Anda di halaman 1dari 8

TUGAS TUTORIAL 2 (TT2)

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK (MKDK 4002)

Disusun Oleh:
Nama : Ipit Fitriawati
Nim : 857520018
Tutor : Drs.Narto Sugiarto.,M.Pd.,Kons

S1 – PGSD MASUKAN SARJANA


POKJAR BANJAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ BANDUNG 2023
SOAL TUGAS TUTORIAL 2 (TT2)
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK (MKDK 4002)
MASA TUTORIAL 2023.1
TUTOR : Drs.Narto Sugiarto.,M.Pd.,Kons

PETUNJUK UMUM :
1. Berdoalah sebelum mengerjakan soal
2. Kerjakan soal yang lebih mudah terlebih dahulu
3. Tidak dibenarkan melihat hasil pekerjaan orang lain
4. Baca dengan cermat dan teliti, waktu yang diberikan untuk mengerjakan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
5. Jawaban dikirim ke Silayar UT dalam bentuk file PDF.

SOAL ESSEY
1. Analisis dan jelaskan yang dimaksud dengan emosi, serta jelaskan secara terperinci tahap
perkembangan emosi dari semenjak lahir hingga dewasa, basic emotions hingga complex
emotions !........
Jawaban :
Emosi
Emosi adalah suatu keadaan psikofisiologis yang melibatkan perasaan, pemikiran, dan
respons fisik terhadap suatu rangsangan atau situasi tertentu. Emosi seringkali mencakup
kombinasi perubahan dalam ekspresi wajah, perubahan suhu tubuh, dan respon
hormonal. Emosi dapat bervariasi dari perasaan dasar hingga perasaan yang kompleks,
dan memainkan peran penting dalam membimbing perilaku dan interaksi manusia.
Tahap Perkembangan Emosi dari Lahir hingga Dewasa
1. Neonatal (0-2 Bulan):
• Emosi awal seperti senang, marah, dan ketakutan mungkin terlihat melalui ekspresi
wajah dan gerakan tubuh.
• Respons emosional terutama terkait dengan kebutuhan fisik seperti makan,
kenyamanan, dan perasaan aman.
2. Bayi (2-12 Bulan)
• Perkembangan emosional melibatkan pengenalan dan koneksi dengan caregiver.
• Berkembangnya senyuman sosial, tanda-tanda awal kegembiraan, dan mungkin
juga pertama kali terlihat ekspresi ketakutan terhadap orang asing.
3. Balita (1-3 Tahun):
• Ekspresi emosional semakin beragam.
• Mulai munculnya emosi dasar seperti kegembiraan, kejutan, kemarahan, dan
kecemburuan.
• Kesulitan mengontrol emosi, mungkin terjadi tantrum.
4. Anak Pra-Sekolah (3-6 Tahun):
• Munculnya empati dan pemahaman lebih mendalam tentang emosi orang lain.
• Berkembangnya kemampuan untuk mengenali dan mengungkapkan emosi secara
verbal.
5. Anak Sekolah (6-12 Tahun):
• Kemampuan untuk mengatur emosi semakin berkembang.
• Peningkatan pemahaman tentang kompleksitas emosi dan perasaan lebih abstrak
seperti rasa malu, bangga, dan bersalah.
6. Remaja (13-18 Tahun):
• Pengalaman emosi menjadi lebih kompleks dan intens.
• Identitas pribadi dan hubungan sosial dapat memiliki dampak signifikan pada
emosi.
• Kemampuan untuk mengelola emosi dan mengembangkan resiliensi menjadi
fokus.
7. Dewasa (19 Tahun ke Atas):
• Emosi mencakup rentang yang luas dari kegembiraan, kesedihan, cinta, dan
kecemasan.
• Peningkatan kemampuan untuk mengatasi stres dan mengelola konflik emosional.
Basic Emotions dan Complex Emotions
1. Basic Emotions (Emosi Dasar)
Emosi dasar adalah emosi yang dianggap universal dan muncul pada semua budaya
manusia. Contoh emosi dasar termasuk kegembiraan, ketakutan, kemarahan, kejutan,
sedih, dan jijik. Paul Ekman mengidentifikasi enam emosi dasar ini sebagai ekspresi
wajah yang dapat diakui secara universal.
2. Complex Emotions (Emosi Kompleks)
Emosi kompleks melibatkan perasaan yang lebih abstrak dan tergantung pada
perkembangan kognitif dan sosial individu. Contoh emosi kompleks termasuk rasa
malu, bangga, rasa bersalah, dan rasa syukur. Emosi kompleks sering kali melibatkan
pemikiran lebih mendalam tentang diri sendiri dan orang lain serta evaluasi nilai-nilai
dan norma-norma sosial.
2. Analisis dan jelaskan apa yang dimaksud dengan Keterikatan (attachment) serta faktor- factor
yang mempengaruhi Keterikatan (attachment) menurut Erikson dan Gillibrand !.......
Jawaban :
Attachment, atau keterikatan, merujuk pada ikatan emosional yang kuat yang terbentuk
antara individu, khususnya bayi atau anak kecil, dan figur perawat atau orang yang
merawatnya. Dua teori yang signifikan dalam pemahaman keterikatan adalah teori Erik
Erikson dan John Bowlby.
Erikson's Theory of Attachment:
Erikson mengembangkan konsep "trust versus mistrust" dalam tahap pertama
perkembangan psikososialnya, yang terjadi selama tahun-tahun awal kehidupan. Menurut
Erikson, hubungan anak dengan pengasuhnya membentuk dasar bagi perkembangan
psikososial yang sehat.
• Kepercayaan (Trust): Jika bayi merasa bahwa kebutuhan dasarnya dipenuhi secara
konsisten dan responsif, ia akan mengembangkan kepercayaan pada dunia dan orang
lain.
• Ketidakpercayaan (Mistrust): Sebaliknya, jika kebutuhan bayi tidak terpenuhi atau
pengasuhnya tidak konsisten dalam merespons, bayi dapat mengembangkan
ketidakpercayaan dan kecemasan.
Bowlby's Attachment Theory:
John Bowlby membahas konsep attachment dalam konteks hubungan anak dengan figur
pengasuhnya. Menurutnya, attachment adalah respons biologis dan evolusioner yang
mendorong bayi untuk membentuk ikatan dengan figur perawatnya sebagai bentuk
perlindungan dan keamanan.
1. Insting Biologis: Bowlby berpendapat bahwa manusia memiliki insting biologis untuk
membentuk attachment. Ini membantu memastikan perlindungan dan perawatan yang
diperlukan untuk kelangsungan hidup.
2. Fase-Fase Attachment:
• Fase Pre-attachment (0-6 minggu): Bayi mulai merespons terhadap orang-orang di
sekitarnya, tetapi belum membentuk attachment khusus.
• Attachment yang Jelih (6 minggu - 6-8 bulan): Bayi mulai mengembangkan
preferensi terhadap figur tertentu dan menunjukkan kecemasan saat dipisahkan.
• Attachment yang Aktif (6-8 bulan - 18 bulan - 2 tahun): Bayi semakin aktif dalam
menciptakan ikatan dan menunjukkan kecemasan saat berpisah.
3. Peran Orang Tua: Bowlby menekankan pentingnya responsif dan konsisten dari orang
tua dalam membentuk attachment yang aman. Ketersediaan dan kepekaan pengasuh
dapat membentuk dasar keamanan dan eksplorasi bagi anak.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterikatan:
• Responsifitas Orang Tua: Tingkat keberhasilan attachment dipengaruhi oleh sejauh
mana orang tua merespons dan memenuhi kebutuhan anak secara konsisten.
• Keamanan Lingkungan: Lingkungan yang aman dan stabil memberikan dasar
untuk pembentukan attachment yang sehat.
• Ketersediaan Figur Perawat: Ketersediaan dan ketetapan figur perawat dalam
merawat anak memberikan dasar untuk pembentukan ikatan yang aman.
• Konsistensi dalam Perawatan: Konsistensi dalam memberikan perawatan dan
respons terhadap kebutuhan anak membantu membentuk kepercayaan.

3. Analisis dan jelaskan 4 aspek harga diri menurut Coopersmith !.....


Jawaban :
Stanley Coopersmith, seorang psikolog, mengembangkan teori harga diri yang mencakup
empat aspek utama. Coopersmith memandang harga diri sebagai evaluasi individu terhadap
diri mereka sendiri. Berikut adalah empat aspek harga diri menurut Coopersmith:
1. Signifikan Terhadap Orang Lain (Significant to Others):
Aspek ini mencakup sejauh mana individu merasa bahwa mereka memiliki nilai dan
kepentingan bagi orang-orang di sekitarnya. Jika seseorang merasa dihargai dan diakui
oleh orang lain, maka ini dapat meningkatkan harga dirinya. Sebaliknya, kurangnya
perasaan ini dapat menyebabkan rendahnya harga diri.
2. Kompetensi (Competence):
Aspek ini berkaitan dengan sejauh mana individu merasa kompeten dalam melaksanakan
tugas dan mencapai tujuan mereka. Ketika seseorang berhasil dalam usaha mereka dan
dapat mengatasi tantangan, hal ini dapat meningkatkan harga diri. Sebaliknya,
ketidakmampuan untuk meraih tujuan atau merasa tidak kompeten dapat merugikan harga
diri.
3. Kontrol (Control):
Aspek kontrol mencakup sejauh mana individu merasa memiliki kendali atau kekuasaan
atas kehidupan mereka sendiri. Individu yang merasa memiliki kontrol atas nasib dan
keputusan mereka cenderung memiliki harga diri yang lebih tinggi. Sebaliknya, perasaan
kehilangan kontrol atau kekuasaan dapat merugikan harga diri.
4. Nilai Moral (Morality of Behavior):
Aspek ini melibatkan sejauh mana individu merasa bahwa perilaku mereka sesuai dengan
standar moral dan etika. Jika seseorang merasa bahwa tindakan mereka konsisten dengan
nilai-nilai moral yang diakui secara sosial, ini dapat meningkatkan harga diri. Sebaliknya,
tindakan yang dianggap tidak bermoral atau melanggar norma sosial dapat merugikan
harga diri.
Dalam keseluruhan, harga diri yang positif menurut Coopersmith didasarkan pada perasaan
signifikan terhadap orang lain, kompetensi pribadi, kontrol atas hidup, dan kepatuhan terhadap
nilai moral. Individu yang merasa dihargai, kompeten, memiliki kontrol, dan bertindak sesuai
dengan nilai-nilai moral biasanya cenderung memiliki harga diri yang lebih tinggi.

4. Analisis dan jelaskan 3 fase perkembangan otak Anak Usia Dini !.......
Jawaban :
Perkembangan otak pada anak usia dini melibatkan serangkaian fase penting yang
memengaruhi kemampuan kognitif, emosional, dan sosial mereka. Berikut adalah analisis dari
tiga fase perkembangan otak anak usia dini:
1. Fase Embrio (0-2 tahun):
- Pertumbuhan Sel Otak: Pada periode ini, terjadi pertumbuhan sel otak yang sangat
pesat. Sel-sel otak berkembang dan mengalami diferensiasi untuk membentuk struktur
otak yang mendasar.
- Pembentukan Sinapsis: Proses sinaptogenesis meningkat secara signifikan. Sinapsis
adalah koneksi antara sel-sel saraf yang memungkinkan transmisi sinyal saraf. Jumlah
sinapsis yang dibentuk pada fase ini sangat besar dan merupakan dasar bagi
perkembangan fungsi kognitif anak.
- Peran Stimulasi Lingkungan: Stimulasi lingkungan yang kaya, seperti interaksi sosial,
mainan yang merangsang, dan kehadiran orang dewasa yang peduli, sangat penting
untuk mengoptimalkan perkembangan otak pada fase ini.
2. Fase Praoperasional (2-7 tahun):
- Perkembangan Bahasa: Fase ini ditandai dengan perkembangan bahasa yang pesat.
Anak belajar menggunakan simbol dan kata-kata untuk menyatakan pikiran dan
perasaan mereka, yang membantu dalam pengembangan fungsi eksekutif dan
pemecahan masalah.
- Pengembangan Imajinasi: Imajinasi dan permainan peran menjadi penting pada fase
ini. Anak mulai mengembangkan kemampuan berpikir simbolik, memungkinkan
mereka untuk bermain "sebagai jika" dan memahami konsep abstrak.
- Pengenalan Peran Sosial: Anak mulai mengenali peran sosial dan norma-norma sosial.
Mereka belajar bagaimana berinteraksi dengan orang lain dan memahami aturan
dalam kelompok mereka.
3. Fase Operasional Konkret (7-11 tahun):
- Pengembangan Pemikiran Logis: Anak-anak pada fase ini mulai mengembangkan
kemampuan pemikiran logis yang lebih konkret. Mereka dapat memahami konsep
kuantitas, ruang, waktu, dan relasi lebih baik daripada pada fase sebelumnya.
- Kemampuan Pemecahan Masalah: Kemampuan anak untuk memecahkan masalah
secara logis dan sistematis meningkat. Mereka dapat menerapkan konsep matematika
dalam pemecahan masalah sehari-hari.
- Peningkatan Kontrol Diri: Fase ini juga melibatkan perkembangan fungsi eksekutif,
termasuk peningkatan kontrol diri dan kemampuan perencanaan. Anak-anak mulai
mengembangkan pemahaman tentang konsekuensi dari tindakan mereka.

5. Menurut para ahli ada 2 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan fisik
anak, yaitu faktor internal dan eksternal. Apa yang dimaksud faktor internal dan eksternal
? ....... serta sebutkan dan jelaskan apa saja yang termasuk kedalam faktor internal dan
eksternal tersebut !...........
Jawaban :
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam tubuh anak itu sendiri. Ini
melibatkan proses-proses biologis dan genetika yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan. Beberapa contoh faktor internal meliputi :
- Genetik: Faktor ini mencakup warisan genetik yang diterima anak dari orangtuanya.
Gen-gen ini memainkan peran penting dalam menentukan tinggi badan, struktur tubuh,
dan karakteristik fisik lainnya.
- Kesehatan: Kesehatan anak, termasuk kondisi kesehatan fisik dan mental, dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Gizi yang baik, kebugaran, dan
kesehatan umum memainkan peran penting dalam perkembangan anak.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah pengaruh dari lingkungan dan faktor di luar tubuh anak. Ini
mencakup kondisi lingkungan fisik, sosial, dan budaya. Beberapa contoh faktor eksternal
meliputi:
- Nutrisi: Asupan nutrisi yang mencukupi adalah faktor eksternal kunci yang
mempengaruhi pertumbuhan anak. Nutrisi yang baik, termasuk vitamin, mineral, dan
zat-zat lainnya, diperlukan untuk perkembangan tulang, otot, dan organ tubuh.
- Lingkungan Fisik: Lingkungan tempat tinggal, udara, dan kebersihan juga dapat
berpengaruh. Misalnya, paparan terhadap polusi udara atau kekurangan sanitasi dapat
memengaruhi kesehatan anak.
- Stimulasi dan Aktivitas Fisik: Interaksi anak dengan lingkungan sekitarnya dan tingkat
aktivitas fisiknya juga memainkan peran penting. Stimulasi kognitif dan fisik dapat
merangsang perkembangan otak dan otot anak.
- Sosial dan Ekonomi: Faktor-faktor seperti pendidikan, budaya, dan kondisi ekonomi
keluarga dapat memengaruhi akses anak terhadap sumber daya kesehatan dan
pendidikan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangannya.

Anda mungkin juga menyukai