Anda di halaman 1dari 11

“TEKNIK DASAR PUBLIC SPEAKING”

PUBLIC SPEAKING & KEPROTOKOLAN 1

TUGAS 5

DI SUSUN OLEH :

NAMA ANAQAH FARAH BALQIS


NIM E021191035

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2021
Tehnik Public Speaking

Tehnik public speaking yang harus dicermati dengan baik. Ada beberapa
langkah tejnik dasar public speaking. Minggu kemarin saya sampaikan bahwa
public speaking adalah rumpun ilmu komunikasi yang mencakup kemampuan
seseorang untuk berbicara di depan public, kelompok maupun perorangan dengan
strategi dan teknik yang tepat. Teknik public speaking itu ketika materi atu
contentnya sudah jadi, apa sih yang kita lakukan di atas panggung supaya
pembicaraan kita menarik, benar-benar yang kita sampaikan sampai kepada
pikiran audiens bahwa ini dia teknik public speaking. Sebenarnya kita harus
perhatikan ada dua bagian yaitu look dan audio karena juga menentukan apa yang
kita lakukan di atas panggung nanti. Oleh sebab itu agar pembicaraan kita
menarik, benar-benar yang kita sampaikan yaitu sampai kepada pikiran audiens
maka hal-hal yang harus diperhatikan teknik public speaking ini ada empat hal
yang kita lakukan supaya tampil lebih cantik, menarik dan indah. Hal yang harus
kita punya yang pertama adalah kepercaya diri, kemudian kedua teknik vokal,
kemudian ketiga ekspresi atau gesture, dan komunikatif. Komunikatif hanya
sebagai bumbu-bumbu dalam public speaking itu tapi yang penting sekali yang
paling utama yaitu kepercayaan diri, kemudian masuk teknik vokal, ekspresi dan
gesture kemudian komunikatif.

1. Kepercayaan Diri

Percaya diri dalam public speaking itu memang penting karena itu
akarnya. Artinya kalau akarnya itu sudah kuat tentu pohonnya berdiri dengan
tegak. Ketika kamu sudah berhasil menguasai percaya diri, atau orang bilang
dialect among confident maka jika sudah ada percaya diri itu sudah gampang.
Bahkan sudah gampang juga menguasai teknik selanjutnya seperti teknik vokal,
ekspresi atau gesture, kemudian juga komunikatif. Tetapi misalnya kalau
kepercayaan diri belum lahir, kamu akan sulit mempelajari semua yang tadi itu.
Harus dealing diri sendiri supaya kita dapat dialect among confident yang baru.
Pertama kita tahu dulu apa itu percaya diri, menurut hemat kami percaya diri itu
keyakinan untuk sukses mengerjakan pekerjaan. Tentu dalam hal pekerjaan public
speaking. Kalian sampaikan pikiran-pikiran positif, yang baik. Kalian jangan
minder dan tidak terintimidasi dari audiens. Oleh sebab itu kalau kita naik di atas
panggung sangat kaku, jangan lihat mukanya orang tapi lihat dahinya sebab
kemudian anda akan terganggu. Jangan terintimidasi oleh audiens, kalau dia sudah
mengagguk-ngagguk baru anda jalan terus.

Orang bilang kalian harus PD, kalian mengaggap diri kalian itu oke dan
pantas untuk ngomong di depan mereka. Kalau kalian minder coba dipikir lagi,
setiap manusia di muka bumi ini seperti apapun kalian pasti punya keunikan
tersendiri satu dengan lainnya dan ini tidak bisa dibandingkan dan tidak sama
semua. “you have to believe, you are unique” punya kekuatan sendiri, pantas
berbicara di depan orang. Tidak usah minder-minder dan merendahkan diri.

Percaya diri selanjutnya sebenarnya bisa meningkat dalam dua hal:

1. Dengan latihan

2. Jam terbang

Kenapa saya sebut yang kedua ini, karena semakin banyak latihan
dilakukan Nah itu. Kenapa saya sebut yang kedua ini? Karena semakin banyak
latihan yang dilakukan, semakin banyak tahu ketika maju di depan orang banyak,
yang kita hadapi untuk berbicara. Tentu kamu tahu apa yang harus kamu lakukan,
dan yakinlah bahwa saya bisa, karena tadi sudah banyak latihan. Saya sendiri
terkadang di mobil itu, saya antar orang di rumah, lalu saya tinggal di mobil, tidak
ikut masuk.

Seperti kemarin itu, saya antar anak saya ke Sumba Opu, saya cari tempat
bernaung yang dingin dan angin sepoi-sepoi. Saya pergi di pantai sana yang
udaranya dingin dibawah pohon, nah di situ saya latihan kembali untuk khutbah
saya hari ini. Akhirnya tiba di sana, kita tidak akan terlupakan. Nah itu, makin
banyak latihan yang dilakukan, maka semakin tahu ketika maju di depan. Kira
kira apa yang harus anda dilakukan? Anda harus meyakinkan diri sendiri bahwa
“saya yakin bisa.” Tapi omongan saya ini bisa terwujud, sepanjang anda latihan.
Nanti kalau habis ujian seminar proposal, kita harus banyak latihan, siapkan
memang judulnya, kemudian apa yang harus anda sampaikan dan kita dengar
bersama - sama. Kemudian yang kedua adalah, saya tadi katakan, ketika anda
sudah mahir dan banyak latihan tadi, tentu kalau sudah jam terbang kamu semakin
banyak, berarti otomatis anda bisa mengantisipasi hal apa saja yang mungkin
terjadi. Ketika kamu lakukan publik speaking di depan orang banyak, kamu
semakin yakin bahwa kamu bisa melakukannya. Itu kalau jam terbang sudah
banyak. Apalagi kesalahan kesalahan kecil yang di atas itu, bisa kita
menyeimbangi, kita bisa menutupi karena sudah banyak pengalaman. Karena
itulah kedua hal yang merupakan keberhasilan diri bisa meningkat apabila banyak
latihan dan punya banyak jam terbang. Itulah yang saya maksudkan di sini
kepercayaan diri. Mungkin juga bisa di istilahkan dengan self confidence.

Kemudian yang kedua selain percaya diri, ada namanya teknik vokal. Ini
juga harus kita banyak kuasai teknik vokal. Karena memang disamping percaya
diri memang yang utama, kalau itu sudah ada, maka teknik vokal bisa kita
mainkan. Dalam teknik vokal, ada empat hal yang harus kita perhatikan antara
lain:

1. Volume
2. Speed
3. Artikulasi
4. Intonasi

Nah ini harus selalu ada. Memberikan artikulasi dan memberikan intonasi
terhadap vokal kita di hadapan publik, dan itu perlu. Karena itu bisa menarik atau
memikat apa yang bisa kita katakan di hadapan publik. Mungkin keempat hal ini
harus saya jelaskan, bahwa ada empat hal yang harus diperhatikan dalam teknik
vokal yaitu :

1. Volume
Pastikan Audiens mendengar suara kalian dengan nyaman. Kalau
menggunakan mikrofon, pasti tidak terlalu kecil, dan jangan terlalu jauh, dan
jangan terlalu dekat. Kalau dekat juga, itu sakit telinga mendengar. Dan jangan
juga terlalu jauh, sebab kalau terlalu jauh, orang biasa tidak dengar. Makanya
kalau saya naik mimbar, saya tes dulu mic itu. Saya bukan tes dengan mulut, biasa
orang tiup mic tersebut, sementara kalau di tiup kan, air liur bisa masuk ke mic,
jadi saya pukul saja dengan jari telunjuk, dan mengecek mic tersebut. Diharapkan
kalau pakai mic tersebut, harus segumpal tangan ini (Kalau kata orang Bugis
seperti Pajjagguru) Kalau Pajjagguru itu kan dilipat masuk dengan jari - jarinya,
nah jaraknya itu antara mic dengan mulut begitu. Sebab kalau terlalu dekat juga,
itu biasa suaranya nyaring, pecah, telinga orang yang mendengar itu merasa sakit.
Begitu juga kalau jauh, jauh orang tidak dengar karena mungkin terlalu jauh dari
mic. Kemudian kalau dari mic bisa, suara kita kecil sehingga penonton itu jenuh.
Usahakan untuk mendengar kalian, pastikan pelimpah nya agar enak untuk
didengar.

2. Speed

Artinya kecepatan berbicara. Kecepatan berbicara itu ditentukan oleh dua hal
yaitu bagaimana materinya, bagaimana audiens nya. Jadi disesuaikan Audiens nya
dengan materi. Misalnya begini, kalau audiens nya anak muda, usahakan
materinya tidak terlalu berat, dan usahakan pula bagaimana bicara lebih tepat
supaya tidak kesan membosankan. Terkadang itu di mimbar biasa, panitia masjid
menulis waktu khutbah 20 min, tetapi saya terkadang hanya 15 min. Marah juga
pendengar kalo hanya puluh menit. Mana ada bisa orang Khutbah 20 min dengan
doanya termasuk doa pertama dan terakhir, kemudian isi Khutbah nya. Jadi saya
biasa bilang kepada penulis masjid gitu, kalau tahun ini 20 min, tahun depan 15
min, tahun depannya lagi 10 min, dan ke depannya jangan diubah. Jadi saya juga
tidak suka kalo di mimbar masjid itu ditulis tulis seperti itu, karena kita sudah
tahu, dan kita juga sudah pengalaman, sudah berapa tahun kita begini?

Tidak suka kalau ada dimimbar masjid ditulis seperti itu. Karena, kita sebagai
penceramah sudah tau dan sudah pengalaman. Karena, sudah berapa tahun isi
khutbah atau ceramah. Jadi, sudah tahu berapa waktu nya untuk ceramah atau
khutbah. Lalu, kalau audiensnya anak muda, materinya jangan terlalu berat dan
sebaiknya bicara lebih cepat. Agar, tidak membuat mereka merasa bosan. Tapi,
kalau audiensnnya orang tua, berikan materi yang cukup berat, tapi sampaikan
secara pelan-pelan. Agar mereka bisa menyerap informasi yang kita sampaikan.
Jadi, diawal-awal khutbah atau ceramah jangan terlalu cepat dan jangan terlalu
lambat, tapi yang sedang-sedang saja.

3. Artikulasi

Yang harus anda perhatikan selain passing atau speak tadi, ada yang ketiga
yaitu artikulasi. Didepan mic mulut harus dibuka, artikulasinya harus jelas ketika
berbicara. Misalnya, A,I,U,E,O, bukan I,U,E,O,A nah kalau seperti itu tidak jelas.
Jadi, harus diberikan intonasi atau penekanan. Karena, kalau intonasinya tidak
ada, audiens juga akan kesal. Jadi, buka mulut, tapi jangan terlalu lebar. Setiap
kata itu harus jelas, dan clear. Kalau kita malas ngomongnya, orang lain juga akan
malas mendengarkan. Contoh: Manusia sekarang sudah berubah, pola berpikirnya
telah berubah. Mereka cerdas mengurusi urusan dunia, tapi tidak cerdas
mengurusi kehidupan akhirat. Kalau diajak pengajian, enteng saja menjawab
“masih ada kesempatan lain”, mereka merasa tidak berdosa. Jadi, jika ada diantara
kita yang tidak paham kehidupan akhirat, berarti kita jahiliyah. Manusia bodoh
dan tidak tahu fitrahnya. Apa fitrah manusia? Taat kepada Allah dan rasulnya.
Jadi, dalam menyampaikan pesan ini, intonasinya atau penekanannya harus jelas.
Hal ini saya sampaikan dimasjid muhtazam dikampung kajang. Karena disana,
masjidnya luas, tapi jamaahnya tidak sampai setengah, maka dari itu saya harus
menyampaikan dengan intonasi yang jelas. Karena, kita memang diwajibkan
untuk memberikan peringatan yang keras tentang risalah Allah.

4. Intonasi

Keempat adalah intonasi. Apabila nada kita datar saja, orang akan malas
mendengarkan. Jadi, ketika kita berbicara itu butuh energi, berikan intonasi atau
penekanan. Jadi, bermain saja diatas panggung, dengan intonasi yang jelas, agar
orang lain tidak bosan mendengarkan. Misalnya, anda beribacara dihadapan
mereka menggunakan teknik vocal public speaking, berikan intonasi, berayun-
ayun, kemudian berombak , dibandingkan dengan datar saja itu akan berbeda. Jadi
lakukan dengan lambat untuk dibagian awal, dipertengahan naik lagi, kemudian
turun lagi, begitu seterusnya. Jadi, kita berbicara itu mendayu-dayu, seperti orang
yang sedang bernyanyi. Contoh: Seperti Rhoma Irama ketika bernyanyi itu luar
biasa, dipadukan dengan rock sehinggal jadilah dangdut berinovasi. Inilah 4 hal
teknik vocal yang harus diperhatikan.

Dihadapan orang banyak, dan kita lihat situasi seperti tadi, saya banyak
menekankan karena masa masjid dan yang datang sembahyang setengah pun tidak
penuh. Jadi, karena mungkin dilingkungan itu lebih banyak yang mengurus urusan
dunianya, sehingga banyak waktu di kuras untuk dunia sehingga lalai dalam
kehidupan akhirat, akhirnya kita tidak punya tabungan dan tidak punya bekal
untuk kehidupan akhirat. Jadi itu 4 hal teknik vokal yang harus diperhatikan,
volume, passing atau speak, kemudian artikulaai dan intonasi.

Kita pindah yang ke-3 yang harus diperhatikan dalam teknik public
speaking adalah ekspresi dan gesture, ini juga sangat penting atau “penting
banget”, Kenapa? karena bisa menunjang visual atau penampilan atau look kalian
seperti yang saya sampaikan tadi sebelumnya, jangan datar-datar karena itu bisa
boring, sama kalau kita hidup detak jantung itu bergelombang-gelombang, kalau
datar orang bilang tidak akan menarik, sama saja kita mati, begitulah jantung
kalau tidak bergelombang, sudah datar, sudah kita masuk ambang kematian.
Begitu juga dengan ekspresi kita iharus seperti itu jangan datar karena bisa jadi
boring. Selain harus adaintonasinya, harus ada ekspresinya seiring dengan gesture
kalian, kalian bisa berekspresi dengan seluruh komponen yang ada di wajah
kalian mulai dari alis, mata, hidung, pipi, dagu dan mulut, semua bisa dijadikan
ekspresi. Selain itu ada juga namanya “body language” atau gesture kalian,
terutama kepala dan tangan. ini juga jadi problem di atas, kalau kita bicara di
depan orang, orang sudah bingung kalau misalnya bicara di depan public terlalu
banyak menggoyangkan, lebih baik diam, atau kalian gerak-gerakkan tangan
supaya tidak risih di atas panggung, body kalian ini tidak bisa terlalu tegang,
kenapa? Karena percaya diri penting, kalau di dukung percaya diri yang sangat
kuat, saya rasa apa yang tadi susah di atas panggung itu kita bisa mengimbangi.
Kalau kamu tidak percaya kamu tidak bisa kontrol gesturenya itu, dan kalau kau
punya percaya diri otomatis kau bisa kontrol gesture anda di atas mimbar atau di
atas panggung.

Terkadang kita tidak sadari, biasa terjadi kepala kita goyang kekiri dan
kekanan kayak kapal oleng, atau garuk kepala dan garuk muka kemudian garuk
belakang, goyang tangan terlalu kencang, ini terjadi karena tidak bisa kontrol
gesture tadi, karena mengapa? Karena mungkin hilang lagi percaya diri. Tekadang
juga saya biasa berbicara di depan orang (bukan di mimbar), saya sering pegang
tangan saya dan garuk terus, ternyata itu tidak baik di pandangan audiens, pernah
saya di protes orang di masjid, saya sementara khutbah tapi saya selalu menunjuk,
tangan saya menunjuk audiens, itu saya di kritik, begitupun dengan ustad das’ad
tampil, tangannya menunjuk-nujuk juga. Itulah, karena apa? karena kita sudah
menguasai gesture itu, karena kepercayaan diri dan ternayata mereka tidak baca
pesannya. Tapi saya setiap melakukan itu kalau memang ada yang penting,
dengan menggunakan tangan telunjuk ini, saya lakukan seperti itu di atas mimbar.
Biasa juga kita garuk kepala, kemudian garuk badan sampai kebelankang, itu juga
pengaruh gerak yang membuat kita tidak percaya diri. Jadi orang tidak senang
melihat kita di atas mimbar seperti itu. akhirnya apa yang terjadi? Kita akan
mengalami suatu penyakit yang biasa disebut dengan demam panggung , karena
melakukan gerakan-gerakan yang tidak perlu yang mendistrek (menggangu)
audiens sehingga audiens yang mendengarkan sesi yang kamu sampaikan
akhirnya apa? orang tidak senang apa yang anda sampaikan, anda mendistrek
audiens itu, itu tidak bagus. akhirnya apa yang kamu sampaikan itu tidak
terkontrol.

Ketika di depan panggung harus kamu kontrol dengan cara berdiri,


kemana kepala kalian bergerak, kemana badan kalian bergerak, kalau kita tidak
bisa mengontrol semua itu. Harus anda punya percaya diri dan jangan takut, kalau
rasa percaya diri sudah tepat artinya kalian bisa mengontrol semua. Kau bisa
nyakin dengan gesturemu itu karena percaya diri tadi, dan jangan mendistrek
audiens. Jadi kita harus mengontrol situasi itu, apa yang kita lakukan di atas
panggung dengan gerakan-gerakan itu. kenapa? karena kita punya percaya diri.
Nah itu 2 hal ini yang penting yang kita harus tahu teknik public speaking,yaitu
ekspresi dan gesturenya.

Kemudian yang ke 4 itu komunikatif. Orang biasa mengatakan kalau


komunikatif itu bumbu-bumbunya komunikasi. Jadi ketika kita berbicara di depan
panggung, sebelum kita berbicara, kita harus menganalisa dulu audiens, karena
audiens sangat penting. Audiens itu ketika kita berbicara dalam sebuah forum,
misalnya kalau ada bos kita, kita harus lakukan agar lebih mengerti, harus kita
puaskan audiens itu, ini ketika kita menjad pembicara, bahwa audiens itu bagian
penting forum itu. Nah bagaimana caranya? kita harus komunikatif dengan
audiens, kita bisa ajukan pertanyaan atau menyapa mereka, itu semakin
bagus.Misalnya “selamat datang kepada mahasiswa baru di departemen
komunikasi dan selamat berada di lingkungan ilmu komunikasi di universitas
hasanuddin”, itu contoh, Jadi semakin speasifik, tadinya umum karena dia masih
di terima universitas kemudian ke fakultas, baru ke departemen, dia menyapa
begitu saja, itu namanya komunikatif. Kalau misalnya kita membuka lagi, secara
spesifik lagi misalnya “apakah kalian sudah sarapan pagi Sehat? Atau kalian
semakin semangat menghadapi cara di jurusan Komunikasi. Artinya jika kita
sudah seperti itu maka audiens akan merasa semakin penting dan juga dihargai,
lalu kita juga bisa bertanya atau sekedar basa-basi kepada audiens seperti bertanya
“Apa kabar?” atau “Apa sudah sarapan?” dan juga “Apakah masih semangat
membahas materi saya?”. Maka yang seperti itu tidak apa-apa, lakukanlah saja
dan jangan takut. Artinya kita jangan minder dan lakukanlah interaksi anda
dengan audiens itu lebih komunikatif, karena jika kita seperti itu maka dia akan
merasa dihargai, mendapat penghormatan dari kita dan sudah bisa katakana bahwa
kita sebagai orang yang diatas membawa materi itu hebat. Selain itu jika memiliki
bakatnya lagi, seperti yang telah disampaikan, jika jam terbang itu banyak maka
semakin banyak bakat yang dikuasai. Lalu kita juga bisa menambahkan humor,
karena humor juga perlu, siapa sih yang tidak akan tertawa ketika mendengar
pembicaraan yang membosankan tetapi jika kita memasukkan humor ke
pembicaraan kita maka audiens kita bisa lebih mendengarkan apa yang kita
bicarakan.

“Dan bagi saya itu humor sangat susah dan saya tidak pernah melakukan itu,
saya tidak bisa.”

Kemudian terlalu banyak humor juga banyak kebohongannya, dan yakin


bahwa terlalu banyak humor itu juga banyak bohongnya dan banyak bicara
salahnya. Contoh Seperti pernah dijelaskan itu seorang teman yang lagi ceramah,
dia lebih banyak memasukkan humor daripada materinya dan akhirnya orang-
orang bertanya dia mau ceramah atau mau menjadi pelawak? Kalau ingin jadi
pelwak maka tempatnya bukan disini tetapi kalau ingin ceramah maka jangan jadi
pelawak, dimulai dari pertama sampai terakhir kebanyakan memasukkan humor
lalu materinya mau dibawa kemana? Itulah bahayanya kalau terlalu banyak
mengandung humor walaupun boleh tetapi jika humornya bisa dikurangi maka
lebih baik, jika ada seorang Da’i seperti itu maka saya tidak yakin karena terlalu
banyak bohongnya. Mungkin jika Gusdur memiliki humor diperkataanya tapi
pidatonya masuk akal, jika yang lainnya terlalu banyak humornya saja. Dia lebih
mementingkan lucu-lucuannya saja daripada khotbahnya dan ceramahnya
walaupun boleh saja tetapi jangan terlalu, saya juga terkadang seperti itu walau
tidak terus-terusan seperti itu. Contoh: di humor yang tidak masuk akal seperti
jika kita membahas isra’ miraj atau ceramah haji, disana dimekah ada melempar
jumrah, kemudian dia mengatakan “Melempar setan kemudian membeli batu”.
Ada orang yang berceramah seperti itu, lalu ada orang dari Kalimantan, sementara
dia melempar batunya kembali lagi lalu setelah dia pungut batunya, dia bilang lagi
jika dalam batunya tertulis “Sesama setan jangan saling melempar.” Nah itukan
humor dan memang orang akan tertawa tetapi apakah itu benar dalam ceramah
seperti itu? Tidak bisa dikatakan seperti itu walaupun dia menganggap bahwa ini
dapat membuat orang tertawa bisa jadi humor, justru ini sudah menjadi humor
tetapi humornya tidak baik. Kalaupun ada bakat, bisa ditambah humor karena
dengan humor itu maka bisa lebih komunikatif dengan audiens tetapi jangan
humor yang bisa tidak masuk akal seperti yang telah disampaikan.

Buatlah humor yang bisa dicerna oleh audiens dan bisa masuk
diperasaannya, karena agar pembicaraan tidak membosankan maka kita
bangkitkan semangat dengan cara itu. Saya juga sering memberi humor seperti itu
jika mengajar dikelasku, tetapi humornya tidak usah dismapaikan karena ini
menyangkut masalah suku dan bisa jadi menjadi SARA nanti apalagi disampaikan
dikelas itu tidak boleh. Baik dan itulah teknik dasar public speaking untuk bisa
kamu lakukan atau membuat pembicaraan kamu lebih menarik pembahasan public
speakingnya, sehingga baik. Seperti:

1. Self-confident atau percaya diri


2. Teknik vocal
3. Ekspresi dan gesture
4. Komunikatif

Itulah teknik public speaking yang artinya teknik yang paling mendasar yang
harus dipegang agar bisa kita lakukan sehingga membuat penampilan kita lebih
menarik kemudian pembahasannya juga lebih menarik dalam melakukan public
speaking kalian, itulah yang telah disampaikan pada hari ini dan cukup sampai
disini.

Saya akan memberi deadline sampai pukul 02.00 malam ini. Saya rasa waktunya
cukup untuk dikerjakan.

Anda mungkin juga menyukai