiliki
jabatan dan kenaikan pangkat, pemberian tunjangan kompetensi untuk menilai kinerja Arsiparis.
dan sanksi, mutasi, dan promosi, serta untuk
mengikuti pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional
Pasal …
Arsiparis.

(5) Tim …
- 21 - - 22 -

Pasal 13 (4) Calon PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) paling lama 1 (satu) tahun setelah diangkat menjadi
Tata kerja Tim Penilai Kinerja Instansi dan Tim Penilai Kinerja PNS harus diangkat dalam Jabatan Fungsional Arsiparis.
Instansi Pembina serta tata cara penilaian kinerja Arsiparis (5) Calon PNS yang berijazah D.III, dan S1/D.IV bidang ilmu
ditetapkan oleh Instansi Pembina Jabatan Fungsional lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
Arsiparis. wajib mengikuti dan lulus Pendidikan dan Pelatihan
Fungsional Arsiparis.
BAB VII (6) Ketentuan mengenai kualifikasi pendidikan selain bidang
PENGANGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS kearsipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2)
dan pelatihan fungsional sebagaimana dimaksud pada
Pasal 14 ayat (5) diatur lebih lanjut oleh Kepala ANRI selaku
pimpinan Instansi Pembina Jabatan Fungsional Arsiparis.
Pejabat yang memiliki kewenangan mengangkat PNS dalam
jabatan Fungsional Arsiparis yaitu Pejabat Pembina Pasal 16
Kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(1) Arsiparis Kategori Keterampilan yang memperoleh ijazah
Pasal 15 S1/D.IV dapat diangkat dalam Jabatan Fungsional
Arsiparis Kategori Keahlian, apabila memenuhi
(1) PNS yang diangkat untuk pertama kali dalam Jabatan
Fungsional Arsiparis Kategori Keterampilan harus persyaratan sebagai berikut:
memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. tersedia formasi untuk Jabatan Fungsional Arsiparis
Kategori Keahlian;
a. berijazah Diploma III (D.III) bidang kearsipan atau
bidang ilmu lain yang ditentukan oleh instansi b. telah lulus Pendidikan dan Pelatihan Penjenjangan
pembina; Jabatan Arsiparis; dan
b. pangkat paling rendah Pengatur Tingkat I, golongan c. lulus sertifikasi kompetensi Penjenjangan Jabatan
ruang II/c; dan Arsiparis.
c. nilai kinerja paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu) (2) Pangkat, golongan ruang dan jenjang jabatan fungsional
tahun terakhir. Arsiparis Tingkat Keterampilan yang beralih kedalam
(2) PNS yang diangkat untuk pertama kali dalam Jabatan Jabatan Fungsional Arsiparis Tingkat Keahlian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
Fungsional Arsiparis Kategori Keahlian harus memenuhi
Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan jenjang
persyaratan sebagai berikut:
kompetensi.
a. berijazah Sarjana (S1)/Diploma IV (D.IV) bidang
kearsipan atau bidang ilmu lain yang ditentukan oleh
Pasal 17
instansi pembina;
b. pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang
III/a; dan (1) Pengangkatan PNS dari jabatan lain ke dalam jabatan
Arsiparis Kategori Keahliandapat dipertimbangkan
c. nilai kinerja paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu)
dengan ketentuan sebagai berikut:
tahun terakhir.
a. tersedia formasi untuk Jabatan Fungsional Arsiparis
(3) Pengangkatan PNS dalam Jabatan Fungsional Arsiparis
Kategori Keahlian;
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan ayat (2) yaitu
b. berijazah Sarjana (S1)/Diploma IV (D.IV) bidang
untuk mengisi lowongan formasi Jabatan Fungsional
kearsipan atau bidang ilmu lain yang ditentukan oleh
Arsiparis yang telah ditetapkan melalui pengadaan Calon
PNS. instansi pembina;
c. pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang
(4) Calon …
III/a;

d. memiliki…
- 23 - - 24 -

d. memiliki pengalaman di bidang kearsipan paling


kurang 2 (dua) tahun; BAB IX
e. nilai kinerja paling kurang bernilai baik dalam 1 KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS
(satu) tahun terakhir; dan
f. usia paling tinggi 3 (tiga) tahun sebelum batas usia Pasal 20
pensiun.
(2) PNS yang berijazah D.III, dan S1/D.IV bidang ilmu lain (1) PNS yang menduduki Jabatan Fungsional Arsiparis harus
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, wajib memenuhi standar kompetensi sesuai dengan jenjang
mengikuti dan lulus Pendidikan dan Pelatihan Fungsional jabatan.
Arsiparis. (2) Kompetensi Arsiparis meliputi kompetensi dalam
(3) PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 1 pengelolaan arsip dinamis, kompetensi dalam pengelolaan
(satu) tahun sejak diangkat dalam jabatan Arsiparis harus arsip statis, kompetensi dalam pembinaan kearsipan, dan
lulus sertifikasi kompetensi penjenjangan Jabatan kompetensi dalam pengolahan arsip menjadi informasi.
Arsiparis. (3) Kompetensi Arsiparis dalam pengelolaan arsip dinamis
(4) Jabatan/pangkat bagi PNS sebagaimana dimaksud pada sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:
ayat (1) ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai a. memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan
dengan kualifikasi jenjang kompetensi yang diperoleh. penerimaan dan pembuatan arsip dalam rangka
penciptaan arsip;
BAB VIII b. memiliki kemampuan untuk melaksanakan verifikasi
KENAIKAN PANGKAT DAN KENAIKAN JABATAN autentisitas arsip yang tercipta;
c. memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan
Bagian Kesatu pengolahan arsip dinamis dalam rangka penggunaan
Kenaikan Pangkat arsip dinamis;
d. memiliki kemampuan untuk melakukan pemberkasan
Pasal 18
arsip aktif;
e. memiliki kemampuan untuk melakukan penataan dan
(1) Persyaratan dan mekanisme kenaikan pangkat pejabat penyimpanan arsip inaktif;
fungsional Arsiparis dilakukan sesuai dengan peraturan
f. memiliki kemampuan untuk melakukan identifikasi
perundang-undangan.
dan alihmedia arsip dinamis;
(2) Kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
g. memiliki kemampuan untuk melakukan identifikasi
dilakukan dengan memperhatikan ketersediaan formasi.
dan penilaian arsip dinamis yang akan diautentifikasi;
h. memiliki kemampuan untuk melakukan identifikasi
Bagian Kedua
dan pengelolaan arsip terjaga;
Kenaikan Jabatan
i. memiliki kemampuan untuk melakukan identifikasi
Pasal 19 dan verifikasi salinan otentik arsip terjaga;
j. memiliki kemampuan untuk melakukan identifikasi
(1) Persyaratan dan mekanisme kenaikan jabatan Arsiparis dan pengelolaan arsip vital;
dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. k. memiliki kemampuan untuk melakukan identifikasi,
(2) Kenaikan jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) penilaian danverifikasi arsip dalam rangka
dilakukan dengan memperhatikan ketersediaan formasi. pemindahan arsip inaktif;

(3) Selain memenuhi syarat kinerja, Arsiparis yang akan l. memiliki kemampuan untuk melakukan analisis,
dinaikkan jabatannya setingkat lebih tinggi harus penilaian, dan verifikasi arsip dalam rangka pemberian
mengikuti dan lulus uji kompetensi. persetujuan/pertimbangan Jadwal Retensi Arsip/
Dokumen Perusahaan.
BAB IX …
m. memiliki …
- 25 - - 26 -

m. memiliki kemampuan untuk melakukan identifikasi, b. memiliki kemampuan untuk melakukanBimbingan


penilaian dan verifikasi arsip dalam rangka dan Konsultasi (BIMKOS) Penyelenggaraan Kearsipan;
penyerahan arsip statis; c. memiliki kemampuan untuk memberikan penyuluhan
n. memiliki kemampuan untuk melakukan identifikasi, kearsipan;
penilaian, dan verifikasi arsip dalam rangka d. memiliki kemampuan untuk memberikan fasilitasi
pemusnahan arsip/dokumen perusahaan; kearsipan;
o. memberikan pelayanan penggunaan arsip dinamis. e. memiliki kemampuan untuk melakukan supervisi
p. memiliki kemampuan untuk melakukan evaluasi dan penyelenggaraan kearsipan;
penilaian pengelolaan arsip dinamis; f. memiliki kemampuan untuk melakukan Monitoring
(4) Kompetensi Arsiparis dalam pengelolaan arsip statis dan Evaluasi (MONEV) Sistem Informasi Kearsipan;
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi: g. memiliki kemampuan analisapenyusunan rencana
a. memiliki kemampuan untuk melakukan identifikasi kebutuhan jabatan arsiparis;
dan analisa arsip dalam rangka penyusunan Daftar h. memiliki kemampuan untuk melakukan evaluasi
Pencarian Arsip (DPA); fungsi dan tugas jabatan arsiparis;
b. memiliki kemampuan untuk melakukan identifikasi i. memiliki kemampuan untuk melakukan penilaian
dan analisa dalam rangka menyusun pertimbangan prestasi kerja arsiparis;
pemberian penghargaan atau imbalan atas
j. memiliki kemampuan uji kompetensi di bidang
pelindungan dan penyelamatan arsip statis;
kearsipan;
c. memiliki kemampuan untuk melakukan penataan dan
k. memiliki kemampuan untuk melakukan sertifikasi
penyimpanan arsip statis;
kompetensi di bidang kearsipan;
d. memiliki kemampuan untuk melakukan penyusunan
l. memiliki kemampuan untuk melakukananalisa
sarana bantu penemuan kembali arsip statis;
hukum dan pengawasan penyelenggaraan kearsipan;
e. memiliki kemampuan untuk melakukan pengelolaan
m. memiliki kemampuan dalam melakukan akreditasi
arsip sejarah lisan;
keasipan;
f. memiliki kemampuan untuk melakukan preservasi
n. memiliki kemampuan untuk memberikan
arsip statis;
pertimbangan pemberian penghargaan kearsipan
g. memiliki kemampuan untuk melakukan identifikasi dalam rangka akreditasi kearsipan; dan
dan penilaian arsip yang akan direproduksi/alih
o. memiliki kemampuan untuk menyusunnorma,
media;
standar, prosedur dan kriteria kearsipan.
h. memiliki kemampuan untuk melakukan identifikasi (6) Kompetensi arsiparis dalam mengolah dan menyajikan
dan penilaian arsip statis yang akan diautentifikasi;
arsip menjadi informasi sebagaimana dimaksud pada ayat
i. memiliki kemampuan untuk melakukan identifikasi (2) meliputi:
dan penilaian penerbitan naskah sumber arsip;
a. memiliki kemampuan untuk mengolah dan
j. memiliki kemampuan untuk merencanakan dan menyajikanarsip aktif menjadi informasi;
melaksanakan pameran arsip tekstual dan virtual;
b. memiliki kemampuan untuk mengolahdan
k. memiliki kemampuan untuk melakukan pelayanan menyajikanarsip inaktif menjadi informasi;
arsip statis;
c. memiliki kemampuan untuk mengolah dan
l. memiliki kemampuan untuk melakukan evaluasi dan menyajikanarsip vital menjadi informasi;
penilaian pengelolaan arsip statis. d. memiliki kemampuan untuk mengolah dan
(5) Kompetensi Arsiparis dalam melakukan pembinaan menyajikanarsip terjaga menjadi informasi;
kearsipan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:
e. memiliki kemampuan untuk mengolah dan
a. memiliki kemampuan untuk melakukanBimbingan menyajikanarsip statis menjadi informasi; dan
Teknis (BINTEK) Kearsipan;
f. memiliki …
b. memiliki …
- 27 - - 28 -

f. memiliki kemampuan mengolah dan menyajikan BAB XI


informasi kearsipan untuk JIKN. KEBUTUHAN PNS DALAM JABATAN FUNGSIONAL
(7) Penjaminan pemenuhan standar kompetensi sebagaimana ARSIPARIS
dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (6) dilakukan
melalui sertifikasi kompetensi kearsipan. Pasal 22
(8) Rincian standar kompetensi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) bagi setiap jenjang jabatan, pelaksanaan (1) Penetapan kebutuhan PNS dalam jabatan fungsional
sertifikasi kompetensi kearsipan sebagaimana dimaksud Arsiparis dihitung berdasarkan beban kerja yang
pada ayat (7) serta pelaksanaan uji kompetensi ditentukan oleh indikator, antara lain:
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (3) diatur a. jumlah/volume arsip yang tercipta;
lebih lanjut oleh Instansi Pembina Jabatan Fungsional b. lingkup unit kerja atau satuan organisasi yang dibina;
Arsiparis. c. jumlah arsip dinamis yang dikelola;
d. jumlah arsip statis yang dikelola; dan
BAB X e. bentuk/media arsip yang tercipta.
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (2) Pedoman Perhitungan Kebutuhan Jabatan Fungsional
Arsiparis diatur lebih lanjut oleh ANRI sebagai Instansi
Pasal 21 Pembina Jabatan Arsiparis.

(1) Untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme, BAB XII


Arsiparis harus diikutsertakan pendidikan dan/atau PEMBERHENTIAN SEMENTARA DAN PENGANGKATAN
pelatihan. KEMBALI DALAM JABATAN ARSIPARIS
(2) Pendidikan dan/atau Pelatihan yang diberikan bagi
Arsiparis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bagian Kesatu
disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan pendidikan Pemberhentian Sementara
dan/atau pelatihan.
Pasal 23
(3) Pendidikan dan/atau Pelatihan bagi Arsiparis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), antara lain dalam
bentuk: Arsiparis diberhentikan sementara dari jabatannya, apabila:
a. pendidikan formal; a. diberhentikan sementara sebagai PNS;
b. Pendidikan dan pelatihan fungsional; b. menjalani cuti di luar tanggungan negara, kecuali untuk
persalinan anak keempat dan seterusnya;
c. Pendidikan dan pelatihan teknis; dan
c. menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan; atau
d. pengembangan kompetensi lainnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. d. ditugaskan secara penuh di luar jabatan Arsiparis.
(4) Pendidikan formal bagi Arsiparis untuk jenjang
pendidikan yang lebih tinggi dapat ditempuh melalui Bagian Kedua
pemberian tugas belajar. Pengangkatan Kembali
(5) Ketentuan mengenai pendidikan dan/atau pelatihan serta
Pasal 24
pedoman penyusunan analisis kebutuhan diklat jabatan
fungsional Penerjemah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan (2) lebih lanjut ditetapkan oleh instansi pembina. (1) Pengangkatan kembali dalam Jabatan Fungsional
Arsiparis harus memperhatikan ketersediaan beban kerja
kerja sesuai dengan jenjang jabatan.

BAB XI …
(2) Arsiparis …
- 29 - - 30 -

(2) Arsiparis yang diberhentikan sementara sebagaimana BAB XIII


dimaksud dalam Pasal 23 huruf a, wajib diangkat kembali PENYESUAIAN (INPASSING) DALAM JABATAN
dalam jabatan fungsional Arsiparis apabila berdasarkan
keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan Pasal 27
hukum yang tetap dinyatakan tidak bersalah atau
dijatuhi pidana percobaan. (1) PNS yang pada saat ditetapkan Peraturan Menteri ini
(3) Arsiparis yang diberhentikan sementara sebagaimana memiliki pengalaman dan menjalankan tugas di bidang
dimaksud dalam Pasal 23 huruf b, dapat diangkat pengelolaan kearsipan namun memiliki ijazah SLTA,
kembali ke dalam jabatan fungsional Arsiparis apabila berdasarkan keputusan pejabat yang berwenang dapat
yang bersangkutan telah selesai cuti di luar tanggungan disesuaikan (di-inpassing) ke dalam jabatan fungsional
negara. Arsiparis Kategori Keterampilan berdasarkan Peraturan
(4) Arsiparis yang diberhentikan sementara sebagaimana Menteri ini.
dimaksud dalam Pasal 23 huruf c, wajib diangkat (2) PNS yang disesuaikan (di-inpassing) sebagaimana
kembali ke dalam jabatan fungsional Arsiparis setelah dimaksud pada ayat (1), harus memenuhi syarat sebagai
habis masa tugas belajarnya. berikut:
(5) Arsiparis yang diberhentikan sementara sebagaimana
a. Pangkat paling rendah Pengatur Tingkat I, golongan
dimaksud dalam Pasal 23 huruf d, dapat diangkat
ruang II/c;
kembali ke dalam jabatan fungsional Arsiparis apabila
yang bersangkutan ditugaskan kembali ke unit kearsipan b. memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di
atau lembaga kearsipan. bidang pengelolaan kearsipan paling kurang 2 tahun;

(6) Pengangkatan kembali dalam jabatan fungsional Arsiparis c. mengikuti dan lulus uji kompetensi di bidang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), kearsipan;
dan ayat (4) harus memenuhi sebagai berikut : d. nilai prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 1
a. lulus uji kompetensi pada jenjang jabatan sesuai (satu) tahun terakhir; dan
dengan pangkat terakhir yang dimilikinya; e. usia paling tinggi 50 (lima puluh) tahun.
b. usia paling tinggi 54 (lima puluh empat) tahun. (3) Pegawai Negeri Sipil yang disesuaikan (di-inpassing)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), setelah diangkat
Pasal 25 dalam jabatan fungsional Arsiparis harus memperoleh
Pemberhentian sementara dan pengangkatan kembali jabatan ijazah Diploma III (D.III) bidang kearsipan atau bidang
fungsional Arsiparis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ilmu lain yang ditentukan oleh Instansi Pembina, dalam
dan Pasal 24 ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian jangka waktu paling lama 5 tahun terhitung mulai tanggal
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Arsiparis.
(4) PNS yang berijazah D.III bidang ilmu lain sebagaimana
Pasal 26 dimaksud pada ayat (3) wajib mengikuti dan lulus
Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Arsiparis.
(5) PNS yang tidak memperoleh ijazah D.III sebagaimana
(1) Arsiparis yang tidak dapat mencapai target nilai kinerja
dimaksud pada ayat (3), diberhentikan dalam jabatan
yang ditetapkan dalam SKP dibawah 50% dijatuhi
fungsional Arsiparis.
hukuman disiplin sesuai peraturan perundang-undangan.
(2) Arsiparis yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat (6) Untuk menjamin keseimbangan antara beban kerja dan
berupa pemindahan dalam rangka penurunan jabatan, jumlah Pegawai Negeri Sipil yang akan disesuaikan (di-
melaksanakan tugas sesuai dengan jenjang jabatan yang inpassing) sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka
baru. pelaksanaan penyesuaian (inpassing) harus
mempertimbangkan formasi jabatan.
(3) Penilaian kinerja dalam masa hukuman disiplin
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dinilai sesuai (7) Penyesuaian …
dengan jabatan yang baru.

BAB XIII …
- 31 - - 32 -

BAB XVI
KETENTUAN PENUTUP

(7) Penyesuaian (inpassing) sebagaimana dimaksud pada ayat


Pasal 30
(1) dan ayat (2) berlaku selama 2 (dua) tahun sejak
Peraturan Menteri ini berlaku.
Ketentuan pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan
(8) Tata cara penyesuaian (inpassing) dan pelaksanaan uji
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini diatur lebih
kompetensi dalam rangka inpassing diatur lebih lanjut
lanjut dalam petunjuk teknis yang ditetapkan oleh Instansi
oleh Instansi Pembina.
Pembina bersama dengan Badan Kepegawaian Negara.

BAB XIV
KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 31

Pasal 28 Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan


Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
(1) Untuk kepentingan dinas dan pengembangan karier, PER/3/M.PAN/3/2009 tentang Jabatan Fungsional Arsiparis
Arsiparis dapat dipindahkan ke dalam jabatan lainnya dan Angka Kreditnya dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Keputusan Pembebasan Sementara terhadap jabatan
Pasal 32
fungsional Arsiparis yang dilakukan karena tidak
terpenuhi angka kredit untuk kenaikan pangkat/jabatan
satu tingkat lebih tinggi yang dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur diundangkan.
Negara Nomor PER/3/M.PAN/3/2009 tentang Jabatan
Fungsional Arsiparis dan Angka Kreditnya sejak bulan
Januari Tahun 2014 sampai denganPeraturan Menteri ini
berlaku, dinyatakan tidak berlaku. Agar …

BAB XV
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 29

Prestasi kerja yang telah dilaksanakan sebelum Peraturan


Menteri ini berlaku, dinilai berdasarkan Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/3/M.PAN/3/2009 tentang Jabatan Fungsional
Arsiparis dan Angka Kreditnya.

BAB XVI…
- 33 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 16 Oktober 2014
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA,

ttd
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

AZWAR ABUBAKAR DAN REFORMASI BIROKRASI


NOMOR 48 TAHUN 2014
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

ANGKA KREDIT KUMULATIF UNTUK KENAIKAN PANGKAT


Diundangkan di Jakarta JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS KATEGORI KEAHLIAN

pada tanggal 5 Desember 2014


JENJANG JABATAN/ GOLONGAN RUANG DAN
ANGKA KREDIT KUMULATIF
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA TUGAS POKOK
AHLI PERTAMA AHLI MUDA AHLI MADYA AHLI UTAMA

REPUBLIK INDONESIA, III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e

Melakukan kegiatan pengelolaan arsip dinamis,


pengelolaan arsip statis, pembinaan kearsipan dan 50 50 100 100 150 150 150 200 200

ttd pengolahan dan penyajian arsip menjadi informasi

JUMLAH 50 50 100 100 150 150 150 200 200

JUMLAH MINIMAL PER TAHUN 12,5 12,5 25 25 37,5 37,5 37,5 50 50


YASONNA H. LAOLY
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 1873 MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

Salinan sesuai dengan aslinya DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN PANRB ttd

Kepala Biro Hukum, Komunikasi dan Informasi Publik, AZWAR ABUBAKAR


LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
NOMOR 48 TAHUN 2014
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

ANGKA KREDIT KUMULATIF UNTUK KENAIKAN PANGKAT


JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS KETERAMPILAN

JENJANG JABATAN/ GOLONGAN RUANG DAN


ANGKA KREDIT KUMULATIF
TUGAS POKOK
PEMULA TERAMPIL MAHIR PENYELIA
II/a II/b II/c II/d III/a III/b III/c III/d

Melakukan kegiatan pengelolaan arsip dinamis,


pengelolaan arsip statis, pembinaan kearsipan dan 15 20 20 20 50 50 100 100
pengolahan dan penyajian arsip menjadi informasi

JUMLAH 15 20 20 20 50 50 100 100

JUMLAH MINIMAL PER TAHUN 3,75 5 5 5 12,5 12,5 25 25

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA


DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

ttd

AZWAR ABUBAKAR

Anda mungkin juga menyukai